SEJARAH FISIKA
(ABKC4505)
DOSEN PENGAMPU:
Subhan Annur, M.Pd.
Saiyidah Mahtari, M.Pd.
OLEH:
( KELOMPOK 1)
Clinton Purba (1610121310001)
Ika Ragillia Pravita Sari (1610121320003)
Miftahul Jannah (1610121220013)
Siti Juhroh (1610121120009)
Tim Penyusun
(Kelompok 1)
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah Eropa memiliki bentangan waktu yang panjang dimulai dari
zaman paleolithikum ribuan tahun yang lalu. Secara garis besar, sejarah eropa
dibagi menjadi 3 periode, yaitu, Eropa klasik, Eropa pertengahan, dan Eropa
modern. Di sini kita akan membahas tentang Eropa abad pertengahan pada
masa abad kegelapan.
Abad pertengahan adalah periode sejarah yang terjadi di daratan Eropa
yang ditandai sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran
Romawi Barat pada abad ke-5 hingga munculnya monarkhi-monarkhi
nasional, dimulainya penjelajahan samudera, kebangkitan humanisme, serta
reformasi protestan dengan dimulainya renaissance pada tahun 1517.
Abad pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di eropa. Pada
masa ini agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan
manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai konsekuensinya, sains yang telah
berkembang di zaman klasik dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir
yang mengalihkan perhatian manusia dari pemikiran ketuhanan. Eropa
dilanda zaman kegelapan sebelum tiba zaman pembaharuan. Yang dimaksud
zaman kelam atau zaman kegelapan ialah zaman masyarakat Eropa
menghadapi kemunduran intelek dan kemunduran ilmu pengetahuan.
Menurut ensiklopedia amerikana, zaman ini berlangsung selama 600 tahun,
dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan berakhir dengan
kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi. Gelap juga dianggap
sebagai tidak adanya prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa, keadaan ini
merupakan wujud kekuasaan agama, yaitu gereja kristiani yang sangat
berpengaruh. Gereja serta para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat
serta juga politik. Mereka berpendapat hanya gereja saja yang pantas untuk
menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya
kaum cendekiawan yang terdiri dari pada ahli-ahli sains merasa mereka
ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran merekapun ditolak dan timbul ancaman
1
dari gereja, yaitu siapa yang mengeluarkan teori yang bertentangan dengan
pandangan gereja akan ditangkap dan didera, malah ada yang dibunuh. Maka
dari itu, untuk lebih mengetahui tentang perkembangan sains pada saat zaman
kegelapan akan di bahas lebih mendalam pada makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Zaman Kegelapan?
2. Bagaimana Sejarah Sains Pada Zaman Kegelapan Eropa ?
3. Bagaimana Sejarah Sains Pada Zaman Keemasan Arab ?
4. Bagaimana Hubungan Zaman Kegelapan Eropa dengan Zaman
Keemasan Arab ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Zaman Kegelapan
Zaman kegelapan sebuah zaman antara runtuhnya kekaisaran Romawi
dan Renaissance atau munculnya kembali peradaban lama, menyiratkan
periode peraliahan antara antiquity klasik dan era modern. Zaman kegelapan
(dark age) pada saat itu berarti menghadapi kemunduran intelektual dan
kemunduran ilmu pengetahuan juga tidak adanya prospek yang jelas, karena
wujud kekuasaan agama kristiani sehingga diawasi pemikiran masyarakat
dan juga politik. Hanya gereja yang pantas untuk menentukan kehidupan,
pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan. Akibatnya kaum cendikiawan yang
terdiri dari ahli –ahli sains merasa mereka ditekan dan dikawal ketat,
pemikiran mereka ditolak dan timbul ancaman dari gereja, yaitu siapa yang
mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan
ditangkap dan didera malah ada yang dibunuh (Eropa selama 600 tahun
sampai 15 masehi)
3
Abad pertengahan sering diwarnai dengan kesan-kesan yang tidak
baik. Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya kalangan yang
memberikan stereotipe kepada abad pertengahan sebagai periode buram
sejarah Eropa mengingat dominasi kekuatan agama yang begitu besar
sehingga menghambat perkembangan ilmu pengetahuan, prinsip-prinsip
moralitas yang agung membuat kekuasaan agama menjadi begitu luas dan
besar di segala bidang.
4
Abad ini adalah periode sejarah yang terjadi di daratan eropa yang
ditandai dengan bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan kekaisaran
romawi barat pada abad ke 5 hingga munculnya monarki – monarki nasional,
kebangkitan humanisme serta reformasi protestan dengan dimulainya
renaissance. Sejak jatuhnya kekaisaran romawi tanggal 4 september 476,
ketika kaisar terakhir dari kekaisaran romawi barat Romulus augustus yang
di berhentikan oleh Odoacer seorang berbangsa jerman yang menjadi
penguasa itali setelah Julius nepos meninggal tahun 480. Maka saat itu eropa
telah memasuki masa – masa kegelapan.
Timbul suatu pertanyaan mengapa pada masa itu disebut sebagai
zaman kegelapan? Istilah masa kegelapan “dark age” berasal dari bahasa
latin “saeculum obscurum” yang awalnya ditetapkan oleh Caesar baronies
pada tahun 1602 sebagai periode yang penuh gejolak. Istilah tersebut sebagai
tanda bahwa pada masa itu telah terjadi kegelapan intelektual dari zaman
romawi yang masih terjadi perkembangan ilmu dan sains.
Konsep “dark age” berasal dari para sarjana italia yaitu Petrarch pada
tahun 1330-an, Petrarch menganggap bahwa masa kegelapan merupakan
masa yang terjadi pasca romawi, dan beliau membandingkan bahwa romawi
merupakan masa cahaya atau dengan kata lain pada saat di masa romawi
masih terjadi perkembangan ilmu yang cukup pesat. Istilah “dark age” juga
menunjukkan bahwa pada masa itu merupakan masa keterbelakangan
khususnya pada perkembangan ilmu dan sains.
Dengan demikian disebut masa kegelapan karena pada saat itu adalah
saat dimana masyarakat eropa mengalami dan menghadapi kemunduran
intelektual, disebut masa kegelapan juga karena kurangnya catatan sejarah
tertulis pada masa ini.
Selain hal yang disebutkan diatas, berikut adalah dampak – dampak
yang ditimbulkan akibat adanya masa kegelapan :
a. Kurang diperolehnya catatan – catatan sejarah tertulis, tidak seperti pada
zaman-zaman sebelumnya.
b. Penurunan demografis.
5
c. Aktivitas bangunan –bangunan yang terbatas, seperti dalam membangun
d. perpustakaan dan universitas –universitas sebagai pendukung
perkembangan ilmu pengetahuan pada masa itu.
e. Tidak adanya teks sejarah yang masih dalam bahasa yunani, akibat
sangat
f. sedikitnya naskah yunani yang di salin pada periode kegelapan tersebut.
g. Kurangnya prestasi – prestasi yang di peroleh di bidang ilmu
pengetahuan
h. akibat dari terbatasnya pemikiran dan ditolaknya pemikiran – pemikiran.
i. Kehidupan di atur oleh takhayul dan ketakutan yang di picu oleh
j. kebodohan.
k. Terjadi kemerosotan budaya dan ekonomi akibat dari penurunan
l. kekaisaran romawi.
m. Kekuasaan agama menjadi begitu besar dan luas di segala bidang.
n. Kaum cendikiawan yang terdiri dari ahli – ahli sains merasa mereka di
o. tekan dan di awasi ketat.
p. Banyak ilmu – ilmu sains yang tidak berkembang atau tersembunyi.
q. Pada masa itu masyarakat eropa menjadi keterbelakangan.
r. Banyaknya fakta – fakta sejarah yang tersembunyi pada masa itu.
6
1. Cesare Baronius
7
memperlakukan sejarah dalam urutan kronologis yang ketat dan
membuat teologi di latar belakang. Lain sejarawan besar, Lord Acton ,
menyebutnya sebagai "sejarah terbesar dari Gereja yang pernah ditulis".
Saat itu di Annales yang Baronius menciptakan istilah "Dark Age"
(saeculum obscurum) untuk merujuk pada periode antara akhir
Kekaisaran Carolingian pada 888 dan Inklings pertama dari Reformasi
Gregorian bawah Clement II di 1046. Meskipun banyak kesalahan,
terutama dalam sejarah Yunani, di mana ia harus tergantung pada
informasi dari tangan kedua, karya Baronius berdiri sebagai upaya
jujur untuk menulis sejarah, ditandai dengan cinta yang tulus dari
kebenaran. Sarpi, dalam mendesak Casaubon untuk menulis
sanggahan dari Annales, memperingatkan dia untuk tidak menuduh
atau mencurigai Baronius iman buruk, karena tidak ada orang yang
mengenalnya bisa menuduhnya tidak setia pada kebenaran. Dia juga
melakukan sebuah edisi baru dari martirologi Romawi (1586), yang
dimurnikan dari ketidakakuratan banyak. Dia juga terkenal karena
mengatakan, dalam konteks kontroversi tentang karya Copernicus dan
Galileo, "Alkitab mengajarkan kita bagaimana masuk surga, bukan
bagaimana langit pergi.
2. Gilbert Burnet
8
pengacara Royalist dan Episcopalian dan istrinya Rachel Johnston
seorang pemimpin Kovenan.
Gilbert Burnet memiliki tiga istri berturut-turut: Lady
Margaret Kennedy , Mary Scott, dan Elizabeth Berkeley. Dia menikah
tiga kali, pertama pada tahun 1672 untuk Lady Margaret Kennedy,
putri John Kennedy, Earl of Cassilis ke-6 dan istrinya Lady Jean
Hamilton, seorang wanita yang terkenal karena kecantikan dan
kekuatan karakternya, dan bertahun-tahun lebih tua dari suaminya.
Pernikahan itu dirahasiakan selama beberapa waktu, dan Gilbert
menolak klaim apa pun atas kekayaan istrinya. Dia dikatakan telah
kehilangan ingatannya beberapa waktu sebelum dia meninggal pada
1685.
9
Burnet memperoleh gelar Master of Arts dalam bidang Filsafat
pada usia tiga belas tahun di Universitas Aberdeen. Dia belajar hukum
secara singkat sebelum beralih ke teologi. Dia tidak masuk ke dalam
pelayanan pada waktu itu, tetapi melakukan perjalanan selama
beberapa tahun. Ia mengunjungi Oxford , Cambridge , London,
theUnited Provinces dan France. Dia belajar bahasa Ibrani di
bawah Rabi di Amsterdam. Pada 1665 ia kembali ke Skotlandia dan
ditahbiskan di Gereja Skotlandia (kemudian episkopal) oleh uskup
Edinburgh. Pada 1664, ia terpilih sebagai Fellow di Royal Society.
10
yang lebih efisien dan kekayaan yang melimpah dari negri jajahan membuat
bangsa eropa semakin sejahtera. Dengan terpenuhinya kebutuhan dasar,
mereka memiliki waktu dan energi untuk makin mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Middle Age merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami masa
kekuasaan, justru malah gereja lah yang mengatur pemerintahan. Berbagai hal
pusat dari tata surya, tetapi hal ini bertolak belakang dari gereja sehingga
Copernicus dibunuhnya.
filsafat yang dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran agama.Oleh
pemerintah atas saran dari gereja maka timbulah sebuah gerakan kultural,
11
pada awalnya merupakan pembaharuan di bidang kejiwaan, kemasyarakatan,
dominasi gereja mulai berpengaruh maka hal seperti itu tidak mereka peroleh
kembali di dalam seni, artinya bahwa renaissance tidak dipengaruhi oleh ide-
hiasan.
teladan dan sebagainya yang diambil dari pemikiran budaya klasik sehingga
(perang agama).
12
stratifikasi sosial masyarakat agraris yang feodalistik. Maka kebebasan untuk
Gambar 3. Al-Kindi
13
Nama lengkap Al-Kindi adalah Abu Yusuf Ya’qub bin Ishak
bin Ash-Shabah bin Imran bin Ismail bin Al-Asy’ats bin Qays Al-
Kindi. Al-Kindi dilahirkan di Kufah pada 800 M. Ia berasal dari
kalangan bangsawan Irak, tepatnya dari suku Kindah. Ia hidup di
Basra dan meninggal di Baghdad pada 876 M. Al-Kindi adalah orang
Islam pertama yang muncul dengan gagasan-gagasan filsafat dan
dianggap sebagai representasi awal dari sederatan filosof muslim
yang muncul kemudian. Al-Kindi juga merupakan filosof
berkebangsaan Arab pertama, sehingga ia kerap pula disebut sebagai
Failasuf al-Arab. Ia muncul dengan ide tentang adanya kesamaan
kebenaran antara agama dengan filsafat, sehingga menurutnya tidak
perlu ada petentangan antara keduanya.
Al-Kindi dikenal sangat luas wawasannya. Dari filsafat,
eksakta hingga kebudayaan dikuasainya. Para ilmuwan Barat,
semisal Geronemo Cardano (1501-1576) dan Roger Bacon (1214-
1294), menilainya sebagai seorang pemikir paling cerdik dalam
sejarah dunia, pakar tanpa tandingan dalam bidang optik, filsuf jenius
bangsa Arab.
Al-Kindi gemar mengkaji dan mempelajari filsafat
Aristoteles. Karena itu, konsep pemikirannya, terutama dalam bidang
sains dan psikologi banyak dipengaruhi filosof Yunani kuno itu.
Karya-karya Al-Kindi tidak hanya satu aspek, akan tetapi meliputi
filsafat, logika, musik, aritmatika.
Selain filsafat, Al-Kindi menulis banyak karya lain dalam
berbagai bidang seperti Geometri, Astronomi, Astrologi, Aritmatika,
Musik, Fisika, Medis, Psikologi, Meteorologi, dan Politik
(Muhammad Lutffi Jum’ah, Tarikh Falasifah Al Islam, Mesir, 1927).
Ibn Abi Usaibi’ah penulis Tabaqat al-Atibba’ mencatat Al-Kindi
sebagai seorang dari empat penerjemah mahir pada era gerakan
penerjemahan, selain Hunayn bin Ishaq, Tabit bin Qurrah dan Umar
bin Farkhan al-Tabari.
14
2) Al-Fārābi (870 M - 950 M).
Gambar 4. Al-Farabi
15
Alleppo. Akhirnya Al-Farabi diberi kedudukan menjadi ulama istana.
Ia hidup sederhana dan mengguinakan gajinya untuk beramal dan
dibagikan kepada fakir miskin di Alleppo dan Damaskus.Al-Farabi
wafat pada usia 80 tahun di Alleppo tahun 950 M.
Hasil Pemikiran Al-Farabi
Filsafat Al-Farabi memiliki corak dan tujuan yang berbeda dari
filsafat lainnya karena ia mengambil ajaran-ajaran para filosof
terdahulu, membangun kembali dalam bentuk yang sesuai dengan
lingkup kebudayaan, dan menyusunnya dengan sistematis dan
selaras. Namun, sebagian filsafat Al-Farabi ini dianggap keliru
sehingga ditolak oleh ilmu pengetahuan modern.Akan tetapi, Al-
Farabi tetap memiliki peranan yang penting dan pengaruh yang besar
di bidang pemikiran masa-masa sesudahnya. Berikut ini adalah
beberapa pemikiran filsafat Al-Farabi:
1. Filsafat
2. Falsafat Emanasi/Pancaran
3. Falsafat Kenabian
4. Teori Politik
Al-Farabi merupakan filsuf Islam terbesar, ia memiliki keahlian
di berbagai bidang, di antaranya adalah ilmu bahasa, matematika,
kimia, astronomi, kemiliteran, musik, ilmu alam, ketuhanan, fiqh,
dan manthiq. Tetapi, sayangnya tidak banyak karya dari Al-Farabi
yang diketahui, karena karyanya berupa risalah yang merupakan
karangan pendek dan tidak banyak yang berupa buku besar yang
pembahasannya mendalam, kebanyakan karyanya telah hilang.
Adapun judul dari karya-karyanya sebagai berikut:
1. Al-Jam’u baina Ra’yay Al-Hakimain Aflathun wa Aristhu;
2. Tahqiq Ghardh Aristhu fi Kitab ma Ba’da Ath-Thabi’ah;
3. Syarah Risalah Zainun Al-Kabir Al-Yunani;
4. At-Ta’liqat;
5. Risalah fima Yajibu Ma’rifat Qabla Ta’allumi al-Falsafah;
16
6. Kitab Tahshil As-Sa’adah;
7. Risalah fi Itsbat Al-Mufaraqah;
8. ‘Uyun Al-Masa‘il;
9. Ara’ Ahl Al-Madinah Al-Fadhilah;
10. Ihsa Al-Ulum wa At-Ta’rif bi Aghradita;
11. Maqalat fi Ma’ani Al-Aql;
12. Fushul Al-Hukm;
13. Risalat Al-Aql;
14. As-Siyasah Al-Madaniyah;
15. Al-Masa’il Al-Falsafiyah wa Al-Ajwibah Anha.
Ciri khas dari karya-karya Al-Farabi adalah memberi ulasan
dan juga penjelasan terhadap karya dari Aristoteles, Iskandar Al
Fraudismy dan Plotinus. Karya nyata dari Al-Farabi sebagai berikut:
1. Al jami’u Baina Ra’yai Al Hakimain Afalatoni Al Hahiy wa
Aristho-thails (pertemuan/penggabungan pendapat antara Plato
dan Aristoteles);
2. Tahsilu as Sa’adah (mencari kebahagiaan);
3. As Suyasatu Al Madinah (politik pemerintah);
4. Fususu Al Taram (hakikat kebenaran);
5. Arro’u Ahli Al Madinati Al Fadilah (pemikiran-pemikiran utama
pemerintah);
6. As Syisyah (ilmu politik);
7. Ihsho’u Al Ulum (kumpulan berbagai ilmu),
Gambar 5. Al-Khawarizmi
17
Al – Khawarizmi merupakan salah satu tokoh terkenal dalam
bidang ilmu pengetahuan, terutama pada bidang matematika. Nama
lengkapnya adalah Abu Jafar Muhammad Ibn Musa al – Khawarizmi.
Namanya merujuk tempat kelahiran di timur Laut Kaspia, berdekatan
dengan Delta Oxus diatas Laut Aral wilayah Baghdad. Al –
Khawarizmi lahir pada tahun 780 M di Khawarizm (sekarang
Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 M di Baghdad. Selain
matematika, Al – Khawarizmi juga merupakan seorang ahli pada
bidang astronomi, astrologi dan geografi.
Al – Khawarizmi merupakan guru aljabar di Eropa , beliau telah
menciptakan pemakaian secans dan tangen dalam penyelidikan
trigometri dan astronomi. Dalam usia muda beliau bekerja dibawah
pemerintahan khalifah al.Ma’mum, bekerja di Bayt al-Hikmah di
Baghdad. Beliau bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat
belajar matematika dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya
untuk memimpin perpustakan khalifah. Beliau pernah
memperkenalkan angka-angka india dan cara-cara perhitungan india
pada dunia Islam. Beliau juga merupakan seorang penulis
Ensiklopedia dalam berbagai disiplin. Al-kwarizmi adalah seorang
tokoh yang pertama kali memperkenalkan aljabar dan hisab. Banyak
lagi ilmu pengetahuan yaitu beliau pelajari dalam bidang matematika
dan menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu popular
yang masih digunakan sampai sekarang.
Karya-karya yang dihasilkan oleh Al-Khawarizmi adalah
Karya Al-khawarizmi yang pertama adalah kitab al-jabar yang
dipublikasikan tahun 830 M. nama Al-Jabar berasal dari kitab al
mutahtasar fi hisab al-jabr wa’l-muqabala atau “Buku Rangkuman
untuk Kalkulasi dengan melengkapi dan menyeimbangkan Buku ini
menjelaskan secara detil mengenai solusi sistemik dari linear dan
notasi kuadrat. Buku Al-jabar dijadikan rujukan dan dipakai secara
luas diseluruh dunia (termasuk di Indonesia tentunya) dari mulai
18
dipublikasikan hingga sekarang. Sehingga al-khawarizmi dijuluki
Bapak Aljabar
Berabad-abad kemudian, ahli matematika dari Barat, termasuk
Galileo dan Fibonacci, sangat menghargai penjelasan al-Khwarizmi
yang terperinci tentang cara penggunaan persamaan. Penjelasan al-
Khwarizmi ini menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang
aljabar, aritmetika, dan trigonometri. Karena trigonometri tersebut,
para ahli Timur Tengah bisa menghitung nilai sudut dan sisi dari
segitiga serta lebih memahami ilmu astronomi.
Karena kepintaranya dalam matematika beliau menemukan
rumus dan cara baru pengaplikasian matematika yang sangat berguna.
Buktinya dalam sebelum ada cendekiawan seperti beliau belum ada
ilmuwan yang menemukan rumus seperti itu.
Dalam kitab ini menjelaskan tentang ringkasan rumus
perhitungan Aljabar dan perbandinganya. Bukan hanya itu saja dalam
buku ini juga menguraikan pengertian-pengertian geometris. Bahkan
juga seperti rumus teorima segitiga pergitungan jajargenjang dan
lingkaran pun juga tersedia disitu.
Kitab tersebut pada tahun1831 di terjemahkan oleh F. Rosen,
seorang matematikawan asal Inggris. Karena Manfaatnya sangat
banyak para metamatikawan berlomba-lomba untuk
menerjemahkanya dan mempelajarinya. Bahkan setiap penerjemah
memilik peningkatan dalam segi pemahaman.
Karya Al-khawarizmi yang kedua adalah Kitab Al-Jam Wa’-
Tafriq Bi-Hisab Al-Hid. Dalam kitab ini berisi tentang pelajaran
pertama penggunaan bilangan desiamal. Dengan adanya kitab ini
merupakan titik awal berkembangnya matematika dan sains dunia.
Para pelajar di Eropa mengaitkan al Khawarizmi dengan aritmatika
baru yang dimana menjadi basis notasi angka, menjadikan penulisan
angka arab dikenal dengat Algorthm.
19
Betapa pentingnya karya beliau karena notaasi pertama
menggunakan angka Arab dari 1 hingga 9, 0 dan juga nilai-nilai
penempatan. Bukan hanya itu saja dari penerapanya pun juga
dilengkapi aturan-aturan untuk penggunaan bilangan nitasi Arab.
Selain itu juga adanya penjelasan tentang empat operasi hitung
yang ada dalam kitab tersebut yaitu pertambahan, pengurangan,
pembagian, dan juga perkalian. Ini juga mengakomodir dari bentuk
tulisan angka yang lazim digunakan yaitu penggunaan akar dan enam
digit desimal.
Kemudian Al Khawarizmi juga seseorang yang
memperkenalkan angka 0 (nol) pada dunia ilmu perhitugan. Beliau
mengenalkan kepada dunia bahwa angka 0 bukanlah sekedar angka,
penemuanya menjadikan revolusi pemikiran terhadap ramah
matematik dan sains modern.
Karya Al-khawarizmi yang ketiga adalah Taqwimul Buldaan
Dalam buku ini mempelajari tentang geografi. .
4) Ibnu Haitham
20
berkhidmat dengan pihak pemerintah di sana, beliau mengambil
keputusan merantau ke Ahwaz dan Baghdad. Di perantauan beliau
telah melanjutkan pengajian dan menumpukan perhatian pada
penulisan. Kecintaannya kepada ilmu telah membawanya berhijrah
ke Mesir. Selama di sana beliau telah mengambil kesempatan
melakukan beberapa kerja penyelidikan mengenai aliran dan saliran
Sungai Nil serta menyalin buku-buku mengenai matematika dan
falak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan uang cadangan dalam
menempuh perjalanan menuju Universitas Al-Azhar.
Hasil daripada usaha itu, beliau telah menjadi seorang yang
amat mahir dalam bidang sains, falak, matematik, geometri,
pengobatan, dan falsafah. Tulisannya mengenai mata, telah menjadi
salah satu rujukan yang penting dalam bidang pengajian sains di
Barat. Malahan kajiannya mengenai pengobatan mata telah menjadi
asas kepada pengajian pengobatan modern mengenai mata.Beliau
banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya, dan telah
memberikan ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan
Kepler dalam menciptakan mikroskop serta teleskop. Beliau
merupakan orang pertama yang menulis dan menemui pelbagai data
penting mengenai cahaya.
Beberapa buah buku mengenai cahaya yang ditulisnya telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris, antaranya ialah Light dan
On Twilight Phenomena. Kajiannya banyak membahaskan mengenai
senja dan lingkaran cahaya di sekitar bulan dan matahari serta bayang
bayang dan gerhana.
Menurut Ibnu Haitham, cahaya fajar bermula apabila matahari
berada di garis 19 darjah di ufuk timur. Warna merah pada senja pula
akan hilang apabila matahari berada di garis 19 darjah ufuk barat.
Dalam kajiannya, beliau juga telah berjaya menghasilkan kedudukan
cahaya seperti bias cahaya dan pembalikan cahaya.
21
Ibnu Haitham juga turut melakukan percubaan terhadap kaca
yang dibakar dan dari situ terhasillah teori lensa pembesar. Teori itu
telah digunakan oleh para saintis di Itali untuk menghasilkan kanta
pembesar yang pertama di dunia.
Yang lebih menakjubkan ialah Ibnu Haitham telah menemui
prinsip isi padu udara sebelum seorang saintis yang bernama
Trricella mengetahui perkara itu 500 tahun kemudian. Ibnu Haitham
juga telah menemui kewujudan tarikan graviti sebelum Issaac
Newton mengetahuinya. Selain itu, teori Ibnu Haitham mengenai
jiwa manusia sebagai satu rentetan perasaan yang bersambung-
sambung secara teratur telah memberikan ilham kepada saintis barat
untuk menghasilkan wayang gambar. Teori beliau telah membawa
kepada penemuan filem yang kemudiannya disambung-sambung dan
dimainkan kepada para penonton sebagaimana yang dapat kita
tontoni pada masa kini.
Karya Ibnu Al Haitham
Ibnu Haitham membuktikan pandangannya apabila beliau
begitu ghairah mencari dan mendalami ilmu pengetahuan pada usia
mudanya. Sehingga kini beliau berjaya menghasilkan banyak buku
dan makalah. Antara buku karyanya termasuk:
Al’Jami’ fi Usul al’Hisab yang mengandungi teori-teori ilmu
metametik dan metametik penganalisaannya;
Kitab al-Tahlil wa al’Tarkib mengenai ilmu geometri;
Kitab Tahlil ai’masa^il al ‘Adadiyah tentang algebra;
Makalah fi Istikhraj Simat al’Qiblah yang mengupas tentang arah
kiblat bagi segenap rantau;
Makalah fima Tad’u llaih mengenai penggunaan geometri dalam
urusan hukum syarak dan
Risalah fi Sina’at al-Syi’r mengenai teknik penulisan puisi.
22
5) Ibnu Sina (980 M -1037 M).
23
pemikiran dan tangannya. Ia tak hanya berkarya dalam bidang
kedokteran atau pengobatan saja, melainkan juga pada bidang
filsafah dan metafisika.
Adapun beberapa karya yang telah ia hasilkan diperkirakan
mencapai lebih dari 250 judul yang ia tulis. Ini menggambarkan
kemampuan dan kecerdasannya yang luar biasa. Dari karyanya yang
berjumlah ratusan itu, ada beberapa bukunya yang terkenal, di
antaranya adalah: Al Qanun fi at Thib (Canon of Medicine), yang
banyak membahas teori-teori pengobatan yang kini bahkan masih
dipaktekkan di dalam dunia kedokteran. Khususnya pada teori yang
dihasilkan dari penelitian eksperimental. Asy Syifa, buku yang terdiri
dari 18 jilid ini berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan. An
Najat Mantiq al Masyriqin ada kebiasan baik dari Ibnu Sina yang
dapat kita tiru pada keseharian kita. Ia membiasakan berwudhu dan
sholat sunnah 2 rakaat setiap kali ia stuck, jenuh dan menemukan
jalan buntu pada tulisan-tulisan maupun penelitiannya. Dan setelah ia
melakukannya ia menemukan inspirasi kembali pada dirinya atau
mungkin inspirasi datang dalam mimpi di tidurnya. Akhir Hayat Ibnu
Sina Ia meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan , Emirate
Kakuyid. Saat usianya 56 tahun, dua bulan sebelum ia berumur 57
tahun. Menurut pernyataan sekretarisnya, Al-Jauzakani, Ibnu Sina
adalah seorang yang workaholic. Di sepanjang waktu siangnya ia
gunakan untuk melakukan penelitian di laboratorium, mengajar atau
menangani pasiennya. Sedangkan di waktu malamnya ia gunakan
untuk beribadah, belajar dan menulis buku serta jurnal-jurnalnya.
Karena semangatnya ia dalam belajar, beribadah serta bekerja, Ibnu
Sina dikabarkan meninggal akibat kelelahan. Bahkan sangking
sibuknya dia, Ibnu Sina tidak pernah menikah di sepanjang hidupnya.
Itulah Ibnu Sina, seorang pekerja keras dan selalu mendahului ilmu
di atas segalanya. Ada dua pesan menarik di akhir hayatnya. Pertama,
saat ia mendapat teguran dari kerabat dan temannya mengenai
24
kebiasaan workaholic ini, Ibnu Sina menjawab “saya lebih memilih
umur pendek yang penuh makna dan karya, daripada umur panjang
yang hampa”. Kedua, saat menjelang kepergiannya, ia mendatangi
setiap orang yang pernah ia sakiti untuk meminta maaf. Dan harta
yang telah ia kumpulkan ia bagikan untuk fakir miskin di sekitarnya.
6. Al- batani
Gambar 8. Al-Battani
25
mendasar mereka adalah buku Ptolomeus yang dikenal oleh orang
Arab dengan judul Al-Majesty.
Para ahli astronomi Arab banyak yang mengikuti Ptolomeus
yang berpendapat bahwa bumi dian dan dikitari oleh delapan planet:
Matahari, bulan, 5 planet dan bintang. Untuk membuktikan
kesesuaian antara tatanan seperti itu dan kenyataan yang ada, dia
meletakkan aturan perputaran dan hitungan matematisnya. Akan
tetapi dengan berlalunya waktu tahu, Bangsa Arab tahu mengenai
kelemahan Ptolomeus sehingga mereka mengkritiknya tanpa
memberikan jalan keluar.
Kegiatan Al-Battani tercurahkan kepada yang dinamakan al-
zayj atau kalender astronomi yang dia buat pada tahun 900 masehi
dengan sangat cermat dan akurat. Pengamatannya yang sangat akurat
mengenai gerhana matahari menjadi dasar yang pasti bagi
pengamatan sejenis hingga tahun 1749 Masehi.
Bukunya Al-Zayj berisi hasil-hasil peneropongannya terhadap
bintang-bintang tetap. Buku tersebut telah diterjemahkan juga ke
dalam bahasa Latin dan bahasa Spanyol. Namun buku-bukunya yang
jumlahnya 4 jilid tidak sampai ke tangan kita.
Pengaruhnya sangat besar bukan saja dalam bidang ilmu
astronomi untuk kalangan bangsa Arab saja, melainkan juga dalam
ilmu astronomi dan hitungan segitiga lingkaran pada bangsa Eropa
pada abad pertengahan dan awal renaissance. Dia telah menetapkan
hitungan yang sangat akurat mengenai panjang hitungan tahun dan
pembagian musimnya serta peredaran yang pasti untuk Matahari.
Al-Battani juga membenarkan ucapan Ptolemeus mengenai
tetapnya posisi bumi yang berjauhan dengan matahari, dengan
membangun dalil atas perubahan yang terjadi pada teori yang
ditemukan Ptolomeus dan dengan mengikuti gerakan rata-rata planet
tersebut. Akhirnya Al-Battani mendapatkan kesimpulan bahwa
penyesuaian waktu berubah sangat lamban. Al-Battani juga
26
memastikan perubahan sudut tampak matahari, dan kemungkinan
terjadinya gerhana matahari total.
Selain itu, Al-Battani juga meluruskan sejumlah pengetahuan
mengenai gerakan bulan dan bintang bergerak. Dia membuat teori
baru yang menunjukkan tingkat kecerdasan dan keluasan
wawasannya, yang menjelaskan kondisi dimana bulan bisa terlihat,
dan memantapkan gerakan rata-rata yang ditemukan oleh Ptolemeus.
Dia juga memiliki hasil peneropongan gerhana bulan dan
gerhana matahari yang dijadikan patokan oleh Dantrhone pada tahun
1749 M tentang batas kecepatan bulan dalam satu abad. Dia
memberikan pemecahan yang sangat bagus melalui pencarian titik
tengah bagi segitiga lingkaran.
Dalam bidang ilmu pasti Al-Battani adalah orang yang
pertama kali memasukkan sinus dan cosinus dalam ilmu pasti. Dia
menggunakan sinus dan cosinus sebagai ganti hypotenuse yang
banyak digunakan oleh orang Yunani. Lalu dia menyempurnakan
definisi bayangan semu dan bayangan inti, selain membuat daftar
untuk dua hal tersebut.
Penemuan hukum segitiga sama sisi yang sempurna pun
dinisbatkan kepadanya. Selain itu dia juga memecahkan berbagai
persoalan hitungan ala Yunani dengan menggunakan cara ilmu ukur
untuk mengetahui detail ukurannya.
Hasil yang dicapai oleh Al-Battani dalam ilmu Astronomi
mendapatkan tempat dalam sejarah ilmu pengetahuan. Dia adalah
seorang ahli ilmu astronomi yang brilian tanpa menggunakan
peralatan yang canggih yang baru ditemukan pada abad ke-17.
Kesuksesannya kembali kepada dua hal berikut.
Pertama dia menggunakan metode dan alat teropong yang jauh
lebih maju daripada yang dimiliki oleh orang Yunani. Bahkan
sebagian peralatan yang ada yang tidak diketahui sama sekali oleh
mereka.
27
Kedua, dia menggunakan hitungan yang akurat dalam
menghitung persoalan-persoalan yang dihadapinya dalam ilmu
astronomi. Hitungan yang dipergunakan jauh lebih maju daripada
yang dipergunakan oleh orang Yunani, termasuk hitungannya dalam
berbagai segitiga yang juga belum dikenal oleh mereka.
Yang membuat mereka gagal dalam kajian di bidang ilmu
astronomi dan geografi adalah karena mereka mengandalkan cara
hitung yang konvensional.
7. Ibnu Al-Haytsam
28
sungai untuk mencegah banjir. Selain itu, ia juga gemar menyalin
buku matematika dan ilmu falak.
Al-Haytsam menguasai beragam ilmu, seperti fisika,
astronomi, matematika, pengobatan, dan filsafat. Tulisannya yang
menjelaskan perihal mata menjadi salah satu rujukan penting dalam
bidan penelitian sains di Barat. Sementara itu, analisanya mengenai
pengobatan mata dijadikan kajian dasar pengobatan mata dunia
modern. Al-Haytsam adalah orang pertama yang menulis dan
menemukan data penting tentang cahaya. Beberapa buku al-Haytsam
tentang cahaya telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris,
seperti Light and Twiliht Phenomena.
Al-Haytsam sering melakukan berbagai penelitian, sebelum
kemudian menuliskan hasilnya dalam bentuk kajian. Salah satu
kajiannya yang cukup terkenal adalah tentang lingkaran cahaya di
sekitar bulan dan matahari, bayang-bayang, dan gerhana.
Ibnu Al-Haytsam juga melakukan percobaan terhadap kaca yang
dibakar, yang kemudian menghasilkan Teori Lensa Pembesar. Teori
ini telah digunakan oleh para ilmuwan di Italia utuk menghasilkan
kaca pembesar pertama di dunia.
Ibnu al-Haytsam juga menemukan prinsip isi-padu udara, jauh
sebelum seorang ilmuwan bernama Tricella mengetahui hal tersebut
lima ratus tahun kemudian. Selain itu, teori Ibnu al-Haytsam tentang
jiwa manusia sebagai satu rentetan perasaan yang saling terhubung
telah memberikan ilham bagi para ilmuwan Barat untuk
menciptakam gambar bergerak atau film.
Karya-karya Ibnu al-Haytsam telah diterjemahkan dalam
berbagai bahasa, seperti Latin, Ibrani, dan Inggris (tahun 1900-an).
Para ilmuwan Barat menyebut Ibnu Haytsam sebagai Greates Student
Optics of All Times (Ilmuwan Terbesar di bidang Optik Sepanjang
Zaman) karena ia telah melakukan banyak penelitian di bidan
fisiologi optik. Selain meneliti, al-Haytsam juga menulis kitab fi al-
29
mansit (Kamus Optika). Para penulis abd pertengahan yang ingin
memperdalam pengetahuan tentang ilmu mata sering menggunakan
buku ini sebagai pegangan, seperti yang dilakukan oleh Roger Bacon
dan johann keppler. Sebuah buku tentang bias sinas karangan Johann
Keppler yang berjudul Ad Vitellionem Paralipomena (1604), dan
diterbitkan pertama kali di Frankfurt, Jerman, didasarkan sepenuhnya
pada karya Ibnu al Haytsam.
8. Al-Khazini
30
Sumbangan penting Al-Khazini dalam bidang fisika
terangkum dalam kitab Mizan al-Hikmah yang ditulisnya pada tahun
1121. Dalam buku ini ia menjelaskan tentang teori keseimbangan
hidrostatika.Teori ini telah mendorong penciptaan peralatan ilmiah.
Tak mengherankan jika Robert E. Hall dalam tulisan bertajuk ”Al-
Khazini” yang dimuat dalam A Dictionary of Scientific Biography
Volume VII (1973) menyebutkan, ”Al-Khazini adalah salah seorang
saintis terbesar sepanjang masa.” Sedangkan editor Dictionary of
Scientific Bibliography, Charles C. Jilispe, menjuluki Al-Khazini
sebagai ”Fisikawan terbesar sepanjang sejarah.”
Dalam bukunya, Al-Khazini menerangkan prinsip
keseimbangan hidrostatika dengan tingkat ketelitian obyek sampai
ukuran mikrogram (10?6 gr). Tingkat ketelitian seperti ini, menurut
K. Ajram dalam The Miracle of Islamic Science, baru dapat tercapai
pada abad ke-20 M.
Al-Khazini juga menjelaskan definisi ”berat”. Menurutnya,
berat merupakan gaya yang inheren dalam benda-benda padat yang
menyebabkan mereka bergerak dalam satu garis lurus terhadap pusat
bumi (gravitasi) dan terhadap pusat benda itu sendiri. Besaran gaya
ini tergantung dari kerapatan benda.
Ia juga menerangkan pengaruh suhu (temperatur) terhadap
kerapatan benda. Hal ini ia lakukan sebelum Roger Bacon
menemukan dan membuktikan suatu hipotesis tentang kerapatan air
saat ia berada dekat pusat bumi. Sebagaimana para ilmuwan Muslim
lainnya yang hidup di era keemasan Islam, Al-Khazini merupakan
ilmuwan multidisiplin. Selain pakar fisika, ia juga ahli di bidang
biologi, kimia, matematika, astronomi, dan filsafat.
Al-Khazini, dan para ilmuwan Muslim lainnya, telah
melahirkan ilmu gravitasi yang kemudian berkembang di Eropa. Al-
Khazini juga telah berjasa meletakkan fondasi bagi pengembangan
mekanika klasik di era Renaisans Eropa. Inilah salah satu bukti
31
betapa para ilmuwan Muslim telah memberi kontribusi yang luar
biasa bagi peradaban dunia.
9. Al-Birun
32
edar langit, tempat alamiah benda serta masalah kontinuitas dan
diskontinuitas materi dan ruang.
Dalam membantah dalil kontinuitas materi yang menyatakan,
benda dapat terus-menerus dibagi secara tak terhingga, Al-Biruni
menjelaskan bahwa jika dalil itu benar tentu benda yang bergerak
cepat tidak akan pernah menyusul benda yang mendahuluinya,
namun bergerak lambat.
Kenyataannya, urai Al-Biruni, dalam pengamatan kita, benda
yang bergerak cepat dapat menyusul benda yang mendahuluinya
seperti bulan yang mendahului matahari karena gerak bulan jauh
lebih cepat daripada matahari. Lalu Al-Biruni menjelaskan bahwa
alangkah hinanya jika kita menafikan pengamatan atas kenyataan itu.
Sebagai seorang fisikawan, Al-Biruni memberikan sumbangan
penting bagi pengukuran jenis berat (specific gravity) berbagai zat
dengan hasil perhitungan yang cermat dan akurat. Konsep ini sesuai
dengan prinsip dasar yang ia yakini bahwa seluruh benda tertarik
oleh gaya gravitasi bumi.
Teori ini merupakan pintu gerbang menuju hukum-hukum
Newton 500 tahun kemudian. Al Biruni juga mengajukan hipotesa
tentang rotasi bumi di sekeliling sumbunya. Konsep ini lalu
dimatangkan dan diformulasikan oleh Galileo Galilei 600 tahun
setelah wafatnya Al Biruni.
10. Al-Bajjah
33
Namanya Abu-Bakr Muhammad Ibnu Yahya Ibnu Al-Sayigh.
Tapi ia biasa dipanggil Ibnu Bajjah yang berarti “anak emas”. Ibnu
Bajjah lahir di Saragoza, Spanyol, pada tahun 1082 dan wafat pada
1138 M. Ia mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan di zaman
kekuasaan Dinasti Murabbitun. ”Avempace” sebutan Barat untuk
Ibnu Bajjah–antara lain mengembangkan ilmu fisika, matematika,
astronomi, musik, ilmu kedokteran, psikologi, sastra, dan filsafat.
Sebagaimana Al-Haitham, karya Ibnu Bajjah dalam bidang
fisika banyak mempengaruhi fisikawan Barat abad pertengahan
seperti Galileo Galilei. Ibnu Bajjah menjelaskan tentang hukum
gerakan. Menurutnya, kecepatan sama dengan gaya gerak dikurangi
resistensi materi. Prinsip-prinsip yang dikemukakannya ini menjadi
dasar bagi pengembangan ilmu mekanika modern. Karena itu tidak
mengherankan jika hukum kecepatan yang dikemukakan Galilei
sangat mirip dengan yang dipaparkan Ibnu Bajjah. Karya-karya Ibnu
Bajjah mengenai analisis gerakan juga sangat mempengaruhi
pemikiran Thomas Aquinas.
11. Al-Farisi
34
merevisi teori pembiasan cahaya yang telah ditulis oleh Al-Haitham.
Hasil revisi itu ia tulis dalam kitab Tanqih al-Manazir (Revisi tentang
Optik).
Menurut Al-Farisi, tidak semua teori optik yang
dikemukakan Al-Haitham benar. Karena itulah ia berusaha
memperbaiki kelemahan dan menyempurnakan teori Al-Haitham.
Tak cuma itu, teori Al-Haitham soal pelangi juga ia perbaiki. Bahkan
Al-Farisi mampu menggabungkan teori Al-Haitham ini dengan teori
pelangi dari Ibnu Sina. Para ahli sebelum al-Farisi berpendapat
bahwa warna merupakan hasil sebuah pencampuran antara gelap
dengan terang. Secara khusus, ia pun melakukan penelitian yang
mendalam soal warna. Ia melakukan penelitian dengan lapisan/bola
transparan. Hasilnya, al-Farisi mencetuskan bahwa warna-warna
terjadi karena superimposition perbedaan bentuk gambar dalam latar
belakang gelap.
“Jika gambar kemudian menembus di dalam, cahaya
diperkuat lagi dan memproduksi sebuah warna kuning bercahaya.
Selanjutnya mencampur gambar yang dikurangi dan kemudian
sebuah warna gelap dan merah gelap sampai hilang ketika matahari
berada di luar kerucut pembiasan sinar setelh satu kali pemantulan,”
ungkap al-Farisi.
Penelitiannya itu juga berkaitan dengan dasar investigasi
teori dalam dioptika yang disebut al-Kura al-muhriqa yang
sebelumnya juga telah dilakukan oleh ahli optik Muslim terdahulu
yakni, Ibnu Sahl (1000 M) dan Ibnu al-Haytham (1041 M).
Dalam Kitab Tanqih al-Manazir , al-Farisi menggunakan bejana kaca
besar yang bersih dalam bentuk sebuah bola, yang diisi dengan air,
untuk mendapatkan percobaan model skala besar tentang tetes air
hujan.
Dia kemudian menempatkan model ini dengan sebuah
kamera obscura yang berfungsi untuk mengontrol lubang bidik
35
kamera untuk pengenalan cahaya. Dia memproyeksikan cahaya ke
dalam bentuk bola dan akhirnya dikurangi dengan beberapa
percobaan dan penelitian yang mendetail untuk pemantulan dan
pembiasan cahaya bahwa warna pelangi adalah sebuah fenomena
dekomposisi cahaya.
Hasil penelitiannya itu hampir sama dengan Theodoric of
Freiberg. Keduanya berpijak pada teori yang diwariskan Ibnu
Haytham serta penelitian Descartes dan Newton dalam dioptika
(contohnya, Newton melakukan sebuah penelitian serupa di Trinity
College, dengan menggunakan sebuah prisma agak sedikit berbentuk
bola). Al-Farisi mampu menjelaskan fenomena alam ini dengan
menggunakan matematika. Inilah salah satu karya fenomenalnya.
12. Taqi Al-Din
36
Kitab-kitab lainnya antara lain menerangkan tentang optik,
matematika, mekanika, astronomi, dan astrologi.
2.5 Hubungan Zaman Kegelapan di Eropa dengan Bangsa Arab
37
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Zaman kegelapan adalah sebuah zaman antara runtuhnya kekaisaran
Romawi dan Renaissance atau munculnya kembali peradapan lama,
menyiratkan periode peraliahan antara antiquity klasik dan era modern.
Zaman kegelapan (dark age) berarti menghadapi kemunduran intelektual
dan kemunduran ilmu pengetahuan dikarena kurangnya catatan sejarah
tertulis pada masa ini.
Penyebab zaman kegelapan adalah Jatuhnya kekaisaran
romawi ,Kurang aktifnya aktivitas intelektual pada masa ini , Banyaknya
kalangan yang memberikan stereotipe pada masa ini , Dominasi kekuatan
agama yang begitu besar ,Prinsip-prinsip moralitas yang agung ,Wujud
kekuasaan agama yang sangat berpengaruh ,Diawasinya pemikiran
masyarakat dan politik oleh gereja dan para pendeta.
Dampak yang ditimbulkan akibat adanya masa kegelapan :Kurang
diperolehnya catatan – catatan sejarah tertulis, tidak seperti pada zaman-
zaman sebelumnya, Penurunan demografis, Aktivitas bangunan –bangunan
yang terbatas, seperti dalam membangun, perpustakaan dan universitas –
universitas sebagai pendukung perkembangan ilmu pengetahuan pada masa
itu, Tidak adanya teks sejarah yang masih dalam bahasa yunani, akibat
sangat sedikitnya naskah yunani yang di salin pada periode kegelapan
tersebut, Kurangnya prestasi – prestasi yang di peroleh di bidang ilmu
pengetahuan akibat dari terbatasnya pemikiran dan ditolaknya pemikiran –
pemikiran.,Kehidupan di atur oleh takhayul dan ketakutan yang di picu oleh
kebodohan.
3.2 Saran
38
makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah
dijelaskan.
39
DAFTAR PUSTAKA
Bron, Alison, 2009, Sejarah Renaisans Eropa, Yogyakarta:Kreasi Wacana.
H. Haikal, 1989, Renissance dan Reformasi, Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
http://momentumsudutdanrotasibendategar.blogspot.com/2012/12/sains-zaman-
kegelapan.html
(diakses pada tanggal 2 Oktober 2018)
https://www.scribd.com/document/346518128/Materi-6-Sains-Pada-Zaman-
Kegelapan
(diakses pada tanggal 2 Oktober 2018)
http://www.tadungkung.com/2012/06/para-ilmuan-muslim-bidang-
fisika.html#ixzz2QJwYXXNi
(diakses pada tanggal 14 Oktober 2018)
40