DISUSUN OLEH :
Kelas :A
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan mini riset dengan waktu
yang sudah di tentukan.
Akhir kata, semoga laporan mini riset ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami
juga meminta maaf apabila banyak kesalahan dalam penyususnan laopran miniriset ini.
Semoga para pembaca dapat memakluminya.
Astriana Angraini
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1. Latar belakang ........................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
1.3. Tujuan .................................................................................................................... 1
BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................................... 2
A. Pengertian Bentuklahan........................................................................................... 2
B. Bentuklahan Asal Proses Denudasional ................................................................... 3
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................................ 5
BAB IV PEMBAHASAN ..................................................................................................... 7
BAB V PENUTUP.............................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Geomorfologi adalah ilmu pengetahuan tentang bentuk dari permukaan daratan dan
proses-proses yang membentuknya (Summerfield, 1991). Bentuk lahan adalah setiap
unsur bentanglahan yang dicirikan oleh ekspresi permukaan yang jelas, struktur internal
atau kedua-duanya dan menjadi pembeda yang mencolok fisiografi suatu daerah (Howard
dan Spok, 1940).
1.3. Tujuan
1
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Bentuklahan
Bentuk lahan adalah suatu kenampakkan yang terbentuk oleh proses alami
yang memiliki komposisi dan karakteristik tertentu. Bentuk lahan adalah bagian dari
permukaan bumi yang memiliki bentuk topografis khas, akibat pengaruh kuat dari
proses alam dan struktur geologis pada material batuan dalam ruang dan waktu
kronologis tertentu. Bentuk lahan terdiri dari sistem Pegunungan, Perbukitan,
Vulkanik, Karst, Alluvial, Dataran sampai Marine terbentuk oleh pengaruh batuan
penyusunnya yang ada di bawah lapisan permukaan bumi.
Bentuk lahan adalah setiap unsur bentanglahan yang dicirikan oleh ekspresi
permukaan yang jelas, struktur internal atau kedua-duanya dan menjadi
pembeda yang mencolok fisiografi suatu daerah (Howard dan Spok, 1940).
Bentuk lahan adalah kenampakan medan yang terbentuk oleh proses alami,
memiliki komposisi tertentu, memiliki julat karakteristik fisikal dan visula
tertentu dimanapun medan tersebut terjadi (Way, 1973).
Bentuk lahan adalah sebidang lahan yang dicirikan oleh kompleksitas atribut
fisik dari permukaan lahan atau dekat dengan permukaan (Zuidam, 1979).
Bentuk lahan adalah suatu daerah di permukaan bumi dengan semua atribut
yang agak stabil atau diperkirakan siklik dari geosfer, yang secara vertikal
2
meliputi atmosfer, tanah, geologi, geomorfologi, hidrologi, tumbuhan dan
hewan dan hasil aktifitas manusia dan sekarang (FAO, 1976).
Denudasi berasal dari kata dasar nude yang berarti telanjang, sehingga
denudasi berarti proses penelanjangan permukaan bumi. Bentuk lahan asal
denudasional dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk lahan yang terjadi akibat
proses-proses pelapukan, erosi, gerak masa batuan (mass wating) dan proses
pengendapan yang terjadi karena agradasi atau degradasi (Herlambang, Sudarno.
2004:42). Proses degradasi cenderung menyebabkan penurunan permukaan bumi,
sedangkan agradasi menyebabkan kenaikan permukaan bumi.
Salah satu puncak bukit yang terkenal di Padangsidimpuan yaitu Bukit (Tor)
Simarsayang. Juga terdapat banyak sungai yang melintasi kota ini, antara lain sungai
Batang Ayumi, Aek Sangkumpal Bonang (yang sekarang menjadi nama pusat
3
perbelanjaan di tengah kota ini), Aek Rukkare yang bergabung dengan Aek Sibontar,
dan Aek Batangbahal, serta Aek Batang Angkola yang mengalir di batas selatan/barat
daya kota ini dan dimuarai oleh Aek Sibontar didekat Stadion Naposo.
4
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Sesuai dengan judul penelitian, desain penelitian yang kami gunakan adalah studi
kasus. Penelitian studi kasus akan mampu memberikan kejelasan terhadap sebuah
kasus yang mendalam dan akurat. Studi kasus juga terbuka terhadap orang lain dalam
menafsirkan sebuah konteks atau kasus sehingga hasil yang dicapai akan lebih akurat
dan komprehensif.
B. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, studi pustaka, dan
dokumentasi. Observasi dilakukan secara non partisipasif, yaitu peneliti hanya
mengamati atau hanya melakukan pengamatan terhadap objek yang diteliti. Metode
studi pustaka atau study literature adalah metode penelitian yang mengumpulkan
informasi dari buku-buku dan referensi lainnya yang terkait dengan masalah dan
tujuan riset. Adapun teknik dokumentasi dipilih dengan tujuan untuk memberikan
gambaran tentang penelitian yang dilakukan. Dokumentasi berupa foto kota
Padangsidimpuan. Dari hasil dokumentasi ini dapat digunakan sebagai kelengkapan
data peneliti.
Pengolahan dan analisis data akan dilakukan secara kualitatif. Menurut Sugiyono
(2012: 1), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
5
pada generalisasi. Data yang kami peroleh dalam penelitian akan disajikan dalam
bentuk uraian kata-kata atau kalimat yang sebisa mungkin kami upayakan untuk dapat
memenuhi tujuan penelitian yang telah disebutkan di atas.
6
BAB IV
PEMBAHASAN
Denudasi berasal dari kata dasar nude yang berarti telanjang, sehingga
denudasi berarti proses penelanjangan permukaan bumi. Bentuk lahan asal
denudasional dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk lahan yang terjadi akibat
proses-proses pelapukan, erosi, gerak masa batuan (mass wating) dan proses
pengendapan yang terjadi karena agradasi atau degradasi (Herlambang, Sudarno.
2004:42). Proses degradasi cenderung menyebabkan penurunan permukaan bumi,
sedangkan agradasi menyebabkan kenaikan permukaan bumi.
Kota Padangsidimpuan terletak pada garis 01o 08’ 07’’ – 01o 28’ 19’’ Lintang
Utara dan 99o 13’ 53’’ – 99o 21’ 31’’ Bujur Timur dan berada pada ketinggian 260
sampai dengan 1.100 meter di atas permukaan laut. Dengan jarak + 432 Km dari Kota
Medan - Ibukota Propinsi Sumatera Utara, merupakan salah satu kota terluas di
bagian barat Propinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Kota Padangsidimpuan mencapai
159,31 km2 atau setara dengan 0.2 % dari luas wilayah daratan Provinsi Sumatera
Utara, yang dikelilingi oleh beberapa bukit serta dilalui oleh beberapa sungai dan
anak sungai. Posisi Kota Padangsidimpuan memiliki akses darat yang memadai dan
cukup strategis, karena berada pada jalur utama yang merupakan penghubung antara
berbagai pusat pertumbuhan, yaitu:
Jalur Barat : menuju Medan - Ibukota Propinsi Sumatera Utara, terdapat dua
jalur yaitu melalui Sibolga dan Sipirok.
Jalur Timur: menuju Gunung Tua Kabupaten Padang Lawas Utara, ke Kota
Pinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan yang terhubung dengan Trans
Sumatera Highway yang dapat menghubungkan semua Ibukota Propinsi di
pulau Sumatera dan ke pulau Jawa.
7
merupakan persimpangan jalur darat menuju kota Medan, Sibolga, dan Padang
(Sumatra Barat) di jalur lintas barat Sumatra.
8
merupakan gunung –gunung yang terdapat pada pinggiran dan
tengah Kota
b. Batuan vulkanik tersier dan quarter serta batuan beku dalam seluas 458,90 Ha
terdapat di Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru.
Jenis tanah ini terbentuk pada tipe iklim basah dengan curah hujan 2.500-
3.500 mm/thn, terletak pada topografi bergelombang sampai berbukit-bukit pada
elevasi 10-100 m dpl, solumnya agak tebal (1-2 m) dengan warna merah hingga
kuning. Jenis tanah terdapat hampir di semua kecamatan.
2. Mediteran
Tanah ini terbentuk pada iklim dengan curah hujan 800-2.500 mm/thn.
Tersebar pada elevasi 0-400 m dpl. Solumnya agak tebal (1-2 m), erosi sedang hingga
9
besar. Jenis tanah ini cocok untuk persawahan, rerumputan, tegalan, kebun buah-
buahan.
3. Organosol/Alluvial
Terbentuknya tanah ini tidak dipengaruhi iklim. Terletak pada topografi datar
sampai sedikit bergelombang di dataran rendah. Warna tanah kelabu tua atau hitam
dan cocok untuk persawahan, ladang, tambak, palawija dan kebun kelapa. Jenis tanah
ini tersebar di semua kecamatan dalam Kota Padangsidimpuan.
4. Latosol
Tanah ini terletak pada iklim basah dengan curah hujan 2.000-7.000 mm/thn,
dengan bulan kering kurang dari 3 bulan. Terletak pada topografi bergelombang.
Solumnya dalam (1,5 -10 m) dengan warna merah coklat hingga kuning. Jenis tanah
ini cocok untuk persawahan, tanaman palawija, sayur-mayur dan buah-buahan, kebun
karet, lada dan tegalan. Tersebar di Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru,
Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua.
Tanah ini berkembang pada iklim dengan curah hujan di atas 1.500 mm/thn.
Tanpa bulan kering tersebar pada topografi datar, bergelombang, landai dan berbukit
pada elevasi 10 - 2.000 m dpl, berwarna kelabu, kehitaman, coklat tua hingga
kekuningan. Jenis tanah ini tersebar di Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua.
10
BAB V
PENUTUP
4.1.Kesimpulan
Kota Padangsidimpuan terletak pada garis 01o 08’ 07’’ – 01o 28’ 19’’ Lintang
Utara dan 99o 13’ 53’’ – 99o 21’ 31’’ Bujur Timur dan berada pada ketinggian 260
sampai dengan 1.100 meter di atas permukaan laut. Luas wilayah Kota Padangsidimpuan
mencapai 159,31 km2 atau setara dengan 0.2 % dari luas wilayah daratan Provinsi
Sumatera Utara, yang dikelilingi oleh beberapa bukit serta dilalui oleh beberapa sungai
dan anak sungai. Puncak tertinggi dari bukit dan gunung yang mengelilingi kota ini
adalah Gunung Lubuk Raya dan Bukit (Tor) Sanggarudang yang terletak berdampingan
di sebelah utara kota. Wilayah bergelombang dengan kemiringan lereng berkisar antara 8
–15 % terdapat 2.457,56 Ha atau 18,29 % dari luas total Wilayah Kota, yang terdapat di
Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara. Daerah ini merupakan gunung –gunung yang
terdapat pada pinggiran dan tengah Kota Berdasarkan kondisi fisiknya, Kota
Padangsidimpuan merupakan tanah berbukit. Dan Kota Padangsidimpuan merupakan
daerah bentuklahan asal proses denudasional.
4.2.Saran
Bila ada kata yang salah atau kekurangan dalam penulisan miniriset ini
diharapkan pembaca memberikan saran dan kritikannya agar dalam pembuatan miniriset
yang selanjutnya dapat menjadi lebih baik. Untuk pembaca diharapkan agar membaca
dengan teliti, dan jika miniriset ini dijadikan resensi maka diharapkan tidak mengurangi
dan menambahkan agar tidak mengubah arti atau makna dari miniriset ini. Juga,
diharapkan setelah membaca miniriset ini pembaca dapat mengetahui apa yang telah
dibahas. Kami juga sebagai penulis menyarankan agar setiap pembaca tetap mengambil
referensi lain sehingga pemahaman para pembaca semakin bertambah.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=bentuklahan+padangsidimpuan&oq=&aqs=chrome.3.35i3
9i362l8.475521j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8#
https://sippa.ciptakarya.pu.go.id
http://perkotaan.bpiw.pu.go.id
https://padangsidimpuankota.go.id
http://kepalabatu.finddiscussion.com/t4-bentuk-lahan-berdasarkan-prosespembentukannya.
http://www.scribd.com/doc/12844677/Analisa-Bentuk-Lahan-Struktural-Fluvial-
Denudasional.
http://earthy-moony.blogspot.com/2010/11/bentuklahan-asal-proses-denudasional.html.
12
LAMPIRAN
13