Anda di halaman 1dari 6

Geomorfologi berasal dari bahasa yunani kuno, terdiri dari tiga akar kata, yaitu Ge(o) = bumi, morphe =

bentuk dan logos = ilmu, sehingga kata geomorfologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bentuk
perm ukaan bumi
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk permukaan bumi serta proses
proses yang berlangsung terhadap permukaan bumi sejak bumi terbentuk sampai sekarang.
Tujuan mempelajari geomorfologi di lingkungan geologi selaras dengan motto Hutton , yaitu THE
PRESENT IS THE KEY TO THE PAST (sekarang adalah kunci masa lalu). Pemahaman kata sekarang (the
present) adalah pemahaman terhadap bentuk rupa bumi yang dapat dijadikan cerminan proses yang
berlangsung di masa lalu. Faedah yang diharapkan dengan mempelajari geomorfologi yaitu membantu
menelusuri proses - proses yang berlangsung pada bumi sejak terbentuknya bumi sampai sekarang
dengan pendekatan bentuk rupa bumi yang tampak sekarang
ASPEK UTAMA KRITERIA PEMETAAN
Bentuk permukaan Aspek yang digambarkan dari morfologi suatu
1. Morfografi daerah, seperti dataran, perbukitan atau
pegunungan.
2. Morfometri Nilai aspek geomorfologi daerah, seperti
kemiringan lereng, titik ketinggian, panjang
lereng dan kekasaran relief.
3. Morfogenesis (asal - usul
bentuklahan dan proses terjadinya
bentuklahan).
3.1. Morfostruktur pasif. Lithologi / jenis batuan dan struktur batuan
dihubungkan dengan proses pengikisan, seperti
cuesta, hogback dan kubah.
3.2. Morfostruktur aktif. Aktivitas proses endogen seperti vulaknisma,
patahan dan lipatan, seperti gunungapi,
pegunungan antiklin, lereng patahan.
3.3. Morfodinamik Proses eksogen yang berhubungan dengan
gerakan angin, air atau es, seperti gumuk pasir,
dataran fluvial, sedimentasi atau gurun.
4. Morfokhronologi (nisbi dan Waktu proses terjadinya suatu bentuklahan,
absolut). misalnya " Villafranchian" untuk umur glasial tua
dan "Monasterian" untuk dataran pantai muda.
5.Morfo aransemen Hubungan antara perubahan bentuklahan
dengan proses yang sedang berlangsung.
Sumber : Van Zuidam (1985)
Bentuklahan, mengacu kepada sekelompok satuan lahan yang homogen atau heterogen dengan ciri satuan
lahan atau susunan satuan lahan yang khusus. Suatu bentuklahan menunjukkan ciri - ciri tampilan luar, seperti
bentuk permukaan lahan (morfografi), proses / asal - usul (morfogenetik), nilai dari bentuk permukaan
/ kemiringan lereng, panjang lereng dan kerapatan pola pengaliran (morfometri) dan material penyusun
(lithologi)
Bentanglahan, merupakan bagian terbesar dari kumpulan sistem lahan, bentuklahan, satuan lahan
dan komponen lahan, sehingga membentuk bentangan yang sangat luas dengan ciri memiliki keseragaman
relief dan lithologi secara umum.
Sistem pemetaan geomorfologi harus memenuhi kriteria unsur - unsur geomorfologi, seperti gambaran
bentuk (morfografi), asal - usul / proses terjadinya bentuk (morfogenetik), penilaian kuantitatif bentuk
(morfometri) dan material penyusun.
Morfografi secara garis besar memiliki arti gambaran bentuk permukaan bumi atau arsitektur permukaan
bumi. Secara garis besar morfografi dapat dibedakan menjadi bentuklahan perbukitan/punggungan,
pegunungan, atau gunungapi, lembah dan dataran. Beberapa pendekatan lain untuk pemetaan
geomorfologi selain morfografi adalah pola punggungan, pola pe - ngaliran dan bentuk lereng.
Kegiatan erosi dan tektonik yang menghasilkan bentuk - bentuk lembah sebagai tempat pengaliran
air, selanjutnya akan membentuk pola - pola tertentu yang disebut sebagai pola aliran. Pola aliran ini sangat
berhubungan dengan jenis batuan, struktur geologi kondisi erosi dan sejarah bentuk bumi. Sistem
pengaliran yang berkembang pada permukaan bumi secara regional dikontrol oleh kemiringan lereng, jenis
dan ketebalan lapisan batuan, struktur geologi, jenis dan kerapatan vegetasi serta kondisi iklim.
Howard (1967) membedakan pola pengaliran menjadi pola pengaliran dasar dan pola pengaliran
modifikasi. Definisi pola pengaliran yang digun akan adalah
1. Pola pengaliran adalah kumpulan dari suatu jaringan pengaliran di suatu daerah yang
dipengaruhi atau tidak dipengaruhi oleh curah hujan, alur pengaliran tetap pengali. Biasanya pola
pengaliran yang demikian disebut sebagai pola pengaliran permanen (tetap).
2. Pola dasar adalah salah satu sifat yang terbaca dan dapat dipisahkan dari pola dasar lainnya.
3. Perubahan (modifikasi) pola dasar adalah salah satu perbedaan yang dibuat dari pola dasar
setempat.
Morfogenetik adalah proses / asal - usul terbentuknya permukaan bumi, seperti bentuklahan perbukitan /
pegunungan, bentuklahan lembah atau bentuklahan pedataran. Proses yang berkembang terhadap
pembentukkan permukaan bumi tersebut yaitu proses eksogen dan proses endogen.
Proses eksogen adalah proses yang dipengaruhi oleh faktor - faktor dari luar bumi, seperti iklim, biologi dan
artifisial. Proses yang dipengaruhi oleh iklim dikenal sebagai proses fisika dan proses kimia, sedangkan ptoses
yang dipengaruhi oleh biologi biasanya terjadi akibat dari lebatnya vegetasi, seperti hutan atau semak
belukar dan kegiatan binatang. Proses artifisial lebih banyak disebabkan oleh aktifitas manusia merubah
bentuk permukaan bumi untuk kepentingan kehidupannya.
Proses endogen adalah proses yang dipengaruhi oleh kekuatan / tenaga dari dalam kerak bumi, sehingga
merubah bentuk permukaan bumi. Proses dari dalam kerak bumi tersebut antara lain kegiatan tektonik yang
menghasilkan patahan (sesar), pengangkatan (lipatan) dan kekar. Selain kegiatan tektonik, proses kegiatan
magma dan gunungapi (vulkanik) sangat berperan merubah bentuk permukaan bumi, sehingga membentuk
perbukitan intrusi dan gunungapi.
Morfometri merupakan penilaian kuantitatif dari suatu bentuklahan dan merupakan unsur geomorfologi
pendukung yang sangat berarti terhadap morfografi dan morfogenetik. Penilaian kuantitatif terhadap
bentuklahan memberikan penajaman tata nama bentuklahan dan akan sangat membantu terhadap analisis
lahan untuk tujuan tertentu, seperti tingkat erosi, kestabilan lereng dan menentukan nilai dari kemiringan
lereng tersebut.
Ekoregion adalah wilayah geografis yang memiliki kesamaan ciri iklim, tanah, air, flora, fauna asli serta pola
itneraksi manusia dengan alam yang menggambarkan integritas sistem alam dan lingkungan hidup. Secara alami
kondisi ekoregion pada suatu daerah atau wilayah akan berpengaruh terhadap variasi potensi sumberdaya alam,
sumberdaya hayati, dan sumberdaya manusia yang tinggal di dalamnya. Dengan kata lain bahwa kondisi
ekoregion akan berpengaruh terhadap karakteristik lingkungan hidup secara umum, dan perilaku manusia yang
tinggal di dalam lingkungan tersebut.
Bab II Pasal 5 menyatakan bahwa pada tahap perencanaan, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
harus dilaksanakan kegiatan-kegiatan, berupa: inventarisasi lingkungan hidup, penetapan wilayah ekoregion,
dan penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH).
pasal 7 ayat (2) menyuratkan bahwa hasil inventarisasi lingkungan hidup menjadi dasar dalam penetapan
wilayah ekoregion dengan mempertimbangkan kesamaan karakteristik bentang alam, Daerah Aliran Sungai
(DAS), iklim, flora-fauna, sosial budaya, ekonomi, dan kelembagaan masyarakat.
Daerah aliran sungai (drainage basin) adalah suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi dimana air
yang berasal dari air hujan yang jatuh, terkumpul dalam kawasan tersebut. Guna dari das adalah menerima,
menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh diatasnya melalui sungai. Air pada das merupakan aliran air
yang mengalami siklus hidrologi secara alamiah.
Gunungapi memiliki manfaat bagi manusia, selain secara lokal atau global berpengaruh terhadap iklim
(Thouret dan Nemeth, 2012) secara ekologis tubuh gunungapi merupakan wilayah yang baik utuk resapan air,
cagar alam, atau suaka margasatwa, dan material yang dihasilkan seperti piroklastik yang merupakan bahan
induk tanah yang baik untuk lahan pertanian.
Maka kondisi geokologis pada bentuklahan gunungapi akan dinamis jika hulu dari bentuklahan tersebut
mengalami kejadian secara effusif maupun explosive yang akan mempengaruhi bagian hilirnya karena lahar
maupun piroklastik yang keluar dari tubuh gunungapi akan melewati bentuklahan dibawah morfologinya dan
akan merubah bentuk, kualitas, maupun kuantitas yang sebelumnya ada.
Satuan bentuklahan vulkanik yang paling potensial untuk wilayah perkebunan adalah betuklahan dataran
gunung api, karena dataran gunungapi terbentuk oleh pengendapan material vulkanik gunungapi muda dengan
endapan permukaan yang merupakan salah satu penciri fasies medial. Perkembangan tanah umumnya telah
menghasilkan tanah dengan solum yang tebal. Material vulkanik sebagian besar telah mengalami pelapukan dan
mulai dirombak oleh proses erosi.
Jasa ekosistem penyediaan pangan dan air bersih yang paling tinggi adalah bentuklahan dataran kaki
gunungapi, karena kedudukan sebagai resapan tersebar pada daerah-daerah dataran yang mendapatkan aliran
air dari sungai,mata air, danau dan situ/waduk. Litologi yang tersebar pada bentuklahan dataran kaki gunungapi
memiliki tipe akuifer bercelah atau sarang. Terdapat material endapan gunungapi muda pada bentuklahan ini
yang memunculkan daerah resapan paling besar dengan tingkat kelulusan batuan sangat tinggi. Daerah dataran
pada bagian ini merupakan daerah yang terdiri dari bahan-bahan bersifat lepas terutama lempungan, pasiran,
dan kerikil yang termasuk sistem akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir. Dengan demikian susunan
batuan ini bertindak sebagai lapisan kedap air (permeable) yang punya daya infiltrasi cukup baik untuk jasa
ekosistem penyediaan pangan dan air.
Kondisi geokologis suatu daerah adalah dinamis, karena aspek geokologi yaitu abiotik (fisik) dan biotik
(flora dan fauna) terus berubah dan berkembang baik karena proses eksogen maupun endogen. Proses endogen
diakibatkan oleh energi panas dari dalam bumi, proses eksogen diakibatkan dari luar bumi yaitu energi matahari.
proses endogen : gempa, sesar, vulkanisme, terbentuknya pegunungan, proses eksogen : pelapukan, erosi, gmt/b
Contoh kondisi geoekologis adalah dinamis yaitu, terjadinya gempa bumi di Yogyakarta pada 27 Mei 2006.
Terjadi perubahan aspek abiotik (fisik) seperti gedung-gedung rusak, situs kuno dan lokasi wisata alam maupun
buatan yang rusak, aspek biotik (flora, fauna, dan manusia) mengalami kematian bahkan kepunahan akibat
terjadinya perubahan ekosistem tempat tinggal flora dan fauna pada lokasi terdampak, bahkan menyebabkan
ribuan orang meninggal dunia.
Menurut Hugget (1995), geoekologi adalah kajian tentang struktur dan fungsi geoekosistem. Satuan
geoekologi tersusun atas satuan bentuklahan sebagai wadahnya dengan pengisi berupa topografi, tanah dan
batuan, air, iklim, biota, serta komponen kultural. Satuan geoekologi memiliki karakteristik tertentu dapat dinilai
potensi dan kendalanya.
Geoekosistem merupakan sistem geoekologi yang didefinisikan sebagai satuan bentanglahan (landscape) yang
terdiri atas biosfer, toposfer, atmosfer, pedosfer, dan hidrosfer, yang bersama-sama dengan proses-proses
biologis, geomorfologis, klimatologis, pedologis, dan hidrologis membentuk satu kesatuan menyeluruh.
Ekosfer adalah lapisan bumi yang di dalamnya terdapat interaksi antara komponen abiotik (fisik) dan biotik
dalam artian melibatkan semua makhluk dan seluruh komponen lingkungannya.
Maka geoekosfer adalah fenomena/gejala di muka bumi, adanya relasi antar fenomena, adanya hubungan
timbal balik antar fenomena/gejala, interaksi, interdependensi, intergrasi antar fenomena.
Faktor-faktor geoekologi : Iklim & fenologi, Geologi, Geomorfologi, Air, Tanah, Vegetasi, Hewan, Manusia
Fenomenologi merupakan filsafat yang melakukan penganalisaan secara mendalam, mengenali, dan
memahami obyek dasar pengetahuan secara praktis. Pendekatan kelingkungan sebagai studi interaksi antara
organisme hidup dengan lingkungan disebut sebagai ekologi suatu ekosistem. Pandangan dan telaah ekologi
diarahkan pada hubungan antara manusia sebagai makhluk hidup dengan lingkungan alam. Maka fenomena
dalam ekologi ialah dengan memperhatikan konteks keruangan, kelingkungan, dan kewilayahan sehingga
diharapkan dapat menjadi ilmu yang memiliki dinamika kekinian melalui kajian yang mampu memberikan
penjelasan tentang keterkaitan antar fenomena muka bumi sebagai satu kesatuan yang utuh.
Pengentasan desa miskin : Program inpres desa tertinggal : bertujuan menumbuhkan dan memperkuat
kemampuan penduduk miskin untuk meningkatkan taraf hidupnya dengan membuka kesempatan berusaha.
Program idt diarahkan pada pengembangan kegiatan sosial ekonomi untuk mewujudkan kemandirian penduduk
miskin di desa tertinggal dengan menerapkan prinsip gotong royong, keswadayaan, dan pastisipasi.
Pengembangan prognosis pada bentanglahan ditujukan untuk memprediksi proses alami dengan intensitas
kerusakan yang tinggi mejadi sangat mungkin terjadi pada daerah yang dimanfaatkan secara intensif,
sehingga perlu adanya prognosis. Upaya dari prognosis bentanglahan memiliki tujuan diantaranya:
1. Mengurangi pengaruh dari proses yang merusak alam dan keseimbangan alam.
2. Membantu dalam pemanfaatan sumberdaya alam yang komples secara menyeluruh dalam
bentanglahan dan mengorganisasikannya untuk land use yang optimum.
3. Menciptakan struktur wilayah yang memperhatian karakter bentanglahan
4. Untuk memahami interaksi bentanglahan termasuk perubahan jangka panjangnya.
Tahapan tersebut ditunjukan (aim) pada suatu objek (object) dengan disajikan secara spasial (spatial size) dan
temporal (main temporal range). Setalah data dan informasi diperoleh maka proses analisis (analysis)
dilakukan seperti (naturals unit, landuse system, socioeconomic etc) dan dilanjutkan dengan diagnosis (dampak
yang terjadi, trendline perubahan masa lalu dan masa depan). Proses determinasi dilakukan dalam metode
prognosis. Sehingga diperoleh data dan informasi sesuai dengan tujuan dan kebutuhan.

Permasalahan degradasi geoekologi terkait dengan bentanglahan maupun bentuklahan saling terkait satu
sama lain. Pengelolaan lingkungan terkait faktor abiotik, biotik dan kultural (manusia dan peradabannya),
karena ada hubungan saling terkait (interrelationship) dan saling kebergantungan (interdependency) antar
berbagai komponen lingkungan tersebut yang mempengaruhi keberlangsungan kehidupan manusia yang tinggal
didalamnya (Verstappen, 1983).
Pentingnya disusun suatu prognosis dikarenakan dampak rekayasa terkadang berlangsung lebih lama
dibandingkan dengan yang diperkirakan dan bahkan sering terjadi kebalikannya.
Menurut Surastopo (1982), bentanglahan adalah sebagian ruang permukaan bumi yang terdiri atas sistem-
sistem, yang dibentuk oleh interaksi dan interpendensi antara bentuklahan, batuan, bahan pelapukan batuan,
tanah, air, udara, tetumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi dan manusia dengan segala aktivitasnya, yang
secara keseluruhan membentuk satu kesatuan.
Ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya.
Menurut Ernst Haeckel (1834), ekologi mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara
makhluk hidup, pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen
penyusunnya, yaitu faktor abiotik (fisik) dan biotik.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem merupakan suatu tatanan kesatuan secara utuh dan
menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
Tampilan topografi dapat memberikan kesan sesar, tetapi tidak berarti sebagai sesar. Fenomena -
fenomena (kejadian) yang dapat diperkirakan terjadi sesar saat sekarang atau masa lalu antara lain :
- sering terjadi longsoran.
- kelurusan punggungan yang tidak dipengaruhi oleh jenis batuan.
- pola aliran sungai paralel yang memotong berbagai jenis batuan.
- kelokan tajam aliran sungai.
Bentuklahan asal fluvial (sungai)
a. Satuan bentuklahan dataran banjir.
b. Satuan bentuklahan dataran tanggul alam c. Satuan
bentuklahan dataran teras sungai.
d. Satuan bentuklahan dataran beting gisik.
e. Satuan bentuklahan dataran gosong sungai.
Bentuklahan asal marin (laut)
a. Satuan bentuklahan dataran pesisir (coastal)
b. Satuan bentuklahan dataran pesisir aluvial. c. Satuan
bentuklahan beting gisik.
d. Satuan bentuklahan dataran pantai (beach).
e. Satuan gumuk pasir (sand dunes)
Bentuklahan asal struktural
a. Satuan bentuklahan perbukitan struktural terlipat.
b. Satuan bentuklahan perbukitan struktural gawir sesar. c. Satuan
bentuklahan perbukitan blok sesar.
Bentuklahan asal vulkanik.
a. Satuan bentuklahan perbukitan intrusi.
b. Satuan bentuklahan perbukitan lereng atas vulkanik. c. Satuan
perbukitan lereng vulkanik tengah.
d. Satuan perbukitan lereng vulkanik bawah.
Bentuklahan asal aeolian
Bentuklahan asal karst.
a. Satuan bentuklahan perbukitan karst. b. Satuan
bentuklahan kubah karst.
c. " sinkhole" / 'dolina'
Bentuklahan asal glasial (es)
Morfostruktur pasif : Lithologi / jenis batuan dan struktur batuan dihubungkan dengan proses pengikisan,
seperti cuesta, hogback dan kubah.
Sebutan perbukitan digunakan terhadap bentuklahan kubah intrusi (dome landforms of intrusion), bukit
rempah gunungapi / gumuk tefra, koral (karst) dan perbukitan yang dikontrol oleh struktural.
Perbukitan kubah intrusi, disusun oleh material batuan beku intrusi yang memiliki ciri khas membentuk pola
aliran sentripetal, soliter (terpisah), biasanya terbentuk pada daerah yang dipengaruhi oleh sesar dan tersebar
tidak beraturan.
Kontrol struktur dan bentuk sungai :
KUBAH Pola radial Pola anular
Sungai konsekuen Sungai subsekuen
Bentuklahan perbukitan intrusi :
- Bentuk perbukitan menyerupai kubah dan berpola terpisah (soliter).
- Pola aliran radial sentripetal (menyebar keluar dari titik pusat).
- Bentuk lereng relatif cembung.
- Garis kontur pada peta topografi relatif rapat.
Kep-Men. ESDM No: 1456 K/20/ Mem/2000 Bentangalam pada batuan karbonat yang bentuknya sangat
khas, yaitu dicirikan oleh terdapatnya bukit-bukit kecil, dolina atau daerahnya berupa cekungan-cekungan, gua,
sungai-sungai di bawah permukaan tanah.
Kars adalah suatu system yang merupakan kesatuan pengeringan alamiah air meteorik dalam sistem terbuka
yang berinteraksi dng formasi batuan. (esteban, 1996)
proses karsifikasi : Proses alam yg menyebabkan terbentuknya kars akibat peresapan dan pelarutan air (hujan)
pada lapisan batugamping yang terjadi secara alami selama ruang dan waktu geologi (Kep-Men ESDM No:
1456 K/20/ Mem/2000. Kejadian eksodinamik yg melibatkan air dan mengakibatkan struktur massa batuan
mudah larut, berubah secara berkesinambungan (Milanovic, 1992). Karsifikasi terjadi pd tubuh batuan mulai
dari permukaan yg bersentuhan langsung dng atmosfer, hingga kedalaman 200-250 m
Bloom (1979) membagi menjadi:
1. Topografi kars mayor: dolina, uvala, polje, kars valley.
2. Topografi kars minor: lapies, gua kars, fito kars, spe-leothems.
3. Topografi kars sisa/residual kars: kegel kars, tower kars.
Eksokars: semua fenomena yang dijumpai di atas permukaan tanah kawasan kars antara lain kubah-kubah
dengan berbagai bentuk doline, uvala, Polje, dan conical hill.
Endokars:semua fenomena yang dijumpai di bawah permukaan tanah kawasan kars,yang paling sering
dijumpai adalah gua, sungai bawah tanah, saluran, dan terowongan.
Doline : Bentuk depresi membulat atau lekuk tertutup di permukaan kawasan kars yang terjadi akibat proses
pelarutan atau runtuhan berukuran kecil sampai sedang atau depresi yang dindingnya merupakan bidang sesar
yang dimodifikasi oleh pelarutan.
Geometri dolina mempunyai luas lebih besar daripada kedalamannya. Diameternya berkisar antara 10-1000
m, kedalamannya antara 2-100 m. Sudut pada sisi-sisi doli-na berkisar antara 20-30o, kadang-kadang lebih
curam bahkan berbentuk vertikal ataupun berupa tebing tegak spt pd depresi atau cekungan runtuhan (collapse
sink).Perbedaan geometri tersebut disebabkan perbedaan kontrol struktur, tingkat pelarutan, kejadian yang acak.
• SoIution doline: terbentuk karena proses pelarutan melalui celah atau kekar yang melebar dan dikontrol
oleh sudut Iereng, litologi, struktur geologi dan vegetasi penutup.
• Subsidence doline: akibat pelarutan pada batuan tipis di atas batugamping yang berlangsung menerus
dan masuk ke dalam lapisan batugamping. Cekungannya makin besar dan akhirnya runtuh longsor.
Dicirikan oleh adanya sisa runtuhan.
• Collapse doline: terbentuk oleh runtuhan atap gua, sehingga di dasar doline akan dijumpai batuan
runtuhan tersebut
• Subjacent kars collapse doline: terbentuk akibat runtuhan pada batuan yang tidak mudah larut.
• Cockpits: berkembang di daerah tropis, berbentuk saling memotong, menyatu atau bentuk gabungan
doline kecil yang berbentuk reticulate, sarang lebah atau bintang teratur.
Mata air karst : Keluarnya air dari dalam batuan karstik, melalui saluran yang masih aktif, baik berada di
permukaan, maupun di bawah permukaan (di dalam gua ataudi bawah muka laut).
Sinks: tempat masuknya air ke dalam tanah
Rise: tempat timbulnya airtanah

Anda mungkin juga menyukai