Anda di halaman 1dari 31

BENTUK

MUKA BUMI

sugiasih
BENTUK MUKA BUMI DAN PROSES-
PROSESNYA
 Bentuk muka bumi atau sering disebut dengan relief muka bumi terbentuk karena karena
adanya proses-proses di muka bumi yang disebabkan oleh gaya asal dalam (endogen) dan
gaya asal luar (eksogen).

 Gaya asal dalam dan gaya asal luar ini menyebabkan bentuk muka bumi berubah-ubah
sepanjang sejarah dan pada akhirnya memberikan kenampakan muka bumi sebagaimana
kondisi saat ini.

 Gaya asal dalam adalah gaya-gaya yang berasal dari dalam perut bumi berupa gaya ke-
gunung api-an (vulkan), gaya ke-gema-an (tektonik), maupun gaya-gaya pembentukan
pegunungan.

 Sedangkan gaya asal luar adalah gaya-gaya yang mempengaruhi muka bumi dan berasal dan
berada di atas permukaan bumi, berupa hidrosfer, biosfer dan atmosfer.
BENTUK MUKA BUMI DAN PROSES-
PROSESNYA
 Aktifitas hidrosfera berupa erosi atau pengikisan yang disebabkan oleh gaya air atau denudasi yang
merupakan pengangkutan material dari permukaan bumi menuju tempat yang lebih rendah atau ke arah laut.

 Aktifitas biosfer berupa aktifitas oleh kekuatan organic, baik oleh tumbuh-tumbuhan maupun oleh binatang
seperti terbentuknya coral reef, batuan karst atau gamping, hingga gua dan sungai-sungai bawah tanah.

 Aktifitas atmosfer didominasi oleh kekuatan angin. Angin yang mengandung pasir halus akan mengikis
batuan-batuan dan pegunungan membentuk gumuk-gumuk pasir ataupun padang pasir. Proses oleh angin ini
disebut dengan proses deflasi.

 Gaya-gaya asal luar dan gaya asal dalam inilah yang membentuk muka bumi, menghancurkan relief yang
telah ada dan membentuk muka bumi yang baru. Proses-proses tersebut disebut sebagai siklus geologi. Siklus
atau daur geologi terdiri dari: (1) orogenesis, yakni pembentukan gunung dan pegunungan; (2) glyptogenesis,
yakni penghancuran relief-relief muka Bumi; dan (c) litogenesis, yakni pembentukan kembali batuan-batuan
endapan.
Skema Siklus Geologi
STUDI BENTUK LAHAN
 Pada hakekatnya geomorfologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang roman muka bumi beserta aspek-aspek yang
mempengaruhinya termasuk deskripsi, klasifikasi, genesa, perkembangan dan sejarah permukaan bumi. Kata
Geomorfologi (Geomorphology) berasal bahasa Yunani, yang terdiri dari tiga kata yaitu: Geos (erath/bumi), morphos
(shape/bentuk), logos (knowledge atau ilmu pengetahuan). Berdasarkan dari kata-kata tersebut, maka pengertian
geomorfologi merupakan pengetahuan tentang bentuk-bentuk permukaan bumi. Geomorfologi merupakan
pengetahuan tentang bentuk-bentuk permukaan bumi.

 Geomorfologi sebenarnya dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang perubahan-perubahan pada bentuk
muka bumi dan secara umum didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang alam, yaitu meliputi bentuk-
bentuk umum roman muka bumi serta perubahan-perubahan yang terjadi sepanjang evolusinya dan hubungannya
dengan keadaan struktur di bawahnya, serta sejarah perubahan geologi yang diperlihatkan atau tergambar pada
bentuk permukaan itu (American Geological Institute, 1973). Dalam bahasa Indonesia banyak orang memakai kata
bentang alam sebagai terjemahan geomorfologi, sehingga kata geomorfologi sebagai ilmu dapat diterjemahkan
menjadi Ilmu Bentang alam.

 Geologi mempunyai objek studi yang lebih luas dari geomorfologi, karena mencangkup studi tentang seluruh kerak
bumi, sedangkan geomorfologi hanya terbatas pada studi permukaan dari kerak bumi. Oleh karena itu geomorfologi
dianggap sebagai cabang dari geologi dan kemudian dalam perkembangannya geomorfologi menjadi suatu ilmu
tersendiri, terlepas dari geologi.
BENTANG LAHAN
 Bentang lahan merupakan gabungan dari bentuk lahan (landform).
Bentuk lahan merupakan kenampakan tunggal, seperti sebuah bukit
atau lembah sungai (Tuttle, 1975).

 Bentang lahan ialah sebagian ruang permukaan bumi yang terdiri


atas sistem-sistem, yang dibentuk oleh interaksi dan interdependensi
antara bentuklahan, batuan, bahan pelapukan batuan, tanah, air,
udara, tetumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi dan manusia
dengan segala aktivitasnya, yang secara keseluruhan membentuk satu
kesatuan (Surastopo, 1982).

 Bentang lahan merupakan bentangan permukaan bumi dengan


seluruh fenomenanya, yang mencakup: bentuklahan, tanah, vegetasi,
dan atribut-atribut lain, yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia
(Vink, 1983).
BENTANG LAHAN
Berdasarkan pengertian bentang lahan tersebut, terdapat 8 (delapan) unsur penyusun
bentang lahan, yaitu: udara, batuan, tanah, air, bentuk lahan, flora, fauna, dan manusia,
dengan segala aktivitasnya.

Kedelapan unsur bentang lahan tersebut merupakan faktor-faktor penentu terbentuknya


bentang lahan, yang terdiri atas: faktor geomorfik (G), litologik (L), edafik (E),
klimatik (K), hidrologik (H), oseanik (O), biotik (B), dan faktor antropogenik (A).
Dengan demikian, berdasarkan faktor-faktor pembentuknya:

Ls = f (G, L, E, K, H, O, B, A)
Keterangan :
Ls : bentang lahan
G : geomorfik
L : litologik
E : edafik
K : klimatik
H : hidrologik
O : oseanik
B : biotic
A : antropogenik
BENTANG LAHAN

BENTANG BENTANG
ALAMI BUDAYA
bentang alami dengan inti kajian bentang budaya dengan inti
bentuk lahan. kajian manusia dengan segala
perilakunya terhadap tanah.
BENTANG LAHAN

BENTANG BENTANG
ALAMI BUDAYA
komponen ekosistem lingkungan komponen sistem sosial atau
alami (abiotic dan biotic) yang lingkungan sosial yang
terwujud dalam kenampakan bentang mencerminkan terbentuknya
alam (natural landscape)
bentang budaya (cultural
landscape)
Bentang Alam dan Bentang Budaya

Bentang alam (natural landscape) yakni bagian yang tampak dari lingkungan alami
seperti: bentuk permukaan bumi (morfologi daratan) dan perairan yang merupakan
perwujudan komponen geosfer berupa atmosfer, lithosfer, pedhosfer, hidrosfer dan
biosfer. Dimana pada bentang alam ini pengaruh manusia masih sangat sedikit.

Bentang budaya (cultural landscape) adalah kenampakan konkrit dari hasil adaptasi
atau penyesuaian manusia terhadap lingkungannya. Bentang budaya mengandung
unsur cipta, rasa, dan karya manusia yang bersifat sangat dinamis dan mengisi
ruang dari bentang alam.
Bentang Lahan
Proses terbentuknya bentang lahan baik bentang alam maupun bentang budaya terdiri dari 3 komponen
yakni:
1. komponen lingkungan alam (abiotik maupun biotik),
2. lingkungan sosial (culture), dan
3. suprastruktur yang merupakan entitas di luar komponen lingkungan.

Ketiga komponen tersebut memiliki keterkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
Komponen alam merupakan dasar, tempat manusia dan makhluk hidup melakukan kegiatan.
Komponen biotik berupa permukaan bumi dan seluruh isinya, sementara komponen biotik terdiri dari
flora dan fauna.

Komponen sosial memiliki sifat yang dinamis dan sering pula disebut sebagai faktor perubah atau
modifier. Aktivitas manusia dapat memodifikasi lingkungan alam, yang dapat diamati melalui
kenampakan bentang budayanya.

Komponen Suprastruktural merupakan faktor kunci yang paling tinggi yang mempengaruhi aktivitas
manusia dalam lingkungan alam. Komponen ini berada pada tingkatan norma, nilai-nilai, kepercayaan,
sistem religi yang akan berpengaruh terhadap unsur budaya berupa cipta, rasa, dan karsa manusia yang
mempengaruhi perilaku manusia dalam berhubungan dengan lingkungan alam. Analisis dapat
dilakukan dengan melihat unsur norma, budaya, religi, ideologi, kepercayaan, tradisi, pengetahuan,
BENTUK LAHAN
Bentuk lahan adalah bagian dari permukaan bumi yang memiliki
bentuk topografi khas, akibat pengaruh kuat dari proses alam dan
struktur geologis pada material batuan, dalam skala ruang dan waktu
kronologis tertentu. Berdasarkan pengertian ini, faktor-faktor penentu
bentuk lahan (Lf) dapat dirumuskan:
Lf: f (T, P, S, M, K)
Dengan keterangan:
T : topografi
P : proses alam
S : struktur geologi
M: material batuan
K : ruang dan waktu kronologis

Oleh karena untuk menganalisis bentang lahan lebih sesuai dengan


didasarkan pada bentuk lahan, maka klasifikasi bentang lahan juga
akan lebih sesuai jika didasarkan pada unit-unit bentuk lahan
penyusunnya.
Klasifikasi Bentuk Lahan
Verstappen (1983) telah mengklasifikasikan bentuk
lahan berdasarkan genesisnya menjadi 10 (sepuluh)
macam bentuk lahan asal proses, yaitu:
1. Bentuklahan asal proses vulkanik (V), merupakan
kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi
akibat aktivitas gunung api. Contoh bentuk lahan
ini antara lain: kerucut gunung api, medan lava,
kawah, dan kaldera.

2. Bentuk lahan asal proses struktural (S), Bentuklahan asal proses vulkanik (kaldera)
merupakan kelompok besar satuan bentuk lahan
yang terjadi akibat pengaruh kuat struktur
geologis. Pegunungan lipatan, pegunungan
patahan, perbukitan, dan kubah, merupakan
contoh-contoh untuk bentuk lahan asal struktural.
Berikut merupakan salah satu bentuklahan asal
proses struktural.
Bentuklahan asal proses struktural
(Graben)
Klasifikasi Bentuk Lahan
3. Bentuk lahan asal fluvial (F), merupakan
kelompok besar satuan bentuk lahan yang
terjadi akibat aktivitas sungai. Dataran banjir,
rawa belakang, teras sungai, dan tanggul alam
merupakan contoh-contoh satuan bentuk tanah
ini.
Bentuklahan asal fluvial berupa Kipas
Aluvial
4. Bentuk lahan asal proses solusional (S),
merupakan kelompok besar satuan bentuklahan
yang terjadi akibat proses pelarutan pada batuan
yang mudah larut, seperti batu gamping dan
dolomite, karst menara, karst kerucut, doline,
uvala, polye, goa karst, dan logva, merupakan
contoh-contoh bentuklahan ini.

Bentuklahan asal proses Solusional


Klasifikasi Bentuk Lahan
5. Bentuk lahan asal proses denudasional
(D), merupakan kelompok besar satuan
bentuklahan yang terjadi akibat proses
degradasi seperti longsor dan erosi.
Contoh satuan bentuklahan ini antara lain:
bukit sisa, lembah sungai, peneplain, dan
tanah rusak.
Bentuklahan asal proses Denudasional (Bukit
Sisa)
6. Bentuk lahan asal proses eolin (E),
merupakan kelompok besar satuan bentuk
lahan yang terjadi akibat proses angin.
Contoh satuan bentuk lahan ini antara
lain: gumuk pasir barchan, parallel,
parabolik, bintang, lidah, dan transversal.

Gumuk Pasir Tipe Barchan


Klasifikasi Bentuk Lahan
7. Bentuklahan asal proses marine (M), merupakan
kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat
proses laut oleh tenaga gelombang, arus, dan pasang-
surut. Contoh satuan bentuklahan ini adalah: gisik
pantai (beach), bura (spit), tombolo, laguna, dan beting
gisik (beach ridge). Bentuklahan asal proses marine (Estuaria)
Karena kebanyakan sungai dapat dikatakan bermuara
ke laut, maka seringkali terjadi bentuk lahan yang
terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan proses
marine. Kombinasi ini disebut proses fluvio-marine.
Contoh-contoh satuan bentuklahan yang terjadi akibat
proses fluvio marine ini antara lain delta dan estuari.

8. Bentuk lahan asal glasial (G), merupakan kelompok


besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat proses
gerakan es (gletser). Contoh satuan bentuk lahan ini
antara lain lembah menggantung dan morine.
Bentuk lahan asal proses Glasial
Klasifikasi Bentuk Lahan
9. Bentuk lahan asal organik (O), merupakan
kelompok besar satuan bentuk lahan yang terjadi
akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora dan
fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah
mangrove dan terumbu karang.
Bentuklahan asal proses organik

10. Bentuk lahan asal antropogenik (A), merupakan


kelompok besar satuan bentuk lahan yang terjadi
akibat aktivitas manusia. Waduk, kota, dan
pelabuhan, merupakan contoh-contoh satuan bentuk
lahan hasil proses antropogenik.

Bentuk lahan asal antropogenik


Proses Geomorfologi
Proses geomorfologi
semua proses yang dapat menyebabkan perubahan bentuk permukaan bumi)

1. Endogenik (tektonik, vulkanik)


2. Eksogenik (fluvial, glasial, aeolin, marin, solusional)
3. Ekstra terrestrial (jatuhan meteor)
4. Biotik (kinerja binatang dan tumbuhan)
5. Antropogenik (kinerja manusia)

 Proses proses endogenik bersifat konstruksional,


 Proses proses eksogenik dan ekstra terrestrial bersifat destruksional
Proses Endogenik : Proses makro
konstruksional
 Proses pembentukan permukaan bumi berawal dari proses endogenic
 Proses pembentukan diawali dengan pengendapan material vulkanik
 Proses tektonik kemudian menyebabkan penenggelaman dan pengangkatan atas material
vulkanik
 Asal muasal sebagian besar material penyusun bumi adalah material vulkanik
Proses Endogenik
Proses kegunungapian (pembentukan
tubuh kerucut Gunungapi Sinabung
melalui serangkaian proses
pengendapan material vulkanik)
Proses Endogenik
Dataran tinggi hasil proses tektonik pengangkatan (perhatikan elevasi bukit bukit yang menjadi latar belakang)
Proses Eksogenik (Proses destruksional)
Pada umumnya merupakan proses redistribusi material penutup permukaan oleh tenaga:
a. Aliran air : proses fluvial
b. Gerakan lapisan es : proses glasial
c. Angin : proses aeolin
d. Gelombang : proses marin
e. Pelarutan : proses solusional

Proses eksogenik yang telah lanjut membentuk bentuklahan sisa : denudasional


Proses Geomorfologi Fluvial
Proses Fluvial : dinamika perataan permukaan bumi oleh proses proses pengikisan pengendapan yang dikarenakan aliran
air
Proses Geomorfologi Marin
Proses Marin : dinamika perataan permukaan bumi oleh proses proses pengikisan pengendapan yang dikarenakan
gelombang dan arus laut.

Gerong laut - Sea notch

Rataan gelombang - Platform


Proses Geomorfologi Aeolin
Proses Aeolin : dinamika perataan permukaan bumi oleh proses proses pengikisan pengendapan yang dikarenakan angin.

Barchaan - Parangtritis
Proses Geomorfologi Solusional
Proses Pelarutan : dinamika perataan permukaan bumi oleh proses-proses pelarutan-presipitasi
pada batuan mudah larut.

Karst Tower -Telaga


(doline berair) di Pegunungan Seribu - Gunungakidul

Travertin
Papua Barat
Proses Geomorfologi Glasial
Proses Glasial : dinamika perataan permukaan bumi oleh proses-proses Pengikisan dan pengendapan karena gletser.
Proses Geomorfologi Denudasional
Sisa proses geomorfologi (Denudasional)

 Proses eksogenik, ekstra terrestrial, biotik dan


antropogenik pada tahapan lanjut akan menghasilkan
bentukan sisa.

 Bentukan sisa pada umumnya berupa singkapan batuan


tanpa material penutup tanpa vegetasi

 Bentukan sisa pada umumnya berupa lahan-lahan


marginal yang mempunyai daya dukung terbatas untuk
kehidupan makhluk.

 Bentukan denudasional mungkin dapat dijadikan


Gambar Proses Denudasional : dinamika perataan muka
indukator kerusakan lingkungan
bumi oleh proses-proses pengikisan dan pengendapan
dikarenakan berbagai proses hingga menghasilkan
permukaan batuan yang tanpa vegetasi
Proses Geomorfologi Denudasional

Proses denudasional menghasilkan dataran pasir


Proses denudasional menghasilkan batuan dasar kwarsa yang tidak dapat mendukung kehidupan
yang tersingkap. secara optimum
Tugas 3 (2 MINGGU)
Deskripsikan bentuklahan di wilayah kalian
(kabupaten/kota/provinsi), minimal 5 bentuklahan
dari 3 jenis bentuklahan. Kemudian, jelaskan
kondisi pertanahannya (penguasaan, pemilikan,
penggunaan atau pemanfaatan tanah).
A PICTURE IS WORTH A THOUSAND
WORDS

Thank you!

Anda mungkin juga menyukai