Anda di halaman 1dari 11

Kelompok 1

KONSEP-KONSEP INOVASI PENDIDIKAN ISLAM


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata kuliah : Inovasi Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Dr. Tutut Sholihah, M.Pd

Disusun Oleh :

Muhammad Azhar
2011160061
Helmaliana Okta
2011160074
Syaichotul Daliana
20111600

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
2023 M/1444 H
PENDAHULUAN
Saat ini manusia berada di tengah-tengah samudera hasil inovasi. Ada inovasi: pengetahuan,
teknologi, ICT, ekonomi, pendidikan, sosial, dan lain sebagainya. Inovasi dapat
dikelompokkan pula atas inovasi besar dan inovasi kecil-kecil, namun sangat banyak
wujudnya. Begitu pula, inovasi itu tidak harus mahal. Proses pencapaian hasil inovasi itu
dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Kalau leluhur manusia ini tidak
inovatif, maka manusia semuanya akan tetap tinggal di gua-gua, dalam kegelapan dan tanpa
busana, apalagi memiliki kenderaan yang super canggih, seperti pesawat terbang dan mobil-
mobil terkini. Bagaimanapun, setiap inovasi adalah satu ide atau konstelasi ide, yang menurut
kodratnya hanya dalam organisasi sentral, dalam tata pikir yang bersifat rohaniah. Inovasi
akan tampak nyata jika telah menjadi kelakuan, tindakan atau sesuatu barang yang dihasilkan
sebagai konsekuensi inovasi yang dilakukan seseorang atau kelompok dalam organisasi dan
atau masyarakat tertentu.

Pendidikan sebagai proses transformasi budaya sejatinya menjadi wahana bagi perubahan dan
dinamika kebudayaan masyarakat dan bangsa. Karena itu, pendidikan yang diberikan melalui
bimbingan, pengajaran dan latihan harus mampu memenuhi tuntutan pengembangan potensi
peserta didik secara maksimal, baik potensi intelektual, spiritual, sosial, moral, maupun
estetika sehingga terbentuk kedewasaan atau kepribadian seutuhnya. Dengan melalui
kegiatan tersebut yang merupakan bentuk-bentuk utama dari proses pendidikan, maka
kelangsungan hidup individu dan masyarakat akan terjamin. Dalam hal ini pendidikan
sebenarnya berfungsi mengembangkan seluruh aspek kepribadian peserta didik secara utuh
dan terintegrasi tetapi untuk memudahkan pengkajian dan pembahasan biasa diadakan
pemilahan dalam aspekaspek intelektual, sosial, emosi dan fisik-motorik (Sukmadinata,
2004:9).

Pendidikan merupakan proses pemindahan nilai budaya kepada individu dan masyarakat.
Dijelaskan oleh Langgulung (1985:3) bahwa pendidikan merupakan pemindahan nilai, yaitu:
Pemindahan nilai-nilai budaya melalui pengajaran. Pengajaran berarti pemindahan
pengetahuan atau knowledge. Pendidikan berarti seseorang yang mempunyai pengetahuan
memindahkan pengetahuannya kepada orang lain yang belum mengetahui; Termasuk dalam
proses pendidikan adalah latihan. Sesungguhnya latihan bermakna seseorang membiasakan
diri di dalam melakukan pekerjaan tertentu untuk memperoleh kemahiran di dalam pekerjaan
tersebut; dan Pendidikan ialah indoktrinasi yaitu proses yang melibatkan seseorang meniru
atau mengikuti apa yang diperintahkan oleh orang lain. Maka proses indoktrinasi ini banyak
bergantung kepada orang yang mengeluarkan perintah yang patut ditiru oleh orang-orang
yang menjalankan perintah tersebut.

PEMBAHASAN
A. Perubahan Sosial
1. Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan diartikan sebagai suatu hal atau keadaan berubah, peralihan dan pertukaran. 1
Dengan demikian perubahan adalah sebuah proses yang mengakibatkan keadaan
sekarang berbeda dengan keadaan sebelumnya, karena mengalami perubahan atau
pertukaran. William F.Ogburn memberi batasan terhadap makna perubahan sosial
hanya pada unsur-unsur kebudayaan.2 Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan
social adalah perubahan dalam struktur masyarakat. Misalnya dengan timbulnya
organisasi buruh dalam masyarakat kapitalis, terjadi perubahan-perubahan hubungan
antara buruh dan majikan, selanjutnya perubahan-perubahan organisasi ekonomi dan
politik.3

Perubahan memiliki aspek yang luas, termasuk didalamnya yang berkaitan dengan
nilai, norma, tingkah laku, organisasi sosial, lapisan sosial, kekuasaan, wewenang dan
interaksi sosial. Menurut Koenjaraningrat perubahan sosial itu sendiri mencakup nilai-
nilai yang bersifat material maupun budaya tertentu untuk mencapai tujuan bersama.
Dengan demikian masyarakat adalah kelompok sosial yang mendiami suatu tempat.
Istilah sosial itu sendiri dipergunakan untuk menyatakan pergaulan serta hubungan
antara manusia dan kehidupannya, hal ini terjadi pada masyarakat secara teratur,
sehingga cara hubungan ini mengalami perubahan dalam perjalanan masa, sehingga
membawa pada perubahan masyarakat.4

Perubahan adalah proses sosial yang dialami oleh masyarakat serta semua unsur-unsur
budaya dan sistem sosial, dimana semua tingkatan kehidupan masyarakat secara
sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola
kehidupan, budaya dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau
menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial baru. Sebagaimana telah
diungkapkan diatas perubahan itu adalah sebagai suatu hal atau keadaan berubah,
peralihan dan pertukaran, maka perubahan itu sendiri terjadi membutuhkan sebuah

1
Astrid S.Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, TK.Bica Cipta, 1979
2
Burhanuddin Bungin, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma dan Diskursus
3
Tekhnologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: fajarinterpratama Offset, 2006
4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995
proses sehingga akan mengakibatkan terjadinya perubahan sosial. Dengan demikian
perubahan adalah suatu proses yang mengakibatkan keadaan sekarang berbeda dengan
keadaan sebelumnya.

2. Teori-Teori Perubahan Sosial


Masyarakat selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Ada yang menganggap
bahwa perubahan tersebut tak ubahnya sebuah siklus yang selalu berputar dan tidak
ada akhirnya. Adapula yang beranggapan bahwa suatu perubahan pasti mengacu pada
kondisi yang lebih baik. Ada pula yang beranggapab bahwa tidak mungkin terjadi
perubahan jika tidak ada pemicu, seperti sebuah hubungan yang timbale balik. Berikut
ini adalah beberapa pandangan atau perspektif perubahan social yang dikemukakan
oleh para ahli sebagai berikut :
1. Teori Sosiohistoris
Teori ini menempatkan variable latar belakang sejarah dengan menekankan proses
evolusi sebagai faktor penting terjadinya perubahan. Perspektif ini melihat dua
dimensi yang saling berbeda asumsi antara lain ;
Perubahan sebagai siklus; Perubahan sebagai perkembangan. Perubahan sebagai
siklus akan sulit diketahui ujung pangkal perubahannya. Asumsi ini memandang
sejarah sebagai siklus yang tak berujung. Ibnu Khaldun adalah salah satu
pendukung teori sosiohistoris, yang mengemukakan perubahan, sebagai suatu
siklus yang memfokuskan pada bentuk dan tingkat pengorganisasian kelompok
dengan latar social budaya yang berbeda. Model perubahan social seperti ini
biasanya dianut oleh masyarakat di kawasan Timur, terutama Cina. Sementara
Auguste Comte, Herbert Spencer, dan Emile Durkheim adalah penganut perspektif
yang melihat perubahan sebagai perkembangan. Setiap masyarakat lambat laun
pasti berubah kearah yang lebih maju, kompleks dan modern.
2. Teori Fungsionalisme Struktural
Teori ini melihat perubahan social sebagai dinamika adaptif menuju keseimbangan
baru, akibat dari perubahan lingkungan eksternal.
3. Teori-teori Psikologi Sosial
Teori ini memadang perubahan social, sebagai akibat dari peran actor individual
untuk berkereasi dan berkembang.
4. Teori Konflik
Dalam teori konflik dijelaskan bagaimana perubahan social biasa diakibatkan dari
adanya proses social yang disosiatif dalam masyarakat. Teori konflik berbicara
secara terang-terangan banyak perubahan masyarakat. Tokoh sentral konflik ini
adalah Karl Marx yang mendasarkan diri pada asumsi yang mengisyaratkan adanya
kontradiksi sebagai substansi segala sesuatu, baik alam maupun manusia, sekaligus
fakta sentral segala sesuatu. Strauss mengatakan konflik dan kontradiksi yang
merupakan proses tawar menawar antara beberapa kekuatan untuk menuju tertib sosial dan
setiap masyarakat akan selalu mengalami proses tersebut.
Jadi, agar manusia dapat bertahan dengan segalam perubahan yang terjadi baik
didalam diri mereka maupun perubahan yang terjadi di lingkungan mereka,
keempat fungsi tersebut haruslah dapat dilaksanakan. Dan ini tidak hanya berlaku
bagi manusia sebagai individu, tetapi juga berlaku bagi manusia sebagai kelompok
sosial. Melakukan tindakan yang nyata baik tindakan secara individual maupun
tindakan sosial merupakan kunci utam untuk berfungsinya keempat hal di atas. Jika
keberfungsian terjadi, maka segala perubahan yang terjadi dapat dijalani sebagai
hal yang wajar dan sebagai proses yang alami yang justru akan menyehatkan
masyarakat manusia itu sendiri.

3. Sebab-Sebab terjadinya Perubahan Sosial


Proses perubahan masyarakat pada dasarnya merupakan perubahan pola prilaku
kehidupan dari seluruh norma-norma social yang baru secara seimbang,
berkemajuan dan berkesinambungan. Polo-pola kehidupan masyarakat lama yang
dianggap sudah usang dan tidak relevan lagi akan diganti dengan pola-pola
kehidupan baru yang tidak sesuai dengan kebutuhan sekarang dan masa
mendatang.5 Pendapat lain mengatakan bahwa perubahan itu juga terjadi dalam
suatu masyarakat dapat disebabkan oleh terganggunya keseimbangan atau tidak
adanya sinkronisasi, terganggunya keseimbangan ini akan mengakibatkan
terjadinya ketegangan-ketegangan dalam tubuh manusia, disamping itu juga
adanya ketidak puasan suatu masyarakat terhadap kondisi budaya yang ada.

B. Pengertian Discovery
Discovery mempunyai makna penemuan sesuatu yang sebenarnya. sesuatu itu yang telah
ada sebelumnya, tetapi belum diketahui. Sedangkan invensi adalah penemuan yang

5
Nasution, Zulkarimein, Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan Penerapannya (ed revisi), Jakarta:
Logos, 2000
benar-benar baru sebagai hasil kegiatan manusia. Anna Poejiadi (2001) memberikan
penjelasan: Secara harfiah to discover berarti membuka tutup. Artinya sebelum dibuka
tutupnya, sesuatu yang ada di dalamnya belum diketahui orang. Sebagai contoh
perubahan pandangan dari geosentrisme menjadi heliosentrisme dalam astronomi.
Beberapa ahli memberikan pengertiannya mengenai konsep discovery dan invention,
diantaranya adalah :

1. Ralph Linton
Ralph Linton memberikan pengertian mengenai discovery sebagai suatu  penemuan
yang memiliki sifat sebagai suatu penambahan terhadap  pengetahuan yang ada.
Sedangkan invention sebagai suatu proses penerapan terhadap penambahan
pengetahuan tersebut.
2. Harison
Menunrut Harison, discovery merupakan suatu penemuan terhadap suatu  benda atau
materiil materiil baru yang masih bersifat dasar atau belum memiliki suatu  bentuk
tertentu. Sedangkan invention merupakan suatu penemuan terhadap  benda atau
materiil materiil yang masih sederhana tetapi sudah memiliki bentuk tertentu.

3. Parsudi Suparlan
Parsudi Suparlan menyebutkan  bahwa discovery merupakan suatu penemuan persepsi
baru menyangkut hakikat suatu gejala atau pun hubungan beberapa gejala. Sedangkan
invention diartikan sebagai suatu ciptaan baru yang berupa suatu benda atau
pengetahuan melalui proses penggabungan pengetahuan-pengetahuan yang
bersangkutan yang telah ada sebelumnya

Dari beberapa pengertian discovery dan invention menurut para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa discovery merupakan suatu penemuan terhadap unsur-unsur baru
berupa benda atau materiil yang ditemukan baik secara sengaja maupun tidak
disengaja. Unsur baru tersebut juga dapat berupa sesuatu yang sudah ada tetapi belum
diketahui banyak orang atau sesuatu yang diciptakan alami dari alam untuk
kepentingan umat manusia.6

C. Pengertian Invensi
Invensi adalah hasil karya intelektual seseorang, yang berbentuk produk atau proses
untuk menghasilkan sesuatu yang memenuhi syarat yang berguna bagi masyarakat, yang
6
Anna Poedjiadi, 1989, Filsafat dan Sejarah Sains, Rajawali: Bandung
dapat dilindungi atau diberi paten. Selain itu dalam UUP dalam Pasal 1 ayat (2)
disebutkan pengertian invensi adalah: “ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu
kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi berupa produk atau
proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.”

Invensi (invention) adalah suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil
kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada,
kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teori
pendidikan, teknik pembuatan barang dari plastik, mode pakaian, dan sebagainya. Tentu
saja munculnya ide atau kreativitas berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dari hal-
hal yang sudah ada, tetapi wujud yang ditemukannya benar-benar baru.

Dari pengertian tersebut dapat diambil salah satu unsur penting dari invensi yaitu bahwa
invensi merupakan sesuatu yang sebelum dihasilkan belum ada dan kemudian menjadi
ada melalui karya inventor. Suatu invensi yang diberikan hak paten sifatnya menjadi
terbuka untuk diketahui oleh umum. Meskipun sifatnya menjadi terbuka untuk umum
bukan berarti setiap orang bisa mempraktekkan invensi tersebut secara bebas, akan tetapi
harus atas izin dari inventor lah suatu invensi dapat didayagunakan oleh orang lain.
Namun ketika jangka waktu perlindungan paten telah habis, maka secara otomatis
invensi menjadi milik umum tanpa ada hak lagi bagi inventor. Diharapkan dengan begitu
masyarakat lain mampu mengembangkan lebih lanjut teknologi dari invensi tersebut.
Istilah invensi merupakan hal yang menarik karena faktanya istilah ini baru digunakan
pada revisi undang-undang paten yang ketiga yaitu Undang-Undang Nomor 14 Tahun
2001 tentang Paten. Dalam UUP sebelumnya (Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989
Dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1997) istilah yang digunakan adalah penemuan.
Alasan digantinya istilah penemuan dengan istilah invensi adalah dikarenakan dalam
bahasa Indonesia penemuan memiliki banyak pengertian. Padahal yang dimaksud
penemuan dalam paten adalah penemuan terhadap sesuatu yang belum pernah ada
sebelumnya yang dalam bahasa inggris sering disebut dengan istilah invention. Selain itu
juga untuk membedakan istilah penemuan di bidang hukum terutama paten dengan
penemuan pada umumnya. Invensi berasal dari sebuah ide yang berisi pemecahan
masalah.

Secara umum, proses kegiatan kreatif untuk mewujudkan ide kedalam suatu invensi yang
dapat dipatenkan dapat dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya :
1. Eksplorasi Invensi
Ide yang muncul dalam benak manusia ditujukan untuk mempermudah kehidupann
sehari-hari. Memperhatikan ide tersebut untuk kemudian dikembangkan merupakan
tahapan penting untuk menghasilkan suatu invensi yang bermanfaat. Bahkan dalam
proses mengubah ide menjadi invensi, terkadang ditemukan beberapa permasalahan
baru dan cara untuk menyelesaikannya. Contohnya Teori belajar, Teori Pendidikan,
Mode pakaian, Mode Rambut, cara mengolah sampah/limbah rumah tangga menjadi
barang yang bermanfaat, dll .
2. Pengembangan Invensi
Pengembangan invensi dapat dilakukan dengan cara melakukan sebuah penelitian
yang mendukung Produk-produk invensi dan karya inovasi telah menjadi
perdagangan yang menarik dalam membesarkan ekonomi dan kemajuan perusahaan
industri pendidikan.
3. Penguasaan Invensi
Apabila suatu invensi telah dipatenkan, bukan berarti invensi tersebut sudah tidak
dapat lagi dikembangkan. Meneliti secara rinci dan mencari kekurangan dari suatu
invensi yang ada dapat dijadikan alat untuk mendapatkan paten yang lain. Tentu saja
nantinya harus memasukkan cara-cara baru yang telah ditemukan kedalam invensi
untuk menguasai invensi tersebut. Sebuah invensi diciptakan berdasarkan sebuah
teknologi yang telah diketahui (conventional technology) dan diinspirasikan oleh
keperluan untuk menyelesaikan atau mengatasi sebuah masalah yang tidak dapat
dilakukan oleh teknologi konvensional Inventor dalam memperoleh haknya harus
melalui permohonan pendaftaran invensi terlebih dahulu. Hal tersebut juga diatur
dalam Pasal 24 ayat (1) UUP. Sistem pendaftaran paten di Indonesia menganut sistem
first to file yang berarti siapa yang pertama kali mendaftarkan.Kemudian dalam Pasal
24 ayat (2) UUP dijelaskan lebih lanjut bahwa permohonan paten harus diajukan
secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Direktorat Jenderal HKI .

Manfaat dan Tujuan Invensi

Tujuan dari Invensi yaitu :

1. Memberikan Perlindungan Hukum atas setiap karya intelektual di bidang Pendidikan,


Mewujudkan iklim yang lebih baik bagi kegiatan invensi di bidang Pendidikan, sebab
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional
secara umum.
2. Memberikan insentif bagi para cendikiawan dalam melakukan inovasi baru melalui
hak eksklusif atas invensi yang dihasilkannya.

Manfaat Invensi yaitu :

1. Hak ekslusif yang diberikan pada seorang inventor misalnya perlindungan hukum bagi
teori yang ditemukannya.
2. Kepastian hukum akan Invensi misalnya yang telah dia daftarkan pastinya paten dan
hasil invensi telah dilindungi selama 20 tahun
3. Insentif terhadap suatu kreasi Pendidikan yang baru dan dapat dikembangkan lagi
4. Posisi pasar yang kuat dan unggul dari produk yang lain barang harus mencakup hal
yang luas dan banyak diminati masyarakat
5. Kesempatan lisensi atas invensi yang telah ia Patenkan

D. Pengertian Inovasi Pendidikan


Istilah “inovasi” merupakan kata yang menarik dalam manajemen pada tiga dasawarsa
belakangan. Para pimpinan bisnis dan politisi dalam memenangkan persaingan selalu
menggunakan istilah inovasi atau perubahan radikal sebagai jargon kompetisi dan
perjuang bisnis dalam kiprahnya.
Menurut para ahli sebagaimana diungkapkan dalam kamus dapat dialihbahasakan bahwa
“innovation” dipahami sebagai “penggantian cara-cara yang lama dengan cara baru”,
sedangkan Innovator adalah pembawa cara-cara baru” demikian pendapat Miraza Cs,
(1972:183) yang dikemukakan oleh Asy’ari (tt:70) dalam Muhammad Rusli Karim.
Tegasnya suatu “pembaharuan, perubahan baru”, berarti inovasi. Karena itu istilah
“Innovator adalah dipahami sebagai “penemu cara baru, atau “pembaharu”.
Istilah inovasi, perubahan dan pembaharuan seringkali dipakai secara silih berganti untuk
menjelaskan tentang inovasi. Berdasarkan studi Center for Educational research and
Innovation tahun 1973 sudah didefinisikan bahwa menunjukkan sesuatu tindakan yang
baru dalam organisasi dan kehidupan manusia. Dalam hal ini inovasi sebagai suatu usaha
yang dilakukan secara sengaja untuk meningkatkan praktik dalam mencapai tujuan dan
selanjutnya dinyatakan suatu pembaharuan adalah suatu inovasi dari suatu sistem dalam
skala yang luas (Junius Mauegha, 1982: 89).
Kemudian dijelaskan bahwa inovasi (Innovation) adalah upaya memperkenalkan
berbagai hal yang baru dengan maksud memperbaiki apa-apa yang sudah terbiasa demi
timbulnya praktik yang baru baik dalam metode ataupun cara-cara bekerja untuk
mencapai tujuan (Wijaya, 1992:9).
Secara singkat inovasi dimaksudkan sebagai “pembaharuan”, baik berupa idea atau
gagasan, kelakuan atau benda, sebagaimana dinyatakan bahwa: “An innovation is here
defined as any thought, behavior, or thing that is new because it is qualitatively different
from existing forces” demikian pendapat Barnett, (1953:7) sebagaimana dikutip oleh
Asy’ari (tt:70).
Inovasi diartikan “penemuan” yang kemudian dimaknai sebagai sesuatu yang baru bagi
seseorang atau sekelompok orang baik berupa discovery maupun invention untuk
mencapai tujuan atau untuk memecahkan masalah tertentu. Dalam inovasi tercakup
discovery dan invention. Kata kunci lainnya dalam pengertian inovasi adalah yang baru.
Hamijoyo dalam Wijaya dkk (1992:6) menjabarkan bahwa kata “baru” diartikan sebagai
apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh si penerima
pembaharuan, meskipun mungkin bukan baru lagi bagi orang lain. Akan tetapi, yang
lebih penting dari sifatnya yang baru adalah sifat kualitatif yang berbeda dari
sebelumnya. Makna kualitatif berarti bahwa inovasi itu memungkinkan adanya
reorganisasi atau pengaturan kembali dalam bidang yang mendapat inovasi.
Istilah inovasi sangat umum digunakan dalam literatur untuk menggambarkan perubahan
dan perbaikan dalam organisasi dan atau sistem. Kata tersebut jarang dipergunakan
dalam kaitannya dengan individu. Definisi inovasi sebagai suatu perubahan yang
direncanakan, yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan praktik atau cara
kerja, memunculkan hubungan tertentu yang problematik. Pertanyaan pertama yang
harus diajukan adalah: perbaikan dilakukan itu untuk siapa? Ini merupakan hal yang
penting dalam semua pekerjaan pengembangan dan perbaikan.
Dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah pembaharuan dalam ide, gagasan dan produk
barang dalam kehidupan manusia untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik. Karena
itu, inovasi yang dilakukan individu dan kelompok masyarakat atau bangsa berkenaan
dengan perubahan kualitatif dalam perwujudan kebudayaan manusia yang
termanifestasikan pada berbagai bidang dan aspek kehidupan.

PENUTUP

Kesimpulan
Perubahan itu adalah sebagai suatu hal atau keadaan berubah, peralihan dan pertukaran, maka
perubahan itu sendiri terjadi membutuhkan sebuah proses sehingga akan mengakibatkan
terjadinya perubahan sosial. Dengan demikian perubahan adalah suatu proses yang
mengakibatkan keadaan sekarang berbeda dengan keadaan sebelumnya.
Discovery merupakan suatu penemuan persepsi baru menyangkut hakikat suatu gejala atau
pun hubungan beberapa gejala.
Invensi adalah: “ide inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah
yang spesifik di bidang teknologi berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan
pengembangan produk atau proses.”
Inovasi adalah pembaharuan dalam ide, gagasan dan produk barang dalam kehidupan
manusia untuk mencapai tujuan hidup yang lebih baik. Karena itu, inovasi yang dilakukan
individu dan kelompok masyarakat atau bangsa berkenaan dengan perubahan kualitatif dalam
perwujudan kebudayaan manusia yang termanifestasikan pada berbagai bidang dan aspek
kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA
Nasution., Zulkarimein. (2000). Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan
Penerapannya (ed revisi), Jakarta: Logos
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1995). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka.
Sitorus, H. (2019). Perlindungan Hukum Terhadap Invensi yang dituangkan dalam
Pemecahan Kreativitas di Bidang Teknologi Produk di PT. Yamaha
Astrid S.Susanto. (1979). Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, TK.Bica Cipta.
Bungin., Burhanuddin. Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma dan Diskursus
Tekhnologi Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: fajarinterpratama Offset, 2006
Poedjiadi., Anna. (1989). Filsafat dan Sejarah Sains, Rajawali: Bandung

Anda mungkin juga menyukai