Anda di halaman 1dari 18

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

KONSEP TEORI HILDEGARD PEPLAU

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Ns. Ini Luh Putu Dian Yunita Sari, M. Kep., Sp. Kep. Kom

Oleh :

1. I Ketut Adi Pramana (C1122048)


2. Ida Ayu Putu Cindyana Putri (C1122050)
3. Kadek Ayu Puspita Apriliani (C1122052
4. Kadek Sindy (C1122053)
5. Ni Kadek Ayu Dwi Lestari (C1122056)
6. Ni Kadek Dwi Bintang Utami (C1122057)
7. Ni Nyoman Kartika Tri Widiari (C1122068)
8. Ni Putu Candra Adelia (C1122069)
9. Hina Ranja Taka (C1122045)

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA USADA BALI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan
karunianya makalah yang berjudul “Konsep Teori Hildegard Peplau” dapat kami selesaikan
dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca tentang konsep teori yang dikemukakan Peplau, mulai dari metaparadigma
hingga aplikasi penerapannya. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang
Tuhan berikan kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber
yakni melalui kajian pustaka maupun media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada


dosen pengampu mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan, Ibu Ns. Ni Luh Putu Dian
Yunita Sari, M. Kep., Sp. Kep. Kom yang telah membimbing kami serta seluruh pihak pihak
yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Harapan kami, informasi dan materi yang
terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan berguna bagi kami maupun
pihak lain yang berkepentingan. Kami jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah
yang baik dari studi sesungguhnya. Oleh karena keterbatasan waktu dan kemampuan kami,
maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan untuk perbaikan makalah
kami kedepannya

ii
DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ..................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat kajian ......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 4

2.1 Sejarah peplau .......................................................................................................... 4

2.2 Teori peplau ............................................................................................................. 4

2.3 Kompenen sentral pada teori peplau ....................................................................... 6

2.4 relevan teori yang diterapkan ................................................................................... 11

2.5 Implementasi teori peplau ........................................................................................ 11

2.6 Kelebihan dan Kekurangan teori peplau .................................................................. 12

2.7 Metaparadigma keperawatan.................................................................................... 12

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 14

3.2 Saran ......................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan
kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Pemenuhan dasar tersebut diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan dalam
praktik keperawatan profesional. Untuk tercapainya suatu keperawatan
professional diperlukan suatu pendekatan, yang disebut “Proses Keperawatan” dan
“Dokumentasi” keperawatan sebagai data tertulis yang menjelaskan tentang
penyampaian informasi (komunikasi), penerapan sesuai standart praktik, dan
pelaksanaan proses keperawatan.

Ilmu keperawatan didasarkan pada suatu teori yang sangat luas. Proses
keperawatan adalah metode di mana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan. Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan profesional
yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang berdasarkan pada
ilmu dan etika keperawatan.

Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut


menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.

Untuk menjalankan tugas keperawatan, banyak teori keperawatan yang


digunakan, salah satunya adalah Hildegard E. Peplau. Model konsep dan teori
keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam
memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar
manusia.

Oleh karena itu, makalah ini disusun atas dasar memberikan pengetahuan
kepada para mahasiswa bagaimana peran perawat dan proses interpersonal melalui

1
model konsep dan teori keperawatan menurut Peplau, selain itu dengan adanya
makalah ini diharapkan mahasiswa dapat mengerti bagaimana tugas dan sikap
perawat yang seharusnya serta dapat mengimplementasikannya dalam lingkungan
kerja nanti.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan teori Hildegard E. Peplau?
1.2.2 Apa saja komponen sentral pada teori Hildegard E. Peplau?
1.2.3 Apa saja relevan teori yang diterapkan?
1.2.4 Apa saja implementasi teori Hildegard E. Peplau?
1.2.5 Apa saja kelebihan dan kekurangan teori Hildegard E. Peplau?

1.3 Tujuan
Tujuan makalah ini secara umum, yaitu;
1.3.1 memberikan pengetahuan kepada para mahasiswa bagaimana peran
perawat dan proses interpersonal melalui model konsep dan teori
keperawatan menurut Hildegard E. Peplau.
Sedangkan tujuan makalah ini secara khusus bertitik tolak dari rumusan
masalah yang ada, yaitu:
1.3.2 untuk mendeskripsikan model konsep dan teori keperawatan menurut
Hildegard E. Peplau;
1.3.3 untuk mendeskripsikan apa saja komponen sentral pada teori Hildegard
E. Peplau sehingga menumbuhkan sikap berusaha mendorong
kemandirian pasien;
1.3.4 untuk mendeskripsikan apa saja relevan teori yang diterapkan sehingga
dapat mencapai kematangan perkembangan kepribadian;
1.3.5 untuk mendeskripsikan apa saja implementasi teori Hildegard E. Peplau
sehingga hubungan kolaborasi perawat klien melalui hubugan
interpersonal dapat terwujud;

2
1.3.6 untuk mendeskripsikan apa saja kelebihan dan kekurangan teori Peplau
sehingga timbul adanya sikap kritis.

1.4 Manfaat Kajian


Makalah ini memiliki manfaat berdasarkan format yang dipilih dalam penulisan
yaitu :
1.4.1 bagi penulis, makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
tentang teori dan model keperawatan menurut Hildegard E. Peplau;
1.4.2 bagi pembaca, makalah ini dapat menjadi salah satu referensi dalam
mengembangkan penulisan atau sumber inspirasi teori dan model
keperawatan menurut Hildegard E. Peplau;
1.4.3 bagi STIKES Bina Usada Bali, makalah ini dapat menambah koleksi
perpustakaan kampus dan memberi wawasan tentang teori dan model
keperawatan menurut Hildegard E. Peplau;
1.4.4 bagi masyarakat, makalah ini dapat menjadi ancuan dan bahan referensi
dalam mengenalkan teori dan model keperawatan menurut Hildegard
E. Peplau.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Peplau


Hildegard E. Peplau, PhD, RN, FAAN, yang dikenal sebagai “jiwa
ibu menyusui,” meninggal diusia 89 tahun pada tanggal 17 Maret 1999.
Satu- satunya perawat untuk melayani ANA sebagai direktur eksekutif dan
kemudian sebagai presiden, dia menjabat dua istilah di Dewan International
Council of Nurses (ICN). Pada tahun 1997, dia menerima kehormatan
tertinggi keperawatan, yang Christiane Reimann Prize, pada Kongres ICN
yang berlangsung empat tahun. Pada tahun 1996, American Academy of
Nursing Peplau dihormati sebagai “Legenda Hidup” dan pada tahun 1998,
ANA dilantiknya ke dalam Hall of Fame. (Kutipan dari “warisan daun
Peplau prestasi” artikel di bawah ini – Keperawatan Dunia Mei 1999 ).
Hildegard Peplau lima puluh tahun karirnya di panti kiri cap yang
tidak terhapuskan pada profesi keperawatan, dan pada kehidupan para sakit
jiwa di Amerika Serikat. Dia mengenakan banyak topi– pendiri keperawatan
jiwa modern, inovatif pendidik, advokat bagi penderita penyakit mental,
pendukung pendidikan lanjutan untuk perawat, Direktur Eksekutif dan
kemudian Presiden American Nurses Association, dan penulis produktif.
Hidupnya sering ditandai dengan kontroversi, yang dia dihadapkan dengan
keberanian dan tekad.

2.2 Teori Peplau


Menurut Peplau, keperawatan adalah terapeutik yaitu satu
seni menyembuhkan, menolong individu yang sakit atau membutuhkan
pelayanan kesehatan. Keperawatan dapat dipandang sebagai satu proses
interpersonal karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu
dengan tujuan yang sama. Dalam keperawatan tujuan bersama ini akan

4
mendorong kearah proses terapeutik di mana perawat dan pasien saling
menghormati satu dengan yang lain sebagai individu, kedua- duanya mereka
belajar dan berkembang sebagai hasil dari interaksi. Belajar menempatkan
diri saat individu mendapat stimulus dalam lingkungan dan
berkembang penuh sebagai reaksi kepada stimulus tersebut.

Ketika perawat dan pasien mengidentifikasi satu masalah pertama


kalinya dan mulai fokus pada tindakan yang tepat, pendekatan yang dilakukan
melalui perbedaan latar- belakang dan keunikan individu. Setiap individu
dapat pandang sebagai satu struktur yang unik bio- psiko- sosial- spiritual
yang satu dengan yang lain tidak bertentangan.

Setiap individu telah belajar dari lingkungan, adat- istiadat, kebiasaan,


dan kepercayaan yang berbeda yang membentuk budaya individu tersebut.
Setiap orang datang dari (pemikiran) sudut pandang yang berbeda sehingga
mempengaruhi persepsi dan perbedaan persepsi ini sangat penting dalam
proses interpersonal. Sebagai tambahan bagi perawat dari latar belakang
pendidikan, yang mengerti tentang teori perkembangan, konsep adaptasi
kehidupan, respon konflik, juga wawasan yang luas tentang peran
keperawatan profesional dalam proses hubungan interpersonal.
Sebagai perawat dan pasien yang berhubungan terus harus mengerti peran
masing- masing dan faktor sekitar yang meningkatkan masalah hingga
keduanya saling berbagi atau berkolaborasi dalam mencapai tujuan bersama.

Sebagai perawat ialah mengarahkan pasien untuk penyelesaian


masalah yang dihadapi setiap hari, sehingga metode dan prinsip- prinsip yang
digunakan dalam berpraktik secara profesional akan meningkat secara efektif.
Setiap permasalahan akan mempengaruhi kepribadian perawat dan
meningkatkan profesionalisme. Inilah ciri diri perawat yang memiliki
perubahan langsung dalam terapeutik, hubungan interpersonal.

5
Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk
meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam
berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat.

Model konsep dan teori keperawatan Peplau berfokus pada individu,


perawat dan proses interaktif (Peplau .1952).
2.3 Komponen Sentral Pada Teori Peplau
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau
menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang
lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup 4
komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan yang terjadi
akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.

2.3.1 Klien
Klien adalah sistem yang berkembang terdiri dari karakteristik
biokimia, fisiologis, interpersonal dan kebutuhan serta selalu
berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar
pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh
adanya proses interpersonal.

2.3.2 Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi
interpersonal dengan pasien yang bersifat pertisipatif, sedangkan
pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini, berarti dalam
hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja,
pendidik, narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor
sesuai dengan fase proses interpersonal. Pendidik atau pematangan
tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang progresif
dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun,
menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat. Peran perawat
sebagai berikut:

6
a. Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada
pasien. Perawat menghadapi klien seperti tamu yang
dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, hubungan
P- K merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama
yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina
rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai antara
perawat dan klien.
b. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang
spesifik terhadap pertanyaan tentang masalah yang lebih luas
dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang
memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan
informasi yang akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam
suasana bersahabat dan akrab.
c. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran
yang lain. Perawat harus berupaya memberikan pendidikan,
pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama
dalam mengatasi masalah kesehatan.
d. Kepemimpinan (Leadership) mengembangkan hubungan
yang demokratis sehingga merangsang individu untuk
berperan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga
untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja
sama dan partisipasi.
e. Pengasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar
tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi
konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang
dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh
masyarakat atau rohaniawan guna untuk membantu
memenuhi kebutuhannya.
f. Konselor (consellor) meningkatkan pengalaman individu
menuju keadaan sehat yaitu kehidupan yang kreatif,
instruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan

7
bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan
masalah akan mudah dilakukan.
2.3.3 Sumber Kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan
mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang
sekarang ansietas terjadi apabila kominukasi dengan orang lain
mengancam keamanan psikologik (sakit jiwa) dan biologis individu.
Dalam model Peplau ansietas merupakan konsep yang berperan
penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam
keadaan sakit biasannya tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu,
perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien.
Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin
membaik.
2.3.4 Hubungan Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan
sebagai proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling
pengaruh-mempengaruhi satu dengan yang lainnya, biasanya dengan
tujuan untuk membina suatu hubungan.
Hubungan interpersonal yang merupakan faktor utama model
keperawatan menurut Peplau mempunyai asumsi terhadap 4 konsep
utama yaitu:
Manusia atau individu dipandang sebagai suatu organisme yang
berjuang dengan caranya sendiri untuk mengurangi ketegangan yang
disebabkan oleh kebutuhan. Tiap individu merupakan makhluk yang
unik, mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk
dan penting untuk proses interpersonal.
Masyarakat/ lingkungan budaya dan adat istiadat merupakan
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi kehidupan.
Kesehatan didefinisikan sebagai perkembangan kepribadian
dan proses kemanusiaan yang berkesinambungan kearah kehidupan
yang kreatif, konstruktif dan produktif.

8
Keperawatan dipandang sebagai proses interpersonal yang
bermakna. Proses interpersonal merupakan materina force dan alat
edukatif yang baik bagi perawat maupun klien. Pengetahuan diri dalam
konteks interaksi interpersonal merupakan hal yang penting untuk
memahami klien dan mencapai resolusi masalah.
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh
Peplau ini menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri
sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar
manusia yang mencakup proses interpersonal, perawat- klien, dan
masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit.
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dengan
klien ini memiliki empat tahap diantaranya:
a. Tahap orientasi, lebih difokuskan untuk membantu pasien
menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap
kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam
pemberian askep pada klien. Pada tahap ini perawat dan klien
melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan
terjadi proses pengumpulan data.

b. Fase identifikasi, terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi


perilaku pasien dan memberikan asuhan keperawatan yang
tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman
menderita sakit, sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi
kembali perasaan dan menguatkan bagian yang positif serta
kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat
berupa :
a) Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
b) Individu mandiri terpisah dari perwat.
c) Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada
perawat.

9
Pada tahap identifikasi ini, peran perawat apakah sudah
melakukan atau bertindak sebagai fasilitator yang memfasilitasi
ekspresi perasaan klien serta melaksanakan asuhan
keperawatan.
c. Fase eksplorasi, memungkinkan suatu situasi di mana pasien
dapat merasakan nilai hubungan sesuai pandangan/ persepsi
terhadap situasi. Fase ini, merupakan inti hubungan dalam
proses interpersonal. Dalam fase ini, perawat membantu klien
dalam memberikan gambaran kondisi klien dan seluruh aspek
yang terlibat di dalamnya.
d. Fase resolusi, di mana perawat berusaha untuk secara bertahan
kepada klien untuk membebaskan diri dari ketergantungan
kepada tenaga kesehatan dan menggunakan kemampuan yang
dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri. Pada
model Peplau ini, dapat dilihat adanya tindakan keperawatan
yang diarahkan kepada hubungan interpersonal atau psikoterapi.
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi
ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kearah realisasi
potensi.

Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses


pengembangan di mana perawat membimbing pasien dari rasa
ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling tergantung
dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong
kemandirian pasien.

10
2.4 Relevan Teori yang Diterapkan
Pemaparan ini menunjukkan bahwa teori Hildegard E. Peplau
(1952) berfokus pada individu, perawat dan proses interaktif yang
menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Tujuan keperawatan
adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien
mencapai kematangan perkembangan kepribadian. Oleh karena itu, perawat
berupaya mengembangkan hubungan perawat dan klien melalui peran yang
diembannya (narasumber, konselor dan wali).
Adapun kerangka kerja praktik dari teori Peplau memaparkan bahwa
keperawatan adalah proses yang penting, terapeutik, dan interpersonal.
Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur sistem asuhan
kesehatan untuk memfasilitasi kondisi yang alami dari kecenderungan
manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal.

2.5 Implementasi Teori Peplau


Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk
keprihatinannya terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga
sebagai perawat jiwa, melalui tulisannya dia kemudian mempublikasikan
teorinya mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan. Di mana
dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatan yang
bersifat terapeutik.
Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata, yaitu pada saat klien
mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan
jenis pelayanan yang tersedia. Dengan berkembangnya hubungan antara
perawat dan klien bersama- sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan
penyelesaian masalahnya. Dari hubungan ini, klien mendapatkan keuntungan
dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan
kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya.
Teori Peplau merupakan teori yang unik di mana hubungan kolaborasi
perawat klien membentuk suatu “kekuatan mendewasakan” melalui hubugan

11
interpersonal yang efektif dalam membantu pemenuhan kebutuhan klien.
Ketika kebutuhan dasar telah diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul.
Hubungan interpesonal perawat klien digambarkan sebagai fase- fase yang
saling tumpang tindih seperti berikut ini orientasi, identifikasi, penjelasan dan
resolusi.
Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk
praktik keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan,
empati, instrument perilaku, dan instrument untuk mengevaluasi respon
verbal dihasilkan dari model konseptual Peplau.

2.6 Kelebihan dan Kekurangan Teori Peplau


2.6.1 Kelebihan:
➢ Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.
➢ Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.
➢ Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.
➢ Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri.

2.6.2 Kekurangan:
➢ Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya.

2.7 Metaparadigma Keperawatan


2.7.1 Manusia
Manusia dipandang sebagai suatu organisme yang hidup
dalam keseimbangan tidak stabil yang berjuang dengan caranya
sendiri untuk mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh
kebutuhan. Tiap individu merupakan makhluk yang unik,
mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk
dan penting untuk proses interpersonal.
2.7.2 Keperawatan
Keperawatan yaitu suatu proses interpersonal yang
bermakna, bersifat terapeutik. Keperawatan diaplikasikan untuk
membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan
memulihkan penyakitnya. Tujuan keperawatan adalah untuk

12
mendidik klien dan keluarga serta untuk membantu klien mencapai
kemantapan pengembangan kepribadian
2.7.3 Kesehatan
Kesehatan yaitu suatu perkembangan kepribadian dan proses
kemanusiaan yang berkesinambungan ke arah kehidupan yang
kreatif, konstruktif dan produktif.
2.7.4 Lingkungan
Lingkungan merupakan kekuatan yang berada di luar
organisme dimana budaya, adat istiadat dan kebiasaan serta
keyakinan merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
menghadapi individu

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori Hildegard Peplau (1952) berfokus pada individu, perawat, dan
proses interaktif yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien
(Torres, 1986). Berdasarkan teori ini klien adalah individu dengan kebutuhan
perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik. Tujun
keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan unutuk
membantu klien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian (Chinn
dan Jacobs, 1995). Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk
memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh karena itu, perawat
berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien di mana
perawat bertugas sebagai nara sumber, konselor, dan wali.

3.2 Saran
Diharapkan kepada semua perawat untuk dapat mengembangkan
ilmunya dalam melaksanakan asuhan keparawatan atau pengabdian
masyarakat, serta dapat mengaplikasikan langsung teori – teori dari
Hildegard E. Peplau yang sudah ada dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.

14
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawataan. Jakarta : EGC.
Peplau, H.E. Interpersonal Relation in Nursing, 1952

Marriner, Ann. 2001. Teori Ilmu Keperawatan Para Ahli dan Berbagai
Pandangannya (Nursing Theorists and Their Work). Jakarta : EGC

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Edisi 4.


Jakarta : EGC

15

Anda mungkin juga menyukai