Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

FILSAFAT MODERN RENAINSSANCE DAN


HUMANISME

OLEH

KASNI 2220203870232038
MADINA 2220203870232052
ZAKINA SAHARA 2220203870232074

Makalah Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pengantar


Filsafat

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah mencurahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ilmu Akhlak yang diampuh oleh Ibu Prof. Dr. Sitti Jamilah Amin, M.Ag.
Tak lupa pula shalawat dan salam kita kirimkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad
SAW.yang senantiasa menjadi teladan bagi kita semua.
Berkat rahmat dan karunia Allah SWT.serta didorong kemauan yang keras dan
kemampuan yang ada, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang
“Filsafat Modern : Renainssance dan Humanisme”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
kami butuh kritik serta saran yang bertujuan untuk memperbaiki karya- karya kami
selanjutnya di waktu yang akan datang dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

Parepare, 01 April 2023

Kelompok 11

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL...............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan Penulis.........................................................................................................................1
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Filsafat Modern........................................................................................................................2
B. Renainssance............................................................................................................................2
C. Humanisme..............................................................................................................................8
PENUTUP..........................................................................................................................................21
Kesimpulan....................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................22

iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zaman Renaissance (kebangkitan kembali budaya Gracco-Roman di Italia dan Eropa)
terjadi sekitar abad ke 14, Pengertian Renainssance adalah manusia mulai memiliki
kesadaran-kesadaran baru yang mengedepankan nilai dan keluhuran manusia Pokok
zaman ini adalah pandangan "kembali ke bumi" sebagai reaksi terhadap pandangan
Abad Pertengahan yang menekankan "surgawi" akibat besarnya pengaruh dogma
dogma agama.
Pada masa Renaissance muncul aliran yang menetapkan kebenaran berpusat pada
manusia, yang kemudian disebut dengan Humanisme. Aliran ini lahir disebabkan
kekuasaan gereja yang telah menafikan berbagai penemuan manusia. bahkan dengan
doktrin dan kekuasaannya, gereja telah meredam para filosof dan ilmuan yang
dipandang dengan penemuan ilmiahnya telah mengingkari kitab suci yang selama ini
telah diacu oleh kaum kristiani.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu filsafat modern?
2. Apa yang dimaksud Renainnsance?
3. Bagaimana sejarah humaniesme?
C. Tujuan Penulis
1. Untuk mengetahui pengertian renainssance.
2. Untuk mengetahui apa itu Renainnsance.
3. Untuk mengetahui sejarah humaniesme.

1
PEMBAHASAN
A. Filsafat modern
Filsafat Barat modern memiliki corak yang berbeda dengan filsafat Abad
Pertengahan. Letak perbedaan itu terutama pada otoritas kekuasaan politik dan ilmu
pengetahuan. Jika pada Abad Pertengahan otoritas kekuasaan mutlak dipegang oleh
Gereja dengan dogma-dogmanya, maka pada zaman Modern otoritas kekuasaan itu
terletak pada kemampuan akal manusia itu sendiri. Manusia pada zaman modern tidak
mau diikat oleh kekuasaan manapun, kecuali oleh kekuasaan yang ada pada dirinya
sendiri yaitu akal.
Secara umum,ciri filsafat modern mempertahankan kecenderungan individualisme
dan subjektif mungkin hal itu karna manusia dengan akalnya dapat menemukan
kebenaran yang manusia dengan akalnya yang didasarkan pada rasio dan materi.
Renaissance memiliki hubungan erat dengan perkembangan filsafat modern. Periode
ini menandai pergeseran pemikiran dan pendekatan filosofis yang menjadi fondasi
bagi perkembangan filsafat modern.

B. Renaissance
Renaissance berarti “lahir kembali”. Renaissance adalah istilah dari bahasa Prancis.
Dalam bahasa Lain, re + nasci berarti lahir kembali (rebirth). Istilah ini biasanya
digunakan oleh sejarawan untuk menunjuk berbagai periode kebangkitan intelektual,
khususnya yang terjadi di Eropa, dan lebih khusus lagi di Italia. Pengertian
Renainssance adalah manusia mulai memiliki kesadaran-kesadaran baru yang
mengedepankan nilai dan keluhuran manusia. Menurut jules Michelet, Renaissance
ialah periode penemuan manusia dan dunia. Pada zaman ini berbagai gerakan bersatu
untuk menentang pola pemikiran abad pertengahan yang dogmatis, sehingga
melahirkan suatu perubahan revolusioner dalam pemikiran manusia dan membentuk
suatu pola pemikiran baru. dalam filsafat Zaman renaisans terkenal dengan era
kelahiran kembali kebebasan manusia dalam berpikir seperti pada zaman Yunani
kuno. Manusia dikenal sebagai animal rationale, karena pada masa ini pemikiran
manusia mulai bebas dan berkembang. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil
usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan Ilahi. Saat itu manusia Barat mulia
berpikir secara baru dan berangsur-angsur melepaskan diri dari otoritas kekuasaan
Gereja yang selama ini telah mengungkung kebebasan dalam mengemukakan
kebenaran filsafat dan ilmu pengetahuan
Istilah ini mula-mula di gunakan oleh seorang ahli sejarah terkenal yang bemama
Jules Michelet, kemudian di kembangkan oleh J. Burckhardt (1860) untuk konsep
sejarah yang menunjuk kepada periode yang bersifat individualisme, kebangkitan

2
kebudayaan antik, penemuan dunia dan manusia sebagai periode yang di lawankan
dengan periode Abad Pertengahan. Renaissance atau kelahiran kembali di Eropa ini
merupakan suatu gelombang kebudayaan dan pemikiran yang di mulai di Italia,
kemudian di Francis, Spanyol. dan selanjutnya hingga menyebar ke seluruh Eropa.
Abad Pertengahan adalah abad ketika alam pikiran di kungkung oleh Gereja.
Dalam keadaan seperti itu kebebasan pemikiran amat di batasi, sehingga
perkembangan sains sulit terjadi, demikian pula filsafat tidak berkembang, bahkan
dapat di katakan bahwa manusia tidak mampu menemukan dirinya sendiri. Oleh
karena itu, orang mulai mencari alternatif dalam perenungan mencari alternatif itulah
orang teringat pada suatu zaman ketika peradaban begitu bebas dan maju. pemikiran
tidak di kungkung sehingga sains berkembang yaitu zaman Yunani kuno. Pada zaman
Yunani kuno tersebut orang melihat kemajuan kemanusiaan telah terjadi. Kondisi
seperti itulah yang hendak di hidupkan kembali.
Pada pertengahan abad ke-14, di Italia muncul gerakan pembaruan di bidang
keagamaan dan kemasyarakatan yang dipelopori oleh kaum humanis Italia. Tujuan
utama gerakan ini adalah merealisasikan kesempurnaan pandangan hidup Kristiani
dengan mengaitkan filsafat Yunani dengan ajaran agama Kristen. Gerakan ini
berusaha meyakinkan Gereja bahwa sifat pikiran-pikiran klasik itu tidak dapat binasa.
Dengan memanfaatkan kebudayaan dan bahasa klasik itu mereka berupaya
menyatukan kembali Gereja yang terpecah-pecah dalam banyak sekte.

Latar Belakang Timbulnya Renaissance

Renaissance muncul karena adanya sejumlah faktor yang bersama-sama


menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan intelektual, seni, dan
ilmu pengetahuan di Eropa. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Renaissance
muncul:
a. Kehancuran Kekaisaran Romawi: Runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat pada
abad ke-5 mengakibatkan periode yang dikenal sebagai Abad Kegelapan atau
Abad Pertengahan. Selama masa ini, Eropa mengalami stagnasi dalam bidang
budaya dan perkembangan ilmu pengetahuan. Namun, setelah masa kekacauan
politik dan sosial ini, muncul keinginan untuk memulihkan dan memulai kembali
kebudayaan klasik yang hilang.

3
b. Pengaruh Islam dan Dunia Timur: Kontak yang terjalin dengan dunia Timur,
terutama melalui perdagangan dengan kaum Muslim, membawa pemikiran dan
pengetahuan baru ke Eropa. Selama Abad Pertengahan, banyak karya klasik
Yunani dan Romawi yang hilang di Eropa Barat, tetapi mereka dijaga dan
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh sarjana Muslim. Pada masa
Renaissance, karya-karya ini diperkenalkan kembali ke Eropa dan memberikan
inspirasi dan dorongan baru dalam bidang seni, filsafat, dan ilmu pengetahuan.

c. Perdagangan dan Kemakmuran: Renaissance muncul selama periode kemakmuran


ekonomi di Italia, terutama di kota-kota seperti Firenze, Venezia, dan Genoa.
Perdagangan yang pesat dengan Timur Tengah dan negara-negara lainnya
menghasilkan pertumbuhan ekonomi dan kelas sosial yang kaya. Para pedagang
dan bankir Italia menjadi mecenas seni dan sastra, memberikan dukungan
finansial kepada seniman, cendekiawan, dan ilmuwan. Keberhasilan ekonomi ini
menciptakan kondisi yang mendukung perkembangan kegiatan intelektual.

d. Pembaruan Agama dan Perpecahan Gereja: Renaissance juga dipengaruhi oleh


gerakan reformasi dalam agama, terutama Reformasi Protestan yang dipelopori
oleh Martin Luther pada abad ke-16. Kritik terhadap Gereja Katolik dan tuntutan
untuk pembaruan dalam praktik-praktik keagamaan memicu perpecahan gereja
dan mempengaruhi perkembangan budaya dan intelektual di Eropa.

Secara keseluruhan, Renaissance muncul karena kombinasi faktor-faktor tersebut

1. Perkembangan Renaissance di Italia


Kebudayaan Renaissance di Italia berkembang, karena pedagangan dan
pelayaran setelah perang salib mengalami kemajuan pesat. Kota-kota Bandar
Italia seperti Genua, Venesia mendapat monopoli dalam perdagangan antara
Timur dan Barat. Hubungan antara Timur dan Barat menambah luasnya
pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan dan filsafat Arab di Eropa Barat.
Kekuasaan kota-kota jatuh ketangan para pengusaha bank dan pemilik uang
yang kekuasaanya kerapkali bermanfaat bagi kesenian. Sudah pasti, bahwa
pertumbuhan kapitalisme turut mengambil bagian dalam perkembangan
Renaissance.

4
Oleh karena itulah maka terdapat perkembangan yang tidak ada taranya
dibidang seni patung dan bangunan, seni lukis dan kesusasteraan. Di samping
itu berkembang pula kesadaran nasional dan arti kewarganegaraan dengan
kuatnya. Dengan italia sebagai tempat kelahiran dan pusat, kemudian
Renaissance melebarkan sayapnya ke perancis, negeri belanda, inggris dan
akhirnya jerman.
2. Filsafat Barat Pada Masa Renaissance
Filsafat Barat pada masa Renaissance merupakan periode yang penting dalam
sejarah pemikiran Barat. Periode ini ditandai oleh perubahan dalam cara
berpikir dan pendekatan filsafat yang mencerminkan semangat pembaruan,
pemulihan warisan klasik, dan pergeseran dari teologi Skolastik Abad
Pertengahan ke pemikiran yang lebih manusiawi dan rasional.

Tiga faktor yang mempercepat perkembangan baru Pada masa renaissance


adalah tiga penemuan : mesiu, seni cetak dan kompas. Mesiu berarti
runtuhnya kekuasaan feudal dimana senjata dapat dimiliki oleh kaum
proletar. Seni cetak berarti pengetahuan tidak lagi milik ekslusif suatu elite,
melainkan terbuka untuk semua orang. Kompas berarti navigasi telah aman
dan memungkinkan orang-orang Eropa untuk berlayar dan memperluas
horison Barat kearah dunia yang baru di Timur.

Menurut Mahmud Hamdi Zaqruq, ada beberapa faktor penting yang


mempengaruhi kelahiran kelahiran renaissans, yaitu:
1) Implikasi yang sangat signifikan yang ditimbulkan oleh gerakan keilmuan
dan filsafat. Gerakan tersebut lahir sebagai hasil dari penerjemahan ilmu-
ilmu Islam ke dalam bahasa latin selama dua abad, yaitu abad 13 dan 14.
Bahakn sebelumnya telah terjadi penerjemahan kitab-kitab Arab di bidang
filsafat dan ilmu pengetahuan. Hal itu dilakukan setelah Barat sadar bahwa
Arab memiliki kunci-kunci khazanah turas klasik Yunani.
2) Pasca penaklukan konstatinopel oleh Turki Usmani, terjadi migrasi para
pendeta oleh Turki Italia dan negara-negara Eropa lainnya. Para sarjana
tersebut menjadi poinir-poinir bagi pengembangan ilmu di eropa. Mereka
secara bahu-membahu menghidupkan turas klasik Yunani di Florensia,
dengan membawa teks-teks dan manuskrip-manuskrip yang belum dikenal
5
sebelumnya.
3) Pendirian berbagai lembaga ilmiah yang mengajarkan beragam ilmu.
seperti berdirinya Akademi Florensia dan College de France di Paris."
Berbagai universitas abad kedua belas dan abad ketiga belas mengajarkan
bahwa ilmu pengetahuan telah didasarkan pada tulisan para penulis
Muslim atau Yunani, sebagaimana diterjemahkan dari sumber-sumber
bahasa Arab dan Yunani. Itulah sebabnya, ilmu pengetahuan Muslim
Aristotelian tetap merupakan inti dari kurikulum Universitas Paris hingga
abad keenam belas. Tidak sampai pertengahan abad keenam belas dan
datangnya Copernicus dalam astronomi, Paracelsus dalam ilmu kedokteran
dan Vesalius dalam anatomi, ilmu pengetahuan Muslim-Helenistik telah
membuka jalan bagi konsep baru tentang manusia dan dunianya, sehingga
menyebabkan keruntuhan periode abad pertengahan."
3. Tokoh-Tokoh Pada Zaman Renaissance
Pada zaman Renaissance ada banyak penemuan di bidang ilmu pengetahuan.
Di antara tokoh-tokohnya adalah :
a. Nicolaus Copernicus (1473-1543)
Ia sering disebut sebagai Founder of Astronomy. Ia mengembangkan teori
bahwa matahari adalah pusat jagad raya dan bumi mempunyai dua macam
gerak, yaitu: perputaran sehari-hari pada porosnya dan perputaran tahunan
mengitari matahari. Teori itu disebut heliocentric.
b. Francis Bacon
Francis Bacon adalah seorang filosof dan plitikus Inggris. Ia belajar
diCambridge University, ia berpendapat bahwa pengakuan tentang
pengetahuan pada zaman dahulu kebanyakan salah, tetapi ia percaya
bahwa orang dapat mengungkapkan kebenaran dengan metode,Bacon
merupakan pelopor penggunaan dan pengembangan metode induktif pada
abad ke-17. Metode berpikirnya bertentangan dengan metode berpikir
silogistik. Ia juga menjadi pelopor penemuan baru dalam
mengembangkan metode induktif. Dalam mengetahui tentang sesuatu,
Bacon menggunakan metode induktif.Bacon merupakan pelopor
penggunaan dan pengembangan metode induktif pada abad ke-17.
Metode berpikirnya bertentangan dengan metode berpikir silogistik.

6
bacon dalam mengetahui tentang sesuatu, Bacon menggunakan metode
induktif.
c. Roger Bacon
Beliau berpendapat bahwa pengalaman(empiris) menjadi landasan utama
bagin awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Matematika
merupakan syarat mutlak untuk mengolah semua pengetahuan.
d. Copernicus
Beliau mengatakan bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi
matahari, sehingga matahari menjadi pusat (heliosentrisme). Pendapat ini
berlawanan dengan pendapat umum yang berasal dari Hipparchus dan
Ptolomeus yang menganggap bahwa bumi sebagai pusat alam semesta
(geosentrisme).
e. Johannes Keppler
Beliau menemukan tiga buah hukum yang melengkapi penyelidikan
Brahe sebelumnya, yaitu :
1).Bahwa gerak benda angkasa itu ternyata bukan bergerak mengikuti
lintasan circle, namun gerak itu mengikuti lintasan elips. Orbit semua
planet berbentuk elips.
2).Dalam waktu yang sama, garis penghubung antara planet dan matahari
selalu melintasi bidang yang luasnya sama.
3).Dalam perhitungan matematika terbukti bahwa bila jarak rata-rata dua
planet A dan B dengan matahari adalah X dan Y, sedangkan waktu untuk
melintasi orbit masingmasing adalah P dan Q, maka P2 : Q2 = X3 : Y3.
f. Galileo Galilei
Adalah salah seorang penemu terbesar di bidang ilmu pengetahuan. Ia
menemukan bahwa sebuah peluru yang ditembakkan membuat suatu
gerak parabola, bukan gerak horizontal yang kemudian berubah menjadi
gerak vertikal. Ia menerima pandangan bahwa matahari adalah pusat
jagad raya. Dengan teleskopnya, ia mengamati jagad raya dan
menemukan bahwa bintang terdiri dari bintang-bintang yang banyak
sekali jumlahnya dan masing-masing berdiri sendiri. Selain itu, ia juga
berhasil mengamati bentuk venus dan menemukan beberapa satelit
Jupiter.Beliau membuat sebuah teropong bintang yang terbesar pada masa
itu dan mengamati beberapa peristiwa angkasa secara langsung. Ia
7
menemukan beberapa peristiwa penting dalam bidang Astronomi. Ia
melihat bahwa planet Venus dan Mercurius menunjukkan perubahan-
perubahan seperti halnya bulan, sehingga ia menyimpulkan bahwa planet-
planet tidaklah memancarkan cahaya sendiri, melainkan hanya
memantulkan cahaya dari matahari. Penemuan yang dihasilkan oleh
ilmuan ilmuan masa renaissance seperti Nikolaus Kopernikus (1473-
1543), Johannes Keppler (1571- 1630), Galileo Galilei (1564-1642),
Hugo De Groot (1583-1645), Niccolas Machiavelli (1467-1525) dan
Thomas More (1480-1535), serta lahirnya filosof kaliber besar Francis
Bacon (1561-1626), menegaskan bahwa filsafat harus dipisahkan dari
Theologi. Bacon adalah orang yang meletakkan dasar-dasar bagi metode
induksi modern, sekaligus pelopor dalam usaha mensistematisasikan
secara logis prosedur ilmiah. Ilmu pengetahuan hanya dapat diusahakan
lewat pengamatan, percobaan dan penyusunan fakta. Lewat ilmuan-
ilmuan inilah lahirnya filsafat Barat yang bersifat sintetis, yang pada
giliranya melahirkan pula aliran-aliran modern di dunia filsafat yang
secara metodis mengalami perkembangan baru yang amat berbeda dengan
aliran-aliran filsafat klasik sebelumnya.

C. Humanisme
Humanisme berasal dari latin, humanis; manusia, dan isme berarti paham atau
aliran. Mangun Harjana mengatakan, pengertian humanisme adalah pandangan
yang menekankan martabat manusia dan kemampuannya. Menurut pandangan ini
manusia bermartabat luhur, mampu menentukan nasib sendiri dan dengan
kekuatan sendiri mampu mengembangkan diri dan memenuhi kepatuhan sendiri
mampu mengembangkan diri dan memenuhi kepenuhan eksistensinya menjadi
paripurna.
Semula humanisme adalah gerakan dengan tujuan untuk mempromosikan
harkat dan martabat manusia. Sebagai pemikiran etis yang menjunjung tinggi
manusia. Humanisme menekankan harkat, peran, tanggugjawab menurut manusia.
Menurut humanisme manusia mempuyai kedudukan yang istimewa dan
berkemampuan lebih dari mahluk lainya karena mempunyai rohani.

8
Pandangan humanisme membuat manusia sadar kembali tentang harkat dan
martabat manusia sebagai mahluk rohani. Etika rohani mendasari manusia untuk
bertangungjawab dalam kehidupan di dunia.
Zaman Humanisme adalah manusia diangkat dari Abad pertengahan. Pada
abad tersebut manusia kurang di hargai kemanusiaannya. Kebenaran di ukur
berdasarkan ukuran gereja, bukan menurut ukuran yang di buat oleh manusia
sendiri. Humanisme menghendaki ukurannya haruslah manusia, karena manusia
mempunyai kemampuan berpikir. Bertolak dari sini, maka humanisme
menganggap manusia mampu mengatur dirinya sendiri dan mengatur dunia.
Karena semangat humanisme tersebut akhirnya agama Kristen semakin di
tinggalkan, sementara pengetahuan rasional dan sains berkembang pesat terpisah
dari agama dan nilai-nilai spiritual.
Dalam pengunaan F.C.S Schiller dan William James, humanisme diangkat
sebagai pandangan yang bertolak belakang dengan absolutisme filosofis. Ini tidak
kembali kepandangan protagoras. Alasannya pandangan Schiller dan James
dipandang melawan hal-hal absolut metafisis dan bukan yang epestimologis, yaitu
melawan dunia tertutup idealisme absolut. Oleh karena itu, penekanannya pada
alam atau dunia yang terbuka, pluralisme dan kebebasan manusia. Humanisme
modern menolak otoritas agama dan otoritas supernatural dalam mendasarkan
pengetahuan dan moralitas. Humanisme sekuler menekankan pentingnya
pemikiran rasional, metode ilmiah, dan kritisisme terhadap keyakinan dan doktrin
tradisional. Humanisme juga menganjurkan nilai-nilai seperti kesetaraan, hak asasi
manusia, kebebasan berpikir dan berekspresi, serta penghargaan terhadap
kehidupan dan martabat manusia.

Pembagian sejarah humanisme dibagi menjadi tiga periode :


Zaman Antik
Orang romawi 2000 tahun yang lalu menggunakan kata humanis untuk
menunjukan cita-cita yang mengusahakan pengembangan tertinggi etis kultural
kekuatan-kekuatan manusia dalam bentuk secara estetik sempurna, bersama
dengan sikap baik hati dan kemanusiaan. Tokoh Cicero (106-43 SM) cita-cita
humanisme berkembang dalam stoa dengan tokoh Seneca dan Marcus Aurelius.
Pra-Renaisance

9
Tahap inilah barangkali kunci kelahiran abad modern, abad ke- 14 Italia dunia
kristiani mulai menemukan cita-kemanusiaan Yunani dan Romawi. Seni klasik
mulai berkembang terutama patung-patung tubuh manusia memberi sumbangan
besar seni di zaman itu. Manusia mulai ditempatkan sebagai pusat perhatian.
Pendidikan dipandang sebagai pengembangan manusia, manusia dianggap tolak
ukur kewajaran kehidupan; pada waktu itu teks kuno dalam filsafat mulai diteliti
sastra dan diterjemah.
Peran Paus di Roma ikut dalam gerakan diusahakan mendamaikan agama
kristiani dengan kebudayaan kuno (Socrates dan Plato). Ciri periode ini adalah
wawasan yang luas, optimis penolakan terhadap kepicikan dan keadilan usaha.
Dua tahap humanisme itu merupakan tahap pertama kearah sekularisasi dunia
eropa tengah dan barat tokoh puncak humanisme adalah Trasmus dan Rotterdam
(1466-1536).
Tahap Humanisme Modern
Humanisme untuk sebagian bangsa eropa berpengaruh terutama dalam kehidupan
rohani. Mendorong gereja mentranformasikan diri dari dalam dan mencoba
kedalam hidup batin disisi lain.
Di abad 15 dan renaisance diabad 16 kita menyaksikan gerakan pembaharuan
religius eropa. Di eropa utara devotia moderne mengusahakan pendalaman mistis,
kita menyaksikan kelompok yang melakukan tapa. Kehidupan katolik di abad 16
ditandai oleh kelompok mistik dan hidup rohani, Santa Theresia dan Avila, Santo
Johanes dan Cruz dan Santo Ignasius dari Yolala.
Abad pertengahan berahir sesudah abad pencerahan abad 15 dan 16. Pada saat
orang mencari alternatif untuk kebudayaan tradisional (yang sama sekali diresapi
suasana kristiani perhatian diarahkan kepada satu-satunya kebudayaan yag lain
yang meraka kenal, yaitu kebudayaan Yunani dan Romawi. Kebudayaan itu
sangat mereka dewa-dewakan dan diambil sebagai contoh untuk segala bidang
kultural.
Humanisme barat berkembang dalam dua bentuk sebagai humanisme moderat
dan sebagai humanisme anti agama. Humanisme moderat menjunjung tinggi
keutamaan manusia yang luhur seperti kebaikan hati, kebebasan hati, wawasan
yang luas, keterkaitan dengan seni, universalisme (Nilai budi dijunjug tinggi).
Merasa dekat dengan alam, penolakan fatalisme, toleransi positif, Tokoh peyair
Jerman Goeth, Schiller serta Wilhelm Von Humbold.
10
Humanisme anti agama dipahami sebagai takhayul atau keterikatan manusia pada
irasionalitas sehingga manusia dapat menemukan dirinya jika ia melepaskan diri
dari agama.Tokoh humanisme atheis Ludwig Feurbach (1804-1872) yang
memakai agama sebagai keterangan manusia. Karx Marx memandang agama
sebagai candu masyarakat. Disebut juga Friederic Nietzsche, Sigmund Freud
(agama sebagai ilusi) dan Jean Paul Sartre.
Rasio dipandang sebagai kekuatan yang dimiliki oleh manusia untuk mengenali
realitas, untuk menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi, moralitas, estetika,
menentukan arah hidup, perkembangan sejarah, memecahkan masalah ekonomi.
Antroposentrisme humanisme muncul dengan datangnya rasionalisme yang tidak
lagi percaya bahwa hukum alam besifat mutlak. Rasionalisme inilah yang
melahirkan renaisance suatu gerakan membangun kembali manusia dari
kungkungan mitologi dan dogma. Cita-cita renaisance adalah mengembalikan
kedaulatan manusia yang selama berabad-abad dirampas oleh dewa dan mitologi
untuk mengusai nasibnya sehingga kehidupan berpusat pada manusia bukan pada
Tuhan.
Dalam konteks Renaissance, humanisme berperan penting sebagai landasan
intelektual dan filosofis yang mempengaruhi perubahan budaya dan pemikiran
pada masa itu. Humanisme Renaissance menekankan pentingnya pemahaman dan
pengembangan potensi manusia, serta pemulihan kembali kekayaan budaya klasik
Yunani dan Romawi.
Humanisme Renaissance mendorong orang untuk mengeksplorasi dan
mempelajari berbagai bidang pengetahuan, termasuk ilmu alam, matematika, seni,
sastra, sejarah, dan etika. Hal ini melahirkan penemuan-penemuan penting, karya
seni yang mengagumkan, dan pemikiran filsafat yang revolusioner. Jadi,
Renaissance dan humanisme saling terkait karena humanisme adalah pendekatan
pemikiran yang menjadi landasan bagi kebangkitan intelektual dan budaya yang
terjadi selama periode Renaissance.
Berdasarkan catatan sejarah, humanisme memperoleh pengakuan pada abad
ke- 14 di Italia melalui pemajangan berbagai literature dan ekspresi seni Yunani
dan Rumawi pra Kristen, yangditemukan kembali oleh para pastur, di dinding-
dinding museum. Ciri khas humanisme adalah sikap keberagamaan yang inklusif.
Hal ini dapat dilihat dalam berbagai karya Plato dan Aristoteles yang mengusung

11
kandungan moral dari Injil. Puncak dari humanisme jenis ini dicapai oleh
Erasmus, seorang sarjana Belanda dari Rotterdam pada abad ke-16.
Humanisme sebagai sebuah term menuai berbagai pemaknaan, tergantung dari
berbagai sudut pandang dan tinjauan yang digunakan. A. Lalande, menyebutkan
beberapa pengertian humanisme, diantaranya ada yang saling bertentangan. Salah
satu pengertian humanisme adalah gerakan humanis di Eropa yang memandang
manusia dalam perspektif “manusiawi” belaka yang bertentangan dengan
perspektif religious (agama). Dia juga menyebutkan pengertian humanisme
sebagai pandangan yang menyoroti manusia menurut aspek-aspek yang lebih
tinggi (seni, ilmu pengetahuan, moral, dan agama) yang bertentangan dengan
aspek-aspek yang lebih rendah dari manusia. Ali Syariati menyebutkan pengertian
humanisme sebagai himpunan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan yang
berorientasi pada keselamatan dan kesempurnaan manusia.
Secara umum, humanisme berarti martabat (dignity) dan nilai (value) dari
setiap manusia, dan semua upaya untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan
alamiahnya secara penuh.
Saat ini, konsep humanisme tidak lagi dihubungkan dengan orang-orang
Eropa, yakni dengan kebudayaan Romawi dan Yunani Kuno. Humanisme
berkembang menjadi gerakan lintas budaya dan universal, dalam arti berbagai
sikap dan kualitas etis dari lembaga-lembaga politik yang bertujuan membentengi
martabat manusia.
Pada abad-abad pertengahan, manusia diposisikan sebagai makhluk yang pasif
dan tak punya ikhtiar apapun di depan para elit gereja. Akibatnya, pada era
renaissance lahirlah sebuah gerakan dengan misi mengembalikan kebebasan
manusia yang telah dinistakan. Mula-mula gerakan ini memperioritaskan
reformasi keagamaan, dan setelah beberapa lama secara ekstrim gerakan ini
menentang segala sesuatu yang dipaksakan dengan atas nama agama. Pencorengan
citra agama yang dilakukan para penguasa gereja abad pertengahan telah
menimbulkan sebuah gerakan yang bernama humanisme yang bermula pada era
renaissance, sebuah gerakan yang menganggap kebahagiaan manusia hanya bisa
dicapai dengan kembali kepada era klasik. Kaum humanis meyakini bahwa
manusia pada era klasik telah mengandalkan potensi-potensi wujudnya tanpa
keterikatan kepada agama, gereja, dan para penguasa gereja.  Jalan kembali

12
kepada era klasik bisa ditempuh melalui perhatian kepada kebudayaan dan
kesusastraan klasik.
Kaum Humanis memandang penekanan kepada ilmu logika dan ilmu- ilmu
teoritas seperti ilmu metafisik sebagai sikap yang kurang patut. Mereka hanya
berminat kepada bidang-bidang yang berfungsi langsung dengan kehidupan
masyarakat, seperti retorika dan cabang-cabangnya termasuk politik, sejarah dan
syair.  Selain itu, mereka juga tertarik kepada bidang dialektika atau seni dialog.
Secara umum, kaum humanis terikat kepada pemikiran mengenai kedudukan dan
potensi manusia di dunia tanpa mempertimbangkan nasib manusia di alam azali.
Pada masa kemunculan humanisme, dalam waktu singkat karya-karya sastra dan
filsafat Yunani klasik sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Terjemahan-
terjemahan ini memiliki kecermatan yang lebih tajam ketimbang terjemahan yang
dilakukan pada abad ke-12 dan 13. Guvarino menerjemahkan karya  Strabon
dan  Plotarckh ke dalam bahasa Latin. Travarsory menerjemahkan karya-karya
Divagnos Lairitos, Valla menerjemahkan karya- karya Herodotus, Tosilid, dan
Iliad Homer, Proti menerjemahkan karya-karya Polybius, dan Vicino
menerjemahkan karya-karya Plato dan Platinus.
Di antara sekian karya-karya klasik itu, karya-karya Plato yang paling banyak
memukau para humanis. Mereka mengapresiasi dan cemburu menyaksikan
kebebasan orang-orang Yunani zaman Socrates yang bisa dengan leluasa
mengupas berbagai persoalan agama dan politik yang paling sensitif. Carlo
Masopini sedemikian keras mengapresiasi kebudayaan klasik era politis sampai-
sampai dia berangan untuk berpaling dari kekeristenan. Tokoh humanis Italia yang
paling berkarya dan kontraversial ialah Pod Ju Bratcolini yang memnulis surat-
surat kepada Paus Martin V untuk melakukan pembelaan sengit terhadap dogma-
dogma gereja. Tetapi kemudian dalam sebuah pertemuan eksklusif dengan
segenap karyawan istana Paus, dia tak segan-segan menertawakan keyakinan-
keyakinan Kristen. Dia menulis surat-suratnya dengan bahasa Latin yang tidak
fasih namun memikat. Lewat surat- surat ini ia mencemooh ketidaksucian para
ruhaniwan.
Kekeristenan, baik dari aspek teologi maupun moral, sudah kehilangan
pengaruhnya terhadap sebagian besar kaum humanis Italia. Kebebasan berpikir
dan aktifitas masyarakat Yunani atau masyarakat Rumawi zaman Augustine
semakin bangkit kecemburuan mayoritas kaum humanis sehingga
13
menggungcangkan keyakinan-keyakinan mereka sebelumnya kepada prinsip-
prinsip Kristen yang menyangkut kerendahan diri, hasrat kepada dunia, dan
ketakwaan. Mereka sendiri keheranan mengapa jiwa, raga, dan akal mereka harus
tunduk kepada komando gereja, sementara orang-orang gereja sendiri bersenang-
senang dan memuja dunia. Bagi kaum humanis, selang waktu sepuluh abad antara
Costantine dan Dante merupakan masa yang tragis dan penyimpangan dari jalan
yang benar. Legenda mengenai Santa Maria dan orang-orang suci lainnya terhapus
dari benak mereka untuk kemudian digantikan dengan lagu-lagu dua jenis Horace,
sedangkan gereja-gereja dengan segala kemegahannya mereka anggap sebagai
Barbarisme. Inilah secara umum sikap kaum Humanis di mana kekeristenan
seakan-akan merupakan mitos.
Jadi, ciri utama Renaissance ialah humanisme lepas dari agama (tidak mau
diatur oleh agama), Filsafat berkembang bukan pada Zaman Renaissance itu ,
melainkan kelak pada zaman sesudahnya (Zaman Modern). Sains berkembang
karena semangat dan hasil empirisme itu. Agama (Kristen) semakin ditinggalkan,
ini karena semangat humanisme itu. Ini kelihatan dengan jelas kelak pada Zaman
Modern. Rupanya setiap gerakan pemikiran mempunyai kecenderungan
menghasilkan yang positif.

2. Puncak Humanisme Renaissance


Puncak humanisme Renaissance terjadi pada abad ke-15 dan ke-16 di
Eropa, dengan Italia menjadi pusat utama pergerakan ini. Beberapa tokoh yang
terlibat dalam gerakan humanisme Renaissance adalah Petrarch, Erasmus, dan
Leonardo da Vinci. Puncak humanisme Renaissance ditandai oleh beberapa
aspek penting:
a. Pemulihan dan Pemahaman Ulang Klasik: Humanisme Renaissance
berfokus pada mempelajari dan memulihkan kembali karya-karya sastra,
filsafat, dan seni Klasik Yunani dan Romawi. Tokoh-tokoh Renaissance
mengeksplorasi kembali tulisan-tulisan kuno, seperti karya-karya Plato,
Aristotle, dan Seneca, serta mencoba mengaplikasikan nilai-nilai mereka
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pemikiran Rasional dan Kebebasan Berpikir: Gerakan humanisme
Renaissance mendorong perkembangan pemikiran rasional dan kebebasan
berpikir. Para humanis percaya bahwa manusia memiliki kemampuan
14
untuk mencapai pengetahuan dan pemahaman melalui penelitian dan
pengamatan yang akurat. Mereka menekankan pentingnya rasionalitas dan
logika dalam mengembangkan pemikiran dan berargumen.
c. Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Penemuan Baru: Puncak
humanisme Renaissance juga ditandai dengan kemajuan dalam bidang
ilmu pengetahuan dan penemuan baru. Leonardo da Vinci, sebagai contoh,
adalah seorang pelukis, ilmuwan, dan penemu yang terkenal pada masa
itu. Ia melakukan penelitian dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk
anatomi, fisika, dan matematika.
d. Penciptaan Karya Seni yang Mencerminkan Kemanusiaan: Para seniman
Renaissance, seperti Michelangelo dan Raphael, menciptakan karya seni
yang menggambarkan manusia secara realistis dan menghargai keindahan
tubuh manusia. Mereka mengeksplorasi teknik perspektif, pencahayaan,
dan anatomi untuk menciptakan karya seni yang memukau.
e. Pendidikan dan Pengembangan Pribadi: Humanisme Renaissance
mendukung pendidikan yang holistik dan pengembangan pribadi yang
komprehensif. Pendidikan diarahkan pada pengembangan akademik,
moral, dan fisik. Selain itu, humanis juga menekankan pentingnya
mempelajari bahasa Latin dan Yunani sebagai sarana untuk memahami
sumber-sumber klasik.
Puncak humanisme Renaissance mewakili periode penting dalam sejarah
di mana pemikiran manusia bergerak dari pandangan agama yang dominan
menuju pemahaman yang lebih rasional dan berpusat pada manusia. Gerakan
ini memiliki dampak jangka panjang terhadap budaya, seni, sains, dan
masyarakat Eropa, dan memberikan pijakan untuk perkembangan budaya dan
ilmu pengetahuan modern.
Humanisme Renaissance abad ke-16 di Italia memiliki corak
neoplatonis. Corak ini dipakai dan dikembangkan para pemikir pendidik
Humanis di Akademi Plato Florance. Akademi tersebut menggali kembali
filsafat Plato, Aristoteles, dan Plotinus. Karena itu, corak neoplatonik ini
dipadukan dengan inspirasi keyakinan religius dalam tradisi Kristiani.
Ketertiban manusia dan keteraturan manusia dan semesta tampil dalam
tingkatan-tingkatan hierarkis. Manusia berada di antara malaikat dan lebih
tinggi dari ciptaan lain. Tatanan hierarkis ini bersifat sakral. Karena itu lah,
15
Humanisme Neoplatonik Renaissance menganggap perlu mempertahankan
struktur sosial yang hierarkis.
Sama seperti Copernicus yang menentang gereja dengan penemuannya.
Dimana dia berhasil membuktikan kalau bumi bulat, yang ketika itu gereja
mengeluarkan ajaran bahwa bumi tidak berbentuk bulat. Lalu, Galileo Galilei
yang dipenjara karena menentang ajaran gerejea ketika itu. Gereja
mengajarkan masyarakat ketika itu bahwa pusat dari alam semesta ini adalah
bumi, tetapi Galileo membuat teropong dan mengklasifikasi ajaran gereja
tersebut, dan terbukti bahwa ajaran gereja adalah salah. Dia diancam jika tidak
menarik penemuannya itu, dia akan dipenjara, tapi ancaman itu tidak
diindahkan oleh Galileo, sehingga gereja menangkap dan memenjarakan
beliau dengan tuduhan bahwa beliau sesat. Gereja dapat memperlakukan
seperti itu karena ketika itu gereja memegang otoritas yang tinggi, dan ketika
itu siapa pun yang tidak mematuhi aturan gereja, dia dianggap seorang bidat,
dan dihukum mati. Inilah yang membuat Copernicus mati dan Galileo
dipenjarakan.

3. Humanisme dan Renaissance Sebagai Awal Kemunculan Filsafat Modern.


Humanisme dan renaissance adalah dua gerakan yang tidak bisa
dipisahkan, dan mempunyai keterkaitan yang erat. Humanisme bertujuan
untuk menggebrak kebekuan gereja yang memasung kebebasan, kretifitas dan
nalar manusia, sedangkan renaissance adalah pendobrakan manusia untuk
setia dan konstan dengan jati dirinya, dengan kata lain manusia mulai
memiliki kesadaran-kesadran baru yang mengedepankan nilai dan keluhuran
manusia.
Telah disinggung pada pembahasan sebelumnya bahwa situasi sebelum
era renaissance sedemikian buruknya sehingga para elit gereja yang
mengumbar klaim-klaim keagamaan justru tak segan-segan melakukan
praktek-praktek tirani, ketidakadilan, dan glamorisme serta menjadikan agama
sebagai media untuk meraih kekuasaan dan kedudukan duniawi. Bahkan
orang-orang yang saat itu ingin mendapatkan kekuasaan harus menjalin relasi
dengan mereka, serta harus tunduk kepada kebesaran dan keagungan
kedudukan mereka. Para elit gereja seakan-akan raja-raja untuk langit dan
bumi. Pintu surga dianggap tertutup bagi rakyat yang tidak tunduk kepada
16
mereka, dan bahkan rakyat yang tidak tunduk juga diasingkan dari jabatan-
jabatan duniawi. Tak cukup dengan mengaku sebagai pengampun dosa, para
penguasa di gereja juga mengaku bahwa penjualan tanah surga ada di tangan
mereka.
Dalam situasi sedemikian inilah Marttin Luther membahanakan teriakan
protes dan pernyataan bahwa kunci keselamatan hanyalah kehendak Tuhan,
dan keselamatan bisa dicapai tanpa adanya perantara institusi-institusi
sedemikian rupa. Di antara sekian banyak ritual suci gereja, Luther hanya
menerima upacara pembaptisan. Menurutnya, pengampunan bukanlah
pekerjaan para penguasa gereja. Tuhan ada di semua tempat dan menyaksikan
segala keadaan.  Karena itu hanya Tuhanlah yang mengetahui hamba-
hambanya yang salih, bukan para eli gereja. Luther menegaskan ikhtiar dan
kebebasan manusia.
Kemunculan renaissance banyak memberikan realitas di segala aspek,
perhatian yang sungguh-sungguh atas segala hal yang kongkrit dalam lingkup
alam semesta, manusia, kehidupan masyarakat dan sejarah. Pada masa ini
manusia berupaya memberikan porsi kepada akal secara mandiri. Akal diberi
kepercayaan yang lebih besar, karena ada keyakinan bahwa akal mampu
menerangkan segala persoalan yang diperlukan, termasuk pemecahannya. Hal
ini dibuktikan dengan adanya perang terbuka terhadap kepercayaan yang
dogmatis dan terhadap orang-orang yang enggang menggunakan akalnya.
Asumsi yang digunakan adalah semakin besar kekuatan akal, akan semakin
cepat melahirkan dunia baru, pada saat itu manusia dapat merasa puas atas
dasar kepemimpinan akal yang sehat.
Revolusi  besar dalam ilmu pengetahuan baru terjadi pada jaman modern
kurang lebih abad ke-17 namun renaissance dapat dianggap sebagai masa
persiapan Renaissance bukanlah sebuah periode prestasi besar dalam filsafat,
tetapi telah melakukan sesuatu yang pasti sebagai permulaan penting bagi
kebesaran abad ke- 17. Pertama-tama, renaissance Italia meruntuhkan system
skolastik yang rijid sebagai baju pengekang intelektual.  Renaissance telah
membangkitkan kembali pemikiran Plato., dan dengan cara demikian
setidaknya menuntut pemikiran yang sangat independen sebagaimana yang
dipersyaratkan untuk memilih antara Plato dan Aristoteles. Berkenaan dengan
kedua filosof ini, renaissance telah mengembangkan ilmu pengetahuan asli
17
dari tangan pertama yang terbebas dari komentar- komentar para Neoplatonis
dan keterangan-keterangan dari pada pengulas dari Arab.
Dampak dari renaissance dalam wilayah moral, mendatangkan
malapetaka. Aturan-aturan moral lama tidak lagi dihargai. Namun dampak
renaissance di luar wilayah moral, menunjukkan kelebihan-kelebihan yang
luar biasa. Dalam arsitektur, lukisan dan gerabah, renaissance masih tetap
terkenal sampai sekarang. Renaissance menghasilkan orang yang sangat besar
seperti Leonardo, Michelangelo, dan Machiavelli.
Michelangelo Buonarotti atau nama lengkapnya dalam bahasa Italia
Miechelangelo di Lodovico Buonarotti Simoni, dalam bahas Perancis disebut
Michel-Ange, yang kurang lebih berarti malaikat. Lahir pada tanggal 6 Maret
1475, dan meninggal tanggal 18 Februari 1564, seorang pelukis, pemahat,
pujangga, dan arsitek zaman renaissance. Sumbangannya yang terkenal adalah
studi anatomo di dalam seni rupa.beliau adalah salah satu manusia besar dalam
kanca filsafat politik. Filsafatnya ini bersifat ilmiah dan empiris, yang
didasarkan pada pengalaman hidupnya sendiri, dan berbicara tentang cara
untuk meraih tujuan tertentu, terlepas apakah tujuan itu baik atau buruk.Inilah
antara lain karya Machiavelli yang sangat berpengaruh dalam perkembangan
ilmu pengetahuan pada masa modern.
4. Sikap Gereja Terhadap Humanisme Renaissance
Gereja adalah sebuah organisasi atau sebuah lembaga yang
konservatif, sehingga gereja tidak menerima sesuatu yang baru, apa pun itu
bentuknya. Pada zaman Renaissance, gereja sangat antipati terhadap ilmu atau
pengetahuan yang di luar gereja, atau dapat dikatakan bahwa gereja tidak
menerima ajaran dalam bentuk apa pun selain ajaran yang mereka (orang-
orang/pejabat-pejabat gereja) buat bersama, dan yang dicap sebagai kebenaran
atau lebih ekstrimnya lagi, sebagai suara Tuhan. Sehingga yang melawan atau
membantah ajaran gereja, orang tersebut dianggap sebagai orang kafir atau
orang bidat.

Kekakuan gereja pada saat itu mengakibatkan masyarakat menjadi


sekumpulan orang yang haus akan pengetahuan, sehingga mereka memiliki
inisiatif untuk memberontak atau melawan dari ajaran gereja, yang dianggap
hanya merugikan mereka. Karena jika melihat kondisi ketika itu, dimana
18
gereja memegang semua situasi, tidak ada lagi yang menjadi hak masyarakat
atau orang yang berkarir di luar gereja. Dengan melakukan pemerasan,
korupsi, dan banyak hal lagi yang (sebenarnya) membuat posisi gereja
menjadi sulit, karena masyarakat malah mencari cara untuk “berontak”.

19
20
PENUTUP
Kesimpulan
Renaissans berarti kelahiran kembali (rebirth). Ciri utama Renaissance adalah humanisme,
Individualisme, lepas dari agama (tidak mau di atur oleh agama). Filsafat renaissance juga
menetapkan bahwa kebenaran berpusat dari akal, tetapi setiapakal bergantung pada subjek
yang menggunakanya. Oleh karena itu filsafat rasionalis menekankan bahwa berfikir adalah
wujud keberadaan diri, jika seseorang berfikir berarti dia ada.
Humanisme pada mulanya di pakai sebagai suatu pendirian di kalangan ahli pikir 
Renaissance yang mencurahkan perhatiannya terhadap pengajaran kesusastraan Yunani dan
Romawi, serta prikemanusiaan, dan pelopor humanisme menjelaskan bahwa manusia dengan
segenap kebebasan memiliki potensi yang sangat besar dalam menjalankan kehidupan secara
mandiri untuk mencapai keberhasilan hidup didunia. Sejalan dengan pemikiran tentang
manusia yang berkembang dewasa ini,yang menganggap manusia sebagai jati diri.

21
DAFTAR PUSTAKA

Hamidah, Filsafat Umum, Palembang: Noer Fikri Offset, 2014

Tafsir,Ahmad, Filsafat Umum, Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2013

Zaprulkhan, Filsafat Umum, Jakarta: PT RajaGranfindo Persada, 2013

Muhammad Alfan, M.Ag, filsafat modern,Bandung: PT Pustaka Setia, 2013

Harry Hamersma, Tokoh-tokoh Filsafat Barat Modern,Gramedia, 1986, Jakarta, hal. 3.

22

Anda mungkin juga menyukai