Anda di halaman 1dari 93

PENGARUH METODE BERNYANYI TERHADAP

PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS


ANAK USIA 3-5 TAHUN

(Studi di TK Anna Husada Bangkalan)

Oleh :

ABDURROHMAN SOLEH
19142010001

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2023
PENGARUH METODE BERNYANYI TERHADAP
PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS
ANAK USIA 3-5 TAHUN

(Studi di TK Anna Husada Bangkalan)

HALAMAN JUDUL

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Menjadi


Sarjana Keperawatan

Oleh :

ABDURROHMAN SOLEH
19142010001

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKes NGUDIA HUSADA MADURA
2023

ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

PENGARUH METODE BERNYANYI TERHADAP


PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS
ANAK USIA 3-5 TAHUN

(Studi di TK Anna Husada Bangkalan)

Yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana


Keperawatan pada Program Studi Keperawatan STIKes Ngudia Husada Madura,
sejauh yang saya ketahui bukanlah merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi
yang sudah dipublikasikan atau pernah dipakai untuk mendapat gelar kesarjanaan
di lingkungan STIKes Ngudia Husada Madura maupun di perguruan tinggi atau
instansi manapun, kecuali bagian yang sumber informasinya dicantumkan
sebagaimana mestinya.

Pernyataan ini saya buat dengan penuh tanggung jawab dan saya bersedia
menerima konsekuensi apapun sesuai aturan yang berlaku apabila dikemudian
hari diketahui bahwa pernyataan ini tidak benar.

Bangkalan, 26 Mei 2023

ABDURRAHMAN SOLEH
NIM. 19142010001

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

PENGARUH METODE BERNYANYI TERHADAP


PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS
ANAK USIA 3-5 TAHUN

(Studi di TK Anna Husada Bangkalan)

Dibuat untuk melengkapi sebagian pesyaratan menjadi Sarjana Keperawatan pada


Program Studi Keperawatan STIKes Ngudia Husada Madura. Skripsi ini telah
diperiksa, dikonsultasikan dan siap untuk diujikan pada sidang ujian skripsi pada
tanggal Agustus 2023 dan dinyatakan memenuhi syarat sah sebagai skripsi pada
Program Studi Keperawatan STIKes Ngudia Husada Madura.

Bangkalan, 16 Agustus 2023

Pembimbing

Dr. M. Hasinuddin, S. Kep., Ns., M. Kep


NIDN. 0723058002

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

PENGARUH METODE BERNYANYI TERHADAP


PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS
ANAK USIA 3-5 TAHUN

(Studi di TK Anna Husada Bangkalan)

Dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan menjadi Sarjana Keperawatan


pada Program Studi Keperawatan STIKes Ngudia Husada Madura. Skripsi ini
telah diseminarkan pada tanggal Agustus 2023 dihadapan tim penguji skripsi.
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Ngudia Husada Madura, dan telah
diperbaiki sesuai dengan saran dan masukan yang diberikan selama seminar.
Bangkalan, … Juni 2023
Tim Penguji

Penguji 1 : Heni Ekawati, S. Kep., Ns., M. Kep (...................)

Penguji 2 : Soliha, S. Kep., Ns., M. AP., M. Kep (...................)

Pembimbing : Dr. M. Hasinuddin, S. Kep., Ns., M. Kep (...................)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan
STIKes Ngudia Husada Madura

Merlyna Suryaningsih., S. Kep., Ns., M. Kep


NIDN. 0731018304

v
CURRICULUM VITAE

Nama : Abdurrohmansoleh
Tempat tanggal lahir : Sampang, 20 Oktober 1999
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Madura/Indonesia
Bahasa : Madura-Indonesia
Alamat : Desa. Gunung Rancak Kecamatan Robatal Kabupaten
Sampang.

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SDN Gunung Rancak 1 : Lulus Tahun 2012


2. MTs Nazhatut Thullab : Lulus Tahun 2016
3. SMK Nazhatut Thullab : Lulus Tahun 2019

vi
HALAMAN PERSEMBAHAN

Motto

“ Lillah, Fillah, Billah ”

Kupersembahkan SKRIPSI ini Kepada:


 ALLAH Subhanahu Wa ta’ala atas segala rahmat, taufik, dan hidayahnya,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu.
 Keluarga saya yang telah menyemangati, memotifasi, menasehati, mensuport,
dan mendo’akan sekaligus memberikan kesempatan meraih gelar Sarjana
Keperawatan.
 Kampus Ngudia Husada Madura yang telah memberikan segala bentuk fasilitas
dan pendidikan yang tak akan pernah saya lupakan sepanjang hidup saya.
 Dosen pembimbing ibu Ulva Noviana, S.Kep., Ns., M.Kep Yang selalu
membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelitian dalam menyelesaikan
skripsi ini. Juga bapak dan ibu dosen pengajar, dosen penguji, serta seluruh
karyawan STIKES Ngudia Husada Madura Bangkalan dan teman-teman
STIKES Ngudia Husada Madura.
 Teman-teman keperawatan angkatan 2019 yang telah mendukung saya serta
memberikan motivasi sepenuhnya atas keberhasilan untuk meraih Sarjana
Keperawatan.

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat – Nya dan
karunia – Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh
Metode Bernyanyi Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-5
Tahun’’ sebagai persyaratan di dalam menyelesaikan suatu Program Studi
Keperawatan STIKes Ngudia Husada Madura.
Dalam penyusunan skripsi ini peneliti juga dapat menyadari adanya suatu
kekurangan, dan keterbatasan, namun berkat bantuan serta bimbingan dan
dorongan dari semua pihak, akhir nya skripsi ini juga dapat di selesaikan dengan
baik.
Pada kesempatan ini peneliti yaitu juga dapat mengucapkan terima kasih yang
sebesar – besar nya kepada yang terhormat :
1. Dr. Fitriah, S. Kep., Ns., M. Pd., M. Kep. Selaku Pembina Yayasan Ngudia
Husada Madura yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk
mengikuti dan dapat menyelesaikan pendidikan di STIKes Ngudia Husada
Madura.
2. Dr. Mustofa Haris, S. Kp., M. Kes. Selaku Ketua Yayasan Ngudia Husada
Madura yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan
dapat menyelesaikan pendidikan di STIKes Ngudia Husada Madura.
3. Dr. M. Hasinuddin, S. Kep., M. Kep. Selaku Ketua STIKes Ngudia Husada
Madura dan pembimbing yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
untuk mengikuti dan dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi
Keperawatan.
4. Ulva Noviana, S. Kep., Ns., M. Kep. Selaku Wakil Ketua 1 STIKes Ngudia
Husada Madura yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk
mengikuti dan dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi
Keperawatan.
5. Merlyna Suryaningsih, S. Kep., Ns., M. Kep. Selaku Ketua Program Studi
Keperawatan STIKes Ngudia Husada Madura yang telah memberikan
kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan dapat menyelesaikan
pendidikan di Program Studi Keperawatan.

viii
6. Heni Ekawati, S.Kep., Ns., M.Kep, Selaku penguji 1 yang telah menyediakan
waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan pengarahan dan masukan
kepada saya dalam kesiapan menjadi sarjana.
7. Soliha, S.Kep., Ns., M.Kep, Selaku penguji 2 dan wali kelas yang telah
menyediakan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan pengarahan
dan masukan kepada saya dalam kesiapan menjadi sarjana.
8. Bapak dan ibu dosen serta seluruh staf STIKes Ngudia Husada Madura yang
telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Ibuk, bapak dan keluarga besar saya, yang selalu memberikan dukungan moral
dan materi, motivasi, restu serta doa yang berlimpah sehingga skripsi ini dapat
di selesaikan.
10. Teman – teman seperjuangan yang telah bersama – sama membantu dalam
pembuatan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik, dan saran dari
pembaca yang sifatnya membangun sangat di harapkan penulis dalam perbaikan
di masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi peneliti
khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Bangkalan, 6 Maret 2023


Penulis

ABDURRAHMAN SOLEH
NIM. 19142010001

ix
Abdurrahman Soleh Dosen Pembimbing
NIM 17142010001 Dr. M. Hasinuddin,
S.Kep.,Ns.,M.Kep
Program Studi Keperawatan NIDN. 0723058002
PENGARUH METODE BERNYANYI TERHADAP PERKEMBANGAN
MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-5 TAHUN

(Studi di TK Anna Husada Bangkalan)


ABSTRAK
Seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan lebih
dari satu ranah perkembangan. Masalah perkembangan motorik halus yang
sering terjadi pada anak usia dini/prasekolah. Berdasarkan studi pendahuluan
di TK Anna Husada Madura Bangkalan hasil aspek motorik halus bahwa 4
orang anak dikategorikan caution. Tujuan penelitian untuk menganalisis
pengaruh antara metode bernyanyi terhadap perkembangan motorik halus pada
anak usia 3-5 tahun di TK Anna Husada Bangkalan.
Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian dilakukan di TK
Anna Husada Bangkalan. Populasi anak dengan rentang usia 3-5 tahun di TK
Anna Husada Bangkalan sejumlah 40 orang. Besar sampel sebanyak 29 orang.
Pengambilan subjek menggunakan metode simple random sampling. Variabel
independen adalah metode bernyanyi, variabel dependen adalah
perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun. Instrumen menggunakan
lembar Denver II dan lembar observasi metode bernyanyi. Analisa data
menggunakan uji spearman rank. Penelitian ini telah dilakukan uji Kelaikan
Etik yang dilaksanakan oleh KEPK STIKES Ngudia Husada Madura.
Hasil analisa data menunjukkan anak usia 3-5 tahun melakukan metode
bernyanyi kategori cukup, mengalami perkembangan motorik halus kategori
normal, dan uji statistik spearman rank didapatkan p-value = 0,026 artinya ada
pengaruh metode bernyanyi terhadap perkembangan motorik halus anak usia
3-5 tahun di TK Anna Husada Bangkalan.
Berdasarkan hasil diatas disarankan untuk meningkatkan
perkembangan motorik halus anak melalui metode bernyanyi diiringi gerakan
dan irama lagu mengakibatkan keterampilan gerakan otot-otot kecil sebagai
proses stimulus perkembangan motorik halus anak.
Kata Kunci : Metode Bernyanyi, Perkembangan Motorik Halus Anak
Usia 3-5 Tahun

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.......................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................v
CURRICULUM VITAE.........................................................................................vi
HALAMAN PERSEMBAHAN..........................................................................vii
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xv
DAFTAR SINGKATAN.....................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................18
1.1 Latar Belakang...............................................................................................18
1.2 Identifikasi Penyebab Masalah.....................................................................20
1.3 Batasan Masalah............................................................................................22
1.4 Rumusan Masalah..........................................................................................22
1.5 Tujuan Penelitian...........................................................................................22
1.5.1 Tujuan Umum........................................................................................22
1.5.2 Tujuan Khusus.......................................................................................22
1.6 Manfaat...........................................................................................................23
1.6.1 Manfaat Teoritis....................................................................................23
1.6.2 Manfaat Praktis......................................................................................23
1.7 Penelitian Terdahulu.....................................................................................24
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................26
2.1 Konsep Bernyanyi..........................................................................................26
2.1.1 Pengertian..............................................................................................26
2.1.2 Manfaat Bernyanyi................................................................................27
2.1.3 Kelebihan dan Kelemahan Bernyanyi...................................................28
2.1.4 Metode Bernyanyi.................................................................................29
2.2 Konsep Perkembangan Motorik Halus........................................................30
2.2.1 Pengertian..............................................................................................30
2.2.2 Tujuan Perkembangan Motorik Halus...................................................31
2.2.3 Fungsi Perkembangan Motorik Halus...................................................33
2.2.4Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus.....33
2.2.5Karakteristik Perkembangan Motorik Halus..........................................34
2.3 Konsep Anak Pra Sekolah.............................................................................35
2.3.1 Pengertian..............................................................................................35
2.3.2 Perkembangan Anak Pra Sekolah.........................................................36
2.4 Konsep Pengaruh Bernyanyi Terhadap Perkembangan Motorik Halus
Anak Usia 3-5 tahun.....................................................................................40
2.5 Kerangka Konsep...........................................................................................42
2.6 Hipotesis..........................................................................................................43
BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................44
3.1 Desain Penelitian............................................................................................44

xi
3.2 Identifikasi Variabel......................................................................................44
3.2.1 Variabel bebas (Independent)................................................................45
3.2.2 Variabel Terikat (Dependent)................................................................45
3.3 Definisi Operasional.......................................................................................45
3.4 Populasi dan Sampel......................................................................................47
3.4.1 Populasi.................................................................................................47
3.4.2 Sampel...................................................................................................47
3.4.3 Besar Sampel.........................................................................................48
3.4.4 Teknik Sampling...................................................................................49
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................49
3.5.1 Tempat Penelitian..................................................................................49
3.5.2 Waktu Penelitian...................................................................................49
3.7 Validitas dan Realibilitas...............................................................................49
3.7.1 Uji Validitas...........................................................................................49
3.7.2 Uji Reliabilitas.......................................................................................50
3.6 Alat Pengumpulan Data................................................................................51
3.8 Etika Penelitian..............................................................................................51
3.8.1 Nilai Sosial............................................................................................51
3.8.2 Nilai Ilmiah............................................................................................52
3.8.3 Pemberatan Beban dan Manfaat............................................................52
3.8.4 Pontensi Manfaat dan Resiko................................................................52
3.8.5 Bujukan/Ekploitasi/Inducement (Undak)..............................................53
3.8.6 Rahasia dan Privacy..............................................................................53
3.8.7 Informed Consent..................................................................................54
3.9 Cara Pengumpulan Data...............................................................................54
3.10 Pengolahan Data..........................................................................................55
3.10.1 Pemeriksaan Data (editing).................................................................55
3.10.2 Pemberian Skor (scoring)....................................................................55
3.10.3 Tabulasi (tabulating)...........................................................................57
3.11 Analisa Data..................................................................................................57
3.11.1 Analisa Deskriptif................................................................................57
3.11.2 Analisa Inferensial...............................................................................58
3.12 Kerangka Kerja............................................................................................59
BAB 4 HASIL PENELITIAN.............................................................................60
4.1 Data Umum.....................................................................................................60
4.2 Data Khusus....................................................................................................61
4.2.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Metode Bernyanyi...........................61
4.2.2 Distrribusi Frekuensi Berdasarkan Perkembangan Motorik Halus Anak
Usia 3-5 Tahun.......................................................................................61
4.2.3 Tabulasi silang metode bernyanyi dengan perkembangan motorik halus
anak usia 3-5 tahun................................................................................62
BAB 5 PEMBAHASAN.......................................................................................63
5.1 Gambaran Metode Bernyanyi di TK Anna Husada Bangkalan..............63
5.2 Gambaran Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-5 Tahun di TK
Anna Husada Bangkalan..............................................................................64
5.3 Pengaruh Antara Metode Bernyanyi Terhadap Perkembangan Motorik
Halus Pada Anak Usia 3-5 Tahun di TK Anna Husada Bangkalan........65
BAB 6 PENUTUP.................................................................................................67

xii
6.1 Kesimpulan....................................................................................................67
6.2 Saran...............................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................69
LAMPIRAN..........................................................................................................72

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Penelitian Terdahulu.............................................................................20


Tabel 3. 1 Definisi Operasional

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Identifikasi Penyebab Masalah.........................................................16

Gambar 2. 2 Kerangka konsep 38

Gambar 3. 1 Kerangka Kerja 55

xv
DAFTAR SINGKATAN

KEMENKES : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
UNICEF : United Nations Children's Fund
WHO : World Health Organization

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden...........................................62


Lampiran 2 Lembar Informed Concent.................................................................63
Lampiran 3 Permohonan Izin Studi Pendahuluan..................................................64
Lampiran 4 Surat Balasan Studi Pendahuluan.......................................................65
Lampiran 5 Lembar Observasi Metode Bernyanyi................................................66
Lampiran 6 Lembar Denver II...............................................................................67
Lampiran 7 Lembar Konsultasi..............................................................................69

xvii
18

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan pada

hanya satu ranah perkembangan saja, tetapi dapat pula di lebih dari satu

ranah perkembangan. Masalah ranah perkembangan yang sering terjadi

pada anak usia dini/prasekolah adalah perkembangan motorik halus (Yuniati

E, 2018). Perkembangan motorik halus pada anak usia dini bagian terpenting

pada anak, terutama dalam hal fisik anak. Gerakan motorik halus adalah

gerakan yang hanya melibatkan otot-otot kecil, seperti keterampilan

menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat.

Dalam cara kerjanya gerakan motorik halus tidak terlalu membutuhkan

banyak tenaga melainkan hanya melibatkan koordinasi mata dan gerakan

tangan yang cermat (Maulida M, 2020).

World Health Organizations (WHO) (2014), melaporkan bahwa 5-

25% dari anak - anak usia prasekolah menderita disfungsi otak minor,

termasuk gangguan perkembangan motorik halus. Sedangkan berdasarkan

data dari Departemen Kesehatan RI 2015 dalam Puspita & Umar (2020)

menunjukkan bahwa 0,4 juta atau sekitar 16% usia prasekolah di

Indonesia mengalami gangguan perkembangan motorik halus. Hal ini terjadi

dipicu oleh kurangnya deteksi dini dan kurangnya stimulasi yang

diberikan untuk mendukung perkembangan motorik halus. Sedangkan

menurut Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2020 sebesar 85.779
19

(62,02%) anak usia prasekolah mengalami gangguan perkembangan motorik

halus.

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 31 Mei 2023 yang

dilakukan di TK Anna Husada Madura Bangkalan dengan menggunakan

lembar observasi denver II terhadap 10 orang anak secara acak dengan

rentang usia 3-5 tahun didapatkan hasil pada aspek motorik halus bahwa 4

orang anak (40%) dikategorikan normal, 4 orang anak (40%) dikategorikan

caution, dan 2 orang anak (20%) dikategorikan delayed.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan motorik halus pada anak

dibagi menjadi faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah potensi

anak, kondisi fisik, semangat belajar. Sedangkan faktor eksternal adalah

pengalaman teman sebaya, kesehatan, lingkungan (Dunggio N, 2018).

Kegagalan dalam mencapai kemampuan motorik halus pada usia prasekolah

anak akan berpengaruh besar pada kememampuan anak memasuki tahap

perkembangan selanjunya di usia sekolah, keterlambatan maupun kegagalan

mencapai kemampuan kognitif dalam pembelajaran, perawatan diri maupun

kemandirian akan berdampak bagi anak terutama ketika anak mulai

berinteraksi dengan teman sebaya (Dewi et al, 2019).

Salah satu strategi yang dipilih untuk mengembangkan motorik halus

anak dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode bernyanyi.

Karena metode bernyanyi menjadi salah satu metode yang sangat digemari

oleh anak di usia dini (Novaria N, 2019). Bernyanyi pada dasarnya

merupakan bakat alamiah yang dimiliki oleh seorang individu, sejak lahir

bayi telah mengenal suara, ritme atau melodi melalui lagu yang dinyanyikan
20

oleh ibunya. Berdasarkan penelitian Watini S et al (2019) bahwa nyanyian

dan lagu mempunyai sifat pengulangan dan irama yang sesuai digunakan

sebagai alat langkah awal dalam proses stimulus perkembangan motorik halus

pada anak sehingga anak-anak akan mendapatkan motivasi dan semangat

dalam melakukan kegiatan.

1.2 Identifikasi Penyebab Masalah

Faktor-faktor yang
mempengaruhi motorik halus :

1. Faktor Internal
a. Potensi anak Terdapat gangguan
b. Kondisi fisik perkembangan motorik halus
c. Semangat belajar pada anak usia 3-5 tahun di
2. Faktor Eksternal TK Anna Husada Bangkalan
a. Pengalaman teman yaitu caution 40% dan
sebaya delayed 20%
b. Kesehatan
c. Lingkungan
d. Metode bernyanyi

Gambar 1. 1 Identifikasi Penyebab Masalah


Sumber : Dunggio N (2018)

1.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motorik Halus


a. Faktor Internal

1) Potensi anak

Kemampuan dasar yang dimiliki anak yang sangat mungkin untuk

dikembangkan, sehingga pada intinya potensi sendiri berarti suatu

kemampuan yang masih bisa dikembangkan menjadi lebih baik lagi

(Primayana K, 2020).
21

2) Kondisi fisik

Keadaan atau kemampuan fisik. Keadaan tersebut bisa meliputi

sebelum (kondisi awal), dan pada saat setelah mengalami suatu proses

latihan (Evivani M, 2020).

3) Semangat belajar

Segala usaha dalam diri sendiri yang dapat menimbulkan

kegiatan belajar dan menjamin keberlangsungan kegiatan belajar serta

memberikan arah kegiatan belajar sehingga dapat tercapainya tujuan

(Wahyuningrum, M. D. S, 2019)

b. Faktor Eksternal

1) Pengalaman teman sebaya

Teman sebaya adalah individu yang memiliki kedudukan, usia,

status, dan pola pikir yang hampir sama atau didefinisikan sebagai

kelompok sosial yang terdiri dari orang-orang dengan usia, pendidikan

atau status sosial yang serupa (Blazevic, 2018).

2) Kesehatan

Keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial

yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial

dan ekonomis (Evivani M, 2020).

3) Lingkungan

Kumpulan dari segala sesuatu yang membentuk kondisi dan akan

mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung baik kepada

kehidupan dalam bentuk individual maupun kuminitas pada tempat

tertentu (Evivani M, 2020).


22

4) Metode Bernyanyi

Metode Bernyanyi sambil memperagakan langsung gerakan dari

lagu yang dinyanyikan. Melalui gerakan tersebut dapat mengaktifkan

pergerakan jari-jemari, pergerakan pergelangan tangan dan koordinasi

antara mata dengan tangan (Bariah, B 2021).

1.3 Batasan Masalah

Dilihat dari identifikasi penyebab masalah diatas, maka penelitian ini

dibatasi pada pengaruh metode bernyanyi terhadap perkembangan motorik

halus pada anak usia 3-5 tahun di TK Anna Husada Bangkalan.

1.4 Rumusan Masalah

a. Bagaimana gambaran metode bernyanyi pada anak usia 3-5 tahun di TK

Anna Husada Bangkalan ?

b. Bagaimana gambaran perkembangan motorik halus pada anak usia 3-5

tahun di TK Anna Husada Bangkalan ?

c. Apakah ada pengaruh metode bernyanyi terhadap perkembangan motorik

halus pada anak usia 3-5 tahun di TK Anna Husada Bangkalan ?

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Menganalisis pengaruh antara metode bernyanyi terhadap

perkembangan motorik halus pada anak usia 3-5 tahun di TK Anna Husada

Bangkalan.

1.5.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gambaran metode bernyanyi pada anak usia 3-5 tahun

di TK Anna Husada Bangkalan.


23

b. Mengidentifikasi gambaran perkembangan motorik halus pada anak usia

3-5 tahun di TK Anna Husada Bangkalan.

c. Menganalisis pengaruh metode bernyanyi terhadap perkembangan

motorik halus pada anak usia 3-5 tahun di TK Anna Husada Bangkalan.

1.6 Manfaat

1.6.1 Manfaat Teoritis

Sebagai tambahan informasi khususnya dalam pengembangan ilmu

keperawatan anak terkait pengaruh metode bernyanyi terhadap

perkembangan motorik halus pada anak usia 3-5 tahun di TK Anna Husada

Bangkalan.

1.6.2 Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi institusi

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi pada

perpustakaan dan dapet menjadi masukan bagi yang membacanya. Serta

sebagai informasi dalam mengambil langkah yang tepat untuk

menambah pengetahuan tentang pengaruh metode bernyanyi terhadap

perkembangan motorik halus pada anak usia 3-5 tahun di TK Anna

Husada Bangkalan.

b. Manfaat bagi petugas kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh kader-kader dan

petugas kesehatan serta memberikan konstribusi data objektif tentang

pengaruh metode bernyanyi terhadap perkembangan motorik halus pada


24

anak usia 3-5 tahun di TK Anna Husada Bangkalan, sehingga petugas-

petugas kesehatan yang terkait termotifasi mengadakan usaha-usaha

peningkatan atau mempertahankan mutu pelayanan kesehatan

berdasarkan data tersebut.

c. Manfaat bagi responden

Bagi responden diharapkan dapat menambah wawasan tentang

pengaruh metode bernyanyi terhadap perkembangan motorik halus pada

anak usia 3-5 tahun di TK Anna Husada Bangkalan sehingga dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1.7 Penelitian Terdahulu

Tabel 1. 1 Penelitian Terdahulu


No Judul Penelitian Penulis & Variabel Desaian Hasil
Tahun Penelitian Penelitian
Penelitian
1 Meningkatkan Sunarti Variabel Cross Bernyanyi ASYIK
Kemampuan Sulistyowa independent : sectional dalam rangka
Fisik Motorik ti, Sri metode mengembangkan
melalui Metode Watini, bernyanyi kemampuan motorik
Bernyanyi 2022. kasar anak usia 4- 6
ASYIK di TK Variabel tahun. Secara bersama-
Muslimat NU 1 dependent : sama anak mampu
Khodijah kemampuan melakukan gerakan
Pakiskembar fisik mootorik motorik kasar untuk
berekspresi riang
gembira, tertawa lepas
dan berteriak untuk
mengungkapkan rasa
suka citanya karena
gerakan-gerakan yang
dilakukan ketika
bernyanyi ASYIK
tersebut pada saat
melakukan itulah anak
dapat meniru dengan
konsep yang
dicontohkan oleh guru.
2 Meningkatkan Agil Variabel Literature Hasik penelitian bahwa
Kemampuan Wahyu independent : review metode bernyanyi dapat
Kognitif melalui Wicakson, metode meningkatkan
kemampuan
Metode Amirotun bernyanyi
kognitif pada anak usia
Bernyanyi pada Nafi'ah, dini
Anak Usia Dini Alif Variabel
Fadiyah dependent :
25

Septia Kemampuan
Winona, kognitif
Abdul
Muhid,
2022.
3 Gambaran Eka Variabel Survei Hasil penelitian ini
Perkembangan Deviany independent : deskriptif menunjukkan bahwa
Motorik Halus Widyawat perkembanga dari 37 anak usia 3-5
Pada Balita y, 2021. n motorik tahun, perkembangan
Usia 3-5 Tahun halus motorik
Di Paud Al halus 27 anak (73%),
Usman Variabel Ragu-ragu 7 anak
dependent : (18,1%) dan
balita usia 3-5 menyimpang 3 anak
tahun (8,9%). Berdasarkan
uraian di
atas dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar
perkembangan motorik
halus pada Balita usia
3-5 tahun di
PAUD Al-Usman
Nganjuk sudah sesuai.
4 Optimalisasi Maulida, Variabel Kualitatif Guru atau orangtua
Perkembangan 2020. independent : deskriptif mengoptimalisasikan
Motorik Halus permainan perkembangan motorik
Anak Melalui lagu daerah halus anak dengan
Permainan Lagu ‘’ampar-ampa permainan lagu daerah.
Daerah r pisang’’ Sehingga dapat
“Ampar-Ampar menyediakan
Pisang” Variabel kesempatan pada anak
dependent : untuk mengenalkan
perkembanga budaya Banjar melalui
n motorik sebuah permainan
halus tersebut. Tentunya
dengan cara metode
bernyanyi, metode
bermain dan metode
drill. Melalui tiga
metode ini, guru tau
orangtua dapat
mengoptimalisasikan
aspek perkembangan
motorik halus anak.
5 Analisis Faktor Ni Luh Variabel Cross Hasil dari penelitian
Yang Diah Ayu independent : sectional. menunjukkan bahwa
Mempengaruhi Sita Dewi, analisis faktor faktor ekstrinsik
Perkembangan Anik pendidikan ibu
Motorik Halus Yulaika, Variabel mempengaruhi
Pada Anak Usia 2019. dependent : perkembangan motorik
Prasekolah Di Tk perkembanga halus pada anak usia
Ra Diponegoro n motorik prasekolah di TK RA
Desa Ngajum halus Diponegoro Desa
Kabupaten Ngajum Kabupaten
Malang Malang dengan nilai ρ
value sebesar 0,020.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Bernyanyi

2.1.1 Pengertian

Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang artinya suatu

cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan dalam

mencapai suatu tujuan. Metode pembelajaran dapat pula diartikan sebagai

suatu cara yang sistematis untuk melakukan aktivitas atau kegiatan

pembelajaran yang tujuannya mempermudah dalam mencapai tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Pendapat lain mengatakan bahwa metode

pembelajaran ialah suatu cara atau sistem yang digunakan dalam

pembelajaran yang bertujuan agar anak didik dapat mengetahui, memahami,

mempergunakan, dan menguasai bahan pelajaran tertentu (Fadhillah, 2012)

Menurut Kamus Bahasa Indonesia bernyanyi adalah mengeluarkan

suara bernada atau berlagu. Adapun nyanyian yang diistilahkan juga dengan

lagu adalah komponen musik pendek yang terdiri atas perpaduan lirik dan

lagu/nada. Dalam lirik terdapat susunan kata-kata yang mengandung arti/

makna tertentu. Makna yang terdapat dalam sebuah nyanyian berbeda-beda

sesuai tujuan dibuatnya nyanyian tersebut. Selanjutnya makna yang ada

dapat digunakan untuk melakukan sugesti, persuasi dan memberikan

nasehat. Kemampuan mempengaruhi sebuah lirik lagu terjadi karena

pengarang lagu menyampaikan ide dan gagasan melalui kata ataupun

kalimat yang bisa

26
27

menimbulkan sikap dan perasaan tertentu (Subekti, 2007 dalam (Lestari,

2012).

Metode bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang

menggunakan syair-syair yang dilagukan. Biasanya syair-syair tersbut

disesuaikan dengan materi-materi yang akan diajarkan oleh pendidik.

Memurut bebrapa ahli, bernyanyi membuat suasana belajar menjadi riang

dan bergairah sehingga perkembangan anak dapat distimmulasi secara lebih

optimal. (Fadlillah, 2012).

2.1.2 Manfaat Bernyanyi

Menurut Bonnie dan John (dalam Prasetya, 2014) terdapat manfaat

dari metode menyanyi yaitu membantu mencapai kemampuan dalam

pengembangan daya pikir, membantu menyalurkan emosi seperti senang

atau sedih melalui isi syair lagu/nyanyian, dan membantu menambah

perbendaharaan kata baru melalui syair lagu/nyanyian.

Berikut adalah beberapa manfaat yang bisa diambil dari anak

bernyanyi antara lain:

a. Melatih motorik halus

b. Membentuk rasa percaya diri anak

c. Menemukan bakat anak

d. Melatih kognitif dan perkembangan bahasa anak.

e. Membantu anak untuk mendengarkan, menginngat, menghafalkan

menintegrasikan dan menghasilkan suara bahasa

f. Meningkatkan kemampuan berbahasa anak termasuk perbendaharaan

kata kemampuan berekspresi dan kelancaran komunikasi.


28

g. Menyediakan cara berkomunikasi verbal sebagai jembatan penghantar

yang membantu anak-anak mengembangkan kosakata serta mempelajari

cara-cara baru untuk mengekspresikan.

Bernyanyi tentu saja tidak bisa lepas dari kata dan kalimat yang harus

diucapkan. Dengan bernyanyi dapat melatih peningkatan kosa kata dan juga

ingatan memori otak anak. Manfaat dari kegiatan (bernyanyi antara lain

menurunkan hormon-hormon yang berhubungan dengan stress karena

menjadikan pikiran kita lebih segar.

2.1.3 Kelebihan dan Kelemahan Bernyanyi

Selain metode bernyanyi memiliki manfaat yang penting bagi siswa,

metode ini juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari metode

menyanyi yaitu mampu membantu siswa untuk mengembangkan,

memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam proses

kognitif atau pengenalan siswa. Disamping itu, metode menyanyi dapat

membangkitkan semangat kegairahan belajar para siswa, memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan

kemampuannya masing-masing, serta mampu mengarahkan cara belajar

siswa, sehingga lebih memiliki motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat

(Masykur, 2015).

Menurut Musbikin (dalam Prasetya, 2014) menyanuyi memiliki

kelebihan antara lain:

a. Dapat merangsang imajinasi didik

b. Dapat memicu kreatifitas


29

c. Memberi stimulus yang cukup kuat terhadap otak sehingga mendorong

kognitif anak dengan cepat.

Sedangkan kelemahan metode menyanyi adalah siswa ditekankan

harus memiliki kesiapan dan kematangan mental untuk belajar, siswa harus

berani berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

Metode ini hanya mementingkan proses pengertian saja, kurang

memperhatikan perkembangan atau pembentukan sikap dan keterampilan,

dan apabila kelas terlalu besar, metode ini kurang efektif digunakan, dan

metode ini tidak memberikan kesempatan untuk berfikir secara kreatif

(Masykur, 2015).

Tidak selalu metode pembelajaran, misal metode menyanyi yang

diterapkan di kelas besar kurang efektif seperti halnya pendapat Usman

(2013) menyatakan bahwa selama guru mampu menciptakan suasana belajar

yang kondusif dan menyenangkan di kelas, menguasai teknik- teknik dan

materi pembelajaran, memotivasi siswa untuk belajar dan membuat belajar

lebih menarik, mempertahankan kondisi kelas, dan menciptakan suasana

yang dapat menumbuhkan gairah belajar siswa, metode pembelajaran yang

diterapkan pendidik diruang besar dapat berlangsung secara efektif dan

efisien. Namun, dengan menerapkan metode yang bervariasi yaitu metode

menyanyi, siswa akan bersemangat dan termotivasi untuk belajar.

2.1.4 Metode Bernyanyi

Metode Bernyanyi dalam penelitian ini dibatasi pada bernyanyi sambil

memperagakan langsung gerakan dari lagu yang dinyanyikan.


30

Perkembangan Motorik Halus yang dimaksud pergerakan jari-jemari,

pergerakan pergelangan tangan dan koordinasi antara mata dengan tangan.

Guru atau orangtua mengajak anak untuk terlibat secara langsung

untuk mempraktikkan dengan cara sebagai berikut:

a. Pertama-tama guru atau orangtua mengenalkan lagu melalui video

sambal bernyanyi bersama anak. Kemudian meminta anak untuk

bersiap-siap untuk mengatur posisi duduk sejajar dengan

temannya.

b. Selanjutnya alur aturan akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Guru atau orangtua memberikan kesempatan kepada anak

untuk mengatur posisi duduk sejajar dengan temannya.

2) Setiap anak diminta untuk meluruskan kaki ke depan, begitu

pula dengan teman yang berada disampingnya.

3) Aktivitas ini dilakukan berulangulang, hingga semua anak

dapat merasakan gerakan lagu.

c. Setelah aturan disampaikan kepada anak usia dini, kemudian

guru atau orangtua dapat memulai menyanyi lagu tersebut.

d. Kemudian guru atau orangtua meminta anak-anak untuk

mempraktikkan gerakan lagu tersebut secara bersama-sama

e. Menambah semangat dan antusias anak, guru atau orangtua dapat

memberikan apreasiasi khusus bagi anak yang bernyanyi dengan

semangat, dan mampu mengikuti aturan yang sudah disepakati

bersama (Maulida, 2020).

2.2 Konsep Perkembangan Motorik Halus


31

2.2.1 Pengertian

Menurut Jojoh & Cicih, (2016) “Motorik halus adalah gerakan yang

melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil

serta memerlukan koordinasi yang cermat”. Sedangkan menurut Bambang,

(2013) menyatakan “Gerakan motorik halus adalah gerakan hanya

melibatkan bagian- bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot

kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan

pergerakan tangan yang tepat”. Gerakan tersebut harus mendapatkan

stimulus yang berkelanjutan untuk memperoleh gerakan motorik halus yang

sempurna (Sujiono dalam Saputri, 2013).

Menurut Gunadi (2014) motorik halus adalah aktivitas motorik yang

melibatkan aktivitas otot-otot kecil atau halus gerakan ini menuntut

koordinasi mata dan tangan serta pengendalian gerak yang baik yang

memungkinkannya melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerak.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Davison dan Kring (2015)

bahwa motorik halus adalah gerak yang hanya menggunakan otot-otot

tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil yang membutuhkan

koordinasi gerak dan daya konsentrasi yang baik.

2.2.2 Tujuan Perkembangan Motorik Halus

Secara garis besar tujuan pengembangan motorik halus untuk anak usia 3

- 6 tahun adalah anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan

anggota tubuhnya dan terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan

sebagai persiapan untuk pengenalan menulis.


32

Kecerdasan motorik halus anak berbeda-beda. Dalam hal kekuatan

maupun ketepatannya. perbedaan ini juga dipengaruhi oleh pembawaan

anak dan stimulasi yang didapatkannya. Lingkungan mempunyai pengaruh

yang lebih besar dalam kecerdasan motorik halus anak. Lingkungan dapat

meningkatkan ataupun menurunkan taraf kecerdasan anak, terutama pada

masa-masa pertama kehidupannya. Tujuan motorik halus adalah untuk

membuat anak bisa berkreasi seperti menggunting, menggambar, mewarnai,

dan mengayam atau menjahit (Sujiano 2017).

Sumantri (2018) menyatakan ada beberapa tujuan dalam pengembangan

motorik halus anak di usia 3-5 tahun yaitu :

a. Anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang

berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan.

b. Anak mampu menggerakan anggota tubuh yang berhubungan dengan

gerak jari jemari: seperti kesiapan menulis, menggambar dan

memanipulasi benda-benda.

c. Anak mampu mengkoordinasi indra mata dan aktivitas tangan.

Koordinasi permainan membentuk dari tanah liat atau adonan dan

lilin, menggambar, mewarnai, menempel, menggunting, memotong,

merangkai benda dengan benang (meronce).

d. Anak mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik

halus. Kegiatan yang melibatkan motorik halus dapat melatih

kesabaran anak dalam mengerjakan atau membuat suatu karya.


33

Selain mempunyai tujuan, dalam upaya pengembangan motorik halus

juga mempunyai fungsi. Yudha dan Rudyanto (2018) mengungkapkan

fungsi pengembangan motorik halus yaitu:

a. Sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan gerak kedua

tangan,

b. Sebagai alat untuk mengembangkan koordinasi kecepatan tangan dan

gerakan mata, dan

c. Sebagai alat untuk melatih penguasaan emosi.

2.2.3 Fungsi Perkembangan Motorik Halus

Pendapat yang telah dikemukakan oleh (Hurlock, 1999) yaitu ada

beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi

perkembangan individu diantaranya :

a. Anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang,seperti

anak merasa senang dengan memliki keterampilan memainkan boneka,

menangkap bola dan melempar bola,atau memainkan alat-alat

permainan yang lainnya.

b. Anak juga bisa mengalami kondisi helpessness (tidak berdaya) pada

bualn pertama kehidupannya, menjadi kekondisi independence (bebas,

tidak bergantung).anak dapat berbuat sendiri untuk dirinya dan anak

juga dapat beranjak dari satu tempat ke tempat lainnya. Kondisi ini akan

meningkatkan perkembangan self confidence (rasa percaya diri).

c. Anak dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekolah (school

adjustment). Pada masa ini anak sudah dapat dilatih perkembangan

motorik halusnya.
34

2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus

a. Faktor Internal

1) Potensi anak

2) Kondisi fisik

3) Semangat belajar

b. Faktor Eksternal

1) Pengalaman teman sebaya

2) Kesehatan

3) Lingkungan

2.2.5 Karakteristik Perkembangan Motorik Halus

Karakteristik anak dapat kita amati dengan cara menyuruh anak untuk

memegang pensil dengan tepat menggengam pensil dan menuliskan pada

kertas. Cara ini bisa dilakukan oleh anak usia 2-3 tahun. Jika anak sudah

mahir dalam memegang pensil maka anak akan lebih banyak menggunakan

gerakan jari. Karakteristik anak apat dijelaskan diantaranya :

a. Pada usia 4 tahun koordinasi motorik halus anak sudah mengalami

kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat bahkan cenderung ingin

sempurna.

b. Pada usia 5 tahun koordinasi motorik halus anak sudah lebih sempurna

lagi. Tangan, lengan, dan tubuh bergerak dibawah koordinasi mata.

c. Pada akhir masa kanak-kanak (usia 6 tahun), ia telah belajar bagaimana

menggunakan jari jemari dan pergelangan tangannya untuk

menggerakkan ujung pensil.


35

Menurut Sulistyawati (2017) karakteristik perkembangan motorik halus

anak menurut DDST yaitu :

a. Usia 3 tahun

1) Menumpuk 8 buah kubus

2) Menggambar garis lurus.

b. Usia 4 tahun

1) Menggoyangkan ibu jari

2) Mencontoh lingkaran

3) Menggambar orang 3 bagian

4) Mencontoh garis berpotongan

5) Memilih garis yang lebih panjang

6) Mencontoh persegi ditunjukkan

7) Menggambar orang 5 bagian

c. Usia 5 tahun

1) Menggambar orang 3 bagian

2) Mencontoh garis berpotongan

3) Memilih garis yang lebih panjang

4) Mencontoh persegi ditunjukkan

5) Menggambar orang 5 bagian

6) Menggambar persegi

d. Usia 6 tahun

1) Mencontoh garis berpotongan

2) Memilih garis yang lebih panjang

3) Mencontoh persegi ditunjukkan


36

4) Menggambar orang 5 bagian

5) Menggambar persegi

2.3 Konsep Anak Pra Sekolah

2.3.1 Pengertian

Anak usia pra sekolah atau awal masa kanak – kanak adalah anak

yang berusia antara 3 sampai 6 tahun (Suhartanti et al., 2019). Usia

prasekolah merupakan masa bermain karena setiap waktu di isi dengan

bermain. Usia prasekolah merupakan usia paling peka bagi anak, sehingga

usia ini menjadi masa paling baik untuk membentuk kualitas seorang anak

di masa depan. Dalam usia ini anak umumnya mengikuti program anak

melalui kelompok bermain pada usia 3 tahun dan Taman Kanak-kanak pada

usia 4-6 tahun.

2.3.2 Perkembangan Anak Pra Sekolah

a. Perkembangan Fisik

1) Perkembangan Otak

Perkembangan otak pada usia dini mengalami perkembangan

yang sangat pesat sehingga masa ini disebut dengan masa emas atau

golden age. Penelitian di bidang neurologi membuktikan bahwa 50%

dari kecerdasan anak terbentuk dalam empat tahun pertama pada

kehidupan anak, setelah anak berusia delapan tahun, perkembangan

otak anak mencapai 80% dan ketika anak berusia 18 tahun

perkembangan otak mencapai 100% (Fitriani & Adawiyah, 2018).

2) Perkembangan Motorik

Kemampuan motorik didefinisikan sebagai segala gerakan


37

yang dapat dilakukan seluruh tubuh, sehingga perkembangan

motorik disebut sebagai unsur kematangan dan pengendalian gerak

tubuh (B. Sujiono et al., 2014). Perkembangan motorik sejalan

dengan kematangan syaraf dan otot, sehingga setiap gerakan yang

dilakukan anak merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari

berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak.

b. Perkembangan Kognitif

1) Perkembangan Kognitif menurut Piaget

Sesuai dengan teori kognitif piaget, maka perkembangan

kognitif pada masa awal anak-anak dinamakan tahap praoperasional

(preoperational stage), yang berlangsung dari usia 2 hingga 7 tahun.

Praoperasional dibagi kedalam 2 tahap, yaitu:

(a) Subtahap prakonseptual (2-4 tahun)

Subtahap prakonseptual merupakan tahapan pemikiran

praoperasional yang terjadi antara usia 2 hingga 4 tahun

(Masruroh, n.d.). Pada masa ini, mulai terjadi perkembangan

kemampuan membayangkan objek yang tidak ada (tidak terlihat)

dengan sesuatu yang lain secara mental. Sebagai contoh, pisau

plastik dapat merepresentasikan pisau sesungguhnya.

Cara berpikir anak pada tahap ini ditandai dengan pemikiran

bersifat tidak sistematis, tidak konsisten, dan tidak logis (Ibda,

2015). Hal ini ditandai dengan:

(1)Transduktive reasoning, yaitu proses berpikir tidak logis dan

tidak termasuk cara berpikir induktif maupun deduktif.


38

(2)Ketidakjelasan hubungan sebab-akibat, yakni anak mengenal

hubungan sebab-akibat secara tidak logis.

(3)Animisme, yaitu menganggap bahwa semua benda adalah

benda hidup.

(4)Artificialism, yaitu kepercayaan bahwa segala sesuatu di

lingkungan memiliki jiwa seperti manusia

(5)Perceptually bound, yaitu anak menilai sesuatu berdasarkan

apa yang dilihat dan didengar

(6)Mental experiment, yaitu anak mencoba mencari jawaban atas

masalahnya.

(7)Centration, yaitu anak memusatkan perhatian pada hal yang

tampak paling menarik.

(8)Egosentrisme, yaitu anak menanggapi lingkungan berdasarkan

kehendaknya.

Pada subtahap praoperasional ini dianggap sebagai

pencapaian kognitif yang paling penting. Anak pra-sekolah mulai

mampu mengorganisir berbagai hal yang mereka ketahui melalui

pemikiran simbolis.

(b) Subtahap Intuitif (4-7 tahun)

Istilah intuitif digunakan untuk menunjukkan subtahap

kedua dari pemikiran praoperasional. Subtahap ini terjadi pada

anak dalam periode usia 4 hingga 7 tahun (Masruroh, n.d.). Pada

sumber lain dikatakan, subtahap ini terjadi pada periode usia 4-6

tahun (Isma, 2016). Dalam subtahap ini, aktifitas mental seperti


39

cara-cara mengelompokkan, mengukur dan menghubungkan

objek mulai terjadi, tetapi anak belum begitu sadar mengenai

prinsip yang melandasi terbentuknya aktifitas tersebut. Anak

mampu memecahkan masalahnya dengan cara yang lebih

kompleks walaupun proses penalaran dan pemikirannya memiliki

keterbatasan dalam bidang tertentu.

c. Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa pada anak pra-sekolah diukur dengan

menggunakan indeks perkembangan bahasa yang dikenal dengan Mean

Length of Untterance (MLU). Mean Length of Untterance (MLU)

merupakan indeks perkembangan bahasa yang didasarkan atas jumlah

kata dalam kalimat. Berdasarkan MLU, Brown mengidentifikasi 5 tahap

perkembangan bahasa anak.

d. Perkembangan Psikososial

Pada masa anak-anak ditandai dengan perkembangan psikososial

yang cukup pesat diantaranya diantaranya permainan, hubungan dengan

orang lain, dan perkembangan moral.

1) Perkembangan Permainan

Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang

dominan pada anak pra-sekolah. Oleh karena itu, hubungan sosial

dengan teman sebaya pada masa ini terbentuk dalam permainan.

2) Perkembangan Hubungan dengan Orang Tua

Pada masa prasekolah, hubungan dengan orang tua atau

pengasuhnya menjadi dasar bagi perkembangan emosional dan sosial


40

anak. Hal yang penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah

gaya pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua.

3) Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya

Kelompok teman sebaya berguna sebagai sumber informasi

mengenai dunia luar keluarga. Anak mendapatkan respon atas

kemampuannya dari perkembangan hubungan kelompok sebaya.

4) Perkembangan Moral

Teori perkembangan moral dilakukan dengan melihat tingkah

laku moral sebagai respons atas stimulus. Proses-proses penguatan,

penghukuman, dan peniruan digunakan untuk menjelaskan perilaku

moral anak-anak. Perilaku moral bukan semata-mata hasil sosialisasi

atau pelajaran yang diperoleh dari kebiasaan yang berhubungan

dengan nilai kebudayaan, tetapi sebagai akibat dari aktivitas spontan

yang dipelajari dan berkembang melalui interaksi sosial anak dengan

lingkungannya (Maharani, 2014). Saat anak diberikan konsekuensi

atas perilaku mereka maka akan timbul kebiasaan dari perilakunya.

Saat anak diberikan hadiah atas perilaku yang sesuai maka anak akan

mengulangi perilaku tersebut. Sebaliknya, saat anak diberikan

penghukuman atas perilaku yang tidak sesuai, maka perilaku tersebut

akan menurun atau hilang.

2.4 Konsep Pengaruh Bernyanyi Terhadap Perkembangan Motorik Halus

Anak Usia 3-5 tahun

Bernyanyi adalah suatu kegiatan pengembangan musik dalam

pembelajaran anak usia dini yang merupakan aktivitas alami dan kebutuhan
41

dari setiap anak (Ansari, 2019). Melalui bernyanyi anak dapat

mengekspresikan segala pikiran dan emosinya, karena bernyanyi memiliki

kaitan erat dengan gaya belajar. Bernyanyi dapat diartikan sebagai aktivitas

untuk mengetahui keterampilan individu dalam memperoleh informasi

(Hayati dkk., 2019). Secara sederhana, metode ini disebut sebagai metode

pengajaran yang menggunakan nyanyian sebagai wahana belajar anak, karena

dengan cara bernyanyi anak akan belajar lebih efektif, menyenangkan dan

lebih kuat masuk dalam daya ingat jangka panjang (Holimi & Faizah, 2021).

Kegiatan bernyanyi dapat memfasilitasi anak dengan gaya belajar yang

berbeda; seperti visual, auditory dan kinaesthetik (Linse, 2017). Menyanyi

bukanlah sesuatu yang sulit dipelajari maupun dilakukan, bahkan keseharian

anak tidak terlepas dari kegiatan menyanyi. Karena anak-anak suka mengikuti

hal-hal yang menyenangkan, terutama dalam bernyanyi.

Lagu dan nyanyian serta gerakan merupakan kegiatan yang sangat

bermanfaat dan efektif untuk mengoptimalisasikan perkembangan motorik

halus anak. Kegiatan bernyanyi dapat meningkatkan perkembangan

perkembangan fisik motorik dan bahasa, terutama jika kegiatan tersebut

terintegrasi dengan musik dan gerakan (dance). Anak-anak sangat menyukai

song, rhyme dan chant (Brewster et al, 2018). Terlebih lagi nyanyian dan

lagu mempunyai sifat pengulangan dan irama yang sesuai digunakan sebagai

alat langkah awal dalam proses stimulus perkembangan motorik halus pada

anak.

Aktivitas motorik halus merupakan keahlian gerakan yang melibatkan

otot-otot kecil yang terdiri dari koordinasi mata dan tangan yang
42

terkoordinasi secara seimbang sehingga menciptakan suatu keterampilan.

Kemampuan motorik halus berkaitan dengan keterampilan menggerakkan

otot-otot kecil. Motorik halus berkaitan dengan gerakan-gerakan yang lebih

spesifik dibandingkan motorik kasar. Keterampilan motorik halus lebih

banyak menggunakan jari jemari anak dalam berbagai aktivitasnya.

Pengembangan kemampuan motorik halus harus melalui berbagai kegiatan

yang menarik dan bervariatif dengan bermain, karena bermain asensi segala

aktivitas anak (Hartinah et al, 2019)

Usia prasekolah dimana anak mulai belajar berinteraksi secara sosial,

belajar tentang kemandirian dalam perawatan diri, persiapan menuju usia

sekolah dan belajar menulis dan berhitung, membutuhkan kemampuan

koorsinasi antara sistem syaraf dan gerakan otot halus untuk mencapai hasil

perkembangan yang optimal (Macdonald, 2018).

2.5 Kerangka Konsep

Faktor-faktor yang
mempengaruhi motorik halus :

1. Faktor Internal
a. Potensi anak
b. Kondisi fisik
c. Semangat belajar
2. Faktor Eksternal
a. Pengalaman teman
sebaya
b. Kesehatan
c. Lingkungan
Diiringi dengan
d. Metode bernyanyi
musik dan gerakan
(dance)

Terjadi pengulangan
gerakan dan irama

Keahlian gerakan
otot-otot kecil
43

Perkembangan
motorik halus anak

Gambar 2. 1 Kerangka konsep


Sumber : (Brewster et al, 2018) dan Hartinah et al (2019)

Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Mempengaruhi

Berdasarkan kerangka konseptual diatas, metode bernyanyi

menggunakan musik dan gerakan (dance). Hal ini mempunyai sifat

pengulangan gerakan dan irama yang sesuai dan mengakibatkan keahlian

gerakan yang melibatkan otot-otot kecil yang terdiri dari koordinasi mata dan

tangan yang terkoordinasi secara seimbang sehingga menciptakan suatu

keterampilan. Keterampilan menggerakkan otot-otot kecil digunakan sebagai

alat langkah awal dalam proses stimulus perkembangan motorik halus pada

anak yang sehingga anak- semangat dalam melakukan kegiatan dan

meningkatkan keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan

pergelangan tangan yang tepat.

2.6 Hipotesis

Ha : Ada pengaruh antara metode bernyanyi terhadap perkembangan motorik

halus pada anak usia 3-5 tahun di TK Anna Husada Bangkalan.


BAB 3

METODE PENELITIAN

Istilah rancangan penelitian digunakan dalam dua hal; pertama, rancangan

penelitian, merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi

permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data; dan kedua,

rancangan penelitian digunakan untuk mendefinisikan struktur penelitian yang

akan dilaksanakan (Nursalam, 2014).

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sebuah rencana, sebuah garis besar tentang

bagaimana peneliti akan memahami bentuk hubungan antar variabel yang

diteliti (Irmawartini & Nurhaedah, 2017). Metode penelitian ini

menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis

penelitian yang menekankan pada pengukuran/ waktu pengamatan variabel

bebas dan data variabel terikat hanya satu kali. Pada jenis ini, variabel

independen dan variabel dependen dievaluasi secara bersamaan, sehingga

tidak ada tindak lanjutnya. Tentunya tidak semua subjek penelitian harus

diobservasi pada hari atau waktu yang sama, akan tetapi variabel independen

dan variabel dependen hanya dievaluasi satu kali (Nursalam, 2017).

3.2 Identifikasi Variabel

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai berbeda

terhadap sesuatu seperti benda, manusia dan lain-lain (Nursalam, 2014).

Dalam penelitian ini variable dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:

44
45

3.2.1 Variabel bebas (Independent)

Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya

menentukan variabel lain disebut juga sebagai variabel yang menciptakan

suatu dampak pada variabel dependent (Nursalam, 2014). Pada penelitian

ini variabel independent adalah metode bernyanyi.

3.2.2 Variabel Terikat (Dependent)

Variabel dependent (terikat) adalah suatu variabel yang nilainya

ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2014). Dalam penelitian ini

variabel dependent adalah perkembangan motorik halus.

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasinal adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati

dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati

(diukur) itulah merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya

memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara

cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi

lagi oleh orang lain (Nursalam, 2014).

Tabel 3. 1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Operasional Alat Skala Hasil Ukur
Ukur
Variabel Bernyanyi diiringi Lembar Ordinal a. Baik : 12-16
Independen : irama musik sambil observasi b. Cukup : 6-11
Metode memperagakan c. Kurang : 0-5
bernyanyi langsung gerakan dari
lagu yang dinyanyikan.
Parameter :
a. Mengkoordinasikan
mata, tangan dan
mulut dalam
melakukan gerakan
b. Mengungkapkan
ekspresi
Variabel Kemampuan anak Lembar Ordinal a. Advance,
Dependen : dalam beraktivitas obervasi bila anak
Perkembangan dengan menggunakan Denver II mampu
motorik halus otot-otot halus (kecil) melaksanakan
46

anak usia 3-5 Parameter : tugas pada


tahun a.Usia 3 tahun item disebelah
1) Menumpuk 8 kanan garis
buah kubus umur
2) Menggambar b. Normal, bila
garis lurus. anak gagal/
b. Usia 4 tahun menolak tugas
1)Menggoyangkan pada item
ibu jari disebelah
2) Mencontoh kanan garis
lingkaran umur
3) Menggambar c. Caution, bila
orang 3 bagian gagal/menolak
4) Mencontoh garis pada item
berpotongan sebelah kanan
5) Memilih garis blok
yang lebih d. Delay, bila
panjang gagal/menolak
6) Mencontoh item yang ada
persegi disebelah kiri
ditunjukkan dari garis
7) Menggambar umur
orang 5 bagian
c. Usia 5 tahun
1) Menggambar
orang 3 bagian
2) Mencontoh garis
berpotongan
3) Memilih garis
yang lebih panjang
4) Mencontoh persegi
ditunjukkan
5) Menggambar
orang 5 bagian
6) Menggambar
persegi
d. Usia 6 tahun
1) Mencontoh garis
berpotongan
2) Memilih garis
yang lebih panjang
3) Mencontoh persegi
ditunjukkan
4) Menggambar
orang 5 bagian
5) Menggambar
persegi
47

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas:

obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah anak

dengan rentang usia 3-5 tahun di TK Anna Husada Bangkalan sejumlah 40

orang.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan

dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus

betul-betul representatif (Sugiyono, 2018). Pada penelitian ini sampel yang

digunakan adalah anak dengan rentang usia 3-5 tahun di TK Anna Husada

Bangkalan.

Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Kriteria inklusi atau kriteria subjek yang memenuhi syarat sebagai

sampel penelitian ini adalah:

1) Anak usia 3-5 tahun yang bersekolah di TK Anna Husada Bangkalan

b. Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat

diambil sebagai sampel. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Anak yang tidak mengikuti bernyanyi dari awal sampai akhir.


48

3.4.3 Besar Sampel

Besar sampel adalah anggota yang akan dijadikan sampel (Nursalam,

2014). Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sedangkan

sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat mewakili

pupolasi yang ada.

Besar sampel adalah anggota yang akan dijadikan sampel (Sugiyono,

2013). Menurut (Siyoto S, 2015), perhitungan besar sampel menggunakan

rumus:
2
λ . N . P .Q
S= 2 2
d (N −1)+ λ . P .Q

Keterangan :

S = jumlah sampel

λ2 dengan dk = 1, taraf derajat kesalahan 5 %

N = Jumlah populasi = 40

P = Peluang benar (0,5)

Q = Peluang salah (0,5)

d = Perbedaan antara rata-rata sampel dengan rata-rata populasi 0,05


2
λ . N .P.Q
S= 2 2
d ( N−1 ) + λ . P .Q
2
1 . 40 . 0,5 . 0,5
S= 2 2
0,05 (39)+1 .0,5 . 0,5

10
S=
0,0025(39)+1. 0,25
10
S=
0,0975+ 0,25
49

10
S=
0,3475
S=28,77
S=29
Jadi jumlah sampel yang diambil sebanyak 29 orang.
3.4.4 Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat

berbagai macam teknik sampling yang digunakan (Sugiyono, 2018). Dalam

penelitian ini teknik yang digunakan probability sampling secara simple

random sampling. Alasan menggunakan teknik simple random sampling

karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Teknik ini hanya

boleh digunakan apabila anggota populasi itu bersifat homogen (Sugiyono,

2018).

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

3.5.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Anna Husada Bangkalan.

3.5.2 Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan antara bulan Juli 2023.

3.7 Validitas dan Realibilitas

3.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip

instrumen dalam mengumpulkan data. Instrumen harus dapat mengukur

apa yang seharusnya diukur. Validitas lebih menekankan pada alat

pengukur/pengamatan (Nursalam, 2014). Uji validitas dilakukan melihat


50

korelasi antara skor dari masing-masing item pertanyaan dibanding total

skor. Perhitungan dilakukan dengan rumus teknik korelasi Product

Moment. Hasil pengukuran validitas menunjukkan jika nilai r hitung > r

tabel maka setiap item pertanyaan pada kuesioner penelitian dapat

dikatakan valid atau mampu untuk mengukur apa yang ingin diukur

(Nursalam, 2016).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini variabel metode

bernyanyi menggunakan lembar observasi dan variabel perkembangan

motorik halus menggunakan lembar observasi denver II. Instrumen

tersebut tidak perlu dilakukan uji validitas karena sudah baku.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila

fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam

waktu yang berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama-sama

memegang peranan yang penting dalam waktu yang bersamaan (Nursalam,

2014).

Uji reliabilitas dilakukan dengan cara mengorelasikan antara satu skor

item dalam pengubah, kemudian dari hasil korelasi dibandingkan dengan

nilai Cronbach’s Alpha (α) > 0,6 berarti reliabel (Hidayat, 2015).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini variabel metode bernyanyi

menggunakan lembar observasi dan variabel perkembangan motorik halus

menggunakan lembar observasi denver II. Instrumen tersebut tidak perlu

dilakukan uji reliabilitas karena sudah baku.


51

3.6 Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian. Pengumpulan karakteristik subjek diperlukan dalam suatu

penelitian. Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung pada

rancangan penelitian dan teknik instrumen yang digunakan (Nursalam, 2014).

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

instrument lembar observasi metode bernyanyi dan lembar observasi denver

II.

3.8 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, berusaha untuk memperhatikan etika

yang harus dipatuhi dalam pelaksanaannya agar hak responden dapat

terlindungi, mengingat bahwa penelitian akan berhubungan langsung dengan

manusia. Oleh karena itu peneliti sebelum melakukan penelitian terlebih

dahulu mengajukan ethical clearance kepada pihak yang terlibat langsung

maupun tidak langsung dalam penelitian agar tidak terjadi pelanggaran hak-

hak otonomi manusia yang kebetulan menjadi subjek penelitian, penelitian ini

dimulai dengan melakukan berbagai prosedur yang berhubungan dengan etika

penelitian meliputi:

3.8.1 Nilai Sosial

Suatu penelitian dapat diterima secara etis apabila penelitian tidak

hanya berdampak pada individual yang ikut serta, tetapi juga pada

masyarakat di mana penelitian dilakukan dan/atau kepada siapa hasil

penelitian akan diterapkan. Dalam penelitian ini nilai sosial yang bisa
52

diambil yaitu menjunjung tinggi hak asasi manusia terutama permintaan

sebagai responden, peneliti melindungi dan memperlakukan responden

sama, tidak membeda-bedakan (adil).

3.8.2 Nilai Ilmiah

Suatu penelitian dapat diterima secara etis apabila berdasar pada

metode ilmiah yang valid. Dalam penelitian ini nilai ilmiah yang dapat

diambil yaitu peneliti memastikan bahwa hasil penelitian ini diukur

menggunakan kuesioner yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya

penelitian ini dilakukan sesuai dengan cara pengumpulan data yang sudah

didapatkan. Data yang sudah didapatkan dibuat menjadi data ilmiah ini

digunakan untuk menghasilkan informasi terkait variabel yang sudah

direncanakan.

3.8.3 Pemberatan Beban dan Manfaat

Penelitian dapat diterima secara etik bila risiko telah diminimalisir (baik

dengan mencegah potensi-potensi merugikan dan meminimalisir dampak

negatif yang mungkin terjadi) dan manfaat suatu penelitian lebih besar

dibanding risiko. Dalam penelitian ini responden tidak mendapatkan resiko

yang akan diterima, karena hanya mengukur keyakinan responden dalam

memberikan stimulasi tumbuh kembang anak dan manfaat yang akan

diterima peneliti adalah sebagai penyumbang bagi kemajuan pada bidang

kesehatan.

3.8.4 Pontensi Manfaat dan Resiko

Dalam mempertimbangkan batas tingkat risiko yang dapat diterima, dan

keseimbangan risiko terhadap manfaat, diperlukan pertimbangan yang


53

merujuk teori-teori moral dan etik dasar sebelumnya dan pernyataan kode

etik penelitian. Dalam penelitian ini resiko yang diterima oleh responden

adalah pengorbanan waktu selama 30 menit untuk menjawab kuesioner

yang diberikan oleh peneliti, tetapi resiko ini dapat ditutupi dengan adanya

manfaat yang diterima oleh responden dan juga masyarakat luas.

3.8.5 Bujukan/Ekploitasi/Inducement (Undak)

Bujukan dilakukan kepada responden agar bersedia menjadi partisipan

dengan cara memberikan reward berbentuk souvenir, pada penelitian ini

tidak ada tindakan yang bertujuan untuk mengambil keuntungan atau

memanfaatkan data yang diperoleh secara berlebihan dan sewenang-wenang

sehingga bisa dipastikan tidak ada eksploitasi. Dalam penelitian ini bujukan

dilakukan dengan cara menjelaskan tugas, manfaat, dan bahaya atau resiko

yang diterima oleh peneliti. Jika responden berpartisipasi dalam penelitian

tersebut bisa menjadi pertimbangan kepada responden untuk menyetujui

atau menolak ikut serta dalam penelitian ini.

3.8.6 Rahasia dan Privacy

Pelanggaran privasi dan kerahasiaan subjek penelitian adalah tidak

menghormati subjek dan dapat menyebabkan hilang kendali atau

memalukan serta kerugian tidak kasat mata seperti stigma sosial, penolakan

oleh keluarga atau masyarakat, atau kehilangan kesempatan misalnya dalam

pekerjaan atau mendapatkan tempat tinggal. Dalam penelitian ini peneliti

menjaga privasi responden dan merahasiakan informasi yang diperoleh dari

responden dengan hanya memberikan kode pada kuesioner dan tidak

mencantumkan nama, dan kerahasiaan dilakukan dengan cara menyimpan


54

kuesioner yang sudah terisi pada map tertutup dan hanya digunakan pada

saat dibutuhkan pada lingkungan akademik saja.

3.8.7 Informed Consent

Persetujuan yang diberikan oleh individu kompeten yang telah

menerima informasi yang diperlukan, telah cukup memahami dan membuat

keputusan tanpa mengalami paksaan, pengaruh yang tidak semestinya atau

bujukan, atau intimidasi. Dalam penelitian ini peneliti menjelaskan

mengenai tujuan, manfaat, dan resiko apa yang akan diterima oleh

responden jika terlibat dalam penelitian ini. Kemudian peneliti menanyakan

kebersediaan menjadi responden untuk terlibat. Jika calon responden

bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini maka dipersilahkan

menandatangani lembar persetujuan. Jika calon responden menolak maka

peneliti menghormati calon tersebut dan tidak memaksa.

3.9 Cara Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan data sesuai

tata cara penelitian sehingga diperoleh data yang dibutuhkan. Tujuan utama

dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2018). Pelaksanaan

pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan di masa adaptasi yang

meliputi Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak (social

distancing). 3M merupakan satu paket protokol kesehatan yang sangat

diperlukan oleh masyarakat untuk mencegah penularan penyakit. Langkah-

langkah pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan sebagai berikut :


55

a. Penelitian dilaksanakan setelah mendapatkan rekomendasi dari STIKes

Ngudia Husada Madura dan permohonan ijin kepada Kepala Sekolah TK

Anna Husada Bangkalan.

b. Setelah mendapatkan izin dan surat balasan dari Kepala Sekolah TK Anna

Husada Bangkalan, peneliti meminta daftar nama dan alamat responden

kemudian peneliti menyeleksi responden anak usia 3-5 tahun.

c. Peneliti mengadakan pendekatan dengan responden untuk mendapatkan

persetujuan dan bersedia menjadi responden.

d. Peneliti mengobservasi bernyanyi responden dengan lembar observasi.

e. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penilaian dengan lembar

obervasi denver II.

3.10 Pengolahan Data

3.10.1 Pemeriksaan Data (editing)

Hasil angket/kuesioner dari lapangan harus dilakukan penyuntingan

(editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan

untuk pengecekan dan perbaikan serta megoreksi kelengkapan pengisian

kuesioner (Notoatmodjo, 2012).

3.10.2 Pemberian Skor (scoring)

Scoring adalah penentuan jumlah skor. Untuk memudahkan dalam

pengolahan data, maka setiap jawaban dari kuesioner diberi skor dengan

karakteristik masing-masing (Arikunto, 2010).

a. Item penilaian Denver II tiap sektor sebagai berikut:

1) F (Fail/gagal) :
56

Bila anak tidak mampu melakukan uji coba dengan baik,

ibu/pengasuh memberi laporan anak tidak dapat melakukan

tugas dengan baik


57

2) R (Refusal/menolak)

Anak menolak untuk uji coba.

3) P (Pass/lewat)

Apabila anak dapat melakukan uji coba dengan baik,

ibu/pengasuh memberi laporan tepat/dapat dipercaya bahwa

anak dapat melakukan dengan baik.

4) NO = No Opportunity

Anak tidak punya kesempatan untuk melakukan uji coba

karena ada hambatan, uji coba yang dilakukan orang tua.

Interpretasi dari nilai Denver II

1) Advanced

Bila anak mampu melaksanakan tugas pada item disebelah

kanan garis umur, lulus kurang dari 25% anak yang lebih tua

dari usia tersebut.

2) Normal

Bila anak gagal/ menolak tugas pada item disebelah kanan

garis umur, lulus/gagal/menolak pada item antara 25-75%

(warna putih).

3) Caution

Tulis C pada sebelah kanan blok, gagal/menolak pada item

antara 75-100% (warna hijau).

4) Delay

Gagal/menolak item yang ada disebelah kiri dari garis

umur.
58
59

b. Item penilaian lembar observasi bernyanyi tiap sektor sebagai

berikut:

1) Bila responden menjawab iya diberi skor 2

2) Bila responden menjawab tidak diberi skor 1

Interpretasi dari nilai lembar observasi bernyanyi:

1) Baik : 12-16

2) Cukup : 6-11

3) Kurang : 0-5

3.10.3 Tabulasi (tabulating)

Tabulating adalah proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel.

Pada tahap ini dianggap bahwa data telah selesai diproses sehingga harus

segera disusun kedalam suatu pola formal yang dirancang (Nursalam,

2014).

3.11 Analisa Data

Setelah semua data terkumpul dan diperiksa kelengkapannya kemudian

peneliti melakukan analisa data yaitu:

3.11.1 Analisa Deskriptif

Analisa deskriptif adalah suatu prosedur pengolahan data dengan

menggambarkan dan meringkas data secara ilmiah dan meringkas data

secara ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik. Salah satu pengamatan yang

dilakukan pada tahap analisa deskriptif adalah pengamatan terhadap tabel

frekuensi. Tabel frekuensi terdiri atas kolom-kolom yang memuat

frekuensi dan persentase untuk setiap kategori (Nursalam, 2014).


60

3.11.2 Analisa Inferensial

Analisis inferensial, uji yang digunakan harus sesuai dengan

rancangan penelitian. Pengujian statistik yang tidak sesuai akan

menimbulkan penafsiran yang salah dan hasil yang tidak dapat

digeneralisasi. Terdapat beberapa macam uji signifikansi yang dapat

diaplikasikan bergantung pada tujuan analisis dan jenis data yang ada

(Nursalam, 2014). Untuk uji statistik pada penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui pengaruh antara metode bernyanyi terhadap

perkembangan motorik halus pada anak usia 3-5 tahun di TK Anna

Husada Bangkalan, maka menggunakan uji spearman rank dengan

menggunakan SPSS.

Setelah dilakukan uji dan diketahui angka signifikannya maka

batasan kesimpulan adalah:

a. Ha ditolak, jika nilai sig. > 0,05 artinya tidak ada pengaruh antara

variabel bebas terhadap variabel terikat

b. Ha diterima, jika nilai sig. < 0,05 artinya pengaruh antara variabel

bebas terhadap variabel terikat.


61

3.12 Kerangka Kerja

Frame work atau kerangka kerja adalah segala sesuatu yang abstrak,

logical, secara arti harfiah dan akan membantu peneliti dalam

menghubungkan hasil penemuan dengan body of knowledge (Nursalam,

2014).

Variabel Dependen :
Variabel Independen : Perkembangan motorik
Metode bernyanyi halus

Instrumen penelitian :
Instrumen penelitian : Lembar observasi Denver
Lembar observasi II

Pengolahan Data :
a. Editing
b. Skoring
c. Tabulating

Analisa Data :
1. Analisa Deskriptif : distribusi frekuensi
2. Analisa Inferensial : tabel silang (cross table)
3. Uji Statistik : spearman rank

Penyajian Hasil

Kesimpulan

Gambar 3. 1 Kerangka Kerja


Sumber : (Nursalam, 2016)
BAB 4

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang deskripsi daerah penelitian yang

dilaksanakan di TK Anna Husada Bangkalan pada tanggal 9-10 Agustus 2023.

Hasil penelitian ini merupakan gambaran karakteristik responden dari hasil

variabel yang diteliti meliputi metode bernyanyi dan perkembangan motorik halus

anak usia 3-5 tahun.

4.1 Data Umum

Data umum ini meliputi karakteristik responden yang terdiri dari usia anak

dan jenis kelamin anak.

a. Karakteritik Responden Berdasarkan Usia Anak

Tabel 4. 1 : Distribusi frekuensi usia anak di TK Anna Husada Bangkalan


No. Kategori Frekuensi Persentase (%)
1 3 tahun 0 0,0
2 4 tahun 12 41,4
3 5 tahun 17 58,6
Total 29 100
Sumber : Data Primer, Agustus (2023)

Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa menunjukkan

bahwa sebagian besar usia responden adalah 5 tahun sebanyak 17 orang

(58,6%).

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Anak

Tabel 4. 2 : Distribusi frekuensi jenis kelamin anak di TK Anna Husada


Bangkalan
No. Kategori Frekuensi Persentase
1 Laki-laki 12 41,4
2 Perempuan 17 58,6
Total 29 100
Sumber : Data Primer, Agustus (2023)

62
63

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar jenis

kelamin responden adalah perempuan sebanyak 17 orang (58,6%).

4.2 Data Khusus

4.2.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Metode Bernyanyi

Tabel 4. 3 : Distribusi frekuensi metode bernyanyi di TK Anna Husada


Bangkalan
No. Kategori Frekuensi Persentase
1 Baik 9 31,0
2 Cukup 20 69,0
3 Kurang 0 0,0
Total 29 100
Sumber : Data Primer, Agustus (2023)

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar

metode bernyanyi responden adalah cukup sebanyak 20 orang (69,0%).

4.2.2 Distrribusi Frekuensi Berdasarkan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia

3-5 Tahun

Tabel 4. 4 : Distribusi frekuensi perkembangan motorik halus anak usia 3-5


tahun
No. Kategori Frekuensi Persentase
1 Advanced 3 10,3
2 Normal 15 51,7
3 Caution 8 27,6
4 Delay 3 10,3
Total 40 100
Sumber : Data Primer, Juni (2023)

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar

perkembangan motorik halus responden adalah normal sebanyak 15 orang

(51,7%).
64

4.2.3 Tabulasi silang metode bernyanyi dengan perkembangan motorik halus anak

usia 3-5 tahun

Tabel 4. 5 : Tabulasi silang metode bernyanyi dengan perkembangan


motorik halus anak usia 3-5 tahun di TK Anna Husada
Bangkalan
Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-5 Tahun
Adv % Norm % Cauti % Delay % Tota
%
ance al on l
d
Metode Baik 2 6, 6 20, 1 3,4 0 0, 9 31,
Bernya 9 7 0 0
nyi Cuk 1 3, 9 31, 7 24, 3 31 20 69,
up 4 0 1 ,0 0

Kur 0 0, 0 0,0 0 0,0 0 0, 29 10,


ang 0 0 0
Uji Spearman Rank :
- p value = 0,026
α = 0,05
- correlation coefficient = 0,413
Sumber : Data Primer, Agustus (2023)

Berdasarkan tabel 4.5 diatas 6 orang anak (20,7%) metode bernyanyi

dalam kategori baik dengan perkembangan motorik halus normal dan 9

orang anak (31,0%) metode bernyanyi dalam kategori cukup dengan

perkembangan motorik halus normal.

Berdasarkan hasil uji spearman rank didapatkan nilai Sig. (2-tailed)

atau p value (0,026) < nilai alpha (0,05) sehingga Ho ditolak yang berarti

ada pengaruh antara metode bernyanyi terhadap perkembangan motorik

halus pada anak usia 3-5 tahun. Diperoleh koeefisien korelasi sebesar 0,413

artinya tingkat kekuatan hubungan atau korelasi antara metode bernyanyi

dengan perkembangan motorik halus adalah cukup.


65

BAB 5

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas dari variabel yang akan diteliti yaitu metode

bernyanyi dan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun di TK Anna

Husada Bangkalan dapat diperoleh berdasarkan pengumpulan data dan di lakukan

uji statistik dengan uji spearman rank, maka dapat di lakukan suatu analisa

pengaruh dari 2 variabel yang diteliti.

5.1 Gambaran Metode Bernyanyi di TK Anna Husada Bangkalan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa sebagian besar metode

bernyanyi responden adalah cukup sebanyak 20 orang (69,0%). Hal ini

menunjukkan penerapan metode bernyanyi yang dilakukan anak masih

kurang maksimal. Hasil analisis dari pengisian lembar obervasi metode

bernyanyi didapatkan skor terendah pada pernyataan nomor 5 yaitu anak

tidak mengikuti bernyanyi dengan hanya berdiam saja dan pernyataan nomor

7 yaitu anak mengikuti bernyanyi namun tidak hafal syair lagu.

Hal ini sejalan dengan penelitian Widiniani et al (2019) penerapan

metode bernyanyi yang dilakukan di TK Triamarta Kediri selama ini kurang

maksimal karena anak kurang menguasai cara bernyanyi yang benar sehingga

irama yang dikeluarkan terdengar sumbang atau dapat dikatakan tidak sesuai

dengan irama yang sebenarnya. Selain itu kurang menguasai lagu-lagu yang

sesuai dengan tema dan jarang sekali menjelaskan arti nyanyian yang

dinyanyikan tersebut dengan demikian kegiatan bernyanyi tidak berdampak

positif atau baik pada keterampilan anak.


66

Hal lain yang dikemukakan penelitian Sari M (2019) bahwa metode

bernyanyi membuat suasana menjadi riang dan bergairah sehingga

perkembangan anak dapat distimulasi secara lebih optimal, karena pada

prinsipnya tugas lembaga TK adalah untuk mengembangan seluruh aspek

dalam diri peserta didik, meliputi fisik, motorik halus, sosial, emosional,

intelektual, bahasa dan seni, serta moral dan agama. Hal ini didukung Fadilah

M (2020) bahwa bernyanyi tidak bisa dilepaskan dari anak. Anak sangat suka

bernyanyi sambal bertepuk tangan bahkan menari sesuai gerakan-gerakan

irama lagu. Dengan menggunakan strategi bernyanyi seorang anak akan

terangsang perkembangannya.

Peneliti berpendapat metode bernyanyi membuat suasana menjadi

menyenangkan yang digemari anak-anak. Metode bernyanyi dapat membantu

pekermbangan kemampuan motorik dengan memperagakan gerakan-gerakan

yang diringi irama lagu yang dinyanyikan.

5.2 Gambaran Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-5 Tahun di TK

Anna Husada Bangkalan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar perkembangan

motorik halus responden adalah normal sebanyak 15 orang (51,7%).

Berdasarkan hasil analisa pengisian lembar observasi Denver II didapatkan

pada usia 4 tahun terdapat anak yang gagal/ menolak tugas pada item

disebelah kanan garis umur yaitu mencontoh gambar + (lulus jika kedua garis

berpotongan mendekati titik tengah) dan memilih garis yang lebih panjang

(bukan garis yang lebih besar). Pada usia 5 tahun terdapat anak yang gagal/

menolak tugas pada item disebelah kanan garis umur yaitu menggambar

orang 6 bagian dan mencontoh gambar persegi.


67

Hal ini sejalan dengan penelitian Puspitasari (2019) didapatkan

perkembangan motorik halus anak sebagian besar adalah normal

sebanyak 20 responden (66,67). Menurut Munawaroh et al (2019)

kemampuan motorik halus berhubungan dengan keterampilan fisik yang

melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. Syaraf motorik halus ini

dapat dilatih dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang

kontinyu secara rutin. Aktivitas perkembangan motorik halus terlihat mudah,

namun ternyata memerlukan latihan dan bimbingan agar anak dapat

melakukannya secara baik dan benar. Hirmaningsih (2010) menyatakan

bahwa kemampuan motorik halus anak melakukan kegiatan yang berkaitan

dengan pengendalian gerak dan kemampuan memusatkan perhatian.

Peneliti berpendapat bahwa perkembangan motorik halus anak

berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan

bagian-bagian tubuh dan dilakukan otot-otot kecil seperti gerakan tangan,

kaki dan ekspresi wajah.

5.3 Pengaruh Antara Metode Bernyanyi Terhadap Perkembangan Motorik

Halus Pada Anak Usia 3-5 Tahun di TK Anna Husada Bangkalan

Berdasarkan hasil penelitian 9 orang anak (31,0%) metode bernyanyi

dalam kategori cukup dengan perkembangan motorik halus normal.

Berdasarkan hasil uji spearman rank didapatkan nilai Sig. (2-tailed) atau p

value adalah 0,026 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan

Ha diterima. Dengan demikian ada pengaruh antara metode bernyanyi

terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia 3-5 tahun. Diperoleh

koeefisien korelasi sebesar 0,413 artinya tingkat kekuatan hubungan atau


68

korelasi antara metode bernyanyi dengan perkembangan motorik halus

adalah cukup.

Hal ini sejalan dengan penelitian Maulida M (2020) bahwa ada pengaruh

permainan lagu daerah terhadap perkembangan motorik halus anak.

Permainan lagu dan nyanyian serta gerakan efektif untuk

mengoptimalisasikan perkembangan motorik halus anak. Kegiatan bernyanyi

dapat meningkatkan perkembangan perkembangan fisik motorik dan bahasa,

terutama jika kegiatan tersebut terintegrasi dengan musik dan gerakan

(dance). Anak-anak sangat menyukai song, rhyme dan chant.

Hal ini didukung penelitian Hartinah et al (2019) bahwa aktivitas

motorik halus melibatkan otot-otot kecil yang terdiri dari koordinasi mata dan

tangan yang terkoordinasi secara seimbang sehingga menciptakan suatu

keterampilan. Dalam cara kerjanya gerakan motorik halus tidak terlalu

membutuhkan banyak tenaga melainkan hanya melibatkan koordinasi mata

dan gerakan tangan yang cermat. Pada anak yang sudah baik kematangan

motorik halusnya biasanya cenderung menunjukkan aktivitas kemandirian

karena tangannya sudah dapat terampil untuk melakukan berbagai hal.

Peneliti berpendapat metode bernyanyi hal yang disukai anak-anak

karena mudah dipelajari dan dilakukan. Dengan bernyanyi disertai gerakan

otot-otot kecil dan terjadi pengulangan irama yang sesuai digunakan sebagai

proses stimulus perkembangan motorik halus pada anak.


69

BAB 6

PENUTUP

Pada bab ini akan menjelaskan kesimpulan dan saran tentang “Pengaruh

Metode Bernyanyi Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-5

Tahun’’ sesuai dengan analisa data.

6.1 Kesimpulan

a. Anak usia 3-5 tahun melakukan metode bernyanyi kategori cukup di TK

Anna Husada Bangkalan.

b. Anak usia 3-5 tahun mengalami perkembangan motorik halus kategori

normal di TK Anna Husada Bangkalan.

c. Ada pengaruh metode bernyanyi terhadap perkembangan motorik halus

anak usia 3-5 tahun di TK Anna Husada Bangkalan.

6.2 Saran

a. Teoritis

Melalui penelitian ini menjelaskan bahwa pengaruh metode bernyanyi

untuk meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak usia 3-5

tahun dengan proses pembiasaan dan pengulangan dalam tahap belajar

pada anak. Seperti guru di sekolah TK ataupun orangtua yang meminta

anak-anaknya untuk bernyanyi bersama dan mengikuti gerakan-gerakan

yang diiringi.

b. Praktis

1) Bagi Institusi Pendidikan


70

Diharapkan skripsi ini dapat memberikan tambahan informasi

terkait dalam ilmu keperawatan anak sehingga dapat dijadikan sebagai

tambahan referensi tentang pengaruh metode bernyanyi terhadap

perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun serta dapat

dikembangkan pada penelitian selanjutnya.

2) Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan skripsi ini dapat memberikan tambahan informasi

terkait pentingnya dalam meningkatkan perkembangan motorik halus

anak usia 3-5 tahun dalam mencegah keterlambatan perkembangan

anak.

3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Masih terdapat faktor lain seperti potensi anak, kondisi fisik,

semangat belajar, pengalaman teman sebaya, kesehatan, lingkungan

pada penelitian ini dan pada penelitian ini hanya menggunakan satu

kelompok, oleh sebab itu kiranya peneliti lain melanjutkan penelitian

tentang faktor tersebut dan melanjutkan penelitian ini menggunakan

kelompok lain.

4) Bagi Anak Usia 3-5 Tahun

Melalui hasil penelitian ini diharapkan anak perlu meningkatkan

perkembangan motorik halus dengan menggunakan metode

bernyanyi, serta orang tua disarankan mencoba berbagai cara dalam

strategi pencegahan keterlambatan perkembangan pada anak.


71

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, M. I. (2019). Penerapan Metode Bernyanyi pada Pembelajaran Tajwid di


Rumah Qur’an An-Nur Banjarmasin. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Dasar, 1(2)

Brewster, J., Ellis, G., & Girard, D. (2012). The Primary English Teacher’s
Guide. London: Pearson Education.

DepKes, R. I. (2015). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi


Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan
Dasar. Jakarta: Dep Kes RI.

Dewi, N. L. D. A. S., & Yulaika, A. (2019). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi


Perkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia Prasekolah Di Tk
Ra Diponegoro Desa Ngajum Kabupaten Malang. Jurnal
Kesehatan Mesencephalon, 5(2).

Dunggio, N. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Motorik


Halus Anak Usia 5-6 Tahun di TK Madani Desa Bubaa
Kecamatan Paguyaman Pantai Kabupaten
Boalemo. Skripsi, 1(153414006).

Hartinah, U., Mayar, F., & Suryana, D. (2019). Efektivitas Mencetak Percikan
Daun Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Di Taman
Kanak-Kanak Aisyiyah Suayan. Jurnal Usia Dini, 4(2), 55–66.
Retrieved from
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jud/article/view/12093

Haryanti, D., Ashom, K., & Aeni, Q. (2019). Gambaran Perilaku Orang Tua
dalam Stimulasi pada Anak yang Mengalami Keterlambatan
Perkembangan Usia 0-6 Tahun. Jurnal Keperawatan Jiwa, 6(2),
64-70.

Hayati, N., Fatimaningrum, A. S., Wulandari, R., & Muthmainnah. (2019).


Kegiatan Menyanyi dalam Pembelajaran Anak Usia Dini. Jurnal
Pendidikan Anak, 8(2)

Herlina, H. (2020). Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak tentang Nama-


Nama Binatang Ternak dalam Dua Bahasa (Inggris-Indonesia)
72

melalui Metode Bernyanyi. Jurnal Pendidikan Guru dan Pendidikan


Anak Usia Dini, 1(1)

Kusumaningtyas, K. (2016). Faktor Pendapatan Dan Pendidikan Keluarga


Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 3-4 Tahun.
Jurnal Penelitian Kesehatan" SUARA FORIKES"(Journal of
Health Research" Forikes Voice"), 7(1).

Linse, C. T. (2005). Practical English

Macdonald, Kirstin., Nikki Milne., Robin Orr., Rodney Pope. (2018).


International Journal of Environmental Research and Public
Health Review Relationships between Motor Proficiency and
Academic Performance in Mathematics and Reading in School-
Aged Children and Adolescents: A Systematic Review Int. J.
Environ. Res. Public Health 2018, 15, 1603;
doi:10.3390/ijerph1508160

Maulida, M. (2020). Optimalisasi Perkembangan Motorik Halus Anak Melalui


Permainan Lagu Daerah “Ampar-Ampar Pisang”. Cakrawala
Dini: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 11(1), 10-16.

Nursalam. (2014). Konsep Dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu


Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

________. (2016). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.


Jakarta: Salemba Medika.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Mix Methods.


Bandung: Alfabeta.

________. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Method). Bandung:


Alfabeta.

________. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitafif,


Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujiono, B., Sumantri, M., Aisyah, S., Tatminingsih, S., Amini, M., & Suroso, A.
(2014). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Sulistyowati, S., & Watini, S. (2022). Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik


melalui Metode Bernyanyi ASYIK di TK Muslimat NU 1 Khodijah
Pakiskembar. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(10), 4351-
4355.
73

Susilawati. (2017). Penerapan Metode Bernyanyi dalam Meningkatkan


Kecerdasan Berbahasa pada Pendidikan Anak Usia Dini. Jurnal
Empowerment, 4(2).

Sutini, A. (2018). Meningkatkan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini Melalui


Permainan Tradisional. Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, 4(2).

Sutini, A., & Rahmawati, M. (2018). Mengembangkan Kemampuan Motorik


Halus Anak Melalui Model Pembelajaran BALS. Cakrawala Dini:
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2).

Syaikhu, A., & Napis, A. D. (2020). Permainan Tradisional Betawi untuk


Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa di TK Mutiara. Journal
of Early Childhood Education, 2.
Wahyuni, N., Oktariana, R., & Fitriani. (2021). Efektifitas Metode Bernyanyi
terhadap Kemampuan Menyimak Anak Kelompok A di TK
Bungong Seuluepok Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa,1(1)

WHO. (2014). France. World Health Organization.

Wicaksono, A. W., Nafi'ah, A., Winona, A. F. S., & Muhid, A. (2022).


Meningkatkan Kemampuan Kognitif melalui Metode Bernyanyi
pada Anak Usia Dini: Literature Review. Indonesian Journal of
Early Childhood: Jurnal Dunia Anak Usia Dini, 4(2), 408-420.

Widyawaty, E. D. (2021). Gambaran Perkembangan Motorik Halus pada Balita


Usia 3-5 Tahun di PAUD Al-Usman. JECIE (Journal of Early
Childhood and Inclusive Education), 5(1), 26-32.

Yustina, L. S. (2012). Children’s Language Development in Learning Speaking


and Listening. Al-Ta Lim, 19(3), 245.
https://doi.org/10.15548/jt.v19i3.59

Sari, M. (2019). Pengaruh Penerapan Metode Bernyanyi Terhadap Kemampuan


Bahasa Anak Di Pendidikan Anak Usia Dini Raudhatul Jannah
Pekanbaru (Doctoral Dissertation, Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau).

Widiani, N. L. W. D., Putra, I. K. A., & Agustika, G. N. S. (2019). Pengaruh


Metode Bernyanyi Melalui Media Audio Visual Terhadap
Keterampilan Berbicara Anak Kelompok A TK Triamarta Kediri
Tabanan Tahun Ajaran 2018/2019. Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini Undiksha, 7(1), 68-77

Puspitasari, B. (2019). Gambaran Perkembangan Motorik Halus Anak Pada Usia


3-5 Tahun Di Posyandu 1 Kelurahan Botoran, Kecamatan
74

Tulungagung Kabupaten Tulungagung. Jurnal Kebidanan, 8(2),


110-115.

Maulida, M. (2020). Optimalisasi Perkembangan Motorik Halus Anak Melalui


Permainan Lagu Daerah “Ampar-Ampar Pisang”. Cakrawala
Dini: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 11(1), 10-16.
75

LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden


LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakakan bersedia untuk turut
berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Program Studi Keperawatan STIKes Ngudia Husada Madura dengan judul
“Pengaruh Metode Bernyanyi Terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Usia
3-5 tahun”.
Dengan ini saya menyatakan secara sadar dan sukarela bersedia untuk ikut
menjadi responden penelitian serta bersedia menjawab pertanyaan sebenar-
benarnya dalam penelitian ini, persetujuan ini saya buat dalam keadaan sadar dan
tanpa adanya paksaan atau ancaman dari siapapun

Bangkalan,…………………
Responden

(………………………………..)
76

Lampiran 2 Lembar Informed Concent

INFORMED CONCENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :..............................................................................................
Umur : .............................................................................................
Alamat : .............................................................................................
No. HP : .............................................................................................
Menyatakan bahwa :
Prosedur penelitian ini tidak akan memberikan dampak dan resiko apapun pada
responden. Peneliti sudah memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian
terkait “Pengaruh Metode Bernyanyi Terhadap Perkembangan Motorik Halus
Anak Usia 3-5 tahun” dan penelitian ini bermanfaat untuk informasi
perkembangan motorik halus. Peneliti akan menjaga kerahasiaan jawaban dan
pertanyaan yang telah diberikan.
Dengan ini saya menyatakan setuju/tidak setuju untuk ikut sebagai responden
dalam penelitian ini serta bersedia menjawab semua pertanyaan dengan sadar dan
sebenar-benarnya.

Bangkalan,...............................
Saksi Responden

(...........................................) (...........................................)
77

Lampiran 3 Permohonan Izin Studi Pendahuluan


78

Lampiran 4 Surat Balasan Studi Pendahuluan


79

Lampiran 5 Lembar Observasi Metode Bernyanyi


LEMBAR OBSERVASI
A. Identitas
Hari, tanggal :
Pukul :
Nama :
Tanggal lahir :
B. Buti-butir Pengamatan

Keterlaksanaan Catatan
No Pengamatan
Iya Tidak
1 Anak mengikuti instruksi guru untuk
bernyanyi
2 Anak bernyanyi menggunakan mulut
bersuara dengan jelas
3 Anak bernyanyi sambil bergerak
seperti tangan dan kaki
4 Anak bernyanyi sambil
mengekspresikan emosional seperti
ekspresi wajah dan mata
5 Anak tidak mengikuti bernyanyi
dengan hanya berdiam saja
6 Anak mengikuti bernyanyi sambil
bergurau dengan teman sebaya
7 Anak mengikuti bernyanyi namun
tidak hafal syair lagu
8 Anak bernyanyi namun bergerak
sesuai keinginan sendiri
80

Lampiran 6 Lembar Denver II


81
82

Lampiran 7 Protokol Etik


83

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian


84

Lampiran 9 Surat Balasan Ijin Penelitian


85

Lampiran 10 Rekapitulasi Data Umum


Rekapitulasi Data Umum

No.Res Jenis Kelamin Usia

1 Laki-laki 4 tahun
2 Perempuan 5 tahun
3 Perempuan 4 tahun
4 Perempuan 5 tahun
5 Perempuan 5 tahun
6 Perempuan 5 tahun
7 Laki-laki 5 tahun
8 Laki-laki 5 tahun
9 Laki-laki 5 tahun
10 Perempuan 4 tahun
11 Perempuan 4 tahun
12 Laki-laki 4 tahun
13 Laki-laki 5 tahun
14 Perempuan 4 tahun
15 Perempuan 4 tahun
16 Perempuan 5 tahun
17 Perempuan 4 tahun
18 Laki-laki 5 tahun
19 Perempuan 4 tahun
20 Perempuan 4 tahun
21 Perempuan 5 tahun
22 Perempuan 5 tahun
23 Laki-laki 5 tahun
24 Laki-laki 5 tahun
25 Laki-laki 5 tahun
26 Laki-laki 5 tahun
27 Laki-laki 4 tahun
28 Perempuan 5 tahun
29 Perempuan 4 tahun
86

Lampiran 11 Rekapitulasi Data Khusus Metode Bernyanyi

Rekapitulasi Data Observasi Metode Bernyanyi


No.R P P P P P P P P Tot Katego Ko
es 1 2 3 4 5 6 7 8 al ri de

1 2 1 1 1 1 1 1 2 10 Cukup 2
2 2 2 2 2 1 2 1 1 13 Baik 3
3 2 2 2 2 1 1 1 1 12 Baik 3
4 2 1 1 1 1 1 1 1 9 Cukup 2
5 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Cukup 2
6 2 1 1 1 1 1 1 1 9 Cukup 2
7 2 1 1 1 1 1 1 1 9 Cukup 2
8 2 2 2 2 1 1 1 1 12 Baik 3
9 2 2 2 2 1 1 1 1 12 Baik 3
10 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Cukup 2
11 2 1 1 1 1 1 1 1 9 Cukup 2
12 2 1 1 1 1 1 1 1 9 Cukup 2
13 2 1 1 1 1 1 1 1 9 Cukup 2
14 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Cukup 2
15 2 1 1 1 1 1 1 1 9 Cukup 2
16 2 2 2 2 1 2 1 1 13 Baik 3
17 2 1 1 1 1 1 1 1 9 Cukup 2
18 2 1 1 1 1 1 1 1 9 Cukup 2
19 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Cukup 2
20 2 1 1 1 1 1 1 1 9 Cukup 2
21 2 1 1 1 1 1 1 1 9 Cukup 2
22 2 1 1 1 1 1 1 1 9 Cukup 2
23 2 2 2 2 1 2 1 1 13 Baik 3
24 2 2 2 2 1 1 1 1 12 Baik 3
25 2 2 2 2 1 2 1 1 13 Baik 3
26 2 2 2 2 1 1 1 1 12 Baik 3
27 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Cukup 2
28 2 1 1 1 1 1 1 1 9 Cukup 2
29 1 1 1 1 1 1 1 1 8 Cukup 2
87

Lampiran 12 Rekapitulasi Data Khusus Perkembangan Motorik Halus Anak Usia


3-5 Tahun
Rekapitulasi Data Perkembangan Motorik Halus

Sebelah Kiri Garis Sebelah Kanan


Umur Garis Umur Interpretasi
No.Res Usia
Nilai Denver II
Kode
I1 I2 I3 I1 I2 I3
1 4 tahun P P P P F P Normal 2
2 5 tahun P P P P F P Normal 2
3 4 tahun P P P p F R Normal 2
4 5 tahun P P F P F P Caution 3
5 5 tahun P P P P P F Normal 2
6 5 tahun P P F P P P Caution 3
7 5 tahun P P P P F P Normal 2
8 5 tahun P P P P P P Advanced 1
9 5 tahun P F P P P F Caution 3
10 4 tahun F P P P P F Caution 3
11 4 tahun P F P P F P Caution 3
12 4 tahun F P P P F P Caution 3
13 5 tahun P P P P F P Normal 2
14 4 tahun P P F P P P Caution 3
15 4 tahun P P P P P P Advanced 1
16 5 tahun P P P P P F Normal 2
17 4 tahun P F F P F P Delay 4
18 5 tahun P P P P P F Normal 2
19 4 tahun P P P P F P Normal 2
20 4 tahun P F F P P F Delay 4
21 5 tahun P P P P F P Normal 2
22 5 tahun P P P P P F Normal 2
23 5 tahun P P P P F P Normal 2
24 5 tahun P P P P P P Advanced 1
25 5 tahun P P P P F P Normal 2
26 5 tahun P P P P F P Normal 2
27 4 tahun P F F F P P Delay 4
28 5 tahun P P P P F P Normal 2
29 4 tahun F P P P F P Caution 3
88

Lampiran 13 Rekapitulasi Data Gabungan Data Umum dan Khusus


Rekapitulasi Data Gabungan Data Umum dan
Data Khusus

Kategori
Interpretasi
No.Re Jenis Metode
Usia Nilai Denver
s Kelamin Bernyan
II
yi
1 Laki-laki 4 tahun Cukup Normal
2 Perempuan 5 tahun Baik Normal
3 Perempuan 4 tahun Baik Normal
4 Perempuan 5 tahun Cukup Caution
5 Perempuan 5 tahun Cukup Normal
6 Perempuan 5 tahun Cukup Caution
7 Laki-laki 5 tahun Cukup Normal
8 Laki-laki 5 tahun Baik Advanced
9 Laki-laki 5 tahun Baik Caution
10 Perempuan 4 tahun Cukup Caution
11 Perempuan 4 tahun Cukup Caution
12 Laki-laki 4 tahun Cukup Caution
13 Laki-laki 5 tahun Cukup Normal
14 Perempuan 4 tahun Cukup Caution
15 Perempuan 4 tahun Cukup Advanced
16 Perempuan 5 tahun Baik Normal
17 Perempuan 4 tahun Cukup Delay
18 Laki-laki 5 tahun Cukup Normal
19 Perempuan 4 tahun Cukup Normal
20 Perempuan 4 tahun Cukup Delay
21 Perempuan 5 tahun Cukup Normal
22 Perempuan 5 tahun Cukup Normal
23 Laki-laki 5 tahun Baik Normal
24 Laki-laki 5 tahun Baik Advanced
25 Laki-laki 5 tahun Baik Normal
26 Laki-laki 5 tahun Baik Normal
27 Laki-laki 4 tahun Cukup Delay
28 Perempuan 5 tahun Cukup Normal
29 Perempuan 4 tahun Cukup Caution
89

Lampiran 14 Hasil Uji SPSS


Hasil Uji SPSS
A. Distribusi Frekuensi Data Umum

Statistics
Perkembangan
Metode Motorik Halus
Jenis Kelamin Usia Bernyanyi Anak
N Valid 29 29 29 29
Missing 0 0 0 0

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 12 41.4 41.4 41.4
Perempuan 17 58.6 58.6 100.0
Total 29 100.0 100.0

Interpretasi : Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar jenis


kelamin responden adalah perempuan sebanyak 17 orang (58,6%).
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4 tahun 12 41.4 41.4 41.4
5 tahun 17 58.6 58.6 100.0
Total 29 100.0 100.0

Interpretasi : Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar usia


responden adalah 5 tahun sebanyak 17 orang (58,6%).

B. Distribusi Frekuensi Data Khusus

Metode Bernyanyi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 9 31.0 31.0 31.0
Cukup 20 69.0 69.0 100.0
Total 29 100.0 100.0
90

Interpretasi : Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar metode


bernyanyi responden adalah cukup sebanyak 20 orang (69,0%).
Perkembangan Motorik Halus Anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Advanced 3 10.3 10.3 10.3
Caution 8 27.6 27.6 37.9
Delay 3 10.3 10.3 48.3
Normal 15 51.7 51.7 100.0
Total 29 100.0 100.0

Interpretasi : Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar


perkembangan motorik halus responden adalah normal sebanyak 15 orang
(51,7%).

C. Crosstab/Tabulasi Silang Data Khusus

Metode Bernyanyi * Perkembangan Motorik Halus Anak


Crosstabulation
Perkembangan Motorik Halus Anak
Advanced Caution Delay Normal Total
Metode Baik Count 2 1 0 6 9
Bernyanyi % of Total 6.9% 3.4% 0.0% 20.7% 31.0%
Cukup Count 1 7 3 9 20
% of Total 3.4% 24.1% 10.3% 31.0% 69.0%
Total Count 3 8 3 15 29
% of Total 10.3% 27.6% 10.3% 51.7% 100.0%

Interpretasi : Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa 6 orang anak (20,7%)


metode bernyanyi dalam kategori baik dengan perkembangan motorik halus
normal dan 9 orang anak (31,0%) metode bernyanyi dalam kategori cukup dengan
perkembangan motorik halus anak normal.
91

D. Uji Pengaruh Antara Metode Bernyanyi Terhadap Perkembangan Motorik


Halus Pada Anak Usia 3-5 Tahun dengan uji spearman rank

Correlations
Perkembanga
Metode n Motorik
Bernyanyi Halus Anak
Spearman's rho Metode Bernyanyi Correlation Coefficient 1.000 .413*
Sig. (2-tailed) . .026
N 29 29
Perkembangan Motorik Correlation Coefficient .413* 1.000
Halus Anak Sig. (2-tailed) .026 .
N 29 29
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Interpretasi : Berdasarkan hasil uji spearman rank didapatkan nilai Sig. (2-tailed)
atau p value adalah 0,026 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
Ha diterima. Dengan demikian ada pengaruh antara metode bernyanyi terhadap
perkembangan motorik halus pada anak usia 3-5 tahun. Diperoleh koeefisien
korelasi sebesar 0,413 artinya tingkat kekuatan hubungan atau korelasi antara
metode bernyanyi dengan perkembangan motorik halus adalah cukup.
92

Lampiran 15 Lembar Konsultasi


93

Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian

Anda mungkin juga menyukai