Anda di halaman 1dari 18

NAMA-NAMA KELOMPOK 5

JEKSON A TAOPAN

LODIANA BOKI

MEDIANTI FAOT
-Orang besar sebagai agen perubahan
-Revolusi:Puncak perubahan sosial
-Keselarasan sosial:Esensi perubahan sejarah
A.Orang besar sebagai agen perubahan
Agen perubahan merupakan individu yang bertugas
mempengaruhi target/sasaran perubahan agar mereka
mengambil keputusan sesuatu dengan arah yang organisasi
kehendaki.

Dalam dunia pengembangan budaya organisasi dan


perusahaan, peran agent of change atau agen perubahan tentu
sudah tidak asing lagi. Terlebih ketika membahas hal yang
berkaitan terhadap upaya sebuah organisasi untuk memperbarui
diri dalam situasi perubahan lingkungan dalam sejumlah langkah
yang strategis.

Setiap perubahan itu membutuhkan sejumlah individu untuk


menjadi role model atau pemandu proses berjalannya perubahan
yang terjadi dalam suatu organisasi, agar tercapai tujuan yang
diharapkan. Itulah agen perubahan (agent of change), individu
yang bertugas mempengaruhi target / sasaran perubahan agar
mereka mengambil keputusan sesuatu dengan arah yang
organisasi kehendaki. Agen perubahan adalah orang yang
menghubungkan antara sumber perubahaan baik itu inovasi
maupun kebijakan organisasi dengan target perubahan. Untuk itu
ada sejumlah peran agent of change yang harus dilaksanakan
sebagai Change Leader.
Selain menginformasikan hal baru dalam rangka memperkenalkan suatu Inovasi / Kebijakan
baru kepada suatu kelompok target perubahan, agen perubahan juga memiliki peran penting
dalam:
1.Membangun kesadaran pentingnya perubahan
Agen Perubahan harus mampu menyadarkan target bahwa mereka memerlukan perubahan
dengan sikap / perilaku yang sebaiknya mereka lakukan. Perubahan sikap itu akan
memberikan kemudahan / keuntungan bagi mereka dan diharapkan pada tahap ini target
perubahan mempunyai kesadaran bahwa untuk hal yang lebih baik mereka harus berubah
demi mereka sendiri.

2.Mengidentifikasi masalah
Agen Perubahan bertanggung jawab menyajikan hasil analisis tentang apa yang terjadi dan
tidak dapat terpenuhi kebutuhannya saat itu. Pada saat yang demikian Agen Perubahan
diharapkan mampu melihat persoalan yang dihadapi dengan menggunakan perspectif
organisasi dan menyajikan komunikasi yang efektif.

3.Menciptakankan Agen Perubahan baru dari Target Perubahan


Akhirnya, Agen Perubahan mendorong target perubahan mampu bersikap dan berperilaku
dengan mengadopsi budaya organisasi telah diperkenalkan sebelumnya.
B.Revolusi:Puncak perubahan sosial

Revolusi Sebagai Bentuk Perubahan Sosial


Revolusi merupakan wujud perubahan sosial paling
spektakuler yang mencakup perpecahan mendasar dalam proses
historis, pembentukan ulang masyarakat dari dalam dan juga
pembentukan ulang manusia.

Dalam artian disini revolusi dikatakan sebagai tanda


kesejahtraan sosial karena pada saat revolusi dianggap manusia
telah mengalami proses lahir kembali.
Beberapa hal yang membedakan revolusi dengan
perubahan sosial yang lainnya yakni antara lain: a) cakupan
perubahannya luas menyentuh semua tingkat dan dimensi
masyarakat (ekonomi, politik, sosial, budaya, pribadi
individu dan lain-lain).b) perubahannya bersifat radikal dan
fundamental menyentuh inti dan fungsi sosial. c)
perubahannya terjadi secara cepat dan spontanitas dalam
lambatnya proses historis.d) karena perubahannya sangat
cepat maka revolusi mudah diingat .
Istilah revolusi memasuki dua bidang yakni hubungan dialektika dengan
kehidupan sosial. Mitos dan revolusi saling mempengaruhi meski hubungan
dialektika diantara keduanya tak banyak berperan di kedua tingkat namun
lebih berperan di tingkat kesadaran sosial, antara wacana sehari-hari dan
diskursus sosiologi. Istilah revolusi muncul di abad 14 namun sifatnnya lebih
umum dan berbeda dengan pegertian modern, revolusi yang berarti gerakan
melingkar (circular) yang bermakna bahwa revolusi merupakan pergantian
penguasa secara melingkar atau penggantian seluruh elit politik menyertai
kemunculan nation state.
Terdapat 4 aliran utama teori revolusi. 1) teori
revolusi modern oleh Sorokin (1925). Sebagai
contoh pendekatan tindakan,Mencakup 6
bidang perubahan antara lain: transformasi
reaksi terhadap ucapan, penyelewengan reaksi
terhadap kepemilikan,penyelewangan reaksi
terhadap tugas, penyelewengan reaksi
terhadap kekuasaan dan bawahan dan reaksi
terhadap agama, moral, estetika, dan prilaku
lainnya.
2) teori aliran psikologis, aliran yang mengabaikan tindakan
reflek atau naluriah dasar dan beralih ke bidang orientasi
sikap dan motivasi, teori ini erat kaitannya dengan
pemikiran akal sehat.

3) teori structural, memusatkan perhatian pada tingkat


struktur makro dengan mengabaikan faktor psikologi.
Menurut teori ini revolusi adalah hasil hambatan dan
ketegangan struktural dan terutama bentuk hubungan
khusus tertentu antara rakyat dan pemerintah.
4) pendekatan politik, melihat
revolusi sebagai sifat fenomena
politik yang muncul dari proses yang
khusus terjadi di bidang politik.
Dimana merupakan hasil dari
pergeseran keseimbangan kekuatan
dan perjuangan memperebutkan
hegemoni antara pesaing untuk
mengendalikan negara.
Konsep revolusi berasal dari dua tradisi intelektual yakni
filsafat sejarah dan sosiologi. Konsep filsafat sejarah
menjelaskan revolusi sebagai suatu terobosan radikal
terhadap keberlangsungan jalannya sejarah. Konsep
sosiologi lebih mengacu pada penggunaan massa atau
ancaman paksaan dan kekerasan terhadap penguasa untuk
melaksanakan perubahan mendasar dalam masyarakat.
pencerminannya dapat terlihat dari definisi revolusi saat ini
yang digolongkan dalam 3 kelompok.

Yang pertama definisi menekankan pada transformasi


fundamental masyarakat.golongan kedua mencakup
definisi yang menekankan pelibatan masyarakat dalam
jumlah besar dan temobilisasi dalam satu gerakan
revolusioner. Kelompok ketiga menekankan pada
perlunya penggunaan kekerasan.
C.keselarasan sosial:Esensi perubahan sejarah
Tingkat Realitas Sosial merupakan pendekatan Sztompka
yang di bedakan menjadi dua tingkatan, tingkat
individualitas dan tingkat totalitas.Tingkat individualitas
terdiri dari manusia individual.Tingkat totalitas sebagai
kesatuan sosial abstrak, sejenis supra
individu,Mencerminkan realitas social sui-generis.

Struktur dapat dipandang sebagai potensi yang


mengaktualkan dirinya (berkembang) dalam
beroperasi. Agen sebagai potensi, mengaktualisasikan
dirinya dalam tindakan.
Hubungan yang lebih tinggi antara struktur dan operasinya
dijelaskan dengan konsep ”perkembangan” struktur
berkembang dalam penjelasan operasi, dan mengeluarkan
potensi dan kecendrungan bawaan dalam pelaksanaan
fungsinya,atau berubah bila menghadapi kontradiksi;
sebaliknya struktur akan beroperasi dengan lancar bila
berhadapan keseragaman dan keharmonisan internal.
Struktur mungkin menimbulkan stagnansi bila
tersentralisasi dan tidak terdeferensiasi; sebaliknya
mungkin akan berkembang bila terdesentralisasi dan
prulal.
waktu dan sejarah

Keterlibatan dimensi waktu belum pernah dijelaskan secara


tegas dan sistematis, dimensi waktu baru dibatasi pada apa
yang disebut ”waktu internal” dibandingkan dengan
”waktu eksternal”, waktu fungsi dibandingkan dengan
waktu transformasi. Tindakan agen, beropeasinya sturktur
dan peleburan keduanya secara sintesis, praxis, keagenan,
belum dianggap menciptakan kondisi baru tetapi lebih
dianggap mencipta ulang kondisi yang sama.
KESIMPULAN
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala
perubahan struktur sosial dan pola budaya dalam suatu
masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala
umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap
masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat
dan sifat dasar manusia yg selalu ingin mengadakan
perubahan.

Anda mungkin juga menyukai