Anda di halaman 1dari 8

Nama : Suci Mardiana

NPM : 1608260127

Blok : BMOHC

Literatur Review

Konsumsi Karbohidrat pada Pasien Diabetes Melitus Tipe Dua

PENDAHULUAN

Karbohidrat adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan tenaga,
menjaga kesehatan manusia. Nasi adalah sumber karbohidrat utama yang digunakan pada
masyarakat di Asia, Asia Tenggara dan Indonesia. Nasi putih juga merupakan makanan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tingkat penggunaan nasi putih ini di Indonesia
hampir mancapai 100%. 1………………………………………………………………………………………………………….

Karbohidrat ini selain digunakan sebagai penghasil tenaga, karbohidrat juga memiiki
kegunaan dan fungsi lain untuk tubuh. Dimana karbohidrat sebagai pemberi rasa manis pada
makanan, dapat digunakan sebagai penghemat protein, mengatur metabolism lemak, dan lain-
lainnya.2

Dalam kehidupan sehari-hari karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi menjadi
dua golongan yaitu, karbohidrat sederhana serta karbohidrat kompleks. Jenis dari karbohidrat
sederhana, dimana tersusun atas monosakarida,yang merupakan mplekul dasar dari karbohidrat,
disakarida yang mana terbentuk dari dua monosa yang saling terikat. Sedangkan Oligosakarida
adalah molekul gluksa yang berantai pendek yang mana penyusunnya terdiri atas glukosa,
galaktosa dan fruktosa. Sedangkan pada karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida yang
mana lebih dari dua ikatan monosakarida dan juga serat yang disebut juga polisakarida nonpati.2

Diabetes Melitus tipe dua ditandai dengan adanya meningkatnya kadar glukosa dalam
darah pasien yang diakibatkan kelainan insulin, gangguan kerja indulin, atau kombinasi antara
kelainan insulin dan kerja insulin. Diabetes mellitus merupakan ganguan pada penyakit
metabolic. Peningkatan Dakar glukosa ini diakibatkan oleh faktor makanan, penurunan aktifitas
tubuh, dan kegiatan latihan jasmani. Beban glikemik memberikan gambaran tentang respon
kadar glukosa darah terhadap makanan, terutama jumlah dan jenis karbohidrat yang ada didalam
makanan. Jumlah kadar karbohidrat ini dipengaruhi oleh karbohidrat yang masuk dari makanan
utama tau dari selingan makanan.3

Diabetes Mellitus Tipe 2 (DMT2) dimana merupakan penyakit yang sering dijumpai dan
memiliki prevalensi sekitar 90% kasus dari semua diabetes mellitus tipe dua yang terdapat di
dunia. Data yang dilaporkan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) 2017,
dimana terdapat sebanyak 30,3 juta penduduk di Amerika Serikat mengalami Diabetes meitus
tipe dua. Laporan dari International Diabetes Federation (IDF) 2017, memperkirakan adanya
kenaikan jumlah penderita Diabetes mellitus yang ada di dunia dimana dari 425 juta jiwa pada
tahun 2017, menjadi 629 juta jiwa pada tahun 2045. Asia Tenggara, diaman jumlah awal 82 juta
pada tahun 2017, sekarang diprediksikan jumlahnya menjadi151 juta pada tahun 2045. Indonesia
sekarang adalah negara ke-7 dari 10 besar negara yang diperkirakan memiliki kasus penderita
diabetes mellitus sebesar 5,4 juta pada tahun 2045, dimana masyarakat Indonesia memiliki angka
kadar gula darah terkontrol yang sangat rendah.4

Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Departemen Kesehatan Republik


Indonesia (Depkes RI) pada tahun 2013, dimana hasil memperlihatkan bahwa rata-rata
prevalensi DM di masing-masing provinsi Indonesia berdasarkan diagnosis dokter dari penduduk
umur ≥ 15 tahun pada tahun 2013 mencapai 1,5%, dan meningkat pada tahun 2018 mencapai
2%. Prevalensi terkecil terdapat di Nusa Tenggara Timur sebesar 0,9%, sedangkan prevalensi
terbesar terdapat di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta sebesar 3,4%.4

Pada penderita Diabetes mellitus ini, dianjurkan untuk mengurangi dan membatasi kadar
karbohidat yang dimakan, dimana penderita diabetes mellitus harus memiliki glukosa yang
terkontrol, agar dapat mencegah komplikasi yang terjadi. Pada penelitian Mukti 92018) dimana
karbohidrat yang ada pada nasi, akan menurun kadar karbohidratnya dengan pemanasan atau
pemanggangan pada nasi tersebut. Dengan adanya penurunan kada glukosa pada nasi ini yang
diakibatkan karena terjadinya leaching atau rusaknya molekul pati ini, sehingga dapat membuat
glukosa ini aman pada penderita Diabetes Melitus tipe dua ini.1 ……………………………

PEMBAHASAN

Landasan Teori

A. Karbohidrat

Karbohidrat adalah salah zat gizi yang salah satunya berfungsi menghasilkan energy bagi
tubuh manusia. Karbohidrat ini sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-zat organik
yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan
dari sudut kimia dan fungsinya. Semua karbohidrat terdiri atas unsur Carbon (C), hidrogen (H),
dan oksigen (O). Berikut adalah jenis-jenis karbohidrat :5

1. Karbohidrat Sederhana

Karbohidrat sederhana terdiri atas:5

a. Monosakarida. terdapat jenis-jenis monosakarida yaitu glukosa, fruktosa dan galaktosa.


Monosakarida ini terdapat pada sayur, buah, sirup jagung, sari pohon dan bersamaan dengan
fruktosa dalam madu. Glukosa merupakan hasil akhir pencernaan pati, sukrosa, maltosa dan
laktosa pada hewan dan manusia. Dalam proses metabolisme, glukosa merupakan bentuk
karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di dalam sel merupakan sumber energi. Fruktosa,
dinamakan sebagai gula buah yang merupakan gula paling manis. Gula ini terutama
terdapat dalam madu bersama glukosa dalam buah, nektar bunga dan juga di dalam sayur.

b. Disakarida. Ada tiga jenis yang mempunyai arti gizi yaitu sukrosa, maltosa dan laktosa.
Sukrosa juga banyak terdapat di dalam buah, sayuran dan madu. Bila dihidrolisis atau
dicernakan, sukrosa pecah menjadi satu unit glukosa dan fruktosa. Maltosa (gula malt)
tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap pemecahan pati. Bila
dicernakan atau dihidrolisis, maltosa pecah menjadi dua unit glukosa. Laktosa (gula susu)
hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan satu unit galaktosa.

c. Oligosakarida. Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida.


Sebetulnya disakarida termasuk dalam oligosakarida,

2. Karbohidrat Kompleks

Karohidrat kompleks terdiri atas:5

a. Polisakarida. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin,
glikogen dan polisakarida nonpati. Pati, merupakan karbohidrat utama yang dimakan
manusia yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pati terutama terdapat dalam padi-
padian, biji-bijian dan umbi-umbian. Beras, jagung dan gandum mengandung 70-80
% pati.
b. Polisakarida nonpati/ Serat. Serat mendapat perhatian kaena peranannya dalam
mencegah bebagai penyakit.

Metabolisme Kabohidrat

1. Pencernaan karbohidrat

Pencernaan kabohidrat dimulai dari mulut. Bolus makanan yang berasal dari
makanan yang dikunyah akan bercampur dengan ludah yang mengandung enzim amilase.
Enzim amilase ini menghidrolisis pati atau amilum menjadi bentuk karbohidrat lebih sederhana
yaitu dekstrin. Enzim amilase ludah bekerja paling baik pada pH ludah yang bersifat netral.
Makanan yang dikunyah di mulut hanya sementara, sehingga pemecahan amilum oleh
amilase hanya sedikit saja. 5

Bolus kemudian ditelan ke dalam lambung. Amilase ludah yang ikut masuk ke
lambung dicernakan oleh asam klorida dan enzim pencerna protein yang terdapat di lambung,
sehingga pencernaan karbohidrat di dalam lambung terhenti. Makanan yang hanya terdiri dari
karbohidrat saja akan tinggal di lambung sebentar atau kurang dari dua jam, dan segera
diteruskan ke usus halus. Pada usus halus, enzim amilase yang dikeluarkan oleh pankreas,
mencernakan amilum menjadi dekstrin dan maltosa. Penyelesaian pencernaan kabohidrat
dilakukan oleh enzim-enzim disakaridase yang dikeluarkan oleh sel-sel mukosa usus halus
berupa maltase, sukrase dan laktase. Hidrolisis disakarida oleh enzim-enzim ini terjadi di
mikrovili dan monosakarida yang diahasilkan adalah maltase memecah maltosa menjadi
dua mol glukosa, sukrase memecah sakarosa menjadi satu mol glukosa dan satu mol
fruktosa, laktase memecah laktosa menjadi 1 mol glukosa dan satu mol galaktosa. 5

Glukosa, fruktosa dan galaktosa kemudian di serap oleh dinding usus, masuk ke
cairan limpa, kemudian ke pembuluh darah kapiler dan dialirkan melalui vena portae ke hati.
Dalam waktu 1-4 jam setelah selesai makan, pati nonkarbohidrat atau serat makanan ini
seperti selulosa, galaktan dan pentosan dan sebagian pati yang tidak dicerna masuk ke usus
besar. Di usus besar jenis karbohidrat ini dipecah sebagian oleh mikroba yang terdapat di
usus, melalui proses fermentasi dan menghasilkan energi untuk keperluan mikroba tersebut dan
bahan sisa seperti air dan karbondioksida. Fermentasi yang meningkat di usus besar
menghasilkan banyak gas karbondioksida yang kemudian dikeluarkan sebagai flatus. Sisa
karbohidrat yang masih ada, dibuang menjadi tinja.5

Penyimpanan Glukosa

Peranan utama karbohidrat di dalam tubuh adalah untuk menyediakan glukosa bagi
sel-sel tubuh, yang kemudian akan diubah menjadi energi. Kelebihan glukosa akan disimpan di
hati dalam bentuk glikogen. Salah satu fungsi hati adalah menyimpan dan mengeluarkan
glukosa sesuai kebutuhan tubuh. Bila persediaan glukosa darah menurun, hati akan
mengubah sebagian dari glikogen menjadi glukosa dan mengeluarkannya ke aliran darah.
Glukosa ini akan di bawa oleh darah ke seluruh bagian tubuh yang memerlukan seperti otak,
sistem saraf, jantung, dan organ tubuh lain. Sel-sel otot dan sel-sel lain di samping
menggunakan glukosa juga menggunakan lemak sebagai sumber energi. Sel-sel otot juga
menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen. Glikogen ini hanya digunakan sebagai energi
untuk keperluan otot saja dan tidak dapat dikembalikan sebagai glukosa ke dalam aliran darah.5

Penggunaan glukosa untuk energi

Bila glukosa memasuki sel, enzim-enzim akan memecahnya menjadi bagian-bagian


kecil yang pada akhirnya akan menghasilkan energi, karbon dioksida dan air. Bagian-
bagian kecil ini dapat pula disusun kembali menjadi lemak. Tubuh manusia selalu
membutuhkan glukosa untuk keperluan energi, sehingga kita harus mengkonsumsi makanan
sumber karbohidrat setiap harinya, karena persediaan glikogen hanya bertahan untuk keperluan
beberapa jam.5

Fungsi Karbohidrat

Fungsi karbohidrat di dalam tubuh adalah:5

a. Sumber energi.
Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Karbohidrat di dalam tubuh sebagian
berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi segera, dan
sebagian lagi disimpan sebagai glikogen dalam hati dan otot, dan sebagian diubah
menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi dalam jaringan
lemak. Sistem saraf sentral dan otak sama sekali tergantung pada glukosa untuk
keperluan energinya.

b. Pemberi rasa manis pada makanan. Karbohidrat memberi rasa manis pada
makanan, khususnya monosakarida dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang
sama. Fruktosa adalah gula paling manis.

c. Penghemat protein. Protein akan digunakan sebagai sumber energi, jika


kebutuhan karbohidrat tidak terpenuhi, dan akhirnya fungsi protein sebagai zat pembangun akan
terkalahkan.

d. Pengatur metabolisme lemak. Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang


tidak sempurna.

e. Membantu pengeluaran feses. Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan


cara mengatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dan serat makanan
mengatur peristaltik usus, sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak air
dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan.
Serat makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid, penyakit-penyakit
divertikulosis, kanker usus besar, penyakit diabetes mellitus dan jantung koroner yang
berkaitan dengan kadar kolesterol.

Sumber Karbohidrat

Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang-kacang kering dan
gula. Hasil olahan bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup
dan lainnya. Sumber karbohidrat yang banyak dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia
adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas dan sagu.5
B. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya.6

Berikut adalah gejala Diabetes Melitus:6

1) Poliuri (banyak kencing)

2) Polidipsi (banyak minum)

3) Polifagi (banyak makan)

4) Penurunan Berat Badan

Klasifikasi diabetes melitus adalah sebagai berikut:6

1) Diabetes tipe 1 biasa disebut diabetes tergantung insulin/insulin dependent diabetes


(IDDM). Diabetes tipe 1 ini diakibatkan berkurangnya produksi insulin oleh sel β pankreas.

2) Diabetes tipe 2 biasa disebut diabetes tak tergantung insulin/noninsulin dependent


diabetes (NIDDM). Diabetes tipe 2 ini diakibatkan kurangnya fungsi insulin akibat resistansi
insulin, dengan atau tanpa disertai ketidakcukupan produksi insulin dan terkait erat dengan
berat badan berlebihan dan obesitas.

3) Diabetes gestasional adalah keadaan hiperglikemia yang terdiagnosis selama kehamilan dan
belum pernah terdiagnosis sebelumnya.

Diagnosis DM

Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah. Pemeriksaan


glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan
plasma darah vena. Pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan
pemeriksaan glukosa darah kapiler dengan glukometer.6
METODE

Tiga laporan penelitian masing-masing dimana sumber data yang didapatkan dari

www.googlescholar.com http://digilib.unila.ac.id/60619/, serta laporan ke dua dan tiga melalui

www.researchget.net dari Diabetic Medicine,sertamelalui www.ncbi.nlm.nih.gov dari International

Journal of Environmental Research and Public Health.

HASIL

Sari (2020) meneliti pasien diabetes mellitus tipe dua dengan kadar glukosa darah tidak
terkontrol,dimana pasien memiliki kecenderungan memakan karbohidrat kompeks yang
berlebihan, dimana pasien mengonsumsi nasi 3 kali sehari dalam jumlah besar dan
mengonsumsi makan kecil dalam jumlah sering. Konsumsi Karbohidrat dalam jumlah besar ini
pasien tidak dibarengi dengan aktifitas fisik, sehingga terjadi penumpukan gluosa dalam darah.
Penelitian ini menggunakan sampel DM Tipe 2 di RS Klungkung dengan nilai p=0.02 (p<0.05).4

Trias ( 2018), Menilai hubungan tingkat konsumsi karbohidart, lemak, dan dietery fiber
dengan kadar glukosa darah pada pasien Dm tipe 2 dimana dalam hasil uji korelasi pearson
p>0.05. Dimana terdapat peningkatan kadar glukosa pasien pada pasien dm tipe dua
dibandingkan dengan pasien yang dengan banyak mengonsumsi serat. Hal ini karenakan serat
tidak dapat diserap oleh dinding usus untuk masuk kesirkulasi darah. Serat yang dikonsumsi ini
akan masuk kedalam usus besar sehingga tidak terjadi peningkatan pada kadar glukosa darah.7

Penelitian Yekti (2017), melakukan penelitian dengan melihat kadar glukosa darah pada
pasien yang mengonsumsi karbohidrat, konsumsi total energy, konsumsi serat, bebadan glikemik
dan latihan jasmani pada pasien Dm tipe dua, dimana didapat kan hasil pada pasien tersebut
p=0.00 (p<0.005), dimana pada pasien DM tipe dua ini memiliki pengaruh pada peningkatan
kadar gukosa darah jika mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah banyak.8

Pradigdo (2017), peneliti melihat hubungan konsumsi karbohidrat pada kenaika kadar
glukosa darah pada wanita usia lanjut. Penelitian ini didapatkan hasil p=0.003 9p<0.05). Hasil
penelitian ini menunjukkan rerata responden mengonsumsu asupan karbohidrat sebesar 83.96%
per hari. Hal ini membuat pada pasien Diabetes mellitus akan mengalami peningkatan glukosa
darah.9

Dyah (2015), dengan judul penelitian melihat hubungan konsumsi karbohidrat dengan
kadar glukosa darah pada penderita Dm tipe dua. Didapatkan hasi p=0.257 (p>0.05), dimana
peningkatan glukosa tidak ada hubungannya dengan konsumsi karbohidrat. Hal ini dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung untuk terkendalinya kadar glukosa darah
yaitu : melakukan aktifitas atau olahraga yang rutin dan teratur dan mengkonsumsi obat
antidiabetes sesuai dengan instruksi dari tim medic.10

KESIMPULAN

1. Peningkatan kadar glukosa darah pada penderita DM tipe II dapat diakibatkan karena
konsumsu karbohidrat yang berlebih tanpa dibarengi oleh aktivitas fisik dan
mengonsumsi obat antidiabetes
2. Peingkatan kadar glukosa darah tidak ada hubungannya dengan konsumsi glukosa ini
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung untuk terkendalinya kadar
glukosa darah yaitu : melakukan aktifitas atau olahraga yang rutin dan teratur dan
mengkonsumsi obat antidiabetes sesuai dengan instruksi dari tim medik

REFERENSI

1. Mukti. Analisis Kandungan Krbohidrat Glukosa pada nasi bakar dan nasi panggang nasi
Biasa. 2018. Jurnal Agreteknologi.12(1)
2. Siregar. Karbohidrat. 2017. Jurna Ilmu keolahragaan. 13(2);1-10
3. Todkar SS. Diabetes Mellitus the “Silent Killer” of Mankind: An Overview on the Eve
up Upcoming World Health Day. J Med Allied Sci. 2016;6(1):39-44
4. Sugiarta. Profil penderita Diabetes Mellitus Tipe-2 (DM-2) dengan komplikasi yang
menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung. 2020:2(1)12-
20
5. Arisman. Gizi Dalam Daur Kehidupan. 2010. EGC, Jakarta
6. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu. Penyakit
Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing; 2009.
7. Trias. Hubungan Tingkat Konsumsi Karbohidrat, Lemak, dan Dietary Fiber Dengan
Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. 2018. 2(1):10-20
8. Yekti. Hubungan Konsumsi karbohidrat, konsumsi total energy, konsumsi serat, beban
glikemik dan latihan jasmani dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2. 2017.
5(6);50-55
9. Pradigdo. Hubungan Konsumsi Karbohidrat dengan Kadar Glukosa Darah pada Usia
Lanjut . 2017. 1(2):20-11
10. Dyah. Hubungan Antara konsumsi karbohidrat dengan lemak terhadap peningkatan
kolestrol pada penderita DM tipe II. 2015

Anda mungkin juga menyukai