Anda di halaman 1dari 26

PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN

Tugas ini diajukan untuk memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Sosiologi
Dosen Pengampu : Dr. Suroyo, M.Pd
Disusun oleh Hilda Ainishifa (1905111160) , Monica Ramadhani Chania (1905112706),
Sofia Kristin Silalahi (1905112953)

Sebelum menjelaskan lebih jauh tentang perubahan sosial budaya kita berangkat dari
pemikir Aguste Comte.Pemikiran komte dikenal dengan aliran positivistic, memandang bahwa
masyarakat harus menjalani berbagai tahap evolusi yang masing-masing tahap tersebut
dihubungkan dengan pola pemikiran tertentu. Selanjutnya Comte menjelaskan bahwa setiap
kemunculan tahap baru akan diawali dengan pertentangan antara pemikiran tradisional dengan
pemikiran yang bersifat profresif. Sebagaimana Spencer yang menggunakan analogi
perkembangan makhluk hidup, comte menyatakan bahwa dengn adanya pembagian kerja
masyarakat akan menjadi semakin kompleks, terdeferensiasai dan terspesialisasi Dinamika
peradaban manusia dalam sejarahnya selalu tumbuh dan berkembang secara dinamis sejalan
dengan perubahanperubahan yang terjadi dalam setiap sejarah kehidupan manusia itu sendiri.
Sebagai makhluk yang terus mencari dan menyempurnakan dirinya, manusia senantiasa berusaha
dan berjuang memenuhi kebutuhan hidupnya untuk tetap eksis dan “survive” di tengah
kebersamaannya di tengah manusia lainnya. Perubahan pola pikir, pola sikap dan pola tingkah laku
manusia (yang bersifat rohaniah) lebih besar dipengaruhi oleh perubahan-perubahan kebudayaan
yang bersifat material.

A. PERUBAHAN SOSIAL
Pengertian Perubahan Sosial
Setiap kehidupan masyarakat senantiasa mengalami suatu perubahan. Perubahan-
perubahan pada kehidupan masyarakat merupakan fenomena sosial yang wajar , ini disebabkan
karena setiap manusia mempunyai kepentingan yang tak terbatas. Perubahan-perubahan akan
nampak setelah tatanan sosial dan kehidupan masyarakat yang lama dapat dibandingkan dengan
tatanan dan kehidupan masyarakat yang baru. Kehidupan masyarakat desa, dapat dibandingkan
antara sebelum dan sesudah mengenal surat kabar, listrik dan televisi.
Perubahan-perubahan terjadi bisa merupakan kemajuan atau mungkin juga suatu
kemunduran. unsur-unsur kemasyarakatan yang mengalami perubahan biasanya adalah mengenai
nilai-nilai sosial, norma sosial, pola-pola perikelakuan, organisasi sosial, lembaga-lembaga
kemasyarakatan, stratifikasi sosial, kekuasaan, tanggung jawab, kepemimpinan dan sebagainya.
Pada masyarakat maju atau pada masyarakat berkembang, perubahan-perubahan sosial dan
kebudayaan akan selalu berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi.1
Perubahan merupakan proses yang terus menerus terjadi dalam setiap masyarakat. Proses
perubahan itu ada yang berjalan sedemikian rupa sehingga tidak terasa oleh mayarakat
pendukungnya. Perubahan sosial merupakan perubahan kehidupan masyarakat yang berlangsung
terus-menerus dan tidak akan pernah berhenti, karena tidak ada satu masyarakatpun yang berhenti
pada suatu titik tertentu sepanjang masa. Artinya, meskipun para Sosiolog memberikan klasifikasi
terhadap masyarakat statis dan dinamis, namun yang dimaksud masyarakat statis adalah
masyarakat yang sedikit sekali mengalami perubahan dan berjalan lambat, artinya di dalam
masyarakat statis tersebut tetap mengalami perubahan. Adapun masyarakat dinamis adalah
masyarakat yang mengalami berbagai perubahan yang cepat.2

Adapun pengertian perubahan sosial menurut para ahli diantaranya, yaitu :


a. Kingsley Davis
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
masyarakat. Menurutnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis telah
menyebabkan perubahan dalam hubungan-hubungan antara buruh dengan majikan, dan seterusnya
menyebabkan perubahan-perubahan dalam organisasi ekonomi dan politik.

b. John Lewis Gillin dan John Philip Gillin :


Perubahan sosial adalah suatu variasi dari cara hidup yang diterima, akibat adanya perubahan
kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya
difusi dan penemuan baru dalam masyarakat.

c. Robert M MacIver :
Perubahan-perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social
relationships) atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan ( equilibrium ) hubungan sosial

1
Abdusyani, Sosiologi: Skematika, Teori, dan Penerapan, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), h.162.
2
Nur Djazifah, Modul Pembelajaran Sosiologi : Proses Perubahan Sosial di Masyarakat, ( Yogyakarta: Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat,2012), h.3.
d. Selo Soemarjan :
Perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai, sikap dan pola
perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

e. William F. Ogburn :
Perubahan sosial menekankan pada kondisi teknologis yang menyebabkan terjadinya perubahan
pada aspek-aspek kehidupan sosial, seperti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
berpengaruh terhadap pola berpikir masyarakat.

f. Samuel Koening
Perubahan-perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola
kehidupan manusia.3

Berdasarkan pengertian-pengertian dari para ahli diatas, dapat diambil kesimpulan yang
dimaksud perubahan sosial adalah suatu proses pergeseran struktur atau tatanan didalam
masyarakat, yang meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk
mendapatkan kehidupan yang lebih bermartabat

Teori Perubahan Sosial


Dalam menjelaskan fenomena perubahan sosial terdapat beberapa teori yang dapat menjadi
landasan bagi kita dalam memahami perubahan sosial yang berkembang di masyarakat.Teori
perubahan sosial tersebut di antaranya adalah:4
1. Teori Evolusi ( Evolutionary Theory)
Menurut James M. Henslin (2007), terdapat dua tipe teori evolusi mengenai cara masyarakat
berubah, yakni teori unilinier dan teori multilinier :
 Pandangan teori unilinier mengamsusikan bahwa semua masyarakat mengikuti jalur
evolusi yang sama. Setiap masyarakat berasal dari bentuk yang sederhana ke bentuk
yang lebih kompleks ( sempurna ), dan masing-masing melewati proses perkembangan
yang seragam. Salah satu dari teori ini yang pernah mendoninasi pemikiran Barat
adalah teori evolusi dari Lewis Morgan, yang menyatakan bahwa semua masyarakat
3
Abdusyani, Op. Cit ., h.163.
4
Nur Djazifah, Cp. Cit ., h.6-10.
berkembang melalui tiga tahap: kebuasan, barbarisme, dan peradaban. Dalam
pandangan Morgan, Inggris ( masyarakatnya sendiri ) adalah contoh peradaban. Semua
masyarakat lain ditakdirkan untuk mengikutinya.
 Pandangan teori multilinier menggantikan teori unilinier dengan tidak mengamsusikan
bahwa semua masyarakat mengikuti urutan yang sama, artinya meskipun jalurnya
mengarah ke industrialisasi, masyarakat tidak perlu melewati urutan tahapan yang sama
seperti masyarakat yang lain. Inti teori evolusi, baik yang unilinier maupun multilinier,
ialah asumsi mengenai kemajuan budaya, di mana kebudayaan Barat dianggap sebagai
tahap kebudayaan yang maju dan superior / sempurna. Namun, ide ini terbantahkan
dengan semakin meningkatnya apresiasi terhadap kayanya keanekaragaman ( dan
kompleksitas) dari kebudayaan suku bangsa di dunia. Di samping itu, masyarakat
Barat sekarang berada dalam krisis ( rasisme, perang, terorisme, perkosaan, kemiskinan,
jalanan yang tidak aman, perceraian, sex bebas, narkoba, AIDS dan sebagainya ) dan
tidak lagi dianggap berada di puncak kebudayaan manusia.

2. Teori Siklus ( Cyclical Theory )


Menurut PB Horton dan CL Hunt ( 1992 ) dalam bukunya “Sociology”, para penganut teori
siklus juga melihat adanya sejumlah tahapan yang harus dilalui oleh masyarakat, tetapi mereka
berpandangan bahwa proses perubahan masyarakat bukannya berakhir pada tahap “terakhir”
yang sempurna, tetapi berlanjut menuju tahap kepunahan dan berputar kembali ke tahap awal
untuk peralihan selanjutnya. Beberapa dari penganut teori siklus tersebut dipaparkan sebagai
berikut :
Menurut pandangan seorang ahli filsafat Jerman, Oswald ( 1880-1936 ) setiap peradaban besar
mengalami proses pentahapan kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Oswald Spengler
terkenal dengan karyanya “The Decline of the West” / Keruntuhan Dunia Barat. Pitirim
Sorokin (1889-1968) seorang ahli Sosiologi Rusia berpandangan bahwa semua peradaban besar
berada dalam siklus tiga sistem kebudayaan yang berputar tanpa akhir, yang meliputi:(a)
kebudayaan ideasional ( ideational cultural) yang didasari oleh nilai-nilai dan kepercayaan
terhadap unsur adikodrati ( super natural ); (b) kebudayaan idealistis (idealistic culture) di mana
kepercayaan terhadap unsur adikodrati dan rasionalitas yang berdasarkan fakta bergabung
dalam menciptakan masyarakat ideal; dan (c) kebudayaan sensasi ( sensate culture) di mana
sensasi merupakan tolok ukur dari kenyataan dan tujuan hidup. Arnold Toynbee ( 1889-1975),
seorang sejarawan Inggris juga menilai bahwa peradaban besar berada dalam siklus kelahiran,
pertumbuhan, keruntuhan, dan kematian. Menurutnya peradaban besar muncul untuk
menjawab tantangan tertentu, tetapi semuanya telah punah kecuali peradaban Barat, yang
dewasa ini juga tengah beralih menuju ke tahap kepunahannya.

3. Teori Fungsionalis ( Functionalist Theory )


Penganut teori ini memandang setiap elemen masyarakat memberikan fungsi terhadap elemen
masyarakat lainnya. Perubahan yang muncul di suatu bagian masyarakat akan menimbulkan
perubahan pada bagian yang lain pula. Perubahan dianggap mengacaukan
keseimbanganmasyarakat. Proses pengacauan itu berhenti pada saat perubahan tersebut telah
diintegrasikankedalam kebudayaan ( menjadi cara hidup masyarakat). Oleh sebab itu menurut
teori ini unsur kebudayaan baru yang memiliki fungsi bagi masyarakat akan diterima,
sebaliknya yang disfungsional akan ditolak.
Menurut sosiolog William Ogburn, meskipun unsur - unsur masyarakat saling berhubungan,
beberapa unsurnya bisa berubah sangat cepat sementara unsur yang lain berubah secara lambat,
sehingga terjadi apa yang disebutnya dengan ketertinggalan budaya ( cultural lag ) yang
mengakibatkan terjadinya kejutan sosial pada masyarakat, sehingga mengacaukan
keseimbangan dalam masyarakat. Menurutnya, perubahan benda-benda budaya materi /
teknologi berubah lebih cepat daripada perubahan dalam budaya non materi / sistem dan
struktur sosial. Dengan kata lain, kita berusaha mengejar teknologi yang terus berubah, dengan
mengadaptasi adat dan cara hidup kita untuk memenuhi kebutuhan teknologi ( Henslin, 2007 ).

4. Teori Konflik ( Conflict Theory )


Menurut pengikut teori ini, yang konstan ( tetap terjadi ) dalam kehidupan masyarakat adalah
konflik sosial, bukannya perubahan. Perubahan hanyalah merupakan akibat dari adanya konflik
dalam masyarakat, yakni terjadinya pertentangan antara kelas kelompok penguasa dan kelas
kelompok tertindas. Oleh karena konflik sosial berlangsung secara terus menerus, maka
perubahanpun juga demikian adanya.
Menurut Karl Marx, konflik kelas sosial merupakan sumber yang paling penting dan
berpengaruh dalam semua perubahan sosial. Perubahan akan menciptakan kelompok dan
kelas sosial baru. Konflik antar kelompok dan kelas sosial baru tersebut akan melahirkan
perubahan berikutnya. Menurutnya, konflik paling tajam akan terjadi antara kelas Proletariat
(buruh yang digaji) dengan kelas Borjuis (kapitalis/pemilik industri) yang diakhiri oleh
kemenangan kelas proletariat, sehingga terciptalah masyarakat tanpa kelas (PB Horton dan CL.
Hunt,1992). Namun asumsi Marx terhadap terciptanya masyarakat tanpa kelas tersebut sampai
saat ini tidak terbukti.Artinya kehidupan masyarakat tetap diwarnai adanya perbedaan kelas
sosial.

B. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Pengertian Kebudayaan
Kata " Kebudayaan" berasal dari kata Sansekerta yaitu “buddayah” , yaitu bentuk jamak
dari buddhi yang artinya budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-
hal yang bersangkutan dengan akal. Selain itu kata budaya juga berasal dari kata budi-daya , yang
artinya nya daya dari budi.5 Konsep kebudayaan yang sangat sering digunakan oleh antropologi
dan telah tersebar ke masyarakat luas bahwa Antropologi bekerja atau meneliti apa yang sering
disebut dengan kebudayaan. seorang antropolog yang mencoba mengumpulkan definisi yang
pernah dibuat mengatakan ada sekitar 160 definisi kebudayaan yang dibuat oleh para ahli
Antropologi. akan tetapi dari sekian banyak definisi tersebut ada suatu persetujuan bersama di
antara para ahli antropologi arti istilah tersebut. Salah satu definisi kebudayaan dalam antropologi
dibuat seorang ahli bernama Ralph Linton yang memberikan definisi kebudayaan yang berbeda
dan pengertian kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bukunya yang berjudul The
Cultural Background of Personality, yang mengatakan : " Kebudayaan adalah seluruh cara
kehidupan dari masyarakat yang mana pun yang tidak mengenai sebagian dari cara hidup itu, yaitu
bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Dalam arti cara hidup
seperti itu masyarakat kalau kebudayaan diterapkan pada cara hidup kita sendiri, maka tidak ada
sangkut-pautnya dengan main piano atau membaca karya sastra terkenal. Untuk seorang ahli ilmu
sosial, kegiatan seperti main piano itu merupakan elemen-elemen belakang dalam keseluruhan
kebudayaan kita. Keseluruhan ini mencakup kegiatan kegiatan duniawi seperti mencuci piring atau
menyetir mobil dan untuk tujuan mempelajari kebudayaan, hal ini sama kedudukannya dengan
"hal-hal yang lebih halus dalam kehidupan." Karena itu, bagi seorang ahli ilmu sosial tidak ada
masyarakat atau perorangan yang tidak berkebudayaan. Setiap masyarakat mempunyai
kebudayaan, bagaimanapun sederhananya kebudayaan itu dan setiap manusia adalah makhluk
berbudaya, dalam arti mengambil bagian dalam suatu kebudayaan.6
Sedangkan di Indonesia, definisi yang paling terkenal mengenai kebudayaan adalah definisi
yang diberikan oleh Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi yang merumuskan Kebudayaan
sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Semua karya, rasa, dan cipta dikuasai oleh
5
Koenjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi , (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990), h.181.
6
Soerjono Soekanto, Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), h.428.
karsa dari orang-orang yang menentukan kegunaannya agar sesuai dengan kepentingan sebagian
besar atau dengan seluruh masyarakat.

Pengertian Perubahan Kebudayaan


Koentjaraningrat
Perubahan budaya adalah proses pergeseran, pengurangan, penambahan, dan perkembangan unsur-
unsur dalam suatu kebudayaan. Secara sederhana, perubahan budaya merupakan dinamika yang
terjadi akibat benturan-benturan antar unsur budaya yang berbeda- beda.
Sjafri Sairin
Perubahan budaya selalu terjadi secara cepat (Revolusi) dan secara lambat (Evolusi).Perubahan itu
sendiri terjadi karena dinamika yang terjadi dalam suatu masyarakat.
Samuel Koening
Perubahan budaya berasal dari modifikasi-modifikasi yang terjadi pada pola perilaku masyarakat.
Terjadinya modifikasi tersebut disebabkan faktor-faktor internal dan eksternal.
Selo Soemardjan
Perubahan budaya merupakan proses yang mencakup perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Proses perubahan itu sendiri mempengaruhi sistem sosial didalamnya, seperti
nilai-nilai, norma-norma, dan sikap atau perilaku diantara kelompok masyarakat.
JL. Gillin & JP. Gillin
Perubahan budaya merupakan variasi terhadap cara-cara hidup yang telah baku. Perubahan ini
dapat disebabkan oleh pengaruh geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi
atau difusi dan penemuan baru dalam masyarakat.7
Berdasarkan pengertian para ahli diatas dapat diambil kesimpulan, yang dimaksud
perubahan budaya adalah perubahan yang terjadi pada unsur budaya manusia, baik berupa artefak,
benda, ataupun ide gagasan.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Kebudayaan


Discovery dan Invention
Discovery dan Invention sebut suatu penemuan baru. iya dapat dikatakan sebagai pangkal
tolak dalam studi mengenai pertumbuhan dan perubahan kebudayaan karena hanya dengan proses
inilah unsur yang baru dapat ditambahkan pada keseluruhan kebudayaan manusia. discovery

7
Perubahan Kebudayaan Menurut Para Ahli. Diakses pada tanggal 15 Desember
2021.http://fingerplans.blogspot.com/2012/09/perubahan-kebudayaan-menurut-para-ahli.html?m=1
adalah setiap penambahan pada pengetahuan sedangkan Invention adalah penerapan yang baru dari
sebuah pengetahuan. penemuan baru dibidang iptek telah mengubah kebudayaan manusia secara
besar-besaran. Revolusi industri di barat merupakan sebuah contoh yang luar yang berdampak pada
cara pandang, filsafat, watak, kesadaran, bahkan Lembaga kebudayaan politik
.
Difusi Kebudayaan
Difusi kebudayaan adalah proses penyebaran unsur kebudayaan satu individu ke individu
lainnya, serta dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Penyeberan dari individu individu lain
dalam batas satu masyarakat disebut "difusi intra-masyarakat". Sedangkan penyebaran dari
masyarakat ke masyarakat disebut difusi intre-masyarakat. Difusi mengandung tiga proses , yang
dibedakan atas :
a. Proses penyajian unsur baru kepada suatu masyarakat
b. Penerimaan unsur baru
c. Proses integrasi

Akulturasi
Alkuturasi meliputi fenomena yang timbul sebagai hasil jika kelompok-kelompok manusia
yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara
langsung dan terus-menerus yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang
asli dari salah satu kelompok atau pada kedua-duanya. akulturasi juga dipahami sebagai proses
ketika masyarakat yang berbeda-beda kebudayaan mengalami perubahan oleh bentuk yang
lama dan langsung, tetapi dengan tidak sampai kepada pencampuran yang kompleks dan bulat
dari kebudayaan itu.
Menurut Dr. Koenjaraningrat8, akulturasi adalah proses yang timbul bila suatu kelompok
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan unsur dari suatu kebudayaan asing yang
berbeda sedemikian rupa sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke
dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.

Asimilasi
Asimilasi adalah satu proses sosial yang telah lanjut dan ditandai oleh makin berkurangnya
perbedaan antara individu-individu dan antara kelompok-kelompok Dan makin arabnya persatuan
aksi, sikap, dan proses mental yang berhubungan dengan kepentingan dan tujuan yang sama.

8
Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, (Jakarta: Penerbit Djambatan, 1971), h.149.
Faktor-faktor pendorong asimilasi , yaitu9 :
 Faktor toleransi
 Faktor adanya kemungkinan yang sama dalam bidang ekonomi,
 Faktor adanya simpati terhadap kebudayaan yang lain
 Faktor perkawinan campuran

Gerak Perubahan Kebudayaan


Perubahan kebudayaan disebabkan oleh banyak faktor. Biasanya dalam suatu masyarakat
ada dua kekuatan yang akan memersepsi perubahan kebudayaan. Pertama adalah kelompok yang
menginginkan dan sangat terbuka menerima kebudayaan. Kedua adalah kelompok yang sangat
konservatif, yang mempertahankan budaya lama dan tidak ingin budayanya berubah atau bahkan
bersifat reaktif terhadap kebudayaan baru.10

C. PERBEDAAN DAN HUBUNGAN PERUBAHAN SOSIAL DAN PERUBAHAN


KEBUDAYAAN
Perubahan sosial dan budaya memiliki keterkaitan yang sangat erat sekali. Sesuai
perubahan sosial pastilah akan memberikan pengaruh terjadinya perubahan budaya. Suatu
perubahan kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi
filsafat, dan lain sebagainya. Bagian dari budaya tersebut tidak dapat lepas dari kehidupan sosial
manusia dalam masyarakat. Tidak mudah menentukan garis pemisah antara perubahan sosial dan
perubahan budaya, karena tidak ada masyarakat yang tidak ada kebudayaan, sebaliknya, tidak
mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma (masuk) dalam masyarakat. Dengan kata lain,
perubahan sosial dan budaya memiliki satu aspek yang sama, yaitu kedua-duanya bersangkut paut
dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan tentang cara suatu masyarakat dalam
memenuhi kebutuhannya.11
Teori-teori mengenai perubahan-perubahan masyarakat sering mempersoalkan perbedaan
antara perubahan perubahan sosial dengan perubahan perubahan kebudayaan. Perbedaan demikian
tergantung dari adanya perbedaan pengertian tentang masyarakat dan kebudayaan. Apabila
perbedaan pengertian tersebut dapat dinyatakan dengan tegas, dengan sendirinya perbedaan antara
perubahan perubahan sosial dan perubahan perubahan kebudayaan dapat dijelaskan.

9
Nurani Soyomukti, Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori,& Pendekatan Perubahan Sosial,& Kajian-Kajian
Strategis, (Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h.444-446.
10
Ibid., h.443.
11
Baharuddin, Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan, h.182.
Kingsley Davis berpendapat bahwa perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan
kebudayaan.12 Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian nya seperti kesenian, ilmu
pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk serta
aturan aturan organisasi sosial. sebagai contoh dikemukakannya perubahan pada logat bahasa Arya
setelah terpisah dari induknya. Akan tetapi, perubahan-perubahan tersebut tidak mempengaruhi
organisasi sosial masyarakatnya. Perubahan-perubahan tersebut lebih merupakan perubahan
kebudayaan ketimbang perubahan sosial.
Ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas. tentunya ada unsur-unsur kebudayaan
yang dapat dipisahkan dari masyarakat namun perubahan-perubahan dalam kebudayaan tidak perlu
mempengaruhi sistem sosial. seorang sosiologi akan lebih memperhatikan perubahan kebudayaan
yang bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial serta mempengaruhinya. pendapat tersebut
dapat dikembalikan pada pengertian sosiologi tersebut tentang masyarakat dan kebudayaan.
Masyarakat menurut Kingsley Davis adalah sistem hubungan dalam arti hubungan antara
organisasi dengan organisasi bukan hubungan antara sel-sel.13 Kebudayaan dapat dikatakan jika
mencakup segenap cara berpikir dan bertingkah laku yang timbul karena Interaksi yang bersifat
komunikasi seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolis bukan karena warisan yang
berdasarkan keturunan.14 Apabila diambil definisi kebudayaan dari Taylor yang mengatakan bahwa
kebudayaan adalah suatu kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,
hukum adat istiadat dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat,
perubahan perubahan kebudayaan merupakan setiap perubahan dari unsur-unsur tersebut.
Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari seringkali tidak mudah untuk menentukan letak
garis pemisah antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan. Ini disebabkan karena tidak ada
masyarakat yang tidak mempunyai kebudayaan dan sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan
yang tidak terjelma dalam suatu masyarakat. dengan demikian meskipun secara teoritis dan analitis
pemisahan antara pengertian pengertian tersebut dapat dirumuskan. Di dalam kehidupan nyata
garis pemisah tersebut sukar dapat dipertahankan. Hal yang jelas adalah perubahan-perubahan
sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama yaitu dua-duanya bersangkut-paut dengan
suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi

12
Kingsley Davis, Human Society , ( New York : The MacMillan Company, 1960), h.622,633.
13
Ibid., h.26.

14
Ibid., h.3,4.
kebutuhan kebutuhannya.15 Penjelasan ini lebih menegaskan lagi tetapi kesukaran kita meletakkan
garis pemisah antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan.

Adapun contohnya dapat dilihat sebagai berikut :


Perubahan-perubahan dalam model pakaian dan kesenian dapat terjadi tanpa mempengaruhi
lembaga-lembaga kemasyarakatan atau sistem sosial. namun lebih sukar pula jika di bayangkan
terjadinya perubahan-perubahan sosial tanpa didahului oleh suatu perubahan
kebudayaan.Lembaga-lembaga kemasyarakatan seperti keluarga, perkawinan, hak milik, perguruan
tinggi, atau negara tak akan mengalami perubahan apapun bila tak diketahui oleh suatu perubahan
fundamental di dalam kebudayaan. suatu perubahan sosial dalam bidang kehidupan tertentu tidak
mungkin berhenti pada satu titik karena perubahan di bidang lain akan segera mengikutinya. Ini
disebabkan karena struktur lembaga-lembaga kemasyarakatan sifatnya jalin-berjalin. apabila
suatu negara mengubah undang-undang dasarnya atau bentuk pemerintahannya, perubahan yang
kemudian terjadi tidak hanya terbatas pada lembaga-lembaga politik saja.16
Pada dewasa ini proses-proses pada perubahan perubahan sosial dapat diketahui dari
adanya ciri-ciri tertentu yaitu sebagai berikut :
1.Tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya karena setiap masyarakat mengalami
perubahan yang terjadi secara lambat atau secara cepat.
2. Perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti dengan perubahan-
perubahan pada lembaga-lembaga sosial lainnya. Jurnal lembaga-lembaga sosial tadi sifatnya
interdependen, maka sulit sekali untuk mengisolasi perubahan pada lembaga-lembaga sosial
tertentu saja. Proses awal dan proses proses selanjutnya merupakan suatu mata rantai.
3. Perubahan-perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan disorganisasi yang bersifat
sementara karena berada di dalam proses penyesuaian diri. disorganisasi akan diikuti oleh suatu
reorganisasi yang mencakup pemantauan kaidah-kaidah dan nilai-nilai lain yang baru.
4. Perubahan-perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau bidang bidang spiritual
saja karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.
5. Secara tipologis perubahan-perubahan sosial dapat dikategorikan sebagai berikut:17

15
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi, ( Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 1964), h.18.
16
Soerjono Soekanto dan Budi Sulistyowati, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015),
h.267.
17
Ankie M.Hoogvelt, The Sociology Of Developing Societes. ( London: The MacMillan Ltd, 1976), h.9.
 Social proces : the circulation of various rewards, facilities, and personal in an existing
structure.
 Segmentation : the proliferation struktur units that do not differqualitatively from existing
units.
 Structural change : the emerge of qualitatively new complexes of roles and organization
 Changes in groups stucture : the shifts in the composition of groups, the level of
consciousness of groups, and the relations Aming the groups on society.

D. BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA


Menurut Soerjono Soekanto (1989) berpendapat bahwa perubahan sosial dan kebudayaan
dapat dibedakan dalam beberapa bentuk diantaranya18
1) Perubahan lambat dan perubahan cepat. Perubahan lambat adalah perubahan sosial budaya
yang memerlukan waktu lama, cenderung tidak direncanakan dan berlangsung alamiah, tetapi
baisanya menuju ketahap perkembangan masyarakat yang lebih sempurna atau lebih baik dari
perkembangan sebelumnya. Sedangkan perubahan cepat merupakan kebalikan dari perubahan
lambat dan memiliki hasil yang tidak sekonkrit perubahan lambat.
2) Perubahan kecil dan perubahan besar. Pada dasarnya perbedaan antara keduanya sangatlah
relative. Namun, tetap terdapat perbedaan jika dilihat defines masing-masing yang menjelaskan
bahwa perubahan kecil merupakan perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial atau
kebudayaan yang tidak membawa pengaruh langsung dan sangat berarti dalam sendi-sendi
kemasyarakatan. Sebaliknya perubahan besar sangatlah berarti membawa pengaruh positif dan
negative pada kehidupan masyarakat.Misal perubahan busana, musik dan lain-lainn termasuk
perubahan kecil. Namun perubahan besar dalam suatu lembaga masyarakat (Ekonomi, sosial dll)
akan membawa pengaruh dalam masyarakat missal naiknya harga BBM.
3). Perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak direncanakan. Perubahan
direncanakan merupakan suatu bentuk perubahan yang diperkirakan dan direncanakan terlebih
dahulu oleh pihak-pihak yang akan melakukan perubahan (agent of change). Tentunya setelah
melewati proses panjang, melalui klarifikasi, verifikasi, observasi dll. diakhiri dengan keputusan
perubahan terorganisir missal REPELITA pada masa Orde baru. Sedangkan perubahan yang tidak
direncanakan merupakan bentuk perubahan yang tidak didesain terlebih dahulu akan tetapi akan
berpengaruh terhadap kehidupan masyrakat. Perubahan ini bersifat alamiah.Misalnya perubahan
pola pakaian, perubahan moral, pergeseran nilai dll.

18
Soekanto. 1989. Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial. Ghalia Indonesia. Jakarta.
E. PENYEBAB DAN FAKTOR TERJADINYA PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA
Faktor Internal Penyebab Perubahan Sosial
Horton (2000) kemudian memilah faktor-faktor internal penyebab terjadinya perubahan sosial
yang terjadi pada suatu masyarakat. Faktor internal atau yang bersumber dalam masyarakat itu
sendiri yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial yaitu terdiri dari perubahan penduduk,
penemuan baru, konflik, dan pemberontakan.19
 Perubahan penduduk, setiap anggota masyarakat pasti mengalami proses sosial, di
antaranya adalah interaksi sosial dan sosialisasi.
 Penemuan-penemuan baru, penemuan baru menjadi suatu faktor dalam perubahan sosial
jika hasil penemuan tersebut didayagunakan. Manakala suatu pengetahuan baru
dimanfaatkan untuk mengembangkan teknologi, biasanya akan disusul oleh perubahan
yang besar (Horton, 2000).
 Konflik dalam Masyarakat, adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat, seperti
perbedaan ciri-ciri fisik, kepentingan, pendapat, status sosial,konflik dapat terjadi antar
individu, antar kelompok, antara individu dengan kelompok, dan antargenerasi. Suatu
konflik yang kemudian disadari akan memecahkan ikatan sosial biasanya akan diikuti
dengan proses akomodasi yang justru akan menguatkan ikatan sosial. Jika demikian,
biasanya akan terbentuk suatu keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelum terjadi
konflik (Horton, 2000).

Faktor Eksternal Penyebab Perubahan Sosial


Selain faktor internal yang menjadi penyebab terjadinya perubahan sosial di dalam
masyarakat, bahwa ada faktor eksternal yang penyebab perubahan sosial selain bersumber dari
dalam masyarakat itu sendiri juga dapat bersumber dari luar masyarakat itu.20
 Faktor Alam yang Ada di Sekitar Masyarakat Berubah, alam mempunyai peranan yang
sangat penting bagi kehidupan manusia. Alam adalah penyedia bahan-bahan makanan dan
pakaian, penghasil tanaman, serta sumber kesehatan dan keindahan. Pertambahan jumlah
penduduk dan kemajuan teknologi lambat laun dapat merusak alam.Semakin tinggi jumlah
penduduk, maka semakin tinggi pula tekanan terhadap alam. Oleh karena itu akan terjadi
perusakan alam.
 Peperangan, terjadinya perang di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap perubahan
kepribadian dari individu-individu sebagai anggota masyarakat yang tinggal di wilayah

19
Horton, Paul B & Chester L.Hun. (ed). 2000. Sosiologi Jilid II. Jakarta: Erlangga
20
Soerjono Soekanto. (ed). 2003. Judul : Sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.
tersebut. betapa tidak, perang pasti akan melibatkan seluruh komponen masyarakat dan
akan membawa perubahan dalam masyarakat tersebut, baik besar maupun kecil.
 Pengaruh kebudayaan masyarakat lain, di era globalisasi sekarang ini, pengaruh
kebudayaan masyarakat lain merupakan suatu hal yang tidak bisa dielakkan lagi. Adanya
hubungan kerja sama antar negara serta sarana komunikasi dan informasi yang semakin
canggih, seperti televisi, radio, dan internet memudahkan pengaruh kebudayaan
masyarakat lain masuk dalam suatu negara. Akibatnya muncul perubahan pada masyarakat
yang menerima pengaruh kebudayaan itu.
(Horton 2000) kemudian menambahkan beberapa faktor yang turut menjadi penentu dan kadar
perubahan sosial, yaitu:21
a. Lingkungan fisik, sepanjang sejarah, banyak kelompok manusia mengubah lingkungan fisik
mereka dengan melakukan migrasi.
b. Struktur Sosial, struktur masyarakat memengaruhi kadar perubahan masyarakat secara halus dan
pengaruhnya tidak dapat dilihat secara langsung.
c. Sikap dan nilai-nilai, bagi kita, perubahan merupakan suatu hal yang biasa dan wajar selayaknya
air yang mengalir. Hal itu berbeda dengan kebanyakan orang Barat yang memiliki kebanggaan
apabila dapat melakukan perubahan, dalam arti menghasilkan penemuan-penemuan baru, serta
bersikap progresif dan tidak ketinggalan zaman.Selain itu, masyarakat yang berubah secara cepat
dapat memahami perubahan sosial. Para anggota masyarakatnya bersikap skeptis dan kritis
terhadap beberapa bagian dari kebudayaan tradisional mereka dan selalu berupaya melakukan
eksperimeneksperimen baru. Sikap seperti itu sangat merangsang saran dan penerimaan perubahan
di kalangan anggota masyarakat.
d. Kebutuhan yang dianggap perlu, kebutuhan bersifat subjektif. Kebutuhan dianggap nyata jika
orang merasa bahwa kebutuhan itu memang nyata. Jika orang belum merasa butuh, maka orang
akan tetap menolak perubahan, dan hanya kebutuhan yang dianggap perlu oleh masyarakat yang
memegang peran menentukan. Beberapa penemuan praktis terabaikan hingga saat masyarakat
membutuhkan kegunaan dari penemuan tersebut.

F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JALANNYA PROSES PERUBAHAN


Berlangsungnya proses perubahan sosial di dalam masyarakat juga akan dipengaruhi oleh
faktor - faktor yang dapat menjadi pendorong maupun yang jadi penghambat / penghalang jalannya
proses perubahan sosial tersebut.22

21
Horton, Paul B & Chester L.Hun. (ed). 2000. Sosiologi Jilid II. Jakarta: Erlangga
1) Faktor – faktor Pendorong
 Kontak dengan Kebudayaan lain
Masyarakat yang mengalami kontak dengan kebudayaan lain ( sebagai kebudayaan baru )
cenderung akan terpengaruh oleh kebudayaan tersebut sehingga menghasilkan perubahan
dalam kehidupan masyarakatnya. Proses tersebut berlangsung melalui difusi ( diffusion ) yaitu
proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan ke individu atau masyarakat lain.
 Sistem Pendidikan Formal yang Maju
Pendidikan akan memberikan nilai-nilai tertentu kepada manusia, terutama dalam membuka
pikirannya, menerima hal - hal baru, maupun cara berfikir secara ilmiah. Pendidikan
mengajarkan manusia untuk dapat berfikir secara obyektif, rasional dan melihat ke masa
depan, berusaha menciptakan kehidupan yang lebih maju.
 Sikap menghargai Hasil Karya Seseorang dan keinginan untuk maju
Sikap positif masyarakat terhadap berbagai karya yang dihasilkan oleh anggota masyarakatnya
merupakan indikasi bahwa masyarakat tersebut ingin maju lewat karya-karya baru warganya.
Kenyataan ini dapat mendorong masyarakat untuk selalu berprestasi melalui berbagai
penemuan-penemuan baru lewat hasil karya mereka yang diharapkan dapat membawa
perubahan dan kebaikan dalam kehidupan masyarakatnya.
 Toleransi terhadap perbuatan menyimpang yg bukan merupakan delik (pelanggaran
hukum)
Adanya sikap toleransi terhadap penyimpangan yang terjadi di masyarakat dalam bentuk
penyimpangan dari kebiasaan – kebiasaan hidup masyarakatnya ( akan tetapi bukan
penyimpangan dalam arti delik / pelanggaran hukum ) menyebabkan masyarakat memiliki
keberanian untuk melakukan hal-hal yang menyimpang / berbeda dari kebiasaan - kebiasaan
yang ada, sehingga terjadi perubahan di dalam kehidupan masyarakatnya.
 Sistem Pelapisan Masyarakat ( Stratifikasi Sosial ) yang terbuka
Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka merupakan sistem yang memberikan peluang atau
kesempatan kepada setiap warga masyarakat untuk mengalami mobilitas sosial vertikal secara
luas, dimana setiap warga masyarakat memiliki kesempatan untuk meraih prestasi dan
memiliki kedudukan/status sosial yang lebih tinggi.
 Penduduk yang Heterogen
Di dalam masyarakat yang terdiri dari kelompok-kelompok sosial yang mempunyai perbedaan
latar belakang kebudayaan, ras, ideologi dan sebagainya, mempermudah terjadinya konflik-

22
Herimanto dan Winarno. (2009). Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta. PT. Bumi Akasara.
konflik dalam masyarakat, sehingga sering muncul goncangan- goncangan yang mendorong
terjadinya perubahan kehidupan masyarakat.
 Ketidakpuasan masyarakat terhadap berbagai bidang kehidupan
Ketidak puasan yang berkembang di masyarakat dan telah berlangsung lama, dapat mendorong
munculnya sebuah revolusi atau pemberontakan.
 Orientasi ke masa depan
Masyarakat yang mampu berfikir ke arah masa depan ( memiliki Vis, Misi dan tujuan hidup
yang jelas ) akan terdorong untuk mewujudkan cita - cita masa depannya, sehingga tumbuh
sebagai masyarakat yang dinamis, kreatif, yaitu masyarakat yang selalu berusaha
menghasilkan penemuan - penemuan baru yang akan merubah kehidupan masyarakatnya
menuju terwujudnya masyarakat yang dicita-citakan.

2) Faktor - faktor Penghambat


 Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
Masyarakat yang hidup terasing mengakibatkan tidak akan mengetahui perkembangan
kemajuan yang telah dicapai oleh masyarakat lain. Biasanya masyarakat tersebut terkungkung
pola-pola pemikirannya oleh tradisi, dan tidak menyadari bahwa msyarakatnya telah tertinggal
dibandingkan dengan masyarakat yang lain, sehingga tidak memiliki gambaran ataupun
keinginan untuk merubah kondisi masyarakatnya agar menjadi lebih maju.
 Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang terlambat
Kondisi masyarakat yang terlambat ilmu pengetahuannya dapat dijumpai pada masyarakat
yang pernah terjajah lama oleh masyarakat atau bangsa lain. Selain itu bisa juga terjadi pada
masyarakat yang terasing atau tertutup. Kondisi tersebut melahirkan masyarakat yang statis,
dan tidak mampu berkembang karena keterbatasan ilmu pengetahuannya.
 Sikap masyarakat yang sangat tradisional
Sikap masyarakat yang suka mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau, serta anggapan
bahwa tradisi secara mutlak tidak dapat dirubah, akan menjadi penghambat jalannya proses
perubahan, karena masyarakat dihinggapi rasa takut atau menganggap tabu untuk
meninggalkan dan merubah tradisi lama dengan tradisi yang baru.
 Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat atau vested interests
Dalam setiap masyarakat terdapat sistem pelapisan / strtifikasi sosial yang memposisikan
sekelompok orang untuk menikmati posisi / kedudukan sosial pada lapisan atas. Hal ini sering
terjadi pada masyarakat feodal dan masyarakat yang tengah mengalami transisi. Mereka yang
memiliki posisi / kedudukan pada lapisan atas, akan selalu mempertahankan posisi tersebut
dan sukar sekali untuk mau melepaskan kedudukannya.
 Rasa takut akan terjadinya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.
Setiap masyarakat memiliki unsur-unsur budaya yang dipandang menjadi dasar integrasi bagi
keberlangsungan hidup masyarakat yang harmonis. Oleh sebab itu masyarakat berusaha
memelihara dan mempertahankannya agar keharmonisan tetap terjaga. Masuknya unsur-unsur
budaya luar sering disikapi dengan kekhawatiran dapat menyebakan terjadinya perubahan pada
unsur-unsur kebudayaan tersebut dan menggoyahkan integrasi masyarakatnya, sehingga
cenderung ditolak.
 Prasangka terhadap hal-hal baru ( asing ) atau sikap yang tertutup
Bagi masyarakat yang pernah dijajah oleh bangsa-bangsa Barat, prasangka - prasangka negatif
serta sikap yang tertutup tersebut masih sering melekat dengan kuat, karena tidak bisa
melupakan pengalaman-pengalaman pahit yang pernah mereka terima selama dijajah. Karena
saat ini hal – hal baru umumnya datang dari dunia Barat, maka oleh masyarakat disikapi
dengan prasangka sebagai upaya untuk melakukan penjajahan kembali. Oleh sebab itu
masuknya hal-hal baru cenderung ditolak oleh masyarakat.
 Hambatan-hambatan yang bersifat Ideologis.
Setiap bangsa atau masyarakat tentu memiliki ideologi yang mengandung nilai - nilai dasar
sebagai pedoman dalam hidup bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat. Oleh sebab itu nilai-
nilai ideologi merupakan nilai universal yang berfungsi sebagai alat pemersatu / integrasi
dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat tersebut. Masuknya unsur budaya
baru yang dianggap tidak sesuai apalagi bertentangan dengan nilai-nilai ideologi tersebut,
cenderung akan ditolak karena dikhawatirkan dapat mengganggu kestabilan dan integrasi
dalam kehidupan mereka.
 Adat atau Kebiasaan dalam Masyarakat
Adat atau kebiasaan yang hidup di masyarakat merupakan pola - pola perilaku bagi anggota
masyarakat dalam memenuhi segala kebutuhan pokoknya. Ada kalanya adat atau kebiasaan
tersebut begitu kokoh ternanam dalam kehidupan masyarakatnya, sehingga sulit untuk diubah,
seperti yang berkaitan dengan bidang kepercayaan, sistem mata pencaharian, pembuatan
rumah, cara berpakaian tertentu dan sebagainya.
 Nilai bahwa Hidup itu pada hakekatnya buruk dan tidak mungkin diperbaiki
Berkembangnya nilai-nilai tersebut di dalam masyarakat akan melahirkan sikap hidup yang
apatis. Mereka meyakini bahwa kehidupan di dunia memang penuh dengan kesusahan dan
kesulitan yang dipahami sebagai kodrat yang harus diterima dan dijalaninya, karena kehidupan
tidak mungkin diubah dan diperbaiki.

G. PROSES-PROSES PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN


Penyesuaian Masyarakat Terhadap perubahan
Dengan adanya perubahan sosial dan kebudayaan yang terjadi,maka tentu saja masyarakat
harus beradaptasi agar nantinya masyarakat bisa tetap menjalankan kehidupannya mengikuti
perubahan yang ada. Bambang Tejokusumo (2015:42) dalam penelitiannya yang menyatakan
bahwa perubahan sosial tidak dapat dipandang hanya dari satu sisi, sebab perubahan ini
mengakibatkan perubahan di sektor-sektor lain23.Aspek-aspek kehidupan yang mengalami
perubahan sosial diungkapkan M. Nasor (2013:71-72) dalam penelitiannya yang meliputi
perubahan pola pikir dan sikap masyarakat, perubahan sikap masyarakat yang menyangkut
persoalan perubahan sistem sosial, dan perubahan budaya. Pada intinya proses perubahan
masyarakat itu adalah adanya perubahan norma-norma atau adanya pergeseran nilai-nilai dalam
masyarakat24. Pernyataan tersebut selaras dengan penelitian Tri Wahyu Widiastuti (2009:15) yang
menyatakan bahwa perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat mengenai sistem nilai-nilai,
norma sosial, pola tingkah laku, lembaga kemasyarakatan, struktur lembaga-lembaga sosial,
stratifikasi sosial, kekuasaan, interaksi sosial dan sebagainya.
Pergeseran norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat dapat mengarah kepada
perubahan yang positif maupun negatif. Oleh sebab itu, manusia hendaknya bisa menyesuaikan diri
dan menjaga dirinya untuk menghadapi segala macam perubahan sosial agar tidak terjerumus
dalam dampak negatif dari adanya perubahan sosial25. Hal ini juga diungkapkan Ali Amran
(2012:83) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa perubahan sosial pasti terjadi dalam
sebuah masyarakat, perubahan tersebut terjadi secara lambat ataupun cepat. Perubahan tersebut
dapat mengakibatkan pengaruh-pengaruh negatif dalam masyarakat seperti tumbuh suburnya
perilaku penyimpangan sosial (pelanggaran hukum), kondisi masyarakat yang anomie, dan
sebagainya26.
Pernyataan di atas juga sejalan dengan pernyataan Ellya Rosana (2015: 80-81) dalam
penelitiannya yang menyimpulkan bahwa masyarakat harus dapat menyesuaikan diri terhadap

23
Bambang Tejokusumo. 2015. “Perubahan Sosial Masyarakat Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga
AkibatGlobalisasi”.Geoedukasi.4(1):41-48.
24
M. Nasor .2013. “Teknik Komunikasi dalam Perubahan Sosial”. Ijtimaiyya. 6 (1): 69-80.
25
Tri Wahyu Widiastuti 2009. “Peranan Perubahan Sosial terhadap Macam Alat Bukti dalam RUU KUHAP”. Wacana
Hukum. 8 (1): 14-24
26
Ali Amran. 2012. “Dakwah dan Perubahan Sosial”. Hikmah. 6 (1): 69-84
perubahan yang terjadi sebagai dampak dari modernisasi. Perubahan-perubahan yang sifatnya
positif harus diterima dengan tangan terbuka. Sementara perubahan sosial yang merugikan nilai-
nilai budaya masyarakat dan bangsa harus diantisipasi.Segala perubahan yang dialami oleh
masyarakat terjadi karena adanya faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut ada
yang berasal dari luar dan dalam masyarakat itu sendiri.27

Saluran-saluran Perubahan Sosial dan Kebudayaan


Saluran-saluran perubahan sosial disebut avenue or channel change adalah saluran-saluran
yang dilalui oleh suatu proses perubahan dalam masyarakat yang pada umumnya adalah lembaga-
lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, politik, dan
lain sebagainya. Lembaga-lembaga kemasyarakatan tersebut yang pada suatu waktu mendapatkan
penilaian tertinggi dari masyarakat, cenderung untuk menjadi sumber atau saluran utama dari
perubahan sosial. Perubahan-perubahan pada lembaga tersebut akan membawa akibat pula pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Hal ini diakibatkan oleh karena lembaga-lembaga
kemasyarakatan merupakan suatu sistem yang terintegrasi. Melalui saluran saluran ini, perubahan
sosial memiliki arah dan tujuan yang jelas. Dengan pendidikan, misalnya bagaimana pada diri
peserta didik dan masyarakat terjadi perubahan sosial dalam hal nilai, norma, maupun
pengetahuan.
Sebagai contoh, ketika terjadi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, maka terjadi perubahan
pada struktur pemerintahan, yakni dari negara terjajah menjadi negara yang berdaulat. Peristiwa ini
juga menandai terjadinya perubahan pada infrastruktur yang lain, dimana lembaga-lembaga
kemasyarakatan yang lain juga ikut berubah. Dalam bidang pendidikan, misalnya tidak ada lagi
diskriminasi antar-golongan-golongan dalam masyarakat, seperti halnya pada masa penjajahan.
Setiap orang boleh memiliki pendidikan sesuai dengan yang dikehendakinya Begitu pula dalam
bidang ekonomi mengalami perubahan dari sistem ekonomi kolonial kepada sistem ekonomi
nasional. Perubahan-perubahan tersebut berpengaruh pada sikap-sikap, pola-pola perikelakuan, dan
nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.

Disorganisasi (Disintegrasi) dan Reorganisasi (Reintegrasi)


Disorganisasi merupakan proses berpudarnya norma-norma dan nilai-nilai dalam suatu
masyarakat dikarenakan terjadinya perubahan lembaga lembaga kemasyarakatan. Disorganisasi
terjadi manakala dalam suatu sistem atau organisasi terjadi ketidakcocokan antar bagian-bagian

27
Ellya Rosana. 2015. “Modernisasi dalam Perspektif Perubahan Sosial”. Al-Adyan. 10 (1): 67-82.
atau elemen elemen tertentu, sehingga menimbulkan tercerai-berainya sistem. Contohnya adalah
dalam suatu organisasi partai politik, ada kelompok yang orientasi politiknya tidak sejalan dengan
kebijakan partai, maka kemudian memisahkan diri, atau membentuk partai baru. Proses
disorganisasi inilah yang merupakan suatu proses perubahan.
Reorganisasi merupakan proses pembentukan norma-norma dan nilai nilai baru untuk
menyesuaikan diri dengan lembaga kemasyarakatan yang mengalami perubahan. Artinya ada
proses adaptasi dari bagian-bagian organisasi atau masyarakat terhadap konsep organisasi baru

H. ARAH PERUBAHAN SOSIAL


Perubahan sosial masyarakat bergerak dari kontinum tatanan lama menuju pada tatanan
baru sebagai suatu arah perubahan. Pada umumnya, arah perubahan sosial budaya dapat menuju
pada hal yang baru sama sekali, atau kadangkala juga kembali pada tatanan lama. Perubahan
kembali pada tatanan lama, dapat disebabkan oleh perubahan baru yang tidak sejalan dengan
harapan mereka sehingga menghendaki kembali ke tatanan lama. Sebagai contoh, reformasi di
Indonesia telah menimbulkan perubahan di berbagai bidang. Namun demikian, ada
kelompok kelompok yang merasa dirugikan oleh proses reformasi, maka mereka mendambakan
kembali pada tatanan lama, dan bahkan berusaha mengembalikan kejayaan masa lampau tersebut.

I. DAMPAK PERUBAHAN SOSIAL DAN KEBUDAYAAN

 Modernisasi. Pada dasarnya pengertian modernisasi mencakup usaha transformasi total


kehidupan bersama yang tradisional atau postmodern dalam arti teknologi serta organisasi
sosial ke arah pola-pola ekonomi dan politik yang menjadi ciri negara negara barat yang
modern. Karakteristik umum modernisasi yang menyangkut aspek aspek demografis
masyarakat dan aspek-aspek sosiodemografi digambarkan dengan istilah gerak sosial.
Artinya suatu proses unsur-unsur sosial ekonomis dan psikologis mulai menunjukkan
peluang-peluang ke arah pola-pola baru melalui sosialisasi dan pola-pola perilaku.
Modernisasi tidak bisa lepas dari kehidupan manusia, karena modernisasi merupakan salah
satu perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Masyarakat tidak bisa
menghindarinya karena setiap masyarakat manusia selalu mengalami perubahan dan selalu
ingin berubah. Perubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat tersebut merupakan
fenomena sosial yang wajar, oleh karena setiap manusia mempunya kepentingan yang tak
terbatas.. Perwujudannya adalah aspek aspek kehidupan modern seperti misalnya
mekanisasi, masmedia yang teratur, urbanisasi, peningkatan pendapatan perkapita dan
sebagainya. Aspek-aspek struktur organisasi sosial diartikan sebagai unsur-unsur dan
norma-norma kemasyarakatan yang terwujud apabila manusia mengadakan hubungan
dengan sesamanya di dalam kehidupan bermasyarakat.

Sumber Gambar : Detik.com


Dari gambar diatas bisa kita ketahui modernisasi adalah suatu proses perubahan dari
keadaan tradisional menuju masyarakat yang lebih maju (modern) atau masa kini.
Proses tersebut merupakan pergeseran sikap dan mentalitas sebagai masyarakat untuk dapat
hidup sesuai dengan tuntutan masa kini. Maka terlihat dengan adanya modernisasi telah
menyebabkan beberapa perubahan di dalam kehidupan sehari-hari bermasyarakat yang
selalu berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.

 Perkembangan teknologi komunikasi. Di abad modren ini sebagai sebuah kemajuan


dalam bidang kebudayaan yang bersifat massal, sehingga pengaruhnyapun terjadi dalam
segala segi kehidupan. Baik masyarakat perkotaan maupun masyarakat yang berada jauh
dari pusat-pusat pemerintahan turut mengalami perubahan yang terjadi sebagai akibat dari
perkembangan teknologi komunikasi. Teknologi dan kebudayaan itu sendiri pada dasarnya
tumbuh dan berkembang seiring dengan kemajuan peradaban manusia28

28
Salman Yoga. (2019) „Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia dan Perkembangan Teknologi Komunikasi‟,
Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah, 24(1). Hal 30
Ilustrasi kehidupan dan gaya hidup di era Internet ( Sumber : Kompas.com)
Dengan adanya ilustrasi pada gambar diatas bisa kita ketahui bahwa perubahan sosial dan
kebudayaan yang dilakukan oleh manusia secara tidak langsung memberikan dampak pada
perkembangan teknologi. Adanya perubahan sosial masyarakat menuju arah yang lebih
baik menciptakan generasi-generasi yang turut andil dalam perkembangan teknologi. Bisa
kita ketahui bahwasannya pada saat ini segala hal sudah menggunakan teknologi yang
sudah semakin berkembang dan semakin canggih sehingga memudahkan kehidupan
masyarakat.

 Perubahan Pada Pendidikan. Perubahan sosial yang terjadi pada suatu masyarakat sangat
berpengaruh pada pendidikan, namun tidak semua perubahan sosial yang terjadi berdampak
positif, tetapi ada juga perubahan sosial yang menghasilkan akibat buruk bagi dunia
pendidikan, berikut sisi positif dan negatif dari suatu perubahan sosial terhadap pendidikan:
a. Dampak Positif Sisi positif dari sebuah perubahan sosial bagi pendidikan adalah dapat
meningkatkan taraf pendidikan dalam kehidupan masyarakat sehingga dapat menghasilkan
manusia yang siap menghadapi perubahan sosial tersebut.
b. Dampak Negatif Sedangkan dari sisi negatif dari suatu perubahan sosial terhadap
pendidikan adalah ketidaksiapan pendidikan menerima perubahan yang begitu cepat dan
drastis, artinya lembaga pendidikan harus lebih siap dalam menghadapi perubahan sosial
yang semakin berkembang dan terus menerus berubah.

Apalagi dengan berkembangnya teknologi yang begitu pesat yang membuat banyak
pengaruh budaya dari luar yang merasuk pada kehidupan dan cara hidup. Siaran televisi
dan akses internet yang sudah bisa dilakukan dimana saja, menjadi tantangan tersendiri bagi
dunia pendidikan untuk mengantisipasinya, jika kita tidak siap terhadap perubahan tersebut
maka siapa pun akan tergusur, tetapi tidak jika para pegiat pendidikan senantiasa berinovasi
dan berkreasi dalam mengantisipasi perubahan tersebut, dengan menggunakan fasilitas
teknologi tersebut.29Pengaruh perubahan sosial yang lainnya terhadap pendidikan adalah
terjadinya transformasi pemikiran dalam pendidikan, seiring dengan perubahan-perubahan
sosial yang terjadi dalam masyarakat, pendidikan juga mengalami perubahan

29
Syamsidar (2015) ‘Dampak Perubahan Sosial Budaya Terhadap Pendidikan’, Al-Irsyad Al-Nafs Jurnal Bimbingan
Penyuluhan Islam, 2(1), pp. 105-106
DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Abdusyani. (2012). Sosiologi: Skematika, Teori, dan Penerapan. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Baharuddin, Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial dan Perubahan Kebudayaan.

Davis, Kingsley . (1960). Human Society .New York : The MacMillan Company.

Djazifah, Nur. (2012). Modul Pembelajaran Sosiologi : Proses Perubahan Sosial di Masyarakat.
Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.

Herimanto dan Winarno. (2009). Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta. PT. Bumi Akasara.

Hoogvelt, A.M. (1976). The Sociology Of Developing Societes.London: The MacMillan Ltd.

Horton, Paul B & Chester L.Hun. (ed). 2000. Sosiologi Jilid II. Jakarta: Erlangga

Koentjaraningrat. (1971). Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Koenjaraningrat. (1990). Pengantar Ilmu Antropologi . Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soekanto. 1989. Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Soekanto, Soerjono. (ed). 2003. Sosiologi Suatu Pengantar. Penerbit PT Raja Grafindo Persada :
Jakarta

Soekanto, Soerjono. (2011). Mengenal Tujuh Tokoh Sosiologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soekanto, Soerjono., & Sulistyowati, Budi. (2015). The Sociology Of Developing Societes.
London: The MacMillan Ltd.

Soemardjan, Selo,. & Soemardi, Soelaeman. (1964). Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta: Yayasan
Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Soyomukti, Nurani. (2016). Pengantar Sosiologi: Dasar Analisis, Teori,& Pendekatan Perubahan
Sosial,& Kajian-Kajian Strategis. Jakarta: Ar-Ruzz Media.

Referensi Jurnal

Amran, Ali. 2012. “Dakwah dan Perubahan Sosial”. Hikmah. 6 (1): 69-84 http://repo.iain-
padangsidimpuan.ac.id/202/1/Ali%20Amran1.pdf
Nasor, M. 2013. “Teknik Komunikasi dalam Perubahan Sosial”. Ijtimaiyya. 6 (1): 69-80.
https://media.neliti.com/media/publications/69600-ID-teknik-komunikasi-dalam-perubahan-
sosial.pdf

Rosana, Ellya. 2015. “Modernisasi dalam Perspektif Perubahan Sosial”. Al-Adyan. 10 (1): 67-82.
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/alAdyan/article/view/1423

Syamsidar (2015) „Dampak Perubahan Sosial Budaya Terhadap Pendidikan‟, Al-Irsyad Al-Nafs
Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam, 2(1), pp. 105-106. http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/Al-Irsyad_Al-Nafs/article/download/2566/2406

Tejokusumo, Bambang. 2015. “Perubahan Sosial Masyarakat Kecamatan Rembang Kabupaten


PurbalinggaAkibatGlobalisasi”.Geoedukasi.4(1):41-48.
http://www.jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/GeoEdukasi/article/view/536

Widiastuti, Tri Wahyu. 2009. “Peranan Perubahan Sosial terhadap Macam Alat Bukti dalam RUU
KUHAP”. Wacana Hukum. 8 (1): 14-24. https://media.neliti.com/media/publications/23538-ID-
peranan-perubahan-sosial-terhadap-macam-alat-bukti-dalam-ruu-kuhap.pdf

Yoga, S. (2019) „Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia dan Perkembangan Teknologi
Komunikasi‟, Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah, 24(1).
https://www.jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/bayan/article/download/3175/3003

Referensi Sumber Gambar dan Lainnya

http://fingerplans.blogspot.com/2012/09/perubahan-kebudayaan-menurut-para-
ahli.html?m=1.Diakses pada tanggal 15 Desember 2021.

http://mirror.unpad.ac.id/bse/Kurikulum_2006/12_SMA/Kelas_12_sosiologi_3_aman_nur_hidayah
_grendy.pdf. Diakses pada 15 Desember 2021

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5847542/apa-itu-modernisasi-yuk-kenali-pengertian-ciri-
ciri-dan-dampaknya. Diakses pada 16 Desember 2021

https://www.kompas.com/skola/read/2021/04/09/142234669/dampak-kemajuan-teknologi-di-
bidangsosial-dan-budaya?page=all. Diakses pada 16 Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai