NIM : 20061102268
Kelas : 3B5
Mk : Manajemen Kuantitatif Dalam
Bisnis (OR)
Dosen : Dr.Magdalena Wullur.SE., MM MANAJEMEN PROYEK : CPM DAN PERT
BAB 12
ZULIAN YAMIT EDISI 1
MANAJEMEN PROYEK : CPM DAN PERT
Pokok Pembahasan :
1. Pendahuluan
2. Metode Jalur Kritis
3. Biaya Dan Waktu Pencepatan Proyek
4. Analisis Biaya Langsung Dan Tidak Langsung
5. Analisis Kebutuhan Sumber Daya
6. Program Evaluation And Review Technique : PERT
1. Pendahuluan
Proyek membutuhkan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan secara teliti karena menyangkut
berbagai kegiatan . Proyek di definisikan sebagai suatu sistem yang kompleks yang melibatkan
koordinasi dari sejumlah bagian yang terpisah dari organisasi dan di dalamnya terdapat skedul dan
syarat-syarat di mana kita harus bekerja.
Pada waktu yang lalu, manajemen proyek telah di pakai secara luas dalam bidang militer, industri
ruang angkas, industri pesawat terbang, dan berbagai industri kontruksi.Keberhasilan yang di capai
oleh indusrti tersebut, menjadikan manajemn proyek di hormati sebagai bagian penting dari sistem
akuisisi yang besar. Contoh yang termasuk dalam proyek seperti :
- Training kariawan
- Proyek kontruksi
- Penelitian dan pengembangan
- Pengembangan produk baru
- Memulai bisnis baru
- Pemasangan instalasi komputer
- Perencanaan program universitas
- Dan lain-lain.
.
Secara umum manajeman proyek mempunyai tiga tahapan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Tahapan ini meliputi identifikasi kegiatan, perkiraan waktu kegiatan, hubungan logika
ketergantungan antar kegiatan . Dalam CPM dan PERT, tahapan ini akan menghasilkan
diagram network.
2. Skeduling
Berdasarkan tahapan perencana di buat skedul sumber daya yang di perlukan ( tenaga kerja,
mesin dan uang ) untuk setiap kegiatan.
3. Pengawasan
Tahapan ini meliputi laporan perkembangan proyek, memperbaharui diagram network dalam
menghadapi setiap terjadi perubahan selama proyek berlangsung.
2. Metode Jalur Kritis
Jalur kritis adalah jalur yang terdiri dari kegiatan kritis dan dummy apabila diperlukan. Jika
dilihat dari prosedur menghitung umur proyek, maka total waktu jalur kritis sama dengan
umur proyek. Oleh karena itu jalur kritis dapat pula didefinisikan sebagai jalur yang memiliki
umur terpanjang dari semua jalur yang dimulai dari peristiwa awal hingga peristiwa yang
terakhir. Kegunaan jalur kritis adalah untuk mengetahui kegiatan yang memiliki kepekaan
sangat tinggi atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan atau sering disebut sebagai kegiatan
kritis. Jalur kritis dapat berubah sebagai akibat dari keterlambatan penyelesaian kegiatan
maupun pencepatan penyelesaian kegiatan.Kegiatan kritis memiliki saat paling cepat (SPC)
sama dengan saat paling lambat (SPL) baik untuk peristiwa awal maupun untuk peristiwa
akhir dari kegiatan yang bersangkutan. Apabila suatu peristiwa memiliki SPC = SPL maka
peristiwa tersebut dikatakan sebagai peristiwa kritis.Di antara dua peristiwa kritis ter dapat
kegiatan kritis apabila memenuhi syarat SPC + L = SPC dan SPC₁ + L₁ = SPL.
3. Biaya Dan Waktu Percepat Proyek
Dalam bagian ini kita akan menguji apakah mungkin umur proyek di perpendek dengan
menaikan biaya tertentu. Tabel 12.5 menunjukan kegiatan proyek PT NWA dalam keadaan
waktu normal, biaya normal, waktu di percepat, dan biaya di percepat yang di tunjukan dalam
kolom 3,4,5 dan 6. Sedangkan kolom 7 menunjukan biaya percepatan perhari untuk kegiatan
A C,D 2 30 1 50 20
B E 3 40 2 50 10
C F 3 20 2 60 40
D G 1 10 0,5 30 40
E G 2 50 1 80 30
F - 4 30 2 40 5
G - 1 20 1 20 -
Biaya percepatan per hari dihitung atas dasar harga mutlak. Misalnya, kegiatan
B memiliki waktu normal selama 3 hari dengan total biaya Rp40.000,00. Jika
kegiatan B dipercepat menjadi 2 hari, maka total biaya menjadi Rp50.000,00.
Biaya pencepatan per hari kegiatan B dihitung berdasarkan ketentuan sebagai :
Skedul kegiatan normal
Skedul kegiatan normal adalah diagram network yang dihasilkan dari penggunaan waktu dan
biaya yang normal untuk setiap kegiatan. Untuk kasus PT NWA, skedul kegiatan normal
ditunjukkan dalam gambar 12.4 dan proyek dapat diselesaikan dalam waktu 9 hari dengan total
biaya Rp200.000,00 (dihitung dengan menjumlahkan semua biaya percepatan kolom 6 Tabel
12.5). Jalur kritis (critical path) adalah A-C-F.
Skedul kegiatan dipercepat adalah diagram network yang dihasilkan dari peng gunaan waktu dan biaya
yang dipercepat untuk setiap kegiatan.
Proyek PT NWA dapat diselesaikan dalam waktu lima hingga sembilan hari dengan
total biaya Rp200.000,00 hingga Rp330.000,00.
Setelah network dibuat dan jalur kritis telah dihitung, maka perlu dianalisa kebutuhan
sumber daya untuk menyelesaikan proyek. Sumber daya dapat berupa biaya, tenaga kerja,
bahan, maupun peralatan yang harus disiapkan pada saat jumlah dan kualitas diperlukan
selama proyek diselenggarakan.Dalam penyelenggaraan proyek, sumber daya yang menjadi
faktor penentu keberhasilannya adalah tenaga kerja. Jenis dan kegiatan proyek berubah cepat
sepanjang siklusnya, sehingga penyediaan tenaga, keterampilan, dan keahlian harus
mengikuti tuntutan perubahan kegiatan yang sedang berlangsung.Untuk menyusun
perencanaan jumlah tenaga kerja dalam pelaksanaan pekerjaan hendaknyadiperhatikan
faktor-faktor terpenting, yaitu sebagai berikut:
1. Produktivitas tenaga kerja.
2. Tenaga kerja periode puncak (peak).
3. Jumlah tenaga kerja kantor pusat
4. Perkiraan jumlah tenaga kerja konstruksi di lapangan.
5. Meratakan jumlah tenaga kerja guna mencegah gejolak (fluctuation).
6. Program Evaluation Dan Review Technique :
PERT
Dalam metode jalur kritis atau CPM waktu pengerjaan setiap kegiatan, secara relatif sudah
dapat diperkirakan dengan pasti. Dalam kenyataannya mungkin suatu proyek mempunyai
waktu pengerjaan yang tidak dapat diperkirakan dengan pasti. Metode yang telah
dirancang untuk menentukan lama waktu pengerjaan kegiatan adalah variabel random dan
disebut dengan Program Evaluation and Review Techni que (PERT). Waktu setiap
kegiatan dihitung atas dasar tiga perkiraan yaitu: waktu optimis, waktu pesimis, dan waktu
normal. Notasi yang digunakan untuk ketiga waktu perkiraan tersebut adalah sebagai
berikut.
a = waktu optimis
b = waktu pesimis
c = waktu normal
Berdasarkan nilai ketiga parameter tersebut, rata-rata (mean) atau perkiraan lama waktu
kegiatan dihitung dengan cara:
Mean = a + 4b
6
Dalam persamaan tersebut, setiap a dan b mempunyai bobot satu dan waktu normal memiliki bobot 4.
Oleh karena itu total bobot adalah 6 (1 + 1 + 4) dan dibagi dengan 6 sebagai rata-rata bobot. Sedangkan
b-a sama dengan 6 standar deviasi. Berarti satu standar deviasi sama dengan b-a dibagi 6 atau :
1 standar deviasi = b-a
6
Langkah 2. Gunakan rata-rata (mean) waktu kegiatan dalam langkah 1, kemudian buatlah network
PERT seperti dalam metode jalur kritis (CPM) dan tentukan SPC, SPC, SPL, SPL, dan jalur kritisnya.
Langkah 3. Rata-rata (mean) sama dengan jumlah rata-rata dari kegiatan kritis. Dan variancedari waktu
jalur kritis sama dengan jumlah variance kegiatan kritis.