Oleh:
1) Aspek bentuklahan apakah yang dapat dijadikan dasar dalam kajian kajian
bentanglahan?
2) Bandingkan peran satuan bentuklahan dan satuan satuan medan dalam kajian
bentanglahan
3) Jelaskan artipenting karakteristik dan kualitas lahan
4) Apakah setiap bentanglahan dapat dijadikan obyek wisata?
Satuan Medan
Satuan medan adalah medan yang ditunjukkan oleh suatu bentuk
lahan atau komplek bentuk lahan yang mempunyai karakteristik dan
komponen medan yang utama (Van Zuidam, 1979). Satuan medan dapat berupa
kompilasi atau gabungan karakter fisik lahan (topografi, batuan, struktur tanah, dll.
3) Karakteristik lahan adalah suatu parameter lahan yang dapat diukur atau di
estimasi, misalnya kemiringan lereng, curah hujan, tekstur tanah, kapasitas air
tersedia, kedalaman efektif dan sebagainya. Karakteristik lahan merupakan
parameter lahan yang dipakai untuk menentukan kualitas lahan (Yunianto dan
Worosuprojo, 1996).
Kualitas lahan adalah sifat-sifat atau atribut yang kompleks dari suatu satuan lahan.
Kualitas lahan merupakan tingkat kesesuaian lahan untuk penggunaan lahan
tertentu. Kualitas lahan dinilai atas dasar karakteristik lahan yang berpengaruh.
Suatu karakteristik lahan dapat berpengaruh pada suatu kualitas lahan tertentu
(Yunianto dan Worosuprojo, 1996).
Kondisi-kondisi lahan yang berhubungan dengan persyaratan suatu tipe pada
penggunaan lahan yang disebut kualitas lahan (Santun R.P. Sitorus, 1985 dalam
Sastrohartono, 2011). Lahan yang disurvei dapat digolongkan kedalam kelas-kelas
sesuai dengan kemampuannya yang didasarkan kepada faktor penghambat dalam
pemanfaatan lahan tersebut kemudian dihubungkan dengan kesesuaian lahan,
penggunaan lahan tersebut agar dapat dicapai manfaat hasil yang maksimal.
Karakteristik lahan erat kaitannya untuk keperluan evaluasi lahan dapat
dikelompokan ke dalam 3 faktor utama, yaitu topografi, tanah dan iklim.
Karakteristik lahan tersebut merupakan unsur pembentuk satuan peta tanah. Data
engkap yang diperoleh dari survei atau penelitian tanah dilapangan maka dapat
dibuat kelas kesesuaian lahan (Ritung, 2007).
4) Hampir semua jenis bentanglahan dapat dijadikan sebagai obyek wisata, hal ini
disebabkan karena masing – masing bentanglahan memiliki karakteristik, daya
tarik dan keunikan sebagai obyek wisata. Akan tetapi dalam menjadikan obyek
wisata perlu adanya kajian terkait potensi daya dukung dan daya tampung serta
potensi jasa ekosistem yang ditawarkan dalam mendukung kegiatan pariwisata.
Potensi wilayah kepariwistaan menurut Smith bahwa keserasian lingkungan dan
kemenarikan wilayah yang merupakan unsur penting untuk melihat potensi
kepariwisataan tersebut (Smith, 1992). Contohnya adalah bentanglahan wilayah
pegunungan yang didukung dengan potensi pemanfaatan air terjun dan
pemandangan hutan pinus yang dapat menjadi potensi wisata.
TUGAS 2
1. Why patterns are important in landscape ecology study?
2. Explains with examples of the five central themes in landscape ecology
1) Secara fungsional struktur lanskap bisa terdiri atas kesatuan beberapa ekosistem
dan beberapapola-pola pemanfaatan lahan. Struktur lanskap terdiri atas fragmen
(patch), koridor (corridor), dan matriks (matrix) (Prasetyo 2017). Fragment atau
bisa disebut juga dengan patch adalah area yang relatif homogen dan memiliki
bentuk tertentu dan konfigurasi spasial, serta dapat digambarkan secara komposisi
oleh peubah internalnya seperti jumlah pohon, jumlah jenis pohon, tinggi pohon,
atau ukuran-ukuran serupa lainnya (Forman 1995). Koridor adalah fragmen/patch
yang bentuknya memanjang, sedangkan matriks adalah fragmen yang
mendominasi lanskap (Forman & Godron 1986). Patch dapat dilihat dari
kenampakan setiap penutup lahan. Matrix memainkan peran paling dominan dalam
fungsi bentuk lahan. Koridor merupakan aliran yang menghubungkan antar patch
berupa jalan dan sungai. Ekologi bentanglahan dataran aeolian di Pantai Parang
Kusomo, Kabupaten Bantul di atas terdiri dari patch, matrix, dan corridor. Matrix
pada dataran aeolian Pantai Parang Kusomo, Kabupaten Bantul berupa semak
belukar. Pada bentanglahan tersebut terdapat patch berupa lahan pertanian dan
permukiman. Selain itu terdapat corridor yang berupa jalan.
LAHAN
PERTANIAN
KERING
LAHAN
PERTANIAN
KERING
PERMUKIMAN
2)
3) Pada studi kasus dataran aeolian di Pantai Parang Kusomo, Kabupaten Bantul,
selain sungai memiliki peran untuk mengendalikan pergerakan air dan pergerakan
nutrisi mineral, juga mempengaruhi proses terbantuknya dataran aeolian Gumuk
Pasir di bentang lahan Pantai Parang Kusomo, Kabupaten Bantul. Gumuk Pasir
terbentuk dari akumulasi material pasir hitam oleh proses aeolian yang kuat
dengan materialnya berasal dari material vulkanis Gunungapi Merapi yang terbawa
oleh proses fluvial Sungai Opak dan Sungai Progo menuju Samudera Hindia.
Material vulkanik tersebut dalam kurun waktu yang sangat lama terakumulasi
sehingga mengakibatkan sedimentasi material vulkanis Gunungapi Merapi dan
membentuk dataran aeolian berupa gumuk pasir. Selain itu kandungan mineral
yang berasal dari material vulkanis Gunungapi Merapi yang terbawa Sungai Opak
dan Sungai Progo tersebut mengakibatkan tanah di sepanjang Pantai Parang
Kusomo, Kabupaten Bantul menjadi subur sehingga cocok dijadikan sebagai lahan
pertanian oleh warga.
DAFTAR PUSTAKA
Danang Endarto. 2007. Pengantar Geomorlogi Umum. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.
Forman RTT. 1995. Land Mosaics: the Ecology of Landscapes & Regions.
Cambridge: Cambridge University Press, 632 pp.
Forman RTT, Godron M.1986. Landscape ecology. New York: John Wiley &
Sons.
Prasetyo LB. 2017. Pendekatan Ekologi Lanskap untuk Konservasi Biodiversitas.
Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
Van Zuidam, R.A. & Van Zuidam-Cancelado, F.I. 1979. Terrain analysis and classification
using aerial photographs. A geomorphological approach. ITC Textbook of Photo-
interpretation. ITC. Enschede.
Verstappen, H. T. (1983). Applied geomorphology. Elsevier Science Publishing Co., New
York, N.Y. 437pp