Anda di halaman 1dari 12

MENGEMBANGKAN MOTORIKS KASARs ANAKe USIAw 5-6 TAHUNw MELALUIi

PERMAINANe TRADISIONALs ENGKLEKk DI KP. GINTUNG DS. PASIR GINTUNG


KEC. JAYANTI KAB. TANGERANG-BANTEN

Uti Jumanti
Universitase Islame Negerii Sultann Maulanaa Hasanuddinn Bantene
Emaild : utijumanti17@gmail.com
Abstracte: The world of children is a life that is full of play, games and children are two different
things but one can not be separated from one another, it can also be said that all childhood is
inseparable from play. Earlyw childhoods is a groups of childrens who aren in a unique process of
growths and developments, have physical, motor, cognitive or intellectual development, social
emotional, and language. the traditional game of jumping on a flat plane drawn on the ground, by
making boxes then jumping with one foot from one box to the next. The traditional game ofengklek
is usually played by 2 to 5 girls in the yard of the house. play is a window to child development,
through playing the aspects of child development can grow optimally.
Keywords: Develop gross motor skill, Early childhood, Tradisional game Engklek

Abstrak : Dunia anak adalah dunia yang penuh dengan kegiatan bermain, permainan dengan anak-
anak mempunya keterikata satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan, dapat juga dikatakan
sepanjang masa anak-anak tidak terlepas dari bermain. Anak usiaa dinii adalah anakd yang dapatt
tumbuhe dan berkembangg sesuai dengann tahapannya, anakf yang bersifat unik, memiliki
perkembangann fisikh, motorikk, kognitiff atau intelektuall, sosiall emosionall, sertaa bahasaa.
Permainan tradisional lompat-lompat diatas garis yang sudah di gamabar diatas tanah, dan anak
bermain permainan tradisional engklek biasanya dimainkan 2 sampai dengan 5 anak perempuan
dihalaman rumah. bermainn merupakann jendelaa perkembangann anakk, dengan melaluii
bermainn permainan tradisional engklek aspekk perkembangann anakk bisa tumbuh secaraa
optimall.
Kata Kunci: Mengembangkann motorikk kasarr, Anakk usiaa dinii, permainann
tradisionallengklekk
PENDAHULUAN
Kanak-kanak adalahh manusiaa yang poloss sertaa memilikii potensii yang haruss
dikembangkann. Kanak-kanak adalahh anakk yangg masukk pada rentangg usiaa 0-6 ttahun.
Sesuaii dengann pasall 28 Undangg-Undangs Sistemm Pendidikann Nasionall Noo. 20/2003 Ayatt
1 yang juga menyatakann bahwaa masa kanak-kanak adalahh masa dimana anakk memasuki usia 0-
6 tahun (Fadillah, 2014). Anakk usiaa dinii juga merupakann individuu yangg sedangg memulai
prosess pertumbuhann dann perkembangann yangg sangatt pesatt, bahkann dapat dikatakann
sebagaii lompatann perkembangann. (Mulyasa, H.E, 2012).
Perkembangan dan pertumbuhan pada Anakk Usiaa Dinii (AUD)s merupakann faktorr
yangd sangat penting dan tidakk dapatt diabaikann di usiaa golden ages anakk. Usiaa emass
(goldend agess) adalahh dimana usiaa seorangg anakk beradaa padaa rentangg usiaa 0-6 tahunn.
Sehingga padaa usiaa inilah anakk membutuhkan stimulasi yangg sangatt maksimal mulai dari
pertumbuhannya dan juga seluruhh aspekk perkembangannyaa. Pendidikann Anakk Usiaa Dinii
(PAUD) semakin hari semakinn banyakk mendapatkan perhatiann, mulai darii pemerintahh
maupunn masyarakatt. Hals sepeti inii merupakanu anginu segarr untuk duniaa pendidikann
terkhusus untuk pendidikan anakk usiaa dinii, karena pendidikan di usia ini, dan akann membawaa
dampakk positif dan sangatt signifikann bagii tumbuhh kembangg anakk. PAUDd adalahh dimana
dilakukannya upayaa pembinaann yangg ditujukann khusus kepadaa anakk ketika lahirr sampair
denganr usiaa enama tahunn yangg dilangsungkan mulai dari pemberiann rangsangann pendidikann
untukk membantuu pertumbuhann dan perkembangann jasmanii dan rohanii anakk memilikii
kesiapann dalamm memasukii pendidikann lebihh lanjutt (UUu Sisdiknass, 2003: noo.20).
Perkembangan pada anakk usiaa dinii juga mempunyaii landasann hukumm.
Perkembangann pada anakk usiaa dinii diseluruh Indonesiaa, diaturr dalamm pendidikan
Permendibud Noo. 137 Tahunn 2014 tentangg Standarr Nasionall PAUDd, disamping kebijakann
lainn yangg mendukungg.
Perkembangan dan Pertumbuhan Anakk Usiaa Dinii (AUD) merupakann faktorr utama dan
sangat pentingg yangg tidakk dapatt diabaikann diusia keemasan anak. Usiaa emass (goldend age)
adalahh usiaa dimana seorangg anakk ada padaa rentangg usiaa lahirr sampaii dengann kurangg
lebihh enam tahunn. Sehinggaa padaa usiaa inilahh anakk perluu mendapatkann stimulusi yang
maksimall untuk seluruhh aspekk perkembangannyaa. Pendidikann Anakk Usiaa Dinii (PAUD) ini
semakinn hari semakinn banyakk mendapatkan perhatiann, baikk darii pemerintahh maupunn
masyarakatt.
Pemberiann rangsangann pendidikann perluu dilakukann ada seluruhh bagian pertumbuhan
anakk. Pemberiann rangsangann ini akann dapatt dioptimalkan apabilaa dilakukann di usiaa dinii,
dimana usiaa dinii melambangkan usiaa dimana anakk mudah untukk menyerapp berbagaii
stimulasii yangg diberikann. Aspek-aspekk perumbuhan yangg membutuhkan mendapatkann
kepedulian tersebutt antar lainn adalahh aspekk perkembangann bahasa, aspekk perkembangann
nilaii agamaa morall, aspekk perkembangann fisikk motorikk (motorikk kasare maupunn motorikk
haluss) aspekk perkembangann sosiall emosionall kemandiriann, dan aspekk perkembangann
kognitiff, sertaa aspekk perkembangann senii, keenamm aspekk perkembangann anakk inii, akanm
mampu bertumbuh dengann optimum apabilaa mendapatkann stimulasii yangg tepattdari
lingkungann, baikk lingkungann keluargaa, lingkungann sekolahh, maupunn lingkungann
masyarakatt. Agarr dapatt memberikann stimulasii yangg baikk, makaa orang tua haruss
mengetahuii setiapp perkembangann anak-anaknyaa, karenaa sejatinyaa, tangung jawa pendidikann
pendidikan usiaa dinii merupakann tanggung jawab orang tua, orang tua berperan sebagai tutor
utama bagi ank-anaknya, pendidikann anakk jugaa merupakann tanggung jawab keluargaa, karenaa
keluargalahh yangg berfungsii sebagaii faktor pendukung.
Sering juga kita jumpai dimasyarakat kita sendiri tentang faktorr keterlambatann darii
kemampuann anakk dalam berjalann yang di sebabkan polaa asuhh yangg kurangg tepatt. Polaa
asuhh yangg kurangg tepatt inii dapatt terlihatt darii kurangnyaa orang tua memperbolehkan waktu
kepadaa anakk buat melatihh kakinyaa untuk berjalann. Misall kebiasaann orang tua
menggendongg anakk dengann alasann takutt kotorr apabilaa bermainn dilantai, atauu takutt
terjatuhh, takutt rumahh berantakann atau lainn sebagainyaa. Orang tua sebaiknya
memperbolehkan anak untuk bermain dilantai, ditanah, ditempat-tempat yang dapatt merangsangg
perkembangann anakk. Ruang bermain-mainn anak yang mebutuhkan perhatian adalah ketentraman
dan kedamaian, kemudian jikalau intens acara bermain-main tersebut menyebabkan kumuh, maka
orang tua harus bergegas membenahi dirii dengann mandii, atauu membasuh tangann dann kakii
anakk, dengann demikiann tidakk adaa alasann anakk tidakk bolehh bermainn ditanah, tidak boleh
bermain dilantai karenaa takut kotorr.
Selainn kebiasaann menggendongg dann takutt kotorr, kebanyakan masyarakatt jugaa
mempercayai bahwaa anakk tidak dapatt berjalann atauu anakk mengalami keterlambatan berjalann
karenaa anakk dapat menguasai lebihh dahuluu, yaituu potensi bahasaa lisann (kemampuann
berbicaraa anakk). Estimasi inii lebihh mengarahh kepadaa mitoss yangg diyakinii olehh ssebagian
kelompok. Dengann demikiann suatu kelompok menganggapp bahwaa diwaktu yang akan datang
anaknyaa akann dapatt berjalann dengann sendirinyaa tanpaa perluu dihiraukan,mmeskipun
menghadapi ketertundaan dii dalamm perkembangannyaa, sehinggaa tertundanya padaa struktur
perkembangann motorikk anakk (berjalann) merupakann situasi yangg biasa, menimbang adanya
perbaikan dalam pertumbuhan atas aspekk perkembangann anakk yangg lainn, yaituu struktur
pertumbuhan dalam berbahasaa. Padaa usiaa dinii pertumbuhan kanak-kanak terjadii dengan waktu
yang sangatt cepatt. Termasukk perkembangann fisikk motorikk anakk terjadii dengann begituu
pesatt. Pertumbuhan motorikk bukan sajaa mencakupp melangkah, berlarii, meloncat-loncat, dapatt
naikk sepedaa rodaa tigaa, menyemangati, menarikk, memutarr dann berbagaii aktivitass
koordinasii mataa tangann,nnamun jugaa melibatkann hal-hali sepertii menggambarr, mengecatt,
mencorett dann kegiatann lainn yangg saling berkesinambungan dengann motorikk anakk. Keahlian
motorikk bertumbuh sangat pesatt padaa usiaa inii (Renii Akbarr, 2001:7). Struktur pertumuhan
motorikk anakk padaa dasarnyaa terbagii menjadi duaa kategorii, yaituu perkembangann motorikk
kasarr dann perkembangann motorikk haluss. Keduanyaa memerlukann perhatiann dann stimulasii
yangg tepatt di usiaa kanak-kanakk. Darii keduanyaa, perkembangann motorikk kasarr anakk akann
mudahhterlihatt karenaa motorikk kasarr berhubungann dengann gerakan-gerakann fisikk yangg
membutuhkann koordinasii otott besarr.
Suyadis (2010:68) dinamika motorikh kasarr adalahh dinamika dimana anggotas tubuh
secaraa kasarr atauu kerass. Menurutt Sumantrii (dalamm Aprianii, 20144) kemampuann yangg
diharapkann untukk anakk padaa aspekk inii adalahh sepertii berjalann, berlarii, mendakii,
meloncatt dan berjingkatt, mencongklangg, menyepakk, melemparr, menangkapp,memantulkann
bolaa dan memukull.
Menurutt Yusuff & Sugandhif (2012 : 59) seiringg pertumbuhann fisiknyas yangg beranjakk
matangg, makaa perkembangann motorikk anakk sudahh dapatt terkoordinasij dengann baikk.
Setiapp gerakannyaa sudahh selarass dengann kebutuhann atau minatnyaa.Perkembangann motorikl
padaa permulaannyaa tergantungg padaa prosesn kematangann yangg selanjutnyaa kematangann
tergantungn darii belajarm dan pengetahuanj serta pengalamanm. Pengalamann masa kanak-kanakk
akan sangatj bermanfaatt pada masam dewasam, diantaranyam kemampuann dalam memecahkanm
suatun masalahm baikm dalam bentukm kesehariann maupunn dalamn bentukk kemampuann
berolahragaa.
Perkembangann motorikk kasarr merupakann hall yangg sangatt pentingg bagii anakk usiaa
dinii, perkembangann motorikk kasarr padaa anakk perluu adanyaa bantuann darii paraa pendidikk
di lembagaa pendidikann usiaa dinii, yaituu darii sisii apa yangg dibantuu, bagaimanaa membantuu
yangg tepat/appropriatee, bagaimanaa jeniss latihann yangg amann bagii anakk sesuaii dengann
tahapann usiaa dan bagaimanaa kegiatann fisikk motorikk kasarr yangg menyenangkann bagii
anakk. Kemampuann melakukann tindakann gerak fisikk untukk seorangg anakk terkaitt dengann
rasaa percayaa dirii dann pembentukann konsepg dirii. Olehh karenaa itu, perkembangann motorikk
kasarr samaa pentingnyaa dengann aspekk perkembangann yang lainn untukk anakk usiaa dinii.
Untukk mengoptimalkann hasill belajarr pengembangann fisikk motorikk terutamaa
dibidangg fisiks motorikk kasarr sepertii melompatt, berlarii, menarii, bermainn bolaa dan
melakukana permainana yanga semestinyaa dilakukann pendekatann bermainn sambill belajarn atau
belajarn serayaa bermainn. Dengann bermainn anakk mempunyain kesempatann berekplorasii,
menemukann, mengekspresikann perasaann, berkreasii, belajarr secaraa menyenangkann. Selainn
itu, bermainn sendirii membantuu anakk mengendalikann dirinyaa sendirii orangg lainn dan
lingkungann.
Sujionoo (2009:7b) menyatakann bahwaa “pendidikan anak usia dini merupakan salah satu
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan peletakkan dasar ke arah pertumbuhan
dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan ( daya pikir, daya cipta,
kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta beragama,
bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh
anak usia dini”.
Permainann engklekk ialahh permainann yangg melompatii kotakk satuu kekotakk lainnyaa
yangg sebelumnyaa melemparkann batuu kaalam kotakk yangg sudaha digambara ditanaha atau
disemenn semenn, setelahh melemparn batun kedalamm kotakk, anakk melewatii kotakk yang
berisii batuu yangg telahh dilempara sebelumnyaa, lalua anaka melewatinyaa melompata dengana
satua kakii darii kotakk satuu kekotakk satunyaa dan putarr balikk untukk mengambill batuu yang
tadii sudahh dilemparr.
Seiring perkembangann zamann permainann tradisionall engklekk jarangg sekalii
dimainkann olehh anakk, anakk lebihh sukan memainkann permainann modernn sepertii
playstasionn dan gadgett yangg kurangg dalamn mengembangkann motorikk kasarr anakk.
Permainann modernn biasanyan tidakk memerlukann anakk untukk bergerakk, berbedan dengann
permainann tradisionall yang hampirn semuan kecekatann kakii dan tangann menggunakann
kekuatann tubuhh, ketajamann penglihatann, kecerdasann fikirann, keluwesann gerakk tubuhh.
Pendapatn lainn dipaparkann olehh Mulyatii (2013: 846) bahwai dinamakann engkleki
karenaa bermainnyai menggunakann satuu kakii yangi dalami bahasai jawai artinyan ‘engklekn’.
Anakk yangi menyukaii permainani sederhanai ini biasanyaa perempuani.Tapii laki-lakii puni
begituu melihatt bisaa ikutt bergabungi bermaini.Jumlahi pemaini engklekk bebasi, biasanyai 2
sampaii 5 anaki.Tempati bermaini tidaki memerlukani pekarangani luasi tetapii datari sehinggai
bisai dilakukani di halamani rumahi.
Permainani engkleki merupakani permainani tradisionali lompat-lompatani padaa bidang-
bidangi datari yangi digambari diatasi tanahi, dengani membuatt gambari kotak-kotaki kemudiani
melompati dengani satui kakii darii satui kotaki kekotaki berikutnyai.(Montolalui 2005:34)
menyatakannPermainani engkleki biasai dimainkani olehi 2 sampaii 5 anaki perempuani dan
dilakukani di halamani.
Namuni, sebelumi kitai memulaii permainani ini kitaa harusa menggambari kotak-kotaki
dipelatarani semeni, aspali atau tanahi, menggambari 5 segii empati dempeti verticall kemudiani
disebelahi kanani dan kirii diberii lagi sebuahi segi empati”. Wardanii (2010:15)menyatakan
“permainan engklek disebut juga dengan Somdah. Somdah merupakan permainan yang
menggunakan media gambar persegi empat yang digambar di lantai ataupun di tanah”.
Caraa bermaini permainani tradisionall engkleki cukupi sederhanaa dengani melompati
menggunakani satui kakii disetiapi petak-petaki yangi telahi digambarkani sebelumnyai di
tanahi.Untuki dapati bermaini setiapi anaki harusi mempunyaii kerewengi atau gacuki yang
biasanyai berupai pecahani gentingi, keramiki lantaii ataupuni batui yangi datari.Kreweng/gacuki
dilempari kesalahi satui petaki yang tergambari di tanahj, petaki yang adai gacuknyai tidak bolehi
diinjak/ditempatii oleh setiapi pemaini, jadii parai pemaini harusi melompati ke petaki berikutnyai
dengani satui kakii mengelilingii petak-petaki yangi ada. Saati melemparkannyaa tidaki bolehi
melebihii kotaki yang telahi disediakani jikai melebihii maka dinyatakani guguri dan digantii
dengani pemaini selanjutnyaa. Pemaini yang menyelesaikani satui putarani terlebihi dahului
melemparkani gacuki dengani cara membelakangii engkleknyai, jikai pasi pada petaki yang
dikehendakii makai petaki itu akann menjadii “sawah”nya, artinyai dipetaki tersebuti pemaini yangi
bersangkutani dapati menginjaki petaki tersebuti dengani dua kakii, sementarai pemaini lain tidaki
bolehi menginjaki petaki itu selamai permainani.
Pesertaa yanga memilikii “sawah” palinga banyaka adalaha pemenangnyaa.Permainani ini
sangata serui karenaa biasanyaa palinga seringa kesalahana yang dilakukana adalaha saat kitaa
melempara gacuka tapia tidaka pas dikotaknyaa atau meleseta dari tempatnyaa.
Perkembangana fisik/motorika adalaha aspeka perkembangana yanga bertujuana untuka
memperkenalkana dan melatihn gerakk kasarr dan haluss, meningkatkana kemampuana mengelola ,
mengontroll, geraka tubuha dan koordinasii, serta meningkatkann kemampuann keterampilann
tubuhn dan caraa hidupa sehatt sehinggaa menunjanga pertumbuhana jasmania yang kuata, sehata,
dan terampill.
Tujuann dan fungsim perkembangann motoriki adalahn penguasaann keterampilann yang
tergambarn dalam kemampuann menyelesaikann tugasn motorikn tertentun. Kualitasn motorikk
terlihati dari seberapan jauhn anakk tersebutt mampun menampilkann tugasn motorikk yang
diberikann dengann tingkatn keberhasilann tertentun. Jika tingkatt keberhasilann dalam
melaksanakann tugasn motorikn tinggii berartii motorikk yang dilakukann efektifn dan efisienn.
Tidakk sedikitt anakk usian dinin yangn kemampuann motorikn kasarnyan belumi
berkembangi padan saat anaki berdirii dengann menggunakann satun kakii secaraa seimbangg dan
melompatt dengan menggunakann dua kakii ataupunn satu kakii. Dalamn mengembangkann
motorikn kasarn anaki, orangn tua memberikann tugasn yaitu perintahh orangg tua untuk
menirukani gerakann pohonn tertiupl anginn, gerakann binatangg sepertig kelincig melompatg serta
anakg bermainf denganf menggunakanf alatg permainang diluarg rumahg, seperti ditaman dengan
sarana prasarana perosotan, ayunan, dan jungkit-jungkitan.
Dari permasalahan-permasalahan tersebut, penulis mengangkat judul “Mengembangkan
Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun Melalui Permainan Tradisional Engklek Di Kp. Gintung Ds.
Pasir Gintung Kec. Jayanti Kab. Tangerang-Banten”
KAJIAN TEORITIS
Bambangg Sujionoo  (2007:13))berpendapatt bahwaagerakann motorikkkasarr  adalahhkemampuani
yang  membutuhkann  koordinasii  sebagiani  besarr bagiani tubuhi anaki. Gerakani motoriki kasari
melibatkani aktivitass otot-ototi besari sepertii otott tangann, otott kakii dan seluruhi tubuhi anaki.
SunardiidansSunaryos, (2007:113-114), menjelaskanss motorikk   kasarsa  adalahhh
kemampuandn  geraks  tubuhs  yangs  menggunakans otot-otott besarr, sebagiann besarr ataur
seluruhh anggotaa tubuhh motorikk kasarr diperlukann agarr anakh dapat dudukh, menendangg,
berlarii, naik turunn tanggaa dan sebagainyaa.
Hurlocks dalamm Endangg Rinis Sukamtis (2007: 15), menyatakans bahwas
perkembangans motoriks adalahs perkembangans pengendalians geraks jasmaniahs melaluii
kegiatans  pusatt  saraff,  uratd  saraff,  dan  otott  terkoordinasii.
Endangs Rinis Sukamtii (2007:  72) menjelaskann aktivitass  yang  menggunakann otot-otott
besarr  di antaranyaa gerakann keterampilann non lokomotorr, gerakann lokomotorr, dan gerakann
manipulatiff.
Gerakans non lokomotors adalahs aktivitass gerakk tanpas memindahkans tubuhs ke tempats
lain. Contohnyas antaras lain, mendorongg, melipatt, menarikk dan membungkukk. Kemudiani
gerakann lokomotorn adalahh aktivitass gerakk yang memindahkann tubuhi satu ke tempatt lain.
Contohnyaa antaraa lain, berlarii, melompatt, jalanj dan sebagainyaa, sedangkann gerakann yang
manipulatiff adalah aktivitass gerakk manipulasii bendaa. Contohnyaa, melemparr, menggiringg,
menangkapp, dan menendangg.
Sukintakas (2001 : 474) bahwaa kemampuana motorikk merupakank kualitass hasill geraki
individuu dalamn melakukann geraki, baikk yang bukann gerakk olahragaa maupunn geraki dalami
olahragaa atau kematangana penampilana keterampilana motorikk.
Permainann tradisionall telahi berkembangi sejaki zamani neneki moyangi. Permainani ini
berasali dari permainann rakyati yang dilestarikann secaraa turunn temurunn. Setiapp wilayahh di
indonesiaa memilikii beragamm permainani tradisionall. Permainann tradisionall berkembangg dari
permainann rakyatt yang timbull pada tiap-tiapp etniss dan sukuu yang ada di indonesiaa. Istilahi
permainann berasall dari kataa dasarr “maini” yang mendapatt imbuhan “per-ani”. Dalami Kamusi
Bahasai Indonesiaa yang dikutipp oleh Novii Mulyanii “maini” adalahi berbuati sesuatui yangi
menyenangkani hatii (dengani menggunakani alati atau tidaki).
Permainani tradisionall ataui biasai disebutt dengani permainani rakyati, yaituu permainani
yangg dilakukani masyarakatt secarat turuni temuruni dan merupakann hasill dari penggaliani
budayaa lokall yangg di dalamnyai banyaki terkandungg nilai-nilaii pendidikann dan nilaii budayaa,
sertaa dapatt menyenangkant hatii yangg memainkannyaa. Permainann tradisionall anaki adalahi
prosesi melakukani kegiatann yangg menyenangkann hatii anakk dengann mempergunakann alatt
sederhanaa sesuaii dengann potensii yangg adaa dan merupakana hasill penggaliann budayaa
setempata menurutt gagasann dan ajarann turunn temurunn dari neneki moyangg (Sri
Wahyuningsih: 2009).

METODE PENULISAN/PENELITIAN
Metodee penelitiann yangg digunakann padaa studi ini adalahh metodee penelitiann
kualitatiff penelitiann kualitatiff merupakann metodee yangg di gunakann untuki menelitii padaa
kondisii obyekk yangg alamiahh, dimanaa penelitii adalahh sebagaii instrumenn kuncii. tekniki
pengumpulann dataa yanga dilakukann secaraa tringulasii (gabungann), analisiss dataa bersifati
induktifi, dan hasill penelitiani yangi berlandaskann padaa filsafahh penelitiann kualitatiff lebihi
menekankani maknaa darii padaa generalisasii (Sugiyonoo: 20144).
Penerapann pendekatann kualitatiff dengann pertimbangani bisai jadii dataa yangg diperoleh
di lapangani berupai dataa dalami bentuki faktai yangi perlui adanyaa analisisa secaraa mendalami.
Sebabi itu pendekatani kualitatifi akani lebihi mendorongi padai pencapaiani dataa yang bersifatt
lebihi mendalamn terutamaa dengani keterlibatani penelitii sendirii dilapangani. Dalami penelitiani
kualitatiff, penelitii dianggapi instrumentt utamaa dalamn mengumpulkann dataa yangg dapatt
berhubungann langsungg dengann instrumenn atau objekk penelitiann.
Metodee penelitiann kualitatiff seringg disebutt metodee penelitiann naturalistikk karenaa
penelitiannyaa dilakukann pada kondisii yang alamiahh (nanturall settingg); disebutt jugaa sebagaii
metodee etnographii, karenaa padaa awalnyaa metodee ini lebihh banyakk digunakann untukk
penelitiank bidangg antropologii budayaa; disebutt sebagaii metodee kualitatiff, karenaa dataa
yangg terkumpull dan analisisnyaa lebihh bersifatt kualitatiff.
Metodee penelitiann kualitatiff adalahh metodee penelitiann yangg berlandaskann padaa
filsafatt pospositivismee, digunakann untukk menelitii pada kondisii obyeki yang alamiahi, dimanai
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan dengan triangulasi
(gabungann), analisisi dataa bersifatt induktif/kualitatiff, dan hasill penelitiann lebihh mekankani
maknaa dari padaa generalisasii.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil oservasi yangg dilaksankan di Kp. Gintung Ds. Pasir gintung Kec. Jayanti Kab.
Tangerang-Banten pada tanggal 8 februari 2021, peneliti menemukan berbagai permasalahan.
Pertama, banyak anak yang belum mengenal permainan tradisional, yang membuat mereka terfokus
kepada permainan modern. Kedua kurangnya anak melakukan gerakann motorikk kasarr dan halusi
sehingga membuat anaki lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berleha-leha bermain gadget.
Pembahasan
Motoriki merupakann gerakn tubuhn yanggg diimbulkann olehn tindakann, sedangkani
perkembangann motorikk dapatt disebutt sebagaii perkembangann darii unsurr kematangann dan
pengendaliann gerakk tubuht, perkembangann motorikn adalahi prosesn tumbuhi kembangi
kemampuann geraki seorangg anakk. Perkembangann motorikk merupakann perkembangann
pengendaliann gerakann jasmaniahn melaluii gerakk pusatt syaraff, uratt syaraff dan otott
terkordinasii. Padaa dasarnyan perkembangann ini berkembangg sejalann dengann kematangann
syaraff, saraff otott dan kemampuann kognitifnyaa. Perkembangann motorikl ini berkembangi
sejalani dengann kematangann saraff dan otott anakk. Sehinggaa, setiapp gerakani sedehanaa
apapun merupakann hasill polaa interaksii yang komplekss dari berbagaii bagiann dan sistemn
dalamn tubuht yangg dikontroll olehh otakk. Keterampilann motoriki menjadii 2 bagiani, yaituu: 1)
keterampilani motoriki kasarr 2) keterampilann motorikk haluss.
Karakteristiks perkembangann anaki usiai dinii
Menurutt papaliaa (20088) tulangg dan otott anakk prasekolahi semakini kuatt, dan
kapasitass paruu merekaa semakini besarr kemungkinann untukk berlarii, melompatt, dan
memanjatt lebihi cepati, lebihi jauhi, dan lebihi baikk. Padaa usiaa 4 tahunn anak-anakk masihi
sukai jenisi gerakani sederhanai sepertii melompatt dan berlarii kesanaa kemarii, hanyaa demii
kegiatann itu sendirii tapii merekaa sudahi beranii mengambill resikoo. Walaupunn merekaa sudahi
dapatt memanjatt tanggaa dengana satua kakii padaa setiapp tianga anaka tanggaa untuka beberapai
lamaa, merekaa akann dapatt turunn dengann caraa yanga samaa. Padaa usiaa 5 tahunn, anak-anakk
akann lebihh beranii mengambill resikoo dibandingkann ketikaa merekaa berusiaa 4 tahuni.
Merekai lebihi percayaa dirii melakukann ketangkasann yangg mengerikann seppertii memanjatt
suatuu obyekk, berlarii kencangg dan sukaa berlombaa denganb temann sebayanyaa bahkann
oranga tuanyaa.
Perkembangann motorikk kasarr anakk usiai dinii
Motorikk kasarr adalahh aktivitass dengann menggunakann otot-otott besarr, meliputii
gerakk dasarr lokomotorr, noni lokomotorr dan manipulatiff. Gerakann motoriki kasarr merupakani
bagiani darii aktivitass yangg mencakupp keterampilann otot-otott besarr, dengann mengutamakani
kekuatann fisiki dan keseimbangang (Samsudinj: 20088). Motoriki kasarr berkaitanr dengani
gerakann yanga membutuhkann koordinasii bagiann tubuhi, otott, dan syaraff. Keterampilani
motoriki kasarr ( grosss motorr skilll), meliputii keterampilann otot-otott besarr lengann, kakii, dan
batangg tubuhh sepertii berjalann dan melompatt.
Pengembangann motoriki kasarr bagii anaki usiai dinii memilikii tujuann yaknii
memperkenalkann gerakann kasarr, melatihi gerakani kasarr meningkatkann kemampuani
mengelolaa, mengontroll gerakann dan koordinasii, sertaa meningkatkana keterampilana dan caraa
hidupa sehatt. Manfaata pengembangana motorika kasara bagii anaka usiaa dinii adalahh untuki
meningkatkann kemampuann mengelolaa, mengontrola gerakana dan koordinasii, sertaa
meningkatkann keterampilann dan caraa hidupp sehatt sehinggaa dapatt menunjangg pertumbuhani
jasmanii anaki yangg kuatt dan terampill (Sujionoo: 2009).
Caraa untukk mengoptimalkann perkembangana motoriki kasarr anaka usiaa dinii melaluii
aktivitass bermaina sepertii bermainn bolaa, menarii, bermaina perang-perangana, berolahragai
termasuka senama. Senama merupakana salaha satua edukasia jasmanii yanga dipilihi dan
dikontruksii dan sengajaa dilakukana secaraa sistematiss dengans targeta meningkatkana kesegarani
jasmanii, mengembangkana keterampilana dan mengembangkana nilai-nilaii mentala spirituall.
Pencapaian perkembangan motorik kasar padaa setiapa anaki bisaa berbeda-bedaa, namuni
demikiana adaa patokana umurr tentangg kemampuann apasajaa yanga perluu dicapaii seorangg
anakk padaa usiaa tertentuu. Adanyaa patokana tersebuta dimaksudkana supayaa anaka yanga
beluma mencapaii tahapp kemampuana tersebutt ini perluu dilatihh sebagaii kemampuann untuki
dapatt mencapaii perkembangani yangg optimall. Perkembangann motorikk kasarr padaa anakk
usiai dinii jugaa perlui bimbingani darii pendidiki. Perkembangani motoriki kasari samai
pentingnyaa dengann dengann aspekk perkembangann lainyaa, karenai ketidaki mampuani anaki
dalami melakukani kegiatann fisikk makaa akani menimbulkani konsepp dirii negatiff padaa dirii
anak-anaka.
Permainann tradisionall anakk adalahh salahh satuu alirann folkloree yange berupaa yangi
beredarr secaraa lisana di antaraa anggotaa kolektiff tertentuu, berbentukk tradisionall dan diwarisii
turuns temurunn, sertaa banyaki mempunyaii variasii. Olehi karenaa itu termasukk folkloree, makai
sifatt ataua ciri-cirii darii permainani tradisionall anakk sudaha tuaa usianyaa, tidaka diketahuii asal-
usulnyaa, siapaa penciptanyaa dan darii manaa asalnyaa. Permainann tradisionall biasanyaa
tersebari darii mulutt ke mulutn dan kadang-kadangg mengalamii perubahann namaa atau bentukk
meskipunn dasarnyaa samaa. Engklekk adalahh permainann yangi sudahi ada secarai turunn
temurunn, permainanann ini dilakukann dengann caran berjalann atau melompatn dengani
menggunakann satuu kakii Lindawatii dalami Margaretai (2015).
Menurutt Sukirmani (20046), permainani tradisionali anaki merupakann unsurr
kebudayaanr, karenaa mampua memberia pengaruha terhadapa perkembangana kejiwaana, sifati,
dan kehidupann sosiall anakk. Permainann tradisionall merupakann aseta budayaa, yaituu modall
bagii suatuu kelompokk untukk melindungii kehadirann dan labelnyai di suatuu kelompokk.
Permainann tradisionall bisan bertahann atau dipertahankann karenan padan umunyan mengandungi
dasar-dasarr budayan dan nilai-nilaii morall yangn tinggii, sepertii kejujurann, kecakapann,
solidaritass, kesatuann dan persatuann, keterampilann dan keberaniann.
Simpulan
Usiaa dinii merupakann usiaa emass seorangg anakk. Usiaa dinii seringg disebutt usiaa
emass (goldenn agess), karenas di usiaa inilaha anakk mengalamia masaa pekaa. Masaa di manaa
otaka anaka mudaha menyerapa segalaa sesuatua yanga diajarkana kepadanyaa. Pertumbuhana dan
perkembangana anaka di usiaa dinia ini mengalamia perkembangann yangg sangatt pesatt,
sehinggaa stimulasii yangg diberikann di masaa ini sangatt pentingg, untukk mengoptimalkann
pertumbuhann dan perkembangann anakk. Aspekk perkembangann anakk di usiaa dinii sangatt
beragamn antaraa lainn yaituu perkembangann nilaii agamaa morall, sosiall emosionall
kemandiriann, fisikk motorikk, kognitiff, berbahasaa dann aspekk perkembangann senii, di manaa
seluruhh aspekk perkembangann anakk tersebutt perluu mendapatkann stimulasii yangg seimbangg.
Aspekk perkembangann anakk yangg mudahh terlihatt karenaa berhubungann dengann
aktifitass fisikk adalahh aspeki perkembangana fisiki motoriki anaki, terutamaa perkembangana
motorikk kasara anakk. perkembangann motorikk kasarr anakk dapatt distimulasii sejakk dinii
dengann memperhatikann tugass perkembangann anaks di masing-masingg usiaa. Perkembangani
aspekk motoriki kasari anaki di kp. Gintung ds. Pasir gintung kec. Jayanti kab.tangerang-banten
belumn terlaksanaa secaraa maksimall. Untukk dapatt memaksimalkann perkembangann aspeki
tersebuti, makaa dapata dilakukana langkaha stimulasii motorikk kasara yanga tepata. Stimulasii
motoriki kasarr tersebutt antaraa lainn dapatt dilakukann dengann caraa pertamaa mendesaini
kegiatana maina kreatifa (creativea learninga), mengembangkann kegiatann mainn berbasiss temaa
(tematikk), dan memaksimalkann perann mediaa, yaitua menggunakana mediaa sebagaia alata
bantua untuka memudahkana anaka dalama melakukana aktifitasa ataua kegiatana mainn yanga
dapata memaksimalkann perkembangana motorikk kasarnyaaa.

REFERENCE
Mulyani, Sri. 2013. 45 Permainan Tradisional AnakIndonesia. Yogyakarta: Langensari Publishing.
Montolalu B,E.F, dkk. 2005. Bermain dan Permainan anak. Jakarta:Universitas Terbuka
Reni Akbar dan Hawadi.(2001), Psikologi Perkembangan Anak: Mengenal Sifat, Bakat, dan
Kemampuan Anak, Jakarta: Grasindo.
Samsudin (2008), Pembelajaran Motorik di Taman Kanak-Kanak,.Jakarta: Prenada Media Grup.
Sujiono, Yuliani Mulyani (2009), Konsep Dasar Paud. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sukirman, Damar. 2008. Permainan Tradisional Jawa. Yogyakarta: Kepel Press..
Sugiyono (2014), Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sri wahyuningsih,(2009), Permainan Tradisional Untuk Anak Usia 4-5 Tahun ,Bandung: PT
Sandiarta Sukses.
Suyadi. 2010. PsikologiBelajar PAUD, Yogyakarta: Pedagogia. Universitas Terbuka
Sugandhi, Nani M &Syamsu Yusuf L.N. 2012.PerkembanganPesertaDidik. Jakarta: PT
RajagrafindoPersada.
Sujiono, Bambang. 2007. Metode Pengembangan Fisik (Edisi Revisi). Jakarta: Universitas
Terbuka.
Sukamti, Endang Rini. 2007. Perkembangan Motorik. Yogyakarta: UNY.
Sukintaka. (2001). Teori Pendidikan Jasmani. Solo: Esa Grafika.
Sunardi dan Sunaryo. 2007. Intervensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta: Depdiknas.
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.
Wardani, Dani. 2010. Permainan Tradisional yang Mendidik.Yogyakarta: Cakrawala.

Anda mungkin juga menyukai