Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Komunikasi
Kreatif
Perkembangan Sosial dalam
Perspektif Komunikasi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

05
Ekonomi dan Ilmu Ilmu Komunikasi Vania Utamie Subiakto, M.Ikom
Sosial

Abstract Kompetensi
Sistem social, perubahan social, konflik Mahasiswa dapat mengetahui dan
social, ilmu social-komunikasi menjelaskan perkembangan social
dalam perspektif komunikasi
Pendahuluan
1.1. Definisi Sistem Sosial

Secara etimologis berasal dari Bahasa Yunani systema artinya sehimpunan dari
bagian- bagian atau komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain secara
teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Sistem adalah sesuatu yang terdiri dari sejumlah
unsur atau komponen yang selalu pengaruh-mempengaruhi dan terkait satu sama lain oleh
satu atau beberapa asas Suatu kompleksitas dari saling ketergantungan antar bagian-
bagian,komponen-komponen, dan proses-proses yang melingkupi aturan-aturan tata
hubungan yang dapat dikenali.

Sistem adalah istilah yang artinya menggabungkan, untuk mendirikan, untuk


menempatkan bersama. Sistem adalah kumpulan elemen berhubungan yang menjadi kesatuan
atau kebulatan yang kompleks. Sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, untuk menjalankan fungsi masing-masing untuk menghasilkan atau
menyelesaikan sesuatu yang menjadi sasaran bersama.

Sistem Sosial
Kehidupan sistem sosial harus dipandang sebagai suatu sistem yaitu sistem sosial
yakni suatu keseluruhan bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam satu
kesatuan. Kehidupan sosial adalah kehidupan bersama manusia atau kesatuan manusia yang
hidup dalam suatu pergaulan oleh karena itu kehidupan sosial pada dasarnya ditandai oleh:
 Adanya manusia yang hidup bersama yang dalam ukuran minimalnya
berjumlah dua orang atau lebih.
 Manusia tersebut bergaul atau berhubungan dan hidup bersama dalam waktu
yang cukup lama oleh karena itu terjadilah adaptasi dan pengorganisasian
perilaku serta munculnya suatu perasaan sebagai kesatuan.
 Adanya kesadaran bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
 Suatu sistem kehidupan bersama

2
Perubahan Sosial
Perubahan Sosial menurut William F. Ogburn usaha untuk memberikan suatu
pengertian tertentu. Menurutnya ruang lingkup perubahan social adalah unsur unsur
kebudayaan, baik itu kebudayaan material maupun immaterial. Perubahan social juga bisa
diartikan sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.

Misalnya perubahan ekonomi bisa menyebabkan perubahan-perubahan dalam


hubungan antara perusahaan dengan karyawannya. Atau munculnya budaya luar
menyebabkan terjadinya perubahan hubungan antara orangtua dengan anak. Perubahan-
perubahan sosial juga bisa dikatakan sebagai berbagai macam cara-cara hidup yang diterima
baik, karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk,
ideology maupun karena adaya penemuan-penemuan baru di masyarakat.

Perubahan sosial merupakan gejala umum yang terjadi di setiap masyarakat di


manapun juga. Perubahan sosial juga merupakan gejala sosial yang terjadi sepanjang masa,
tidak ada masyarakat di dunia yang tidak mengalami perubahan. Perubahan terjadi sesuai
hakikat dan sifat dasar manusia itu sendiri, karena sifat manusia yang selalu aktif, kreatif,
inovatif, agresif, selalu berkembang dan responsif terhadap perubahan yang terjadi di sekitar
atau lingkungan sosial.

Dalam masyarakat nilai-nilai sosial lama yang tidak sesuai dengan zaman akan hilang
dan diganti dengan nilai-nilai baru, nilai baru diperbaharui lagi dengan lebih baru lagi, nilai
tradisional diganti dengan nilai modern, kemudian diganti lagi dengan nilai-nilai postmodern
atau pasca modern. Begitu juga dengan berbagai istilah dalam penyebutan perubahan, seperti
Orde Lama diganti dengan Orde Baru kemudian tidak baru lagi, kemudian diganti dengan
Orde Reformasi atau Orde Globalisasi.

Menurut Selo Soemardjan perubahan social adalah perubahan-perubahan pada


lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system
sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku di antara kelompok-
kelompok dalam masyarakat. Inti dari definisi tersebut adalah adanya lembaga
kemasyarakatan yang menjadi tempat manusia berkumpul dan kemudian terdapat pengaruh-
pengaruh dari segi-segi struktur masyarakat lainnya.

3
Bentuk Perubahan Sosial

1. Perubahan Evolusi

Perubahan evolusi adalah perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam proses


lambat, dalam waktu yang cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari
masyarakat yang bersangkutan. Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti
kondisi perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan kata lain, perubahan sosial
terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat guna menyesuaikan diri
terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan perkembangan masyarakat pada
waktu tertentu. Contoh, perubahan sosial dari masyarakat berburu menuju ke
masyarakat meramu. Menurut Soerjono Soekanto, terdapat tiga teori yang mengupas
tentang evolusi, yaitu:

a. Unilinier Theories of Evolution: menyatakan bahwa manusia dan masyarakat


mengalami perkembangan sesuai dengan tahap-tahap tertentu, dari yang
sederhana menjadi kompleks dan sampai pada tahap yang sempurna.

b. Universal Theory of Evolution: menyatakan bahwa perkembangan masyarakat


tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Menurut teori ini,
kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi yang tertentu.

c. Multilined Theories of Evolution: menekankan pada penelitian terhadap tahap


perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya, penelitian pada
pengaruh perubahan sistem pencaharian dari sistem berburu ke pertanian.

2. Perubahan Revolusi

Perubahan revolusi merupakan perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak
ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis perubahan revolusi
diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial mengenai unsur-unsur kehidupan atau
lembaga- lembaga kemasyarakatan yang berlangsung relatif cepat. Dalam revolusi,
perubahan dapat terjadi dengan direncanakan atau tidak direncanakan, dimana sering
kali diawali dengan ketegangan atau konflik dalam tubuh masyarakat yang
bersangkutan.Revolusi tidak dapat terjadi di setiap situasi dan kondisi masyarakat.

3. Perubahan yang direncanakan

4
Perubahan yang direncanakan adalah perubahan-perubahan yang diperkirakan atau
yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan
perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan
dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat
kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Oleh karena itu, suatu perubahan yang direncanakan selalu di bawah
pengendalian dan pengawasan agent of change.

4. Perubahan yang Tidak Direncanakan

Perubahan yang tidak direncanakan biasanya berupa perubahan yang tidak


dikehendaki oleh masyarakat. Karena terjadi di luar perkiraan dan jangkauan,
perubahan ini sering membawa masalah-masalah yang memicu kekacauan atau
kendala-kendala dalam masyarakat. Oleh karenanya, perubahan yang tidak
dikehendaki sangat sulit ditebak kapan akan terjadi.

5. Perubahan Berpengaruh Besar

Suatu perubahan dikatakan berpengaruh besar jika perubahan tersebut mengakibatkan


terjadinya per-ubahan pada struktur kemasyarakatan, hubungan kerja, sistem mata
pencaharian, dan stratifikasi masyarakat.

6. Perubahan Berpengaruh Kecil

Perubahan-perubahan berpengaruh kecil merupakan perubahan- perubahan yang


terjadi pada struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi
masyarakat. Contoh, perubahan mode pakaian dan mode rambut. Perubahan-
perubahan tersebut tidak membawa pengaruh yang besar dalam masyarakat karena
tidak mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga kemasyarakatan homolis.

Konflik Sosial
ASUMSI DASAR TEORI KONFLIK
 Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat
 Konflik adalah gejala yang melekat pada setiap masyarakat

5
 Setiap unsur didalam suatu masyarakat memberikan sumbangan bagi terjadinya
disintegrasi dan perubahan-perubahan social
 Setiap masyarakat terintegrasi di atas penguasaan atau dominasi oleh sejumlah
orang atas sejumlah orang-orang yang lain

Ilmu Sosial-Komunikasi
Hubungan ilmu komunikasi dengan ilmu social sangat jelas. Ilmu komunikasi
merupakan salah satu cabang disiplin ilmu-ilmu sosial, karena objek perhatian dan
pengkajian disiplin ini juga terfokus pada aktifitas manusia atau masyarakat. Hanya saja
aspek yang ditekankan adalah proses komunikasi. Karena itu, dari pemahaman yang
demikian, dalam praktik komunikasi di masyarakat terwujud sebuah proses yang disebut
komunikasi sosial.
Komunikasi sosial ialah suatu proses interaksi di mana seseorang atau lembaga
menyampaikan amanat kepada pihak lain supaya pihak lain dapat menangkap maksud yang
dikehendaki penyampai. Unsur-unsur dalam komunikasi sosial, yaitu komunikator (pihak
yang memulai komunikasi), amanat atau pesan (hal-hal yang disampaikan dapat berupa
perintah, kabar, kepada penerima), komunikan (orang atau satuan orang-orang yang
menjadi sasaran komunikasi), dan tanggapan (respons) adalah tujuan yang diharapkan oleh
komunikator, atau timbal balik dari komunikan.
Cabang lain dari ilmu-ilmu social adalah sosiologi. Ilmu sosiologi secara sederhana
adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusia dalam kelompok-kelompok.
Masyarakat dalam kajian ilmu sosiologi menjadi objek utama pengkajian dan pembahasan.
Segala aspek dan segi kehidupan yang terjadi dalam masyarakat menjadi kajian sosiologi.
Karena itu, dalam disiplin ilmu sosiologi ini kemudian berkembang cabang-cabang sosiologi,
seperti sosiologi budaya, sosiologi politik, sosiologi ekonomi, sosiologi hukum, dan sosiologi
komunikasi.
Menurut Bungin, sosiologi komunikasi terdiri dari 4 konsep yang sekaligus menjadi
ruang lingkup sosiologi komunikasi. Keempat konsep tersebut yakni sosiologi, masyarakat,
komunikasi, dan teknologi media/informasi.

6
1. Sosiologi
Kata sosiologi berasal dari kata ‘socius’ dalam bahasa latin yang berarti teman,
kawan. Lalu berkembang menjadi kata ‘sosial’, artinya berteman, bersama, berserikat.
Secara khusus kata sosial maksudnya adalah hal-hal mengenai berbagai kejadian
dalam masyarakat yaitu persekutuan manusia, dan selanjutnya dengan pengertian itu
untuk dapat berusaha mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama. Dengan
kata lain menurut Hassan Shadily, sosiologi adalah ilmu masyarakat atau ilmu
kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota golongan atau
masyarakatnya, (tidak sebagai individuyang terlepas dari golongan atau
masyarakatnya) dengan ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agamanya,
tingkah lau serta keseniannya atau yang disebut kebudayaan yang meliputi segala segi
kehidupannya.

2. Masyarakat
Masyarakat adalah istilah yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari, ada masyarakat
kota, masyarakat desa, masyarakat ilmiah, dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris
dipakai istilah society yang berasal dari kata latin ‘socius’ yang berarti kawan. Istilah
masyarakat itu sendiri berasal dari akar kata Arab yaitu Syaraka yang berarti ‘ikut
serta, berpartisipasi’. Masyarakat merupakan salah satu ruang lingkup dari
sosiologi komunikasi. Artinya, masyarakat merupakan salah satu yang dibahas dalam
sosiologi komunikasi.Menurut Ralph Linton, memahami masyarakat sebagai
sekelompok manusia yang telah hidup dan bekerja sama cukup lama, sehingga
mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai
suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas

3. Komunikasi
Untuk kepentingan pendefinisian komunikasi, umumnya para pakar ilmu komunikasi
merujuk pada pandangan Harold Lasswell dalam bukunya ‘The Structure and
Function of Communication in Society’, yang menjelaskan bahwa cara yang
baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan berikut:
Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect? “Siapa Mengatakan
Apa dengan Saluran Apa kepada Siapa dan dengan Efek Apa?”.

7
4. Teknologi Komunikasi, dan Informasi
Menurut Alter, teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat
lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data
seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi,
atau menampilkan data. Martin, mendefinisikan teknologi informasi tidak hanya
terbatas pada teknologi komputer yang digunakan untuk memproses dan
menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk
mengirimkan informasi. Berdasarkan definisi tersebut maka dapat
menyimpulkan bahwa teknologi komunikasi berhubungan erat dengan perangkat
keras dan lunak yang dapat digunakan untuk memproses dan mengirimkan
informasi.Sehingga secara sederhana, dapat dikatakan bahwa sosiologi
komunikasi adalah cabang dari sosiologi yang mempelajari bagaimana proses
pertukaran pesan/informasi terjadi dalam konteks masyarakat.Sosiologi komunikasi
menjembatani kajian-kajian yang dibicarakan baik dalam bidang ilmu
komunikasi maupun sosiologi. Dengan demikian, sosiologi komunikasi
memperbincangkan berbagai isu berkenaan dengan komunikasi berdasarkan
perspektif sosiologis.

Studi sosiologi komunikasi ikut dipengaruhi oleh perkembangan berbagai bidang


ilmu di sekitarnya mulai dari perkembangan teknologi, budaya, sosiologi, hukum,
ekonomi, dan bahkan negara. Bidang ilmu yang paling mempengaruhi
perkembangan sosiologi komunikasi adalah teknologi komunikasi dan informasi. Hal ini
terjadi karena perubahan dan kemajuan teknologi komunikasi cenderung membawa
dampak yang cukup besar terhadap kemajuan dan perubahan pada bidang-bidang ilmu
lainnya seperti budaya, ekonomi, dan seterusnya. Sebagai salah satu disiplin ilmu sosial,
sosiologi komunikasi juga menempatkan manusia sebagai objek kajian materiilnya.
Manusia sebagai objek materiil dari sosiologi komunikasi, berkenaan dengan aktifitas
sosial manusia. Dan objek formal dari sosiologi komunikasi adalah proses sosial dan
komunikasi dalam masyarakat atau interaksi sosial. Kemajuan teknologi sangat membawa
dampak dan perubahan yang besar dalam hampir seluruh aspek masyarakat. Salah
satunya media massa. Pengaruh media massa bagi masyarakat tidak bisa terlepas dari
kemajuan dan kecanggihan teknologi komunikasi. Efek media massa ikut membentuk
berbagai perubahan dalam masyarakat.

8
Teori Difusi Inovasi
Dalam melihat sistem sosial saat ini, segala sistem sosial mampu diaplikasikan
melalui berbagai persfektif di dalamnya. Teori difusi inovasi yang dikembangkan Everett M
Rogers dikenal luas sebagai teori yang membahas keputusan inovasi. Melalui buku Diffusion
of Innovation (DOI), Rogers (1983) menawarkan konsep difusi inovasi berikut kecepatan
sebuah sistem sosial menerima ide-ide baru yang ditawarkan sebuah inovasi.
Teori Rogers ini hingga kini banyak dirujuk para peneliti khususnya saat membahas
soal difusi inovasi. Saverin-Tankard Jr (2005) mengatakan riset difusi inovasi karya Rogers
paling terkenal dan dihormati secara luas. Rogers mengkaji hampir 4.000 publikasi difusi
untuk merevisi teori tentang proses keputusan inovasi sebelumnya. Peningkatan yang sangat
besar dalam riset difusi saat itu. Peneliti tertarik menggunakan perspektif Rogers (1983)
tentang karakteristik inovasi guna membantu menjelaskan niat konsumen Solopos edisi cetak
untuk mengadopsi koran Solopos epaper. Selain itu peneliti juga menggunakan teori
Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan Fred D. Davis (1986) untuk
menjelaskan perilaku niat (behavior intention).
Ada tiga konsep pokok yang dibahas Rogers dalam DOI, yakni inovasi, difusi, dan
adopsi. Inovasi adalah sebuah ide, praktik atau objek yang dipersepsikan sebagai sesuatu
yang baru oleh individu. Sedangkan difusi merupakan proses mengkomunikasikan sebuah
inovasi melalui saluran komunikasi tertentu dalam waktu tertentu kepada anggota sistem
sosial. Adopsi akan terjadi ketika individu menggunakan secara penuh sebuah inovasi ke
dalam praktek sebagai pilihan terbaik (Rogers, 1983). Armstrong dan Kotler (2009) seperti
dikutip Tanakinjal.et.al., (2011) mendefinisikan proses adopsi inovasi merupakan proses
mental di mana seorang individu melalui tahap pertama dalam mempelajari inovasi menuju
adopsi final.
Dalam konteks difusi inovasi menuju adopsi final itulah Rogers (1983) menawarkan
karakteristik yang dapat membantu mengurangi ketidakpastian tentang inovasi sehingga
memengaruhi tingkat adopsi seseorang terhadap produk baru. Faktor Karakteristik inovasi ini
dapat memengaruhi individu atau sistem sosial terhadap tingkat adopsi atau rate of adoption
atau kecepatan relatif sebuah inovasi itu diadopsi oleh anggota sistem sosial. Adapun lima
karakteristik inovasi yang ditawarkan Rogers (1983) tersebut itu adalah : pertama, relative
advantage (keunggulan relatif), yaitu kadar atau tingkat sebuah inovasi dipersepsikan lebih
baik daripada ide inovasi sebelumnya. Kedua, compatibility (kesesuaian) atau merupakan
derajat sebuah inovasi itu dipersepsikan sesuai dengan nilai-nilai yang sudah ada,

9
pengalaman masa lalu, serta sesuai dengan kebutuhan orang-orang yang potensial sebagai
pengadopsi. Ketiga, complexity (kerumitan) merupakan tingkat sebuah inovsi itu
dipersepsikan sulit untuk dipahami atau digunakan. Keempat, trialability (ketercobaan) atau
derajat sebuah inovasi dapat dieksperimentasikan pada lingkup terbatas. Kelima,
observability (keterlihatan) merupakan tingkat di mana sebuah inovasi itu dapat terlihat bagi
orang lain.
Lima karakteristik inovasi itu, menurut Rogers (1983), dalam proses keputusan
inovasi berada tahap persuasion stage (tahap persuasi) yang akan sangat penting perannya
dalam keputusan inovasi. Bila sebuah inovasi itu punya keunggulan relatif, sesuai dengan
nilai-nilai dan kebiasaan sebelumnya, tidak rumit, dapat diujicobakan, serta dapat
diobservasi, maka inovasi itu akan cepat diadopsi oleh indivisu atau sistem sosial.
Sedangkan teori TAM oleh Fred D. Davis untuk membantu menjelaskan perilaku niat
(behavioral intention). Behavioral intention merupakan sikap seseorang yang memiliki
tendensi untuk bereaksi dan menjadi faktor penting untuk memprediksi perilaku konsumen
(Lee & Lee, 2011; Shiau, 2014). Behavioral intention digunakan menjelaskan perilaku niat di
mana sikap seseorang terhadap penggunaan sistem dipengaruhi oleh dua faktor, yakni
persepsi kegunaan sistem (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan suatu
sistem (perceived ease of use). Dalam penelitian ini niat mengadopsi dimaknai sebagai
tendensi seseorang untuk bereaksi guna menentukan untuk mengadopsi secara penuh sebuah
inovasi sebagai pilihan terbaik.

10
Daftar Pustaka
Bert F Hoselitz (ed), Panduan Dasar Ilmu-Ilmu Sosial (terj.), Dewan Bahasa dan
Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia, Kuala Lumpur 1992

Soerjono Soekamto, Pengantar Sosiologi, Raja Graf, Jakarta, 1990

Yesmil Anwar, dkk, Sosiologi untuk Universitas, Reflika Aditama: Jakarta, 2013

11

Anda mungkin juga menyukai