Disusun Oleh :
1. Bella Esterica (CKR 0180005)
2. Edah Jubaedah (CKR 0180012)
3. Egi Septia Priatno (CKR 0180013)
4. Iis Istiqomah Nur Pajrin (CKR 0180019)
5. Maula Dewi Az Zahra (CKR 0180022)
6. Resti Karlina Fajriati (CKR 0180032)
S1 Keperawatan Reguler A
Makalah ini merupakan hasil diskusi kelompok kami dengan materi Teori Keperawatan
Katharine Kolcaba. Pembahasan di dalamnya kami dapatkan dari buku-buku, diskusi anggota
dan lain-lain. Dengan pemahaman berdasarkan pokok bahasan falsafah dan teori keperawatan.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi kami yang sedang menempuh pendidikan dan dapat dijadikan pelajaran bagi teman-teman
sekalian.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………….i
Daftar Isi ………………………………………………………………………………….ii
Bab 1 Pendahuluan ………………………………………………………………….……iii
Salah satu contoh model konseptual yang akan dibahas pada makalah ini yaitu model
teori kenyamanan (Comfort) yang dikembangkan oleh Katharine Kolcaba. Model teori Kolcaba
ini termasuk dalam lingkup middle range theory yang memiliki kriteria, limgkup, tingkat
abstraksi, dan kestabilan penerimaan secara luas. Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, middle
range theory cukup spesifik memberikan petunjuk riset dan praktik, cukup umum pada
campuran populasi klinik dan mencangkup fenomena yang sama. Sebagai petunjuk riset dan
praktek, middle range theory lebih banyak digunakan daripada grand theory, middle grand
theory.
BAB II TINJAUAN TEORITIS: Bab ini meliputi biografi Katharine Kolcaba, definisi dari
teori keperawatan Katharine Kolcaba, kekurangan dan kelebihan dari teori keperawatan
Katharine Kolcaba, dan aplikasi teori Katharine Kolcaba dalam keperawatan.
BAB III PENUTUP: Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
Relief (kelegaan) merupakan arti kenyamanan dari hasil penelitian Orlando (1961),
yang mengemukakan bahwa perawat meringankan kebutuhan yang diperlukan oleh
pasien.
Ease (ketentraman) merupakan arti kenyamanan dari hasil penelitian Henderson
(1966), yang mendeskripsikan ada 13 fungsi dasar manusia yang harus dipertahankan
selama pemberian asuhan.
Transcendence dijabarkan dari hasil penelitian Peterson dan Zderad (1975), yang
menjelaskan bahwa perawat membantu pasien dalam mengatasi kesulitannya.
Struktur Taksonomi Kenyamanan, Kolcaba & Fisher (1996)
GAMBAR 1 Struktur Taksonomi Kenyamanan. (Dari Kolcaba, K., & Fisher, E. 1996]. A holistic perspective on comfort
care as an advance directive. Critical Care Nursing Quarterly, 18[4],66-76.)
Empat konteks kenyamanan, berdasarkan asuhan yang diberikan, berasal dari literature
keperawatan (Kolcaba, 2003). Konteks fisiologis, psikospiritual, sosiokultural, dan
lingkungan. Empat konteks dibandingkan dengan tiga jenis dari kenyamanan, pembuatan
struktur taksonomi (matriks) dan dari hal tersebut menjabarkan kompleksitas
kenyamanan sebagai tujuan utamanya (Gambar 1)
Struktur taksonomi memberikan peta konten ranah mengenai kenyamanan. Hal ini diteliti
oleh banyak peneliti untuk merancang instrument selanjutnya, seperti pembuatan
pertanyaan yang dikembangkan dari taksonomi instrument sebelumnya (Kolcaba, Dowd,
Steiner, & Mitzed, 2004). Kolcaba menjabarkan langkah-langkah di dalam lamannya dari
General Comfort Questionnaire oleh peneliti berikutnya.
Berikut kerangka konsep teori kenyamanan (Kolcaba, 2007)
GAMBAR 2 Kerangka Konsep Teori Kenyamanan. (Hak cipta Kolcaba, 2007. Diakses dari www.the-comfortline.com.)
1. Kebutuhan perawat kesehatan: kebuthan kenyaman yag berkembang dari situasi
stress dalam asuhan kesehatan yang tidak dapat dicapai dengan sistem dukungan
penerima secara umum (tradisional). Kebutuhan manusia dapat berupa kebutuhan
fisiologis, psikospritaul, sosiokultural, atau lingkungan.
2. Intervensi untuk rasa nyaman: tindakan keperwaatn dan dditujukan untuk
mencapai kebutuhan kenyamanan penerima asuhan, mencakup fisiologis, sosial,
ekonomi, psikologis, lingkungan dan intervensi fisik.
3. Variabel intervensi: interaksi yang mempengaruhi persepsi penerima mengenai
kenyamaamn sepenuhnya. hal ini mencakup pengalaman sebelumnya, usia, sikap,
status emosional, latar belakang budaya, sistem pendukung, prognosisi, ekonomi
edukasi, dan keseleuruhan elemen lainya dari pengalaman penerima.
4. Rasa nyaman: status yang diungkapkan atau dirasakan penerima terhadap
intervensi kenyamanan yang diberikan.
5. Perilaku mencari bantuan: tujuan hasil yang ingin dicapai tentang makna sehat
yakni sikap penerima berkonsultasi mengenai kesehatanya dengan perawat.
6. Integritas institusional: perusahan, komunitas, sekola, rumah sakit, yang memiliki
kualitas lengkap, utuh, berkembang, etik dan tulus akan memiliki integritas
kelembangaan.
7. Praktik terbaik: intervensi yang diberikan petugas kesehatan sesuai dasar
keilmuan dan praktik untuk mendapatkan hasil yang terbaik untuk pasien dan
keluarga.
Kebijakan terbaik institusi atau kebijakan regional dimulai dari adanya protokol
prosedur dan medis yang mudah untuk diakses, diperoleh, dan diberikan.
Teori comfort banyak diadopsi oleh para praktisi keperawatan misalnya pada
nurse midwifery yang menggunakan teori Kolcaba sebagai kerangka acuan dalam
melakukan studi (Schuiling, Sampselle, & Kolcaba, 2011), hospice care (Kolcaba, Dowd,
Steiner, et al, 2004), keperawatan perioperative (Wilson & Kolcaba, 2004), Perawatan
Long- Term ( Kolcaba, Schrim, & Steiner, 2006), Tingkat stress mahasiswa (Dowd,
Kolcaba, Steiner, et al, 2007), pasien dimensia (Hodgson & Andersen, 2008), dan
perawatan Paliatif (Lavoie, Blondeau, & Picard Morin, 2011). Penggunaan verbal rating
scale sebagai suatu instrumen pengukuran level nyeri pasien akan memberi kemudahan
bagi perawat dalam melakukan dokumentasi terhadap level kenyamanan pasien (Dowd,
Kolcaba, Steiner, et al, 2007).
Teori ini melibatkan semua aspek (holistik) yang meliputi fisik, psikospiritual,
lingkungan dan sosial kultural. Namun untuk menilai semua aspek tersebut dibutuhkan
komitmen tinggi dan kemampuan perawat yang terampil dalam hal melakukan asuhan
keperawatan berfokus kenyamanan (pengkajian hingga evaluasi), yang di dalamnya
dibutuhkan teknik problem solving yang tepat.
4.1. Kesimpulan
1. Menurut Kolcaba kebutuhan keperawatan kesehatan adalah kebutuhan
tentang kenyamanan dan peningkatan dari kondisi penuh tekanan dalam
situasi perawat kesehatan. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan fisik,
psikospiritual, social dan kebutuhan lingkungan yang memfasilitasinya.
Kolcaba mengemukakan teori of comfort dengan membagi 3 tipe comfort
yaitu, reliefe, ease, dan transcendence.
2. Komponen-komponen yang berhubungan dalam konsep teori comfort ini
diantaranya Health care needs, comfort measure, intervening variable, HSBs
(perilaku mencari kesehatan).
4.2. Saran
Teori of comfort dari Katherine Kolcaba ini tidak bisa digunakan dalam
semua area keperawatan, maka sebelum diterapkan sebaiknya harus ditelaah
kembali dan disesuaikan dengan kondisi keperawatan yang ada. Contohnya
dalam kondisi khusus seperti bayi, demensia, penurunan kesadaran, gangguan
mental, gangguan panca indera, dan dalam kondisi kegawat daruratan
DAFTAR FUSTAKA
Hamid, S. Yani. Achir dan Ibrahim. Kusman. 2017. Pakar Teori Keperawatan Dan Karya
Mereka. Singapore : Elsevier Singapore Pte Ltd
Dokumen tips. Isi makalah. Di Kutif
https://dokumen.tips/dokuments/isi-makalah-56b8a8bc8685c.html