Anda di halaman 1dari 26

Journal reading

THE RADIOLOGICAL DIAGNOSIS


OF PULMONARY TUBERCULOSIS (TB) IN PRIMARY CARE

Oleh:
Arif Rahman Faris, S.Ked
Echa Putri Ayu RMZ, S.Ked
Intan Yulia Prasiska, S.Ked

Pembimbing:
dr. Rendra Saputra, Sp.OG

KEPANITERAAN SENIOR BAGIAN OBSETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DUMAI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS ABDURRAB
2021
PENGANTAR
Menetapkan program skrining TB standar nasional sangat penting
dalam deteksi dini TB paru aktif di Bahrain dan pelatihan semua
Dokter Perawatan Primer (PCP) sangat penting untuk deteksi dini
kasus TB aktif .1

Skrining TB adalah proses identifikasi sistem untuk orang yang tampaknya sehat
dengan suspek TB aktif dengan menggunakan tes, pemeriksaan, atau prosedur lain
yang harus diterapkan pada kelompok berisiko. 2,3

Metode terbaik untuk skrining TB adalah pemeriksaan gejala dan


radiografi dada (CXR), yang tergantung pada ketersediaan sumber
daya, biaya dan hasil yang diharapkan.4,5
Tiga tes skrining TB konvensional adalah kuesioner pertanyaan gejala dengan
menanyakan adanya batuk produktif berkepanjangan, hemoptisis, demam
malam, keringat malam, penurunan berat badan, dan nyeri dada pleuritik, selain
rontgen dada (CXR) dan tes skrining PPD.

Dua tes konfirmasi yang umum untuk TB aktif adalah sputum-smear


microscopy (SSM) dan Xpert MTB/RIF (XP).

Meskipun demikian, penilaian sebagian besar dokter untuk


mencapai diagnosis TB aktif adalah dari kuesioner pertanyaan gejala
dan temuan radiografi dada. Setiap pasien yang tidak merespon
setelah pemberian antibiotik spektrum luas yang singkat harus
dinilai ulang untuk TB tersembunyi.7
•Sensitivitas dan spesifisitas kuesioner skrining
penyelidikan gejala masing-masing adalah 77%,
66%, sedangkan lebih baik di PPD masing-masing
89%, 80%; meskipun lebih tinggi di CXR mencapai
86%, 89% masing-masing.8

•Sedangkan, sensitivitas dan spesifisitas dari kedua tes


konfirmasi adalah 61%, 98% di SSM, masing-masing; meskipun
lebih tinggi di XP mencapai 90%, 99% masing- masing.9 Analisis
sensitivitas dan spesifisitas tergantung pada banyak faktor;
seperti adanya status HIV, usia pasien, tingkat keparahan
penyakit, latar belakang epidemiologi, teknik pengolahan dan
pewarnaan sputum, dan kualitas diagnostik.7,9,10
DISKUSI
• Tidak ada algoritma universal yang ideal dalam perawatan primer; meskipun
demikian, solusinya bisa berupa tes skrining yang diikuti oleh satu tes
konfirmasi; atau satu tes skrining diikuti oleh dua tes konfirmasi berurutan;
atau dua tes skrining paralel diikuti oleh satu tes konfirmasi; atau dua tes
skrining berikutnya diikuti oleh satu tes konfirmasi.

• Ini dapat bermanifestasi sebagai konsolidasi pneumonik (opasitas padat


homogen atau kekeruhan merata sebagian besar di lobus tengah dan bawah
dengan atau tanpa limfadenopati hilus yang disebut kompleks Ghon.
Gambaran radiologis lain dari TB primer aktif adalah kekeruhan milier atau
efusi pleura atau edema paru (garis Kerely B)
Fokus Ghon adalah lesi TB granulomatosa
Namun, temuan rontgen dada dari TB kecil yang muncul baik di bagian superior
tidak aktif banyak seperti fibrosis, lobus bawah atau, bagian inferior lobus
kalsifikasi persisten (fokus Ghon), dan atas, sedangkan kompleks Ghon adalah
tuberkuloma (massa persisten seperti fokus Ghon yang sama ditambah
kekeruhan).12,13 adenopati kelenjar getah bening hilus
(Gambar 7-9).12,13
•Di sisi lain, paru-paru aktif pasca-primer tuberculosis (TB
reaktivasi atau TB sekunder) menjadi penyakit orang dewasa
ketika pasien sebelumnya pernah terpajan Mycobacterium TB
basil dalam dua tahun terakhir ketika kekebalan pasien
memburuk.

•Temuan rontgen TB pasca-primer baik konsolidasi tambal sulam yang tidak


jelas dengan lesi kavitas atau penyakit fibroproliferatif dengan kepadatan
retikulonodular kasar biasanya melibatkan segmen posterior lobus atas,
atau segmen superior lobus bawah menyebar ke endobronkial diberikan
"penampilan pohon-in-bud”.13,14,15 Lesi nodular dengan batas yang tidak
jelas dan dengan kepadatan bulat dalam parenkim paru juga disebut
tuberkuloma kabur (Gambar 10- 14).15
Sekuel akhir TB sekunder adalah parut fibrokalsifikasi, parut fibronodular dengan kolaps lobar, traksi
bronkiektasis, impaksi mukoid, penebalan pleura, dan kalsifikasi pleura (Gambar 15- 21).15
Secara umum, dokter harus memiliki indeks tinggi
kecurigaan lesi TB aktif dan harus membedakannya dari
lesi TB tidak aktif (Tabel 1).
Infeksi TB laten adalah individu asimtomatik dengan rontgen dada
rutin, dan sputum smear negatif memiliki tes kulit positif
(PPD/TST) (Tabel 2) atau darah Hasil tes IGRA menunjukkan infeksi
TB sebelumnya.16,17
• Temuan rontgen minor yang tidak menunjukkan penyakit TB tidak
memerlukan evaluasi tindak lanjut (misalnya, penebalan pleura, tenting
diafragma, penumpulan sudut kostofrenikus, nodul atau granuloma
kalsifikasi soliter, temuan muskuloskeletal minor, dan temuan jantung
minor).
• KESIMPULAN : Menetapkan program skrining TB berstandar nasional sangat
penting untuk deteksi dini TB paru aktif. Metode terbaik untuk skrining TB
sejajar dengan pemeriksaan gejala dan radiografi dada (CXR). Dokter harus
dilatih untuk diagnosis dini TB aktif; mereka harus membedakan antara
tanda-tanda radiologis aktif dan tidak aktif. Dokter harus memberikan
diagnosis infeksi TB laten dan memberikan manajemen yang tepat.
Algoritma TB harus disederhanakan dan diperbarui secara berkala.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Al Ubaidi BA (2015) Tuberculosis Screening Among Expa- triate in Bahrain. Int J Med Invest 3: 282-288.
2. https://www.gov.uk/guidance/tuberculosis-screening
3. Lonnroth K, Corbett E, Golub J, Godfrey-Faussett P, Uple- kar M, et al. (2013) Systematic screening for active tuber- culosis:
rationale, definitions and critical considerations. Int J Tuberc Lung Dis 17: 289-298.
4. van’t Hoog AH, Langendam MW, Mitchell E, Cobelens FG, Sinclair D, et al. (2013) A Systematic Review of the Sensi- tivity
and Specificity of Symptom- and Chest-Radiography Screening for Active Pulmonary Tuberculosis in HIV-Nega- tive
Persons and Persons with Unknown HIV Status.
5. van’t Hoog AH, Meme HK, Laserson KF, Agaya JA, BG, et al. (2012) Screening strategies for tuberculosis prev- Muchiri
alence surveys: the value of chest radiography and symp- toms. PLoS One 7: e38691.
6. van’t Hoog AH, Laserson KF, Githui WA, Meme HK, Agaya JA, et al. (2011) High prevalence of pulmonary tuberculosis and
inadequate case finding in rural western Kenya. Am J Respir Crit Care Med 183: 1245-1253.
7. Steingart KR, Henry M, Ng V, Hopewell PC, Ramsay A, et al. (2006) Fluorescence versus conventional sputum smear
microscopy for tuberculosis: a systematic review. Lancet Infect Dis 6: 570-581.
8. Steingart KR, Sohn H, Schiller I, Kloda LA, Boehme CC, et al. (2014) Xpert(R) MTB/RIF assay for pulmonary tu- berculosis
and rifampicin resistance in adults (updated). Cochrane Database Syst Rev 1: CD009593.
9. Steingart KR, Ng V, Henry M, Hopewell PC, Ramsay A, et al. (2006) Sputum processing methods to improve the sen- sitivity
of smear microscopy for tuberculosis: a systematic review. Lancet Infect Dis 6: 664-674.
10. Cattamanchi A, Davis JL, Pai M, Huang L, Hopewell PC, et al. (2010) Does bleach processing increase the accuracy of
sputum smear microscopy for diagnosing pulmonary tuber- culosis? J Clin Microbiol 48: 2433-2439.
11. van’t Hoog AH, Onozaki I, Lonnroth K (2014) Choosing al- gorithms for TB screening: a modelling study to compare yield,
predictive value and diagnostic burden. BMC Infect Dis 14: 532.
12. Burrill J, Williams CJ, Bain G, Conder G, Hine AL, et al. (2007) Tuberculosis: a radiologic review. Radiographics 27: 1255-
1273.
13. http://radiopaedia.org/articles/primary-pulmonary-tubercu- losis
14. Harisinghani MG, Mcloud TC, Shepard JA, Ko JP, Shroff MM, et al. (2000) Tuberculosis from head to toe. Radio- graphics
20: 449-470.
15. http://radiopaedia.org/articles/post-primary-pulmonary-tu- berculosis-1
16. Sanofi Receives FDA Approval of Priftin® (Rifapentine) Tablets for the Treatment of Latent Tuberculosis Infection.
17. Sterling TR, Villarino ME, Borisov AS, Shang N, Gordin F, et al. (2011) Three months of rifapentine and isoniazid for latent
tuberculosis infection. N Engl J Med 365: 2155-2166.
18. http://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/testing/skin- testing.htm
19. http://www.cdc.gov/tb/publications/factsheets/general/LTBIandActiveTB.htm
20. Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Mitchell R (2007) Robbins Basic Pathology. (8th edn), Saunders Elsevier, 516-522.
21. Rossi SE, Franquet T, Volpacchio M, Gimenez A, Aguilar G (2005) “Tree-in-Bud Pattern at Thin-Section CT of the Lungs:
Radiologic-Pathologic Overview”. Radiographics 25: 789-801.
22. http://www.bing.com/images/search?q=Pleural+thickening+x+ray&FORM=HDRSC
23. http://www.bing.com/images/search?q=diaphragmatic+tenting+x+ray&g=Submit+Query&qs=ds&form=QBIR
24. http://www.bing.com/images/search?q=blunting+of+costophrenic+angle+x+ray&go=Submit+Query&qs=ds&- form=QBIR
25. http://www.bing.com/images/search?q=solitary+pulmonary+calcified+nodules++&go=Submit+Query&qs=ds&-
form=QBIR
26. http://www.bing.com/images/search?q=+calcific+pulmonary+granuloma++&go=Submit+Query&qs=ds&- form=QBIR
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai