Anda di halaman 1dari 11

SIGNIFIKANSI NILAI BUDAYA KRISTEN DALAM KEPEMIMPINAN GURU DI

LINGKUNGAN SEKOLAH KRISTEN

Heryanto1
1
STT Paulus Medan; Email: ps.heryanto@gmail.com

ABSTRAK

Guru memiliki tugas tidak semata-mata punya kualifikasi pendidik yang terakreditasi layak
dalam melaksanakan tugas mengajar melainkan guru juga memiliki peran sebagai seorang
pemimpin berpengaruh secara intelektual dan spiritual terhadap anak didik. Pengaruh seorang
guru terhadap siswa bukan saat berinteraksi dalam kelas, akan tetapi sesuatu yang terkadang
tanpa disadari adanya budaya / tradisi yang dimiliki seorang guru secara keseharian, untuk itu
siswa tidak hanya dibentuk secara ilmu (kognitif) akan tetapi juga budaya yang dilihat dan
diamati oleh siswa akan membentuk sikap (afektif) seorang siswa. Namun, amat disayangnya,
jika dipelajari dan diteliti dalam sistem pendidikan khususnya fokus dari pelaksanaan Ujian
Nasional, persentase keunggulan yang diharapkan dari siswa lebih ditekankan pada kognitif
bukan afektif. Tulisan ini mengarahkan suatu pandangan tentang pentingnya penerapan
budaya Kristen dalam kepemimpinan guru di lingkungan sekolah Kristen agar pembaca
khususnya guru yang bertugas di lingkungan sekolah Kristen haruslah menyadari setiap pribadi
akan memiliki budaya hidup tersendiri dan setiap guru adalah pemimpin yang akan terus
memberi pengaruh, mentransfer ilmu dan mentransforming siswa melalui pengajaran juga
budaya hidup guru sehari-hari. Khususnya guru yang beragama Kristen dan bertugas di
lingkungan sekolah Kristen haruslah menerapkan budaya hidup sesuai nilai-nilai Alkitabiah
bagi siswa sebab di dalam budaya ini terkandung nilai-nilai Alkitabiah yang berpotensi
menjadikan siswa sebagai pribadi bukan hanya ber kognitif yang baik tapi juga memiliki afektif
dan berpsikomotorik yang positif.

Kata Kunci: Budaya, Kepemimpinan dan Guru Kristen

A. Pengertian “Budaya” kehidupan setiap orang dan setiap


Dewasa ini, konsep budaya telah kelompok orang-orang. Kini budaya
mengalami pergeseran makna. dipandang sebagai sesuatu yang lebih
Sebagaimana dinyatakan oleh Peursen dinamis, bukan sesuatu yang kaku dan
(1984) bahwa dulu orang berpendapat statis. Budaya tidak diartikan sebagai
budaya meliputi segala manifestasi dari sebuah kata benda, kini lebih dimaknai
kehidupan manusia yang berbudi luhur dan sebagai sebuah kata kerja yang
yang bersifat rohani, seperti: agama, dihubungkan dengan kegiatan manusia.
kesenian, filsafat, ilmu pengetahuan, tata Geertz dalam bukunya “Dinamika Sosial
negara dan sebagainya, tetapi pendapat Sebuah Kota Di Jawa”, mengatakan bahwa
tersebut sudah sejak lama disingkirkan. budaya adalah suatu sistem makna dan
Budaya diartikan sebagai manifestasi simbol yang disusun dalam pengertian di

13
mana individu-individu mendefinisikan bertentangan. Yang pertama adalah
dunianya, menyatakan perasaannya dan keinginan untuk berhubungan dengan
memberikan penilaian-penilaiannya, suatu Khaliknya (sebagai makhluk individu), dan
pola makna yang ditransmisikan secara yang kedua adalah keinginan untuk
historis, diwujudkan dalam bentuk-bentuk berhubungan dengan individu lain dalam
simbolik melalui sarana di mana orang- konteks masyarakat (sebagai makhluk
orang mengkomunikasikan, mengabdikan sosial). Begitu juga dengan kebudayaan dan
dan mengembangkan pengetahuan karena masyarakat adalah dua hal yang tidak dapat
kebudayaan merupakan suatu sistem dipisahkan dari kehidupan nyata yang
simbolik maka haruslah dibaca, selamanya merupakan dwi tunggal, yang
diterjemahkan dan diinterpretasikan. mana tidak ada masyarakat tanpa
Dalam budaya ada tiga arus dalam kebudayaan dan tidak ada kebudayaan
penggunaan istilahnya yaitu Pertama; tanpa masyarakat. Selanjutnya dalam
Mengacu pada perkembangan intelektual sebuah jurnal menyatakan:
dan spiritual seseorang atau sekelompok Levine and Baxter state that
culture has been described as
masyarakat. Kedua; Mengacu pada
the system of knowledge, beliefs,
Kesenian dan benda-benda seni. Ketiga; and behaviour shared by a
group of people. Moreover,
Mengacu pada keseluruhan cara hidup, adat
people use cultural knowledge
istiadat dan kebiasaan sejumlah orang. and beliefs to understand their
world (what exists), their own
Salah seorang guru besar antropologi
experience (what happens to
Indonesia, Kuntjaraningrat berpendapat them) and to guide their own
actions and behaviour (what
bahwa “kebudayaan” berasal dari kata
they do). Therefore, when
Sangsekerta ‘buddhayah’ dalam bentuk people share a culture, this
means that they also have a
jamak dari kata ‘budhi’ yang berarti budi
shared language and
atau akal, sehingga menurutnya communication style as well as
shared customs, beliefs,
kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal
attitudes and values. This
yang bersangkutan dengan ‘budi’ atau shared knowledge is learned
and is passed on from
‘akal’ ada juga yang berpendapat sebagai
generation to generation.
suatu perkembangan dari majemuk ‘budi- Dari beberapa pendapat di
daya’ yang artinya daya dari kata budi atau atas, pengertian “budaya” dapat
kekuatan dari akal. Aristoteles mengatakan dipahami sebagai suatu
bahwa manusia diciptakan sebagai sistem/kebiasaan yang dimanfaatkan
makhluk monodualisme. Artinya, setiap individu-individu dalam
manusia memiliki dua naluri pokok yang mendefinisikan dunianya dengan
14
komunikasi, pengabdian, keyakinan, mencapai tujuan yang diinginkannya.
keahlian dan sikap melalui Sedangkan, sesuai dengan Undang-Undang
pengembangan pengetahuan untuk Sisdiknas Bab XI pasal 39, 40 dan 42
membangun nilai di dalamnya. dinyatakan bahwa tugas guru adalah
merencanakan dan melaksanaakan proses
B. Kepemimpinan Guru
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
Wirawan mendefinisikan
melakukan pembimbingan dan pelatihan,
kepemimpinan sebagai proses pemimpin
serta melakukan penelitian dan pengabdian
menciptakan visi, mempengaruhi sikap
kepada masyarakat, menciptakan suasana
perilaku, pendapat, nilai-nilai, norma dan
pendidikan yang bermakna,
sebagainya dari pengikut untuk merealisasi
menyenangkan, kreatif, dinamis, dan
visi. Kartono menyatakan, kepemimpinan
dialogis, mempunyai komitmen secara
adalah kegiatan mempengaruhi dan
profesional untuk meningkatkan mutu
mengarahkan tingkah laku bawahan atau
pendidikan, dan memberi teladan dan
orang lain untuk mencapai tujuan
menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
organisasi atau kelompok. Kepemimpinan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan
adalah tindakan atau perbuatan di antara
yang diberukan kepadanya, memiliki
perseorangan dan kelompok yang
kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai
menyebabkan baik orang seorang ataupun
dengan jenjang kewenangan mengajar,
kelompok yang menyebabkan baik orang
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
seorang ataupun kelompok menuju ke arah
kemampuan untuk mewujudkan tujuan
tujuan tertentu. Dalam sebuah jurnal
pendidikan nasional. Selanjutnya, tugas
menuliskan bahwa:
guru sebagai suatu profesi menuntut kepada
“Leadership is the ability of
someone to direct, influence, guru untuk mengembangkan
encourage and control other profesionalitas diri sesuai perkembangan
people or subordinates to be
able to do some work on his own ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik,
consciousness and voluntary in mengajar, dan melatih anak didik adalah
achieving a certain goal”.
tugas guru sebagai suatu profesi. Guru
Dengan pendapat di atas
hendaklah dapat membantu anaka didiknya
menunjukkan bahwa kepemimpinan adalah
meneruskan dan mengembangkan nilai-
suatu tindakan atau perbuatan secara
nilai hidup, mengembangkan ilmu
perseorangan atau kelompok yang
pengetahuan dan teknologi, dan
mempengaruhi melalui sikap dan nilai-
mengembangkan serta menerapkannya
nilai ke dalam perilaku orang lain untuk
dalam kehidupan demi masa depan mereka.
15
Untuk itu, tugas seorang guru jika di membangun sikap, nilai dan perilaku siswa
kelompokkan terbagi menjadi tiga jenis, sesuai dengan keyakinan sang guru tersebut
yakni tugas dalam bidang profesi, tugas dan guru harus memaiankan peran
kemanusiaan, dan tugas dalam bidang kepemimpinan dalam tugasnya. Setiap
kemasyarakatan. Guru merupakan profesi / guru dianjurkan menyadari bahwa A
jabatan yang memerlukan keahlian khusus successful leadership may have a great
sebagai guru. Jenis pekerjaan ini tidak impact on facilitating group dynamics.
dapat dilakukan oleh sembarang orang di Because of that, the teacher should be more
luar bidang kependidikan walaupun aware of what effective leadership entails.
kenyataannya masih dilakukan orang diluar Inilah menjadi sebuah alasan dibutuhkan
pendidikan itulah sebabnya jenis profesi ini An empathic leader knows how to interpret
paling mudah terkena pencemaran. and respond to learners’ emotions. In the
classroom context, it requires being
Selanjutnya, tugas guru sebagai
sensitive to the group climate and students’
sebuah profesi meliputi mendidik,
needs. Similar to empathy, acceptance
mengajar, dan melatih. Mendidik berarti
refers to the leader’s positive attitude
meneruskan dan mengembangkan nilai-
towards the students and processes
nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan
throughout the group life.
dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi.sedangkan melatih berarti C. Nilai Dalam Budaya
mengembangkan keterampilan – Manusia bersikap dan berperilaku
keterampilan pada siswa. Melalui tidak terlepas dari nilai-nilai yang mereka
perspektif di atas, secara umum terbukti anut, baik itu nilai spiritual (keagamaan)
bahwa guru memiliki tugas utama adalah maupun nilai-nilai sosial dan budaya. Nilai-
mendidik dalam meneruskan dan nilai sosial dan budaya tersebut merupakan
mengembangkan nilai-nilai hidup bagi hasil interaksi antara individu dengan
siswa. Secara khusus bagi guru Kristen anggota masyarakat lain-nya, yang
harus mengembangkan nilai-nilai hidup kemudian mewujud dalam berbagai bentuk
sesuai dengan ajaran Kristus dan budaya seperti artefak, seni, upacara-
keteladanan keyakinan yang dimiliki oleh upacara, bahasa, ataupun values. Nilai-nilai
guru di dalam dan di luar kelas. Dengan yang diyakini tersebut akan menentukan
demikian, Setiap guru Kristen punya apa yang dianggap baik dan buruk oleh
tanggung jawab dalam mengembangkan seseorang, dan masyarakat di sekitarnya,
nilai-nilai kekeristenan sehingga sehingga menjadi referensi dalam bersikap,

16
dan bertingkah laku. Tylor dalam Imran yang berhubungan dengan alam,
Manan mengemukakan moral termasuk kedudukan manusia dalam alam, hubungan
bagian dari kebudayaan, yaitu standar orang dengan orang dan tentang hal-hal
tentang baik dan buruk, benar dan salah, yang diingini dan tak diingini yang
yang kesemuanya dalam konsep yang lebih mungkin bertalian dengan hubungan antar
besar termasuk ke dalam ‘nilai’. Hal ini di orang dengan lingkungan dan sesama
lihat dari aspek penyampaian pendidikan manusia. Sebuah nilai muncul dari
yang dikatakan bahwa pendidikan kesepakatan dalam sebuah kaum, kaum
mencakup penyampaian pengetahuan, primitif memiliki kesepakatan nilai yang
keterampilan, dan nilai-nilai. Sistem nilai menjadi landasan etis untuk mengetahui
budaya ini merupakan rangkaian dari sesuatu itu baik atau buruk. Dan dalam
konsep-konsep abstrak yang hidup dalam suatu masyarakat modern setiap
masyarakat, mengenai apa yang dianggap tindakannya akan mengacu kedalam
penting dan berharga, tetapi juga mengenai perudang-undangan yang telah disepakati
apa yang dianggap remeh dan tidak bersama dalam sebuah majelis musyawarah
berharga dalam hidup. Sistem nilai budaya yang diperjuangan wakil-wakilnya dalam
ini menjadi pedoman dan pendorong sebuah parlemen, sehingga menghasilkan
perilaku manusia dalam hidup yang sebuah tata hukum positif untuk menilai
memanifestasi kongkritnya terlihat dalam dan menindak sesuatu boleh atau tidak
tata kelakuan. Dari sistem nilai budaya boleh. Jadi, nilai dalam kebudayaan
termasuk norma dan sikap yang dalam merupakan sebuah norma-norma
bentuk abstrak tercermin dalam cara kehidupan yang tercermin dalam cara
berfikir dan dalam bentuk konkrit terlihat berpikir, berkomunikasi, sikap dibangun
dalam bentuk pola perilaku anggota- oleh sekelompok atau seseorang yang
anggota suatu masyarakat. Clyde dianggap sakral dan berharga yang
Kluckhohn mendefinisikan nilai sebagai dimanfaatkan sebagai pedoman dalam
sebuah konsepsi, eksplisit atau implisit, mempengaruhi dan mendorong perilaku
menjadi ciri khusus seseorang atau seseorang untuk kepentingan bersama.
sekelompok orang, mengenai hal-hal yang
diinginkan yang mempengaruhi pemilihan
D. Aplikasi Dasar Alkitabiah Nilai
dari berbagai cara-cara, alat-alat, tujuan-
Budaya Kepemimpinan Guru
tujuan perbuatan yang tersedia. Orientasi
Kristen
nilai budaya adalah Konsepsi umum yang
terorganisasi, yang mempengaruhi perilaku
17
Budaya adalah suatu pola hidup perspektifnya akan apa yang dilihatnya
menyeluruh. budaya bersifat kompleks, sebagai mata-mata. Orang dengan ukuran
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya yang luarbiasa tak ada apa-apanya bagi
turut menentukan perilaku komunikatif. Allah yang telah menenggelamkan tentara
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan Firaun. Sayangnya, sepuluh mata-mata
meliputi banyak kegiatan sosial manusia. lainnya bukanlah pemimpin dan orang
Dalam sejarah gereja, hubungan antara percaya yang sungguh. Akibatnya, orang-
gereja dan budaya telah mendapat perhatian orang yang meninggalkan Mesir dan masuk
sejak awal sampai sekarang. Walaupun ke tanah perjanjian hanyalah Kaleb dan
demikian, hubungan itu tidak berlangsung Joshua. Pada umur 85 tahun, Kaleb
cuma dalam satu model melainkan diberikan Hebron yang ditinggali oleh
beranekaragam, tergantung pada raksasa-raksasa Anak. Dia menunggu
sejauhmana kita memahami apa itu gereja selama 45 tahun sebelum kembali melihat
dan apa itu budaya. Berkenaaan dengan raksasa-raksasa itu kembali, dan dia
kepemimpinan guru memiliki tanggung langsung memutuskan untuk mengalahkan
jawab mengimplementasikan budaya hidup mereka.
sesuai dengan ajaran Alkitab sebagai Kesetiaan setiap guru dalam
Firman Allah yang harus diajarkan, melaksanakan tugas termasuk
dipahami dan laksanakan oleh setiap orang membimbing siswa dalam kondisi dan
Kristen baik tua, muda, orang dewasa dan situasi apapun merupakan salah satu hal
anak-anak atau anak didik. Mengingat yang signifikan untuk memotivasi belajar
banyaknya budaya-budaya kekeristenan siswa. Kesulitan mengajar dan
dalam Alkitab Perjanjian Lama atau membimbing siswa tidak akan berbeda jauh
Perjanjian Baru, maka dalam uraian ini dengan kesulitan yang akan dihadapi siswa
hanya akan melihat dari 7 aspek budaya dalam mengikuti proses pembelajaran.
yang harus dihayati dalam kepemimpinan Untuk itu, sebagai seorang pemimpin, guru
guru Kristen, yaitu harus memiliki kemampuan untuk
1. Kesetiaan menuntun siswa untuk tetap setia
Kehidupan Kaleb yang penuh melaksanakan semua kewajiban sebagai
kesetiaan menginspirasi kita. Dia seorang pelajar. Akan tetapi, tugas ini tidak
mengalami perbudakan di tanah Mesir dan hanya teori melainkan kesetiaan seorang
pembebasan dan empat puluh tahun guru itu harus menjadi budaya hidup yang
mengembara di padang belantara. Imannya tampak ril di hadapan siswa sehingga bisa
yang absolut dalam Allah membentuk berpengaruh pada kesetiaan siswa dalam
18
mengikuti proses pembelajaran meskipun akan juga berupaya untuk hal yang sama.
situasi dan kondisi yang sulit. Anak-anak belajar tidak hanya dari apa
yang didengar dari perkataan orang tua
2. Kasih
mereka, tetapi terlebih lagi mereka lebih
“Kasihilah TUHAN, Allahmu
mencontoh pola hidup orang tua mereka.
dengan segenap hatimu dan dengan
Budaya kepemimpinan guru
segenap jiwamu dan dengan segenap
Kristen haruslah mencerminkan kasih
kekuatanmu.” (Ulangan 6:5), merupakan
sesuai ajaran Alkitab. Kasih merupakan
panggilan untuk suatu komitmen yang total.
senjata ampuh yang mempersatukan guru
Dalam kaitan dengan Ulangan 6 ini,
dan siswa demikian juga siswa dengan
Thomas R. Schreiner mengungkapkan
siswa. Namun, Kasih itu harus diwujudkan
bahwa mengasihi Allah tak dapat
dalam ketaatan setiap pribadi pada
dilepaskan dari menaati perintah-
peraturan dan ketentuan yang ada. Jika
perintahNya. Mengasihi tidak hanya
seorang guru taat terhadap semua ketentuan
semata perasaan keagamaan tetapi perasaan
dan peraturan dalam melaksanakan tugas,
yang diwujudkan dalam ketaatan kepada
sebuah pertanda guru itu sungguh-sungguh
Allah. Mengasihi Allah tidak terpisahkan
mengasihi siswa-siswanya dengan tidak
dari takut kepada-Nya, berjalan dalam
mengorbankan hak dari setiap siswa.
jalan-jalanNya dan melayani-Nya.
Budaya kepemimpinan guru ini harus
Selanjutnya dalam Ulangan 6:6-9
tercermin dari seorang guru kepada
mengungkapkan tiga hal penting, yaitu (1)
siswanya dalam mengasihi . Demikian
Orang Israel sendiri harus memperhatikan
juga, seorang siswa yang mengasihi guru
atau menaati perintah ini ; (2) Orang Israel
(atau juga orang tua) haruslah taat pada
harus mengajarkan kepada anak-anak
kewajibannya dan menyelesaikannya
mereka dan (3) perintah ini harus menjadi
dengan baik. Tidak mungkin ada kasih
tanda bagi seseorang baik di tubuh, rumah
tanpa ada ketaatan. Dengan demikian, guru
dan kota. Pemimpin guru Kristen sebagai
sebagai seorang pemimpin bagi siswa bisa
orang tua siswa di sekolah harus beajar
memberi pengaruh pada siswa untuk taat
hidup dalam ketaatan terlebih dahulu. C.
melaksanakan tugas sesuai arahan,
Ellis Nelson mengungkapkan bahwa anak-
petunjuk, bimbingan dari guru dalam
anak menyerap apa yang dilakukan dan
mengwujudkan siswa yang memiliki
dikatakan oleh orang tua mereka, sehingga
budaya mengasihi guru dan sesamanya.
jika orang tua berdoa dan hidup
berpusatkan kepada Allah, maka anak-anak 3. Kekudusan

19
Harun dan anak-anaknya diminta bangsa lain kurang kudus, atau tidak kudus,
dalam proses menguduskan, yang mana melainkan agar Israel mengembangkan,
mereka membawakan pakaian yang kudus, menjaga dan menampilkan kekudusan-Nya
memberi perminyakan yang kudus, secara khusus. Israel sendiri dengan
menobatkan dan memakan persembahan demikian juga terus-menerus dikuduskan
(Kel. 28:3, 41, 29:1, 33, 30:30). Manusia dalam hubungan istimewa tersebut. Dalam
juga bisa menjadi subjek dalam proses kitab Yesaya, Allah sering disebutkan
menguduskan diri yang disebut dengan “Yang Mahakudus, Allah Israel” (5:19;
istilah hitqaddesy (‫)התּקש‬
ִ yang artinya 30:12; 43:3; 55:5) yang menghendaki agar
menguduskan diri (Kel. 19:22), terdapat 24 Israel mengubah sikapnya dan mengikuti
x dalam PL, Ini memasuki kepada suatu tabiat Allah yang diam di tengah-tengah
tempat kudus yang sudah melewati mereka (12:6) Pernyataan di atas sejalan
kesalehan.Perlindungan seseorang terhadap tujuan pendidikan untuk mentransferkan
dirinya, ketika dia sudah mengeluarkan ilmu dari guru kepada siswa dan
hidupnya dari komunitas yang tidak bersih mentransformasi sikap dan perbuatan
atau ketika dia datang untuk bersekutu siswa. Kepemimpinan seorang guru bukan
dengan Allah. Betseba membersihkan berpengaruh semu namun konkrit yang bisa
dirinya dari yang tidak bersih sebelum mengubah perspektif, pola pikir, cara
Daud tidur dengannya (2 Sam. 11:4). Imam pandang siswa dan semua ini bisa terjadi
sudah melindungi diri mereka ketika lewat apa yang mereka lihat, apa yang
mereka mendekati Allah untuk melekukan mereka dengar, apa yang mereka
tugas peribadatan (Kel. 19:22, 1 Kro. praktekkan dalam kehidupannya setiap
15:12). Kata kerja kudus ini merupakan hari. Setiap perjumpaan antara guru dan
pengabdian, bukan dengan implikasi siswa akan terjadi interaksi, pengaruh dan
ibadah sementara, tapi memindahkan transformasi bagi siswa baik secara proses
kepada posisi kesalehan, yang mana keteladanan dan kesaksian hidup yang bisa
pengabdian seseorang bukan untuk yang mengubah sikap dan tabiat duniawi ke
bersifat exklusive. Fokus dari proses dalam tabiat Ilahi, budaya hidup yang kotor
pengabdian ini merupakan perbuatan untuk menjadi kudus. Untuk itu, setiap guru harus
menghormati kekudusan Allah (Bil 20:12) menjaga kekudusan hidup setiap saat bagi
yang dipisahkan untuk maksut keTuhanan. siswaa-siswinya.
Allah yang kudus memilih bangsa Israel 4. Teguh Akan Kenyakinan
sehingga Ia mengkhususkan bangsa Sekitar 600 tahun sebelum
tersebut dari yang lain. Bukan karena kelahiran Kristus, Daniel melihat
20
bangsanya dijajah dan hidupnya terenggut menyelesaikan semua persoalan dan
dari kampung halamannya. Bersama masalah.
banyak penduduk Israel lainnya, Daniel 5. Komitmen
dibawa sebagai tawanan ke tempat bernama On the other hand, Altun handles
Babel—suatu peradaban asing yang the concept of commitment from a direct
berjarak ratusan kilometer dan jauh dari perspective of education. He expresses that
segala kemapanan hidup di Yerusalem. Di teacher commitment has been considered
wilayah yang sekarang kita kenal sebagai as a passion to the work. Passion is at the
Irak itu, Daniel menghadapi tantangan core of effective learning and teaching.
untuk memegang teguh imannya di tengah Mart (2013) argues that passionate
budaya yang sarat dengan beragam nilai teachers are distinguished by their
dan prioritas yang sangat jauh berbeda. commitment to achievement of their
Orang yang berkeyakinan diri yang tinggi students. Considering this definition of
selalu menerapkan nilai-nilai positif dalam „commitment‟, it is likely to say that the
hidup mereka. Itulah yang dikatakan dalam commitment is to dedicate one‟s self to the
Ibrani 12 :3 bahwa “jangan kamu menjadi task, job to be performed. It can be a
lemah dan putus asa”. Seorang guru harus physical or non-physical effort; however, it
menjadi kebanggaan siswanya dalam hal requires the readiness of mind to do the
kuat dalam keyakinan diri akan action. In this sense, when we talk about
keberhasilan dalam banyak hal termasuk any committed teacher, we understand that
diri sendiri maupun siswa. Pengaruh she or he is both physically and spiritually
seorang guru kepada siswanya adalah ready to do the act of teaching. In other
menghadirkan nilai-nilai positif dari words, the motivating power in his or her
keyakinan dirinya sehingga siswa akan spirit is complete to push the educator to
termotivasi untuk mencapai keberhasilan. take the necessary steps to teach. Here,
Siswa yang kuat akan keyakinan dirinya the focal point is that the committed
selain memiliki nilai-nilai positif akan teacher is an educator with passion, desire,
dirinya juga kuat dan mampu menghadapi enthusiasm and dedication.
tantangan dan pergumulan. Untuk itu, guru Indikator guru yang menyelesaikan
harus membangun budaya hidup para siswa tanggung jawab dengan baik adalah guru
dengan nilai-nilai positif sesuai dengan yang berkomitmen atas pekerjaannya.
ajaran Alkitab supaya siswa memiliki Sikap ini harus ada kelihatan dalam
keyakinan diri akan kemampuan dirinya kebiasaan perilaku seorang guru dalam
mendedikasikan diri seseorang pada tugas
21
dan pekerjaannya, tidak hanya pintar ditiru oleh siswa dan berpengaruh dalam
mempersiapkan bahan ajar, mahir dalam perilaku siswa menjadi siswa yang trampil.
mengajar melainkan siap untuk Untuk itu, nilai-nilai budaya ini bagi guru
melaksanakan tugas secara fisik dan sebagai pemimpin dan siswa dapat
spiritual, penuh semangat, antusias dan dijadikan sebuah referensi ke dalam norma-
dedikasi. Perilaku ini harus menjadi norma kehidupan yang membentuk cara
budaya kepemimpinan guru yang memiliki berpikir, berkomunikasi, bersikap,
komitmen untuk melaksanakan tugas berperilaku dalam semua sisi dan objek
dengan bersemangat tinggi dan antusias kehidupan. Secara khusus bagi guru
sehingga siswa juga akan juga beragama Kristen atau bertugas di
berkomitmen tinggi dalam proses belajar lingkungan sekolah Kristen diharapkan
untuk mencapai kualitas yang terbaik. dapat memgembangkan nilai-nilai
kekeristenan sebagai budaya kehidupan
E. KESIMPULAN
sehari-hari baik pribadi, sebagai seorang
Budaya dan kebudayaan memiliki
guru yang bertindak sebagai pemimpin
pengertian yang bersamaan yang
maupun siswa yang di lingkungan sekolah
mengungkapkan suatu kebiasaan hidup
untuk membentuk pribadi yang berilmu,
atau perilaku seseorang yang dapat dikenal
berakhlak dan berbudi yang baik.
lewat sikap, komunikasi dan interaksi
DAFTAR PUSTAKA
sosial. Budaya bagi seseorang dapat dikenal Cicih Ratnasih,(2017), Leadeship Style
dari cara hidup, komunikasi, perilaku dan Disciple, Motivation And The
Implications On Teachers;
kebiasaan hidup seharian yang dapat Performance, International
mengungkapkan perasaan, Journal of Human Capital
Management, 1(1), 124-137
mengkomunikasi nilai-nilai keyakinan dan C. Ellis Nelson, “Spiritual Formation”,
pengembangan intelektual dan spiritual Journal Of Family Ministry,
Vol.20, No.3, Fall 2006, 17
secara dinamis. Setiap pribadi yang Darmawijaya, Selak Beluk Kitab Suci,
melakonkan hal-hal di atas mengandung (Yogyakarta: Kanisius, 2009),
94
suatu nilai dalam budaya hidupnya. Djamarah, Syaiful Bahri Guru Dan Anak
Berkenaan hubungan seorang guru ke Didik Dalam Interaksi
Edukatif, Cet.III, (Jakarta :
dalam nilai-nilai budaya atau kebudayaan PT.Rineka Cipta, 2005)
di mana guru diharapkan mengembangkan Galajda, Dagmara, Teacher’s Action Zone
In Facilitating Group
profesionalitas sejalan dengan kemajuan Dynamics, Linguarum Arena :
iptek sebagai nilai-nilai dalam budaya Revista do Progama Doutoral
em Didactica de Linguas da
hidup yang bisa menjadi teladan yang akan Universidade do Porto,Vol.3,

22
(Portugal : Universidade do Peursen, Van, Strategi Kebudayaan,
Porto, 2012),91-101 (Jakarta : Yayasan Kanisius,
Gemeran, Van A. Willem (ed), New 1984)
International Dictionary Of Purwanto, Ngalim M. –
The Old Testament Theologi & Djojopranoto,Sutaadji
Exegetis Vol. 3, (America: Administrasi Pendidikan,
Paternoster Press, 2002) (Jakarta : Mutiara Sumber
https://www.cqbiblestudy.org/assets/cq/Le Widy, 1996)
ssons/2010/Q4/Indonesian/ST Schreiner, R. Thomas, The King In His
UDENT/CQ-10-Q4-I-L02.pdf, Beauty, A Biblical Theology Of
diakses 03 April 2018 The Old and New Testament,
https://office.com/getword (Grand Rapids : Baker
Isbell, Charles, “Deutronomy’s Definition Academic,2013)
Of Jewish Learning”, Jewish Sutrisno, Muji & Putranto, Herman, Teori-
Bible Quarterly, 31, No.2, Apr- Teori Kebudayaan,
Jun 2003. (Yogyakarta : Kanasius,2005)
Kartono,Kartini, Pemimpin Dan Tasmuji, dkk. Ilmu Alamiah Dasar, ilmu
Kepemimpinan, (Jakarta : Sosial Dasar, ilmu Budaya
Rajawali,1994) Dasar, (Surabaya : IAIN
Kussudyarsana,(2008), Budaya Dan Sunan Ampel Press,2011)
Pemasaran Dalam Tinjauan Tim Redaksi Nuansa Aulia, Himpunan
Pengaruh Budaya Terhadap Perundang-undangan RI
Perilaku Konsumen, Tentang Sistem Pendidikan
BENEFIT, Jurnal Manajemen Nasional, Cet. I, (Bandung :
Dan Bisnis, Vol.12, No.2 , Nuansa Aulia, 2008), 23-24
172-180 Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru
Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas Profesional, cet.XI, (Bandung :
dan Pembangunan, (Jakarta: PT.Remaja Rosdakarya,2000)
Gramedia Pustaka Utama, Wirawan, Pendidikan Jiwa
1993) Kewirausahaan; Strategi
Manan, Imran, Pendidikan Adalah Pendidikan Nasional Dalam
Enkulturasi, (Jakarta : Globalisasi Dan Otonomi
Departemen Pendidikan Dan Daerah, (Jakarta : Uhamka
Kebudayaan, 1989) Press,2002)
Milne,Bruce, Mengenali Kebenaran, Yunus Yildiz & Bunyamin Celik, (2017),
Jakarta: BPK-GM, 2009. Commitment To The Teaching
Miller, Deuteronomy, 98. Nerman Lamm, Profession, Internasional
Shema. Spirituality And Law in Journal Of Social Sciences &
Judaism, (Philadelphia : Varda Educational Studies,
Books,2002),5 Vol.4.,No.2, 93-97.
Pelly, Usman dan Menanti,Asih, Teori-
Teori Sosial Budaya, (Jakarta :
Dirjen Dikti Depdikbud, 1994)

23

Anda mungkin juga menyukai