PEPLAU
Disusun oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayatnya sehingga makalah berjudul “Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau” ini dapat
dituntaskan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini disusun bersarkan
kebutuhan pemenuhan tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Esa Unggul Jakarta tahun akademik 2022.
Makalah ini disusun dengan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat diselesaikan dengan
tepat waktu. Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada:
Kami selaku penulis menyadari adanya berbagai kekurangan dari makalah kami dari segi tata
cara hingga pengolahan kata dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu berbagai kritik dan saran
akan sangat membantu untuk menyempurnakan dari makalah ini. Semoga hadirnya makalah ini
dapat menambah manfaat wawasan bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1 Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui biografi dari Hildegard E. Peplau sebagai pelopor Teori Keperawatan
2. Untuk mengetahui pengertian teori keperawatan menurut Hildegard E. Peplau.
3. Untuk mengetahui tujuan teori keperawatan menurut Hildegard E. Peplau.
4. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan teori keperawatan dari Hildegard E. Peplau.
5. Untuk mengetahui bagaimana penerapan teori menurut Hildegard E. Peplau dalam
dunia keperawatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Hildegard E. Peplau Phd, RN, FAAN (Hilda) merupakan seorang wanita berkebangsaan
Jerman. Beliau pindah kemudian menetap di Reading, Pennsyvinia, Amerika Serikat. Hildegard
E. Peplau merupakan anak ke-2 dari enam bersaudara dari pasangan Gustav dan Otilie. Beliau
lahir pada tanggal 1 September 1909 di Reading, Pennsyvinia. Beliau terlahir dari keluarga yang
memiliki background keluarga yang tidak memikirkan tentang pentingnya pendidikan tinggi.
Namun, Hildegard E. Peplau mempunyai motivasi dan misi yang kuat. Beliau menginginkan
suatu kehidupan yang lebih baik. Beliau mempunyai tujuan mengenalkan keperawatan sebagai
profesi karir dari seorang wanita dimasa mendatang.
Pada tahun 1931 merupakan awal dari beliau memulai karirnya di bidang keperawatan.
Beliau lulus dari sekolah perawat Pattstown, P.A dengan mengampu jurusan ilmu keperawatan.
Di Pennsylvinia dan kota New York beliau memulai pekerjaannya menjadi seorang perawat staff
nurse. Pada tahun 1943, beliau melanjutkan pendidikannya di Bennington,Vermont dan
memperoleh gelar B.A jurusan psikologi internasional. Pada tahun 1947, Hildegard E. Peplau
memperoleh gelar master (MA) di Universitas Kolumbia serta gelar Ed.D di tahun 1953.
Hildegard E. Peplau mulai berkontribusi dengan terbitnya buku beliau yang berjudul
Interpesonal Relations in Nursing pada tahun 1952. Pada tahun 1960 beliau menjadi direktur
eksekutif dari Amerika Nurses’s Associaton. Hildegard E. Peplau menjadi pengajar di fakultas
keperawatan Universitas Ruters di tahun 1972-1974. Beliau juga pernah bekerja sebagai
professor kunjungan di Universitas Leuven di Belgia pada tahun 1975 dan 1976.
Di tahun 1996 , beliau diberi penghormatan oleh American Academy Of Nursing sebagai
“Legenda Hidup”. Pada tahun 1998, Hildegard E. Peplau juga mendapatkan kehormatan tertinggi
keperawatan, Yang Christiane Reimann Prize di kongres ICN. Beliau dilantik ke dalam Hall Odd
Fame pada tahun 1998 juga. Pada tahun 1999, tepatnya di tanggal 17 Maret 1999 Hildegard E.
Peplau Phd, RN, FAAN menutup usia di umur 89 tahun.
3
2.2 Pengertian Teori Keperawatan Menurut Hildegard E.Peplau
Berdasarkan teori Hildegard E. Peplau ini, model konsep dan teori keperawatan
menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral :
1) Klien
Klien merupakan system berkembang yang terdiri dari karakteristik biokimia,
fisiologis,interpersonal,dan kebutuhan serta upaya pemenuhan kebutuhan dan integrasi
belajar pengalaman.
2) Perawat
Perawat berperan sebagai pengatur tujuan serta proses interaksi interpersonal dengan
klien yang bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan.
Dengan begitu dalam hubungannya dengan pasien perawat berperan sebagai mitra kerja,
pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin serta konselor sesuai dengan fase
proses interpersonal. Menurut model Hildegard E,Peplau perawat mempunyai tujuh peran
dalam keperawatan, yakni:
a) Peran Asing, yang bertujuan untuk menyambut pasien sehingga menimbulkan
kesan kepercayaan antara perawat dan klien.
b) Peran Sumber, yang bertugas memberikan informasi mengenai pelayanan
Kesehatan yang akan diberikan kepada klien.
4
c) Peran Pengajaran, bertugas mengedukasi mengenai benar dan salah, yang
melibatkan analisis kebutuhan klien.
d) Peran Konseling, bertugas memahami pentingnya hidup kepada klien serta
memotivasi klien agar lebih baik lagi.
e) Peran Pengganti, bertugas membantu pasien untuk memperjelas ketika adanya
suatu faktor ketergantungan sehingga diperoleh adanya advokat.
f) Kepemimpinan Aktif, bertujuan membantu pasien dalam menompang
tanggungjawab sehingga tercapainya suatu pemenuhan kebutuhan.
g) Teknis Peran Ahli, memiliki pengetahuan dan ketrampilan baik secara klinis
maupun dalam penggunaan alat dalam pemberian pelayanan Kesehatan.
3) Sumber kesulitan / Masalah
Kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan saat ini
menyebabkan ansietas berat. Ansietas ini terjadi ketika komunikasi yang dapat
menimbulkan rasa ancaman keamanan individu lain. Ansietas akan meningkat ketika
dalam keadaan sakit, dengan begitu perawat sekarang harus dapat menganalisis tingkat
ansietas klien. Dengan ansietas yang menurun dapat menunjukkan bahwa kondisi
kesehatan klien membaik.
4) Proses Interpersonal
Proses Interpersonal sendiri merupakan proses interaksi secara simultan dengan individu
lain. Dalam artian proses yang dimaksud ini adalah hubungan antar perawat dan klien
dalam metode transformasi energy atau amsietas klien oleh perawat. Faktor utama model
keperawatan menurut Hildegard E. Peplau mempunyai asumsi terhadap 4 konsep utama
yaitu : Manusia, masyarakat/lingkungan, kesehatan, keperawatan. Peplau
mengidentifikasi empat tahapan hubungan interpersonal yang saling berkaitan yaitu:
orientasi, identifikasi, eksploitasi, resolusi. Setiap tahap saling melengkapi dan
berhubungan sebagai satu proses untuk penyelesaian masalah.
5
antara pasien dan perawat. Pemberian dari Teori Relasi Interpersonal diharapkan dapat membuka
pola pikir pasien atau klien. Hal ini dilatarbelakangi oleh kewajiban perawat yang harus
memenuhi kebutuhan dasar manusia. Jika sudah membangun personal bonding antar perawat dan
pasien dapat memudahkan perawat menganalisis asuhan keperawatan yang hendak diberikan ke
pasien.
Untuk dapat mencapai tujuan dari hubungan interpersonal, maka diperlukan beberapa
fase sebagai berikut:
a. Fase Orientasi
Fase ini merupakan fase pengenalan, membangun kepercayaan dan pengumpulan data.
Pada fase ini merupakan fase awal dimana perawat bersinergi dengan keluarga pasien
untuk menganalisis situasi bersama, mengenali, memperjelas dan menentukan masalah
yang terjadi. Pada fase ini diharapkan terjadi keterbukaan dan kepercayaan keluarga
pasien terhadap perawat. Dengan berjalan lancarnya fase ini maka informasi yang
dibutuhkan akan mudah untuk didapatkan.
b. Fase Identifikasi
Fase ini merupakan fase memilih bantuan profesional yang tepat sesuai dengan masalah
yang ada. Bantuan yang diberikan akan semaksimal mungkin sesuai dengan kebutuhan
pada pasien. Pada fase ini pasien tidak perlu khawatir dengan layanan Kesehatan yang
akan diberikan. Fase ini terjadi setelah terjadinya analisis mengenai permasalahan yang
terjadi pada pasien.
c. Fase Eksploitasi
Fase ini merupakan tahap penggunaan tenaga profesional untuk pemecahan masalah.
Setiap dari permaslahan akan diselesaikan semaksimal mungkin sesuai dengan
pemenuhan kebutuhan dari pasien. Setelah tahapan penyelesaian masalahan telah
dilaksanakan dengan tuntas pasien akan mendapat informasi mengenai penyembuhan dan
edukasi mengenai penyakit/ keluhan yang dideritanya.
d. Fase Resolusi
Fase ini merupakan fase terakhir dari penerapan tujuan hubungan interpersonal. Fase ini
merupakan fase pemutusan hubungan profesional antara pasien dengan perawat. Dimana
layanan Kesehatan telah selesai dilaksanakan kepada pasien. Perawat akan berusaha
6
untuk menumbuhkan sikap kemandirian klien dalam pemenuhan kebutuhan. Empat fase
tersebut merupakan sebuah satu kesatuan yang dapat membuat terjalinnya interaksi antar
sesama. Menurut Hildegard E. Peplau, berbagai peran dapat diambil oleh perawat dalam
proses pelayanan Kesehatan seperti menjadi seorang peneliti, educator, konsultan,
pengamat Kesehatan, mediator hingga menjadi agen keamanan.
7
d. Dengan mengekspresikan keluahannya kepada perawat. Perawat dapat memberikan
pengetahuan serta ketrampilan kepada pasien sehingga pasien dapat mencukupi
kebutuhannya sendiri.
e. Dapat membantu perkembangan pasien dalam menghadapi masa-masa sulit.
f. Menumbuhkan rasa kasih sayang yang penuh perasaan kepada klien/pasien dalam
mengatasi masalah.
a. Teori ini hanya memitik beratkan pada psikologi seseorang sehingga pada orang-
orang tertentu, teori ini tidak dapat diaplikasikan. Orang-orang tersebut meliputi
orang yang sedang sakit koma, mengalami gangguan jiwa dan mengalami gangguan
berkomunikasi.
b. Teori ini dapat digagalkan apabila timbul ketidakpercayaan pasien atau klien dengan
perawat sehingga informasi yang didapatkan berpotensi palsu.
8
c) Memberikan informasi yang mudah dipahami oleh pasien/klien maupun keluarga. Tujuan
adalah memudahkan pasien/klien maupun keluarga dalam pengambilan keputusan.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Teori Hildegard E. Peplau membahas interaksi antara perawat dan pasien untuk
membangun hubungan interpersonal dengan memperhatikan kebutuhan emosional dan
membangun kepercayaan pasien. Tujuan penerapan dari Teori Hildegard E. Peplau dalam
keperawatan adalah untuk membina komunikasi antara perawat dengan keluarga pasien sehingga
dapat mengidentifikasi dan menentukan masalah yang terjadi. Dalam mencapai tujuan dari
asuhan keperawatan. Hildegard E. Peplau menerapkan 4 fase, yaitu fase orientasi atau fase
pengenalan, fase identifikasi dari masalah yang terjadi pada klien atau pasien, fase eksploitasi
dan bagian yang terakhir adalah fase resolusi atau fase pemutusan hubungan antar perawat
dengan klien atau pasien.
Teori dari Hildegard E. Peplau menyajikan beberapa definisi dari hubungan antar
manusia secara mayor yang mencakup klien, perawat, sumber kesulitan / masalah dan proses
interpersonal. Teori yang dikemukakan oleh Hildegard E. Peplau juga memiliki kelebihan dan
kekurangan dalam pemberian asuhan kepada pasien atau klien. Selain itu, penerapan dari Teori
ini sangatlah penting karena dalam teori ini mengajarkan bagaimana menjalin hubungan yang
harmonis dengan pasien atau klien sehingga dapat memudahkan layanan Kesehatan dalam
pemenuhan kebutuhan pasien atau klien.
Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, A., Kusmiran, E. & Lestari, I., 2020. Gambaran Hubungan Interpersonal
Perawat-Klien Berdasarkan Aplikasi Teori Hildegard E. Peplau di Rumah
Sakit Rajawali Bandung Tahun 2020. Jurnal Kesehatan Kartika, Volume
XV, pp. 1-8.
Elon, Y., Malinti, E. & Marlyn, R., 2021. Teori dan Model Keperawatan. 1st ed.
Medan: Yayasan Kita Menulis.
Pardede, J. A., Hamid, A. Y. S. & Putri, Y. S. E., 2020. Penerapan Sosial Skill
Training dengan Menggunakan Pendekatan Teori Hildegard E. Peplau
terhadap Penurunan Gejala dan Kemampuan Pasien Isolasi Sosial. Jurnal
Keperawatan, Volume XII, pp. 1-12.
Risnah & Irawan, M., 2021. Falsafah dan Teori Keperawatan dalam Integrasi
Keilmuan. 1st ed. Gowa: Alauddin University Press.
11
12