DISUSUN OLEH :
Nama : Astriana Angraini (3213131041)
Kelas :A
Mata kuliah : Geomorfologi
Dosen pengampu : Dr. Dwi Wahyuni Nurwihastuti, S.Si, M.Si
1
hipotesis kerja berganda (hipotesis kerja berganda).
Ada 10 konsep dasar Geomorfologi yang dikemukakan oleh Thornbury (1958)
dalam Suprapto (1997) dan Suwijanto antara lain:
1) Proses-proses dan hukum fisik yang sama bekerja sekarang, bekerja pula pada
waktu geologi yang walaupun intesitasnya tidak sama seperti sekarang.
2) Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam evolusi
bentuk lahan dan struktur geologi dicerminkan oleh bentuk lahannya.
3) Perbedaan muka bumi yang berbeda antara satu dengan yang lain disebabkan
karena derajat pembentukannya beda pula.
4) Proses-proses geomorfologi meninggalkan bekas-bekas yang nyata pada
bentuk lahan dan setiap proses geomorfologi akan membangun suatu
karakteristik tertentu pada bentuk lahannya (meninggalkan jejak yang spesifik
dan dapat dibedakan dengan proses lain secara jelas.
5) Akibat perbedaan tenaga erosi yang bekerja pada permukaan bumi,maka
dihasilkan suatu urutan bentuk lahan yang mempunyai karakteristik tertentu
pada masing-masing lahan perkembangannya.
6) Evolusi geomorfik yang kompleks lebih umum terjadi dibandingkan dengan
evolusi geomorfik yang sederhana (perkembangan bentuk muka bumi
umumnya oleh proses yang sederhana.
7) Hanya sedikit saja dari topografi permukaan bumi adalah lebih tua dari zaman
tersier dan kebanyakan dari padanya tidak lebih dari zaman pleistosen.
8) Interpretasi secara tepat tehadap bentang lahan sekarang tidak mungkin
dilakukan tanpa memperhatikan perubahan-perubahan iklim dan geologi
selama masa pleistosen.
9) Dalam mempelajari bentang lahan secara global/ skala dunia, pengetahuan
tentang iklim global perlu diperhatikan.
10) Walaupun geomorfologi menekankan terutama pada bentang lahan sekarang,
namun untuk mempelajarinya secara maksimal perlu mempelajari sejarah
perkembangannya.
3. Ruang Lingkup Geomorfologi
Ruang lingkup Geomorfologi meliputi Fisiografi yang merupakan studi
tentang daratan, lautan dan atmosfer. Lautan di pelajari dalam oseanografi,
atmosfer menjadi studi meteorologi, sedangkan daratan merupakan objek kajian
Geomorfologi.
2
Objek kajian geomorfologi yaitu bentuk lahan, yang dipelajari tentang
bentuk lahan bukan hanya bentuk-bentuk yang tampak saja, tetapi juga memberi
pengertian bagaimana bentuk-bentuk tersebut terjadi, proses-proses apa yang
mengakibatkan pembentukan dan perubahan permukaan bumi. Beberapa ahli
membatasi ruang lingkup geomorfologi untuk studi bentuk lahan. Van zuidam,
(1977) menggabungkan antara aspek bentang alam dan bentuk lahan atau lingkup
satuan Medan atau terrain dalam ruang lingkup kajiannya. Verstappen, (1983),
membatasi kajian geomorfologi pada empat aspek yaitu morfologi, morfogenesa,
morfokronologi dan morfoasosiasi, Suharjo, dkk (2017).
Berbicara mengenai hubungan antara Geomorfologi dengan Geologi
W.M.Davis dalam Sudardja (1977) menggunakan istilah Geomorphogeny dan
Geomorphography. Karena adanya perbedaan penekanan dalam
memepelajarinya. Dimana, Geomorphogeny tekanan dalam mempelajarinya
mengutamakan bentuk-bentuk muka bumi masa lampau,yang erat hubungan
dengan geologis. Sedangkan Geomorphography lebih menekankan mempelajari
bentuk-bentuk muka bumi yang ada pada masa sekarang sehingga hubungannya
dengan geografi sangat erat.
Geomorfologi-geografis cakupannya terletak pada penerapan konsep
trilogies proses, proses material dan morfologi. Sedangkan dalam aliran
geomorfologi-geologis menggunakan cakupannya terletak pada penerapan
konsep bahwa aspek dari semua bentuk lahan ditentukan oleh struktur, proses dan
stadium.
Bentuk lahan yang mendapat sorotan meliputi morfologi, morfometri,
proses-proses Geomorfologi, morfokronologi serta mempelajari ekologi bentang
lahannya yang tersusun atas batuan, bentuk lahan, tanah vegetasi, penggunaan
lahan.