Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL

DOSEN PENGAMPU : Dr. Deri Wanto, M.A

Disusun Oleh:

Ely Muyasaroh Septiana (21531046)


Desika Rozeta (21531034)
Depi Tangsi (21531032)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
A. PENGERTIAN PERUBAHAN

Secara umum, perubahan sosial adalah situasi sosial yang di dalamnya terjadi
ketidaksesuaian diantara unsur-unsur sosial yang saling berbeda, sehingga menghasilkan
suatu pola kehidupan yang tidak serasi fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan.
Perubahan sosial adalah perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku manusia dalam
masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan lain.1
Setiap kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami suatu perubahan.
Perubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan fenomena sosial yang
wajar, oleh karena setiap manusia mempunyai kepentingan yang tak terbatas. Perubahan-
perubahan akan tampak setelah tatanan sosial dan kehidupan masyarakat yang lama dapat
dibandingkan dengan tatanan dan kehidupan masyarakat yang baru. Sebagai contoh kita lihat
pada kehidupan masyarakat desa antara sebelum dan sesudah mengenal surat kabar, listrik
dan televisi.

Beberapa pengertian perubahan sosial yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai
berikut :
1. Gillin dan Gillin, mengatakan bahwa perubahan-perubahan sosial adalah suatu
variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, yang disebabkan baik karena
perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-
penemuan baru dalam masyarakat tersebut.2
2. Samuel Koening, mengatakan bahwa perubahan sosial menunjukan pada
modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia.
3. Kingsley Davis, mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan
yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Kingsley Davis
mengartikan "perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi
dalam struktur dan fungsi masyarakat". Misalnya, Timbulnya
pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis menyebabkan timbulnya
perubahan dalam hubungan antara buruh dengan majikannya yang kemudian
menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi
politik3

1
Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan, (Jakarta : Bumi Aksara), 2012, hal : 163
2
https://journal.unita.ac.id/index.php/publiciana/article/download/79/73 Diakses 26 maret 2022
3
Dewi Wulansari, Sosiologi: Konsep dan Teori, (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 126.
2
4. Bruce J Cohen, mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan
struktur sosial dan perubahan pada organisasi sosial. Misalnya perubahan
dalam satu segi dari kehidupan sosial menunjukan perubahan karena terjadi
perubahan dalam struktur sosial dan organisasi sosial.
5. Roucek dan Warren, mengemukakan bahwa perubahan sosial adalah
perubahan dalam proses sosial atau dalam struktur masyarakat.
6. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, berpendapat bahwa perubahan
sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga masyakat di dalam
suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di
dalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola-pola perikelakuan di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
7. Soedjono Dirdjosisworo, merumuskan definisi perubahan sosial sebagai
perubahan fundamental yang terjadi dalam struktur sosial, sistem sosial dan
organisasi sosial.
Dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada segi struktural
masyarakat seperti pola-pola perilaku dan pola interaksi antar anggota masyarakat, perubahan
pada segi kultural masyarakat seperti nilai-nilai, sikap-sikap, serta norma-norma sosial
masyarakat, perubahan di berbagai tingkat kehidupan manusia mulai dari tingkat individual,
keluarga, masyarakat hingga ke tingkat masyarakat dunia, dimana perubahan dapat
menimbulkan ketidakseimbangan dalam suatu sistem masyarakat.4

B. Proses Perubahan Sosial

1. Dilihat dari proses terjadinya perubahan sosial, proses awal perubahan sosial
adalah :Komunikasi (Communication)
Perubahan sosial berawal melalui suatu proses kontak komunikasi, unsur-
unsur baru dapat menyebar, baik berupa ide-ide, gagasan, keyakinan, maupun
kebendaan. Dan proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu masyarakat kepada
masyarakat lain disebut proses difusi. Proses berlangsungnya difusi akan mendorong
terjadinya akulturasi dan asimilasi. Dalam proses difusi berlangsung ada banyak

4
Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada), 2011,
hal : 208
3
kejadian yang beragam masuk unsur-unsur kebudayaan baru dari satu kelompok
masyarakat kepada kelompok masyarakat lainnya.
2. Akulturasi (Acculturation
Akulturasi merupakan proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru dari
luar secara lambat dengan tidak menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan
sendiri. contohnya selamatan merupakan bentuk akulturasi antara budaya lokal Jawa
dengan kebudayaan Islam.
3. Asimilasi (Assimilation)
Berupa suatu proses penerimaan unsur-unsur kebudayaan baru yang berbeda.
Proses asimilasi akan berlangsung lancar dan cepat apabila ada faktor-faktor
pendorong. contohnya adanya toleransi antar kebudayaan yang berbeda, adanya
kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi, adanya sikap menghargai terhadap
hadirnya orang asing dan kebudayaan yang dibawa, adanya sikap terbuka dari
golongan yang berkuasa, adanya unsur-unsur kebudayaan yang sama, terjadinya
perkawinan campuran, adanya musuh bersama dari luar.5

C. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial

Perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat dibedakan


atas beberapa bentuk, yaitu perubahan evolusi dan perubahan revolusi, perubahan tak
berencana dan perubahan berencana, serta perubahan kecil dan perubahan besar.
1. Perubahan Evolusi dan Perubahan Revolusi
a. Perubahan Evolusi
Yang dimaksud dengan perubahan evolusi adalah perubahan-
perubahan sosial yang terjadi dalam proses yang lambat, dalam waktu yang
cukup lama dan tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang
6
bersangkutan. Perubahan-perubahan ini berlangsung mengikuti kondisi
perkembangan masyarakat, yaitu sejalan dengan usaha-usaha masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dengan kata lain, bahwa
perubahan sosial itu terjadi karena dorongan dari usaha-usaha masyarakat
dalam rangka menyesuaikan diri terhadap kebutuhan-kebutuhan hidupnya
dengan perkembangan masyarakat pada waktu tertentu.
5
http://repository.uinsu.ac.id/8498/1/Jurnal%20Silvia%20Tabah%20Hati-dikonversi.pdf (diakses 26 maret
2022)
6
https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/323/273 (diakses 26 maret 2022)
4
Suatu masyarakat pada masa tertentu bentuknya sangat sederhana,
namun oleh karena masyarakat mengalami perkembangan, kemudian bentuk
sederhana berubah menjadi bentuk yang kompleks. Tahapan perubahan itu
biasanya berlangsung secara siklus dan berulang-ulang, sehingga sampai pada
tahapan tertentu. Menurut Petirim A. Sorokin, bahwa masyarakat berkembang
melalui tahap-tahap yang masing-masing didasarkan pada suatu sistem
kebenaran. Dalam tahap pertama dasarnya adalah kepercayaan, tahap kedua
dasarnya adalah indera manusia, dan pada tahap ketiga dasarnya adalah
kebenaran. Pada tahapan-tahapan perubahan sebagaimana dinyatakan oleh
Sorokin sebenarnya menunjukan adanya proses yang tidak berlangsung secara
cepat, melainkan cenderung bersifat evolusi.
Menurut prinsip-prinsip teori yang diuraikan oleh Herbert Spencer
yang antara lain mengatakan bahwa kebudayaan manusia telah mengikuti
suatu garis evolusi. Masyarakat itu merupakan hasil perkembangan dari
kelompok homogen ke kelompok yang heterogen sifat dan susunannya.
Perubahan semacam ini tidak pasti arahnya, karena arus perubahannya sama
sekali tidak diatur atau direncanakan, mungkin perubahannya menuju pada
bentuk kehidupan yang sempurna atau mungkin sebaliknya.7

b. Perubahan Revolusi
Perubahan revolusi adalah perubahan yang berlangsung secara cepat
dan tidak ada kehendak atau perencanaan sebelumnya. Secara sosiologis
perubahan revolusi dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan sosial
mengenai unsur-unsur kehidupan atau lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
berlangsung relatif cepat. Perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi karena
sudah ada perencanaan sebelumnya atau mungkin tidak sama sekali.8
Perubahan revolusi seringkali diawali oleh ketegangan-ketegangan
atau konflik dalam tubuh masyarakat yang bersangkutan, ketegangan-
ketegangan itu sulit untuk dihindari, bahkan banyak yang tidak bisa
dikendalikan, sehingga kemudian menjelma menjadi tindakan revolusi.

Menurut Soerjono, syarat-syarat terjadinya suatu revolusi adalah sebagai berikut :

7
http://ikadbudi.uny.ac.id/informasi/herbert-spencer-dan-evolusi-budaya (diakses tanggal 26 maret 2022)
8
https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/323/273 (diakses tanggal 26 maret 2022)
5
1) Adanya keinginan umum untuk mengadakan suatu perubahan. Di dalam masyarakat
harus ada perasaan tidak puas terhadap keadaan, dan harus ada keinginan untuk
mencapai perbaikan dengan perubahan keadaan tersebut.
2) Adanya seorang pemimpin atau sekelompok orang yang dianggap mampu memimpin
masyarakat tersebut.
3) Pemimpin tersebut dapat menampung keinginan-keinginan tersebut untuk kemudian
merumuskan serta menegaskan rasa tidak puas dari masyarakat, untuk dijadikan
program dan arah bagi geraknya masyarakat.
4) Pemimpin harus dapat menunjukan suatu tujuan pada masyarakat. Artinya bahwa
tujuan tersebut terutama sifatnya konkret dan dapat dilihat oleh masyarakat. Di
samping itu diperlukan juga suatu tujuan yang abstrak, misalnya perumusan suatu
ideologi tersebut.
5) Harus ada momentum untuk revolusi yaitu suatu saat dimana segala keadaan dan
faktor adalah baik sekali untuk memulai dengan gerakan revolusi. Apabila momentum
(pemilihan waktu yang tepat) yang dipilih keliru, maka revolusi dapat gagal.9

2. Perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak direncanakan


a) Perubahan yang direncanakan
Perubahan yang direncakan adalah perubahan-perubahan terhadap
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang didasarkan pada perencanaan yang
matang oleh pihak-pihak yang menghendaki perubahan-perubahan tersebut.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi 10, perubahan yang
direncakan adalah perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan
terlebih dahulu sebelumnya oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan
perubahan di dalam masyarakat. Pihak-pihak yang menghendaki suatu
perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang
yang mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai pemimpin satu atau lebih
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Contoh dari perubahan yang direncanakan
yaitu pembangunan nasional di segala bidang kehidupan.

b) Perubahan yang tidak direncanakan

9
http://repository.radenintan.ac.id/4914/1/EKA%20YURIDA.pdf (diakses 26 maret 2022)
10
https://e-journal.uajy.ac.id/2374/3/2TA12077.pdf (diakses 26 maret 2022)
6
Perubahan yang tidak direncanakan merupakan perubahan yang
berlangsung di luar kehendak dan pengawasan masyarakat. Perubahan yang
tidak dikehendaki ini biasanya lebih banyak menimbulkan pertentangan-
pertentangan yang merugikan kehidupan masyarakat yang bersangkutan.11
Dalam kondisi demikian anggota masyarakat pada umumnya lebih
sulit diarahkan untuk melakukan perubahan-perubahan, sebab kekecewaan
mereka yang mendalam. Mungkin karena pengalaman buruk mereka terhadap
akibat perubahan yang terjadi sebelumnya yang tidak membuahkan
kesejahteraan dan kepuasaan, atau mungkin karena mereka masih mempunyai
kepercayaan yang sangat kuat terhadap kesucian dan keampuhan lembaga-
lembaga sosial atau tradisi-tradisi sosial yang hidup dalam masyarakat yang
bersangkutan. Contohnya perubahan Kerajaan Yogyakarta yang feodalistik
menjadi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang demokratis (direncanakan),
mengakibatkan para pamong praja kehilangan wewenang atas pemerintahan
desa, para bangsawan juga turun status sosialnya (ini peruhan yang tidak
dikehendaki).

3. Perubahan sosial besar dan perubahan sosial kecil


Perubahan kecil adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur
sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat.
Contohnya perubahan mode pakaian tak akan membawa pengaruh apa-apa bagi
masyarakat dalam keseluruhannya, karena tidak mengakibatkan perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan.12 Sebaliknya, suatu proses industrialisasi yang
berlangsung pada masyarakat agraris misalnya, merupakan perubahan yang akan
membawa pengaruh besar pada masyarakat. Berbagai lembaga kemasyarakatan akan
ikut terpengaruh misalnya dalam hubungan kerja, sistem milik tanah, hubungan
kekeluargaan, stratifikasi masyarakat dan seterusnya.
Secara umum para ahli sosiologi membedakan bentuk perubahan sosial
menjadi dua, yaitu :13
a. Progress, yaitu perubahan yang membawa ke arah kemajuan sehingga bisa
menguntungkan dalam kehidupan sosial bagi masyarakat. Contohnya

11
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurnakomunikasi/article/download/7256/6759 (diakses 26 maret
2022)
12
http://jurnal.lemhannas.go.id/index.php/jkl/article/download/118/40/ (diakses 26 maret 2022)
13
https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/323/273 ( diakses 26 maret 2022)
7
ditemukannya komputer untuk mempermudah dalam pengelolaan data,
penyimpanan dan penemuan kembali data tersebut.
b. Regress, yaitu perubahan sosial yang membawa ke arah kemunduran sehingga
kurang menguntungkan bagi masyarakat. Contohnya ditemukannya fasilitas
internet yang disalah gunakan untuk mengakses pornografi, pencurian dan
pembobolan bank.

D. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial

1. Faktor Pendorong Perubahan Sosial


Ada tiga faktor utama pendorong perubahan sosial14, yaitu sebagai berikut :
a. Timbunan Kebudayaan dan Penemuan Baru
Timbunan kebudayaan merupakan faktor pendorong perubahan sosial
yang penting. Kebudayaan dalam kehidupan masyarakat senantiasa terjadi
penimbunan, yaitu suatu kebudayaan semakin semakin lama semakin
beragam dan bertambah secara akumulatif. Bertimbunnya kebudayaan ini
oleh karena adanya penemuan baru dari anggota masyarakat pada umunya.
Koentjaraningrat berpendapat bahwa peribahan sosial terjadi karena
adanya inovasi. Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru , jalannya
unsur kebudayaan baru yang tersebar ke lain-lain bagian dari masyarakat
dan cara-cara unsur kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari dan akhirnya
digunakan dalam masyarakat yang bersangkutan.
b. Perubahan Jumlah Penduduk
Perubahan jumlah penduduk juga merupakan penyebab terjadinya
perubahan sosial, seperti pertambahan atau berkurangnya penduduk pada
suatu daerah tertentu. Bertambahnya jumlah penduduk pada suatu daerah,
dapat mengakibatkan perubahan pada struktur masyarakat terutama
mengenai lembaga-lembaga kemasyarakatannya. Sementara pada daerah
yang lain terjadi kekosongan sebagai akibat perpindahan penduduk
tadi.Kehidupan masyarakatpun akan berubah karena percampuran antara
berbagai macam pola perilaku sosial dan kebudayaan, begitu juga
ekonomi, politik dan keamanan
c. Pertentangan (Conflict)

14
https://e-journal.stp-ipi.ac.id/index.php/sapa/article/download/40/34/ (diakses 26 maret 2022)
8
Pertentangan antara anggota-anggota masyarakat dapat terjadi karena
perubahan masyarakat yang pesat. Masyarakat yang heterogen biasanya
ditandai kurang dekatnya hubungan antara orang yang satu dengan orang
yang lain atau kelompok lain, individu cenderung mencari jalannya
sendiri-sendiri.15
Pada saat masyarakat dalam keadaan konflik, dapat timbul kekecewaan
dan keresahan sosial, maka pada saat itu pula individu-individu pada
umumnya sangat mudah terpengaruh terhadap hal-hal yang baru.

Faktor-faktor Pendorong Perubahan Sosial Menurut soerjono soekanto, adalah


sebagai berikut.16
1) Kontak dengan kebudayaan lain, baik yang terbentuk difusi,akulturasi,
maupunasimilasi. Unsur-unsur kebudayaan dari luar yang masuk, seperti :
a. Teknologi baru
b. Ide-ide, gagasan, dan pemikiran
c. Perilaku gaya hidup.
2) Sistem pendidikan formal yang baru
Pendidikan memberi nilai nilai tertentu bagi manusia, terutama dalam
membuka pikiranya serta menerima hal –hal baru dan car berpikir secara ilmiah.
Pendidikan memiliki faktor yang mendorong terjadinya perubahan.
3) Sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju.
Apabila sikap tersebut sudah melembaga dan memasyarakat, maka masyarakat
merupakan pendorong bagi usaha –usaha penemuan baru.
4) Toleransi terhadap perbuatan perbuatan yang menyimpang (deviation) yang bukan
merupakan delik.sikap toleransi akan menciptakan iklim yang kondusif dalam
masyarakat. Hal ini akan mendorong terhadap perubahan sosial dalam masyarakat
tersebut.
5) Sistem terbuka dalam lapisan masyarakat ( open stratification ) sistem pelapisan yang
terbuka memberikan kesempatan kepada individu untuk maju atas dasar kemampuan
masing-masing.

15
http://eprints.radenfatah.ac.id/4126/1/17.%20BUKU%20PATOLOGI%20SOSIAL.pdf (diakses 26 maret
2022)
16
https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB%20II.pdf (diakses 26 maret
2022)
9
6) Penduduk yang heterogen. Memudahkan terjadinya konflik sosial. Keadaan yang
demikian mendorong terjadinya perubahan perubahan dalam masyarakat.
7) Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang bidang kehidupan tertentu ketidak
puasan tersebut memungkinkan terjadinya revolusi.
8) Orientasi kemasa depan keinginan untuk hidup lebih baik merupakan motivasi yang
dapat mempengaruhi keadaan.
9) Nilai bahwa manusia senantiasa berikhtiar untuk memperbaiki hidupnya keinginan
manusia untuk memperbaiki hidupnya akan mendorong terjadinya perubahan.17

2. Faktor Penghambat Perubahan Sosial


Menurut soerjono soekanto Faktor Penghambat Perubahan Sosial, adalah
sebagai berikut.18
a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat masyarakat lain.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terlambat.
c. Sikap masyarakat yang tradisional.
d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat sekali (Vested
interest )
e. Rasa takut akan terjadi kegoyahan pada intregasi kebudayaan
f. Prasangka terhadap hal-hal yang baru/asing atau sikap yang tertutup
g. Hambatan hambatan yang bersifat ideologis.
h. Adat atau kebiasaan.
i. Nilai bahwa hidup ini pada hakikatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki.

E. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah upaya yang sadar dilakuakan untuk meningkatkan


kemampuan individu agar dapat menentukan kehidupan secara mandiri. Definisi
pendidikan sangat dipengaruhi oleh berbagai pola pikir dan paradigma yang dianut,
karena dengan paradigma tersebut seseorang akan mengikuti teori dan menerapkan
dalam kehidupan keseharian. Contohnya antara penganut paradigma “positivisme”
dan “subjektivis”. Paradigma “positivisme” mengembangkan teori pendidikan
behavioris yang menekankan bahwa perilaku manusia dapat diatur dan dikendalikan
17
Wirya Wanzudi, Faktor Pendorong Perubahan
Sosial, https://wiryawanzudi.wordpress.com/tugas-tugas/data-ips/faktor-pendorong-perubahan-sosial/
18
https://e-journal.stp-ipi.ac.id/index.php/sapa/article/download/40/34/ (diakses 26 maret 2022)
10
dengan menberikan pelatihan. Paradigma “subjektivis” mengembangkan teori
humanisnya agar pere peserta didik dapat mengembangkan dirinya sesuai dengan
potensi yang dimilikinya.
Pendidikan dalam pengertian modern diartikan sebagai proses formal dan
direncanakan dimana warisan kebudayaan dan norma-norma sebuah masyarakat
ditransmisikan dari generasi ke generasi, dan melalui tranmisi warisan itu
dikembangkan melalui penemuan ilmiah. Sedangkan pendidikan dalam pengertian
konvesional dipahami dengan memberikan meteri-materi kebudayaan dimaksudkan
agar pengetahuan anak tentang budaya manusia bertambah, jika kegiatan tersebut
dilanjutkan kepada usaha membentuk/membimbing kepribadian anak.19
Definisi pendidikan diartikan menurut paham atau aliaran yang mereka anut.
Analisis terhadap sistem pendidikan dapat dilakuakn dari in-put, proses, out-put dan
out-come.20 In-put sangat menetukan proses pendidikan, dan proses akan menentukan
out-put pendidikan. Out-come berpengaruh terhadap perubahan sosial yang akan
terjadi. Proses produksi pendidikan berbeda dengan proses produksi sustu perusahaan
dalam bidang industri, karena pendidikan memerlukan waktu sangat panjang dan
sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang tidak dapat segera terdeteksi secara dini,
sehingga hasilnyapun dapat dilihat di kemudian hari.

Pendidkan memiliki andil besar ndalam kehiduapan manusia, oleh sebab itu berikut
ini fungsi pendidikan yang berhungan dengan perbahan sosial di masyarakat, yaitu:
1) Fungsi pendidikan sebagai perubahan sosial.
Pada fungsi ini pendidikan berperan sebagai pencetak penemu-penemu baru
dengan hasil temuan mereka akan mempengaruhi kebudayaan masyarakat sehingga
mengakibatkan perubahan sosial yang cukup menyeluruh. Contohnya, penemuan
komputer, rice cooker, pesawat terbang, televisi, listrik generator, diessel dan
sebagainya.
2) Fungsi memindahkan nilai-nilai budaya (trasformasi kebudayaan).
Pendidikan dapat dirumuskan sebagai proses kegiatan yang direncanakan
untuk memindahkan pengetahuan, sikap, nilai-nilai,serta kemampuan-kemapuan
mental lainnya dari satu generasi ke generasi lebih muda, seperti proses interaksi guru
dan murid di kelas dan sekolah ataupun di kelompok-kelompok warga belajar serta

19
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ijtimaiyah/article/download/5714/2590 diakses 26 maret 2022
20
http://journal.iain-manado.ac.id/index.php/JII/article/download/600/503 diakses 26 maret 2022
11
keluarga.21
3) Fungsi mengembangkan dan memantapkan hubungan-hubungan sosial.
Fungsi ini membentuk peserta didik lebih mengetahui, memahami dan
mengerti kelompok-kelompok sosial yang ada di lingkungan sosial mereka. Dalam
proses ini yang lebih berperan adalah pendidikan nonformal dan informal, tetapi
pendidikan formal juga mempengaruhi sebagai wadah pengembangan secara
akademis. Wajarlah kesempatan pendidikan terbuka lebar untuk mendudkung
keberhasilan pembangunan nasional. Hal ini berarti memperbaiki citra masyarakat
dari lingkungan primitif menuju ke masyarakat yang modern dan berpandangan luas
terhadap dunianya. Pendidikan membawa masyarakat ke arah perubahan yang menuju
ke perbaikan.

F. Perubahan Sosial dan Pendidikan

Kita lihat pedagogik tradisional memandang lembaga pendidikan sebagai salah satu
dari struktur social dan kebudayaan dalam masyarakat. Lembaga pendidikan, seperti sekolah
perlu disiapkan agar sekolah tersebut berfungsi sesuai perubahan sosial yang terjadi. Sekolah
sebagai lembaga social pendidikan berfungssi mentransmisiskan nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat dan kebudayaan pada saat itu.
Dalam pendidikan transformatif, peserta didik lah yang berperan terjadinya perubahan
dalam diri mereka. Adapun peran guru hanyalah sebagai pendorong dan motivator. Dengan
demikian, para guru perlu menjadi fasilitator agar dorongan dan bimbingan dapat terwujud
dalam perubahan perilaku peserta didik.22
Apabila seseorang mempelajari perubahan masyarakat, perlu pula diketahui kearah
mana perubahan dalam masyarakat itu bergerak. Perubahan itu bergerak kepada sesuatu
bentuk yang sudah ada didalam waktu yang lampau.23 Pun jika kita berbicara tentang
perubahan social ke arah pendidikan, jauh sebelum orang belanda datang ke Indonesia,
orang Jawa telah mempunyai lembaga-lembaga pendidikan tradisionalnya.
Peran pendidikan nasional sebagai pendorong perubahan sosial terlihat dalam UU No
20 Sisdiknas 2003 Pasal 3 : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak sert peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

21
http://ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pbi/article/download/201/135 diakses 26 maret 2022
22
Ella Yulealawati. Kurrikulum dan pembelajaran. Filosofi, Teori dan Aplikasi. (Bandung: pakar Ray, 2004), hlm. 2.
23
Selo soemardjan, Setangkai bunga sosiologi, (Jakarta : Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia), 1974, hal : 490
12
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Adanya pendidikan dapat mempengaruhi perubahan sosial, yang mana perubahan
sosial nantinya akan mempunyai fungsi :
1. Melakukan reproduksi budaya;
2. Difusi budaya;
3. Mengembangkan analisis kultural terhadap kelembagaan-kelembagaan tradisional;
4. Melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi sosial tradisional;
5. Melakukan perubahan-perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi-institusi
tradisional yang telah ketinggalan.

Lembaga-lembaga pendidikan disamping berfungsi sebagai penghasil nilai-nilai


budaya baru juga berfungsi sebagai difusi budaya (cultural diffussion). Kebijaksanaan-
kebijaksanaan sosial yang kemudian diambil tentu berdasarkan pada hasil budaya dan difusi
budaya. Sekolah-sekolah tersebut bukan hanya menyebarkan penemuan-penemuan dan
informasi-informasi baru tetapi juga menanamkan sikap-sikap, nilai-nilai dan pandangan
hidup baru yang semuanya itu dapat memberikan kemudahan-kemudahan serta memberikan
dorongan bagi terjadinya perubahan sosial yang berkelanjutan.24
Pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan
analisis kritis yang berperan untuk menanamkan keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai baru
tentang cara berpikir manusia. Pendidikan dalam era abad modern telah berhasil menciptakan
generasi baru dengan daya kreasi dan kemampuan berpikir kritis, sikap tidak mudah
menyerah pada situasi yang ada dan diganti dengan sikap yang tanggap terhadap perubahan.
Cara-cara berpikir dan sikap-sikap tersebut akan melepaskan diri dari ketergantungan
dan kebiasaan berlindung pada orang lain, terutama pada mereka yang berkuasa. Pendidikan
ini terutama diarahkan untuk memperoleh kemerdekaan politik, sosial dan ekonomi, seperti
yang diajukan oleh Paulo Friere. Dalam banyak negara terutama negara-negara yang sudah
maju, pendidikan orang dewasa telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga masalah
kemampuan kritis ini telah berlangsung dengan sangat intensif. Pendidikan semacam itu telah
berhasil membuka mata masyarakat terutama didaerah pedesaan dalam penerapan teknologi
maju dan penyebaran penemuan baru lainnya. Dengan kemanjuan teknologi informasi,

24
Tara, Pendidikan dan Perubahan Sosial, https://agitara.wordpress.com/2009/11/25/pendidikan-dan-perubahan-
sosial/
13
perubahan ekonomi dan perubahan kekuasaan politik membuat masyarakat tidak lagi hidup
dengan anggapan lama tentang dunia yang terlalu harmonis. Sebaliknya setiap individu
sekarang menghadapi suatu keadaan yang cenderung tak teratur.25
Saat ini esensi dari sekolah di Indonesia adalah pendidikan dan pokok perkara
dalam pendidikan adalah belajar. Oleh sebab itu tujuan sekolah terutama adalah menjadikan
setiap murid di dalamnya lulus sebagai orang dengan karakter yang siap untuk terus belajar,
bukan tenaga-tenaga yang siap pakai untuk kepentingan industri. Dalam arus globalisasi
dewasa ini perubahan-perubahan berlangsung dalam tempo yang akan makin sulit
diperkirakan. Cakupan perubahan yang ditimbulkan juga akan makin sulit diukur.
Pengaruhnya pada setiap individu juga makin mendalam dan tak akan pernah dapat diduga
dengan akurat.26
Keadaan tersebut akan berpengaruh besar pada pendidikan. Oleh sebab itu sekolah,
di tingkat manapun, yang tetap menjalankan pendidikan dengan orientasi siap pakai untuk
para pelajarnya tidak boleh rusak akibat perubahan tetapi sebaliknya harus mampu menjadi
pengemban misi sebagai agent of changes dan bukan sekedar consumers of changes. Dari
sekolah dengan pandangan siap pakai tidak akan dihasilkan orang-orang muda yang dengan
kecerdasannya berhasil memperbaiki kedudukannya dalam susunan sosial ,output dari
sekolah semacam itu hanya dua. Pertama, orang-orang muda yang terlahir berada dan akan
terus menduduki strata sosial tinggi, Kedua, para pemuda tak berpunya yang akan tetap
menelan kecewa karena ternyata mereka makin sulit naik ke tangga sosial yang lebih tinggi
dari orang tua mereka. Sekolah yang tetap kukuh dengan prinsip-prinsip pedagogis, metode-
metode pendidikan dan teknik-teknik pengajaran yang bersemangat siap pakai hanya akan
menjadi lembaga reproduksi sosial bukan lembaga perubahan sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani, Sosiologi Sistematika, Teori dan Terapan, (Jakarta : Bumi Aksara), 2012, hal :
163

Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada), 2011, hal : 208

Dewi Wulansari, Sosiologi: Konsep dan Teori, (Bandung: Refika Aditama, 2009), h. 126.

25
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/300/5/108320044_file5.pdf (diakses 26 maret 2022)
26
Hidayat,Rahmat.2019. Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan Aplikasinya.LPPI:Medan
14
Ella Yulealawati. Kurrikulum dan pembelajaran. Filosofi, Teori dan Aplikasi. (Bandung:
pakar Ray, 2004), hlm. 2.

Hidayat,Rahmat.2019. Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan Aplikasinya.LPPI:Medan

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/download/25466/25124 (diakes tanggal


26 maret 2022)

https://journal.unita.ac.id/index.php/publiciana/article/download/79/73 Diakses 26 maret


2022

http://repository.uinsu.ac.id/8498/1/Jurnal%20Silvia%20Tabah%20Hati-dikonversi.pdf
(diakses 26 maret 2022)

https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/323/273 (diakses 26
maret 2022)
http://ikadbudi.uny.ac.id/informasi/herbert-spencer-dan-evolusi-budaya (diakses tanggal 26
maret 2022)

https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/323/273 (diakses
tanggal 26 maret 2022)
http://repository.radenintan.ac.id/4914/1/EKA%20YURIDA.pdf (diakses 26 maret 2022)

https://e-journal.uajy.ac.id/2374/3/2TA12077.pdf (diakses 26 maret 2022)


https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurnakomunikasi/article/download/7256/6759
(diakses 26 maret 2022)

http://jurnal.lemhannas.go.id/index.php/jkl/article/download/118/40/ (diakses 26 maret 2022)


https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/alhikmah/article/download/323/273 ( diakses 26
maret 2022)

https://e-journal.stp-ipi.ac.id/index.php/sapa/article/download/40/34/ (diakses 26 maret 2022)


http://eprints.radenfatah.ac.id/4126/1/17.%20BUKU%20PATOLOGI%20SOSIAL.pdf
(diakses 26 maret 2022)

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15969/2/T2_752016013_BAB%20II.pdf
(diakses 26 maret 2022)
https://e-journal.stp-ipi.ac.id/index.php/sapa/article/download/40/34/ (diakses 26 maret 2022)

15
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/300/5/108320044_file5.pdf (diakses 26
maret 2022)
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ijtimaiyah/article/download/5714/2590 diakses 26 maret
2022
http://journal.iain-manado.ac.id/index.php/JII/article/download/600/503 diakses 26 maret
2022
http://ejournal.stkip-mmb.ac.id/index.php/pbi/article/download/201/135 diakses 26 maret
2022
Selo soemardjan, Setangkai bunga sosiologi, (Jakarta : Yayasan Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia), 1974, hal : 490
Tara, Pendidikan dan Perubahan
Sosial, https://agitara.wordpress.com/2009/11/25/pendidikan-dan-perubahan-sosial/

Wirya Wanzudi, Faktor Pendorong Perubahan


Sosial, https://wiryawanzudi.wordpress.com/tugas-tugas/data-ips/faktor-pendorong-
perubahan-sosial/

16

Anda mungkin juga menyukai