Disusun Oleh:
1
A. PENGERTIAN PERUBAHAN
Secara umum, perubahan sosial adalah situasi sosial yang di dalamnya terjadi
ketidaksesuaian diantara unsur-unsur sosial yang saling berbeda, sehingga menghasilkan
suatu pola kehidupan yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
Perubahan sosial adalah perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku manusia dalam
masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan lain.1
Setiap kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami suatu perubahan.
Perubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang
wajar, oleh karena setiap manusia mempunyai kepentingan yang tak terbatas. Perubahan-
perubahan akan tampak setelah tatanan sosial dan kehidupan masyarakat yang lama dapat
dibandingkan dengan tatanan dan kehidupan masyarakat yang baru. Sebagai contoh kita lihat
pada kehidupan masyarakat desa antara sebelum dan sesudah mengenal surat kabar, listrik
dan televisi.
Beberapa pengertian perubahan sosial yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai
berikut :
1. Gillin dan Gillin, mengatakan bahwa perubahan-perubahan sosial adalah suatu
variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik karena
perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-
penemuan baru dalam masyarakat tersebut.2
2. Samuel Koening, mengatakan bahwa perubahan sosial menunjukan pada
modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
3. Kingsley Davis, mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan
yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Kingsley Davis
mengartikan "perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi masyarakat". Misalnya, Timbulnya
pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis menyebabkan timbulnya
perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikannya yang kemudian
menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi
politik3
1
Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan, (Jakarta : Bumi Aksara), 2012, hal : 163
2
https://journal.unita.ac.id/index.php/publiciana/article/download/79/73 Diakses 26 maret 2022
3
Dewi Wulansari, Sosiologi: Konsep dan Teori, (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 126.
2
4. Bruce J Cohen, mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan
struktur sosial dan perubahan pada organisasi sosial. Misalnya perubahan
dalam satu segi dari kehidupan sosial menunjukan perubahan karena terjadi
perubahan dalam struktur sosial dan organisasi sosial.
5. Roucek dan Warren, mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah
perubahan dalam proses sosial atau dalam struktur masyarakat.
6. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, berpendapat bahwa perubahan
sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga masyakat di dalam
suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di
dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perikelakuan di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
7. Soedjono Dirdjosisworo, merumuskan definisi perubahan sosial sebagai
perubahan fundamental yang terjadi dalam struktur sosial, sistem sosial dan
organisasi sosial.
Dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada segi struktural
masyarakat seperti pola-pola perilaku dan pola interaksi antar anggota masyarakat, perubahan
pada segi kultural masyarakat seperti nilai-nilai, sikap-sikap, serta norma-norma sosial
masyarakat, perubahan di berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkat individual,
keluarga, masyarakat hingga ke tingkat masyarakat dunia, dimana perubahan dapat
menimbulkan ketidakseimbangan dalam suatu sistem masyarakat.4
1. Dilihat dari proses terjadinya perubahan sosial, proses awal perubahan sosial
adalah :Komunikasi (Communication)
Perubahan sosial berawal melalui suatu proses kontak komunikasi, unsur-
unsur baru dapat menyebar, baik berupa ide-ide, gagasan, keyakinan, maupun
kebendaan. Dan proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu masyarakat kepada
masyarakat lain disebut proses difusi. Proses berlangsungnya difusi akan mendorong
terjadinya akulturasi dan asimilasi. Dalam proses difusi berlangsung ada banyak
4
Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada), 2011,
hal : 208
3
kejadian yang beragam masuk unsur-unsur kebudayaan baru dari satu kelompok
masyarakat kepada kelompok masyarakat lainnya.
2. Akulturasi (Acculturation
Akulturasi merupakan proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru dari
luar secara lambat dengan tidak menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan
sendiri. contohnya selamatan merupakan bentuk akulturasi antara budaya lokal Jawa
dengan kebudayaan Islam.
3. Asimilasi (Assimilation)
Berupa suatu proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru yang berbeda.
Proses asimilasi akan berlangsung lancar dan cepat apabila ada faktor-faktor
pendorong. contohnya adanya toleransi antar kebudayaan yang berbeda, adanya
kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi, adanya sikap menghargai terhadap
hadirnya orang asing dan kebudayaan yang dibawa, adanya sikap terbuka dari
golongan yang berkuasa, adanya unsur-unsur kebudayaan yang sama, terjadinya
perkawinan campuran, adanya musuh bersama dari luar.5
b. Perubahan Revolusi
Perubahan revolusi adalah perubahan yang berlangsung secara cepat
dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis
perubahan revolusi dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial
mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
berlangsung relatif cepat. Perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi karena
sudah ada perencanaan sebelumnya atau mungkin tidak sama sekali.8
Perubahan revolusi seringkali diawali oleh ketegangan-ketegangan
atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan, ketegangan-
ketegangan itu sulit untuk dihindari, bahkan banyak yang tidak bisa
dikendalikan, sehingga kemudian menjelma menjadi tindakan revolusi.
7
http://ikadbudi.uny.ac.id/informasi/herbert-spencer-dan-evolusi-budaya (diakses tanggal 26 maret 2022)
8
https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/323/273 (diakses tanggal 26 maret 2022)
5
1) Adanya keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyarakat
harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada keinginan untuk
mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.
2) Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin
masyarakat tersebut.
3) Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut untuk kemudian
merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat, untuk dijadikan
program dan arah bagi geraknya masyarakat.
4) Pemimpin harus dapat menunjukan suatu tujuan pada masyarakat. Artinya bahwa
tujuan tersebut terutama sifatnya konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Di
samping itu diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak, misalnya perumusan suatu
ideologi tersebut.
5) Harus ada momentum untuk revolusi yaitu suatu saat dimana segala keadaan dan
faktor adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan revolusi. Apabila momentum
(pemilihan waktu yang tepat) yang dipilih keliru, maka revolusi dapat gagal.9
9
http://repository.radenintan.ac.id/4914/1/EKA%20YURIDA.pdf (diakses 26 maret 2022)
10
https://e-journal.uajy.ac.id/2374/3/2TA12077.pdf (diakses 26 maret 2022)
6
Perubahan yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang
berlangsung di luar kehendak dan pengawasan masyarakat. Perubahan yang
tidak dikehendaki ini biasanya lebih banyak menimbulkan pertentangan-
pertentangan yang merugikan kehidupan masyarakat yang bersangkutan.11
Dalam kondisi demikian anggota masyarakat pada umumnya lebih
sulit diarahkan untuk melakukan perubahan-perubahan, sebab kekecewaan
mereka yang mendalam. Mungkin karena pengalaman buruk mereka terhadap
akibat perubahan yang terjadi sebelumnya yang tidak membuahkan
kesejahteraan dan kepuasaan, atau mungkin karena mereka masih mempunyai
kepercayaan yang sangat kuat terhadap kesucian dan keampuhan lembaga-
lembaga sosial atau tradisi-tradisi sosial yang hidup dalam masyarakat yang
bersangkutan. Contohnya perubahan Kerajaan Yogyakarta yang feodalistik
menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang demokratis (direncanakan),
mengakibatkan para pamong praja kehilangan wewenang atas pemerintahan
desa, para bangsawan juga turun status sosialnya (ini peruhan yang tidak
dikehendaki).
11
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurnakomunikasi/article/download/7256/6759 (diakses 26 maret
2022)
12
http://jurnal.lemhannas.go.id/index.php/jkl/article/download/118/40/ (diakses 26 maret 2022)
13
https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/323/273 ( diakses 26 maret 2022)
7
ditemukannya komputer untuk mempermudah dalam pengelolaan data,
penyimpanan dan penemuan kembali data tersebut.
b. Regress, yaitu perubahan sosial yang membawa ke arah kemunduran sehingga
kurang menguntungkan bagi masyarakat. Contohnya ditemukannya fasilitas
internet yang disalah gunakan untuk mengakses pornografi, pencurian dan
pembobolan bank.
14
https://e-journal.stp-ipi.ac.id/index.php/sapa/article/download/40/34/ (diakses 26 maret 2022)
8
Pertentangan antara anggota-anggota masyarakat dapat terjadi karena
perubahan masyarakat yang pesat. Masyarakat yang heterogen biasanya
ditandai kurang dekatnya hubungan antara orang yang satu dengan orang
yang lain atau kelompok lain, individu cenderung mencari jalannya
sendiri-sendiri.15
Pada saat masyarakat dalam keadaan konflik, dapat timbul kekecewaan
dan keresahan sosial, maka pada saat itu pula individu-individu pada
umumnya sangat mudah terpengaruh terhadap hal-hal yang baru.
15
http://eprints.radenfatah.ac.id/4126/1/17.%20BUKU%20PATOLOGI%20SOSIAL.pdf (diakses 26 maret
2022)
16
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB%20II.pdf (diakses 26 maret
2022)
9
6) Penduduk yang heterogen. Memudahkan terjadinya konflik sosial. Keadaan yang
demikian mendorong terjadinya perubahan perubahan dalam masyarakat.
7) Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang bidang kehidupan tertentu ketidak
puasan tersebut memungkinkan terjadinya revolusi.
8) Orientasi kemasa depan keinginan untuk hidup lebih baik merupakan motivasi yang
dapat mempengaruhi keadaan.
9) Nilai bahwa manusia senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya keinginan
manusia untuk memperbaiki hidupnya akan mendorong terjadinya perubahan.17
E. Pengertian Pendidikan
Pendidkan memiliki andil besar ndalam kehiduapan manusia, oleh sebab itu berikut
ini fungsi pendidikan yang berhungan dengan perbahan sosial di masyarakat, yaitu:
1) Fungsi pendidikan sebagai perubahan sosial.
Pada fungsi ini pendidikan berperan sebagai pencetak penemu-penemu baru
dengan hasil temuan mereka akan mempengaruhi kebudayaan masyarakat sehingga
mengakibatkan perubahan sosial yang cukup menyeluruh. Contohnya, penemuan
komputer, rice cooker, pesawat terbang, televisi, listrik generator, diessel dan
sebagainya.
2) Fungsi memindahkan nilai-nilai budaya (trasformasi kebudayaan).
Pendidikan dapat dirumuskan sebagai proses kegiatan yang direncanakan
untuk memindahkan pengetahuan, sikap, nilai-nilai,serta kemampuan-kemapuan
mental lainnya dari satu generasi ke generasi lebih muda, seperti proses interaksi guru
dan murid di kelas dan sekolah ataupun di kelompok-kelompok warga belajar serta
19
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ijtimaiyah/article/download/5714/2590 diakses 26 maret 2022
20
http://journal.iain-manado.ac.id/index.php/JII/article/download/600/503 diakses 26 maret 2022
11
keluarga.21
3) Fungsi mengembangkan dan memantapkan hubungan-hubungan sosial.
Fungsi ini membentuk peserta didik lebih mengetahui, memahami dan
mengerti kelompok-kelompok sosial yang ada di lingkungan sosial mereka. Dalam
proses ini yang lebih berperan adalah pendidikan nonformal dan informal, tetapi
pendidikan formal juga mempengaruhi sebagai wadah pengembangan secara
akademis. Wajarlah kesempatan pendidikan terbuka lebar untuk mendudkung
keberhasilan pembangunan nasional. Hal ini berarti memperbaiki citra masyarakat
dari lingkungan primitif menuju ke masyarakat yang modern dan berpandangan luas
terhadap dunianya. Pendidikan membawa masyarakat ke arah perubahan yang menuju
ke perbaikan.
Kita lihat pedagogik tradisional memandang lembaga pendidikan sebagai salah satu
dari struktur social dan kebudayaan dalam masyarakat. Lembaga pendidikan, seperti sekolah
perlu disiapkan agar sekolah tersebut berfungsi sesuai perubahan sosial yang terjadi. Sekolah
sebagai lembaga social pendidikan berfungssi mentransmisiskan nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat dan kebudayaan pada saat itu.
Dalam pendidikan transformatif, peserta didik lah yang berperan terjadinya perubahan
dalam diri mereka. Adapun peran guru hanyalah sebagai pendorong dan motivator. Dengan
demikian, para guru perlu menjadi fasilitator agar dorongan dan bimbingan dapat terwujud
dalam perubahan perilaku peserta didik.22
Apabila seseorang mempelajari perubahan masyarakat, perlu pula diketahui kearah
mana perubahan dalam masyarakat itu bergerak. Perubahan itu bergerak kepada sesuatu
bentuk yang sudah ada didalam waktu yang lampau.23 Pun jika kita berbicara tentang
perubahan social ke arah pendidikan, jauh sebelum orang belanda datang ke Indonesia,
orang Jawa telah mempunyai lembaga-lembaga pendidikan tradisionalnya.
Peran pendidikan nasional sebagai pendorong perubahan sosial terlihat dalam UU No
20 Sisdiknas 2003 Pasal 3 : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak sert peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
21
http://ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pbi/article/download/201/135 diakses 26 maret 2022
22
Ella Yulealawati. Kurrikulum dan pembelajaran. Filosofi, Teori dan Aplikasi. (Bandung: pakar Ray, 2004), hlm. 2.
23
Selo soemardjan, Setangkai bunga sosiologi, (Jakarta : Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia), 1974, hal : 490
12
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Adanya pendidikan dapat mempengaruhi perubahan sosial, yang mana perubahan
sosial nantinya akan mempunyai fungsi :
1. Melakukan reproduksi budaya;
2. Difusi budaya;
3. Mengembangkan analisis kultural terhadap kelembagaan-kelembagaan tradisional;
4. Melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi sosial tradisional;
5. Melakukan perubahan-perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi-institusi
tradisional yang telah ketinggalan.
24
Tara, Pendidikan dan Perubahan Sosial, https://agitara.wordpress.com/2009/11/25/pendidikan-dan-perubahan-
sosial/
13
perubahan ekonomi dan perubahan kekuasaan politik membuat masyarakat tidak lagi hidup
dengan anggapan lama tentang dunia yang terlalu harmonis. Sebaliknya setiap individu
sekarang menghadapi suatu keadaan yang cenderung tak teratur.25
Saat ini esensi dari sekolah di Indonesia adalah pendidikan dan pokok perkara
dalam pendidikan adalah belajar. Oleh sebab itu tujuan sekolah terutama adalah menjadikan
setiap murid di dalamnya lulus sebagai orang dengan karakter yang siap untuk terus belajar,
bukan tenaga-tenaga yang siap pakai untuk kepentingan industri. Dalam arus globalisasi
dewasa ini perubahan-perubahan berlangsung dalam tempo yang akan makin sulit
diperkirakan. Cakupan perubahan yang ditimbulkan juga akan makin sulit diukur.
Pengaruhnya pada setiap individu juga makin mendalam dan tak akan pernah dapat diduga
dengan akurat.26
Keadaan tersebut akan berpengaruh besar pada pendidikan. Oleh sebab itu sekolah,
di tingkat manapun, yang tetap menjalankan pendidikan dengan orientasi siap pakai untuk
para pelajarnya tidak boleh rusak akibat perubahan tetapi sebaliknya harus mampu menjadi
pengemban misi sebagai agent of changes dan bukan sekedar consumers of changes. Dari
sekolah dengan pandangan siap pakai tidak akan dihasilkan orang-orang muda yang dengan
kecerdasannya berhasil memperbaiki kedudukannya dalam susunan sosial ,output dari
sekolah semacam itu hanya dua. Pertama, orang-orang muda yang terlahir berada dan akan
terus menduduki strata sosial tinggi, Kedua, para pemuda tak berpunya yang akan tetap
menelan kecewa karena ternyata mereka makin sulit naik ke tangga sosial yang lebih tinggi
dari orang tua mereka. Sekolah yang tetap kukuh dengan prinsip-prinsip pedagogis, metode-
metode pendidikan dan teknik-teknik pengajaran yang bersemangat siap pakai hanya akan
menjadi lembaga reproduksi sosial bukan lembaga perubahan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan, (Jakarta : Bumi Aksara), 2012, hal :
163
Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada), 2011, hal : 208
Dewi Wulansari, Sosiologi: Konsep dan Teori, (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 126.
25
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/300/5/108320044_file5.pdf (diakses 26 maret 2022)
26
Hidayat,Rahmat.2019. Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan Aplikasinya.LPPI:Medan
14
Ella Yulealawati. Kurrikulum dan pembelajaran. Filosofi, Teori dan Aplikasi. (Bandung:
pakar Ray, 2004), hlm. 2.
http://repository.uinsu.ac.id/8498/1/Jurnal%20Silvia%20Tabah%20Hati-dikonversi.pdf
(diakses 26 maret 2022)
https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/323/273 (diakses 26
maret 2022)
http://ikadbudi.uny.ac.id/informasi/herbert-spencer-dan-evolusi-budaya (diakses tanggal 26
maret 2022)
https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/323/273 (diakses
tanggal 26 maret 2022)
http://repository.radenintan.ac.id/4914/1/EKA%20YURIDA.pdf (diakses 26 maret 2022)
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB%20II.pdf
(diakses 26 maret 2022)
https://e-journal.stp-ipi.ac.id/index.php/sapa/article/download/40/34/ (diakses 26 maret 2022)
15
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/300/5/108320044_file5.pdf (diakses 26
maret 2022)
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ijtimaiyah/article/download/5714/2590 diakses 26 maret
2022
http://journal.iain-manado.ac.id/index.php/JII/article/download/600/503 diakses 26 maret
2022
http://ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pbi/article/download/201/135 diakses 26 maret
2022
Selo soemardjan, Setangkai bunga sosiologi, (Jakarta : Yayasan Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia), 1974, hal : 490
Tara, Pendidikan dan Perubahan
Sosial, https://agitara.wordpress.com/2009/11/25/pendidikan-dan-perubahan-sosial/
16