Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN

Tentang

”SISTEM DAN PROSES MANAJEMEN”

Dosen Pengampu:

Dr. Hj. Nani Sutami M.Pd

DISUSUN OLEH :

ZAHWA SABILA ANISA

ANGELINA JOYA JASMINE RUSELL

DITA SALMA

PRODI : PENDIDIKAN EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN EKONOMI

2019

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, sang Pengatur Alam Semesta, yang telah melimpahkan
kasih-Nya sehingga kami berhasil menyusun Makalah ‘Pengantar ManajemenSistem dan Proses
Manajemen’ dengan baik.

Dalam penulisan makalah ini kami mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, dan
untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Hj. Nani Sutami M.Pd sebagai dosen
Pengantar Manajemen, dan kepada rekan-rekan yang membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang penyusunan


makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah yang telah kami susun ini masih
terdapat banyak kesalahan serta kekurangan, sehingga kami tetap mengharapkan masukan serta
kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk makalah ini.Akhir kata, kami berharap
agar makalah ini bisa memberikan banyak manfaat dalam keberlangsungan proses pembelajaran.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1.............................................................................................Latar Belakang 1
1.2........................................................................................Rumusan Masalah 1
1.3.........................................................................................Tujuan Penulisan 1

BAB 2 PEMBAHASAN................................................................................2
2.1. Sistem Nilai Budaya Organisasi..............................................................2
2.1.2 Pengertian Budaya Organisasi Menurut Para Ahli.........................3
2.1.2 Ciri – Ciri Budaya Organisasi.........................................................4
2.1.3 Sumber – Suber Budaya Organisasi...............................................5
2.1.4 Fungsi Budaya Organisasi..............................................................5
2.1.5 Tipologi Budaya.............................................................................5
2.1.6 Faktor – Faktor Budaya Organisasi................................................7
2.2 Proses Manajemen....................................................................................7

BAB 3 PENUTUP.......................................................................................13
3.1. Kesimpulan............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................14
DAFTAR PENYUSUN...............................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menejemen telah didefinisikan dalam berbagai cara, menejemen terdiri dari proses atau
kegiatan yang menjelaskan apa yang dilakukan manajer pada operasi organisasi mereka:
merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan/mengarahkan, dan mengontrol/mengawasi.

Sistem dapat di jelaskan dengan sederhana sebagai seperangkat elemen yang


digabungkan satu dengan yang lainnya untuk satu tujuan bersama. Suatu subsistem adalah
bagian dari sistem yang lebih besar. organisasi adalah sistem dan bagiannya (difisi, departemen,
fungsi, satuan dan sebagainya) adalah subsistem.

Sekarang ini, para manajer harus melakukan lebih dari sekedar menetapkan strategi
jangka panjang dan berharap bahwa hasil yang terbaik akan diperoleh. Oleh karena itu, para
pemimpin organisasi atau perusahaan harus pro aktif, mengantisipasi perusahaan, dan melakukan
penyempurnaan terus menerus, bahkan bila perlu membuat perubahan strategi yang mendasar.

Oleh karena itu dalam suatu perkumpulan atau organisasi, untuk mencapai suatu tujuan
bersama, dibutuhkan suatu manajemen. Hal ini agar segala sesuatu yang dirumuskan untuk
menjadi tujuan bersama tersebut dapat tercapai dengan sempurna. Segala sesuatu yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan tersebut akan terorganisir dengan baik.

1.2 tujuan

1) untuk mengetahui tentang system nilai budaya dalam sisitem manajemen

2) untuk mengetahui proses manajemen

1.3 Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan Sistem nilai budaya organisasi dalam sistem manajemen?
2) Bagaimana proses manajemen?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Nilai Budaya Organisasi

Organisasi sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama


secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam
memanfaatkan sumber daya organisasi ( uang, material, mesin, metode, lingkungan, sarana-
parasarana, data, dll ) secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Kerjasama dimaksud adalah kerjasama yang terarah pada pencapaian tujuan.

Kerjasama yang terarah tersebut dilakukan dengan mengikuti pola interaksi antar setiap
individu atau kelompok. Pola interaksi tersebut diselaraskan dengan berbagai aturan, norma,
keyakinan, nilai-nilai tertentu sebagaimana ditetapkan oleh para pendiri organisasi itu.
Keseluruhan pola interaksi tersebut dalam waktu tertentu akan membentuk suatu kebiasaan
bersama atau membentuk budaya organisasi.

Dalam pekembangannya, pertama kali Budaya Organisasi dikenal di Amerika dan Eropa
pada era 1970-an. Salah satu tokohnya : Edward H. Shein seorang Profesor Manajemen dari
Sloan School of Management, Massachusetts Institute of Technology dan juga seorang Ketua
kelompok Studi Organisasi 1972-1981, serta Konsultan Budaya Organisasi pada berbagai
organisasi di Amerika dan Eropa. Salah satu karya ilmiahnya : Organizational Culture and
Leadership.

Di Indonesia Budaya Organisasi menurut Ndraha, mengemukakan bahwa sejak tahun 80-
an saat sektor swasta berkesempatan mengembangkan usaha di bidang non-migas, kebutuhan
akan pembudayaan nilai-nilai baru tentang kewirausahaan dan manejemen. Alvin dan Heide
Toffler menyebutnya wave. Kemudian pada tahun 90-an banyak dibicarakan tentang kebutuhan
nilai-nilai baru, konflik budaya, dan bagaimana mempertahankan Budaya Indonesia serta
pembudayaan nilai-nilai baru.

Bersamaan dengan itu para akademisi mulai mengkajinya dan memasukkannya ke dalam
kurikulum berbagai pendidikan formal dan infomal. Salah satu pakar yang cukup gigih

2
mengembangkan Budaya Organisasi adalah Taliziduhu Ndraha, seorang pakar Ilmu
Pemerintahan.

Budaya organisasi disebut juga budaya perusahaan dan budaya kerja, karena tidak bisa
dipisahkan dengan kinerja (performance) Sumber Daya Manusia (SDM); makin kuat budaya
perusahaan, makin kuat pula dorongan untuk berprestasi.

2.1.1 Pengertian Budaya Organisasi Menurut Para Ahli

Berikut merupakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut para ahli

Edward Burnett : Culture or civilization, take in its wide techno graphic sense, is that complex
whole which includes knowledge, belief, art, morals, law, custom and any other capabilities and
habits acquired by men as a member of society. (Budaya mempunyai pengertian teknografis
yang luas meliputi ilmu pengetahuan, keyakinan/percaya, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan
berbagai kemampuan dan kebiasaan lainnya yang didapat sebagai anggota masyarakat.)

Vijay Sathe

Culture is the set of important assumption (opten unstated) that members of a community
share in common.(Budaya adalah seperangkat asumsi penting yang dimiliki bersama anggota
masyarakat)

J.R. Schermerhorn

Organization is a collection of people working together in a division of labor to achieve a


common purpose. ( Organisasi adalah kumpulan orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama)

Philiph Selznick

Organisasi adalah pengaturan personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang
telah ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab.

Peter F. Drucker

3
Budaya Organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah ekternal dan internal yang
pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan
kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan
merasakan terhadap masalah-masalah terkait sepeti di atas.

Edgar H. Schein

Budaya Organisasi mengacu ke suatu sistem makna bersama, dianut oleh anggota-anggota
yang membedakan organisasi itu terhadap organisasi lain.

Daniel R. Denison

Budaya Organisasi adalah nilai-nilai, keyakinan dan prinsip-prinsip dasar yang merupakan
landasan bagi sistem dan praktek-praktek manajemen serta perilaku yang meningkatkan dan
menguatkan prinsip-prinsip tersebut. dapat disimpulkan budaya organisasi merupakan sistem
nilai yang diyakini dan dapat dipelajari, dapat diterapkan dan dikembangkan secara terus
menerus, suatu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan
menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan bereaksi terhadap
lingkungannya yang beraneka ragam.

2.1.2Ciri-ciri Budaya Organisasi

Menurut Robbins (1996:289), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:

1. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan
mengambil resiko.

2. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan,


analisis dan perhatian terhadap detail.

3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan
proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.

4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang
di dalam organisasi itu.

5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu.

4
6. Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.

7. Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.

Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh
gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan
pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan
diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku.

2.1.3Sumber-sumber Budaya Organisasi

Menurut Tosi, Rizzo, Carrol seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:264), budaya
organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1.Pengaruh umum dari luar yang luas. Mencakup faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan
atau hanya sedikit dapat dikendalikan oleh organisasi.
2.Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat. Keyakinan-keyakinan dn nilai-nilai yang
dominan dari masyarakat luas misalnya kesopansantunan dan kebersihan.
3.Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi. Organisasi selalu berinteraksi dengan
lingkungannya. Dalam mengatasi baik masalah eksternal maupun internal organisasi akan
mendapatkan penyelesaian-penyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai
masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi.

2.1.4 Fungsi Budaya Organisasi :

1. Perasaan Identitas dan Menambah Komitmen Organisasi


2. Alat Pengorganisasian Anggota
3. Menguatkan Nilai-Nilai dalam Organisasi
4. Mekanisme Kontrol Prilaku ( Nelson dan Quick,1997)

2.1.5 Tipologi Budaya :

Menurut Sonnenfeld dari Universitas Emory, ada empat tipe budaya organisasi :

1. Akademi

5
Perusahaan suka merekrut para lulusan muda universitas, memberi mereka pelatihan
istimewa, dan kemudian mengoperasikan mereka dalam suatu fungsi yang khusus.
Perusahaan lebih menyukai karyawan yang lebih cermat, teliti, dan mendetail dalam
menghadapi dan memecahkan suatu masalah.
2. Kelab
Perusahaan lebih condong ke arah orientasi orang dan orientasi tim dimana perusahaan
memberi nilai tinggi pada karyawan yang dapat menyesuaikan diri dalam sistem organisasi.
Perusahaan juga menyukai karyawan yang setia dan mempunyai komitmen yang tinggi serta
mengutamakan kerja sama tim.
3. Tim Bisbol
Perusahaan berorientasi bagi para pengambil resiko dan inovator, perusahaan juga
berorientasi pada hasil yang dicapai oleh karyawan, perusahaan juga lebih menyukai
karyawan yang agresif. Perusahaan cenderung untuk mencari orang-orang berbakat dari
segala usia dan pengalaman, perusahaan juga menawarkan insentif finansial yang
sangatbesar dan kebebasan besar bagi mereka yang sangat berprestasi.
4. Benteng
Perusahaan condong untuk mempertahankan budaya yang sudah baik. Menurut
Sonnenfield banyak perusahaan tidak dapat dengan rapi dikategorikan dalam salah satu dari
empat kategori karena merek memiliki suatu paduan budaya atau karena perusahaan berada
dalam masa peralihan.

Budaya perusahaan tidak berhenti pada nilai-nilai organisasi begitu saja. Mempunyai
corporate values belum tentu mempunyai budaya perusahaan yang baik.Singkatnya, secara
praksis, budaya perusahaan tak lebih dari nilai-nilai dalam tindakan (Values in Action).
Nilai-nilai perusahaan layak disebut budaya perusahaan, tatkala nilai-nilai itu sudah
mengejawantah, mewujud dalam perilaku kerja keseharian para anggota atau karyawan.

Dari pengertian tersebut beberapa pemahaman terkait budaya organisasi di bawah ini
perlu digarisbawahi.

a. Adanya nilai-nilai (dan keyakinan) dalam sebuah organisasi (apapun).


b. Nilai-nilai itu sebagai landasan perilaku anggota organisasi.

6
c. Jika sebagai landasan, maka nilai (dan keyakinan) itu harus sungguh mewujud dalam
perilaku kerja keseharian anggota organisasi, dan itubaru bisa disebut sebuah “budaya
organisasi”. Jika tidak, nilai dan keyakinan itu tinggal slogan, belum membentuk sebuah
budaya.
Jika dalam organisasi berkembang budaya yang disebut jarak kekuasaan atau power
distance, tidak mustahil ada orang yang menduduki jabatan pimpinan yang menggunakan
diferensiasi vertical itu sebagai wahana untuk memperbesar kekuasaannya. Dengan kata
lain, menambah jarak antara pejabat pimpinan yang bersangkutan dengan para bawahannya.
Dalam suatu birokrasi yang dipimpin oleh orang-orang yang masih berorientasi kekuasaan,
budaya seperti itu sering budaya seperti itu sering disebut sebagai empire building.

2.1.6 Faktor – Faktor Budaya Organisasi

Menurut Tosi, Rizzo, Carrol seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:264), budaya
organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1 .Pengaruh umum dari luar yang luas. Mencakup faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan
atau hanya sedikit dapat dikendalikan oleh organisasi.

2. Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat. Keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai yang
dominan dari masyarakat luas misalnya kesopansantunan dan kebersihan.

3. Faktor-faktor yang spesifik dari organisasi. Organisasi selalu berinteraksi dengan


lingkungannya. Dalam mengatasi baik masalah eksternal maupun internal organisasi akan
mendapatkan penyelesaian-penyelesaian yang berhasil. Keberhasilan mengatasi berbagai
masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi.

2.2 Proses Managemen

Proses manajemen adalah daur beberapa gugusan kegiatan dasar yang berhubungan secara
integral, yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum, yaitu proses perencanaan, proses
pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses pengendalian, dalam rangka mencapai sesuatu
tujuan secara ekonomis. Sesungguhnya keempat proses itu merupakan hasil ikhtisar dari pelbagai
pendapat praktisi dan ahli mengenai manajemen.

a. Planning (Perencanaan)

7
Perencanaan adalah proses kegiatan rasional dan sistemik dalam menetapkan keputusan,
kegiatan atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan di kemudian hari dalam rangka usaha
mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Langkah-langkah perencanaan :
a) Memilih sasaran (tujuan) organisasi
b) Sasaran (tujuan) ditetapkan untuk setiap sub-unit organisasi –divisi, departemen dan
sebagainya
c) Program ditentukan untuk mencapai tujuan dengan cara yang sistematik.

Manfaat Perencanaan :

1. Standar pelaksanaan dan pengawasan


2. Pemilihan berbagai alternatif terbaik
3. Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
4. Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti
5. Meningkatkan kinerja (keberhasilan organisasi tergantung keberhasilan perencanaanya)

b. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah menyusun hubungan perilaku yang efektif antar personalia,


sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan memperoleh keputusan pribadi
dalam melaksanakan tugas-tugas dalam situasi lingkungan yang ada guna mencapai tujuan
dan sasaran tertentu.Mencapai tujuan secara lebih efektif dan efisien karena dikerjakan
bersama-samaMengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam usaha mencapai
tujuan institusional.

Langkah-langkah pengorganisasian :

a) Kegiatan yang serumpun (sejenis) dikelompokkan dalam satu unit kerja


b) Menetapkan fungsi,tugas,wewenang,tanggung jawab, setiap unit kerja.
c) Menetapkan personal (jumlah dan kualifikasinya) setiap unit kerja
d) Menentukan hubungan kerja antar unit kerja

8
Manfaat Pengorganisasian :

a) Wadah memanfaatkan sumber daya dan teknologi bersama-sama


b) Wadah mengembangkan potensi dan spesialisasi yang dimiliki seseorang
c) Wadah mendapatkan jabatan dan pembagian kerja

c. Actuating (Pelaksanaan/Pengarahan)

Proses pelaksanaan/pengarahan meliputi pemberian arahan, perintah kerja,


dorongan dan motivasi kerja, serta pemecahan masalah.

Kepemimpinan (leadership)

Kepemimpinan adalah suatu proses yang dilakukan manajer perusahaan untuk


mengarahkan (derecting) dan memengaruhi (influencing) para bawahannya dalam
kegiatan yang berhubungan dengan tugas (task –relatedactivities), agar para bawahannya
tersebut mau mengerahkan seluruh kemampuannya – baik sebagai pribadi maupun
sebagai anggota suatu tim, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.

Pelaksanaanya adalah :

a) Usaha mengatur semua anggota kelompok agar mau dan berusaha mencapai tujuan

b) Usaha mobilitas sumber – sumber daya yang dimilki organisasi agar dapat bergerak
dalam satu kesatuan dengan merancang yang telah dibuat

Fungsi pengarahan dan implementasi yaitu proses implementasi program agar dapat
dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak
tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktifitas
yang tinggi.
Kegiatan dalam Fungsi Pengarahan dan Implementasi :

9
a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motivasi
kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian
tujuan
b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan.
c. Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan.

Manfaat kepemimpinan
1. Sebagai educator, ia berperan merencanakan, melaksanakan, menilai hasil
pembelajaran, membimbing dan melatih, meneliti daj mengabdi kepada masyarakat
khususnya bagi dosen.
2. Sebagai manager, ia melakukan perencanaan, pengorganisasia, pengarahan, dan
pengawasan.
3. Sebagai administrator, ia harus mampu mengelola ketatausahaan sekolah/ madrasah
dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah / madrasah.
4. Sebagai supervisor, ia merencanakan supervise, melaksanakan supervise dan
menindaklanjuti hasil supervise untuk meningkatkan profesionalisme guru.
5. Sebagai orang yang social, ia bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan
sekolah / madrasah, berpartisipasi dalam kegiatan social kemasyarakatan, dan
memiliki kepekaan (empati) social terhadap orang dana tau kelompok orang.
6. Sebagai leader, ia harus memimpin sekolah / madarasah dalam rangka pendayagunaan
sumber daya sekolah / madrasah secara optimal.
7. Sebagai entrepreneur, ia harus kreatif (termasuk inovatif), bekerja keras, etos kerja,
ulet (pantang menyerah), dan naluri kewirausahaan.

d. Controlling (Pengawasan/Pengendalian)

Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan proses monitoring terhaadap


berbagai aktivitas yang dilakukan sumber daya organisasi untuk memastikan bahwa
aktivitas yang dilakukan tersebut akan dapat mencapi tujuan yang telah ditetapkan dan
tindakan koreksi dapat dilakukan untuk memperbaiki penyimpangan yang terjadi. Proses
ini diawali dengan pengawasan (monitoring) dan bila ada bagian-bagian dari proses kinerja

10
perusahaan yang berada pada jalur yang salah, manajer harus mengambil tindakan korektif
mengatasi masalah tersebut.

Tujuan dan manfaat pengendalian :


a. Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan,
pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan.
b. Mencegah terulangnya kembali kesalahan, penyimpangan, penyelewengan,
pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan.
c. Mendapat cara – cara yang lebih baik atau membina yang telah baik.
d. Meningkatkan kinerja organisasi
e. Memberikan opini atas kinerja organisasi
f. Mengarahkan manajemen untuk melakukan koreksi untuk melakukan koreksi atas
massalah – masalah pencapaian kinerja yang ada

Proses Pengendalian

1. Penetapan Tujuan (Goal Setting)


Proses pengendalian diawali dengan adanya penetapan terlebih dahulu berbagai tujuan
yang ingin dicapai oleh perusahaan, strategi untuk mencapai tujuannya tersebut,
sampai kepada penentuan anggaran (budget) yang menunjukkan rencana alokasi
masing – masing sumber daya organisasi perusahaan dalam menunjang pencapaian
tujuan.
2. Pengukuran (Measuring)
Aktivitas pengukuran menyangkut dua hal: pertama, pengukuran berkaitan dengan apa
yang diukur (objek pengukuran). Kedua,pengukuran berkaitan dengan bagaimana
pengukuran dilakukan (metode pengukuran).
3. Membandingkan (comparing)
Merupakan proses membandingkan kinerja aktual (actual performance) dengan
standar kinerja dan berbagai tujuan yang ditetapkan.
4. Tindakan Manajerial (managerial action)

11
Langkah terakhir dari proses pengendalian adalah melakukan evaluasi terhadap kinerja
yang dicapai organisasi secara keseluruhan maupun pencapian kinerja individu.pada
tahap ini manajer akan melakukan tindakan koreksi dengan memperbaiki cara utilitas
sumber daya organisasi apabila kinerja aktual menyimpang jauh disbanding standar.

12
BAB 111

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Sistem manajemen merupakan sebuah cara tepat untuk mengukur capaian dari visi suatu
perusahaan ini terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Yang paling penting untuk
diperhatikan dalam memilih sistem manajemen yang cocok dengan perusahaan ada variabel-
variabel apa saja yang bisa diukur, prioritas apa saja yang diutamakan oleh perusahaan serta
orientasi dari visi perusahaan.
Organisasi sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara
rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan
sumber daya organisasi secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Budaya organisasi merupakan nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan
dan cara para karyawan berprilaku, seorang karyawan bisa saja sangat mampu dan efisien dalam
bekerja tanpa tergantung pada ornag lain, tetapi jika perilakunya tidak sesuai dengan budaya
organisasi maka ia tidak akan berhasil di dalam organisasi.

Proses manajemen adalah daur beberapa gugusan kegiatan dasar yang berhubungan secara
integral, yang dilaksanakan di dalam manajemen secara umum, yaitu proses perencanaan, proses
pengorganisasian, proses pelaksanaan dan proses pengendalian, dalam rangka mencapai sesuatu
tujuan secara ekonomis.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sagian, Sondang P. Manajemen Abad 21, Jakarta: Bumi Aksara, 2004

Mulyono. Manajemen administrasi dan organisasi pendidikan. Yogyakarta: Ar-ruzz Media,


2017

Usman, Husain. Manajemen teori, praktik, dan riset pendidikan edisi 4. Jakarta Timur: PT Bumi
Aksara, 2013.

Solihin,Ismail. pengantar manajemen, Jakarta: Erlangga, 2009.

Usman, Husmaini. Manajemen teori dan praktik dan riset pendidikan edisi kedua, Jakarta:
TimurPT Bumi Aksara. 2008.

https://desyberbagiilmu.blogspot.com/2016/12/penerapan-poac-di-perusahaan.html

http://juniskaefendi.blogspot.com/2016/03/makalah-pengantar-manajemen-tentang.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Proses_Manajemen

14
DAFTAR PENYUSUN

Angelina Joya Jasmine Rusell (Cover, Kata Pengantar)

Dita Salma (Bab 1, daftar isi)

Zahwa Sabila Anisa (Bab 2, power point)

15

Anda mungkin juga menyukai