Anda di halaman 1dari 11

PENGANTAR PENDIDIKAN

Dosen Pengampuh : Dr.Ahmad Jamalong S,pd M,pd


PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN SOSIAL

AHMAD FARHAN M.

230301502102

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
MAKASSAR 2023

Kata Pengantar

Pendidikan dan perubahan sosial merupakan dua entitas yang saling terkait dan berdampingan dalam
dinamika masyarakat. Seiring berjalannya waktu, perubahan sosial telah menjadi keniscayaan dalam
kehidupan manusia, sementara pendidikan menjadi kekuatan pendorong utama dalam proses
transformasi tersebut. Makalah ini bertujuan untuk menjelajahi hubungan yang kompleks antara
pendidikan dan perubahan sosial, menelusuri peran pendidikan dalam membentuk nilai-nilai, norma, dan
struktur sosial yang menjadi landasan bagi perkembangan masyarakat. Pentingnya pendidikan sebagai
sarana pembentukan karakter, peningkatan pengetahuan, dan pengembangan keterampilan telah
mengakar dalam sejarah peradaban manusia. Namun, dalam konteks perubahan sosial, peran pendidikan
tidak terbatas pada transfer pengetahuan semata, melainkan mencakup pula bagaimana institusi
pendidikan dapat menjadi agen perubahan yang membentuk sikap, pola pikir, dan tindakan individu
dalam masyarakat.

Makalah ini juga akan mengulas berbagai faktor yang mempengaruhi dinamika hubungan antara
pendidikan dan perubahan sosial, termasuk perubahan teknologi, ekonomi, dan budaya. Dalam menggali
pemahaman mendalam terkait topik ini, penulis akan merinci berbagai konsep teoritis yang relevan,
mengaitkannya dengan studi empiris, serta memberikan wawasan tentang bagaimana pendidikan dapat
menjadi katalisator bagi perubahan positif dalam masyarakat. Semoga makalah ini dapat memberikan
kontribusi pemikiran yang berharga bagi pembaca untuk lebih memahami kompleksitas hubungan antara
pendidikan dan perubahan sosial. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang peran pendidikan dalam
membentuk masyarakat, diharapkan kita dapat merancang kebijakan pendidikan yang lebih efektif dan
responsif terhadap tuntutan zaman, menciptakan perubahan yang berkelanjutan dan positif bagi
masyarakat kita.
Daftar isi

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain,namun juga memungkinkan secara otodidak.
Pada dasarnya, pendidikan telah telah di dapatkan manusia sejak masih di dalam kandungan. Pendidikan
sering dikaitkan dengan hubungan sosial yang berfungsi sebagai stakeholder antara sekolah dan
masyarakat sekitar. Pendidikan dan kehidupan sosial sangat berkaitan satu dan lainnya yang juga
memiliki dampak luas dalam kehidupan. Namun, seiring berjalannya waktu, kehidupan sosial akan
berubah dengan perubahan zaman yang terus berkembang pesat. Perubahan sosial yang terjadi dalam
kehidupan masyarakat dapat direncanakan dengan arah perubahan yang dingin dicapai oleh masyarakat.
Namun, perubahan sosial juga sering berubah sendirinya dikarenakan adanya pengaruh budaya dari luar.

Perubahan sosial berhubungan dengan masuknya modernisasi dan globalisasi ke suatu negaa yang
merupakan suatu kemajuan yang bersifat positif dan juga dapat berupa suatu kemunduran yang bersifat
negatif dari masa sebelumnya. Di dalam masyarakat, perubahan sosial wajar terjadi seiring perubahan
zaman yang mereka alami. Perubahan – perubahan yang terjadi di masyarakat tidak hanya berdampak
pada sosial namun juga pada pendidikan. Antara masyarakat dan pendidikan memiliki keterkaitan yang
kuat, saling mendukung satu dan lainnya untuk mencapai target yang lebih baik.

Sosiologi pendidikan memiliki peran untuk mendukung pendidikan secara kontekstual, dimana perannya
sebagai sebuah sistem yang menata kembali arah pendidikan dan merangkul arena perubahan sosial
tersebut.

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan , maka permasalahan yang diangkat adalah sebagai
berikut :

1. Apa pengertian dari perubahan sosial ?


2. Apa saja konsep-konsep perubahan sosial ?
3. Bagaimana proses perubahan sosial tersebut?
4. Bagaimana kaitannya pendidikan sebagai sosial kontrol dan sosial change?
5. Bagaimana pembaharuan masyarakat dapat berkaitan dengan pendidikan?

1. Metode Penulisan

Makalah ini menggunakan metode pustaka , yaitu mengumpulkan data melalui beberapa buku yang
tersedia dan beberapa jurnal yang akurat.

BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku manusia dalam masyarakat dari
keadaan tertentu ke keadaan yang lainnya. () Perubahan sosial adalah gejala yang ada pada kehidupan
bermasyarakat yang dapat diketahui melalui perbandingan masa antara masyarakat yang terdahulu
dengan masyarakat zaman sekarang. Perubahan yang terjadi akan menimbulkan ketidaksesuaian struktur
dan fungsi dari unsur – unsur sosial yang ada dalam masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, perubahan sosial dapat dikatakan sebagai perubahan
yang terjadi pada segi struktural masyarakat seperti pola perilaku dan interaksi antar anggota
masyarakat, seperti nilai, sikap, dan norma sosial dalam masyarakat. Perubahan tersebut terjadi dengan
cepat dan jika dilihat dari bentuknya, perubahan sosial dibedakan menjadi beberapa klasifikasi, yaitu:

a. Perubahan sosial cepat dan perubahan sosial lambat

Dikatakan perubahan sosial lambat karena perubahan memerlukan waktu yang lama dan rentetan
perubahan kecil yang mengikuti dengan lambat (evolusi). Perubahan yang terjadi dikarenakan adanya
kebutuhan yang baru dari anggota masyarakat. Namun, perubahan sosial yang cepat (revolusi) dimana
perubahan tersebut mengenai sendi pokok kehidupan masyarakat. Revolusi dapat terjadi apabila ada
kemauan besar untuk mengadakan suatu perubahan.

a. Perubahan sosial kecil dan perubahan sosial besar.

Perubahan kecil adalah perubahan dimana tidak akan terjadi perubahan langsung pada unsur – unsur
struktur sosial.
Perubahan besar adalah perubahan dimana akan terjadi suatu perubahan lainnya yang berdampak besar
bagi kehidupan masyarakat.

a. Perubahan yang dikendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki.

Perubahan sosial yang tidak dikehendaki merupakan perubahan yang terjadi diluar pengawasan
masyarakat dan dapat menyebabkan timbulnya akibta sosial yang tidak diharapkan masyarakat.

1. Konsep – Konsep Perubahan Sosial

Di dalam perubahan sosial terdapat berbagai unsur agar terjadi perubahan sosial baik yang disengaja
maupun tidak disengaja. Konsep perubahan sosial dapat ditelusuri dan dipelajari lebih dalam. Konsep –
konsep perubahan sosial meliputi :

Internalisasi ; proses dimana seorang individu belajar untuk menanamkan segala perasaan, hasrat dan
emosi yang dibutuhkan selama hidupnya.

Sosialisasi ; proses yang dialui oleh seorang individu dari masa kanak-kanak hingga masa tua yang
bertujuan untuk mempelajari pola – pola tindakan dan interaksi dalam kehidupan masyarakat.

Enkulturasi ; proses seorang individu dalam beradaptasi terhadap aturan, norma dan adat istiadat yang
ada di kehidupannya.

Diffusion (penyebaran) ; suatu proses yang menyebabkan unsur – unsur kebudayaan dari suatu kelompok
ke kelompok lainnya .

Akulturasi ; percampuran 2 kebudayaan tanpa menghilangkan unsur kepribadian budaya yang


sebelumnya.

Asimilasi ; proses perpaduan dua kebudayaan yang lebih membaur dibandingkan akulturasi.

1. Teori – Teori Perubahan Sosial

Perubahan terjadi karena adanya modifikasi dari berberapa pola kehidupan. Ada berbagai kondisi yang
menyebabkan terjadinya modifikasi tersebut. Kondisi tersebut dapat dijelaskan dengan beberapa Teori
Perubahan Sosial berikut :

1. Teori Evolusi ( Evolution Theory )

Teori ini pada dasarnya berpijak pada perubahan yang memerlukan proses yang cukup panjang. Dalam
proses tersebut, terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mencapai perubahan yang
diinginkan. Ada bermacam-macam teori tentang evolusi. TeoIri tersebut digolongkan ke dalam beberapa
kategori, yaitu unilinear theories of evolution, universal theories of evolution, dan multilined theories of
evolution.

a. Unilinear Theories of Evolution

Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat termasuk kebudayaannya akan mengalami
perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang
kompleks dan akhirnya sempurna. Pelopor teori ini antara lain Auguste Comte dan Herbert Spencer.

a. Universal Theories of Evolution


Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap-tahap tertentu yang
tetap. Kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi tertentu. Menurut Herbert Spencer,
prinsip teori ini adalah bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen
menjadi kelompok yang heterogen.

a. Multilined Theories of Evolution

Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahap-tahap perkembangan tertentu dalam evolusi
masyarakat. Misalnya mengadakan penelitian tentang perubahan sistem mata pencaharian dari sistem
berburu ke sistem pertanian menetap dengan menggunakan pemupukan dan pengairan.

1. Teori Konflik ( Conflict Theory )

Menurut pandangan teori ini, pertentangan atau konflik bermula dari pertikaian kelas antara kelompok
yang menguasai modal atau pemerintahan dengan kelompok yang tertindas secara materiil, sehingga akan
mengarah pada perubahan sosial. Teori ini memiliki prinsip bahwa konflik sosial dan perubahan sosial
selalu melekat pada struktur masyarakat.

Dua tokoh yang pemikirannya menjadi pedoman dalam Teori Konflik ini adalah Karl Marx dan Ralf
Dahrendorf. Secara lebih rinci, pandangan Teori Konflik lebih menitikberatkan pada hal berikut :

a. Setiap masyarakat terus-menerus berubah.

b.Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang perubahan masyarakat.

c. Setiap masyarakat biasanya berada dalam ketegangan dan konflik.

d. Kestabilan sosial akan tergantung pada tekanan terhadap golongan yang satu oleh golongan yang
lainnya.

1. Teori Fungsional ( Functionalist Theory )

Konsep yang berkembang dari teori ini adalah cultural lag (kesenjangan budaya). Konsep ini mendukung
Teori Fungsionalis untuk menjelaskan bahwa perubahan sosial tidak lepas dari hubungan antara unsur-
unsur kebudayaan dalam masyarakat.

Menurut teori ini, beberapa unsur kebudayaan bisa saja berubah dengan sangat cepat sementara unsur
yang lainnya tidak dapat mengikuti kecepatan perubahan unsur tersebut.

Maka, yang terjadi adalah ketertinggalan unsur yang berubah secara perlahan tersebut. Ketertinggalan ini
menyebabkan kesenjangan sosial atau cultural lag.

Tokoh dari teori ini adalah William Ogburn, pandangan Teori Fungsional adalah sebagai berikut.

a. Setiap masyarakat relatif bersifat stabil.

b.Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang kestabilan masyarakat.

c. Setiap masyarakat biasanya relatif terintegrasi.


d.Kestabilan sosial sangat tergantung pada kesepakatan bersama (konsensus) di kalangan anggota
kelompok masyarakat.

1. Teori Siklus ( Cyclical Theory )

Teori ini mencoba melihat bahwa suatu perubahan sosial itu tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh
siapapun dan oleh apapun. Karena dalam setiap masyarakat terdapat perputaran atau siklus yang harus
diikutinya. Menurut teori ini kebangkitan dan kemunduran suatu kebudayaan atau kehidupan sosial
merupakan hal yang wajar dan tidak dapat dihindari.

Sementara itu, beberapa bentuk Teori Siklis adalah sebagai berikut:

a. Teori Oswald Spengler (1880-1936)

Menurut teori ini, pertumbuhan manusia mengalami empat tahapan, yaitu anak-anak, remaja, dewasa,
dan tua. Pentahapan tersebut oleh Spengler digunakan untuk menjelaskan perkembangan masyarakat,
bahwa setiap peradaban besar mengalami proses kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Proses siklus
ini memakan waktu sekitar seribu tahun.

a. Teori Pitirim A. Sorokin (1889-1968)

Sorokin berpandangan bahwa semua peradaban besar berada dalam siklus tiga sistem kebudayaan yang
berputar tanpa akhir. Siklus tiga sistem kebudayaan ini adalah kebudayaan ideasional, idealistis, dan
sensasi.

1) Kebudayaan ideasional, yaitu kebudayaan yang didasari oleh nilai-nilai dan kepercayaan terhadap
kekuatan supranatural.

2) Kebudayaan idealistis, yaitu kebudayaan di mana kepercayaan terhadap unsur adikodrati


(supranatural) dan rasionalitas yang berdasarkan fakta bergabung dalam menciptakan masyarakat ideal.

3) Kebudayaan sensasi, yaitu kebudayaan di mana sensasi merupakan tolok ukur dari kenyataan dan
tujuan hidup.

a. Teori Arnold Toynbee (1889-1975)

Toynbee menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan, dan
akhirnya kematian. Beberapa peradaban besar menurut Toynbee telah mengalami kepunahan kecuali
peradaban Barat, yang dewasa ini beralih menuju ke tahap kepunahannya.

1. Faktor – Faktor Perubahan Sosial

Pada umumnya setiap perubahan tidak terjadi dengan sendirinya, ada faktor yang menyebabkan sesuatu
tersebut berubah, demikian juga dengan perubahan – perubahan yang terjadi di lingkungan sosial
masyarakat. Faktor tersebut terbagi menjadi dua, yaitu ; faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri
dan faktor dari luar.

Faktor dari masyarakat itu sendiri adalah :


Bertambah atau berkurangnya penduduk

Pertumbuhan pendudukan adalah faktor yang paling sering dikaitkan dengan perubahan sosial,
pembangunan, dan lainnya. Pertumbuhan penduduk yang pesat merupakan faktor utama masyarakat
melakukan tindakan perubahan. Perubahan tersebut lebih kepada perubahan yang menyangkut lembaga –
lembaga kemasyarakatan.

Berkurangnya penduduk mungkin disebabkan oleh migrasi penduduk. Perpindahan penduduk


mengakibatkan kekosongan di dalam aktifitas sosial. Misalnya dalam pembagian kerja, stratifikasi sosial
dan mempengaruhi lembaga – lembaga kemasyarakatan lainnya.

Adanya penemuan – penemuan baru

Jalannya unsur kebudayaan baru tersebar ke lain – lain bagian dari masyarakat dan cara – cara unsur
kebudayaan baru diterima, dipelajari dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan.

Akibat adanya nemuan yang baru, masyarakat berpindah dan mengikuti penemuan tersebut yang
memberikan dampak positif terhadap kehidupan mereka.

Pertentangan

Dalam masyarakat mungkin terdapat pola yang memungkinkan terjadinya perubahan sosial dan
kebudayaan. Pertentangan – pertentangan tersebut mungkin terjadi antara sesama masyarakat di suatu
tempat atau antar kelompok yang menyebabkan mereka melakukan perubahan untuk menghindari
pertentangan yang lebih lanjut.

Faktor dari luar masyarakat yang menyebabkan terjadinya perubahan adalah :


Westernisasi

Berkomunikasi dengan masyarakat luar memang diperlukan karena dapat memperluas pengetahuan dan
wawasan tentang budaya masing – masing dan menimbulkan sikap toleransi dan penyesuaian diri
terhadap budaya tersebut. Pada umumnya, perubahan yang terjadi adalah gaya hidup, cara bicara dan
adanya peniruan lain yang dilakukan oleh masyarakat agar seimbang dengan budaya luar.
Lingkungan fisik

Faktor yang menyebabkan perubahan lainnya adalah faktor alam, seperti banjir, longsor, gunung
meletus,dsb. Bencana alam dapat menyebabkan kerusakan fisik lingkungan sehingga menuntut manusia
untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan yang telah berubah tersebut.

1. Faktor penghambat perubahan sosial

Diantara faktor – faktor pendukung yang telah ada, terdapat beberapa faktor yan dapat menghambat
terjadinya perubahan sosial, seperti :
a. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
b. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat.
c. Sikap masyarakat yang tertutup dan tradisional.
d. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
e. Prasangka terhadap hal – hal yang baru / asing atau sikap yang tertutup.
f. Terlalu berpegang teguh pada kebiasaan awam dan adat.
g. Menilai bahwa hidup ini pada hakikatnya tidak mungkin dapat diperbaiki.
h. Adanya kepentingan lain yang tertanam dengan kuat.
1. Pendidikan sebagai Sosial Kontrol dan Sosial Change

Sekolah sebagai lembaga sosial pendidikan berfungsi mentransmisikan nilai-nilai yang hidup dalam
masyarakat dan kebudayaan pada saat itu. Dalam pendidikan transformatif, peserta didik berperan
penting dalam perubahan pada diri mereka sendiri. Peran guru hanyalah sebagai fasilitator yang
mendukung terhadap perkembangan dan perubahan positif yang diciptakan oleh peserta didik.
Perubahan itu bergerak kepada sesuatu bentuk yang sudah ada didalam waktu yang lampau.

Peran pendidikan nasional sebagai pendorong perubahan sosial terlihat dalam UU No.20 Sisdiknas 2003
pasal 3 “ pendidikan nasional berfun gsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”

Pendidikan mengambil peran yang besar dalam kehidupan sosial bermasyarakat, dimana akan
mempengaruhi perubahan sosial yang memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Melakukan reproduksi budaya
2. Difusi budaya
3. Mengembangkan analis kultural terhadap kelembagaan-kelembagaan tradisional
4. Melakukan perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi – institusi tradisional yang telah
ketinggalan.
5. Melakukan perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi sosial tradisional.

Pedagogik tradisional memandang lembaga pendidikan sebagai salah satu struktur dan kebudayaan dalam
suatu masyarakat sehingga lembaga pendidikan perlu mempersiapkan agar lembaga tersebut berfungsi
sesuai dengan perubahan sosial yang akan terjadi nantinya. Di dalam pedagogik tradisional, tempat
individu adalah sebagai objek perubahan sosial, dimana individu tersebut yang mempelajari peranan baru
dalam kehidupan sosial yang berubah. Sementara itu, pedagogik modern mengungkapkan bahwa,
seorang individu hanya dapat berkembang didalam interaksinya dengan tatanan kehidupan sosial budaya
dimana dia hidup. Individu berperan sebagai faktor dari pengarah dari perubahan sosial atau sebagai agen
perubahan.

1. Pendidikan dan Pembaharuan Masyarakat

Pendidikan sebagai suatu proses sosial dan terdapat berbagai jenis masyarakat, suatu kriteria untuk
mengkritisi dan membangun pendidikan berimplikasi terhadap masyarakat yang ideal. Proses pendidikan
yang mampu menghasilkan suatu generasi muda yang baik dapat membawa suatu perubahan sosial yang
positif bagi suatu bangsa. Namun bagaimana peranan masyarakat terhadap pendidikan ? Apakah semua
anggota masyarakat sudah mengenal tulisan ?

Pendidikan pada masyarakat sederhana yang belum mengenal tulisan ,dikembangkan pendidikan secara
informal yang berfungsi untuk memberikan bekal keterampilan , pelatihan dan kursus yang akan
berdampak kedalam kehidupan nyata mereka. Masyarakat dengan berbekal keterampilan mereka dapat
melakukan perubahan sosial pada diri mereka sendiri, diseimbangi dengan pendidikan lanjutan informal
(kursus) dan memperkenalkan pola tingkah laku yang sesuai dengan nilai norma masyarakat setempat.

Pada tingkatan yang lebih maju, sebagian proses sosialisasi teridentifikasi keluar dari batasan keluarga,
diserahkan kepada pemuda di sekitar tempat tinggal , tentu saja dengan bimbingan para ahli yang
berpengalaman dalam suatu bidang tersebut. Dengan berkembangnya diferensiasi di masyarakat itu
sendirim maka seleksi sosial akan meningkat dan pada tingkatan berikutnya, hubungan antara
pendidikan dengan masyarakat akan menjadi kian kompleks.
Dalam pendidikan ,sumber daya manusia menjadi prioritas dan syarat utama untuk terjadinya proses
belajar-mengajar. Masyarakat bukan hanya sekedar stakeholder namun juga sebagai agen of change di
dalam pendidikan. Masyarakat berperan sebagai active people yang berfungsi sebagai penerus hubungan
antara sekolah dan peserta didik.

Peserta didik sendiri dapat belajar di dalam lingkungan masyarakat dimana mereka akan menemukan
teman sebaya, pemuda yang dapat membuat mereka lebih semangat untuk menjalani perubahan-
perubahan positif yang diyakini dapat membuat kehidupan mereka menjadi lebih baik dari sebelumnya.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Proses pendidikan merupakan suatu proses menciptakan generasi muda yang unggul dan kompeten akan
membawa suatu perubahan sosial yang positif bagi suatu bangsa kedepan. Hubungan antara perubahan
sosial dan pendidikan sangatlah erat. Setiap individu yang terdidik harus menjadi agen perubahan yang
dapat menciptakan keselarasan antara masyarakat dan lembaga pendidikan.

Perubahan sosial adalah perubahan pada segi struktural masyarakat seperti pola – pola perilaku dan pola
interaksi antar anggota masyarakat, perubahan pada segi kultural masyarakat yang terdiri dari nilai –
nilai, sikap, norma dan perubahan dari berbagai sesi yang ada dalam masyarakat. Perubahan sosial dapat
terjadi seiring adanya hubungan timbal balik yang baik antara masyarakat dan pihak lainnya yang
mendukung akan adanya perubahan.

Sebagai masyarakat ideal harus mendukung adanya perubahan yang memberikan dampak positif bagi
kehidupan dan kelangsungan hidup bermasyarakat. Sebagai seorang pendidik harus memberikan ilmu –
ilmu yang berguna terhadap masyarakat dan peserta didik. Sebagai peserta didik haruslah dapat
mengaplikasikan sikap, norma,nilai sesuai dengan ketentuan di dalam kehidupan masyarakat agar
terciptanya hubungan yang harmonis dan pendukung aktif terhadap pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai