Anda di halaman 1dari 8

Analisis Perencanaan Dan Rekayasa Sosial

DISUSUN OLEH :

Nama : Astriana Angraini (3213131041)

Kelas :A

Mata kuliah : Geografi Manusia

Dosen pengampu : Rohani S.pd, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
A. Pengertian dan Pentingnya Perencanaan
1. Pengertian Perencanaan
Masing-masing orang memberikan pemahaman yang berbeda sesuai dengan
bidang yang mereka kaji dan amati dalam perencanaan. Namun, dalam konteks
ini perencanaan diartikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan
sasaran, menentukan pilihan-pilihan tindakan yang akan dilakukan dan mengkaji
cara-cara terbaik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dengan demikian, perencanaan mengandung beberapa arti antara lain:
 Proses, Yaitu Konsep dasar yang menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukan
akan berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang ditentukan. Dalam hal ini
kegiatan dalam perencanaan dilakukan menurut proses yang berlaku.
 Penetapan Tujuan dan Sasaran, Yaitu kegiatan merencanakan ke arah mana
organisasi dapat menetapkan tujuannnya secara khusus ataupun umum, tujuan
jangka panjang maupun tujuan jangka pendek.
 Pemilihan Tindakan, Yaitu organisasi harus mengoptimalkan pada beberapa
tindakan yang efektif ketimbang harus menggunakan semua tindakan yang
kadang kata tidak efektif
 Mengkaji cara terbaik, walaupun pilihan tindakan itu sudah dianggap baik
namun bisa saja tetap tidak efektif kalau dilakukan dengan cara kurang baik.
Sebaliknya, sesuatu yang baik apabila dilakukan dengan cara yang baik pula
maka akan menghasilkan sesuatu yang efektif.
 Tujuan, Hal ini menyangkut hasil akhir atau sasaran khusus yang diinginkan
oleh organisasi. Keinginan itu bisa dinyatakan dalam suatu standar-standar
yang berlaku baik kualitatif maupun kuantitatif.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah tindakan integratif yang
mencoba untuk memaksimumkan efektifitas secara total dari organisasi sehingga
apa yang dibutuhkan tercapai. Dengan demikina perencanaan paling tidak harus
memiliki tiga aspek utama yaitu:
 Menyangkut masa yang akan datang
 Harus menyangkut tindakan
 Memiliki serangkaian tindakan di masa yang akan datang yang akan diambil
oleh perencanaan.

2. Tipe-tipe Perencanaan
Pengklasifikasian perencanaan telah banyak dilakukan oleh para ahli. Apapun
bentuk pengklasifikasian itu, perencanaan jelas saling terkait antara satu jenis
perencanaan lainnya. Beberapa tipe tipe perencanaan yang dimaksud perencanaan
berdasarkan jangkauan dibagi menjadi dua, yaitu :
 Rencana strategis adalah rencana yang diterapkan pada organisasi secara
keseluruhan dan menetapkan tujuan keseluruhan organisasi. Rencana strategis
dapat dipandang sebagai rencana secara umum yang menggambarkan
pengalokasian sumber daya, prioritas, dan langkah-langkah yang diperlukan
untuk mencapai tujuan strategis.
 Rencana operasional adalah rencana yang meliputi area operasional tertentu dari
sebuah organisasi.
Perencanaan berdasarkan kerangka waktu terbagi menjadi dua yaitu:
 Rencana jangka panjang adalah rencana yang mempunyai jangka waktu lebih dari
3 tahun.
 Rencana jangka pendek adalah rencana yang berjangka waktu kurang dari 1
tahun.

Perencanaan berdasarkan Spesifisitas, terdiri dari dua Yaitu:


 Rencana spesifik adalah rencana yang didefinisikan secara jelas dan tidak
memberikan ruang bagi interpretasi.
 Rencana fleksibel yang menentukan panduan umum, memberikan fokus tetapi
tidak membatasi manager pada tujuan spesifikasi atau serangkaian tindakan.
Perencanaan berdasarkan frekuensi penggunaan, dibagi menjadi dua Yaitu:
 Rencana sekali pakai adalah rencana satu kali yang secara spesifik di desain
untuk memenuhi kebutuhan dalam situasi yang unik.
 Rencana siaga adalah rencana berkelanjutan yang memberikan panduan untuk
aktivitas yang dilakukan.

3. Pengertian Rekayasa Sosial


Kehidupan di dunia tidaklah bersifat statis dan tetap tetapi bersifat dinamis
dan selalu berubah seperti halnya perubahan kedudukan roda saat berputar. Begitu
juga dengan kehidupan bermasyarakat yang senantiasa mengalami dinamika
perubahan sosial. Terdapat empat hal yang terkait dengan perubahan sosial itu sendiri
yaitu: perkembangan teknologi, konflik sosial, kebutuhan adaptasi dengan sistem
sosial dan pengaruh dari idealisme dan ideologi pada aktivitas sosial. Hal ini tentunya
akan mempengaruhi cara berpikir masyarakat dalam menyikapi masalah sosial yang
ada. Sehingga tidak dapat dipungkiri jika dari cara penyikapan dengan pola pikir
yang berbeda akan menimbulkan konsep solutif yang berbeda pula. Ketika perubahan
sosial itu tidak lagi terkendali dan harapan (das Sollen) masyarakat tidak sesuai
dengan kenyataan (das sein), maka akan menimbulkan masalah sosial.
Rekayasa sosial merupakan sebuah proses yang direncanakan, dipetakan
pelaksanaannya guna mengadakan perubahan struktur dan kultur berbasis pada sosial
masyarakat. Rekayasa sosial merupakan alat untuk mencapai sebuah tujuan,
merupakan campur tangan atau seni memanipulasi sebuah gerakan ilmiah dari visi
ideal tertentu yang ditujukan untuk mempengaruhi perubahan sosial, bisa berupa
kebaikan maupun keburukan dan dan juga bisa berupa kejujuran, bisa pula berupa
kebohongan.

4. Urgensi Rekayasa Sosial


Dalam dinamika perubahan sosial selalu ada perencanaan dan manipulasi
keadaan sosial. Sehingga akan mengakibatkan adanya perbedaan antara perubahan
individu maupun perubahan sosial. Dalam perubahan individu berlaku unplanned
social change (perubahan sosial yang tidak terencana). Hal ini terjadi karena
kemampuan respect feeling tiap individu berbeda-beda. Sedangkan perubahan sosial
adalah perubahan yang memiliki perencanaan tujuan dan strategi sehingga disebut
Planned Social Change (perubahan sosial terencana). Seringkali disebut juga dengan
istilah social engineering atau social planning. Contoh dari Palnned Social Change
adalah pembangunan (Development) yang berkisar pada bagaimana mengubah satu
masyarakat dengan mengubah sistem ekonominya yang biasanya berpegang pada
ekonomi klasik.
Saat ini begitu banyak masalah sosial yang muncul di kalangan masyarakat,
yakni kemiskinan, kebodohan, KKN (korupsi kolusi dan nepotisme), kemerosotan
moral, keterbelakangan pendidikan, pertikaian atau konflik (conflict), dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu konsep rekayasa sosial untuk
memecahkan masalah tersebut dan biasanya efek bias yang ditimbulkan ditandai
dengan perubahan bentuk dan fungsionalisasi kelompok lembaga atau tatanan sosial.
Pada umumnya, masyarakat mengharapkan perubahan sosial yang mengarah
kepada kesejahteraan kedamaian, kemajuan dan keterbukaan dalam pemecahan
masalah. Sehingga diperlukan rekayasa sosial yang memiliki visi dan misi yang jelas
dengan diimbangi langkah-langkah strategis yang pasti. Rekayasa sosial sangat
diperlukan sebagai main control kepada pelaku sosial khususnya masyarakat agar
tidak masuk ke dalam aktivitas perubahan sosial yang salah.

5. Konsep-konsep Rekayasa Sosial


Di dalam mekanisme perubahan sosial dibutuhkan konsep-konsep Dasar
sebagai model perubahan sosial dalam upaya memecahkan masalah. Konsep
rekayasa sosial itu berupa Planned social change ( perubahan sosial terencana).
Karena semua rekayasa merupakan alat untuk mencapai sebuah misi. Dan hubungan
antara rekayasa sosial dan misi merupakan hubungan sebab akibat yang tidak dapat
dipisahkan. Adanya tujuan akan menghasilkan suatu cara, dan diperlukan suatu
rekayasa, begitu juga dengan konsep rekayasa itu sendiri yang melatarbelakangi
adanya misi maupun tujuan. Ada empat konsep rekayasa sosial yang telah dikenal,
yakni:
1. Evolusi
Pada tahun 1859 Charles Darwin (1809-1882) menerbitkan buku yang
berjudul on the origin of species, atau the preservation of Favoured Races in the
Struggle For Life yang membahas proses evolusi organisme organisme fisik. Iya
berpendapat bahwa manusia mengalami evolusi yang berawal dari jutaan tahun
yang lalu. Manusia juga mengalami evolusi dan memiliki kesamaan ciri dan
berkerabat dekat dengan kera. Konsep inilah yang mempengaruhi darwinisme
sosial yakni hasil pandangan Herbert Spencer. Herbert Spencer melihat ada
kesamaan dalam teori evolusi Darwin sehingga terkadang manusia disebut sebagai
organisme yang mengalami perubahan fisik dari waktu ke waktu, begitu juga
dengan kondisi sosial masyarakat. Darwinisme sosial menggambarkan bahwa
perubahan dalam masyarakat berlangsung secara evolusioner (lama) yang
dipengaruhi oleh kekuatan yang tidak dapat diubah oleh perilaku manusia dan
konflik antara kelompok-kelompok dalam masyarakat menyebabkan kemajuan
sosial sebagai kelompok superior outcompete yang rendah.darwinisme sosial
umumnya dipahami untuk menggunakan konsep perjuangan untuk eksistensi dan
survival of the fittest untuk membenarkan kebijakan sosial yang tidak membeda-
bedakan mereka mampu menghidupi diri sendiri dan orang-orang tidak mampu
menghidupi diri sendiri. Banyak seperti dilihat stres kompetisi antar individu
dalam laissez-fairr kapitalisme, tetapi ideologi juga telah memotivasi gagasan
eugenika, rasisme ilmiah, imperialisme, fasisme dan nazisme dan perjuangan
antara kelompok nasional atau ras.
Evolusi juga suatu penyesuaian mental karena tekanan yang tidak lagi montol
r kebiasaan kebiasaan berpikir yang dibentuk pada masa lampau untuk
menyesuaikan dengan keadaan yang lain (veblen, 1944). Evolusi sosial dengan
kata lain perubahan sosial yang berlangsung secara perlahan-lahan dan kumulatif
(evolusi bukannya revolusi), dan perubahan sosial ditentukan dari dalam (endogen
dan eksogen). Sebagai contoh evolusionisme di Inggris, yang merupakan
penerapan atas teori darwinisme.
Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam
proses lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu
dari masyarakat yang bersangkutan/tidak terencana. Perubahan-perubahan ini
berlangsung mengikuti kondisi perkembangan masyarakat yaitu sejalan dengan
usaha-usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Dengan kata lain, perubahan sosial terjadi karena dorongan dari usaha-usaha
masyarakat guna menyesuaikan diri terhadap kebutuhan kebutuhan hidupnya
dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu sesuai dengan
lingkungannya. Contoh, perubahan sosial dari masyarakat berburu menuju ke
masyarakat meramu. Dalam proses perubahan tersebut dibutuhkan waktu yang
cukup lama. Satu sekelompok masyarakat berpikir bahwa hewan buruan yang
dijadikan makanan banyak tersedia maka mereka berpikir untuk melakukan
pembunuhan dalam proses pemenuhan kebutuhan hidupnya. Sementara seiring
dengan waktu ketika jumlah hewan buruan terbatas mereka harus berpikir untuk
melakukan hal lain misal dengan bercocok tanam. Ada proses perubahan yang
perlahan disana yang kemudian membentuk sebuah situasi sosial yang baru.

2. Revolusi
a) Definisi dan Karakteristik Revolusi
Kata revolusi muncul dalam pengertian yang umum pada abad ke-14
yang berarti gerakan berputar yang diperkenalkan oleh Nicolaus copernicus
untuk menunjukkan gerakan berputar benda-benda langit. Namun seiring
berjalannya waktu revolusi diartikan sebagai terobosan historis yang
membentuk masyarakat baru dan sebagai bentuk dari perubahan sosial yang
paling spektakuler yang menyentuh seluruh aspek kehidupan berbangsa,
perubahan yang beresiko dan sporadis. Revolusi menutup satu zaman dan
membuka zaman baru tanpa menyisakan hal apapun seperti sebelumnya.
Revolusi memang perubahan yang cepat, tetapi tidak semua perubahan yang
cepat disebut revolusi. Menurut Sztompka (dalam Rakhmat, J.1999),
setidaknya ada lima ciri dari revolusi yang membedakannya dari perubahan
sosial lainnya:
1) Revolusi menghasilkan perubahan dengan skala paling luas dan
menyentuh seluruh dimensi kehidupan masyarakat.
2) Perubahan pada revolusi bersifat radikal, fundamental dan mengakar
pada inti permasalahan.
3) Perubahan terjadi dengan sangat cepat.
4) Revolusi menunjukkan perubahan yang paling nyata; karena itu paling
dikenang.
5) Revolusi menimbulkan reaksi emosional dan intelektual yang besar dari
seluruh pihak.
Ada banyak contoh bangsa-bangsa besar lahir dari puing-puing revolusi,
sebagai contoh revolusi industri di Inggris (1755),revolusi Perancis (1789),
revolusi komunis di Rusia (1917), revolusi Meksiko (1919), revolusi Islam di
Iran (1979), dan lain sebagainya. Revolusi yang terjadi pada bangsa-bangsa
besar tersebut mengisahkan dampak yang sangat berpengaruh pada
perubahan sosial masyarakat dan pada saat yang sama ada ketakutan akan
kedahsyatan revolusi. Revolusi menjadi momok yang mengerikan, bersimbah
darah, dan penuh dengan adegan kekerasan dan di sisi lain revolusi menjadi
harapan yang membimbing kita pada status quo pada cahaya masa depan.

b) Dampak Revolusi
Revolusi memberikan penawaran perubahan sosial yang menimbulkan
dampak pada segala aspek kehidupan sosial. Sebagai contoh, revolusi industri
di Inggris. Revolusi industri merupakan periode antara tahun 1750 sampai
1850 dimana terjadinya perubahan secara besar-besaran di bidang pertanian,
manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak
yang mendalam terhadap kondisi sosial ekonomi dan budaya di dunia.
Dampak yang terjadi memacu timbulnya revolusi sosial, munculnya gerakan
sosialis, bergolaknya imperialisme modern dan lain sebagainya. Sehingga
dengan adanya perubahan tersebut berdampak pada perubahan yang terjadi
dalam skala dunia yaitu pergolakan penjajahan atas negara miskin dan
berkembang semakin berkobar. Penindasan di mana-mana, perusakan dan
eksplorasi sumber daya semakin tak beraturan. Pelecehan terhadap kaum
lemah dan wanita semakin meningkat, dan lain sebagainya. Hal inilah yang
menjadikan teori revolusi dipandang sebagai suatu konsep perubahan yang
gagal karena revolusi bukan alternatif yang tepat melainkan memacu
timbulnya masalah dan konflik baru bagi kehidupan secara global.
Pada abad ke 20, teori revolusi mulai tumbang dikarenakan begitu
banyak efek dan dampak yang ditimbulkan, tidak hanya berdampak pada
masa pasca revolusi tetapi untuk waktu yang berkepanjangan. Adapun
dampaknya adalah sebagai berikut:
1) Revolusi tidak menjanjikan kemajuan tetapi krisis,
2) Revolusi tidak menegakkan keadilan dan kemakmuran tetapi justru
melahirkan ketidakadilan, penindasan, kesengsaraan yang berkepanjangan,
3) Revolusi menghilangkan seorang Tiran dan menggantikannya dengan
ribuan Tiran.

3. Reformasi
Menurut KBBI reformasi didefinisikan sebagai perubahan secara drastis untuk
perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara.
Reformasi merupakan salah satu dari konsep rekayasa sosial yang menghendaki
sebuah perubahan yang signifikan untuk mengubah hal-hal yang sudah tidak
dipandang baik oleh masyarakat. Sebuah bentuk perubahan yang sebenarnya
parsial, namun sangat drastis sehingga memberikan efek pada situasi yang lain
secara utuh.
Reformasi sendiri pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1998 saat
penggulingan Soeharto. Merupakan sebuah ledakan kejenuhan atas
ketidaknyamanan terhadap situasi tertentu dalam masyarakat sehingga terjadi
formasi ulang dalam struktur pemerintahan di mana hegemoni orde baru sudah
tidak dapat dipercaya atas berbagai kasus KKN sehingga direformasi menjadi
sistem demokrasi yang lebih baik.
Dalam reformasi perubahan struktur organisasi suatu masyarakat sangat
mencolok, karena objek yang dituju adalah perubahan posisi yang misalnya
reformasi '98 yang bertujuan untuk menggulingkan rezim Soeharto. Namun
dampak pasca reformasi pun belum dirasakan signifikan.

4. Metamorfosis Sosial atau Sosial Morfosa


Menurut KBBI, metamorfosa berarti perubahan bentuk atau susunan berubah
kedudukan (tingkat, martabat). Dalam ilmu pengetahuan alam, metamorfosis
merupakan proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan
penampilan fisik dan/atau struktur setelah kelahiran atau penetasan atau perubahan
bentuk struktural biologis hewan untuk mencapai tahap kedewasaan. Namun dalam
aspek ilmu sosial, metamorfosis sosial atau social morphosa adalah sebuah gagasan
perubahan sosial masyarakat kearah yang lebih baik, dimana berhubungan erat
dengan bentuk masyarakat, pola masyarakat, kondisi masyarakat, sistem
masyarakat dan peran masyarakat.
Morfosa sosial menawarkan perubahan di setiap aspek kehidupan secara
menyeluruh dan memperhitungkan efek secara matang. Konsep ini membutuhkan
biaya yang besar dan waktu yang relatif agak cepat. Sehingga perubahan sosial
yang terjadi tidak akan dipengaruhi oleh perjalanan sejarah sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Drucker Peter F. Pengantar Manajemen.Jaya Pirusa,Jakarta,1982
Griffin,Manajemen.Airlangga,Jakarta,2004
L. Daft Richard, Manajemen. Edisi enam,Salemba empat,Jakarta,2006.
Rakhmat,J. (1999). Rekayasa Sosial.Bandung:Rosda.

Anda mungkin juga menyukai