Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KEPRIBADIAN PERAWAT ISLAMI

KONSEP BERUBAH KURT LEWIN

Dosen Pengampu
Dr. Ns.Hj.Umi Solikhah,S.Pd.,S.Kep.,M.Kep.

KELAS A
KELOMPOK 1

1. Rafli Alghifari (2211020003) 7. Tunjung Abditia (2211020024)


2. Willa Reki Utami (2211020005) 8. Fandianung Arif N. (2211020027)
3. Dwi Cahyo Saputro (2211020009) 9. Ghina Pramesty I.C. (2211020035)
4. Jesica Chandra D. (2211020012) 10. Eldin Yafi Fahmika (2211020046)
5. Mutiara Diansha P. (2211020013) 11. Desy Mardianingrum (2211020050)
6. Resa Pujiawati (2211020018) 12. Azky Nurul Iqbal (2211020054)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul "Konsep Berubah
Kurt Lewin” dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah
ini.Tentunya, tidak akan bisa diselesaikan secara maksimal jika tidak mendapat dukungan
dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi bagi para pembaca.

Purwokerto, 24 Maret 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Definisi Berubah...............................................................................................................3
2.2 Tipe Perubahan.................................................................................................................5
2.3 Motivasi Dalam Perubahan..............................................................................................6
2.4 Strategi Perubahan............................................................................................................7
2.5 Tahapan Perubahan Menurut Kurt Lewin........................................................................9
2.6 Perubahan Dalam Keperawatan.....................................................................................12
2.7 Hambatan Dalam Perubahan..........................................................................................13
2.8 Penerapan Konsep Berubah............................................................................................14
BAB III PENUTUP..................................................................................................................16
A. KESIMPULAN...............................................................................................................16
B. SARAN............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keperawatan lambat laut akan mengalami perubahan, perubahan tersebut dapat


diwujudkan melalui inovasi baru serta perubahan yang sesuai dengan situasi dan kondisi.
Perawat mempunyai keterampilan dalam proses perubahan. Pertama proses keperawaran
yaitu merupakan pendekatan dalam penyelesaian masalah yang sistematis dan konsisten
dengan perencanaan perubahan. Kedua, perawat diajarkan mendapatkan ilmu dikelas dan
mempunyai pengalaman praktek untuk bekerja secara efektif dengan orang lain. Perubahan
pelayanan Kesehatan/Keperawatan merupakan kesatuan yang menyatu dalam perkembangan
dan perubahan keperawatan di Indonesia. Maasyarakat umum dan lingkungan terus menerus
berubah, sedangkan keperawatan yang merupakan bagian masyarakat tersebut tidak berubah
dalam menata kehidupan keprofesiannya.
Namun pada kenyataannya saat ini, kebanyakan pendidikan Keperawatan di Indonesia
masih merupakan pendidikan yang bersifat vokasional, yang merupakan pendidikan
keterampilan, sedangkan idealnya pendidikan keperawatan harus bersifat profesionalisme,
yang menyeimbangkan antara teori dan praktik. Oleh karena itu diperlukan adanya penerapan
Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan, yaitu dengan didirikannya lembagalembaga
Pendikan Tinggi Keperawatan. Hal ini telah dilakukan oleh Indonesia dengan membentuk
sebuah lembaga Pendidikan Tinggi Keperawatan yang dimulai sejak tahun 1985, yang
kemudian berjalan berdampingan dengan pendidikan-pendidikan vokasional. Selain dari segi
pendidikan, dari segi karir juga turut membedakan profesionalisme tenaga keperawatan
didalam negeri dibandingkan diluar negeri.
Perubahan bisa terjadi setiap saat dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat
dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada
pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan,
kebingungan, kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan pada
orang lain. Kenyataan ini penting khususnya dalam kepemimpinan dan manajemen.
Pemimpin secara kostan mencoba menggerakkan system dari satu titik ke titik lainnya untuk
memecahkan masalah. Maka secara konstan pemimpin mengembangkan strategi untuk
merubah orang lain dan memecahakan masalah.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai
berikut:

1) Apa yang dimaksud dengan berubah?


2) Apa saja strategi dan prinsip dalam perubahan?
3) Bagaimana tahapan perubahan menurut Kurt Lewin?
4) Bagaimana perubahan dalam keperawatan?
5) Apa saja hambatan dalam suatu perubahan?
6) Bagaimana penerapan konsep berubah?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan beberapa tujuan penulisan makalah
sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui definisi dari berubah


2) Untuk mengetahui strategi dan prinsip dalam perubahan
3) Untuk mengetahui tahapan perubahan menurut Kurt Lewin
4) Untuk mengetahui perubahan dalam keperawatan
5) Untuk mengetahui hambatan dalam suatu perubahan
6) Untuk mengetahui penerapan konsep berubah dalam berbagai aspek

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Berubah

Berubah adalah cara seseorang bertumbuh, berkembang, dan beradaptasi. Perubahan


dapat positif atau negatif terencana atau tidak terencana. Perubahan adalah proses membuat
sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Jadi, perubahan adalah suatu proses dimana
terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat
dinamis. Artinya dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada. Perubahan dapat
mencakup keseimbangan personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menjadikan
perbaikan atau penyempurnaan serta dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam
mencapai tujuan tertentu.
Teori dalam konteks keperawatan berfungsi sebagai pedoman utama dalam
mengembangkan pengetahuan, menjawab pertanyaan dan menentukan pola pendekatan.
Teori berubah dalam manajemen keperawatan berfungsi sebagai kerangka kerja yang dapat
memfasilitasi perawat dari berbagai level untuk mampu memahami, merencanakan dan
mengaplikasikan perubahan baik secara personal maupun dalam organisasi (Susanti et al.,
2020)
Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua konsep utama, yaitu: melakukan
inovasi dan berubah, atau diubah oleh suatu keadaan dan situasi. Perawat harus mempunyai
keterampilan dalam proses perubahan. Keterampilan pertama adalah proses keperawatan.
Proses keperawatan merupakan pendekatan dalam menyelesaikan masalah secara sistematis
dan konsisten dengan perencanaan perubahan. Keterampilan kedua adalah ilmu teoretis dan
pengalaman praktik. Perawat harus diajarkan ilmu teoretis di kelas dan mempunyai
pengalaman praktik untuk bekerja secara efektif (Nursalam, 2022)
Proses berubah bersifat integral dengan banyak bidang keperawatan, seperti
pendidikan kesehatan, perawatan klien, dan promosi kesehatan. Proses berubah ini
melibatkan klien individu, keluarga, komunitas, organisasi, keperawatan sebagai profesi, dan
seluruh sistem pemberian perawatan kesehatan. Perubahan dapat meliputi mendapatkan
pengetahuan, mendapatkan keterampilan baru, atau mengadaptasi pengetahuan saat ini dari
segi informasi baru. Perubahan ini terutama sulit saat muncul tantangan terhadap nilai dan
keyakinan seseorang, cara berpikir, atau cara berhubungan.

3
Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara, termasuk perubahan yang
direncanakan atau yang tidak direncanakan. Perubahan yang tidak direncanakan adalah
perubahan yang terjadi tanpa persiapan. Sebaliknya perubahan yang direncanakan adalah
perubahan yang telah direncanakan dan dipikirkan sebelumnya, terjadi dalam waktu yang
lama, dan termasuk adanya tujuan yang jelas. Perubahan terencana lebih mudah dikelola
daripada perubahan yang terjadi pada perkembangan manusia, tanpa persiapan, atau
perubahan karena suatu ancaman. Untuk alasan tersebut, maka perawat harus dapat
mengelola perubahan. Proses perencanaan terjadi karena adanya perubahan yang sangat
kompleks dan melibatkan interaksi banyak orang. Orang yang mengelola perubahan harus
mempunyai visi yang jelas di mana proses akan dilaksanakan dengan arah yang terbaik untuk
mencapai tujuan tersebut. Proses perubahan memerlukan tahapan yang berurutan di mana
orang akan terlibat dalam sebuah proses perubahan dan arah perubahan yang akan
dilaksanakan. Oleh karena itu, koalisi perlu dan harus dibentuk untuk mendukung perubahan.
Adanya tuntutan kebutuhan yang semakin meningkat, menyebabkan perawat harus berubah
secara terencana dan terkendali
Penyebab resistensi terhadap perubahan adalah ancaman terhadap kepentingan diri,
keadaan memalukan, perasaan tidak aman, kebiasaan, kepuasan dengan diri sendiri,
kehilangan kekuasaan, dan ketidak setujuan objektif. Perubahan tidak selalu merupakan hasil
pengambilan keputusan rasional. Perubahan biasanya terjadi sebagai respons terhadap tiga
aktifitas yang berbeda yaitu:
a) Perubahan Spontan
Perubahan spontan juga disebut perubahan yang reaktif atau tidak direncanakan,
karena perubahan ini tidak benar-benar di antisipasi, tidak dapat dihindari dan terdapat
sedikit atau tidak ada waktu untuk merencanakan strategi respons. Contoh perubahan
spontan yang memengaruhi individu adalah infeksi virus akut, cedera medula spinalis,
dan tawaran sukarela posisi baru.
b) Perubahan Perkembangan
Perubahan perkembangan mengacu pada perubahan fisiopsikologis yang terjadi
selama siklus kehidupan individu atau perkembangan organisasi menjadi lebih
kompleks.Contoh perubahan perkembangan individu adalah bertambahnya ukuran dan
kompleksitas embrio manusia dan janin dan berkurangnya kemampuan fisik pada lansia.
c) Perubahan Terencana
Menurut Lippitt, perubahan terencana adalah upaya yang disengaja dan bertujuan oleh
individu, kelompok, organisasi, atau sistem sosial yang lebih besar untuk memengaruhi
4
status quo (menetap) itu sendiri, organisme lain, atau suatu situasi. Keterampilan
memecahkan masalah, keterampilan mengambil keputusan, dan keterampilan
interpersonal adalah faktor-faktor penting dalam perubahan terencana. Contoh perubahan
terencana adalah individu yang memutuskan untuk memperbaiki status kesehatannya
dengan menghadiri program berhenti merokok atau melakukan program olahraga.

Manusia melakukan perubahan disebabkan oleh beberapa alasan seperti berubah karena
ingin menjadi lebih baik atau memperbaiki/menghilangkan masalah yang sedang dihadapi,
berubah untuk mengurangi beban kerja. Perubahan disebabkan oleh adanya dorongan dari
pihak lain atau perubahan pola pikir yang menyebabkan penurunan kepercayaan terhadap
sesuatu (Lestari & Ramadhaniyati, 2018)

Perubahan terbagi menjadi dua yaitu:

1. Perubahan yang direncanakan


Manusia yang melakukan perubahan terencana adalah manusia yang berjuang untuk
perubahan dan memikirkan metode secara sistematis. Perubahan terencana
diimplementasikan melalui keberadaan agen perubahan.

2. Perubahan yang tidak direncanakan


Perubahan yang tidak direncanakan adalah perubahan karena tidak adanya kehadiran
keseimbangan sistem. Perubahan ini merupakan respon adiftif terhadap stimulus eksterna
dan bereaksi terhadap beberapa kejadian yang berlangsung secara tiba-tiba.

2.2 Tipe Perubahan

Apabila dipandang dari tipe perubahan, menurut Bennis tahun 1995, perubahan itu sendiri
memiliki tujuh tipe diantaranya:

1) Tipe Indoktrinasi
Suatu perubahan yang dilakukan oleh sekelompok atau masyarakat yang
menginginkan pencapaian tujuan yang diharapkan dengan cara memberi doktrin atau
menggunakan kekuatan sepihak untuk dapat berubah.
2) Tipe Paksaan
Merupakan tipe perubahan dengan melakukan pemaksaan atau kekerasan pada
anggota atau seseorang dengan harapan tujuan yang dicapai dapat terlaksana.
3) Tipe Teknokratik

5
Merupakan tipe perubahan dengan melibatkan kekuatan lain dalam mencapai
tujuan yang diharapkan terdapat satu pihak merumuskan tujuan dan pihak lain untuk
membantu mencapai tujuannya.
4) Tipe Interaksional
Merupakan perubahan dengan menggunakan kekuatan kelompok yang saling
berinteraksi satu dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang diharapkan dari
perubahan.

5) Tipe Sosialisasi
Merupakan suatu perubahan dalam mencapai tujuan dengan menggunakan
kerja sama dengan kelompok lain tetapi masih menggunakan kekuatan untuk
mencapai tujuan yang hendak dicapai
6) Tipe Emultif
Merupakan suatu perubahan dengan menggunakan kekuatan unilateral dengan
tidak merumusakan tujuan terlebih dahulu secara sungguh-sungguh, perubahan ini
dapat dilakukan pada sistem diorganisasi yang bawahannya berusaha menyamai
pimpinan atau atasannya.
7) Tipe Alamiah
Merupakan perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak disengaja tetapi
dalam merumuskan dilakukan secara tidak sungguh, seperti kecelakaan, maka
seseorang ingin mengadakan perubahan untuk lebih berhati-hati dalam berkendaraan
dan lain sebagainya.

2.3 Motivasi Dalam Perubahan

Motivasi timbul karena tuntutan kebutuhan dasar manusia, sedangkan kebutuhan dasar
manusia yang dimaksud antara lain:

1) Kebutuhan Fisiologis; seperti (makan, minum, tidur, oksigen, dan lain-lain)


berdasarkan kebutuhan tersebut maka manusia akan selalu ingin mempertahankan
hidupnya dengan jalan memenuhinya atau mengadakan perubahan.
2) Kebutuhan Keamanan; Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia agar
mendapatkan jaminan keamanan atau perlindungan dari berbagai ancaman bahaya
yang ada.

6
3) Kebutuhan Sosial; Kebutuhan ini mutlak diperlukan karena manusia tidak akan dapat
hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain.
4) Kebutuhan Penghargaan dan Dihargai; Setiap manusia selalu ingin mendapatkan
penghargaan di mata masyarakat akan prestasi, status, dan lain-lain. Untuk itu,
manusia akan termotivasi untuk mengadakan perubahan.
5) Kebutuhan Aktualisasi Diri; Kebutuhan perwujudan diri agar diakui masyarakat akan
kemampuannya dan potensi yang dimiliki.
6) Kebutuhan Interpersonal; yang meliputi kebutuhan untuk berkumpul bersama untuk
melakukan control dalam mendapatkan pengaruh dari lingkungan.

2.4 Strategi Perubahan

Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan dapat
tercapai secara tepat, efektif dan efisien.
1) Strategi Rasional Empirik
Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan
memiliki sifat rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk mengadakan
suatu perubahan strategi rasional dan empirik yang didasarkan dari hasil penemuan
atau riset untuk diaplikasikan dalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional
akan menggunakan rasionalnya dalam menerima sebuah perubahan. Langkah dalam
perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam strategi rasional empirik ini dapat
melalui penelitian atau adanyadesiminasi melalui pendidikan secara umum sehingga
melalui desiminasi akan diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan
dilakukan benar-benar sesuai dengan rasional.Strategi  ini juga dilakukan pada
penempatan sasaran yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki
sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan efisien, selain itu juga
menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah yang ada.
2) Strategi Reedukatif Normatif
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat.
Perubahan yang akan dilaksanakan melihat nilai nilai normatif yang ada di
masyarakat sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan baru di masyarakat.
Standar norma yang ada di masyarakat ini di dukung dengan sikap dan sistem nilai
individu yang ada di masyarakat. Pendekatan ini dilaksanakan dengan mengadakan
intervensi secara langsung dalam penerapan teori-teori yang ada.Strategi ini
dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau masyarakat dan proses

7
penyusunan rancangan untuk perubahan. Pelaku dalam perubahan harus memiliki
kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat.Kemampuan ilmu perilaku harus
dimiliki dalam pembaharu
3) Strategi Paksaan-Kekuatan
Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau
kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan
kekuatan politik. Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan,
penerapan sistem pendidikan dan lain-lain. Menurut Tiffany dan Lutjens (1989) telah
mengidentifikasi tujuh strategi berubah  yang cocok dengan kontinum dari yang
paling netral sampai yang paling koersif.
a) Edukasi
Strategi  ini memberikan suatu presentasi fakta yang relatif tidak bisa yang
dimaksudkan untuk berfungsi sebagai justifikasi rasional atas tindakan yang
terencana.
b) Fasilitatif
Strategi  ini memberikan sumber penting untuk berubah. Strategi  ini
mengasumsikan bahwa orang ingin berubah, tetapi membutuhkan sumber-sumber
untuk membuat perubahan tersebut.
c) Teknostruktural
Strategi ini mengubah teknologi untuk mengakses struktur sosial dalam kelompok
atau mengubah srtuktur sosial untuk mendapatkan teknologi.Strategi  ini
memengaruhi hubungan antara teknologi, ruang dan struktur. Penggunaan ruang
dapat diubah untuk memengaruhi struktur sosial.
d) Database
Strategi ini mengumpulkan dan menggunakan data untuk membuat perubahan
sosial.Data digunakan untuk menemukan inovasi yang paling baik guna
memecahkan masalah yang dihadapi.
e) Komunikasi
Strategi  komunikasi menyebarkan informasi sepanjang waktu melalui saluran
dalam sistem sosial.
f) Persuasif
Pemakaian penalaran, debat, dan bujukan dilakukan untuk menyebabkan
perubahan.
g) Koersif
8
Terdapat hubungan wajib antara perencan dan pengadopsi.Kekuasaan digunakan
untuk menyebabkan perubahan.

2.5 Tahapan Perubahan Menurut Kurt Lewin

Menurut Lewin (1951), perubahan terjadi karena munculnya tekanan tekanan


terhadap organisasi, individu, atau kelompok. Teori ini memfokuskan pada pertanyaan
“mengapa”, yaitu mengapa individu, kelompok, atau organisasi berubah. Dengan alasan itu
Lewin mencari tahu bagaimana perubahan dapat dikelola dan menghasilkan sesuatu.
Model ini mendeskripsikan tahapan-tahapan dalam melakukan perubahan terencana
dan perbaikan secara terus menerus membantu dalam keberlanjutan jangka panjang dalam
suatu manajemen organisasi. Perubahan terencana diklasifikan sebagai saha yang disengaja
dilakukan dengan perhitungan yang matang sertabersifat kolaboratif untuk menghasilkan
perbaikan dalam system dengan bantuan agen perubahan (Mellita & Elpanso, 2020).
Dalam teorinya, Lewin menjelaskan bahwa seseorang yang akan mengadakan suatu
perubahan harus memiliki konsep tentang perubahan agar proses perubahan tersebut terarah
dan mencapai tujuan yang ada. Lewin mengembangkan konsep force field analysis atau teori
perubahan untuk membantu menganalisa dan mengerti suatu kekuatan terhadap suatu inisiatif
perubahan. Force field analysis adalah sebuah teknik untuk melihat gambaran utama yang
melibatkan semua kekuatan yang berjalan sejalan dengan perubahan (driving forces) dan
kekuatan yang merintangi sebuah perubahan (resisting forces). Lewin berkesimpulan bahwa
kekuatan tekanan (driving forces) akan berhadapan dengan penolakan (resistences) untuk
berubah. Metode Lewin atau sering disebut Lewin’s three step model mengacu pada tiga
konsep atau fase, yaitu unfreezing – movement – refreezing.

1) Tahap Pencairan (Unfreezing)


Pada tahap awal ini yang dapat dilakukan bagi seseorang yang mau mengadakan
proses perubahan adalah harus memiliki motivasi yang kuat untuk merubah dari keadaan
semula dengan merubah terhadap keseimbangan yang ada. Fase ini dapat disebutkan
sebagai tahap persiapan yang menuntut kesadaran kognitif terhadap kebutuhan akan
adanya perubahan. Perubahan yang dibutuhkan akan selalu mengacu pada masalah dan
potensi yang dimiliki. (Susanti et al., 2020)
Di samping itu  juga perlu menyiapkan diri dan siap untuk merubah atau
melakukan perubahan. Pada tahap ini tugas seorang perawat adalah mengidentifikasi
masalah dan memilih jalan keluar terbaik. Suatu masalah biasanya muncul akibat adanya

9
ketidakseimbangan dalam sistem. Motivasi yang kuat untuk beranjak dari keadaan
semula dan berubahnya keseimbangan yang ada, memiliki keinginan untuk berubah dan
berupaya untuk berubah, mempersiapkan diri, dan siap untuk berubah atau melakukan
perubahan.
Menurut Lewin, langkah pertama dalam proses perubahan perilaku adalah
mencairkan situasi atau status quo yang ada. Status quo disini dianggap sebagai keadaan
keseimbangan yang berlaku. Proses mencairkan merupakan proses yang diperlukan
untuk mengatasi tekanan secara individual dan kelompok serta dilakukan melalui 3
metode, pertama dengan meningkatkan faktor-faktor pengerak yang bisa menjauhkan
individu atau kelompok dari situasi status quo yang berlaku saat ini. Kedua, mengurangi
kekuatan-kekuatan negatif yang dapat menahan pergerakan yang menjauhi kondisi
keseimbangan saat ini. Sedangkan metode ketiga adalah menemukan kombinasi dari dua
metode diatas. Dalam kondisi ini ini, terdapat beberapa aktivitas yang dapat membantu
proses mencairkan, termasuk didalamnya adalah memotivasi peserta perubahan dengan
menyiapkan mereka untuk perubahan, membangun kepercayaan dan mengenali
kebutuhan akan perubahan serta secara aktif berpartisipasi dalam mengidentifikasi
permasalahan dan berdiskusi secara berkelompok untuk menemukan solusinya (Mellita
& Elpanso, 2020)

2) Tahap Bergerak (Movement)


Movement yang dimaksud yaitu bergerak menuju keadaan yang baru atau tahap
perkembangan baru karena memiliki cukup informasi serta sikap dan kemampuan untuk
berubah, memahami masalah yang dihadapi, mengetahui langkah-langkah penyelesaian
yang harus dilakukan, dan kemudian melakukan langkah nyata untuk berubah dalam
mencapai tingkat atau tahap baru. Pada tahapan ini perawat bertugas untuk
mengumpulkan informasi dan mencari dukungan dari orang-orang yang dapat membantu
memecahkan masalah.
Pada tahap ini sudah dimulai adanya suatu pergerakan kearah sesuatu yang
baru atau perkembangan terbaru. Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila
seseorang telah memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk
berubah, Juga memiliki kemampuan dalam memahami masalah serta mengetahui
langkah-langkah dalam menyesuaikan masalah.

3) Tahap Pembekuan (Freezing)


10
Pada tahap ini motivasi telah mencapai tahap baru atau mencapai keseimbangan
baru. Tahap baru yang sudah dicapai harus dijaga agar tidak mengalami kemunduran
atau bergerak mundur pada tahap perkembangan semula. Oleh karena itu, diperlukan
adanya upaya untuk mendapatkan umpan balik dan kritik yang konstruktif dalam upaya
pembinaan (reinforcement) yang terus menerus dan berkelanjutan. Setelah memperoleh
dukungan dan alternatif permecahan masalah, perubahan kemudian diintegrasikan dan
distabilkan menjadi bagian dari sistem nilai yang dianut. Perawat yang bertugas sebagai
agen perubahan (change agent) yang mengatasi orang-orang yang masih menghambat
perubahan.
Tahap ini merupakan tahap pembekuan dimana seseorang yang mengadakan
perubahan kelak mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan keseimbangan yang
baru. Proses pencapaian yang baru perlu dipertahankan dan selalu terdapat upaya
mendapatkan umpan balik, pembinaan tersebut dalam upaya mempertahankan perubahan
yang telah dicapai.
Tahap ini perlu dilakukan setelah perubahan diimplementasikan dengan tujuan
untuk mempertahankan keberlanjutannya. Jika tahap ini tidak dilakukan, perubahan yang
terjadi akan berlaku secara singkat dan prilaku akan kembali ke kesimbangan yang lama.
Tahapan ini merupakan proses integrasi dari nilai-nilai yang baru untuk berlaku pada
komunitas yang ada. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk stabilisasi keseimbangan
baru yang dihasilkan dari perubahan dengan menyeimbangkan antara faktor-faktor
penggerak dan penghambat perubahan. Salah satu tindakan yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan langkah ketiga dari Lewin ini adalah memperkuat pola baru dan
menetapkan pola-pola tersebut dalam bentuk mekanisme secara formal dan informal
termasuk didalamnya meliputi kebijakan dan prosedur (Mellita & Elpanso, 2020)

Lewin juga mengidentifikasi beberapa hal dan alasan yang harus dilaksanakan oleh
seorang manajer dalam merencanakan suatu perubahan, yaitu:

a. Perubahan hanya boleh dilaksanakan untuk alasan yang baik.


b. Perubahan harus secara bertahap.
c. Semua perubahan harus direncanakan dan tidak secara drastis atau mendadak.
d. Semua individu yang terkena perubahan harus dilibatkan dalam perencanaan
perubahan.

11
Alasan perubahan Lewin (1951) tersebut diperkuat oleh pendapat Sullivan dan Decker
(1988) hanya ada alasan yang dapat diterapkan pada setiap situasi, yaitu

a. Perubahan ditujukan untuk menyelesaikan masalah.


b. Perubahan ditujukan untuk membuat prosedur kerja lebih efisien.
c. Perubahan ditujukan untuk mengurangi pekerjaan yang tidak penting

2.6 Perubahan Dalam Keperawatan

Pada perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan seiring dengan


kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam keperawatan antara lain:

a) Keperawatan Sebagai Profesi


Keperawatan sebagai profesi yang diakui oleh masyarakat dalam memberikan
pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan tentu akan dituntut untuk selalu
berubah kearah kemandirian dalam profesi keperawatan, sehingga sebagai profesi
akan mengalami perubahan kearah professional dengan menunjukan agar profesi
keperawatan diakui oleh profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan
kesehatan.

b) Keperawatan Sebagai Bentuk Pelayanan Asuhan


Keperawatan Keperawatan sebagai bentuk pelayanan asuhan keperawatan
professional yang diberikan kepada masyarakat akan terus memenuhi tuntutan
kebutuhan masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam penerapan model
asuhan keperawatan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktek keperawatan.

c) Keperawatan Sebagai Ilmu Pengetahuan


Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan terus selalu berubah dan berkembang sejalan
dengan tuntutan zaman dan perubahan teknologi, karena itu dituntut selalu
mengadakan perubahan melalui penelitian keperawatan sehingga ilmu keperawatan
diakui secara bersama oleh disiplin ilmu lain yang memiliki landasan yang kokoh
dalam keilmuan.

d) Keperawatan Sebagai Komunikasi

12
Keperawatan sebagai komunikasi dalam masyarakat ilmiah harus selalu menunjukkan
jiwa professional dalam tugas dan tanggung jawabnya dan selalu mengadakan
perubahan sehingga citra sebagai profesi tetap bertahan dan berkembang.

Manfaat perubahan dalam keperawatan:

1) Meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan bagi perawat dan klien.


2) Meningkatkan profitability.
3) Meningkatkan kinerja.
4) Memberikan kepuasan bagi individu dan kehidupan sosialnya

2.7 Hambatan Dalam Perubahan

Perubahan tidak selalu mudah untuk dilaksanaan akan tetapi banyak hambatan yang a#an
diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam & Diantara hal yang menjadi
hambatan dalam perubahan adalah sebagai berikut:

1) Ancaman Kepentingan Pribadi


Ancaman kepentingan pribadi ini merupakan hambatan dalam perubahan karena
adanya kekhawatiran adanya perubahan segala kepentingan dan tujuan diri. Contohnya
dalam pelaksanaan standarisasi perawat profesional dimana yang diakui sebagai profesi
perawat adalah minimal pendidikan DIII keperawatan, sehingga bagi lulusan SPK yang
dahulu dan tidak ingin melanjutkan pendidikan akan terancam bagi kepentingan dirinya
sehingga hal tersebut dapat menjadikan hambatan dalam perubahan.

2) Persepsi Yang Kurang Tepat


Persepsi yang kurang tepat atau informasi yang belum jelas ini dapat menjadi kendala
dalam proses perubahan. Berbagai informasi yang akan dilakukan dalam sistem
perubahan jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya kurang lengkap,
maka tempat yang akan dijadikan perubahan akan sulit menerima sehingga timbul
kekhawatiran dari perubahan tersebut.

3) Reaksi Psikologis
Reaksi psikologis ini merupakan faktor yang menjadi hambatan dalam perubahan,
karena setiap orang memiliki reaksi psikologis yang berbeda dalam merespons perbedaan
sistem adaptasi. Pada setiap orang juga dapat menimbulkan reaksi psikologis yang
berbeda sehingga bisa menjadi hambatan dalam perubahan. Contohnya apabila akan

13
dilakukan perubahan dalam sistem praktek keperawatan mandiri bagi perawat. Jika
perawat belum bisa menerima secara psikologis, akan timbul kesulitan karena ada
perasaan takut sebagai dampak dari perubahan.

4) Toleransi Terhadap Perubahan Rendah


Toleransi terhadap perubahan ini tergantung dari individu, kelompok atau masyarakat.
Apabila individu, kelompok atau masyarakat tersebut memiliki toleransi yang tinggi
terhadap perubahan, maka akan memudahkan proses perubahan tetapi apabila toleransi
seseorang terhadap perubahan sangat rendah, maka perubahan tersebut akan sulit
dilaksanakan.

5) Kebiasaan
Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui
sebelumnya atau bahkan sudah dilaksanakan sebelumnya dibandingkan dengan sesuatu
yang baru dikenalnya, karena keyakinan yang dimiliki sangat kuat. Faktor kebiasaan ini
yang menjadikan hambatan dalam perubahan.

6) Ketergantungan
Ketergantungan merupakan hambatan dalam proses perubahan karena ketergantungan
menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara mandiri dalam mencapai tujuan
tertentu. Suatu perubahan akan menjadi masalah bagi seseorang yang selalu
menggantungkan diri sehingga perubahan akan sulit dilakukan.

7) Perasaan Tidak Aman


Perasaan tidak aman juga merupakan faktor penghambat dalam perubahan karena
adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan menambah ketidak
amanan pada diri, kelompok atau masyarakat.

8) Norma
Norma merupakan segala aturan yang didukung oleh anggota masyarakat yang tidak
boleh dirubah. Apabila akan melakukan proses perubahan namun perubahan tersebut
bertentangan dengan norma maka perubahan tersebut akan mengalami hambatan.
Sebaliknya jika norma tersebut sesuai dengan prinsip perubahan, maka akan sangat
mudah dalam perubahan.
14
2.8 Penerapan Konsep Berubah

Contoh penerapan proses berubah dalam beberapa aspek:


 Pendidikan
Karena kemajuan zaman maka setiap periode tertentu dalam dunia Pendidikan ada pergantian
kurikulum untuk meningkatkan kualitas Pendidikan

 Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan di rumah sakit D yang professional, setelah pasien datang kesana
menjadi sedikit maka rumah sakit tersebut akan melakukan perubahan dengan meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan yang lebih berkualitas lagi

 Individu
Mahasiswa yang dulunya malas belajar dan ketika ujian mendapat nilai d, maka dia
bisatermotivasi untuk belajar lebih giat agar mendapat nilai b atau bahkana, maka terjadi
perubahan dalam diri mahasiswa terscbut.

 Masyarakat
Masyarakat yang dulunya kurang menyadari tentang pentingnya akan kebersihan lingkungan
sckitar sctclah ada salah scorang warga nya menderita penyakit DBD maka masyarakat mulai
sadar dan mau berubah untuk meningkatkan pola hidup bersih.

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari
status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Teori berubah dalam manajemen
keperawatan berfungsi sebagai kerangka kerja yang dapat memfasilitasi perawat dari
berbagai level untuk mampu memahami, merencanakan dan mengaplikasikan perubahan baik
secara personal maupun dalam organisasi. Perubahan biasanya terjadi sebagai respons
terhadap tiga aktifitas yaitu perubahan spontan, perubahan perkembangan, dan perubahan
terencana. Dalam perubahan dibutuhkan beberapa cara atau strategi yang tepat agar tujuan
dalam perubahan dapat tercapai secara tepat, efektif dan efisien.
Dalam manajemen konsep perubahan terdapat beberapa teori yang bersumber dari
beberapa tokoh salah satunya Kurt Lewin. Model yang dideskripsikan merupakan tahapan-
tahapan dalam melakukan perubahan terencana dan perbaikan secara terus menerus
membantu dalam keberlanjutan jangka panjang dalam suatu manajemen organisasi. Lewin
mengembangkan konsep force field analysis atau teori perubahan untuk membantu
menganalisa dan mengerti suatu kekuatan terhadap suatu inisiatif perubahan. Force field
analysis adalah sebuah teknik untuk melihat gambaran utama yang melibatkan semua
kekuatan yang berjalan sejalan dengan perubahan (driving forces) dan kekuatan yang
merintangi sebuah perubahan (resisting forces). Lewin berkesimpulan bahwa kekuatan
tekanan (driving forces) akan berhadapan dengan penolakan (resistences) untuk berubah.
Metode Lewin atau sering disebut Lewin’s three step model mengacu pada tiga konsep atau
fase, yaitu unfreezing – movement – refreezing.
Berdasarkan konsep dari teori tersebut terdapat beberapa perubahan dalam
keperawatan yaitu keperawatan sebagai profesi, keperawatan sebagai bentuk pelayanan
asuhan, keperawatan sebagai ilmu pengetahuan, dan keperawatan sebagai profesi.

16
B. SARAN

Diharapkan bagi para perawat mampu menerapkan konsep perubahan yang


dikemukakan oleh para tokoh penyusun konsep perubahan dalam dunia managemen,
sehingga mampu beradaptasi dengan dunia yang semakin hari semakin terdapat perubahan
yang signifikan.

Lalu generasi yang akan datang bisa menstabilisasi keseimbangan baru yang
dihasilkan dari perubahan dengan menyeimbangkan antara faktor-faktor penggerak dan
penghambat perubahan Perawat diharapkan mampu menjalankan perubahan dengan baik
sesuai norma yang berlaku dan perawat mampu melewati hambatan hambatan pada proses
perubahan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, L., & Ramadhaniyati. (2018). Falsafah dan Teori Keperawatan. Pustaka Pelajar.
Mellita, D., & Elpanso, E. (2020). Model Lewin Dalam Manajemen Perubahan Teori Klasik
Menghadapi Disrupsi Dalam Lingkungan Bisnis. Mbia, 19(2), 142–152.
https://doi.org/10.33557/mbia.v19i2.989
Nursalam. (2022). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 6. Salemba Medika.
Susanti, S. S., Anggraini, D. D., Perangin-angin, M. A., Girsang, B. M., Rumerung, I. L.,
Sihombing, R. M., Adventina Delima, H., & Purba, D. H. (2020). Manajemen dan
Kepemimpinan dalam Keperawatan. Yayasan Kita Menulis.

18

Anda mungkin juga menyukai