Anda di halaman 1dari 23

REFARAT

GAMBARAN RADIOLOGI COVID-19

Pembimbing:

dr. Robert Sinurat, Sp.Rad

Disusun Oleh:

Tohri Tohir (2008320019)

Fahrul Rozi (2008320026)

Merry Marlina Hsb (2008320032)

Nazra Amalia Nasution (2008320023)

Suci Mardiana (2008320036)

SMF DEPARTEMEN ILMU RADIOLOGI


RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUMATERA UTARA 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas refarat sebagai salah satu
syarat tugas untuk mengikuti ujian di Kepaniteraan Klinik Senior Departemen
Radiologi RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam.

Pada kesempatan kali ini, izinkan saya untuk mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan refarat yang
berjudul “ Gambaran Radiologi Covid-19 ” ini, terutama kepada pembimbing
kami yaitu dr. Robert Sinurat, Sp.Rad.

Semoga refarat ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua baik
sekarang maupun dihari yang akan datang.

Lubuk Pakam, 03Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………..ii

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………....1


BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………...2

2.1 Definisi Dermatofitosis………………………………………………….2

2.2 Etiologi Dermatofitosis………………………………………………….2

2.3 Klasifikasi………………………………………………………………..2

2.4 Gejala Klinis……………………………………………………………..3

2.5 Penunjang Diagnosis…………………………………………………….8

2.6 Pengobatan………………………………………………………………9

2.7 Pitiriasis Vesikolor……………………………………………………..10

2.8 Kandidiasis Mukokutan Ringan………………………………………..13

BAB III KESIMPULAN………………………………………………….16

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pandemi global penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19)


yang disebabkan oleh sindrom pernafasan akut yang parah
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dimulai di Wuhan, Cina, pada
Desember 2019, dan sejak itu menyebar ke seluruh dunia.
Virus SARS-CoV-2 umumnya menginvasi sistem
pernapasan, meskipun bisa juga melibatkan organ lain. Gejala
saluran pernapasan sangat beragam, dimulai dari gejala yang
minal hingga hipoksia dengan ARDS.1

Angka kejadian wabah ini mencapai 26 juta kasus dengan 870


ribu diantaranya mengalami kematian diseluruh dunia.2 Studi
epidemiologi menunjukan angka mortalitas yang tinggi pada
populasi yang lebih tua dan insiden yang rendah pada anak-
anak.1,3 Sampai saat ini, metode Real-Time Transcription
Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) menjadi standar untuk
diagnosis akhir COVID-19.4 Namun pada daerah dengan
kasus yang terus meningkat, angka negatif palsu juga terus
ditemukan. Pada proses pengambilan sampel, sampel dari
saluran pernapasan bawah memiliki nilai diagnostik lebih
tinggi dari pada saluran pernapasan atas, namun pengambilan
sampelnya lebih sulit. Beberapa pasien mungkin tidak dapat
terdiagnosis dan diterapi pada tahap dini, yang dikhawatirkan
akan memberi hasil yang lebih buruk.5 Selain itu, selama menunggu hasil
deteksi virus dari RT-PCR juga dapat menyebabkan keterlambatan
diagnosis penyakit.5,6

1
Pemeriksaan radiologi berperan penting dalam melawan
COVID-19.7,8 Penggunaan pemeriksaan radiologi sangat
membantu dalam menilai dan melihat perkembangan
penyakit.9 Pada beberapa kasus dengan hasil tes virologi yang
negatif, pemeriksaan radiologi dapat menunjukkan adanya
infeksi paru-paru. Sehingga pemeriksaan radiologi dapat
mendeteksi infeksi virus pada tahap awal.10,11

Pemeriksaan radiologi toraks berperan penting dalam


penegakkan diagnosis dan penilaian pengobatan pada
COVID-19. Pemeriksaan dapat dilakukan menggunakan x-
ray dada atau CT-Scan dada. Namun pada beberapa literatur,
nilai diagnosis dari foto toraks relatif rendah yaitu 30-60%
pada COVID-19 sehingga pada hasil foto toraks yang normal,
bisa saja sebenarnya pasien sedang dalam kondisi
terinfeksi.11,12

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemeriksaan Foto Thorax

Pemeriksaan radiologis berperan penting dalam menemukan


dan menatalaksana pasien COVID-19. Pemeriksaan CT Scan
merupakan metode paling efektif untuk mendeteksi kelainan
COVID-19 di paru, khususnya pada tahap awal penyakit.
Apalagi pemeriksaan serial CT scan dada dengan interval
waktu yang berbeda (tiga- tujuh hari) juga efektif dalam
menilai perkembangan penyakit (dari saat diagnosis awal
COVID-19 hingga pasien sembuh).13 Secara klinis, penyakit
pernapasan virus corona muncul sebagai pneumonia,
sehingga temuan pencitraan yang dominan adalah pneumonia
atipikal atau organising pneumonia. Foto toraks memang
kurang sensitif dibandingkan CT scan, namun foto toraks
dapat digunakan sebagai pendekatan lini pertama karena
ketersediaannya dan mudah untuk dibersihkan. Gambaran
pada foto toraks mungkin normal pada fase awal penyakit dan
mencapai puncaknya pada 10-12 hari setelah timbulnya
gejala.9,14 (Gambar 1 dan 2)

2
3

Gambar 1. Gambaran foto toraks pada pasien COVID-199


Pada gambar diatas terlihat foto toraks pasien pada tahap awal
penyakit secara keseluruhan adalah normal dan ada sedikit
gambaran konsolidasi yang samar di lobus bawah (gambar 1.
a). Lalu pada tahap akhir penyakit menunjukkan gambaran
ARDS seperti pan-lobar pattern, konsolidasi multipel, gangguan struktur paru
yang membutuhkan alat bantu endotrakeal (gambar 1.b).9

Gambar 2. Gambaran foto toraks laki-laki 50 tahun dengan


COVID-195

Pada Gambar diatas tidak ditemukan abnormalitas pada


pemeriksaan foto toraks, namun dua hari kemudian
ditemukan bayangan patch lokal di paru kiri (Gambar 2 a dan
b).5

Pada pemeriksaan foto toraks kelaianan yang paling sering


ditemukan adalah airspace opacities berupa konsolidasi dan
ground-glass opacity (GGO). Sebagian besar menunjukkan
distribusi bilateral, perifer, dan lebih banyak di bagian bawah
4

sedangkan gambaran parenkim abnormal dan efusi pleura


jarang ditemukan.11 (Gambar 3 dan 4).

Gambar 3. Gambaran ground-glass opacity (panah putih)


dan linear opacity (panah hitam)15
5

Gambar 4. Gambaran konsolidasi (garis panah) dengan


COVID-19 gejala berat15

Meskipun pemeriksaan foto toraks dianggap tidak sensitif


untuk menemukan kelainan paru pada tahap awal penyakit,
akan tetapi pemeriksaan foto toraks dalam keadaan darurat
saat ini, dapat menjadi alat diagnostik yang berguna untuk
memantau perkembangan kelainan paru karena COVID-19,
terutama pasien kritis di unit perawatan intensif. Sistem
penilaian Chest X Ray (CXR) ini sederhana menggunakan
sistem skor berdasarkan pada lima item yang diusulkan sejak
tahun 2015.13

Sistem skor CXR untuk COVID-19 yang dikembangkan oleh


Borghesi dan Maroldi ini dinamakan dengan Brixia Score.
Sistem skor ini dibuat sebagai penilaian semi-kuantitatif
keparahan dan perkembangan paru-paru pada pasien COVID-
19. Penentuan skornya dibagi menjadi 2 langkah, yaitu:
6

1. Pada langkah pertama, foto paru-paru yang diambil


secara posteroanterior atau anteroposterior dibagi
menjadi 6 zona, yaitu:13
Zona atas (A dan D). Posisinya adalah di atas
dinding inferior aortic arch
Zona tengah (B dan E). Posisinya adalah di
bawah zona atas dan di atas dinding inferior
dari vena pulmonalis inferior kanan (struktur
hilus)
Zona bawah (C dan F). Posisinya adalah di
bawah dinding inferior dari vena pulmonalis
inferior kanan (basis paru) (Gambar 5).
2. Pada langkah kedua, setiap zona diberikan skor
berdasarkan kelainan paru-paru yang ditemukan.
Skor nya yaitu:
Skor 0 : tidak ada kelainan paru
Skor 1 : ada infiltrat interstisial
Skor 2 : ada infiltrat interstisial dan alveolar
(dominan interstisial)
Skor 3 : ada infiltrat interstisial dan alveolar
(dominan alveolar)

Skor CXR adalah hasil akumulasi skor dari enam zona paru.
Gambaran CXR lain seperti efusi pleura atau pelebaran
pembuluh darah paru, tidak dimasukkan ke dalam sistem skor
namun dituliskan pada laporan CXR.13
7

Gambar 5. Paru yang dibagi menjadi 6 zona. Garis A


setinggi dinding inferior aortic arch. Garis B setinggi
dinding inferior dari vena pulmonalis inferior kanan. A
dan D adalah zona atas, B dan E adalah zona tengah, C
dan F adalah zona bawah.13
8
9

Gambar 6. Sistem skor CXR pada dua pasien COVID-


1913

2.2 Pemeriksaan CT-Scan

Pemeriksaan CT-scan menjadi metode pencitraan yang


penting untuk deteksi dini pasien COVID-19. Gambaran pada
CT-scan umumnya menunjukkan adanya ground-glass
opacity (GGO) dan konsolidasi. GGO adalah gambaran CT-
Scan yang utama pada COVID-19, khususnya pada pasien
dengan derajat ringan. Pemeriksaan CT-scan dimasukkan ke
dalam kriteria penegakkan diagnosis COVID-19 oleh
National Health and Health Commission of China di Provinsi
Hubei. Kriteria ini digunakan untuk memastikan tindakan
selanjutnya terkait perawatan dan isolasi tepat waktu
sehingga tidak menunggu hasil pemeriksaan RT-PCR yang
lama di Hubei.8,16

Gambaran pencitraan yang dapat ditemukan yaitu:17

 Ground-glass opacity (GGO)

GGO adalah gambaran buram dengan kepadatan yang


sedikit lebih tinggi di paru-paru, dimana pembuluh
darah pulmonalis terlihat. Hal ini terjadi karena invasi
virus pada epitel alveolar dan bronkiolus. Virus lalu
bereplikasi di sel epitel, mengakibatkan kavitas alveolar
bocor, sehingga dinding alveolus mengalami inflamasi
dan menebal, Distribusinya disekitar paru-paru dan
dibawah pleura.17,18(Gambar 7)

Konsolidasi dan air bronchogram

Ketika inflamasi berlangsung dan ada keterlibatan


alveolus, diikuti oleh konsolidasi, saat tubuh bereaksi
10

dengan badai inflamasi, muncullah eksudat yang banyak


dalam alveolus dikedua paru-paru, sehingga tampak
seperti paru-paru berwarna putih (white lung).
Gambaran air bronchogram terjadi karena patogen
menyerang sel epitel, menyebabkan peradangan
penebalan dan pembengkakan pada dinding bronkial.17
(Gambar 8)

Tanda paving stone

Pada CT-scan yang beresolusi tinggi, penebalan lobular


dan bayangan garis interlobular tumpang tindih dengan
GGO. Hal ini terjadi karena interval lobular dan
penebalan interstisial interlobular, mengakibatkan
perubahan interstisial.17 (Gambar 9)

Gambar 7. Ground-glass opacity di lobus bawah


bilateral8
11

Gambar 8. Gambaran GGO dengan konsolidasi dan


air-bronchogram5
12

Gambar 9. Gambaran GGO (atas) dan crazy paving


pattern (bawah)5

Lesi fibrosa

Selama penyembuhan dari inflamasi kronik, komponen


sel normal sedikit demi sedikit digantikan oleh
komponen fibrosa. Lesi fibrosa menyebabkan gangguan
bronkus atau bronkiektasis.17

Penebalan pembuluh darah

Penebalan pembuluh darah dapat terlihat di pinggir atau


di tengah lesi, dan bisa terlihat pada berbagai tahap
penyakit.17

Halo sign
13

Kepadatan lesi sedikit lebih tinggi di bagian tengah dan


rendah di pinggirnya. Hal ini terjadi mungkin karena
virus bereplikasi di sel epitel.17

Pemeriksaan CT-scan dada sebaiknya dilakukan pada tiga


waktu:17

pasien yang baru didiagnosis dengan manifestasi klinis


tipikal dan tes PCR positif, dengan CT-scan dada negative pada diagnosis awal,
dan CT-scan diulang dalam 3-5
hari

diagnosis klinis dengan manifestasi klinis atipikal dan


karakteristik pneumonia virus. Pada saat dilakukan tes
PCR ulang, penambahan CT direkomendasiakan selama
5-7 hari

kasus terkonfirmasi tidak kritis : CT direkomendasikan


pada 5-7 hari

Pemeriksaan CT-Scan dapat mengemat waktu dan berperan


penting dalam mendiagnosis dan manejemen pasien COVID-
19. CT-scan dapat mengurangi angka negatif palsu pada RT-
PCR. CT-Scan dinilai lebih sensitif daripada tahap awal RT-
PCR. CT-Scan dapat digunakan sebagi alat skrining cepat
pada pasien yang dicurigai COVID-19 di lokasi epidemis
ketika hasil RT-PCR tidak tersedia. Dalam kondidsi darurat,
pasien yang memiliki gambaran COVID-19 dapat
mengisolasi diri terlebih dahulu dan kemudian melakukan tes
RT-PCR untuk mengonfirmasi diagnosis. Singkatnya,
kombinasi RT-PCR dan CT-scan dapat lebih membantu
diagnosis dan manajemen pasien dengan COVID-19.19
14
BAB III
KESIMPULAN

Coronavirus Disease 19 (COVID-19) telah menjadi pandemi di seluruh


dunia dengan angka kejadian yang terus
meningkat di beberapa negara. Kecepatan dan ketepatan diagnosis diperlukan
untuk mencegah perburukan kondisi pasien. Real-
Time Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) sampai saat ini masih
menjadi baku emas untuk menegakkan diagnosis
COVID-19, namun uji diagnostik ini dilaporkan banyak menunjukkan hasil
negatif palsu. Pemeriksaan radiologi berupa foto toraks
dan CT-Scan dada banyak dilakukan untuk menunjang diagnosis COVID-19.
Gambaran foto toraks yang paling sering ditemukan
adalah konsolidasi, ground-glass opacity (GGO), distribusi bilateral, perifer dan di
lobus bawah paru-paru, namun pemeriksaan ini
dianggap tidak sensitif untuk menemukan kelainan paru pada tahap awal penyakit.
Meskipun demikian, foto toraks dapat digunakan
untuk memantau perkembangan kelainan paru akibat COVID-19, salah satunya
dengan metode Brixia Score. Pada sisi lain,CT-scan
dada dinilai lebih sensitif daripada foto toraks serta mampu menunjukkan kelainan
paru tahap awal pada pasien dengan hasil RT-
PCR yang negatif. Gambaran pada CT-scan dada umumnya menunjukkan GGO,
konsolidasi, crazy-paving stone, dan air
bronchogram. CT-scan dapat mengurangi angka negatif palsu pada RT-PCR dan
sebagai alat skrining pada pasien yang dicurigai
COVID-19 di lokasi epidemis saat hasil RT-PCR tidak tersedia. Penggunaan
pemeriksaan radiologi dan RT-PCR dapat menghemat
waktu serta membantu diagnosis dan manajemen COVID-19.
Pemeriksaan radiologi berperan penting pada penegakkan
diagnosis COVID-19, hal ini dapat dilakukan dengan
menggunakan pemeriksaan foto toraks dan CT-Scan dada.
Gambaran foto toraks yang paling sering adalah airspace

16
17

opacities berupa konsolidasi dan ground-glass opacity


(GGO) dengan distribusi bilateral, perifer, dan lebih banyak
di bagian bawah sedangkan gambaran parenkim abnormal
dan efusi pleura jarang ditemukan. Gambaran yang sering
ditemukan pada CT-scan dada yaitu GGO, konsolidasi,
crazy-paving stone, air bronchogram.

DAFTAR PUSTAKA
18

1. Yuki K, Fujiogi M, Koutsogiannaki S. COVID-19


Pathophysiology : A Review. Clin Imunol. 2020;215:1–8.
2. Worldmeters. COVID-19 Coronavirus Pandemic. 2020
[cited 2020 Sep 3.
3. Ciuca IM. COVID-19 in children: An ample review. Vol.
13, Risk Management and Healthcare Policy. Dove
Medical Press Ltd; 2020. p. 661–9.
4. Ahmad S. A Review of COVID-19 (Coronavirus Disease-
2019) Diagnosis, Treatments and Prevention. Eurasian J
Med Oncol. 2020;4(2):116–25.
5. He C, Wang D, Sun J, Gan W, Lu J. The Role of Imaging
Techniques in Management of COVID-19 in China :
From Diagnosis to Monitoring and Follow-Up. Med Sci
Monit. 2020;26:1–10.
6. Watson J, Whiting PF, Brush JE. Interpreting a covid-19
test result. BMJ. 2020 May;369:m1808.
7. Durrani M, Haq IU, Kalsoom U, Yousaf A. Chest x-rays
findings in covid 19 patients at a university teaching
hospital-a descriptive study. Pakistan J Med Sci.
2020;36(COVID19-S4):S22–6.
8. Hu L, Wang C. Radiological Role in The Detection,
Diagnosis and Monitoring for The Coronavirus Disease
2019 COVID-19). Eur Rev Med Pharmacol Sci.
2020;24:4523–8.
9. Fatima S, Ratnani I, Husain M, Surani S. Radiological
Findings in Patients with COVID-19. Cureus.
2020;12(4):10–4.
10. Akçay Ş, Özlü T, Yilmaz A. Radiological approaches to
covid-19 pneumonia. Turkish J Med Sci. 2020;50(SI-
1):604–10.
11. Bd S, Osei-poku K, Brakohiapa E. Diagnosing COVID-
19

19 from Chest X-ray in Resource Limited Environment-


Case Report. iMedpub Journals. 2020;6(2):1–3.
12. Cozzi D, Albanesi M, Cavigli E, Moroni C, Bindi A,
Luvarà S, et al. Chest X-ray in new Coronavirus Disease
2019 (COVID-19) infection: findings and correlation with
clinical outcome. Radiol Medica. 2020 Aug;125(8):730–
7.
13. Borghesi A, Maroldi R. COVID-19 outbreak in Italy:
experimental chest X-ray scoring system for quantifying
and monitoring disease progression. Radiol Medica.
2020;125(5):509–13.
14. Sánchez-oro R, Nuez JT, Martínez-sanz G. Radiological
Findings for Diagnosis of SARS-CoV-2 Pneumonia. Med
Clin (Barc). 2020;155(1):36–40.
15. Cleverley J, Piper J, Jones MM. The Role of Chest
Radiography in Confirming COVID-19 Pneumonia.
BMJ. 2020;370:1–9.
16. Ojha V, Mani A, Pandey NN, Sharma S, Kumar S. CT in
coronavirus disease 2019 (COVID-19): a systematic
review of chest CT findings in 4410 adult patients. Eur
Radiol. 2020 May;1–10.
17. Chen H, Ai L, Lu H, Li H. Clinical and Imaging Features
of COVID-19. Radiol Infect Dis. 2020;7:43–50.
18. Ng LFH, Tsang HHC, Wong FHY, Law MWC, Chong
WH, Ho CHN, et al. Radiological findings in COVID-19
and adaptive approaches for radiology departments:
Literature review and experience sharing. Hong Kong J
Radiol. 2020;23(2):72–83.
19. sLi M. Chest CT Features and Their Role in COVID-19.
Radiol Infect Dis. 2020;4:51–4.
20

Anda mungkin juga menyukai