Anda di halaman 1dari 2

NAMA : MANIK KUSUMANINGRUM

NIM : A2A017053
PRODI : S1 KESEHATAN MASYARAKAT
MATKUL : SOSIO ANTROPOLOGI KESEHATAN

EVOLUSI MASYARAKAT DAN RELEVANSINYA TERHADAP PERUBAHAN


MASYARAKAT
Perkembangan masyarakat telah terjadi sejak zaman dahulu kala bahkan perkembangan
masyarakat telah terjadi sejak manusia hidup di bumi ini, pada abad ke-19 perkembangan masyarakat
telah mencapai klimaksnya. Menurut Augute Comte perkembangan masyarakat pada abad ke-19
mencapai tahapan yang positif (positive stage). Tahapan ini diwarnai oleh cara penggunaan
pengetahuan empiris untuk memahami dunia sosial sekaligus menciptakan masyarakat yang lebih baik.
Ibn Khaldun seorang sarjawan arab membuat analisa tentang perkembangan masyarakat, dia
mengatakan bahwa perkembangan masyarakat mengacu pada kaidah-kaidah tersendiri, sedangkan
kaidah sosial hanya dapat diketahui apabila data yang dikumpulkan dilakukan analisis banding serta
dicari kolerasinya.

Perubahan bisa terjadi secara cepat atau sering disebut revolusi dan perubahan secara lambat
atau disebut juga evolusi. Perkembangan masyarakat seringkali dianalogikan seperti halnya proses
evolusi yang berlangsung sangat lambat. Peletak dasar pemikiran perubahan sosial sebagai suatu bentuk
evolusi antara lain Herbert Spencer dan Augus Comte. Keduanya memiliki pandangan tentang
perubahan pada masyarakat dalam bentuk perkembangan yang linear menuju ke arah yang positif.
Menurut pandangan mereka perubahan sosial berjalan lambat namun menuju suatu bentuk
“kesempurnaan” masyarakat.

Menurut Spencer, masyarakat adalah organisme yang berdiri sendiri dan berevolusi sendiri
lepas dari kemauan dan tanggung jawab anggotanya, dan di bawah kuasa suatu hukum. Selain itu
Spencer juga menawarkan teori evolusi dari masyarakat militan ke masyarakat industri. Dalam
masyarakat militaristis orang bersikap agresif, mereka lebih suka merampas daripada bekerja produktif
untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sedangkan masyarakat industri adalah masyarakat kerja produktif
dengan cara mengutamakan damai di atas ekspedisi perang. Masyarakat industri didasarkan pada
persahabatan, tidak egois, penghargaan terhadap prestasi. Spencer memakai kata “industri” dalam
artian kerja sama spontan bebas demi tujuan damai. Menurut Spencer, kedua tipe masyarakat tersebut
bertentangan satu sama lainnya.

Spencer membedakan empat tahap dalam proses pengabungan materi. 1. Tahap pengadaan
atau pertambahan 2. Tahap kompleksifikasi 3.Tahap pembagian 4.Tahap pengintegrasian. Seperti halnya
Spencer, pemikiran Comte sangat dipengaruhi oleh pemikiran ilmu alam. Pemikiran Comte yang dikenal
dengan aliran positivisme, memandang bahwa masyarakat harus menjalani berbagai tahap evolusi yang
pada masing-masing tahap tersebut dihubungkan dengan pola pemikiran tertentu. Comte juga
menjelaskan bahwa setiap kemunculan tahap baru akan diawali dengan pertentangan antara pemikiran
tradisional dan pemikiran yang bersifat progresif.
Menurut Comte perkembangan manusia dan pemikirannya, berawal pada tahapan teologis
dimana studi kasusnya pada masyarakat primitif yang hidupnya menjadi objek bagi alam, belum
memiliki hasrat untuk mengelola alam. Fetitisme dan animisme merupakan keyakinan awal yang
membentuk pola pikir manusia lalu beranjak ke politeisme, manusia menganggap ada roh-roh dan
dewa-dewa yang mengatur kehendak manusia dalam tiap aktivitasnya dikeseharian.

Tahap positiv adalah tahapan yang terakhir dari pemikiran manusia dan perkembanganya, pada
tahap ini gejala alam diterangkan oleh akal budi berdasarkan hukum-hukumnya yang dapat ditinjau,
diuji dan dibuktikan atas cara empiris. Perkembangan yang terjadi dalam masyarakat akan menimbulkan
sebuah perubahan sosial. Jadi perubahan sosial sangat erat hubungannya dengan evolusi dalam
masyarakat, maka dari itu lahirlah teori evolusi dalam konteks sosial.Teori evolusi dalam konteks sosial
itu menggambarkan perkembangan masyarakat. Pertama, yaitu teori evolusi menganggap bahwa
perubahan sosial merupakan gerakan searah seperti garis lurus. Masyarakatnya berkembang dari
masyarakat primitif menuju masyarakat maju. Kedua, teori evolusi membaurkan antara pandangan
subjektif tentang nilai dan tujuan akhir prubahan sosial. Perubahan menuju bentuk masyarakat yang
modern, merupakan sesuatu yang yang tidak dapat dihindari. Oleh karena itu masyarakat modern
merupakan bentuk masyarakat yang dicita-citakan.

Durkhiem mengungkapkan dalam masyarakat modern pembagian kerja yang sangat kompleks
menghasilkan solidaritas ‘organik’. Dalam masyarakat yang ‘organik’, para ekerja memperoleh gaji dan
harus mengandalkan orang lain yang mengkhususkan diri dalam produk-produk tertentu untuk
memenuhi kebutuhan mereka. Orientasi atau arah perubahan antara lain meliputi : (1) perubahan
dengan orientasi pada upaya meninggalkan faktor-faktor kehidupan sosial yang harus ditinggalkan tau
diubah, (2) perubahan dengan orientasi pada suatu unsur yang memang unsur baru, (3) suatu
perubahan yang berorientasi pada bentuk, unsur, atau nilai yang telah eksis.

Tidaklah jarang suatu masyarakat atau bangsa berupaya mengadakan proses moderenisasi
pada berbagai bidang kehidupan. Namun demikan tidak luput perhatian masyarakat atau bangsa yang
bersangkutan untuk berupaya menyelusuri, mengekspolrasi, dan menggali serta menemukan unsur-
unsur kepribadian sebagai bangsa yang bermartabat. Ada beberapa faktor yang memberikan kekuatan
pada gerak perubahan tersebut, (1) suatu sikap individu maupun kelompok yang mampu menghargai
karya pihak lain (2) adanya kemampuan untuk mentolerir sejumlah penyimpanan dari bentuk-bentuk
rutinitas (3)mengkokohkan suatu kebiasaan atau sikap mental yang mampu memberikan penghargaan
kepada pihak lain yang berprestasi dalam berinovasi (4) tersedianya fasilitas dan pelayanan pendidikan
dan pelatihan yang memiliki spesifikasi dan kualifikasi progresif.

Jadi proses evolusi dalam masyarakat sangat berhubungan erat sekali dengan terjadinya perubahan
sosial di dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai