MANAJEMEN PERUBAHAN
OLEH:
NIM : 2261201004
KELAS : 4 B1
JURUSAN MANAJEMEN
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat dsn karunianya
yang telahdilimpahkannya, sehingga kami bias menyelesaikan makalah ini dengan
dengan tepat dan waktu yangditentukan.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Manajemen Perubahandan Bencana yang diberikan oleh Dosen bidang studi, dan
juga berguna sebagai acuan atau mediauntuk belajar.
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2. Defenisi Manajemen
Teori dan praktik manajemen perubahan melibatkan banyak disiplin ilmu dan
tradisi ilmu ilmu sosial. manajemen perubahan bukan suatu disiplin ilmu terpisah
dengan batasan kaku yang terdefinisikan dengan jelas.Masalahnya, manajemen
perubahan semakin dipersulit lagi karena ilmu sosial yang saling berkaitan.
1. Tujuan Perubahan
spesialisasi pekerjaan
rentang kendali
desain organisassi
b. perubahan perilaku personal
Komunikasi
pengambilan keputusan
pemecahan masalah
gaya kepemimpinanan suasana atau iklim dan budaya kerja yang berubah
melalui pemeliharaan suasana yang berlaku saat ini menuju suasana yang
akan datang dalam orientasi peningkatan mutu dan efektivitas. perubahan
perilaku ini dibangun sebagai perketat dalam meningkatkan atau
mempertahankan Tingkat keberhasilan
a. strategi fasilitatif yaitu untuk mencapai tujuan perubahan sosial yang telah
ditentukan, penyediaan fasilitas lebih diutamakan dengan maksud
mengadakan program perubahan sosial sehingga berjalan dengan lancar
b. Strategi pendidikan yaitu mengadakan perubahan fakta agar orang
menggunakan fakta atau menentukan tindakan yang akan dilakukan
c. strategi bujukan yaitu Tujuan perubahan sosial dapat dicapai dengan cara
membujuk agar sasaran perubahan mengikuti perubahan sosial yang
direncanakan
d. Strategi paksaan yaitu Tujuan perubahan sosial dapat dicapai dengan cara
memaksa agar sasaran perubahan mau mengikuti perubahan sosial yang
direncanakan
4. Sumber daya
sumber daya atau area perubahan dalam manajemen perubahan ini meliputi 8
area perubahan, yaitu: perubahan budaya dan pola pikir ( cultureset and mindset)
Organisasi, proses kerja sumber daya manusia ( SDM), regulasi, pengawasan,
akuntabilitas, dan pelayanan.
5. Manajer/Pemimpin Perubahan
Ada lima praktik dasar yang menjadikanmu pemimpin mampu memastikan hal-
hal luar biasa dapat terlaksana yaitu:
Menentang proses
menginspirasi visi bersama
menjadikan atau memungkinkan orang lain untuk bertindak
Menjadi model
mendorong hati dan jiwa,
b. Peran pemimpin dalam proses perubahan
ada beberapa hal yang harus dipelajari dalam menentukan pemimpin perubahan
yaitu:
Pengajaran mengenai berbagai konsep tentang kepemimpinan, hakekat, gaya,
model, atribut, sifat, jenis, Kharisma, dan bakat seorang pemimpin
pelatihan kepemimpinan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi
mengasah kemampuan untuk menunjukkan arah
membagi-bagi peran dan tugas
kemampuan untuk mengambil keputusan secara tepat dan tepat dan berpikir
kreatif out of the box
ada 3 pelaku perubahan yang bisa berperan dalam setiap proses perubahan yaitu;
e. Organisasi
Memahami karakteristik organisasi
o survei feedback
o sensitivity
o team buildinng
o quality of Work Life
o manajemen by objectives
f. Target audiens yang pasti (sasaran perubahan)
Proses perubahan terdiri dari tiga elemen yang saling berhubungan yaitu
sebagai berikut.
3. PeoplePerubahan
organisasi dapat mengambil beberapa bentuk, struktural
atauteknis yang memerlukan individu dalam bentuk perubahan sikap
atauperilaku. Sebaliknya perubahan semakin memerlukan individu
dankelompok untuk mempertimbangkan secara radikal terhadap
sikapnyatentang bagaimana pekerjaan diwujudkan, dan bagaimana
merekaberperilaku terhadap rekan keja internal dan mitra eksternal
4. Peran dan tanggung jawab
Di dalam menjalankan manajemen perubahan dikenal adanya
pemeranutama sehingga menyangkut pula tanggung jawab, yaitu
disebutsebagai berikut (Potts dan Lamarsh, 2004 : 62 – 92)
a. Change advocatesInisiatif untuk melakukan perubahan
pada umumnya datang daripara pemimipin organisasi,
dalam banyak hal datang dari direkturatau senior manajer.
Akan tetapi tidak hanya orang dalamorganisasi datang
dengan gagasan bagus, setiap orang bisamelakukan. Hanya
saja jika gagasan datang dari orang yang tidakmempunyai
wewenang akan sulit terjadi.
b. SponsorSeorang, sponsor tidak dapat memberikan
wewenang denganmenunjuk change agent, kemudian
meninggalkannya. Sponsorseringkali adalah direktur atau
senior manajer yang sibuk denganpekerjaannya sehari-hari,
tetapi juga bertanggung jawab untukmenjalankan peran
aktif dalam banyak perubahan yang seringkalidilakukan
dari mejanya.
c. Change agentDi dalam hirarki perubahan di atas change
agent adalah sponsor,sedangkan di bawahnya target adalah
sponsor minta change agentuntuk memahami pada tingkat
strategis tentang bagaimanaperubahan akan membuat
perubahan bisnis dan membuatnya lebihbaik. Mereka
berbicara dalam terminology bisnis danmengharapkan
change agent menyampaikan perubahan dengancepat dan
dengan biaya yang efisien.
d. Targets, Target adalah seseorang yang harus berubah
sering dikira bahwatarget adalah kelompok kecil orang di
mana perubahan akanmempunyai dampak terbesar. Akan
tetapi sebenarnya targettermasuk orang diluar organisasi,
seperti pelanggan. Setiap targetuntuk menolak dan
resistensi ini berasal dari perspektifnya tentangperubahan.
Seringkali perspektif mereka adalah sebagai
korbanperubahan
e. Stake holders, Masing-masing peran, sponsor, change
agent dan target salingbergantung satu sama lainnya. Jika
sponsor tidak membuatkeputusan untuk berubah atau
mengusahakan sumber daya yangdiperlukan untuk
perubahan, agen perubahan tidak mempunyaiaktivitas
perubahan untuk dikerjakan dan targetnya tidak ada.
Jikaagen perubahan tidak merencanakan dan mengelola
perubahan,maka terdapat risiko bahwa perubahan tidak
terjadi dan usahasponsor dan target akan sia-sia. Mereka
semua yang telibat dandipengaruhi oleh perubahan juga
dinamakan stake holders,termasuk semua sponsor, change
agent, dan target.
2. Perubahan Organisasi
Widarni adalah tindakan suatu organisasi dari kondisi yang berlaku saat ini
menuju kondisi masa yang akan datang menurut yang diinginkan untuk
meningkatkan efektifitas nya
a. Kekuatan eksternal
Tekanan sosial dan politik dapat tumbuh dari adanya perang, adanya nilai-nilai
yang harus dipertahankan, maupun tipologi kepemimpinan. Terkadang pengusaha
kuat dapat menyalurkan tekanannya melalui lembaga legislatif. Meskipun sulit bagi
organisasi memperkirakan perubahan dalam kekuatan politik, banyak organisasi
menyewa pelobi dan konsultan untuk membantu mendeteksi dan merespons
perubahan sosial dan politik.
b. Kekuatan internal
Kekuatan internal datang dari dalam organisasi. Kekuatan ini mungkin sifatnya
lebih lunak, seperti rendahnya kepuasan kerja, atau dalam bentuk tanda seperti
rendah produktifitas dan konflik.kekuatan internal untuk perubahan datang dari hal-
hal berikut:
Masalah ini bisa timbul karena persepsi pekerja tentang bagaimana mereka
diperlukan ditempat kerja dan kecocokan antara kebutuhan dan keinginan individual
organisasi. Ketidakpuasan terjadi karena tidak terpenuhinya kebutuhan dan ketidah
puasan kerja. Organisasi harus merespons masalah ini dengan menggunakan berbagai
pendekatan dalam desain pekerjaan, konflik peran, dan ambiguitas. Organisasi harus
mampu menghargai dan memberikan pengakuan kepada pekerja yang berprestasi.
Peter senge melihat bahwa orang cenderung stress karena terlalu banyak
perubahan. Sebenarnya mereka menjadi stress karena tidak mudah untuk
mengerjakannya. Apabila pemimpin memandang bahwa perubahan yang harus
dilakukan bagi organisasi yang dipimpinnya merupakan suatu kontinuitas, maka
tidak akan menimbulkan stress. Perubahan merupakan satu hal yang wajar terjadi dan
tidak perlu menjadi bingung atau takut karenanya. Demi kelangsungan perubahan,
maka didalam organisasi diperlukan adanya kepercayaan, yaitu suatu komitmen
untuk tetap sama-sama saling memercayai. Kepercayaan merupakan nilai-nilai yang
berlaku dalam organisasi.
a. Penolakan individual.
Karena persoalan kepribadian, persepsi, dan kebutuhan, maka individu punya
potensi sebagai sumber penolakan atas perubahan. Penolakan individual dapat
terjadi karena hal-hal dibawah ini :
Kebiasaan.
Kebiasaan merupakan pola tingkah laku yang kita tampilkan secara berulang-
ulang sepanjang hidup kita. Kita lakukan itu, karena kita merasa nyaman,
menyenangkan. Bangun pukul 5 pagi, ke kantor pukul 7, bekerja, dan pulang
pukul 4 sore. Istirahat, nonton TV, dan tidur pukul 10 malam. Begitu terus
kita lakukan sehingga terbentuk satu pola kehidupan sehari-hari. Jika
perubahan berpengaruh besar terhadap pola kehidupan tadi maka muncul
mekanisme diri, yaitu penolakan.
Rasa aman.
Jika kondisi sekarang sudah memberikan rasa aman, dan kita memiliki
kebutuhan akan rasa aman relatif tinggi, maka potensi menolak perubahan
pun besar. Mengubah cara kerja padat karya ke padat modal memunculkan
rasa tidak aman bagi para pegawai.
Faktor ekonomi. Faktor lain sebagai sumber penolakan atas perubahan adalah
soal menurun-nya pendapatan. Pegawai menolak konsep 5 hari kerja karena
akan kehilangan upah lembur.
Takut akan sesuatu yang tidak diketahui.Sebagian besar perubahan tidak
mudah diprediksi hasilnya.Oleh karena itu muncul ketidak pastian dan
keraguraguan.Kalau kondisi sekarang sudah pasti dan kondisi nanti setelah
perubahan belum pasti, maka orang akan cenderung memilih kondisi
sekarang dan menolak.
Persepsi. Persepsi cara pandang individu terhadap dunia sekitarnya. Cara
pandang ini mempengaruhi sikap. Pada awalnya program keluarga berencana
banyak ditolak oleh masyarakat, karena banyak yang memandang program ini
bertentangan dengan ajaran agama, sehingga menimbulkan sikap negatif.
b. Penolakan Organisasional.
Coch dan French Jr. mengusulkan ada enam taktik yang bisa dipakai untuk
mengatasi resisten perubahan yaitu:
Contoh dari masyarakat statis adalah suku badui, alat elektronik saja tidak ada
disana. Masyarakatnya masih sangat tradisional dalam melakukan segala hal.
Dalam kamus bahassa Indonesia disebutkan bahwa istilah strategi adalah suatu
ilmu yang menggunakan sumber daya untuk melaksanakan kebijakan.
Sedangkan definisi yang berbeda mengenai strategi diberikan oleh para ahli yaitu
sebagai berikut
B. proses strategi
1. Perumusan strategi
teknik Perumusan strategi yang penting dapat didukung menjadi kerangka kerja
diantaranya: nya
d. tahap input(masukan)
dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah meringkas informasi sebagai
masukan awal, dasar yang dilakukannya untuk merumuskan strategi, Menetapkan
visi dan misi , Mengidentifikasi mengidentifikasi peluang dan tantangan yang
dihadapi organisasi.
e. Tahapan pencocokan
f. tahap pemutusan
C. Implementasi strategi
D. evaluasi strategi
Segala kegiatan kreatif yang konsisten secara internal Al dan bertanggung jawab
secara sosial evaluasi diperlukan karena keberhasilan hari ini bukan merupakan
jaminan keberhasilan di masa depan.
Strategi ini terkait dengan nilai dan budaya yang ada dalam masyarakat yang
berhungan dengan penyimpangan-penyimpangan yang ada dalam masyarakat.
Strategi Normatif-redukatif didasarkan pada pola tindakan dan perilaku warga
masyarakat yang didukung oleh norma-norma sosial-budaya dan komitmen individu
terhadap norma-norma. Norma sosial-budaya didukung oleh sikap dan system nilai
dariindividu (Ningrum, 2013)Perubahan pola perilaku dan tindakan masyarakat
hanya terjadi jika orang dapat digerakkan hatinya untuk mengubah orientasi
normative terhadap pola lama dan mengembangkan komitmen terhadap pola yang
baru. Tujuan strategi normative-reduktif yaitu adanya perubahan sikap, perasaan, dan
pola hubungan dalam masyarakat(Ningrum, 2013).
1. Kekuatan eksternal
a. Karakteristik demografis
Unsur demografis antara lain adalah umur, pendidikan,
tingkatketerampilan, gender, imigrasi dan lain-lain. Di mana sekarang
terdapatkomposisi tenaga kerja yang mengalami perubahan dengan
kecenderungansemakin beragam. Oleh karena itu organisasi perlu
mengelola kebersamaanitu secara efektif jika menginginkan untuk
mendapatkan kontribusi dankomitmen maksimum dari pekerjanya.
Keberagaman tenaga kerjamenentukan perlakuan yang semakin beragam
pula sesuai dengan cirikebutuhannya yang semakin berkembang.
Kebijakan dalam pengelolaansumber daya manusia harus berubah agar
dapat menarik danmempertahankan tenaga kerja, dan organisasi harus
dapat mengakomodasikepentingan pekerja sebagai akibat keberagaman
tersebut.
b. TeknologiOrganisasi
Tidak dapat mengabaikan perkembangan teknologi
yangsemakin cepat. Perkembangan teknologi baru mengakibatkan
perubahanketerampilan, pekerjaan, struktur dan juga budaya. Sehingga
organisasiharus selalu mengikuti perkembangan teknologi agar tidak
tertinggal.Organisasi manufaktur maupun organisasi jasa sebaiknya
semakinmeningkatkan penggunaan teknologi yang canggih sebagai alat
untukmemperbaiki produktivitas dan market competitiveness.
c. Perubahan pasar
Untuk menjadi organisasi yang competitive, perusahaan harus
cepatmerespon kebutuhan pasar/pelanggan, karena pasar selalu
berubah secaradinamis dan menginginkan peningkatan, pelayanan
yang memuaskan.Manager yang bijak akan selalu berusaha satu
langkah di depan pesaing.Dengan demikian organisasi harus
mengubah cara berinteraksi denganpelanggan. Perusahaan yang tidak
mampu memenuhi selera pasar ataupelanggan akan ditinggalkan
d. Sosial dan Politik
Tekanan social dan politik dapat mempengaruhi perubahan
organisasi.Seringkali pengusaha yang kuat dapat menyalurkan tekanan
melaluilembaga legislatif. Namun secara umum organisasi sulit
memprediksiperubahan politik, sehingga banyak, organisasi yang
menyewa konsultanuntuk membantu mendeteksi dan merespon
perubahan sosial dan politik.
2. Kekuatan Internal.
a. Strategi organisasi
Lingkup perusahaan senantiasa selalu berubah secara dinamis,
makaorganisasi perlu merespon dengan meninjau kembali strategi yang
digunakannya. Modifikasi rencana strategi, modifikasi rencana
operasionaldan modifikasi kebijakan serta prosedur perlu senantiasa
dilakukan.
b. Munculnya Peralatan Baru
Perubahan teknologi baru berlangsung secara cepat dan
mempengaruhi carabekerja orang-orang dalam organisasi. Teknologi
baru tersebut diharapkanmembuat organisasi semakin kompetitif.
c. Sikap Karyawan
Ketidakpuasan pekerja terjadi karena tidak terpenuhinya kebutuhan
danketidakpuasan kerja organisasi harus merespon masalah ini
denganmenggunakan berbagai pendekatan dalam mendesain pekerjaan,
konflikperan, dan ambiguitas organisasi harus mampu menghargai
danmemberikan penghargaan kepada pekerja atas prestasi mereka.
2.7. Konteks Perubahan Individual, Pendekatan perubahan individual
(balaviaour, kognitif, dinamika psikologis dan psikologis humanistic)
A. Konteks Perubahan Individul
1. Teori tentang perubahan perilaku individu
a. Teori Stimulus Organisme (SOR)
Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila
stimulus (rangsang) yang diberikan benar – benar melebihi dari stimulus semula.
Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan
harus dapat menyakinkan organisme. Dalam menyakinkan organisme faktor
reinforcement memegang peranan penting.
Dissonance (ketidak seimbangan) terjadi karena dalam diri individu terdapat dua
elemen kognisi yang saling bertentangan. Yang dimaksud elemen kognisi adalah
pengetahuan, pendapat, atau keyakinan. Apabila individu mengalami suatu stimulus
atau objek dan stimulus tersebut menimbulkan pendapat atau keyakinan yang
berbeda/bertentangan di dalam diri individu itu sendiri, maka terjadilah dissonance.
Titik berat dari penyelesaian konflik ini adalah penyesuaian diri secara kognitif.
Dengan penyesuaian diri ini maka akan terjadi keseimbangan kembali. Keberhasilan
yang ditunjukkan dengan tercapainya keseimbangan kembalimenunjukkan adanya
perubahan sikap dan akhirnya akan terjadi perubahan perilaku.
c. Teori Fungsi
Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab suatu
situasi. Nilai ekspresif ini berasal dari konsep diri seseorang dan merupakan
pencerminan dari hati sanubari. Oleh sebab itu, perilaku dapat merupakan layar
dimana segala ungkapan diri orang dapat dilihat. Misalnya orang yang sedang
marah, gusar dan sebaginya dapat dilihat dari perilaku atau tindakannya. Teori ini
berkeyakinan bahwa perilaku mempunyai fungsi untuk menghadapi dunia luar
individu, dan senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya menurut
kebutuhannya. Oleh sebab itu didalam kehidupan manusia, perilaku itu tampak terus
menerus dan berusaha secara relatif.
Pendekatan ini difokuskan pada hasil yang ingin anda capai, meskipun penting
untuk pencapaian mereka adalah memastikan bahwa ada kesejajaran seluruh rantai
sebab dan akibat. Pendekatan kognitif tidak mengacu pada rancangan eksternal dan
tanggapan terhadap rangsangan. Hal ini lebih peduli dengan apa rencana individu
untuk mencapai dan bagaimana mereka pergi tentang hal ini. Pendekatan kognitif
pendukung penggunaan tujuan asumsinya adalah bahwa jelas tujuan, semakin besar
kemungkinan pencapaian.
Relief (Kecurigaan)
Shock (Kaget)
Denial (Penyangkalan)
Anger (Kemarahan)
Bargaining (Penawaran)
Depression (Tekanan)
Acceptence (Penerimaan)
Experimentation (Percobaan)
Discovery (Penemuan)
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perubahan adalah hal yang mutlak dan lazim terjadi dalam setiap kehidupan.
Tidak ada di dunia ini yang tidak mengalami perubahan. Perubahan terjadi dalam
berbagai aspek' mulai dari yang bersangkut pautdengan kehidupan manusia maupun
alam raya yang menjadi tempatberdiamnya manusia' semuanya berubah tidak ada
yang statis. Begitupuladengan lembaga atau organisasi' semuanya mengalami
perubahan.
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Frisda Anintya, V., Rantika, S., Fitriyani, Y., Yusdanissa Arismunandar, F., &
Zakiyah, S. (2021). Evaluasi, perubahan dan kontinuitas kebijakan: studi kasus
kebijakan Pilkada serentak 2020 di Bandar Lampung. Jurnal Studi Ilmu Sosial
Dan Politik, 1(1), 1–20. https://doi.org/10.35912/jasispol.v1i1.160
Sari, F. M., & Ibrahim, M. (2009). Penerapan Manajemen Perubahan Dan Inovasi.
Administrasi Pembangunan, 2, 161–164.
Drs. Amiruddin Siahaan, M.Pd, Wahyuli Lius Zen, SE., M. P. (2012). Manajemen
perubahan.pdf (p. 135).