Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BUDAYA ORGANISASI
TUGAS MATA KULIAH
KAJIAN PERILAKU ORGANISASI DAN ISTITUSI PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu :

1. Prof. Dr. Zakaria Syafe’i, M.Pd


2. Dr. Agus Gunawan, M.Pd
3. Dr. Syafi’i, M.Ag

Oleh :
Yayan Sofyan

PROGRAM DOKTOR
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2021
A. PENDAHULUAN

Para ahli pendidikan sepakat bahwa budaya adalah dasar terbentuknya kepribadian
manusia, dari budaya dapat terbentuk identitas seseorang, identitas masyarakat bahkan
identitas lembaga pendidikan. Di lembaga pendidikan secara umum terlihat adanya budaya
yang sangat melekat dalam tatanan pelaksanaannya, serta memberikan inovasi pendidikan
yang sangat cepat, budaya tersebut berupa nilai-nilai religius, filsafat, etika dan estetika
yang terus dilakukan.
Budaya organisasi terutama dalam suatu lembaga sangat memegang peranan
penting. Sebab akan menjadikan lembaga tersebut lentur, fleksibel dan elastis,
sebagaimana budaya yang tidak akan pernah mengalami kemunduran dan akan menjadi
sangat sempurna jika dipadu dengan agama yang bersumber pada wahyu ilahi. Tidak
sedikit yang mengatakan bahwa agama termasuk dalam lingkup budaya. Itupun jika umat
beragama mampu mengaplikasikan ajaran-ajaran agama dalam kehidupan budayanya.
Sedangkan bila tidak, maka justru akan menjadi budaya umat yang termarginalkan dalam
persaingan di dunia pendidikan.
Pendidikan adalah sebuah proses humanisasi yang berusaha untuk mengembangkan
dan menginternalisasikan potensi dan nilai-nilai kemanusiaan pada diri individu agar
menjadi seorang yang dewasa yang mampu secara internal mempersepsikan dirinya
sendiri dan secara external mampu merespon dan berkomunikasi dengan dunianya. Dalam
kaitan ini maka sebuah sistem pendidikan harus diorientasikan secara aktif
mengembangkan nilai-nilai potensi kemanusiaan dan secara antisipatif memberi bekal
pada individu agar ia dapat hidup di dunianya nanti.
Antara pendidikan dan budaya organisasi terdapat hubungan yang sangat erat dalam
arti keduanya dengan suatu hal sama yaitu nilai-nilai. Pendidikan selalu berkaitan dengan
manusia, sedang manusia selalu menjadi anggota masyarakat dan mendukung budaya
tertentu. Konsep pendidikan mengangkat derajat manusia sebagai makhluk budaya yaitu
makhluk yang mempunyai kemampuan untuk menciptakan nilai budaya dan fungsi budaya
dan pendidikan adalah kegiatan melontarkan nilai-nilai.
Dengan adanya budaya di dunia pendidikan, maka timbullah berbagai organisasi,
budaya organisasi banyak menimbulkan hal-hal yang masuk dalam dunia pendidikan
berbagai interaksi-interaksi dari luar, yang menjadi budaya baru dalam pendidikan,
terutama dalam upaya mengembangkan lembaga pendidikan.
B. BUDAYA ORGANISASI
Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang
diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam
keluarga, organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu
dengan yang lain dalam cara berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan.
Budaya mengikat anggota kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang
menciptakan keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu,
budaya pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam
memberi kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan.
Untuk memahami arti dari budaya organisasi, maka diuraikan dulu makna dari
masing-masing kata, yaitu budaya, organisasi dan budaya organisasi.
1. Pengertian Budaya
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, budaya (culture), diartikan sebagai:
pikiran, adat, istiadat, sesatu yang sudah berkembang, sesuatu yang menjadi
kebiasaan yang sukar di ubah. Dalam pemakaian sehari-hari, orang biasanya
mensinonimkan pengertian budaya dengan tradisi (tradition). Dalam hal ini tradisi
diartikan sebagai ide-ide umum, sikap dan kebiasaan kelompok dalam masyarakat
tertentu. Beberapa pengertian budaya dalam perspektif para pakar, antara lain sebagai
berikut:
1) Menurut Edward B.Taylor:
Budaya atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks dari
pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, adat istiadat, serta kemampuan-
kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
2) Menurut Gibson Ivancevich Donnely:
Budaya mengandung pola, baik eksplisit maupun implisit dari dan untuk perilaku
yang dibutuhkan dan diwujudkan dalam simbol menunjukkan hasil kelompok
manusia secara berbeda, termasuk benda-benda hasil ciptaan manusia. Inti utama
dari budaya terdiri dari ide tradisional dan terutama pada nilai menyertai.
3) Menurut Richard A. Shweden:
Budaya sebagai gagasan-gagasan yang bersifat khusus dari suatu masyarakat
berkenaan dengan hal-hal yang dianggap benar, baik, indah dan efisien yang harus
disosialisasikan dan dibiasakan secara turun temurun.
4) Menurut Nedler:
Budaya sebagai culture as habits and cusoms that people develop to cope with
change, yaitu kebiasaan dan budaya yang dikembangkan orang untuk mengatasi
perubahan. Dari definisi ini dapat dipahami bahwa suatu budaya dimanifestasikan
terhadap perilaku yang dapat diamati. Suatu kultur juga tidak berada dalam
pemikiran seseorang melainkan berada dalam tindakan nyata. Tetapi juga tidak
berarti bahwa semua tingkah laku orang yang dalam organisasi merupakan kultur.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi yang terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
2. Pengertian Organisasi
Istilah organisasi dalam bahasa Inggrisnya adalah Organization, yang
mempunyai arti kata hal yang mengatur dan kata kerjanya adalah organizing, berasal
dari bahasa latin organizare, yang mengatur atau menyusun. Beberapa pengertian
budaya dalam perspektif para pakar, antara lain sebagai berikut:
1) Hicks & Gullen:
Organisasi adalah kegiatan membagi-bagi tugas, tanggung jawab dan wewenang
di antara sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2) Pierce I dan Robinson:
Organisasi adalah proses membentuk hubungan-hubungan yang esensial di
antara orang-orang, tugas-tugas dan aktivitas-aktivitas dengan cara
mengintegrasikan dan mengkoordinasikan semua sumber organisasi kearah
pencapaian suatu tujuan secara efektif dan efisien.
3) James D. Mooney:
Organization is the form of every human association for the attainmen of common
purpose, (Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai
suatu tujuan bersama).
4) Heinz Weinrich, Harold Koontz & Cyril O'Donnell:
Organisasi adalah pengelompokan aktivitas yang diperlukan untuk mencapai
sasaran, penugasan setiap pengelompokan kepada seorang manajer dengan
otoritas yang diperlukan untuk mengawasi, dan provisi untuk koordinasi secara
horisontal dan vertikal dalam struktur perusahaan.
5) Menurut Marno dan Triyo Supriyatno:
Organisasi bukanlah sistem tertutup, tetapi harus berinteraksi dengan lingkungan.
Organisasi adalah suatu sistem terbuka, karena itu disamping mencakup sistem
produksi juga proses-proses lain yang bersifat hakiki untuk mempertahankan
eksistensinya.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa organisasi adalah proses penentuan,
pengelompokan dan penyusunan macam-macam kegiatan menyusun struktur dan
membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai
tujuan bersama.
3. Pengertian Budaya Organisasi
Definisi awal budaya organisasi disampaikan oleh Terrence E. Deal dan Allan A.
Kennedy sebagai the integrated pattern of human behavior that included thought,
speech, action, and artifacts and depends on man’s capacity for learning and
transmitting knowledge to succeeding generation. Beberapa pengertian organisasi
budaya dalam perspektif para pakar, antara lain sebagai berikut:
1) Peter F. Druicker:
Organizational Culture is the body of solutions to external and internall problems
that has worked consistently for a group and that is therefore taught to new
members as the correct way to perceive, think about and feel in relation to those
problems.
2) Schein:
Budaya organisasi adalah pola asumsi dasar yang dianut bersama oleh sekelompok
orang setelah sebelumnya mereka mempelajari dan meyakini kebenaran pola
asumsi tersebut sebagai cara untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang
berkaitan dengan adaptasi eksternal dan integrasi internal, sehingga pola asumsi
dasar tersebut perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang
benar untuk berpersepsi, berpikir dan mengungkapkan perasaannya dalam
kaitannya dengan persoalan-persoalan organisasi.
3) Menurut Phiti Sithi Amnuai:
Organizational Culture is a set of basic assumptions and beliefs that are shared by
members of an organization, being developed as they learn to cope with problems
of external adaptation and internal integration.
4) Schemerhom, Hurn dan Osborn:
Budaya organisasi adalah suatu sistem penyebaran keyakinan dan nilai-nilai yang
dikembangkan di dalam suatu organisasi sebagai pedoman perilaku anggotanya”.
5) Tunstal:
Budaya organisasi adalah suatu konstelasi umum mengenai kepercayaan,
kebiasaan, nilai, norma perilaku, dan cara melakukan bisnis yang unik bagi setiap
organisasi yang mengatur pola aktivitas dan tindakan organisasi, serta melukiskan
pola implisit, perilaku, dan emosi yang muncul yang menjadi karakteristik dalam
organisasi.
6) Andrew Brown:
Budaya organisasi merupakan pola kepercayaan, nilai-nilai, dan cara yang dipelajari
menghadapi pengalaman yang telah dikembangkan sepanjang sejarah organisasi
yang memanifestasi dalam pengaturan material dan perilaku anggota organisasi.
7) Wirawan:
Budaya organisasi adalah norma, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, filsafat,
kebiasaan organisasi, dan sebagainya (isi budaya organisasi) yang dikembangkan
dalam waktu yang lama oleh pendiri, pemimpin, dan anggota organisasi yang
disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota baru serta diterapkan dalam aktivitas
organisasi sehingga mempengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku anggota
organisasi dalam memproduksi produk, melayani para konsumen, dan mencapai
tujuan.
Dari berbagai definisi yang diuraikan di atas, dapat dipahami bahwa budaya
organisasi merupakan suatu kepercayaan, nilai, norma perilaku yang diterima dan
disosialisasikan secara berkesinambungan sebagai pembentuk karakteristik organisasi
dalam menghadapi tantangan/adaptasi eksternal dan integrasi internal.

C. PENTINGNYA BUDAYA DALAM ORGANISASI


Purwanto dalam bukunya yang berjudul Budaya Perusahaan menyebutkan bahwa
secara spesifik budaya mempunyai lima peran, yaitu:
a. Budaya memberikan rasa memiliki identitas dan kebanggaan bagi karyawan, yaitu
menciptakan perbedaan yang jelas antara organisasinya dengan yang lain.
b. Budaya mempermudah terbentuknya komitmen dan pemikiran yang lebih luas
daripada kepentingan seseorang.
c. Memperkuat standar perilaku organisasi dalam membagun pelayanan superior pada
pelanggan.
d. Budaya menciptakan pola adaptasi.
e. Membangun sistem kontrol organisasi secara menyeluruh.
Pada organisasi yang dikelola dengan baik, setiap orang dalam organisasi menganut
budaya mereka. Budaya yang kuat berperan dalam dua hal, yaitu:
a. Mengarahkan perilaku. Karyawan mengerti bagaimana harus bertindak dan apa yang
diharapkan dari mereka.
b. Budaya yang kuat memberi karyawan pengertian akan tujuan, dan membuat mereka
berpikiran positif terhadap perusahaan. Mereka mengerti apa yang ingin dicapai
perusahaan mencapai sasaran tersebut. Budaya berfungsi sebagai perekat yang
menyatukan organisasi. Jika organisasi memiliki budaya yang kuat, organisasi dan
karyawannya akan memiliki perilaku yang seiring dan sejalan.
Budaya mempunyai kaitan dan peran terhadap berbagai aspek kehidupan organisasi
secara menyeluruh. Dibawah ini dikemukakan peran budaya organisasi terhadap
organisasi, anggota organisasi, dan mereka yang berhubungan dengan organisasi,
diantaranya sebagai berikut:
a. Identitas Organisasi
Budaya organisasi berisi satu set karakteristik yang melukiskan organisasi dan
membedakannya dengan organisasi yang lain. Budaya organisasi menunjukan
identitas organisasi kepada orang diluar organisasi.
b. Menyatukan Organisasi
Budaya organisasi merupakan lem normatif yang merekatkan unsur-unsur organisasi
menjadi satu. Norma, nilai-nilai, dan kode etik budaya organisasi menyatukan dan
mengkoordinasi anggota organisasi. Budaya organisasi menyediakan alat kontrol bagi
aktivitas organisasi dan perilaku anggota organisasi. Norma, nilai-nilai, dan kode etik
budaya organisasi menyatukan pola pikir dan perilaku anggota organisasi. Isi budaya
organisasi mengontrol apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan oleh
anggota organisasi.
c. Reduksi Konflik
Budaya organisasi sering dilukiskan sebagai semen atau lem yang menyatukan
organisasi. Isi budaya mengembangkan kohesi sosial anggota organisasi yang
mempunyai latar belakang berbeda. Pola pikir, asumsi, dan filsafat organisasi yang
sama memperkecil perbedaan dan terjadinya konflik diantara anggota organisasi. Jika
terjadi perbedaan atau konflik, budaya organisasi mempunyai cara untuk
menyelesaikannya.
d. Komitmen kepada organisasi dan kelompok
Budaya organisasi bukan saja menyatukan, tetapi juga memfasilitasi komitmen
anggota organisasi kepada organisasi dan kelompok kerjanya. Budaya organisasi yang
kondusif mengembangkan rasa memiliki dan komitmen tinggi terhadap organisasi dan
kelompok kerjanya.
e. Reduksi ketidakpastian
Budaya organisasi mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan kepastian. Dalam
mencapai tujuannya, organisasi menghadapi dan kompleksitas lingkungan, demikian
juga aktivitas anggota organisasi dalam mencapai tujuan tersebut. Budaya organisasi
menentikan kemana arah, apa yang akan dicapai, dan bagaimana mencapainya.
Budaya organisasi juga mengembangkan pembelajaran bagi anggota baru. Meraka
mempelajari apa yang penting dan tidak penting, apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan. Mereka mempunyai pedoman yang memberikan kepastian dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.
f. Menciptakan konsistensi
Budaya organisasi menciptakan konsistensi berpikir, berperilaku, dan merespons
lingkungan organisasi. Budaya organisasi memberikan peraturan, panduan, prosedur
serta pola memproduksi dan melauani konsumen, pelanggan, nasabah, atau klien
organisasi. Semua hal tersebut menimbulkan konsistensi pola pikir, cara bertindak, dan
berperilaku anggota organisasi dalam melaksanakan tugas dan perannya. Dengan
kata lain, anggota organisasi melaksanakan tugasnya by book, tidak menyimpang dari
panduan yang ada dibuku budaya organisasi.
g. Motivasi
Budaya organisasi merupakan kekuatan yang tidak terlihat atau inficible force
dibelakang faktor-faktor organisasi yang kelihatan dan dapat diobservasi. Budaya
merupakan energi sosial yang membuat anggota organisasi untuk bertindak. Budaya
organisasi memotivasi anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Mereka
mersa berkewajiban dan bertanggung jawab untuk merealisasi tujuan organisasi.
h. Kinerja organisasi
Budaya organsiasi yang kondusif menciptakan, meningkatkan, dan mempertahankan
kinerja tinggi. Budaya organisasi yang kondusif menciptakan kepuasan kerja, etos
kerja, dan motivasi kerja karyawan. Semua faktor terseabut merupakan indikator
terciptanya kinerja tinggi dari karyawan yang akan menghasilkan kinerja organisasi
yang juga tinggi.
i. Keselamatan kerja
Budaya organisasi mempunyai pengaruh terhadap keselamatan kerja. Sedangkan
faktor-faktor penyebab kecelakaan industri adalah budaya organisasi perusahaan. Ada
hubungan kausal positif antara budaya organisasi dan kecelakaan industri. Untuk
meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja, perlu dikembangkan budaya
keselamatan dan kesehatan kerja.
j. Sumber keunggulan kompetitif
Budaya organisasi yang kuat mendorong motivasi kerja, konsistensi, efektivitas, dan
efisiensi serta menurunkan ketidakpastian yang memungkinkan kesuksesan organisasi
dalam pasar dan persaingan.
Kebudayaan yang kuat merupakan perangkat yang kuat untuk menuntun perilaku dan
membantu para anggota organisasi untuk mengerjakan pekerjaan, dengan sedikit lebih
baik terutama dalam dua hal yaitu:
a. Kebudayaan yang kuat adalah sistem aturan-aturan informasi yang mengungkapkan
bagaimana orang berperilaku dalam sebagian besar waktu mereka.
b. Kebudayaan yang kuat memungkinkan orang merasa lebih baik tentang apa yang
mereka kerjakan, sehingga mereka mungkin bekerja lebih keras.
Dari semua uraian diatas, dapat dipahami bahwa pentingnya budaya dalam
organisasi dikarenakan budaya yang kuat akan mengantar sebuah organisasi menjadi
sukses dan menjadikan inovasi serta tercapainya sasaran-sasaran yang diinginkan oleh
organisasi tersebut. Dan lebih-lebih lagi anggota organisasi dapat mempertahankan
kesetiaan, ketekunan dan ulet dalam melaksanakan berbagai macam tugas yang diberikan
serta diamanatkan oleh lembaga/organisasi.

D. TERBENTUKNYA BUDAYA ORGANISASI


Begitu para pendiri memiliki ide untuk mendirikan organisasi, saat itu pula embrio
terbentuknya budaya organisasi tidak terelakkan. Sedangkan realisasinya baru terjadi pada
saat organisasi betul-betul sudah berdiri. Bisa dikatakan bahwa begitu organisasi didirikan
pembentukan budayapun dimulai,
Ada beberapa unsur yang berpengaruh terhadap pembentukan budaya organisasi.
Deal & Kennedy dalam bukunya Corporate Culture: The Roles and Ritual of Corporate,
membagi lima unsur pembentuk budaya organisasi sebagai berikut:
a. Lingkungan Usaha
b. Nilai-Nilai
c. Pahlawan
d. Ritual
e. Jaringan Budaya
Secara teoritis proses begaimana suatu budaya organisasi terbentuk, telah dijelaskan
oleh Schein, menurut beliau terbentuknya suatu budaya organisasi dapat dianalisi dari tiga
teori sebagai berikut:
a. Teori Sociadynamic
Teori ini menitikberatkan penamatan secara detail mengenai kelompok pelatihan,
kelompok terapi, dan kelompok kerja yang mempunyai interpersonal dan emsional
guna membantu menjelaskan apa yang dimaksud dengan share tersebut.
b. Teori Kepemimpinan
Teori ini menekankan hubungan antara pemimpin dengan kelompok dan efek
personalitas dan gaya kepemimpinan terhadap formasi kelompok yang sangat relevan
dengan pengertian budaya organisasi terbentuk. Untuk itu Schein 2 (dua) hal, tugas
dan gaya kepemimpinan dalam kelompok.
c. Teori Pembelajaran (Learning Theory)
Teori ini memberikan bagaimana kelompok mempelajjari kognitif, perasaan dan
penilaian. Secara struktur ada dua tipe pembeajaran yaitu:
1) Situasi penyelesaian masalah secara positif;
2) Situasi menghindari kegelisahan.
Proses pembelajaran dimaksudkan untuk pewarisan budaya organisasi kepada
anggota baru dan organisasi.
Mathen Davis memandang budaya organisasi sebagai kepribadian organisasi
(organization’s personality) sebagai hasil dan seluruh gambaran tentang organisasi yang
meliputi orang-orangnya, sasaran, teknologi, ukuran, usia, persatuan pekerja, kebijakan
dan kesuksesan. Dalam pembentukan budaya organisasi ditentukan oleh beberapa unsur,
yaitu:
a. Lingkungan usaha
Lingkungan di mana perusahaan itu beroperasi akan menentukan apa yang harus
dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk menvapai keberhasilan.
b. Nilai-nilai (values)
Merupakan konsep dasar dan keyakinan dari suatu organisasi.
c. Panutan/keteladanan
Orang-orang yang menjadi panutan atau teladan karyawan lainnya karena
keberhasilannya.
d. Upacara-upacara (rites and ritual)
Acara-acara rutin yang diselenggarakan oleh perusahaan dalam rangka memberikan
penghargaan pada karyawannya.
e. Network
Jaringan komunikasi informal di dalam perusahaan yang dapat menjadi sarana
penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaan.
Budaya organisasi oleh Greenberg dan Baron sebagai kerangka kerja kognitif yang
terdiri dari sikap, nilai, norma perilaku dan harapan-harapan yang dibentuk oleh anggota-
anggota organisasi. Menurut pendapatnya ada tujuh unsur budaya organisasi, yaitu:
a. Inovasi
b. Stabilitas
c. Orientasi terhadap orang
d. Orientasi terhadap hasil
e. Easygomgnes
f. Perhatian yang mendetail
g. Orientasi pada kerjasama

Proses pembentukan budaya organisasi terjadi tiga cara antara lain:


a. Para pendiri hanya mempekerjakan dan mempertahankan karyawan yang berpikir dan
merasakan cara yang mereka tempuh.
b. Mereka mengindoktrinasikan dan mensosialisasikan para karyawan dengan cara berpikir
dan cara berperasaan mereka.
c. Perilaku pendiri itu sendiri yang bertindak sebagai model peran yang mendorong
karyawan mengindentifikasikan diri dengan mereka dan oleh karenanya
menginternalisasikan keyakinan, nilai, dan asumsi-asumsi mereka.
Gambar 1
Cara Bagaimana Budaya Organisasi Terbentuk

(Sumber: Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi Edisi Lengkap, (Jakarta: PT. Indeks,
2007)
Seperti terlihat pada gambar 1, Setelah suatu budaya terbentuk, praktik-praktik di dalam
organisasi bertindak mempertahankannya. Tiga kekuatan memainkan bagian sangat
penting dalam mempertahankan budaya antara lain:
a. Seleksi
Tujuan eksplisit dari proses seleksi adalah mengidentifikasi dan memperkerjakan
individu-individu yang mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
melakukan peketjaan dengan sukse di dalam organisasi itu.
b. Manajemen Puncak
Tindakan manajemen puncak juga mempunyai dampak besar pada budaya organisasi.
c. Sosialisasi
Proses adaptasi karyawan dengan budaya organisasi. Dan terdapat tiga tahap yaitu:
1) Tahap Pra-kedatangan
Periode pembeljaran pada proses sosialisasi yang dilakukan sebelum karyawan
baru bergabung ke dalam organisasi.
2) Tahap Keterlibatan
Tahap dalam proses sosialisasi di mana karyawan baru melihat apa yang
sesungguhnya organisasi itu dan persimpangan yang mungkin dan kenyataan
yang ada.
3) Tahap Metamorfosis
Tahap dalam proses sosialisasi di mana karyawan baru berubah dan
menyesuaikan diri dengan pekerjaan, kelompok kerja, dan organisasi.
Dari semua uraian diatas, dapat dipahami bahwa sebuah organisasi bisa mempunyai
bermacam budaya. Budaya terbentuk dalam sebuah kelompok dan karena dalam sebuah
organisasi terdiri dari beberapa kelompok maka bisa jadi dalam sebuah organisasi akan
terbentuk pula beberapa subkultur, karena dalam sebuah organisasi selalu terjadi
akulturasi dan enkulturasi maka budaya organisasi lebih bersifat dinamis.

E. PENUTUP
Budaya organisasi merupakan suatu kepercayaan, nilai, norma perilaku yang diterima
dan disosialisasikan secara berkesinambungan sebagai pembentuk karakteristik organisasi
dalam menghadapi tantangan/adaptasi eksternal dan integrasi internal. Budaya yang kuat
akan mengantar sebuah organisasi menjadi sukses dan menjadikan inovasi serta
tercapainya sasaran-sasaran yang diinginkan oleh organisasi tersebut. Dan lebih-lebih lagi
anggota organisasi dapat mempertahankan kesetiaan, ketekunan dan ulet dalam
melaksanakan berbagai macam tugas yang diberikan serta diamanatkan oleh
lembaga/organisasi.

F. REFERENS
Djatmiko, Yayat Hayati, 2008. Perilaku Organisasi, (Bandung: PT. Alfabeta)

Greenberg, Jerald dan Robert A. Baron, 1997. Behavior in Organizations, Understanding


and Managing The Human Side of Work. (New Jersey: Prentice-Hall Inc)

Hadari, Nawawi, 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia yang Kompetitif. (Yogyakarta:
Gajah Mada Press)

Harrison, Laurence & Huntington, 2000. Culture Matters, How Values Shape Human
Progress. (New York: Basic Books)

Heinz, Harold, Cyril, 1986. Management. (Jakarta: Penerbit Erlangga)

Kholid, Amru, 2007. Berakhlaq Seindah Rasulullah, (Semarang: Pustaka Nuun)

Marno & Triyo Supriyatno, 2009. Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam.
(Bandung: Refika Aditama)

Mohyi, Ach, 1999. Teori Dan Perilaku Organisasi. (Malang: UMM Press)

Ndraha, Taliziduhu, 1997. Teori Budaya Organisasi. (Jakarta: PT. Rineka Cipta)

Purwanto, Ngalim, 2008. Budaya Perusahaan. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar)


Robbins, Stephen P, 2007. Perilaku Organisasi Edisi Lengkap. (Jakarta: PT. Indeks)

Ruswandi, Uus, 2008. Landasan Pendidikan. (Bandung: Insan Mandiri)

Shiddiq, Nur Aufa, 2006. Terjemahan Ta’lim Muta’allim, (Surabaya: Al-Hidayah)

Siswanto dan Agus Sucipto, 2008. Teori dan Perilaku Organisasi. (Malang: Uin Malang
Press)

Sobirin, Ahmad, 2009. Budaya Organisasi (Pengertian, Makna, dan Aplikasinya dalam
Kehidupan Organisasi). (Yogyakarta: UPP STIM YKPN)

Suharsaputra, Uhar, 2010. Administrasi Pendidikan. (Bandung: PT. Refika Aditama)

Syafarrudin, 2002. Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan. (Jakarta: Grasindo)

Tika, Moh. Pabundu, 2008. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.
(Jakarta: PT. Bumi Aksara)

Tilaar, 1999. Pendidikan dan Kebudayaan dan Masyarakat Madani. (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya)

Wirawan, 2007. Budaya dan Iklim Organisasi. (Jakarta: Salemba Empat)

Anda mungkin juga menyukai