Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yuni Setyoningrum

NIM : 20220303121

Metkul : Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan

Konsep Kehilangan, Berduka dan Kematian

A. Konsep Kehilangan
Kehilangan merupakan suatu proses pelepasan sesuatu benda atau manusia yang
sangat penting didalam hidup. Kehilangan terjadi jika sesuatu tidak dapat di pegang lagi
atau bila seseorang tidak dapat dijumpai lagi. Jenis kehilangan mengakibatkan jenis
emosi. Kehilangan atau seseorang meninggal dunia bisa mengakibatkan emosi yang
mendalam daripada kehilangan benda atau binatang piaraan (Mubarak, Indrawati dan
Susanto, 2015).

Tahapan – tahapan kehilangan


Menurut Mubarok, Indrawati dan susanto (2015) :
1. Tahapan Pengingkaran atau penolakan (denial)
Pasien akan menunjukan sikap terguncang, syok, tidak yakin bila hal ini terjadi
bahkan memungkiri kondisi sebenarnya dan mengatakan Saya tidak percaya itu
terjadi. Untuk keluarga atau pasien yang mengalami penyakit kritis, akan
berusaha mengejar berita tentang penyakit kritis tersebut. Pasien mengalami lemah,
pucat, mencret, takikardi, meratap, tidak tenang dan binggung harus berbuat apa.
Reaksi ini dapat berakhir dalam beberapa menit atau beberapa tahun.
2. Tahap marah (anger)
Pasien akan menunjukkan sikap geram dan gusar serta marah kepada diri sendiri atau
individu lain contoh dokter, perawat dan keluarga. Pasien sering berkata kasar,
marah, agresif, tidak mau melakukan pengobatan dan menuduh tenaga medis
tidak becus dalam mengobati pasien pada waktu-waktu tertentu. Tanda lain yaitu
wajah marah, takikardi, sulit. beristirahat, gelisah dan tangan mengepal.
3. Tahapan tawar menawar (bargaining)
Setelah pasien menunjukkan kemarahannya, pasien akan masuk ke tahapan tawar
menawar kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk memohon penyembuhan dari
penyakit. Sebagai contoh pasien akan berdoa: " bila saya sembuh dari penyakit.
ini, saya akan rajin beribadah. Tahapan ini juga bisa terjadi ke keluarga dan biasanya
akan memohon penyembuhan kepada Tuhan dengan mengatakan: " bila saya saja
yang sakit dan bukan orang tua saya".
4. Tahapan depresi (Depression)
Pasien akan menunjukkan tingkah laku menyendiri, tidak mau berkomunikasi dengan
siapapun, pesimis akan sembuh, merasa tidak berguna untuk melanjutkan hidupnya
dan ada perasaan ingin mengakhiri hidupnya. Pasien juga tidak mau makan, sulit
istirahat, lelah dan keinginan libido.
5. Tahapan penerimaan ( acceptance)
Pasien mulai menerima penyakit kronis yang dialaminya dan mengalihkan pikirannya
dengan usaha supaya lekas sembuh.bila kehilangan sesuatu benda kesayangan, mulai
mulai berfikir kea rah yang baru.

B. Konsep kematian, Duka Cita dan Berkabung


Berdasarkan Atoilah dan Kusnadi (2013), tahapan menjelang kematian
merupakan masa terakhir individu sesuai dengan konsepsi waktu dimana pasien bisa
meninggal dirumahnya sendiri atau tempat lain. Berduka adalah Perasaan yang dirasakan
oleh seseorang karena kehilangan sesuatu atau seseorang. Duka cita ialah perasaan yang
dirasakan oleh seseorang yang diakibatkan oleh kematian seseorang yang dikasihinya.
Berkabung yaitu proses tindakan yang ujungnya mengakhiri berduka. Berkabung
dipengaruhi oleh budaya, keyakinan spiritual dan kebiasaan. Berduka menyebabkan
seseorang untuk menangani kehilangan secara bertahap dan menerimanya sebagai
tahapan dari kenyataan hidupnya (Kozier, Erb, Berman & Snyder, 2011).

Kematian menurut Budaya yang berbeda


Kastenbaum (2009): setiap budaya memiliki sistem kematiar yang melibatkan
komponen orang, tempat, waktu, objek dar simbol. Sebagian besar budaya memandang
kematian bukan akhir dari keberadaan seseorang, kehidupan spiritual terus berlangsung.
Sebagian masyarakat memiliki keyakinan filosofis/religious tentang kematian dan
memiliki ritual menghadapi kematian.

C. Tahap2 menjelang kematian


Menurut kubler-roos :
1. Penolakan dan Isolasi
Menyangkal akan meninggal, merupakan mekanisme pertahanan diri dan bersifat
sementara.
2. Marah
Penyangkalan memunculkan kemarahan, kebencian, kegusaran dan iri hati. Sasaran
kemarahan, yaitu dokter, perawat, anggota keluarga, Tuhan.
3. Menawar
Berharap kematiannya ditunda, berjanji mendedikasikan hidupnya pada Tuhan atau
melayani orang lain
4. Depresi
Mulai menerima kepastian atas kematiaanya, menjadi pendian, menolak dikunjungi,
menangis dan berduka.
5. Menerima
Akhir perjuangan menjelang kematian, mengembangkan rasa damai, menerima
nasibnya, perasaan dan rasa sakit pada fisik sudah mulai hilang.

Menurut Wiliam Worden seorang ahli dalam bidang pekerjaan sosial,


mengidentifikasi empat tugas berduka yang adaptif :

Adaftif Maladaftif
- Penerimaan kenyataan kehilangan - menghindari perasaan
- Pengalaman emosi yang terlibat dalam - penyalahgunaan zat
berduka - isolasi sosial yang ekstrem, atau bahkan
- Penyesuaian kehidupan tanpa orang depresi yang berkepanjangan
yang telah meninggal - Respons maladaptif sering kali dapat
- Mempertahankan hubungan dengan mengganggu fungsi sehari-hari individu
orang yang telah meninggal dalam dan memerlukan bantuan profesional.
pikiran dan perasaan.

Anda mungkin juga menyukai