Anda di halaman 1dari 6

Nama : Lia Amalia Mahmudah

Kelas : 12 Ips 4

TEORI PERUBAHAN SOSIAL

1. Teori Evolusi ( Evolutionary Theory)


Teori evolusi ini masih mengacu pada teori evolusi yang dicetuskan oleh
Darwin dan dipengaruhi pemikiran Herbert Spencer. Menurut teori evolusi,
proses perubahan terjadi secara perlahan dalam waktu yang panjang dan harus
melalui berbagai tahapan hingga titik perubahan yang diharapkan dapat terwujud.
Teori tersebut digolongkan ke dalam beberapa kategori, yaitu unilinear theories of
evolution, universal theories of evolution, dan multilined theories of evolution.

a. Unilinear Theories of Evolution

Teori ini berpendapat bahwa manusia dan masyarakat termasuk


kebudayaannya akan mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan-tahapan
tertentu dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks dan akhirnya
sempurna. Pelopor teori ini antara lain Auguste Comte dan Herbert Spencer.

b. Universal Theories of Evolution

Teori ini menyatakan bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu


melalui tahap-tahap tertentu yang tetap. Kebudayaan manusia telah mengikuti
suatu garis evolusi tertentu. Menurut Herbert Spencer, prinsip teori ini adalah
bahwa masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen
menjadi kelompok yang heterogen.

c. Multilined Theories of Evolution

Teori ini lebih menekankan pada penelitian terhadap tahaptahap


perkembangan tertentu dalam evolusi masyarakat. Misalnya mengadakan
penelitian tentang perubahan sistem mata pencaharian dari sistem berburu ke
sistem pertanian menetap dengan menggunakan pemupukan dan pengairan.

Contoh, zaman dahulu masyarakat berkomunikasi melalui surat sedangkan


sekarang masyarakat menggunakan ponsel untuk berkomunikasi.
Berdasarkan pendapat tersebut menurut saya, teori evolusi ialah perubahan
masyarakat yang bergerak secara sempurna melalui waktu yang panjang dan
melalui berbagai tahapan-tahapan sampai keinginannya terwujud.

2. Teori Siklus/ Roda ( Cyclical Theory )


Arnold Toynbee dan Oswald Spenger adalah tokoh yang mempengaruhi
munculnya teori siklis. Dalam teori ini disebutkan bahwa perubahan di
masyarakat tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh siapapun karena di dalam
masyarakat terdapat siklus yang harus diikuti. Menurut Oswald Spenger, proses
perubahan sosial terjadi melalui empat tahap seperti proses perkembangan
manusia, yaitu tahap anak-anak, remaja, dewasa, dan masa tua.

Menurut PB Horton dan CL Hunt ( 1992 ) dalam bukunya “Sociology”,


para penganut teori siklus juga melihat adanya sejumlah tahapan yang harus
dilalui oleh masyarakat, tetapi mereka berpandangan bahwa proses perubahan
masyarakat bukannya berakhir pada tahap “terakhir” yang sempurna, tetapi
berlanjut menuju tahap kepunahan dan berputar kembali ke tahap awal untuk
peralihan selanjutnya.

Arnold Toynbee ( 1889-1975), peradaban besar berada dalam siklus


kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan, dan kematian. Menurutnya peradaban besar
muncul untuk menjawab tantangan tertentu, tetapi semuanya telah punah kecuali
peradaban Barat, yang dewasa ini juga tengah beralih menuju ke tahap
kepunahannya.

Misalnya perubahan mode pakaian atau gaya hidup, teori ini beranggapan
bahwa perubahan sosial bisa saja terulang kembali atau pada awal kemunculan
mobil, saat itu mobil digerakkan oleh tenaga bensin dengan mesin 1 silinder dan
tidak dapat ngebut, tetapi karena inovasi dan kreasi, sekarang mobil bergerak
dengan tenaga bensin yang lebih efisien, dengan mesin yang terkadang lebih dari
4 silinder dan bisa ngebut sampai 400km/jam.

Berdasarkan pendapat tersebut menurut saya, teori siklus ialah perubahan


sosial berkembang dalam masyarakat melalui proses kelahiran,anak-
anak,dewasa,dan kematian/kepunahan.

3. Teori Perkembangan Linier/ Garis


Teori ini percaya bahwa perubahan sosial dapat diarahkan ke titik tujuan
tertentu, seperti perubahan dari masyarakat tradisional ke masyarakat yang
modern. Max Weber berpendapat bahwa masyarakat berubah secara linier dan
masyarakat yang diliputi oleh pemikiran mistik menuju masyarakat yang rasional.
Terjadi perubahan dari masyarakat tradisional yang berorientasi pada tradisi
turun-temurun menuju masyarakat modern yang rasional.

Contohnya, perkembangan bangsa Indonesia dari zaman penjajahan,


mempertahankan kemerdekaan, sampai dengan saat ini. Jika diibaratkan, maka
teori linier ini beranggapan bahwa perubahan sosial yang terjadi memberikan
kemajuan bagi masyarakat (grafis naik).

Berdasarakan pendapat tersebut menurut saya, teori perkembangan linier


adalah perubahan sosial diarahakan kepada tujuan tertentu yang memberikan
kemajuan bagi masyarakat.

4. Teori Dependensi
Menurut Theotonio Dos Santos, Dependensi (ketergantungan) adalah
keadaan dimana kehidupan ekonomi negara–negara tertentu dipengaruhi oleh
perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara–negara lain, di mana
negara–negara tertentu ini hanya berperan sebagai penerima akibat saja.

Aspek penting dalam kajian sosiologi adalah adanya pola ketergantungan


antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya dalam kehidupan
berbangsa di dunia. Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada persoalan
keterbelakangan dan pembangunan negara pinggiran. Dalam hal ini, dapat
dikatakan bahwa teori dependensi mewakili "suara negara-negara pinggiran"
untuk menantang hegemoni ekonomi, politik, budaya dan intelektual dari negara
maju.

Contohnya negara Indonesia, termasuk dalam contoh negara yang


memiliki ketergantungan sosial dengan negara maju. Dari hubungan
ketergantungan ini kemudian menghantarkan Indonesia pada jumlah hutang yang
banyak kepada negara-negara maju.

Berdasarkan pendapat tersebut menurut saya,teori dependensi ialah


ketergantungan negara-negara tertentu yang dipengaruhi oleh kehidupan ekonomi
dan menitik beratkan pada persoalan keterbelakangan dan pembangunan negara
pinggiran.

5. Teori Negara Ke - 3
Teori Tiga Dunia oleh pemimpin komunis Tiongkok Mao Zedong
menyatakan bahwa terdapat tiga dunia di dalam hubungan internasional dunia
pertama yang berisi negara adidaya, dunia kedua yang berisi kekuatan yang lebih
lemah, serta dunia ketiga yang berisi bangsa-bangsa yang dieksploitasi. Penganut
teori ini adalah F.Y. Stahl, Kranenburg, Thomas Aquino, Haller, dan
Agustinus. Lewat teori ini, para ahli berpendapat bahwa segala sesuatu terjadi
atas kehendak Tuhan. Terbentuknya suatu negara juga bisa terjadi atas kehendak
Tuhan. Bukti nyata teori ini dapat dilihat dalam kalimat 'by the Greece of God'
(dengan rahmat Tuhan) pada undang-undang dasar suatu negara, seperti
Pembukaan UUD 1945.

Contoh teori negara ke-3 yaitu, memberikan sumbangan bagi


pengembangan keilmuan khususnya dalam kajian sosiologi pembangunan, dan
memberikan wawasan tambahan bagi kalangan akademisi khususnya para
mahasiswa yang konsen dalam isu-isu pembangunan di Negara Dunia Ketiga.

Berdasarkan uraian tersebut menurut saya, teori negara ketiga adalah teori
negara-negara pinggiran yang di dominasi oleh negara inti. Karena makna dan
konteksnya selalu berubah, tidak ada definisi dunia ketiga yang pasti dan tetap.

6. Teori Konflik
Teori ini dipengaruhi oleh pemikiran Karl Marx dan Ralf Dahrendord.
Dalam teori konflik disebutkan bahwa suatu perubahan dapat terjadi sebagai
akibat adanya pertentangan di dalam masyarakat. Pertentangan ini diawali
perselisihan antara kelompok yang merasa tertindas dengan kelompok penguasa/
pemerintah sehingga akhirnya menimbulkan perubahan.

Karl Marx dalam bukunya yang berjudul “Das Capital”, melihat konflik
antara 2 kelas sosial, yaitu kaum borjuis dan kaum proletar. Dimana kaum
borjuis adalah orang yang kaya dan punya uang sedangkan kaum proletar adalah
para buruh, baik buruh pabrik, buruh, bangunan, buruh kantoran, juga buruh
lainnya.

Beberapa yang menjadi poin penting dari teori konflik ini adalah:

a. Setiap masyarakat akan terus mengalami perubahan.


b. Setiap komponen masyarakat biasanya menunjang terjadinya perubahan.
c. Setiap masyarakat akan berada di pusaran konflik dan ketegangan.
d. Kestabilan sosial akan dipengaruhi oleh adanya tekanan antar golongan di
dalam masyarakat.

Contohnya, sebelum Indonesia berdiri menjadi negara berdaulat, sistem


pemerintahan lebih pada sektor keturunan dengan parlemnetar. Akan tetapi
setelah merdekan untuk memberikan pemegangan atas kekuasaan masyarakat
maka yang dijalankan adalah sistem demokrasi.
Berdasarkan pendapat diatas menurut saya, teori konflik adalah terjadinya
konflik antar kelompok atau antar kelas sosial merupakan sumber yang paling
berpengaruh dalam perubahan sosial yang dapat menciptakan kelompok dan kelas
sosial baru.

7. Teori Fungsionalisme Struktural


Teori fungsionalisme struktural menganggap stratifikasi sosial atau
hierarki sebagai sebuah keniscayaan. Setiap masyarakat bekerja dalam sebuah
sistem yang terstratifikasi dan semuanya berfungsi sesuai kebutuhan sistem sosial.
Singkatnya, stratifikasi merupakan kebutuhan dari sebuah sistem. Perlu
digarisbawahi bahwa stratifikasi bukan tentang seseorang yang menempati
’jabatan’ tertentu, tapi tentang posisi sosial dalam sebuah sistem. Jika salah satu
posisi sosial tidak berfungsi, sistem sosial akan kacau. Masyarakat mengalami
disorganisasi.

Menurut Emile Durkheim adalah susunan masyarakat sebagai bagian


tatanan sosial yang mengindikasikan bahwa memiliki hidup harmonis.
Fungsionalisme fokus pada struktur sosial yang levelnya makro dalam
masyarakat, hal ini juga ia tegaskan bahwa masyarakat sebagai kenyataan objektif
individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya. Sedangkan menurut
Talcott Parsons teori ini ialah bagian keseimbangan dalam institusi sosial, yang
diakuinya akan eksis atau dikenal masyarakat apabila berhasil menjalankan tugas
serta fungsinya dengan baik, tanpa memberikan perbedaan sedikitpun.

Contohnya, pemerintah yang mendirikan sekolah dalam rangka


menyelenggarakan pendidikan untuk warganya. Murid-murid dipersiapkan untuk
mengisi lapangan kerja dan posisi-posisi di pemerintahan nantinya.

Berdasarkan pendapat tersebut menurut saya, teori fugsionalisme


struktural ialah stratifikasi yang sesuai dengan sistem sosial harus terpenuhi. Jika
salah satu posisi tidak berfungsi maka sistem sosial tidak berjalan dan dapat
menyebabakan disorganisasi.

8. Teori Gerak Sosial


Gerakan sosial merupakan sumber dari perubahan sosial. Ketidakpuasan
terhadap kondisi tertentu yang ada di masyarakat terkadang dapat menimbulkan
sebuah gerakan sosial. Hal ini terjadi pada saat sejumlah besar orang
mengorganisasikan diri untuk memperjuangkan sebuah perubahan.
Perubahan sosial menurut Piötr Sztömp memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Adanya segi kolektif (memiliki kelompok/massa)


b. Berlandaskan kesengajaan, organisasi, dan kesinambungan
c. Memiliki tujuan dan kepentingan bersama
d. Seringkali ditandai dengan adanya tujuan jangka panjang
e. Terkadang dilakukan dengan cara-cara yang berada di luar institusi yang
ada (spontanitas).

Contoh di Indonesia sendiri adalah pada saat Prita Mulyasari kalah dalam
tuntutan yang di ajukan oleh R.S Omni Internasional. Prita yang kalah saat itu
diwajibkan membayar denda sejumlah Rp.204 juta oleh pihak pengadilan.
Masyarakat yang tergerak hatinya akhirnya memunculkan sebuah gerakan sosial
berupa “Koin Keadilan” dimana masyarakat menyumbang uang koin untuk
membayar denda yang dikenakan kepada Prita.

Berdasarkan uraian tersebut menurut saya, teori gerakan sosial ialah adanya
ketidakpuasan masyarakat terhadap kondisi tertentu yang menyebabkan terjadinya
gerakan sosial.

Anda mungkin juga menyukai