Anda di halaman 1dari 18

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

MENYUSUN MAKALAH TERKAIT TEORI KOLCABA

Dosen Pengampu Mata Kuliah:

Ns. Komang Yogi Triana, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.An

Oleh:

1. Anak Agung Dharma Prayoga (C1122039)


2. Diah Puspita Dewi (C1122043)
3. Ida Ayu Putu Cindyana Putri (C1122050)
4. Kadek Ayu Puspita Apriliani (C1122051)
5. Kadek Emy Widya Wirawati (C1122052)
6. Luh Ayu Viswa Predaniti Dharma (C1122055)
7. Ni Kadek Dwi Bintang Utami (C1122057)
8. Ni Made Ayu Dwi Febriyanti (C1122061)
9. Ni Made Ria Erawati (C1122064)
10. Ni Nyoman Kartika Tri Widiari (C1122068)
11. Ni Putu Chandra Adelia (C1122069)
12. Ni Putu Lusiana Diari Andani (C1122072)
13. Ni Wayan Dina Puspasari (C1122074)

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA USADA BALI

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karunianya makalah yang berjudul “TEORI KOLCABA” dapat kami
selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang Teori Kolcaba. Begitu pula
atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kami
sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui
kajian pustakan maupun media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-


besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan
Dasar Ibu Ns, Komang Yogi Triana, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep. An yang telah
membimbing kami dan seluruh pihak yang membantu dalam pembuatan makalah
ini. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, dan berguna bagi kami dan pihak lain yang
berkepentingan.

Kami jauh dari kata sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari
studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu keterbatasan waktu dan kemampuan
kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan untuk
perbaikan makalah kami kedepannya.

Badung, 1 November 2022

Penulis

I
`

DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................

KATA PENGANTAR ......................................................................................... I

DAFTAR ISI ........................................................................................................ II

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan........................................................................................................ 2
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

2.1 Biografi Kolcaba ....................................................................................... 3


2.2 Metaparadigma kolcaba ............................................................................ 3
2.3 Konsep utama kolcaba (Tiga jenis pemikiran logis) ................................. 4
2.4 Aplikasi teori kolcaba ............................................................................... 7
2.5 Konsep dan definisi teori kolcaba ............................................................. 8
2.6 Kelebihan dan kekurangan ....................................................................... 10
2.7 Artikel kasus ............................................................................................. 11
2.8 Penerapan teori kolcaba pada artikel kasus yang diangkat ....................... 12

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 14


3.2 Saran .......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Profesi keperawatan merupakan profesi yang modem, kompleks dan beragam.
Keperawatan yang modern merupakan seni dan ilmu yang mencakup berbagai
aktivitas, konsep dan keterampilan yang berhubugan dengan ilmu social, ilmu
biologi, etika dan isu-isu yang ada. Dalam perkembangannya, perawat memiliki
berbagai macam peran seperti pemberian perawatan, perawat primer,
pengambil keputusan klinik, advokat, peneliti dan pendidik. Banyaknya
penerapan dan keragaman dalam dunia keperawatan sangatlan bervariasi
menyesuaikan dengan setiap konsep yang ingin dikembangkan. Namun setiap
teori yang dikembangkan akan selalu menjelaskan hubungan antara konsep-
konsep sentral tersebut.
Kemajuan dan perkembangan dalam dunia keperawatan tentang Ilmu
keperawatan, model konseptual dan teori mengacu pada kondisi perubahan
global. Teori keperawatan menuntun perawat untuk dapat melakukan
prakteknya secara professional. Teori keperawatan mempunyai kontribusi pada
pembentukan dasar praktik keperawatan (Chin & Jacobs, 1995).
Theory of the Comfort by Kolcaba merupakan salah satu Middle Range Theory
keperawatan. Teori ini lebih sempit daripada grand theory dan mengandung
sejumlah konsep yang behubungan dengan aspek bebas dari dunia nyata serta
proposisi terukur secara empiris. Teori ini menekankan kesempurnan praktik
keperawatan melalui kenyamanan hidup. Kolcaba mengembangkan teori yang
diinspirasi dari pernyataan Nightyangle yang menyatakan bahwa apa yang kita
lihat atau diamati akan hilang, tetapi apa yang kita dilihat itu harus dapat
menyelamatkan kehidupan dan meningkatkan kesehatan dan kenyamanan
(Mariner, 2006. 727). Keunikan teori ini adalah penekanan bahwa kecakapan
perawat selalu dinilai dari kemampuan untuk membuat pasiennya lebih nyaman
dalam hidupnya secara biopsikospiritual dan finansia.

1
`

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana biografi Kolcaba?
2. Apa saja metaparadigma Kolcaba?
3. Apa saja konsep utama Kolcaba?
4. Bagaimana aplikasi teori Kolcaba?
5. Bagaimana konsep dan definisi teori Kolcaba?
6. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori Kolcaba?
7. Bagaimana contoh artikel kasus teori Kolcaba?
8. Bagaiman penerapan teori Kolcaba pada artikel kasus yang di angkat?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana biografi Kolcaba
2. Untuk mengetahui apa saja metaparadigma Kolcaba
3. Untuk mengetahui apa saja konsep utama Kolcaba
4. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi teori Kolcaba
5. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan definisi teori Kolcaba
6. Untuk mengetahui apa saja kelebihan dan kekurangan teori Kolcaba
7. Untuk mengetahui bagaimana contoh artikel kasus teori Kolcaba
8. Untuk mengetahui bagaiman penerapan teori Kolcaba pada artikel kasus
yang di angkat
1.4 MANFAAT
1. Manfaat untuk penulis
Manfaat bagi penulis adalah sebagai wahana untuk mengaplikasikan ilmu
yang telah di dapat selama pembuatan makalah mengenai teori Kolcaba,
kami para penulis mendapatkan ilmu baru yang bisa kami jadikan
pembelajaran Ketika sudah bekerja nanti menjadi tenaga Kesehatan
terutama perawat.
2. Manfaat untuk pembaca
Manfaat bagi pembaca adalah menjadi sumber informasi yang dapat
menambah pengetahuan dan wawasan pembaca menyangkut hal hal yang
berkaitan dengan teori Kolcaba.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi Kolcaba


Katharine Kolcaba terlahir sebagai Arnold Katharine pada 28
Desember 1944, di Cleveland, Ohio. Beliau adalah pendiri program perawat
lokal paroki dan sebagai anggota Asosiasi Perawat Amerika. Saat ini,
sebagai associate professor di University of Akron College of Nursing.
Tahun 1965, Kolcaba menyelesaikan gelar diploma keperawatan dari St
Luke's Hospital School of Nursing Cleveland, Ohio dan menjadi perawat
praktisi paruh waktu untuk beberapa tahun di keperawatan medikal bedah,
long-term care, dan home care sebelum akhirnya kembali melanjutkan
studinya di bidang keperawatan. Tahun 1987, Kolcaba mendapatkan gelar
RN dan dilanjutkan MSN dari Case Western Reverse University (CWRU)
Frances Payne Bolton School of Nursing, dengan mengambil spesialisasi
gerontik. Ketika melanjutkan studinya,
Kolcaba turut bekerja sebagai kepala ruangan di unit demensia.
Pengalamannya klinik tersebut menjadi dasar Kolcaba mengemukakan teori
mengenai kenyamanan pasien. Kolcaba bergabung dengan Fakultas
Keperawatan University of Akron setelah menyelesaikan pendidikan
magister keperawatan. Kolcaba mendapatkan sertifikasi sebagai perawat
ahli di lingkup keperawatan gerontik dari American Nurses Association
(ANA). Kemudian, kolcaba kembali ke CWRU untuk melanjutkan
pendidikan doktoral keperawatan dan sambil bekerja paruh waktu sebagai
dosen. Setelah 10 tahun, mengembangkan dan menyelesaikan teorinya.
Kolcaba kemudian mempublikasikan analisis konsep mengenai
kenyamanan dibantu oleh suaminya yang seorang filosof (Kolcaba &
Kolcaba, 1991), diagram aspek kenyamanan (Kolcaba, 1991), pencapaian
kenyamanan sebagai dasar tujuan asuhan keperawatan (Kolcaba, 1992a),
konsektual kenyamanan dalam middle-range theory (Kolcaba,1994).

2.2 METAPARADIGMA KOLCABA


2.2.1. Keperawatan

3
`

keperawatan adalah penilaian kebutuhan kenyamanan yang


disengaja, desain intervensi kenyamanan untuk mengatasi
kebutuhan tersebut, dan penilaian ulang tingkat kenyamanan setelah
implementasi dibandingkan dengan baseline. Penilaian dan
penilaian ulang mungkin intuitif atau subyektif atau keduanya,
seperti ketika perawat bertanya apakah pasien merasa nyaman, atau
obyektif, seperti pengamatan penyembuhan luka, perubahan nilai
laboratorium, atau perubahan perilaku. Penilaian dicapai melalui
pemberian skala peringkat verbal (klinis) atau kuesioner
kenyamanan (penelitian), dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Kolcaba (2003).
2.2.2. Pasien
Penerima perawatan dapat berupa individu, keluarga, institusi,
atau komunitas yang membutuhkan perawatan kesehatan. Perawat
mungkin menjadi penerima peningkatan kenyamanan tempat kerja
ketika inisiatif untuk memperbaiki kondisi kerja dilakukan, seperti
untuk mendapatkan status Magnet (Kolcaba, Tilton, & Drouin,
2006).
2.2.3. Lingkungan
Lingkungan adalah setiap aspek dari pasien, keluarga, atau
pengaturan kelembagaan yang dapat dimanipulasi oleh perawat,
orang yang dicintai, atau institusi untuk ditingkatkan kenyamanan.
2.2.4. Kesehatan
Kesehatan adalah fungsi optimal dari pasien, keluarga,penyedia
layanan kesehatan, atau komunitas sebagaimana didefinisikan oleh
pasien atau kelompok.

2.3 KONSEP UTAMA KOLCABA (3 Jenis Penalaran Logis)


Kolcaba (2003) menggunakan tiga jenis penalaran logis berikut
dalam pengembangan Teori Kenyamanan: (1) induksi, (2) deduksi,
dan (3) retroduksi (Hardin & Bishop, 2010).
2.3.2. Induksi

4
`

Induksi terjadi ketika generalisasi dibangun dari sejumlah contoh


yang diamati secara spesifik (Hardin & Bishop, 2010). Ketika
perawat bersungguh-sungguh tentang praktik mereka dan
bersungguh-sungguh tentang keperawatan sebagai suatu disiplin,
mereka menjadi akrab dengan konsep, istilah, proposisi, dan asumsi
implisit atau eksplisit yang mendukung praktik mereka. Perawat di
sekolah pascasarjana mungkin diminta untuk membuat diagram
praktik mereka seperti yang diminta Dr. Rosemary Ellis untuk
dilakukan oleh Kolcaba dan siswa lainnya, dan ini adalah tugas yang
kedengarannya mudah. Begitulah skenario selama akhir 1980-an
ketika Kolcaba dimulai. Dia adalah kepala perawat di unit
Alzheimer pada saat itu dan mengetahui beberapa istilah yang
digunakan saat itu untuk menggambarkan praktik perawatan
demensia, seperti lingkungan yang memfasilitasi, kecacatan
berlebih, dan fungsi optimal. Namun, ketika dia menggambar
hubungan di antara mereka, dia menyadari bahwa ketiga istilah
tersebut tidak sepenuhnya menggambarkan praktiknya. Bagian
keperawatan yang penting hilang, dan dia merenungkan tentang apa
yang dilakukan perawat untuk mencegah kecacatan berlebih
(kemudian menyebutkan intervensi tindakan tersebut) dan
bagaimana menilai apakah intervensi tersebut berhasil. Fungsi
optimal telah dikonseptualisasikan sebagai kemampuan untuk
terlibat dalam aktivitas khusus pada unit tersebut, seperti menata
meja, menyiapkan salad, atau pergi ke sebuah program dan duduk di
dalamnya. Kegiatan ini membuat warga merasa nyaman dengan diri
mereka sendiri, seolah-olah itu adalah kegiatan yang tepat pada
waktu yang tepat. Kegiatan ini tidak terjadi lebih dari dua kali sehari,
karena warga tidak dapat mentolerir lebih dari itu. Apa yang mereka
lakukan sementara itu? Perilaku apa yang diharapkan staf akan
mereka tunjukkan yang menunjukkan tidak adanya kelebihan
disabilitas? Harusnya istilah kecacatan berlebih digambarkan lebih

5
`

lanjut untuk kejelasan Sebagian solusi untuk pertanyaan-pertanyaan


ini adalah
(1) membagi kecacatan berlebih menjadi fisik dan mental
(2) memperkenalkan konsep kenyamanan pada diagram aslinya,
karena kata ini sepertinya menyampaikan keadaan yang diinginkan
pasien ketika mereka tidak melakukan aktivitas khusus
(3) perhatikan hubungan nonrekursif antara kenyamanan dan fungsi
optimal. Pemikiran ini menandai langkah pertama menuju teori
kenyamanan dan pemikiran tentang kompleksitas konsep (Kolcaba,
1992)

2.3.2. Deduksi
Pengurangan terjadi ketika kesimpulan khusus disimpulkan dari
premis atau prinsip umum; itu hasil dari umum ke spesifik (Hardin
& Bishop, 2010). Tahap deduktif pengembangan teori menghasilkan
kenyamanan yang berkaitan dengan konsep lain untuk
menghasilkan teori. Sejak karya tiga ahli teori keperawatan
disyaratkan dalam definisi kenyamanan (Paterson & Zderad, 1975;
Henderson, 1966 dan Orlando, 1961), Kolcaba mencari di tempat
lain untuk kesamaan yang diperlukan untuk menyatukan kelegaan,
kemudahan, dan transendensi (tiga konsep utama). Yang dibutuhkan
adalah kerangka konseptual yang lebih abstrak dan umum dengan
kenyamanan dan berisi sejumlah konstruksi yang sangat abstrak.
Karya psikolog Henry Murray (1938) memenuhi kriteria kerangka
kerja yang akan digantung konsep keperawatan Kolcaba. Teorinya
tentang kebutuhan manusia; oleh karena itu berlaku untuk pasien
yang mengalami banyak rangsangan dalam perawatan kesehatan
yang penuh tekanan situasi. Selanjutnya, gagasan Murray tentang
tren kesatuan memberi Kolcaba gagasan bahwa, meskipun
kenyamanan adalah negara spesifik, jika intervensi kenyamanan
adalah diimplementasikan dari waktu ke waktu, kenyamanan
keseluruhan pasien dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu. Dalam

6
`

tahap pengembangan teori deduktif ini, dia mulai dengan abstrak,


konstruksi teoretis umum dan menggunakan proses substruksi
sosiologis untuk mengidentifikasi tingkat konsep yang lebih spesifik
(kurang abstrak) untuk praktik keperawatan.

2.3.3. Retroduksi
Retroduksi berguna untuk menyeleksi fenomena yang dapat
dikembangkan lebih lanjut dan diuji. Jenis ini penalaran diterapkan
dalam bidang yang memiliki sedikit teori yang tersedia (Hardin &
Bishop, 2010). Begitu pula halnya dengan penelitian luaran yang
saat ini dipusatkan pada pengumpulan database untuk mengukur
hasil yang dipilih dan menghubungkan hasil tersebut dengan jenis
protokol keperawatan, medis, institusional, atau komunitas.
Kerangka kerja abad ke-20 Murray tidak dapat menjelaskan
penekanan abad ke-21 pada institusional dan hasil masyarakat.
Dengan menggunakan retroduksi, Kolcaba menambahkan konsep
integritas institusional ke Teori Kenyamanan jarak menengah.
Menambahkan istilah memperluas teori untuk pertimbangan
hubungan antara perilaku pencarian kesehatan dan integritas
kelembagaan. Pada tahun 2007, konsep praktik terbaik dan
kebijakan terbaik dikaitkan dengan integritas kelembagaan. Bukti
berbasis teori mengatur basis pengetahuan untuk praktik dan
kebijakan terbaik.

2.4 APLIKASI TEORI KOLCABA


Teori Kolcaba dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang yaitu sebagai
berikut:
2.4.1. Klinik
Tiga jenis intervensi yang dapat diberikan untuk memenuhi
kebutuhan kenyamanan adalah teknis, pembinaan dan makanan yang
menenangkan jiwa. Intervensi teknis adalah intervensi berdasarkan
disiplin lain atau protocol keperawatan, termasuk di dalamnya yaitu

7
`

obat-obatan, perawatan, jadwal pemantauan dan sebagainya. Pembinaan


(coaching) terdiri dari Tindakan keperawatan suportif, mendengarkan
secara aktif, rujukan Kesehatan, advokasi, jaminan dan sebagainya.
Makanan yang menenangkan jiwa terdiri dari intervensi keperawatan
ekstra khusus, holistic, dan memakan waktu lebih lama seperti pijat
punggung atau tangan, imajinasi terpadu, terapi music atau seni, jalan-
jalan di luar atau pengaturan Khusus untuk anggota keluarga.
Pembinaan dan makanan yang menenangkan jiwa membutuhkan
keahlian Khusus dan kepercayaan diri perawat dan merupakan hal yang
paling diingat oleh pasien (Smith, Marlaine C. Parker, 2014). Hal
tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Benner (1982)
bahwa perawat harus "expert".
2.4.2. Pendidikan
Teori kenvamanan dapat diterapkan oleh mahasiswa keperawatan.
teori ini mudah dipahami dan diterapkan sehingga mendukung
pembelajaran bagi mahasiswa dalam melakukan praktik pemberian
asuhan keperawatan pada pasien. Penerapan teori ini dapat difasilitasi
dengan menggunakan rencana keperawatan kenyamanan yang tersedia
di situs web Kolcaba (Alligood, 2013).

2.5 KONSEP DAN DEFINISI TEORI KOLCABA


Teori Kolcaba dapat diterapkan pada semua orang, termasuk pasien,
siswa, tahanan, pekerja, lansia, komunitas dan institusi (Alligood,
2013). Kolcaba (2003) menekankan teorinya pada beberapa konsep
utama beserta definisinya:
2.5.1. Kebutuhan Perawatan Kesehatan (Health care needs)
Kebutuhan Perawatan Kesehatan adalah kebutuhan kenyamanan
yang timbul situasi perawatan yang menimbulkan stres dan tidak
dapat dipenuhi melalui pendekatan tradisional. Kebutuhan tersebut
dapat berupa kebutuhan secara fisik, psikospiritual, sosiokultural
atau lingkungan.
2.5.2. Intervensi kenyamanan (comfort measures)

8
`

Intervensi kenyamanan adalah tindakan keperawatan yang


dirancang dan didesain untuk membantu penerima layanan dalam
menyelesaikan masalah kenyamanan baik kenyamanan secara fisik
(fisiologis), sosial, budaya, finansial, psikologis, spiritual,
lingkungan dan fisik.
2.5.3. Variabel perantara (intervening variabel)
Variabel perantara adalah kekuatan yang memengaruhi
persepsi penerima tentang kenyamanan. Variabel ini terdiri dari
pengalaman masa lalu, usia, sikap, status emosional, sistem
pendukung. Prognosis, finansial, pendidikan, budaya, dan totalitas
elemen pengalaman penerima layanan. Variabel-variabel tersebut
memberikan dampak terhadap penyusunan perencanaan dan
keberhasilan perawatan pasien.
2.5.4. Kenyamanan (comfort)
Kenyamanan merupakan Keadaan yang dialami langsung
oleh penerima intervensi kenyamanan. Comfort memerlukan
pengalaman holistic yang diperkuat melalui pemenuhan kebutuhan
kenyamanan yang meliputi relief, ease dan transcendence yang
tercermin dalam empat konteks kebutuhan fisik, psikospiritual,
social dan lingkungan. Comfort yang mempunyai hubungan kuat
dalam keperawatan.
2.5.5. Perilaku mencari kesehatan (health-seeking behavior)
Menyusun kategori yang luas terkait dengan upaya
pemenuhan kebutuhan keschatan yang didefinisikan oleh penerima
layanan dalam konsultasi dengan perawat. Perilaku mencari
keschatan bersifat internal dan eksternal. Keinginan untuk
meninggal dalam damai juga menjadi salah satu faktor yang
mendorong seseorang untuk berperilaku mencari kesehatan.
2.5.6. Integritas kelembagaan (institutional integrity)
Integritas kelembagaan didefinisikan sebagai integritas
kelembagaan yang meliputi komunitas, sekolah, rumah sakit,
wilayah, negara bagian, dan negara yang memiliki kualitas lengkap,

9
`

utuh, sehat, tegak, menarik, etis. Ketika sebuah institusi memiliki


integritas kelembagaan, akan tercermin dalam kebijakan
dan pemberian pelayanan yang terbaik.
2.5.7. Best practice
didefinisikan sebagai penggunaan intervensi berbasis bukti
dalam setiap pemberian asuhan keperawatan agar memberikan hasil
yang terbaik bagi pasien dan keluarga (kelembagaan)
2.5.8. Best policies
Best policies yaitu kebijakan atau kelembagaan mulai dari
protokol prosedur dan kondisi medis hingga akses dan penyampaian
pelayanan kesehatan.

2.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI KOLCABA


2.6.1. Kelebihan
Teori Kolcaba memberi kemudahan bagi educator dalam
memberikan pemahaman kepada mahasiswa keperawatan dan
melaksanakan metode efektifdalam pembelajaran tentang level
kenyamanan pada seorang pasien (Goodwin, Sener, &Steiner, 2007).
Robinson & Kish (2001)dalam Aligood (2017).juga mengatakan
bahwadengan teori Kolcaba, maka mahasiswa di berbagai setting klinis
dapat mengaplikasikanintervensi nyeri yang dibuat dalam Comfort Care
Plan yang dibuat oleh Kolcaba.

Dalam bidang penelitian, Kolcaba menciptakan suatu


instrumen penelitian dalam melakukan pengukuran level kenyamanan
pada seorang pasien dan menyatakan penting nyapengukuran level
kenyamanan pada seorang pasien sebagai suatu tolak ukur capaian seorang
perawat (Kolcaba, 2006). Kolcaba (2001) menggunakan skala pengukuran
level kenyamanan pada rumah sakit besar dan lingkup home care untuk
mengembangkan teori dan literatur dari kenyamanan.

2.6.2. KEKURANGAN

10
`

Teori Kolcaba memiliki beberapa kekurangan diantaranya adalah beberapa


artikel awalKolcaba seperti konsep analisis mungkin sedikit tidak
jelas (clarity) tetapi masih tetapkonsisten terhadap definisi, asumsi, dan
proposisi (Kolcaba & Kolcaba, 1991). Teori Kolcabajuga dinilai sederhana
karena teori comfort masih rendah dalam pemanfaatan teknologi akantetapi
masih memiliki peluang untuk dapat digunakan pada teknologi
canggih.Teori inimelibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik,
psikospiritual, lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai
semua aspek tersebut dibutuhkan komitmen tinggi dankemampuan
perawat yang trampil dalam hal melakukan asuhan keperawatan
berfokuskenyamanan (pengkajian hingga evaluasi), yang di dalamnya
dibutuhkan teknik problemsolving yang tepat.

2.7 ARTIKEL KASUS


PENTINGNYA PERAWATAN SELAMA MASA NIFAS
Masa nifas adalah masa pemulihan paska persalinan hingga reproduksi
seluruh organ wanita pulih kembali sebelum kehamilan berikutnya. Masa
nifas ini berlangsung sekitar 6-8 minggu paska persalinan. Hal-hal yang
perlu diperhatikan saat masa nifas antara lain, suhu, pengeluaran lochea,
payudara, traktur urinarius, dan sistem kardiovaskuler. Selain dari segi
klinik ibu, kondisi kejiwaan ibu paska persalinan juga harus selalu dipantau
dan diberi dukungan. Tak jarang kondisi kejiwaan ini disepelekan dan
menjadi salah satu faktor menurunnya kondisi ibu paska persalinan yang
berujung pada kematian, seperti kisah RA Kartini. Di Indonesia pada tahun
2015 tercatat sebanyak 305 ibu meninggal dalam masa nifas tiap 100.000
kelahiran. Berbagai pelayanan dan pelatihan perawatan paska persalinan,
Angka kematian ibu di Indonesia masih menjadi salah satu tujuan
penting untuk diturunkan. Pada tahun 2015 AKI mencatat 305 jiwa per
100.000 kelahiran dari target seharusnya 102 jiwa per 100.000 kelahiran.
Peran tenaga kesehatan selama dan paska persalinan sangat berperan dalam
penurunan AKI. 68,6% persalinan di Indonesia dibantu oleh bidan, 18,5%

11
`

dibantu dokter, 11,8% oleh tenaga non kesehatan seperti dukun bayi, dan
0,8% tanpa ada penolong.
Penyebab kematian ibu yang paling banyak adalah perdarahan yang
biasanya terjadi selama masa nifas. Masa nifas merupakan masapemulihan
organ reproduksi paska persalinan dan merupakan masa yang penting bagi
ibu maupun bayi. Masa nifas ini diperkirakan terjadi selama 6-8 minggu.

2.8 PENERAPAN TEORI KOLCABA PADA ARTIKEL KASUS YANG


DIANGKAT

Kolcaba berpendapat bahwa manusia memiliki respon menyeluruh


terhadap stimulus atau rangsangan yang kompleks dan rasa nyaman
merupakan hasil yang muncul sebagai suatu respon dari stimulus. Untuk
mendapatkan rasa nyaman tersebut, seseorang berusaha aktif dengan
mencoba berprilaku hidup sehat didalam kehidupannya serta berusaha
untuk memperoleh kepuasan dalam perawatan, konteks rasa nyaman
sebagai pengalaman yang holistik dilihat dari 4 aspek yaitu fisik,
psikospritual, lingkungan dan sosial. Adapun aspek lingkungan berkaitan
keadaan eksternal yang ada disekitarnya. Aspek sosial, dimana aspek ini
berkaitan dengan hubungan interpersonal.

Penerapan model konseptual dan teori keperawatan yang dilakukan


pada ibu nifas (postpartum) akan membantu memandirikan ibu dalam
merawat diri dan bayinya yaitu ibu diajarkan tentang perawatan diri pasca
pembedahan dan perawatan bayi. Menciptakan lingkungan ruangan yang
kondusif sehingga pemberian asuhan keperawatan pada ibu postpartum
dapat optimal. Pada ibu yang melahirkan dengan tindakan operasi,
diperlukan bantuan oleh perawat dengan mempertimbangkan kondisi fisik,
psikososial pasien terutama pada aspek fisik yaitu nyeri yang dirasakan oleh
pasien. Perawat berperan untuk membantu ibu postpartum dalam
memberikan kenyamanan akibat nyeri yang dirasakan karena efek operasi.
Ibu postpartum dalam 24 jam pertama memerlukan bantuan sebagian (the
partially compensatory nursing system), dukungan, pendidikan kesehatan

12
`

untuk memotivasi ibu melakukan self care secara mandiri. Hal ini sejalan
dengan teori comfort yaitu coaching (pelatihan/ bimbingan) yang diberikan
dalam bentuk mengurangi kecemasan, memberikan dukungan emosional
dan spiritual serta comfort for the soul (kenyamanan jiwa) dalam bentuk
sentuhan dan perhatian. Persiapan psikologi meliputi pemberian penjelasan
dan konseling yang difokuskan untuk membicarakan rasa takut dan
pemahaman yang keliru tentang tubektomi.

13
`

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Profesionalisme seorang perawat tidak lepas dari pemahamannya tentang
dasar-dasar profesi, meliputi filosofi keperawatan, paradigma keperawatan,
model konseptual dan teori keperawatan dimana keempat komponen tersebut
saling berhubungan. Pada teori keperawatan tingkat perkembangan, Middle
Range Theory merupakan teori keperawatan dengan abstraksi tingkat
menengah yang lebih mudah diterapkan oleh perawat. Contoh teori tingkat
menengah adalah teori kenyamanan Kolcaba. Kolcaba melihat teori
kenyamanan sesuai dengan filosofi dan paradigma keperawatan. Hal ini
menunjukkan pendapat Kolcaba bahwa individu dapat merasa nyaman dan
tidak nyaman pada kondisi yang dipengaruhi oleh aspek holistik, meliputi
fisik, psikospiritual, sosial budaya, dan lingkungan. Ketidaknyamanan yang
dirasakan dapat mempengaruhi kesehatan seseorang, maka perawat sebagai
pemberi pelayanan kesehatan harus memahami dan menerapkan model
konseptual teori kenyamanan untuk meningkatkan kesehatan.

3.2 SARAN
Perkembangan ilmu keperawatan selalu mengalami perubahan dan Teori
Comfort dari Katharine Kolcaba cukup spesifik untuk memberikan petunjuk
riset dan praktik dalam keperawatan , tetapi belum bisa dipraktikkan secara
langsung karena cakupan kenyamanan sangat luas meski sudah spesifik
diperlukan teori praktik keperawatan supaya bisa di aplikasikan secara
langsung.

14
`

DAFTAR PUSTAKA

Kasron, dkk. (2016). Teori Keperawatan dan Tokohnya. Jakarta: Cv.


Trans info media

Alligood. 2014. Nursing Theorist's and Their Work. America: Elsevier.

Elon, Yunus dkk. (2021). Teori dan Model Keperawatan. Medan :


Yayasan Kita Menulis.

Ambarwati. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia

15

Anda mungkin juga menyukai