Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SEJARAH ABAD PERTENGAHAN

OLEH
NAMA : POLCE YUNIANDER BETTY

NIM : 2.03.2021.0038

KELAS : B / II

MATA KULIAH : SEJARAH GEREJA UMUM

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI


KUPANG

(IAKN KUPANG)

TAHUN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat  Allah SWT. Karena dengan rahmat dan
hidayah_Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang kami susun ini.Yang berjudul
“MAKALAH SEJARAH ABAD PERTENGAHAN”

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada pembimbing kami atas bantuannya dalam
proses pembuat makalah ini. Dan juga tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada teman
teman kami yang telah membantu penulisan makalah ini secara langsung maupun tidak
langsung dalam penyempurnaan makalah ini.

Dengan selesainya makalah ini, kami mengharapkan jika makalah  yang telah kami
susun ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan yang berguna bagi para pembaca.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
harapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya selanjutnya
agar menjadi lebih baik lagi kedepannya.

Akhir kata tim penyusun berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi siapa saja
yang memperlukannya dimasa yang akan datang.

Jogorogo, 28 Oktober
2015

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Abad Pertengahan....................................................................................... 3


B. Latar Belakang abad pertengahan............................................................................ 4
C. Ciri – ciri abad pertengahan..................................................................................... 5
D. Perkembangan ilmu dan seni pada abad pertengahan............................................. 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................. 11
B. Saran........................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 12

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah Eropa memiliki bentangan waktu yang panjang dimulai dari zaman
paleolithikum ribuan tahun yang lalu. Secara garis besar, sejarah Eropa dibagi
menjadi 3 periode, yaitu: Eropa klasik, Eropa pertengahan, dan Eropa modern. Di sini
kita akan membahas tentang Eropa abad pertengahan pada masa abad pertengahan
(kegelapan).  Abad pertengahan adalah periode sejarah yang terjadi di daratan Eropa
yang ditandai sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi
Barat pada abad ke-5 hingga munculnya monarkhi-monakhi nasional. Dimulainya
penjelajahan samudera, kebangkitan humanisme, serta reformasi Protestan dengan
dimulainya renaissance pada tahun 1517.Abad pertengahan sering diwarnai dengan
kesan-kesan yang tidak baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya kalangan
yang memberikan stereotipe kepada abad pertengahan sebagai periode buram sejarah
Eropa mengingat dominasi kekuatan agama yang begitu besar sehingga menghambat
perkembangan ilmu pengetahuan, prinsip-prinsip moralitas yang agung membuat
kekuasaan agama menjadi begitu luas dan besar di segala bidang.
Abad pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini
agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk
pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di zaman klasik
dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia
dari pemikiran ketuhanan.Eropa dilanda Zaman Kegelapan sebelum tiba Zaman
Pembaharuan. Yang dimaksud Zaman Kelam atau Zaman Kegelapan ialah zaman
masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelektual dan kemunduran ilmu
pengetahuan.Menurut Ensikopedia Amerika, zaman ini berlangsung selama 600
tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan berakhir dengan
kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi.
Gelap juga dianggap sebagai tidak adanya prospek yang jelas bagi masyarakat
Eropa. Keadaan ini merupakan wujud kekuasaan agama, yaitu gereja Kristiani yang
sangat berpengaruh.Gereja serta para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat serta
juga politik. Mereka berpendapat hanya gereja saja yang pantas untuk menentukan
kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan.Akibatnya kaum cendekiawan
yang terdiri daripada ahli-ahli sains merasa mereka ditekan dan dikawal ketat.

1
Pemikiran mereka pun ditolak dan timbul ancaman dari gereja, yaitu siapa yang
mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan
didera masalah, malah ada yang dibunuh. 
Segala keputusan pemerintah dan  hukum negara tidak diambil berdasarkan
demokrasi di parlemen seperti ketika zaman kekasiaran Roma. Keputusan tersebut
diambil oleh majelis dewan Gereja. Tidak setiap individu berhak berpendapat, karena
pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat-keputusan adalah para ahli
agama.Bahkan segala sesuatu yang bertentangan dengan penafsiran dewan gereja
merupakan pelanggaran hukum berat.
 Akibatnya setiap inovasi yang berasal dari kaum ilmuan selalu digagalkan
oleh dewan gereja. Ya itu tadi pokoknya bila dewan gereja tidak paham dan tidak
memiliki dasar argumen yang kuat di dalam injil maka inovasi tersebut merupakan
perkara pelanggaran agama berat. Salah satu yang menjadi korbannya adalah
Nicholas Coppernicus yang berakhir tragis akibat teorinya yang mengatakan.

B. Rumusan Masalah
1) Apa itu abad pertengahan ?
2) Bagaimana Latar Belakang abad pertengahan ?
3)  Apa saja faktor faktor penyebabnya ?
4) Bagaimana pandangan tentang Abad Pertengahan ?

C. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui apa itu Abad Pertengahan.
2) Untuk mengetahui bagaimana latar belakang abad pertengahan dan bagaimana
pandangan tentang abad pertengahan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Abad Pertengahan

2
 Abad Pertengahan adalah periode sejarah di Eropa sejak bersatunya kembali
daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat di bawah prakarsa raja
Charlemagne pada abad 5 hingga munculnya monarkhi-monarkhi nasional,
dimulainya penjelajahan samudra, kebangkitan humanisme, serta Reformasi Protestan
dengan dimulainya renaisans pada tahun 1517.Abad Pertengahan merupakan abad
kebangkitan religi di Eropa. Pada masa ini agama berkembang dan mempengaruhi
hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya,
sains yang telah berkembang di masa zaman klasik dipinggirkan dan dianggap lebih
sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari ketuhanan.
Eropa dilanda Zaman Kelam (Dark Ages) sebelum tiba Zaman Pembaharuan.
Maksud “Zaman Kelam” ialah zaman masyarakat Eropa menghadapi kemunduran
intelek dan  ilmu pengetahuan. Menurut Ensiklopedia Amerika, tempo zaman ini
selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Roma dan berakhir
dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi. “Gelap” juga bermaksud
tiada prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud
tindakan dan cengkraman kuat pihak berkuasa agama; Gereja Kristen yang sangat
berpengaruh. Gereja serta para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat serta juga
politik.
Mereka berpendapat hanya gereja saja yang layak untuk menentukan
kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum cendekiawan
yang terdiri daripada ahli-ahli sains asa mereka ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran
mereka ditolak. siapa yang mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan
gereja akan ditangkap dan didera malah ada yang dibunuh.
Pikiran ini, terimplementasi melalui teori yang dikeluarkan oleh Thomas
Aquinas (1274)seorang ahli falfasah yakni “ negara wajib tunduk kepada kehendak
gereja ”. St Augustine (1430) sebelumnya juga berpendirian demikian.
Manakala Dante Alighieri (1265-1321) berpendapat kedua-dua kuasa itu hendaklah
masing-masing berdiri sendiri, dan mestilah bekerjasama untuk mewujudkan
kebajikan bagi manusia (Joseph H Lynch, 1992, 172-174).
Dalam paradigma abad pertengahan, dua wilayah agama dan dunia terpisah
total satu dengan yang lain sehingga tidak ada peluang bagi ekspansi satu terhadap
yang lain atau pembauran antar keduanya. Seorang manusia kalau tidak ‘melangit’
haruslah ‘membumi’, atau kalau tidak meyakini kekuasaan alam gaib terhadap segala
urusan hidupnya, maka dia harus memutuskan hubungan secara total dengan Tuhan
3
dan roh-roh kudus, dan jika dia menghargai jasmani dan urusan materinya maka dia
bukan lagi seorang rohaniwan dan berarti telah memutuskan hubungan dengan Tuhan.
Kata Augustine “Siapapun yang mahir dalam kesenian, perang, dan filsafat
adalah orang yang bejat dan sesat, karena dia berasal dari kota setan dimana
kebahagiaannya tak lebih dari sekadar topeng yang menipu, dan keindahannya hanya
merupakan wajah alam kubur”. Kota inilah yang tidak diterima oleh Tuhan dan fitrah
manusia. Karena orang yang sombong dan angkuh adalah merupakan kepekatan hari
dan orang yang memiliki pengetahuan tentang segala yang harus diketahui oleh
orang-orang terpuji. Dan ketika melihat kota setan ini tenggelam ke dalam kesesatan
dan kesombongannya, maka semua sudut kegelapannya akan terlihat.
Konsep diatas, dipertegas oleh Fritjof Capra (2004) yakni : “Para ilmuwan
pada Abat Pertengahan, yang mencari-cari tujuan dasar yang mendasari berbagai
fenomena, menganggap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan Tuhan, roh
manusia, dan etika, sebagai pertanyaan-pertanyaan yang memiliki signifikansi tinggi,
jadi ilmu didasarkan atas penalaran keimanan”.
Dengan demikian, kerangka berpikir yang dominan pada abad pertengahan
dan tekanan kuat para elit gereja yang menganggap dirinya pengawas tatanan yang
menguasai dunia dan telah menginterogasi ideologi para ilmuan dan menyeret mereka
ke pengadilan serta menganggap kegiatan ilmiah sebagai campurtangan setan,
kemudian faktor-faktor lain yang berada di luar pembahasan ini telah menjadi latar
belakang munculnya Renaisans yang telah melahirkan teriakan protes terhadap
kondisi yang dominan pada abad pertengahan.
Abad Pertengahan berakhir pada abad ke-15 dan kemudian disusul dengan
zaman Renaissance. Zaman Renaissance berlangsung pada akhir abad ke-15 dan 16.
Kesenian, sastra musik berkembang dengan pesat. Ada suatu kegairahan baru, suatu
pencerahan. Ilmu pengetahuan mulai dikembangkan oleh Leonardo da Vinci (1452-
1519), Nicolaus Copernicus (1473-1543), Johannes Kepler (1571-1630), Galileo
Galilei (1564-1643), dll.

B. Latar Belakang Abad Pertengahan


Periode Abad Pertengahan awal antara tahun 500-1000 merupakan masa
transisi dalam sejarah Eropa yg kacau sehingga disebut sebagai ‘abad kegelapan’.
Periode ini ditandai dengan :

4
1) Invasi suku-suku barbar, mula-mula orang-orang Jerman (Goth, Frank, Anglo-
Saxon, dll), kemudian disusul bangsa Skandinavia (Viking) antara tahun 800-
1000.
2) Terbentuknya kerajaan-kerajaan Jerman dan terjadinya perang-perang
perebutan wilayah kekuasaan antara kerajaan-kerajaan tersebut.
3) Kehancuran Romawi Barat menyebabkan ekonomi bergeser dari kota-kota ke
pedesaan. Pergeseran ini mendorong kemunculan sistem feodal di Eropa.

Disintegrasi Kekaisaran Romawi Barat setelah sekitar 800 tahun dengan


serangkaiaan penaklukan ,ekspansi dan konsolidasi politik serta aktifitas kultural,
kemudia digantikan perannya oleh Gereja.Jatuhnya Kekaisaran Romawi Barat, secara
politis membawa pengaruh terjadinya berbagai kerajaan barbar di Eropa.Setiap
kerajaan barbar harus berupaya menata pemerintahan sendiri,karena telah lepas dari
pengaturan dan pengawasan Kekaisaran Romawi.Adapun berbagai negara Jerman
yang penting,yang didirikan di atas reruntuhan Kerajaan Romawi Barat adalah:

1) Kerajaan Goth Timur,wilayahnya meliputi Italia,Slav,dan Burgundia (Swiss)


2)  Kerajaan Goth Barat,meliputi Spanyol,Kerajaan Vandal di Afrika
Utara,Kerajaan Franka di Perancis,Belgia,Belanda,dan Jerman
Barat.Sementara itu,sumbangan bangsa Aglo-Saxons yang terhalau dari
Jerman menyerbu ke tanah Inggris,kemudian mendesak bangsa-bangsa Kelt
yang datang lebih dulu ke kepulauan itu.

Akibat runtuhnya Romawi Barat,telah menyebabkan wajah Eropa menjadi


masyarakat Agraris dengan rumah tangga desa tertutup.Disitu tidak terdapat lalu
lintas uang.Semua wujud kemasyarakatan didasarkan atas kepemilikan tanah.Hanya
pemilik tanah yang memungkinkan adanya administrasi dan sistem militer
negara,keadaan ini menciptakan kebutuhan akan tanah-tanah luas.

Telah terjadi anarkhi selama tiga abad  (abad VI,VII,VIII) pada masa


Keruntuhan Romawi,tercipta ketidakstabilan politik,terjadi anarkhi,tidak ada
keamanan perorangan dan hak milik,di situ terjadi pertentangan semua melawan
semua.Kekerasan terjadi dimana-mana ,para petani mencari perlindungan di sekitar
benteng yang diperkuat terhadap ancaman penyerbuan gerombolan
bersenjata.Maka,orang-prang merdeka makin lama makin tergantung pada tuan
tanah,bahkan ada yang membayar dengan kemerdekaanya,tuan tanah bertindak

5
sebagai pelindung kaum tani dan harta kekayaannya digunakan untuk biaya perang
dan untuk memberi bantuan dalam bahaya kelaparan.Sebaliknya,balas jasa
mengerjakan tanah untuk kepentingan tuan tanahnya.Dengan adanya kenyataan
tersebut terjadilah hubungan foedal,para petani bersumpah setia dalam ikatan foedal
untuk memenuhi kebutuhan hidup para tuan tanah yang memberi bantuan dan
perlindungan,keselamatan hidup demi tuan tanah.  

C. CIRI-CIRI ABAD PERTENGAHAN


1) Feodalisme
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, feodalisme adalah system
sosial atau politik yang memberikan kekuasaan yang besar kepada golongan
bangsawan, system social yang menagung-agungkan jabatan atau pangkat dan
bukan mengagung-agungkan prestasi kerja, sistemsosial di Eropa pada abad
Pertengahan yang ditandai oleh kekuasaan yang besar ditangan tuan tanah.
Dalam id.wikipedia.org, feodalisme adalah sebuah system
pemerintahan dimana seorang pemimpin, yang biasanya seorang bangsawan
memiliki anak buah banyak yang juga masih dari kalangan bangsawan juga
tetapi lebih rendah dan biasa disebut vasal. Para vassal ini wajib membayar
upeti kepada tuan mereka. Sedangkan para vassal pada giliran ini juga
mempunyai anak buah dan abdi-abdi mereka sendiri yang memberi mereka
upeti.
Sejak itu muncul orang-orang kuat sebagai tuan tanah yang mengatur
pemakaian tanah diwilayah kekuasaannya. Tempat tingga mereka yang
disebut kastil atau puri. Kekuasaan mereka ditopang oleh bawahannya. System
ini kemudian berkembang luas. Bangsawan menjadi kelompok yang sangat
istimewa dan melakukan regenerasi berdasarkan keturunan.
Sesuai dengan penelusuran ensiklopedia feudal atau feudal, merupakan
satu istilah yang digunakan pada awal era modern yakni abad ke-17 merujuk
pada pengalaman system politik diEropa abad pertengahan. System politik
yang terbangun pada masa itu ditentukan oleh perpaduan antar para militer
legal maupun tidak atau warlord, tuan tanah, bangsawan raja, yang lantas
tersusun hirarki dalam masyarakat yang khas : ada raja, ada bangsawan, tetapi
juga ada pelayan dan budak (vassal). Kata kuncinya tetap hirarki.

6
Menurut fokusnya, kekuasaan politik bersifa local dan personal yang
menghasilkan sesuatu “dunia social dari klaim-klaim dan kekuasaan-
kekuasaan tumpang tindih” (Anderson, hlm.,1974a, hlm. 149) beberapa
diantara klaim-klaim dan kekuasaan ini mengalami konflik; dan tidak ada
pemerintah atau Negara yang berdaulat dalam arti yang paling tinggi di atas
wilayah dan penduduk yang ada (Bull, 1977, hlm.254). dalam system
kekuasaan ini banyak dipenuhi ketegangan, dang sering terjadi perang.
 Didunia abad pertngahan, ekonomi didominasi oleh pertanian, dan
kelebihan apa pun yang dihasilkan menjadi sasaran klaim-klaim yang
bersaing. Klaim yang berhasil menjadi dasar untuk menciptakan dan
mempertahankan kekuasaan politik. Tetapi jaringan kerajaan-kerajaan, para
pangeran, istri-istri para bangsawan dan pusat-pusat kekuasaan lainnya yang
bergantung pada susunan ini diperumit oleh munculnya kekuasaan-kekuasaan
alternative di kota-kota kecil dan kota-kota besar. Kota-kota dan federasi kota
bergantung pada perdagangan dan manufaktur serta akumulasi modal yang
relative tinggi. Mereka mengembangkan struktur-struktur social dan politik
yang berbeda dan sering menikmati system-sistem pemerintahan independent
yang ditentukan oleh para warganegara.

2) Skolastik
Upaya skolastik abad pertengahan Dalam gambaran historis singkat
ini, metode untuk menghubungkan iman dan rasio yang pertama dibahas
adalah filsafat Thomistik Gereja Roma Katolikl. Selain persetujuan (assent)
pribadi orang percaya, dalam sistem ini iman artinya informasi yang
diwahyukan yang ada dalam Alkitab, tradisi, dan suara hidup dari gereja
Roma. Akal budi artinya informasi yang dapat diperoleh melalui pengamatan
inderawi terhadap alam dan dinterprestasi intelek. Rasionalis abad ke-17
membedakan akal budi (reason) dengan sensasi (inderawi), Thomas
membedakan akal budi (reason) dan wahyu. kebenaran akal budi adalah
kebenaran yang dapat diperoleh melalui kemampuan indera dan intelek
alamiah manusia tanpa bantuan anugrah supranatural.
Kerajaan Roma hidup dari abad ke-18 sampai awal abad ke-19. pada
puncaknya, ia mencerminkan suatu usaha, dibawah perlindungan gereja

7
Katolik, untuk menyatukan dan mensentralisir pusat-pusat kekuasaan dunia
kristen barat yang terpisah-pisah menjadi suatu kerajaan menjadi suatu
kerajaan kristen yang disatukan secara khusus kekuasaan sekular yang aktual
dari kerajaan dibatasi oleh struktur-struktur kekuasaan yang kompleks dari
eropa feodal disatu pihak dan gereja katolik dipihak lain.
Sepanjang abad pertengahan gereja secara konsisten berusaha
menempatkan otoritas spiritual diatas otoritas sekuler dan berusaha mengubah
sumber otoritas dan kebijaksanaan yang diakui dari wakil-wakil duniawi ini
kepada wakil-wakil duniawi lainnya. Pandangan duniawi (world view) kristen
menstransformasikan pertimbangan-pertimbangan tindakan politk dari suatu
kerangka duniawi kepada kerangka teologis “ia menegaskan bahwa kebaikan
terletak pada ketundukannya terhadap kehendak Tuhan”.

D. PERKEMBANGAN ILMU DAN SENI PADA ABAD PERTENGAHAN


Akal pada abad Pertengahan ini benar-benar kalah. Hal ini kelihatan dengan
jelas pada filsafat Plotinus, Agustinus, Anselmus. Pada Aquinas penghargaan
terhadap akal muncul kembali dan karena itu filsafatnya banyak mendapat kritik. Dan
abad Pertengahan ini merupakan pembalasan terhadap dominasi akal yang hampir
seratus persen pada zaman Yunani sebelumnya, terutama pada zaman Sofis.
Pemasungan akal dengan jelas terlihat pada pemikiran Plotinus. Ia mengatakan
bahwa Tuhan (ia mewakili metafisika) bukan untuk dipahami, melainkan untuk
dirasakan. Oleh karena itu, tujuan filsafat (dan tujuan hidup secara umum) adalah
beratu dengan Tuhan. Jadi, dalam hidup ini, rasa itulah satu-satunya yang dituntut
oleh kitab suci, pedoman hidup semua manusia. 
Filsafat rasional dan sains tidak begitu penting; mempelajarinya merupakan
usaha yang sia-sia, karena Simplicius, salah seorang pengikut Plotinus, telah menutup
sama sekali ruang gerak rasional, iman telah menang mutlak. Karena iman harus
mutlak, orang-orang yang masih hidup juga menghidupkan filsafat (akal) harus
dimusuhi.Agustinus mengganti akal dengan iman; potensi manusia yang diakui pada
zaman Yunani diganti dengan kuasa Allah. Ia mengatakan bahwa kita tidak perlu
dipimpin oleh pendapat bahwa kebenaran itu relative. Kebenaran itu mutlak yaitu
ajaran agama.

8
Ciri khas dari pada filsafat Abad Pertengahan terletak pada suatu rumusan
yang terkenal yang dikemukakan oleh Saint Anselmus, yaitu credo ut intelligam.
Rumusan itu berarti iman lebih dahulu, setelah itu mengerti. Imanlah lebih dahulu.
Misalnya, bahwa dosa warisan itu ada, setelah itu susunlah argument untuk
memahaminya, mungkin juga untuk meneguhkan keimanan itu. Sifat ini berlawanan
dengan sifat filsafat raional. Dalam filsafat rasional, pengertian itulah yang
didahulukan; setelah dimengerti, baru mungkin diterima dan kalau mau; diimani.
Mengikuti jalan pikiran inilah maka saya berkesimpulan bahwa jantung filsafat Abad
Pertengahan Kristen terletak pada ungkapan itu. Berdasarkan penalaran itu pula maka
menurut hemat saya, tokoh utama peletak kekuatan filsafat Abad Pertengahan adalah
St. Anselmus.
Abad Pertengahan melahirkan juga filosof yang terkemuka yaitu Thomas
Aquinas. Dia adalah salah satu diantara orang-orang yang berusaha membuat filsafat
Aristoteles sesuai dengan agama Kristen.Kita anggap ia menciptakan perpaduan hebat
antara iman dan ilmu pengetahuan. Tekanan terhadap pemikiran rasional pada waktu
ia hidup telah banyak berkurang. Oleh karena itu ia berhasil mengumumkan filsafar
rasionalnya. Yang terkenal adalah beberapa pembuktian tentang adanya Tuhan yang
masih dipelajari sampai sekarang.
 Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada teolog di lapangan ilmu
pengetahuan. Para ilmuannya hampir semua adalah para teolog, sehingga aktivitas
ilmiah terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada
masa itu adalah ancilla theologia atau abdi agama.

Definisi/karakteristik Pemikiran Masa Abad Pertengahan

Menurut Herman (2007-27), pada zaman ini dikenal aliran filsafat patristik dan
skolastik berdasarkan Theos. Filsuf terkenal pada masa ini adalah Agustinus (354-43 SM)
dan Thomas Aquinas (1225-1275) yang memunculkan ajaran Tomisme. Selain itu, dikenal
juga filsuf-filsuf muslim pada zaman keemasan abad pertengahan, yaitu Al-Kindi, Al-Farabi,
Ibnu Sina, Ibnu Rusjd, dan Al-Ghazali yang menunjukkan hubungan mata rantai dengan
sejarah filsafat Yunani (adanya semboyan mitos-logos-theos). Thomas Aquinas (1225-1227)
merupakan murid dari Albertus Agung yang mengembangkan pemikiran Aristoteles.
Filsafatnya adlah theologis yang memadukan pemikiran Agustinus dan Neo Platomisme
dengan mempergunakan pemikiran Arilstoteles.

9
Sejarah filsafat abad pertengahan dibagi menjadi dua zaman atau periode, yakni
periode pratistik dan periode skolastik.

1. Patristik (100-700)
Patristik berasal dari kata Latin Patres yang berarti bapa-bapa gereja, adalah
ahli agama Kristen pada abad permulaan agama kristen.
Didunia barat agama katolik mulai tersebar dengan ajaranya tentang Tuhan,
manusia dan etikanya. Untuk mempertahankan dan menyebarkanya maka mereka
menggunakan filsafat yunani dan memperkembangkanya lebih lanjut, khususnya
menganai soal soal  tentang kebebasan manusia, kepribadian, kesusilaan, sifat tuhan.
Yang terkenal Tertulianus (160-222), Origenes (185-254), Agustinus (354-
430),  yang sangat besar pengaruhnya. Zaman ini muncul pada abad ke-2 sampai
abad ke-7, dicirikan dengan usaha keras para Bapa Gereja untuk mengartikulasikan,
menata, dan memperkuat isi ajaran Kristen serta membelanya dari serangan kaum
kafir dan bid’ah kaum Gnosis.

2. Skolastik 800-1500
Zaman Skolastik dimulai sejak abad ke-9. Kalau tokoh masa Patristik adalah
pribadi-pribadi yang lewat tulisannya memberikan bentuk pada pemikiran filsafat dan
teologi pada zamannya.
 Para tokoh zaman Skolastik adalah para pelajar dari lingkungan sekolah-
kerajaan dan sekolah-katedral yang didirikan oleh Raja Karel Agung (742-814) dan
kelak juga dari lingkungan universitas dan ordo-ordo biarawan. Dengan demikian,
kata “skolastik” menunjuk kepada suatu periode di Abad Pertengahan ketika banyak
sekolah didirikan dan banyak pengajar ulung bermunculan. Namun, dalam arti yang
lebih khusus, kata “skolastik” menunjuk kepada suatu metode tertentu, yakni
“metode skolastik”. Zaman Skolastik memiliki tiga periode, yaitu :

Periode Skolstik awal (800-120)


Ditandai dengan pembentukan metode yang lahir karena hubungan yang erat
antara agama dan filsafat. Ditandai oleh pembentukan metode yang lahir karena

10
hubungan yang rapat antara agama dan filsafat. Pada periode ini, diupayakan
misalnya, pembuktian adanya Tuhan berdasarkan rasio murni, jadi tanpa berdasarkan
Kitab Suci (Anselmus dan Canterbury). Selanjutnya, logika Aristoteles diterapkan
pada semua bidang pengkajian ilmu pengetahuan dan “metode skolastik” dengan pro
dan kontra mulai berkembang (Petrus Abaelardus pada abad ke-11 atau ke-12).

Periode puncak perkembangan skolastik (abad ke-13)

Periode puncak perkembangan skolastik dipengaruhi oleh Aristoteles akibat


kedatangan ahli filsafat Arab dan yahudi. Filsafat Aristoteles memberikan warna
dominan pada alam pemikiran Abad Pertengahan. Aristoteles diakui sebagai Sang
Filsuf, gaya pemikiran Yunani semakin diterima, keluasan cakrawala berpikir
semakin ditantang lewat perselisihan dengan filsafat Arab dan Yahudi.

Tokoh/filosof Yang Hidup Pada Masa Abad Pertengahan :

1. PLOTINUS ( 204-270 )
Dalam berbagai hal Plotinus memang bersandar pada doktrin-doktrin Plato.
Sama dengan Plato, ia menganut realitas idea. Pada Plato idea itu umum, artinya
setiap jenis objek hanya ada satu idenya. Pada Plotinus idea itu partikular, sama
dengan dunia partikular. Perbedaan mereka yang pokok ialah pada titik tekan ajaran
mereka masing-masing. Sistem metafisika Plotinus di tandai dengan konsep
transendens.
2. AUGUSTINUS ( 354 – 430 )
Ajaran Augustinus dapat dikatakan berpusat pada dua pool, Tuhan dan
manusia. Akan tetapi dapat dikatakan bahwa seluruh ajaran Augustinus berpusat pada
Tuhan. Kesimpulan ini di ambil karena ia mengatakan bahwa ia hanya ingin
mengenal Tuhan dan Roh, tidak lebih dari itu. Ia yakin benar bahwa pemikiran dapat
mengenal kebenaran, karena itu ia menolak skeptisisme. Ia mengatakan bahwa setiap
pengertian tentang kemungkinan pasti mengandung kesungguhan. Ia sependapat
dengan Plotinus yang mengatakan bahwa Tuhan itu diatas segala jenis (catagories).
3. BOETHIUS

11
Boethius memiliki pemikiran yang hampir serupa dengan Augustinus.
Sesudah Boethius, Eropa mulai mengalami depresi besar-besaran. Menurunnya
kebudayaan latin, tumbuhnya materialisme agama, munculnya feodalisme, invasi
besar-besaran, munculnya supranaturalisme baru, semuanya merupakan faktor yang
dapat menghasilkan kekosongan intelektual. Semua para ilmuwan pada waktu itu
lebih tertarik pada teologi daripada filsafat, dan mereka mempertahankan dogma-
dogma kristen.
4. ANSELMUS ( 1033-1109 )
Di dalam filsafat Anselmus kelihatan iman merupakan tema sentral
pemikirannya. Iman kepada Kristus adalah yang paling penting sebelum yang lain.
Dari sini dapatlah kita memahami pernyataannya, credo ut intelligam (believe in
order to understand/percayalah agar mengerti). Ungkapan itu menggambarkan bahwa
ia mendahulukan iman daripada akal. Iapun mengatakan wahyu harus diterima dulu
sebelum kita mulai berfikir. Kesimpulannya akal hanyalah pembantu wahyu.
Anselmus adalah salah seorang “terpelajar”, seorang ahli Kristen yang mencoba
memasukkan logika dalam pelayanan iman. Meskipun Anselmus mengetahui Alkitab
dengan baik, tetapi ia ingin menguji kekuatan logika manusia dalam upayanya
membuktikan doktrinnya. Namun selalu imanlah yang mendasari semua itu.
5. THOMAS AQUINAS (1225-1274)
Berdasarkan filsafatnya pada kepastian adanya Tuhan. Aquinas mengatahui
banyak ahli teologi percaya pada adanya Tuhan hanya berdasarkan pendapat umum.
Menurut Aquinas, eksestensi Tuhan dapat diketahui dengan akal. Untuk
membuktikan. Ia mengajukan lima dalil (argumen) untuk membuktikan bahwa
eksistensi Tuhan dapat diketahui dengan akal,

Perkembangan Seni

Sejarah arsitektur gereja abad pertengahan dimulai pada tahun 313 M  saat
ketika agama Kristen dinyatakan sebagai agama yang legal. 

Setelah Terbebas dari penyiksaan, umat Kristen mulai membangun basilika.


Basilika paling bagus dan besar adalah Gereja St. Sophia di Konstantinopel, yang
memiliki gaya khas Byzantium. Gaya Byzantium tersebut dalam perkembangan
selanjutnya berpengaruh ke daerah-daerah dunia Muslim. Arsitektur Masjid sangat

12
dipengaruhi oleh gaya Byzantium itu. Salah satunya adalah masjid Umar di
Yarusalem. Para arsitek di luar Konstantinopel juga mencoba memodifikasikan gaya
Byzantium. Salah satu contoh adalah Gereja San Vitale, di Ravena, Italia Utara. Kapel
ini semula dimaksudkan untuk mausoleum Karel Agung

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Abad Pertengahan adalah periode sejarah di Eropa sejak bersatunya kembali
daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat di bawah prakarsa raja
Charlemagne pada abad 5 hingga munculnya monarkhi-monarkhi nasional,
dimulainya penjelajahan samudra, kebangkitan humanisme, serta Reformasi Protestan
dengan dimulainya renaisans pada tahun 1517. Sebagai konsekuensinya, sains yang
telah berkembang di masa zaman klasik dipinggirkan dan dianggap lebih sebagai ilmu
sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari ketuhanan.
Eropa dilanda Zaman Kelam (Dark Ages) sebelum tiba Zaman Pembaharuan
(Renaisans). Masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelek dan ilmu
pengetahuan. Menurut Ensiklopedia Amerika, tempo zaman ini selama 600 tahun, dan
bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Roma dan berakhir dengan kebangkitan
intelektual pada abad ke-15 Masehi.Gelap  juga bermaksud tiada prospek yang jelas
bagi masyarakat Eropa. Keadaan ini merupakan wujud tindakan dan cengkraman kuat
pihak berkuasa agama.Yaitu Gereja Kristen yang sangat berpengaruh.

B. Saran
Didalam pembuatan makalah ini kami masih banyak mendapatkan kesulitan.
Diantaranya dalam pencarian sumber referensi. Dan kepada Guru Pembimbing dan
rekan-rekan sekalian, kami selaku pemapar menyadari masih benyak kekurangan dan
kesalahan oleh karena itu kami masi mengharapkan saran dan arahan dari rekan-rekan
sekalian.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://scarmakalah.blogspot.co.id/2012/02/filsafat-abad-pertengahan.html

http://hestiara.blogspot.co.id/2013/06/makalah-filsafat-sejarah-abad.html

http://jessicanatasy.blogspot.co.id/2013/12/makalah-filsafat-abad-pertengahan.html

http://simba-corp.blogspot.co.id/2012/03/makalah-filsafat-umum-filsafat-barat.html

https://kelompoklima218.wordpress.com/2013/04/08/makalah-filsafat-umum-filsafat-abad-
pertengahan/

http://galihbazhari.blogspot.co.id/2015/05/makalah-filsafat-abad-pertengahan.html

14

Anda mungkin juga menyukai