PERIODE :
Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan kegiatan ini.
Laporan kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan penulis selama menjalani Kepanitraan
Klinik Senior (KKS) di Puskesmas Glugur Darat, Kecamatan Medan Glugur, Kota Medan.
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas kepanitraan klinik di Departemen
Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Ilmu Kedokteran Komunitas/ Ilmu Kedokteran Pencegahan.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kegiatan ini masih belum sempurna, baik dari
segi materi maupun penulisan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan penulisan laporan kegiatan ini. Semoga laporan kegiatan ini
dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya kesehatan.
Atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penulis ucapkan terima kasih.
Penyusun
i
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kegiatan Kepanitraan Klinik Senior Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Ilmu
Kedokteran Komunitas/ Ilmu Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiya Sumatera Utara di Puskesmas Glugur Darat, Kecamatan Medan Glugur, Kota
Medan pada tanggal 28 Maret 2022 s.d 23 April 2022 telah disetujui pada:
Pukul :….
Diketahui oleh,
Pembimbing
ii
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN (Kapusk +Pembimbing)...................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
1
1.1. Latar Belakang................................................................................ 1
1.2.Tujuan Kegiatan............................................................................... 2
1.2.1. Tujuan Umum....................................................................... 2
1.2.2. Tujuan Khusus....................................................................... 2
1.3.Prosedur Kerja.................................................................................
iii
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
iv
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan kesehatan merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen
yang saling terkait, saling tergantung, dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang
lainnya. Mutu pelayanan kesehatan dipuskesmas dan rumah sakit adalah produk akhir dari
interaksi dan ketergantungan yang rumit ntara berbagai komponen atau aspek pelayaan.
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Sebagai
penyelenggara pembangunan kesehatan, Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang ditinjau dari Sistem
Kesehatan Nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Tujuan Nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945
salah satunya adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka diselenggarakan pembangunan yang berkesinambungan
dalam rangka program pembangunan yang menyeluruh, terarah dan terpadu secara optimal
untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia termasuk di bidang kesehatan.
1
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Dalam pasal 5 UU kesehatan No.23 tahun 1992 menyatakan bahwa setiap orang
berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan meningkatkan derajat
kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan. Dalam menjalankan tugasnya sebagai tempat
pelayanan kesehatan masyarakat puskesmas memiliki tugas-tugas pokok, dan mempunyai
tujuan yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
1. Mencatat data geografis dan demografis di wilayah kerja Puskesmas Glugur Darat.
2. Pendataan sistem pelaksanaan upaya pokok kesehatan dan administrasi yang
dilaksanakan di Puskesmas Glugur Darat melalui :
2
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
3
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
4
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
5
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
6
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
a. Kuratif (pengobatan)
b. Preventif (pencegahan)
c. Promotif (peningkatan kesehatan)
d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
7
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
setiap upaya Puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan
pengembangan.
8
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Masyarakat (TPKJM).
9. Upaya pembinaan pengobatan tradisional berupa Taman Obat Keluarga (TOGA).
10. Upaya pembinaan dan jaminan kesehatan (Invation) berupa Dana Sehat, Tabungan
Ibu Bersalin (TABULIN), Mobilitas Dan Keagamaan.
c. Azas Keterpaduan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus melaksanakan
azas keterpaduan. Artinya, berupaya memadukan kegiatan tersebut bukan saja dengan
program kesehatan lain (lintas program), tetapi juga dengan program dari sektor lain
lintas sektoral.
d. Azas Rujukan
9
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
2.4.1 Kedudukan
10
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas tergantung dari beban tugas masing-masing
Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi Puskesmas di satu Kabupaten/Kota dilakukan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan Peraturan
Daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi Puskesmas berikut:
a. Kepala Puskesmas.
Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam
pengelolaan:
11
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
12
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
13
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
6. Dengan Masyarakat
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya, Puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek dan subjek
pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan melalui pembentukan Badan Penyantun
Puskesmas (BPP) yang menghimpun berbagai potensi masyarakat, seperti: tokoh masyarakat,
tokoh agama, LSM, organisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha. BPP tersebut berperan
sebagai mitra Puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan.
14
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS GLUGUR DARAT
UPT Puskesmas Glugur Darat Medan yang terletak di Jl. Pendidikan No. 08 Kel.
glugur darat 1 Kec. Medan timur merupakan Puskesmas perawatan yang melayani pasien
berobat jalan dan rawat inap. Pasien yang memerlukan perawatan yang lebih lanjut dan
memerlukan rawat inap akan di rujuk ke Rumah Sakit terdekat.
15
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
1.Visi
Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata, dan terjangkau menuju
masyarakat Kecamatan Medan Timur yang sehat dan mandiri.
2. Misi
a. Meningkatkan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang handal
dan profesional demi mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
b. Meningkatkan peran serta aktif masyarakat di bidang kesehatan dan mendorong
masyarakat berprilaku hidup bersih dan sehat .
c. Memberdayakan serta mendorong kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan
usaha kesehatan berbasis masyarakat (UKBM).
3. Janji Pelayanan “Memberikan Pelayanan Terbaik”
4. Moto Pelayanan
“Sanggup menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan pelayanan yang telah
ditetapkan dan apabila tidak menepati janji ini, siap menerima sanksi sesuai peraturan
perundan-undangan yang berlaku”
5. Tata Nilai GULDAR
G (GIAT) Bersemangat dalam memberikan pelayanan.
16
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
UPT Puskesmas Glugur Darat medan mempunyai wilayah kerja meliputi sebelas
kelurahan yang berada di kecamatan medan timur yaitu :
Kelurahan Pulo Brayan Bengkel Baru : 117 Ha
Kelurahan Pulo Brayan Bengkel : 104 Ha
Kelurahan Pulo Brayan Darat I : 85 Ha
Kelurahan Pulo Brayan Darat II : 80 Ha
Kelurahan Glugur Darat I : 79 Ha
Kelurahan Glugur Darat II : 76 Ha
Kelurahan Sidodadi : 40 Ha
Kelurahan Gang Buntu : 41 Ha
Kelurahan Perintis : 49 Ha
Kelurahan Gaharu : 52 Ha
Kelurahan Durian : 53 Ha
17
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
A. laki-laki
B. Perempuan
18
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Pada puskesmas Glugur Darat terdapat sarana fisik berupa yaitu: 1 unit
Gedung Puskesmas Glugur Darat.
19
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
20
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
21
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
22
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
4. Fasilita imunisasi
23
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
24
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
- Safety box
- Kapas alcohol
- Obat-obatan
3.8.5 Fasilitas Alat-Alat Kesehatan
Adapun peralatan yang dimiliki oleh UPT Puskesmas Glugur Darat Medan
antara lain yaitu :
1. Ruangan
2. Bidan KIT
3. Lansia KIT
4. Alat-alat Suntik dan P3K
5. Timbangan Bayi dan Dewasa
6. 2 Set Dental Unit
7. Lemari Pendingin tempat penyimbanan bahan-bahan imunisasi
8. Imunisasi KIT
9. Alat-alat Laboratorium sederhana
10. KIE KIT (Paket Penyuluhan)
11. Posbindu KIT
UPT Puskesmas Glugur Darat Medan dalam rangka menjalankan tugas – tugas
pokoknya memulihkan kesehatan dan penolongan penyakit didukung oleh
perlengkapan obat – obatan antara lain :
Obat – obatan BPJS
25
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Tabel 3.2 Daftar Obat – obatan di UPT Puskesmas Glugur Darat Medan
Januari sampai Desember 2022
26
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
27
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
28
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
29
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Denah Puskesmas
30
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
31
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
BAB IV
32
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Sasaran
Tatanan rumah tangga
Tatanan institusi pendidikan (sekolah) termasuk madrasah dan pondok
pesantren
Tatanan tempat kerja (kantor, pabrik, dll)
Tatanan tempat-tempat umum, pasar, terminal, tempat ibadah, tempat hiburan,
restoran dan lain-lain
Tatanan institusi Kesehatan (puskesmas, rumah sakit, dll).
Kegiatan :
A. Mengadakan penyuluhan mengenai Kesehatan pribadi, Kesehatan lingkungan,
gizi keluarga, KB, imunisasi, posyandu, dan sebagainya bertempat di:
a. Balai kelurahan dan kecamatan
b. Sekolah, SD, SMP, SMA
c. Rumah ibadah
33
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
d. Posyandu
B. Mengadakan ceramah dan diskusi dengan poster, pamplet, dan brosur.
C. Pembinaan generasi muda untuk hidup di dalam kegiatan antara lain gotong
royong dan olahraga.
D. Kegiatan yang dilakukan oleh pihak puskesmas maupun di lapangan yaitu
mewujudkan peran serta masyrakat posyandu dan bakti husada yang
memberikan keterangan penyuluhan terhadap:
a. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
b. Hygiene dan sanitasi lingkungan
c. Perbaikan gizi
d. Kesehatan dan kunjungan rumah-rumah
e. Tatanan obat keluarga.
Mewujudkan peran serta masyarakat melalui posyandu, Kesehatan, dan
kunjungan ke rumah-rumah serta tanaman obat-obatan keluarga (Toga). Cara-
cara yang dilakukan dengan mengadakan penyuluhan perorangan, perkelompok,
dan masal. Metode yang dilaksanakan yaitu, bimbingan dan konseling, ceramah,
diskusi kelompok, dan demonstrasi dan lain-lain.
Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit atau gangguan Kesehatan akibat dari
lingungan yang kurang sehat, dilakukan berbagai upaya peningkatan kualitas lingkungan
antara lain dengan pembinaan keehatan lingkungan pada institusi yang dilakukan secara
berkala
34
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Tujuan
Untuk memperbaiki mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan,
melalui kegiatan sanitasi dasar serta pencegahan.
Sasaran
Daerah yang rawan air bersih
Daerah yang rawan penyakit menular
Daerah perkotaan dan pemukiman baru
Tempat-tempat umum seperti terminal, pasar swalayan, rumah ibadah, sekolah
dan lain-lain
Kegiatan:
a. Penggunaan sumber air bersih dan pembuangan WC yang memenuhi syarat
Kesehatan
b. Hygiene dan sanitasi tempat tinggal yang mencakup:
a) Mendata tempat pembuangan sampah dan sarana hamban keluarga
b) Mendata sarana air minum
c) Mengadakan penyuluhan tentang Kesehatan lingkungan
d) Mendemonstrasikan tentang sumur yang baik untuk Kesehatan.
35
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
mengontrol waktu kehamilan dalam hubungan dengan umur istri, menentukan jumlah
anak dalam keluarga.
Tujuan
Untuk meningkatkan derajat Kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, dan
keluarga pada khususnya dan bangsa pada umumnya.
Untuk meningkatkan taraf kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka
kelahiran, sehingga, pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan negara
untuk menaikkan produksi dan penyediaan jasa-jasa.
Sasaran
Pasangan usia subur, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Kegiatan
Memberikan penyuluhan dan penerangan tentang KB kepada pasangan usia subur
Memberikan pelayanan kontrasepsi kepada peserta KB dalam bentuk IUD, pil,
kondom suntik, dan susuk
Mengenai keluhan akseptor KB serta perujukan
Mencari akseptor-akseptor baru
36
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
B. Tujuan khusus
a. Menurunkan kadar KEP dan GAKI
b. Menurunkan penderita anemia gizi terbaru pada ibu hamil
c. Menurunkan penderita kekurangan vitamin A.
Sasaran
a. Balita
b. Ibu Menyusui
c. Ibu Hamil
d. Penderita dari Balai Pengobatan
37
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Kegiatan
A. Dalam Gedung
a. Pojok Gizi
b. Pelayanan gizi
c. Penyuluhan dan Konsultasi gizi
d. Penyediaan Makanan
B. Luar Gedung
a. Luar Gedung
b. Pemberian paket pertolongan gizi
c. Penyuluhan status gizi
d. Pemantauan status gizi
langsung antara penderita dengan orang yang peka ataupun secara tidak langsung,
udara, makanan, tanah, pakaian, serangga, tangan dan seterusnya.
Untuk kepentingan pemberantasan yang strategi menghilangkan cara transmisi
penyakit, maka penyakit sering kali dikelompokkan atas dasar penyebarannya. Hal ini
sangat penting untuk mencegah menjalarnya penyakit dari satu daerah ke daerah lain.
Tujuan
Mencegah terjadinya penyakit
Untuk meningkatkan kesehatan yang optimal.
Sasaran
Seluruh lapisan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Glugur Darat
Kegiatan
Mengadakan imunisasi BCG, DPT, Campak, Hepatitis B, dan Polio.
38
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
39
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
40
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
41
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
42
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Sasaran
Seluruh lapisan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Glugur Darat .
Kegiatan
Memeriksa dan mendiagnosa serta memberikan obat yang sesuai (sesuai dengan
alur pelayanan).
Memberikan penyuluhan kepada pasien
Melakukan kegiatan tindakan P3K
Rujukan diberikan atas indikasi medis.
43
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Sasaran
Seluruh lapisan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Glugur Darat
Kegiatan
Pencatatan, meliputi:
Pendaftaran dan administrasi
Register kartu harian
Register semua kegiatan
Pelaporan, meliputi:
Laporan pencatatan jumlah penyakit dan pengunjung puskesmas
Laporan kasus penyakit menular
Laporan kegiatan puskesmas dan posyandu
Laporan tahunan yaitu mencatat semua laporan dalam satu tahun yang diambil
dari laporan bulanan
44
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
45
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Sasaran
Anak sekolah
Kegiatan
Mendata jumlah murid sekolah.
Melakukan pemeriksaan berkala
Memberikan pendidikan kesehatan melalui kegiatan intra atau ekstrakulikuler
atau pelatihan dokter kecil/ remaja.
Memberikan pelatihan guru UKS.
Melaksanakan penyuluhan kesehatan pribadi, kesehatan gigi, kesehatan
lingkungan, P2M. Imunisasi, P3K, dll.
Melakukan PSN dan gotong royong.
Membuat rencana kerja bulanan dan laporan kerja bulanan, triwulan, dan tahunan.
46
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Karakteristik Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) menurut dr. Tirta Gusti
(2013) yang merujuk pada WHO (2003) yang menyebutkan agar Adolescent Friendly Health
Services (AFHS) dapat terakses kepada semua golongan remaja, layak, dapat diterima,
komprehensif, efektif dan efisien, memerlukan:
47
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
a. Mempunyai perhatian dan peduli, baik budi dan penuh pengertian, bersahabat, memiliki
kompetensi teknis dalam memberikan pelayanan khusus kepada remaja, mempunyai
keterampilan komunikasai interpersonal dan konseling.
b. Termotivasi bekerja-sama dengan remaja.
c. Tidak menghakimi, merendahkan, tidak bersikap dan berkomentar tidak menyenangkan.
d. Dapat dipercaya, dapat menjaga kerahasiaan.
e. Mampu dan mau mengorbankan waktu sesuai kebutuhan.
48
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
a. Bagi petugas lain yang berhubungan pula dengan remaja, misalnya petugas loket,
laboratorium dan unit pelayanan lain juga perlu menunjukkan sikap menghargai kepada
semua remaja dan tidak membedakannya.
b. Mempunyai kompetensi sesuai bidangnya masing-masing.
c. Mempunyai motivasi untuk menolong dan memberikan dukungan pada remaja.
a. Lingkungan yang aman. Lingkungan aman disini berarti bebas dari ancaman dan tekanan
dari orang lain terhadap kunjungannya sehingga menimbulkan rasa tenang dan membuat
remaja tidak segan berkunjung kembali.
b. Lokasi pelayanan yang nyaman dan mudah dicapai. Lokasi ruang konseling tersendiri,
mudah dicapai tanpa perlu melalui ruang tunggu umum atau ruang-ruang lain sehingga
menghilangkan kekhawatiran akan bertemu seseorang yang mungkin beranggapan buruk
tentang kunjungannya (stigma).
c. Fasilitas yang baik, menjamin privasi dan kerahasiaan. Suasana semarak berselera muda
dan bukan muram, dari depan gedung sampai kelingkungan ruang pelayanan, merupakan
daya tarik tersendiri bagi remaja agar berkunjung. Hal lain adalah adanya kebebasan
pribadi (privasi) di ruang pemeriksaan, ruang konsultasi dan ruang tunggu, dipintu masuk
dan keluar, serta jaminan kerahasiaan. Pintu dalam keadaan tertutup pada waktu
pelayanan dan tidak ada orang lain bebas keluar masuk ruangan. Kerahasiaan dijamin
pula melalui penyimpanan kartu status dan catatan konseling dilemari yang terkunci,
ruangan yang kedap suara, pintu masuk keluar tersendiri, ruang tunggu tersendiri, petugas
tidak berteriak memanggil namanya atau menanyakan identitas dengan suara keras.
d. Jam kerja yang nyaman. Umumnya waktu pelayanan yang sama dengan jam sekolah
menjadi salah satu faktor penghambat terhadap akses pelayanan. Jam pelayanan yang
menyesuaikan waktu luang remaja menjadikan konseling dapat dilaksanakan dengan
49
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
santai, tidak terburu- buru, dan konsentrasi terhadap pemecahan masalah dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
e. Tidak adanya stigma. Pemberian informasi kepada semua pihak akan meniadakan stigma
misalnya tentang kedatangan remaja ke puskesmas yang semula dianggap pasti
mempunyai masalah seksual atau penyalahgunaan NAPZA.
f. Tersedia materi KIE. Materi KIE perlu disediakan baik di ruang tunggu maupun di ruang
konseling. Perlu disediakan leaflet yang boleh dibawa pulang tentang berbagai tips atau
informasi kesehatan remaja. Hal ini selain berguna untuk memberikan pengetahuan
melalui bahan bacaan juga merupakan promosi tentang adanya Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja (PKPR) kepada sebayanya yang ikut membaca brosur tersebut.
a. Remaja mendapat informasi yang jelas tentang adanya pelayanan, cara mendapatkan
pelayanan, kemudian memanfaatkan dan mendukung pelaksanaannya serta menyebar
luaskan keberadaannya.
b. Remaja perlu dilibatkan secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
pelayanan. Ide dan tindak nyata mereka akan lebih mengena dalam perencanaan dan
pelaksanaan pelayanan karena mereka mengerti kebutuhan mereka, mengerti “bahasa”
mereka, serta mengerti bagaimana memotivasi sebaya mereka. Sebagai contoh ide tentang
interior design dari ruang konseling yang sesuai dengan selera remaja, ide tentang cara
penyampaian kegiatan pelayanan luar gedung hingga diminati remaja, atau cara rujukan
praktis yang dikehendaki.
7. Keterlibatan masyarakat.
50
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Hal ini perlu dilakukan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan. Pelayanan sebaya
adalah KIE untuk konseling remaja dan rujukannya oleh teman sebayanya yang terlatih
menjadi pendidik sebaya (peer educator) atau konselor sebaya (peer counselor).
a. Meliputi kebutuhan tumbuh kembang dan kesehatan fisik, psikologis dan sosial.
b. Menyediakan paket komprehensif dan rujukan ke pelayanan terkait remaja lainnya. Harus
dijamin kelancaran prosedur rujukan timbal balik. Kurang terinformasikannya keberadaan
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di puskesmas pada institusi yang ada di
masyarakat mengakibatkan rujukan tidak efektif. Sebaliknya kemitraan yang kuat dengan
pemberi layanan kesehatan dan sosial lainnya akan melancarkan proses rujukan timbale
balik.
c. Menyederhanakan proses pelayanan, meniadakan prosedur yang tidak penting.
a. Dipandu oleh pedoman dan prosedur tetap penatalaksanaan yang sudah teruji.
b. Memiliki sarana prasarana cukup untuk melaksanakan pelayanan esensial.
c. Mempunyai sistem jaminan mutu bagi pelayanannya.
Sasaran dan Jenis Kegiatan dalam Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
Sasaran dari Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja ini adalah semua remaja dimana
saja berada baik di sekolah atau di luar sekolah seperti karang taruna, remaja
mesjid/gereja/vihara/pura, pondok pesantren, asrama, dan kelompok remaja lainnya.
Menurut Depkes RI (2011) pada Materi Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR) kegiatan dalam Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) sesuai dengan kondisi
51
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
dan kebutuhannya, dilaksanakan di dalam gedung atau di luar gedung, untuk sasaran
perorangan atau kelompok, dilaksanakan olehpetugas Puskesmas atau petugas lain di institusi
atau masyarakat, berdasarkan kemitraan. Jenis kegiatan meliputi:
c. Menggunakan metoda ceramah tanya jawab, FGD (Focus Group Discussion), diskusi
interaktif, yang dilengkapi dengan alat bantu media cetak atau media elektronik
(radio, email, dan telepon/hotline, SMS)
d. Menggunakan sarana KIE yang lengkap, dengan bahasa yang sesuai dengan bahasa
sasaran (remaja, orang tua, guru ) dan mudah dimengerti. Khusus untuk remaja perlu
diingat untuk bersikap tidak menggurui serta perlu bersikap santai.
a. Bagi klien yang menderita penyakit tertentu tetap dilayani dengan mengacu pada
prosedur tetap penanganan penyakit tersebut
b. Petugas dari BP umum, BP Gigi, KIA dll dalam menghadapi klien remaja yang
datang, diharapkan dapat menggali masalah psikososial atau yang berpotensi menjadi
masalah khusus remaja, untuk kemudian bila ada, menyalurkannya ke ruang konseling
bila diperlukan
52
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
c. Petugas yang menjaring remaja dari ruang lain tersebut dan juga petugas penunjang
seperti loket dan laboratorium seperti halnya petugas khusus PKPS juga harus
menjaga kerahasiaan klien remaja, dan memenuhi kriteria peduli remaja
d. Petugas Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) harus menjaga kelangsungan
pelayanan dan mencatat hasil rujukan kasus per kasus
3. Konseling
Konseling adalah proses pertukaran informasi dan interaksi positif antara konselor dan
klien untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih solusi terbaik dan membuat
keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi.
Tujuan konseling dalam Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) adalah:
a. Membantu klien untuk dapat mengenali masalahnya dan membantunya agar dapat
mengambil keputusan dengan mantap tentang apa yang harus dilakukannya untuk
mengatasi masalah tersebut
b. Memberikan pengetahuan, keterampilan, penggalian potensi dan sumber daya secara
berkesinambungan hingga dapat membantu klien dalam (1) Mengatasi kecemasan,
depresi atau masalah kesehatan mental lain, (2) Meningkatkan kewaspadaan terhadap isu
masalah yang mungkin terjadi pada dirinya, dan (3) Mempunyai motivasi untuk mencari
bantuan bila menghadapi masalah.
PKHS dapat dilaksanakan dalam bentuk drama, main-peran (role play), diskusi dll.
Contoh aplikasi keterampilan ini dalam kehidupan sehari-hari adalah cara menolak ajakan
atau tekanan teman sebaya untuk melakukan perbuatan berisiko, dan menolak ajakan
melakukan hubungan seksual di luar nikah.
Dengan menerapkan ajaran PKHS, remaja dapat mengambil keputusan segera untuk
menolak ajakan tersebut, merasa yakin akan kemampuannya menolak ajakan tersebut,
berpikir kreatif untuk mencari cara penolakan agar tidak menyakiti hati temannya
danmengerahkan kemampuan berkomunikasi secara efektif dan mengendalikan emosi,
sehingga penolakan akan berhasil dilaksanakan dengan mulus.
53
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
54
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Depkes RI (2011) pada Materi Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) syarat
Puskesmas Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), yaitu:
Langkah langkah pembentukan dan pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
di Puskesmas:
1. Gambaran remaja di wilayah kerja yaitu (1). Jumlah remaja, pendidikan, pekerjaan.
(2). Perilaku berisiko: seks pranikah, rokok, tawuran dan kekerasan lainnya, dan (3).
Masalah kesehatan: kehamilan remaja, gizi, HIV/AIDS, penyalah-gunaan NAPZA.
2. Identifikasi sudut pandang remaja tentang sikap dan tata-nilai berhubungan dengan
perilaku berisiko, masalah kesehatan yang ingin diketahui, dan pelayanan apa yang
dikehendaki.
3. Jenis upaya kesehatan remaja yang ada.
4. Identifikasi kebutuhan sarana dan prasarana termasuk buku-buku pedoman tentang
kesehatan remaja.
55
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
individu. Dengan advokasi ini diharapkan akan menghasilkan tim atau jejaring kerjasama di
wilayah kerja untuk mendapatkan dukungan semua pihak hingga dapat mempercepat
keberhasilan pembentukan dan pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
3. Persiapan pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmas.
Kegiatan pada persiapan ini bertujuan untuk membentuk Puskesmas Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja, berdasarkan urut berikut:
a. Sosialisasi internal.
Bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan semua staf Puskesmas untuk
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di Puskesmasnya.
b. Penunjukan petugas peduli remaja.
Syarat utama petugas Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) harus mempunyai
minat untuk membantu remaja, yang tentu diikuti dengan minat untuk mempelajari teknik
berkomunikasi, teknik konseling dan materi penunjang lain dalam melaksanakan Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Sedapat mungkin dipilih petugas yang masih akan bekerja
di Puskesmas selama 3 tahun mendatang.
c. Pembentukan Tim.
Tim terdiri dari dokter Puskesmas, paramedis (bidan dan perawat), petugas UKS,
petugas penyuluhan, petugas gizi, dan petugas lain yang dibutuhkan.
d. Pelatihan formal petugas Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Agar dapat
melaksanakan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) dengan baik perlu ditunjuk
petugas tambahan yang bekerja dalam tim, atau sebagai petugas pengganti. Petugas ini dapat
dilatih tersendiri oleh dokter Puskesmas terlatih, sebelum mendapat kesempatan
diikutsertakan dalam pelatihan resmi.
e. Penentuan jenis kegiatan dan pelayanan serta sasaran.
Selain ketiga kegiatan yang dipersyaratkan yaitu KIE, konseling dan pelayanan klinis
medis termasuk laboratorium dan rujukannya. Puskesmas dapat memutuskan untuk
memperluas jenis kegiatannya baik di dalam atau di luar gedung serta menentukan sasaran
berdasarkan kondisi dan situasi wilayah serta kebutuhan remaja setempat. Kegiatan ini
strategis untuk meningkatkan akses di kemudian hari.
56
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
57
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
dan di luar gedung perlu ditingkatkan dengan tidak melupakan pelayanan medis dan
konseling.
58
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
59
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Discussion/diskusi kelompok terarah diantara remaja tentang seks pra-nikah didukung dengan
penyebarluasan slogan dan keterampilan “bagaimana bilang tidak” untuk seks pranikah.
h. Pelembagaan monitoring dan evaluasi internal.
Monitoring dan evaluasi secara periodik yang dilakukan oleh tim Jaminan Mutu
Puskesmas merupakan bagian dari upaya peningkatan akses dan kualitas Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
Kriteria Puskesmas yang Mampu Melaksanakan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR)
Jenis puskesmas dilihat dari jenis pelayanan / kegiatan yang diselenggarakan, puskesmas
dibedaka nmenjadi puskesmas yang memberikan layanan minimal dan puskesmas yang
memberikan layanan paripurna.
1. Puskesmas dengan layanan minimal
a. Puskesmas memberikan layanan konseling, walaupun belum member
pelayanan remaja secara tersendiri / terpisah.
b. Puskesmas melaksanakan pemeriksaan fisik maupun laboratorium sederhana.
Contohnya HB, tes hamil, virus penyakit kelamin, tinggi badan, dan berat
badan.
c. Puskesmas melaksanakan kegiatan KIE di sekolah.
d. Puskesmas melaksanakan survei perilaku remaja kepada sasaran remaja di
wilayahnya
e. Puskesmas melaksanakan rujukan klinik medis ke fasilitas kesehatan yang
lebih tinggi sesuai dengan kebutuhan klien.
2. Puskesmas dengan layanan paripurna
a. Puskesmas dengan layanan konseling dan sudah dapat member pelayanan
remaja secara tersendiri / terpisah.
b. Puskesmas dengan klinik kesehatan reproduksi (termasuk IMS, HIV-AIDS)
yang lengkap, sehingga mendukung pelaksanaan rujukan internal.
c. Puskesmas melaksanakan pelatihan konselor sebaya di tingkat sekolah
lanjutan.
d. Puskesmas melaksanakan pelatihan konselor sebaya pada kelompok remaja di
luar sekolah (pramuka, karang taruna, pesantren, atau institusi berbasis agama
lainnya, anak jalanan, pekerja remaja, dll).
60
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Ada beberapa manfaat dari Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja menurut Depkes (2011)
diantaranya:
61
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Pada pedoman PKPR melalui monitoring dan evaluasi petugas akan dibantu
menemukan masalah secara dini sehingga koreksi yang akan dilakukan tidak akan
memerlukan waktu yang banyak dan mempercepat tercapainya PKPR yang berkualitas.
Monitoring dan evaluasi dibagi sebagai berikut :
1. Tujuan Monitoring
Monitoring bertujuan untuk mengetahui apakah ada hambatan atau masalah dalam
pelaksanaan program PKPR. Monitoring dilaksanakan pada semua tahap pembentukan
PKPR, antara lain :
- Adanya kesiapan puskesmas dalam mengadakan prasarana, sarana dan SDM yang dilatih.
- Tersosialisasinya program bagi petugas kesehatan lain dan lintas sektor lainnya yang terkait.
62
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
- Terisinya format laporan atau register pemeriksaan, pengobatan, rujukan, konseling dari
kasus remaja yang ditangani.
- Adanya kegiatan diskusi terarah.
2. Instrumen Monitoring
3. Evaluasi
Materi Inti Dalam Pemberian Edukasi Dan Informasi Dalam Pelayanan Kesehatan
Peduli Remaja
Pada modul pelatihan PKPR bagi konselor sebaya Pemberian informasi kesehatan
dilaksanakan di dalam gedung atau di luar gedung, secara perorangan atau berkelompok yang
dilaksanakan oleh guru, pendidik sebaya yang terlatih dari sekolah atau dari lintas sektor
terkait dengan menggunakan materi dari Puskesmas.pemberian informasi dapat menggunakan
metoda ceramah tanya jawab, FGD (Focus Group Discussion), diskusi interaktif, yang
dilengkapi dengan alat bantu media cetak atau media elektronik. materi inti yang diberikan
adalah sebagai berikut :
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menunju dewasa. Pada
masa ini banyak terjadinya perubahan baik psikis maupun psikis. Kondisi ini
menyebabkan remaja dalam kondisi rawa dalam menjalani proses pertumbuhan dan
63
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Kesehatan reproduksi merupakan keadaan sehat fisik, mental dan sosial secara utuh,
tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem,
fungsi dan proses reproduksi pada laki-laki dan perempuan. Pemeliharaan kesehatan
reprodusi sangat diperlukan dalam rangka mengembangkan keturunan yang sehat dan
berkualitas dimasa dewasanya. Materi Kesehatan reproduksi pada remaja dibagi
menjadi :
Organ reproduksi
Konsepsi dan kehamilan
Kesehatan reproduksi yang bertanggung jawab
Perilaku seksual yang beresiko
3. Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR)
Kasus Infeksi Menular Seksual (IMS dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) banyak
terjadi dikalangan remaja dengan berbagai jenisnya yang sangat berpengaruh pada
tingkat kesehatan seseorang pada umumnya dan kesehatan reproduksi. Materi dalam
Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) dibagi menjadi :
64
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
4 Syndrome (AIDS)
Kasus HIV/AIDS cukup banyak terjadi dikalangan remaja dan menyebabkan
kematian. HIV/AIDS merupakan penyakit mematikan dan sampai saat ini belum
ditemukan obat yang dapat menyembuhkannya, namun HIV/AIDS dapat dicegah.
Materi dalam HIV/AIDS dibagi menjadi:
Pengertian, Cara Penularan dan Gejala HIV/AIDS
Pencegahan, Deteksi dan Pengobatan HIV/AIDS
Hidup dengan ODHA
5 Penyalahgunaan NAPZA
Napza (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya) lebih dahulu dikenal dengan
Narkoba. Remaja pengguna NAPZA semakin meningkat akibat kekurangtahuannya
tentang bahaya dari NAPZA. Materi dalam penyalahgunaan NAPZA dibagi menjadi :
Pengertian NAPZA
Jenis-jenis atau penggolongan NAPZA
Faktor Resiko Penyalahgunaan NAPZA
Tingkat Pemakaian NAPZA
Dampak Penyalahgunaan NAPZA
Deteksi Dini/Diagnosis Ciri-Ciri Pemakaian NAPZA
Upaya Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA
6 Pengenalan Konsep Gender
Kesetaraan gender dituntut agar terdapat keseimbangan antara laki-laki dan
perempuan dalam memperoleh peluang dalam akses, partisipasi, control, dan manfaat
terhadap pelaksanaan pembangunan dalam kehidupan keluarga, maupun dalam
bermasyarakat. Materi dalam pengenalan konsep gender dibagi menjadi :
Pengertian Gender
Kesenjangan Gender dalam Kesehatan
Konsep Gender dalam Kesehatan
7 Pengenalan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS) merupakan suatu cara belajar yang
berorientasi pada materi pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan
seseorang mampu mengimplementasikan pengetahuan sebagai suatu keterampilan
65
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
untuk berperilaku hidup sehat. Materi pada Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat
dibagi menjadi :
Pengenalan Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS)
Metode Penyampaian Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat
1 Gangguan Haid 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Persalinan Remaja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Abortus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Gangguan Gizi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
a. Anemi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. KEK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
c. Obesitas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 NAPZA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
a. Rokok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b.Alkohol 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
66
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 pasien mendapatkan therapy
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 pasien mendapatkan therapy. 1 pasien mendapatkan konseling dan dirujuk
5 15 20 6 12 18 5 19 24 77 0 0 0 0 69 8 8 0 0 69 pasien mendapatkan therapy. 8 pasien mendapatkan konseling dan dirujuk
67
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 pasien mendapatkan konseling dan dirujuk
0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 57 pasien mendapatkan therapy. 5 pasien mendapatkan konseling dan dirujuk
5 9 14 6 9 15 62 0 0 0 0 57 5 5 0 0 57 pasien mendapatkan therapy. 6 pasien mendapatkan konseling dan dirujuk
5 9 14 6 10 16 63 0 0 0 0 57 6 6 0 0
68
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
4 Persalinan Remaja 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Abortus 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Gangguan Gizi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
a. Anemi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. KEK 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
c. Obesitas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 NAPZA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
a. Rokok 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b. Alkohol 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
69
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
58 pasien mendapatkan therapy. 11 pasien mendapatkan
0 12 12 3 12 15 1 9 10 2 19 21 58 0 0 0 0 58 11 11 0 0 konseling dan dirujuk
59 pasien mendapatkan therapy. 11 pasien mendapatkan
0 12 12 3 12 15 2 9 11 2 19 21 59 0 0 0 0 59 0 11 0 0 konseling dan dirujuk
70
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
152 pasien mendapatkan therapy. 5 pasien mendapatkan konseling dan
23 51 39 17 56 7 8 15 21 14 35 157 0 0 0 0 152 5 5 0 0 dirujuk
152 pasien mendapatkan therapy. 5 pasien mendapatkan konseling dan
23 51 39 17 56 7 8 15 21 14 35 157 0 0 0 0 152 5 5 0 0 dirujuk
71
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0
143 pasien mendapatkan therapy. 2 pasien mendapatkan konseling dan
0 143 2 2 0 0 dirujuk 143 pasien mendapatkan therapy. 2 pasien mendapatkan konseling dan dirujuk
143 pasien mendapatkan therapy. 2 pasien mendapatkan konseling dan
0 143 2 2 0 0 dirujuk 143 pasien mendapatkan therapy. 2 pasien mendapatkan konseling dan dirujuk
72
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 18 6 15 21 8 17 25 83 0 0 0 0 78 5 5 0 0 78 pasien mendapatkan therapy. 5 pasien mendapatkan konseling dan dirujuk
78 pasien mendapatkan therapy. 5 pasien mendapatkan konseling dan dirujuk
10 18 6 15 21 8 17 25 83 0 0 0 0 78 5 5 0 0
73
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 19 11 11 22 12 12 24 97 0 0 0 0 89 8 8 0 0 89 pasien mendapatkan therapy. 8 pasien mendapatkan konseling dan dirujuk
74
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 20 4 11 15 1 16 17 66 0 0 0 0 66 10 10 0 0 66 pasien mendapatkan therapy. 10 pasien mendapatkan konseling dan dirujuk
75
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
21 25 2 13 15 3 30 33 105 0 0 0 0 87 18 18 0 0 87 pasien mendapatkan therapy. 18 pasien mendapatkan konseling dan dirujuk
76
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 5 25 30 5 32 37 127 0 0 0 0 114 13 13 0 0 114 pasien mendapatkan therapy. 13 pasien mendapatkan konseling dan dirujuk
38 5 25 30 5 32 37 127 0 0 0 0 114 13 13 0 0 114 pasien mendapatkan therapy. 13 pasien mendapatkan konseling dan dirujuk
77
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Kegiatan
Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh kepada pasien atau
keluarganya di rumah pasien dengan mengikut sertakan masyarakat dan
kelompok masyarakat disekitarnya.
Membantu keluarga dan masyarakat, mengenal kebutuhan kebutuhannya sendiri
dengan cara-cara penanggulangannya disesuaikan dengan batas-batas
kemampuan mereka.
Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan penyakit,
peningkatan dan pemulihan kesehatan individu, dan keluarganya.
Sasaran
78
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Para pekerja pada area industri di wilayah kerja Puskesmas Glugur Darat
Kegiatan
Memberikan penyuluhan mengenai kesehatan dan keselamatan di lingkungan
kerja bagi para pekerja.
Kegiatan
79
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
80
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
BAB V
81
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
LAPORAN KEGIATAN
Kegiatan ini merupkan salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik
Senior Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Glugur Darat, mulai tanggal 28 Maret
2022 sampai dengan 23 April 2022. Adapun kegiatan yang kami lakukan di wilayah
kerja Pskesmas Glugur Daratantara lain:
Vaksinasi covid 19
Jaga Poli
Penyuluhan HIV dan Pemberian suplemen
Rabu 30 Maret 2022 obat penambah darah
Jaga Poli
Kamis 31 Maret 2022
Vaksinasi covid 19
Home Visit
Penyuluhan dan screening napza
Vaksinasi covid 19
Jum’at 1 April 2022
82
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
JagaPoli
Vaksinasi covid 19
Sabtu 2 April 2022
83
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Jaga poli
Jum’at 8 April 2022
Jaga Poli
Home Visit
Sabtu 9 April 2022
Jaga Poli
Senin 11 April 2022
Jaga Poli
Selasa 12 April 2022 Pretest
Jaga poli
Rabu 13 April 2022 Penyuluhan HIV HAIDS dan DBD
Posyandu Imunisasi Balita dan Ibu hamil
Jaga Poli
Kamis 14 April 2022
84
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Jaga Poli
Jaga Poli
Jaga Poli
Jaga Poli
Selasa 19 April 2022
85
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Jaga Poli
Jaga Poli
Jaga Poli
Jum’at 22 April 2022
Jaga Poli
Sabtu 23 April 2022
86
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
87
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
88
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Glugur Darat ,
Jum’at, 01 April 2022
Minggu Nama Waktu Kegiatan
89
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
90
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Penyuluhan
Suci Mardiana Tambunan 08.00 – 14.00 WIB
DBD
Posyandu
Imunisasi
Balita dan
Ibu hamil
91
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Glugur Darat ,
Jum’at, 15 April 2022
Minggu Nama Waktu Kegiatan
92
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Laporan Kegiatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Glugur Darat ,
Kamis, 21 April 2022
Minggu Nama Waktu Kegiatan
93
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
4. Kegiatan Vaksinasi
Melakukan screening pada peserta vaksin.
Pencatata data peserta vaksin.
5. Kegiatan Laboratorium Sederhana
Melakukan pemeriksaan KGD.
Melakukan pemeriksaan kadar kolesterol.
Melakukan pemeriksaan kadar asam urat.
6. Kegiatan di Farmasi
Meracik obat.
Membuat obat sesuai dosis.
Menjelaskan ke pasien cara pemakaian obat (dosis dan cara pemakaian).
94
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
DOKUMENTASI KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN
95
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
96
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
97
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
98
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
99
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
100
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
101
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
102
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
BAB VI
c) Kurangnya pengetahuan pasien terhadap faktor-faktor risiko dan penyebab yang dapat
mengakibatkan meningkatnya tekanan darah terhadap pasien.
Pemecahan Masalah
a) Melakukan penjelasan kepada pasien tentang kepatuhan konsumsi obat anti hipertensi
secara teratur dan menjelaskan cara kerja obat anti hipertensi kepada pasien agar pasien
tidak lalai dalam konsumsi obat.
b) Melakukan penyuluhan tentang hipertensi dan komplikasi dari hipertensi agar pasien
rutin dalam memeriksakan tekanan darahnya secara berkala agar terhindar dari
hipertensi.
c) Melakukan edukasi kepada pasien yang sudah terkena Hipertensi dan kepada masyarakat
yang belum terkena hipertensi agar pasien dan masyarakat dapat menghindari faktor-
faktor dan penyebab yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi.
Definisi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
103
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Klasifikasi
Organs Diseases
Renal Parenchymal disease, renal cyst, renal tumors. Obstructive uropathy
Renovascular Arteriosclerotic, fibromuscular dysplasia
Adrenal Primary aldosteronism, Cushing syndrome, 17α-hydroxylase deficiency, 11β-
hydroxylase deficiency, 11-hydroxysteroid dehydrogenase deficiency
(liconine), pheochromocytoma
Aortic Coarctation
Obstructive Sleep Apnea
Preeclampsia/eclampsia
Neurogenic Psychogenic, diencephalic syndrome, familial dysautonomia, polyneuritis
(acute porphyria, lead poisioning), acute increased intracranial pressure,
acute spinal cord section
Data World Health Organization (WHO) 2015 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di
dunia mencapai sekitar 1,13 miliar individu, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi.
104
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Jumlah penderita hipertensi diperkirakan akan terus meningkat mencapai 1,5 miliar individu pada tahun
2025, dengan kematian mencapai 9,4 juta individu.8 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013
menghasilkan prevalensi hipertensi pada usia ≥ 18 tahun di Indonesia mencapai 25,8%, yang
terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan/atau memiliki riwayat minum obat hanya 9,5%, menunjukkan
bahwa sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis dan terjangkau oleh tim
pelayanan kesehatan.
Patogenesis
Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH
diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas
dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar
tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan
dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan
meningkatkan tekanan darah.
Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron
merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume
cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara
mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan
cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume
dan tekanan darah
Faktor Risiko
Beberapa faktor resiko yang pernah dikemukan yang relevan dengan mekanisme
timbulnya peningkatan tekanan darah antara lain :
Faktor Risiko
Riwayat hipertensi, penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal pribadi dan di keluarga
Riwayat faktor risiko pribadi dan di keluarga (contoh: hiperkolesterolemia familial)
Riwayat merokok
Riwayat diet dan konsumsi garam
Konsumsi alkohol
Kurang aktivitas fisik/ gaya hidup tidak aktif
Riwayat disfungsi ereksi
Riwayat tidur, merokok, sleep apnoea (informasi juga dapat diberikan oleh
pasangan)
Riwayat hipertensi pada kehamilan/pre-eklampsia 12
105
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Gejala Klinis
Pada umumnya, penderita hipertensi esensial tidak memiliki keluhan. Keluhan yang dapat
muncul antara lain: nyeri kepala, gelisah, palpitasi, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri
dada, mudah lelah, dan impotensi. Nyeri kepala umumnya pada hipertensi berat, dengan ciri khas nyeri
regio oksipital terutamapada pagi hari. Anamnesis identifikasi faktor risiko penyakit jantung,
penyebab sekunder hipertensi, komplikasi kardiovaskuler, dan gaya hidup pasien.
Kriteria Diagnosa
Perbedaan Hipertensi Esensial dan sekunder Evaluasi jenis hipertensi dibutuhkan untuk
mengetahui penyebab. Peningkatan tekanan darah yang berasosiasi dengan peningkatan berat badan,
faktor gaya hidup (perubahan pekerjaan menyebabkan penderita bepergian dan makan di luar rumah),
penurunan frekuensi atau intensitas aktivitas fisik, atau usia tua pada pasien dengan riwayat keluarga
dengan hipertensi kemungkinan besar mengarah ke hipertensi esensial. Labilitas tekanan darah,
mendengkur, prostatisme, kram otot, kelemahan, penurunan berat badan, palpitasi, intoleransi panas,
edema, gangguan berkemih, riwayat perbaikan koarktasio, obesitas sentral, wajah membulat, mudah
memar, penggunaan obat-obatan atau zat terlarang, dan tidak adanya riwayat hipertensi pada
keluarga mengarah pada hipertensi sekunder.
Pemeriksaan Fisik
Penderita dapat terlihat sakit ringan hingga berat jika terjadi komplikasi. Tekanan darah
meningkat. Pemeriksaan lain seperti status neurologis dan pemeriksaan fisik jantung.13
Pemeriksaan Penunjang
Antara lain hemoglobin dan/atau hematokrit, gula darah puasa, HbA1c, profil lipid: kolesterol
total, LDL, HDL, trigliserida, kadar natrium, kalium, dan kalsium, asam urat, thyroid stimulating
hormone (TSH), kreatinin, dan eGFR. Urinalisis mencakup pemeriksaan mikroskopis, protein urin
dipstick atau rasio albumin : kreatinin, dan EKG 12 lead.
Diagnosis hipertensi dan tatalaksana yang tepat membutuhkan metode pengukuran tekanan
darah yang akurat. Pengukuran tekanan darah menggunakan merkuri telah ditinggalkan terutama
karena masalah toksisitas merkuri, digantikan dengan alat oscillometer, yang menggunakan sensor
untuk mendeteksi pulsasi saat inflasi dan deflasi cuff. Pada tahap persiapan, pasien harus santai, duduk di
kursi selama > 5 menit. Pasien juga harus menghindari kafein, olahraga, dan merokok paling
tidak 30 menit sebelum pengukuran. Pasien harus mengosongkan kandung kemih. Pasien ataupun
pemeriksa tidak boleh berbicara saat persiapan dan pengukuran. Pengukuran saat pasien berbaring
atau duduk pada meja pemeriksaan tidak memenuhi kriteria. Pengukuran tekanan darah harus dengan alat
106
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
yang telah dikalibrasi periodik. Lengan pasien diletakkan pada meja, posisi cuff pada lengan pasien setinggi
atrium kanan (pertengahan sternum). Ukuran cuff harus sesuai. Pada pengukuran pertama, tekanan
darah diukur di kedua lengan, pengukuran berikutnya menggunakan lengan dengan tekanan darah
tertinggi. Pengukuran diulang dengan jeda 1-2 menit. Palpasi dilakukan pada a. radialis untuk
menentukan sistolik saat pulsasi hilang, kemudian cuff dikembangkan lagi sebanyak 20-30 mmHg.
Penurunan cuff dilakukan dengan kecepatan 2 mmHg per detik, sambil mendengarkan bunyi
Korotkoff. Gunakan rata- rata ≥ 2 kali pengukuran tekanan darah pada ≥ 2 kesempatan untuk
menentukan tekanan darah.
Penatalaksanaan
Target tekanan darah < 140/90 mmHg, untuk individu yang beresiko tinggi (diabetes,
gagal ginjal proteinuria) < 130/80 mmHg.
Penurunan mortalitas dan morbiditas kardiovaskular
Menghambat laju penyakit proteinuria.
Pengobatan hipertensi terdiri dari terapi non farmakologis dan farmakologis. Terapi non
farmakologis terdiri dari menghentikan merokok, menurunkan berat badan berlebih, menurunkan
konsumsi alcohol, latihan fisik, menurunkan asupan garam, meningkatkan konsumsi bauh dan
sayur serta menurunkan asupan lemak.
Pada laporannya yang ketujuh, JNC menganjurkan modifikasi gaya hidup dalam mencegah
dan menangani tekanan darah tinggi, selain terapi obat.
Modifikasi Rekomendasi Perkiraan
penurunan TDS *
Penurunan berat badan Menjaga berat badan Normal 5-20 mmHg/10 kg
(IMT 18,5-24,9 kg/m2)
Diet kombinasi DASH Konsumsi diet kombinasi yang 8-14 mmHg
kaya akan buah, sayur dan
produk makanan dengan kadar
total lemak terutama kadar
lemak tersaturasi rendah
Reduksi asupan garam Asupan garam tidak melebihi 2-8 mmHg
100 mmol/hari (2,4 g Natrium
atau 6 g NaCl)
Aktivitas fisik Aktivitas fisik aerobik yang 4-9 mmHg
teratur seperti berjalan
(setidaknya 30 menit/hari,
setidaknya 4-5 hari seminggu)
Konsumsi alcohol Membatasi konsumsi, tidak 2-4 mmHg
melebihi 2 gelas/hari pada pria
107
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
dan tidak melebihi 1 gelas/hari
pada wanita dan individu
dengan berat ringan.
efek pelaksanaan modifikasi gaya hidup tergantung dari dosis dan waktu serta dapat
menyebabkan efek yang lebih besar pada bebrapa individu.
Terapi farmakologis untuk sebagian besar hipertensi dimulai secara bertahap, dan target
tekanan darah dicapai secara progresif dalam beberapa minggu. Dianjukan untuk menggunakan
oabt antihipertensi dengan masa kerja panjang.
108
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
3. Diabetes : Thiazid, BB, ACEI, ARB, CCB
4. Penyakit ginjal kronis : ACEI, ARB
5. Pencegahan stroke berulang : Thiazid, ACEI
6. Resiko penyakit pembuluh darah koroner : Thiazid, BB, ACEI, CCB
Komplikasi
Pada umumnya komplikasi terjadi pada hipertensi berat yaitu jika TDS ≥ 130 mmHg atau
pada kenaikan tekanan darah yang terjadi mendadak dan tinggi.
Hipertensi akan menimbulkan komplikasi atau kerusakan organ target yaitu pada mata,
jantung, pembuluh darah otak, dan ginjal. Ada 2 jenis komplikasi hipertensi :
1. Komplikasi hipertensif yaitu komplikasi langsung yang disebabkan oleh hipertensi itu
sendiri, misalnya perdarahan otak, ensefalopati hipertensi, hipertrofi ventrikel kiri, gagal
jantung kongestif, gagal ginjal, retinopati hipertensi
2. Komplikasi aterosklerotik yaitu komplikasi akibat proses atelosklerosis, yang tidak hanya
disebabkan oleh hipertensi itu sendiri tapi oleh factor lain misalnya peningkatan kolesterol,
merokok, DM, dll. Komplikasi ini berupa PJK, infark mikard, thrombosis serebral
Prognosis
Kematian akibat hipertensi yang tidak diobati terutama berupa (1) stroke pada penderita
dengan hipertensi berat dan resisten, (2) gagal ginjal pada retinopati lanjut dn kerusakan ginjal,
(3) penyakit jantung (gagal jantung dan PJK) pada sebagian penderita hipertensi sedang.
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama. Kematian akibat infark miokard 2-3 kali
lipat kematian akibat stroke.
a) kurangnya kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat anti diabetes dan kurangnya
masyarakat dalam menjaga pola makan yang mengakibatkan tidak kontrolnya kadar gula
darah pasien.
b) Kurangnya pengetahuan pasien terhadap faktor-faktor risiko dan penyebab yang dapat
mengakibatkan meningkatnya kadar gula darah terhadap pasien.
c) Rendahnya kesadaran masyarakat dalam melakukan sekrining kadar gula darah, sehingga
pasien tidak sadar menderita Diabetes.
a) Melakukan penjelasan kepada pasien tentang kepatuhan konsumsi obat anti Diabetes
secara teratur dan menjelaskan pola makan yang baik terhadap pasien agar terhindar dari
penyakit Diabetes.
109
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
b) Melakukan penyuluhan tentang Diabetes Mellitus agar masyarakat mengetahui bahaya
Diabetes dan dapat menghindari faktor resiko yang dapat menyebabkan masyarakat
menderita Diabetes Mellitus.
c) Melakukan edukasi kepada pasien yang sudah terkena Diabetes mellitus agar selalu
melakukan skrining kadar gula darah secara berskala minimal 1 bulan sekali.
Definisi
Diabetes mellitus adalalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk
heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat, jika telah berkembang
penuh secara klinis maka diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan
postprandial, aterosklerosis dan penyakit vaskular mikroangiopati.
Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan penyakit hiperglikemi akibat insensivitas sel terhadap
insulin. Kadar insulin mungkin sedikitmenurun atau berada dalam rentang normal. Karena
insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas, maka diabetes mellitus tipe II dianggap
sebagai non insulin dependent diabetes mellitus.
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh kenaikan
gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau ganguan fungsi
insulin (resistensi insulin).
Epidemiologi
Kejadian DM Tipe 2 pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki.Wanita lebih berisiko
mengidap diabetes karena secara fisik wanita memiliki peluang peningkatan indeks masa tubuh
yang lebih besar. Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2008, menunjukan prevalensi DM di
Indonesia membesar sampai 57%, pada tahun 2012 angka kejadian diabetes melitus didunia
adalah sebanyak 371 juta jiwa, dimana proporsi kejadiandiabetes melitus tipe 2 adalah 95% dari
populasi dunia yang menderita diabetesmellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita
diabetes mellitus tipe 1.
Patogenesis
Diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya kekurangan insulin
secara relatif maupun absolut.Defisiensi insulin dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu:
110
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Patofisiologi
1. Resistensi insulin
Diabetes melitus tipe 2 bukan disebabkan oleh kurangnya sekresi insulin, namun karena sel
sel sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara normal.Keadaan ini lazim
disebut sebagai “resistensi insulin”. Resistensi insulinbanyak terjadi akibat dari obesitas dan
kurang nya aktivitas fisik serta penuaan.Pada penderita diabetes melitus tipe 2 dapat juga terjadi
produksi glukosa hepatik yang berlebihan namun tidak terjadi pengrusakan sel-sel B langerhans
secara autoimun seperti diabetes melitus tipe 2. Defisiensi fungsi insulin pada penderita diabetes
melitus tipe 2 hanya bersifat relatif dan tidak absolut.
Pada awal perkembangan diabetes melitus tipe 2, sel B menunjukan gangguan pada sekresi
insulin fase pertama,artinya sekresi insulin gagal mengkompensasi resistensi insulin. Apabila
tidak ditangani dengan baik,pada perkembangan selanjutnya akan terjadi kerusakan sel-sel B
pankreas. Kerusakan sel-sel B pankreas akan terjadi secara progresif seringkali akan
menyebabkan defisiensi insulin,sehingga akhirnya penderita memerlukan insulin eksogen. Pada
penderita diabetes melitus tipe 2 memang umumnya ditemukan kedua faktor tersebut, yaitu
resistensi insulin dan defisiensi insulin.
Faktor Risiko
Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes adalah penderita polycystic ovarysindrome
(PCOS), penderita sindrom metabolikmemiliki riwatyat toleransi glukosa terganggu (TGT) atau
glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya, memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler
111
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
seperti stroke, PJK, atau peripheral rrterial Diseases (PAD), konsumsi alkohol,faktor stres,
kebiasaan merokok, jenis kelamin,konsumsi kopi dan kafein.
Obesitas (kegemukan)
Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa darah, pada derajat
kegemukan dengan IMT > 23 dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah
menjadi 200mg%.
Hipertensi
Peningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat dengan tidak tepatnya
penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam tubuh pada sirkulasi
pembuluh darah perifer
Riwayat Keluarga Diabetes Mellitus
Seorang yang menderita Diabetes Mellitus diduga mempunyai gen diabetes. Diduga
bahwa bakat diabetes merupakan gen resesif. Hanya orang yang bersifat homozigot
dengan gen resesif tersebut yang menderita Diabetes Mellitus.
Dislipedimia
Adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah (Trigliserida > 250
mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan plasma insulin dengan rendahnya HDL (< 35
mg/dl) sering didapat pada pasien Diabetes
Umur
Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes Mellitus adalah > 45 tahun.
Riwayat persalinan Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau berat badan
bayi > 4000gram.
Faktor Genetik
DM tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental Penyakit ini sudah
lama dianggap berhubungan dengan agregasi familial. Risiko emperis dalam hal
terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua sampai enam kali lipat jika orang tua atau
saudara kandung mengalami penyakitini.
Alkohol dan Rokok
Perubahan-perubahan dalam gaya hidup berhubungan dengan peningkatan frekuensi DM
tipe 2. Walaupun kebanyakan peningkatan ini dihubungkan dengan peningkatan obesitas
dan pengurangan ketidak aktifan fisik, faktor-faktor lain yang berhubungan dengan
perubahan dari lingkungan tradisional kelingkungan kebarat- baratan yang meliputi
perubahan-perubahan dalam konsumsi alkohol dan rokok, juga berperan dalam
peningkatan DM tipe 2. Alkohol akan menganggu metabolisme gula darah terutama pada
penderita DM, sehingga akan mempersulit regulasi gula darah dan meningkatkan tekanan
darah. Seseorang akan meningkat tekanan darah apabila mengkonsumsi etil alkohol lebih
dari 60ml/hari yang setara dengan 100 ml proof wiski, 240 ml wine atau 720 ml.
112
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Gejala Klinis
Gejala diabetes melitus dibedakan menjadi akut dan kronik Gejala akut diabetes melitus
yaitu : Poliphagia (banyak makan) polidipsia (banyak minum), Poliuria (banyak kencing/sering
kencing di malam hari), nafsu makan bertambah namu berat badan turun dengan cepat (5-10 kg
dalam waktu 2-4 minggu), mudah lelah.
Gejala kronik diabetes melitus yaitu : Kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk
tusuk jarum, rasa kebas di kulit, kram, kelelahan, mudah mengantuk, pandangan mulai kabur,
gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi
impotensi, pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau
dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg.
Diagnosis
Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu >200
mg/dl, glukosa darah puasa >126 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Untuk
diagnosis DM dan gangguan toleransi glukosa lainnya diperiksa glukosa darah 2 jam setelah
beban glukosa. Sekurang- kurangnya diperlukan kadar glukosa darah 2 kali abnormal untuk
konfirmasi diagnosis DM pada hari yang lain atau Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang
abnormal. Konfirmasi tidak diperlukan pada keadaan khas hiperglikemia dengan dekompensasi
metabolik akut, seperti ketoasidosis, berat badan yang menurun cepat .
Ada perbedaan antara uji diagnostik DM dan pemeriksaan penyaring. Uji diagnostik
dilakukan pada mereka yang menunjukkan gejala DM, sedangkan pemeriksaan penyaring
bertujuan untuk mengidentifikasi mereka yang tidak bergejala, tetapi punya resiko DM (usia >
45 tahun, berat badan lebih, hipertensi, riwayat keluarga DM, riwayat abortus berulang,
melahirkan bayi > 4000 gr, kolesterol HDL <= 35 mg/dl, atau trigliserida ≥ 250 mg/dl). Uji
diagnostik dilakukan pada mereka yang positif uji penyaring.
113
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan diabates melitus secara umum ada lima sesuai dengan Konsensus
Pengelolaan DM di Indonesia tahun 2006 adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien DM. Tujuan
Penatalaksanaan DM adalah
Jangka pendek : hilangnya keluhan dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya
target pengendalian glukosa darah.
Jangka panjang: tercegah dan terhambatnya progresivitas penyulit mikroangiopati,
makroangiopati dan neuropati.
Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM. Untuk mencapai tujuan
tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan darah, berat badan dan profil lipid,melalui
pengelolaan pasien secara holistik dengan mengajarkan perawatan mandiri dan perubahan perilaku.
Diet
Exercise (latihan fisik/ olahraga)
Obat oral hipoglikemik dan insulin
Antidiabetik oral
Penatalaksanaan pasien DM dilakukan dengan menormalkan kadar gula darah dan
mencegah komplikasi. Lebih khusus lagi dengan menghilangkan gejala,optimalisasi
parameter metabolik, dan mengontrol berat badan. Bagi pasien DM tipe 1 penggunaan
insulin adalah terapi utama. Indikasi antidiabetik oral terutama ditujukan untuk
penanganan pasien DM tipe 2 ringan sampai sedang yang gagal dikendalikan dengan
pengaturan asupan energi dan karbohidrat serta olah raga. Obat golongan ini ditambahkan
bila setelah 4-8 minggu upaya diet dan olah raga dilakukan, kadar gula darah tetap di atas
200 mg% dan HbA1c di atas 8%. Jadi obat ini bukan menggantikan upaya diet,
melainkan membantunya. Pemilihan obat antidiabetik oral yang tepat sangat menentukan
keberhasilan terapi diabetes. Pemilihan terapi menggunakan antidiabetik oral dapat
dilakukan dengan satu jenis obat atau kombinasi. Pemilihan dan penentuan regimen
antidiabetik oral yang digunakan harus mempertimbangkan tingkat keparahan penyakit
DM serta kondisi kesehatan pasien secara umum termasuk penyakit-penyakit lain dan
komplikasi yang ada. Dalam hal ini obat hipoglikemik oral adalah termasuk golongan
sulfonilurea, biguanid, inhibitor alfa glukosidase dan insulin sensitizing.
Insulin
114
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Insulin merupakan protein kecil dengan berat molekul 5808 pada manusia. Insulin
mengandung 51 asam amino yang tersusun dalam dua rantai yang dihubungkan dengan
jembatan disulfide, terdapat perbedaan asam amino kedua rantai tersebut. Untuk pasien
yang tidak terkontrol dengan diet atau pemberian hipoglikemik oral, kombinasi insulin
dan obat-obat lain bisa sangat efektif. Insulin kadangkala dijadikan pilihan sementara,
misalnya selama kehamilan. Namun pada pasien DM tipe 2 yang memburuk, penggantian
insulin total menjadi kebutuhan. Insulin merupakan hormon yang mempengaruhi
metabolisme karbohidrat maupun metabolisme protein dan lemak. Fungsi insulin antara
lain menaikkan pengambilan glukosa ke dalam sel–sel sebagian besar jaringan,
menaikkan penguraian glukosa secara oksidatif, menaikkan pembentukan glikogen dalam
hati dan otot serta mencegah penguraian glikogen, menstimulasi pembentukan protein
dan lemak dari glukosa.
Komplikasi
Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik akan menimbulkan komplikasi akut dan
kronis. Menurut PERKENI komplikasi DM dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu :
Komplikasi akut
- Hipoglikemia, adalah kadar glukosa darah seseorang di bawahnilai normal (< 50 mg/dl).
Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita DM tipe 1 yang dapat dialami 1-2 kali
per minggu, Kadar gula darah yang terlalu rendah menyebabkan sel-sel otak tidak
mendapat pasokan energi sehingga tidak berfungsi bahkan dapat mengalami kerusakan.
- Hiperglikemia, hiperglikemia adalah apabila kadar gula darah meningkat secara tiba-
tiba, dapat berkembang menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya, antara lain
ketoasidosis diabetik, Koma Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan kemolakto asidosis.
Komplikasi Kronis
- Komplikasi makrovaskuler, komplikasi makrovaskuler yangumum berkembang pada
penderita DM adalah trombosit otak (pembekuan darah pada sebagian otak), mengalami
penyakit jantung koroner (PJK), gagal jantung kongetif, dan stroke.
- Komplikasi mikrovaskuler, komplikasi mikrovaskuler terutama terjadi pada penderita
DM tipe 1 seperti nefropati, diabetik retinopati (kebutaan), neuropati, dan amputasi.
Pencegahan
Pencegahan Premordial
Pencegahan premodial adalah upaya untuk memberikan kondisi pada masyarakat yang
memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor
risiko lainnya. Prakondisi ini harus diciptakan dengan multimitra. Pencegahan premodial
pada penyakit DM misalnya adalah menciptakan prakondisi sehingga masyarakat merasa
bahwa konsumsi makan kebarat-baratan adalah suatu pola makan yang kurang baik, pola
hidup santai atau kurang aktivitas, dan obesitas adalah kurang baik bagi kesehatan.
Pencegahan Primer
115
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
Pencegahan primer adalah upaya yang ditujukan pada orangorang yang termasuk
kelompok risiko tinggi, yaitu mereka yang belum menderita DM, tetapi berpotensi untuk
menderita DM diantaranya :
a. Kelompok usia tua (>45tahun)
b. Kegemukan (BB(kg)>120% BB idaman atau IMT>27 (kglm2))
c. Tekanan darah tinggi (>140i90mmHg)
d. Riwayat keiuarga DM
e. Riwayat kehamilan dengan BB bayi lahir > 4000 gr.
f. Dislipidemia (HvL<35mg/dl dan atau trigliserida >250mg/dl)
g. Pernah TGT atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT)
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya mencegah atau menghambat timbulnya penyulit
dengan tindakan deteksi dini dan memberikan pengobatan sejak awal penyakit. Dalam
pengelolaan pasien DM, sejak awal sudah harus diwaspadai dan sedapat mungkin
dicegah kemungkinan terjadinya penyulit menahun. Pilar utama pengelolaan DM
meliputi:
a. penyuluhan
b. perencanaan makanan
c. latihan jasmani
d. obat berkhasiat hipoglikemik.
Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah upaya mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut dan
merehabilitasi pasien sedini mungkin, sebelum kecacatan tersebut menetap. Pelayanan
kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar disiplin terkait sangat diperlukan, terutama
dirumah sakit rujukan, misalnya para ahli sesama disiplin ilmu seperti ahli penyakit
jantung, mata, rehabilitasi medis, gizi dan lain-lain.
116
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
BAB 7
7.1 KESIMPULAN
7.2 SARAN
1. Bagi Petugas Kesehatan :
• Memberikan informasi serta melakukan penyuluhan terkait Hipertensi dan Diabetes
Melitus tentang pentingnya mengontrol tekanan darah dan kadar gula darah di faskes oleh
tenaga terlatih melalui kegiatan penyuluhan berkala.
2.Bagi Masyarakat
• Bagi Masyarakat diharapkan untuk lebih aktif berpartisipasi dalam upaya meningkatkan
kesehatan lingkungan seperti aktif dalam berkonsultasi kepada petugas yang
berwewenang terhadap kesehatan lingkungan, tidak hanya datang ke puskesmas saat
sakit.
117
LAPORAN KEGIATAN
DINAS KESEHATAN KOTA MEDAN
PUSKESMAS GLUGUR DARAT
• Kesadaran diri Masyarakat dan keperduliannya terhadap diri sendiri harus lebih
ditingkatkan supaya tercipta derajat kesehatan masyarakat yang sebaik baiknya.
118