Anda di halaman 1dari 4

GEOMORFOLOGI DASAR

DISUSUN OLEH :
Nama : Astriana Angraini (3213131041)
Kelas :A
Mata kuliah : Geomorfologi
Dosen pengampu : Dr. Dwi Wahyuni Nurwihastuti, S.Si, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
1. Defenisi geomorfologi
Kata geomorfologi (Geomorphology) berasal dari bahasa yunani, yang terdiri
dari tiga kata yaitu: geos (earth/ bumi), morphos (shape/ bentuk), logos (knowledge/
ilmu pengetahuan). Berdasarkan dari kata kata tersebut, maka pengertian
geomorfologi merupakan pengetahuan tentang bentuk bentuk permukaan bumi.
Worcester (1939) mendefenisikan geomorfologi sebagai deskripsi dan tafsiran
dari bentuk roman muka bumi. Defenisi worcester ini lebih luas dari sekedar
ilmupengetahuan tentang bentang alam (the science of landforms), sebab termasuk
pembahasan tentang kejadian bumi secara umum, seperti pembentukan cekungan
lautan (ocean basin) dan paparan benua (continental platform), serta bentuk-bentuk
struktur yang lebih kecil dari yang disebut diatas, seperti plain, plateau, montain, dan
sebagainya.
Geomorfologi mempelajari proses dan bentuk lahan yang memiliki kontribusi
untuk pengelolaan lingkungan. Limbah yang di hasilkan oleh aktivitas sosial ekonomi
seperti limbah mineral, energi, industri, tempat tinggal, dan rekreasi jumlahnya makin
meningkat, sehingga memerlukan tempat pembuangan dan proses pengelolaan
limbah. Limbah tersebut tentu berpengaruh terhadap lingkungan alami, utamanya
terhadap bentuk lahan dan proses geomorfik yang menjadi lingkup dalam
geomorfologi.
Geomorfologi berhubungan dekat dan diperlukan ilmu lain, dan sebaliknya
geomorfologi memerlukan ilmu lain. Dalam ilmu geografi dikenal dengan
geomorfologi geografi yang terjadi hubungan timbal balik geomorfologi dengan objek
material geografi, sehingga muncul ilmu bentang alam, bentang lahan dan bentang
geografi
2. Konsep dasar geomorfologi
Proses geomorfologi adalah semua peristiwa alam dan non-alami yang
berperan dalam perubahan lanskap yang telah membentuk atau menciptakan lanskap
baru. Menurut pemahaman di atas, tidak ada penentuan temporal, baik untuk titik
waktu atau untuk interval waktu di mana peristiwa itu terjadi.
Berdasarkan konsep dasar keseragaman (konsep uniformitarianisme) dari
proses, proses geomorfologi dimulai dari saat ketika bumi padat (waktu geologis),
hingga sekarang kekuatan (intensitas) berbeda. Berdasarkan sifat dinamis bumi dan
keberadaan kondisi secara simultan, lebih dari satu jenis peristiwa terjadi, oleh karena
itu ketika memahami fenomena lanskap yang sesuai dengan pendekatan pada

1
hipotesis kerja berganda (hipotesis kerja berganda).
Ada 10 konsep dasar Geomorfologi yang dikemukakan oleh Thornbury (1958)
dalam Suprapto (1997) dan Suwijanto antara lain:
1) Proses-proses dan hukum fisik yang sama bekerja sekarang, bekerja pula pada
waktu geologi yang walaupun intesitasnya tidak sama seperti sekarang.
2) Struktur geologi merupakan faktor pengontrol yang dominan dalam evolusi
bentuk lahan dan struktur geologi dicerminkan oleh bentuk lahannya.
3) Perbedaan muka bumi yang berbeda antara satu dengan yang lain disebabkan
karena derajat pembentukannya beda pula.
4) Proses-proses geomorfologi meninggalkan bekas-bekas yang nyata pada
bentuk lahan dan setiap proses geomorfologi akan membangun suatu
karakteristik tertentu pada bentuk lahannya (meninggalkan jejak yang spesifik
dan dapat dibedakan dengan proses lain secara jelas.
5) Akibat perbedaan tenaga erosi yang bekerja pada permukaan bumi,maka
dihasilkan suatu urutan bentuk lahan yang mempunyai karakteristik tertentu
pada masing-masing lahan perkembangannya.
6) Evolusi geomorfik yang kompleks lebih umum terjadi dibandingkan dengan
evolusi geomorfik yang sederhana (perkembangan bentuk muka bumi
umumnya oleh proses yang sederhana.
7) Hanya sedikit saja dari topografi permukaan bumi adalah lebih tua dari zaman
tersier dan kebanyakan dari padanya tidak lebih dari zaman pleistosen.
8) Interpretasi secara tepat tehadap bentang lahan sekarang tidak mungkin
dilakukan tanpa memperhatikan perubahan-perubahan iklim dan geologi
selama masa pleistosen.
9) Dalam mempelajari bentang lahan secara global/ skala dunia, pengetahuan
tentang iklim global perlu diperhatikan.
10) Walaupun geomorfologi menekankan terutama pada bentang lahan sekarang,
namun untuk mempelajarinya secara maksimal perlu mempelajari sejarah
perkembangannya.
3. Ruang Lingkup Geomorfologi
Ruang lingkup Geomorfologi meliputi Fisiografi yang merupakan studi
tentang daratan, lautan dan atmosfer. Lautan di pelajari dalam oseanografi,
atmosfer menjadi studi meteorologi, sedangkan daratan merupakan objek kajian
Geomorfologi.

2
Objek kajian geomorfologi yaitu bentuk lahan, yang dipelajari tentang
bentuk lahan bukan hanya bentuk-bentuk yang tampak saja, tetapi juga memberi
pengertian bagaimana bentuk-bentuk tersebut terjadi, proses-proses apa yang
mengakibatkan pembentukan dan perubahan permukaan bumi. Beberapa ahli
membatasi ruang lingkup geomorfologi untuk studi bentuk lahan. Van zuidam,
(1977) menggabungkan antara aspek bentang alam dan bentuk lahan atau lingkup
satuan Medan atau terrain dalam ruang lingkup kajiannya. Verstappen, (1983),
membatasi kajian geomorfologi pada empat aspek yaitu morfologi, morfogenesa,
morfokronologi dan morfoasosiasi, Suharjo, dkk (2017).
Berbicara mengenai hubungan antara Geomorfologi dengan Geologi
W.M.Davis dalam Sudardja (1977) menggunakan istilah Geomorphogeny dan
Geomorphography. Karena adanya perbedaan penekanan dalam
memepelajarinya. Dimana, Geomorphogeny tekanan dalam mempelajarinya
mengutamakan bentuk-bentuk muka bumi masa lampau,yang erat hubungan
dengan geologis. Sedangkan Geomorphography lebih menekankan mempelajari
bentuk-bentuk muka bumi yang ada pada masa sekarang sehingga hubungannya
dengan geografi sangat erat.
Geomorfologi-geografis cakupannya terletak pada penerapan konsep
trilogies proses, proses material dan morfologi. Sedangkan dalam aliran
geomorfologi-geologis menggunakan cakupannya terletak pada penerapan
konsep bahwa aspek dari semua bentuk lahan ditentukan oleh struktur, proses dan
stadium.
Bentuk lahan yang mendapat sorotan meliputi morfologi, morfometri,
proses-proses Geomorfologi, morfokronologi serta mempelajari ekologi bentang
lahannya yang tersusun atas batuan, bentuk lahan, tanah vegetasi, penggunaan
lahan.

Anda mungkin juga menyukai