Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“KONSEP PERUBAHAN”

Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan

Dosen Pengampu: Gustop Amatiria, S.Kep., M.Kes.

Disusun Oleh Kelompok 3:

1. Dini Risrika 2014301012


2. Fansuri Adung 2014301013
3. Martha Silva Theodota 2014301019
4. Mutiara Lintang 2014301021
5. Adelia Andani 2014301039

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

REGULAR 1 TINGKAT 3

T.A 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep
Perubahan” ini, meskipun masih jauh dari kesempurnaan.
Tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk melengkapi salah satu tugas pada
mata kuliah Managemen Keperawatan. Dalam kesempatan ini tak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Atas bantuan dan dorongannya, semoga mendapat balasan dari Allah SWT, dan kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya serta bagi pembaca pada
umumnya.
Karena sifat keterbatasan yang dimiliki, maka saran dan kritik yang membangun
sangat kami harapkan, dan semoga makalah ini dapat menjadi titik sumbangan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan .

Bandar Lampung,9 January 2023

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................................1


B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3

A. Definisi Perubahan.....................................................................................................3
B. Prinsip Dan Strategi Berubah...................................................................................3
C. Tahapan-Tahapan Perubahan..................................................................................5
D. Reaksi Terhadap Perubahan.....................................................................................8
E. Ekologi Perubahan.....................................................................................................9
F. Perubahan Dalam Keperawatan.............................................................................10
G. Penerapan Proses Berubah......................................................................................11
H. Perubahan Profesi Keperawatan Di Indonesia......................................................12
I. Dampak Perubahan Terhadap Keperawatan........................................................13

BAB III PENUTUP...............................................................................................................16

A. Kesimpulan................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta
tidak dapat dielakkan.Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula.Tanpa
berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan.Namun dengan berubah
terjadi ketakutan, kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat
memberikan perubahan pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implisit dan
eksplisit atau bersifat tertutup dan terbuka.Kenyataan ini penting khususnya dalam
kepemimpinan dan manajemen.Pemimpin secara konstan mencoba menggerakkkan
sistem dari satu titik ke titik lainnya untuk memecahkan masalah. Maka secara
konstan pemimpin mengembangkan strategi untuk merubah orang lain dan
memecahkan masalah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep berubah?
2. Apa prinsip dan strategi berubah?
3. Apa tahap- tahap dalam perubahan?
4. Apa reaksi terhadap perubahan?
5. Apa ekologi perubahan?
6. Bagaimana perubahan dalam keperawatan?
7. Bagaimana penerapan proses berubah pada contoh kasus
(pendidikan,pelayanan,keperawatan,individu,masyarakat) dan berbagi isu dalam
perkembangan keperawatan?

C. Tujuan
1. Mendefinisikan konsep berubah
2. Mendefinisikan prinsip dan strategi berubah
3. Mendefinisikan tahap – tahap dalam perubahan
4. Mendefinisikan reaksi terhadap perubahan
1
5. Mendefinisikan ekologi perubahan
6. Mendefinisikan perubahan dalam keperawatan
7. Mendefinisikan penerapan proses berubah dan mendefinisikan issu

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Berubah


Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987). Menurut Brooten,1978 berubah
merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi.

Perubahan adalah proses membuat sesuatu yang berbeda dari sebelumnya ( Sullivan
danDecker,2001).Berubah adalah cara seseorang bertumbuh, berkembang dan
beradaptasi. Perubahan dapat positif atau negatif terencana atau tidak terencana.

Jadi Perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari
status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya dapat menyesuaikan
diri dari lingkungan yang ada.

B. Prinsip dan Strategi Berubah


Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan dapat
tercapai secara tepat, efektif dan efisien.
a. Strategi Rasional Empirik
Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memiliki
sifat rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk mengadakan suatu
perubahan strategi rasional dan empirik yang didasarkan dari hasil penemuan atau
riset untuk diaplikasikandalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional akan
menggunakan rasionalnya dalam menerima sebuah perubahan. Langkah dalam
perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam strategi rasional empirik ini dapat
melalui penelitian atau adanyadesiminasi melalui pendidikan secara umum sehingga
melalui desiminasi akan diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan
dilakukan benar-benar sesuai dengan rasional.Strategi ini juga dilakukan pada
penempatan sasaran yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki
sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan efisien, selain itu juga
menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah yang ada.

3
b. Strategi Reedukatif Normatif
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat.
Perubahan yang akan dilaksanakan melihat nilai nilai normatif yang ada di
masyarakat sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan baru di masyarakat.
Standar norma yang ada di masyarakat ini di dukung dengan sikap dan sistem nilai
individu yang ada di masyarakat. Pendekatan ini dilaksanakan dengan mengadakan
intervensi secara langsung dalam penerapan teori-teori yang ada.Strategi ini
dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau masyarakat dan
proses penyusunan rancangan untuk perubahan. Pelaku dalam perubahan harus
memiliki kemampuan dalam berkolaborasi dengan masyarakat.Kemampuan ilmu
perilaku harus dimiliki dalam pembaharu.

c. Strategi Paksaan- Kekuatan


Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau
kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan
kekuatan politik.Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan,
penerapan system pendidikan dan lain-lain.
Menurut Tiffany dan Lutjens (1989) telah mengidentifikasi tujuh strategi berubah
yang cocok dengan kontinum dari yang paling netral sampai yang paling koersif.
1) Edukasi
Strategi ini memberikan suatu presentasi fakta yang relatif tidak bisa yang
dimaksudkan untuk berfungsi sebagai justifikasi rasional atas tindakan yang
terencana.

2) Fasilitatif
Strategi ini memberikan sumber penting untuk berubah.Strategi ini
mengasumsikan bahwa orang ingin berubah, tetapi membutuhkan sumber-
sumber untuk membuat perubahan tersebut.

3) Teknostruktural
Strategi ini mengubah teknologi untuk mengakses struktur sosial dalam
kelompok atau mengubah srtuktur sosial untuk mendapatkan teknologi.Strategi
ini memengaruhi hubungan antara teknologi, ruang dan struktur. Penggunaan
ruang dapat diubah untuk memengaruhi struktur sosial.
4
4) Data-based
Strategi ini mengumpulkan dan menggunakan data untuk membuat perubahan
sosial.Data digunakan untukmenemukan inovasi yang paling baik guna
memecahkan masalah yang dihadapi.

5) Komunikasi
Strategi komunikasi menyebarkan informasi sepanjang waktu melalui saluran
dalam sistem sosial.

6) Persuasif
Pemakaian penalaran, debat,dan bujukan dilakukan untuk menyebabkan
perubahan.

7) Koersif
Terdapat hubungan wajib antara perencan dan pengadopsi.Kekuasaan digunakan
untuk menyebabkan perubahan.
C. Tahapan-Tahapan Perubahan
Secara umum tahap tahap perubahan akan meliputi tiga tahap: persiapan,
penerimaan,dan komitmen. Pada tahap persiapan dilakukan berbagai kontak melalui
ceramah, pertemuan,maupun komunikasi tertulis. Tujuannya agar tercapai kesadaran
akan pentingnya perubahan (change awareness). Ketidakjelasan tentang pentingnya
oerubahanakan menjadi penghambat upaya-upaya dalam pembentukan komitmen.
Sebaliknya kejelasan akan menimbulkan pemahaman yang baik terhadap pentingnya
perubahan, yang mendukung upaya-upaya dalam pembentukan komitmen.Dalam
penerimaan, pemahaman yang terbentuk akan bermuara ke dalam dua kutub, yaitu
persepsi yang positif di satu sisi atau persepsi negatif di sisi yang lain. Persepsi yang
negatif akan melahirkan keputusan untuk tidak mendukung perubahan, sebaliknya
persepsi positif yang melahirkan keputusan untuk memulai perubahan dan merupakan
suatu bentuk komitmen untuk berubah.
Tahap komitmen melalui beberapa langkah yaitu instalasi, adopsi, instusionalisasi,
dan internalisasi.Langkah instalasi merupakan periode percobaan terhada p perubahan
yang merupakan preliminary testing terdapat dua konsekuensi dari langkah
ini.Konsekuensi pertama, perubahan dapat diadopsi untuk pengujian jangka panjang.
5
Kedua, perubahan gugur setelah implementasi pendahuluan yang mungkin disebabkan
oleh masalah ekonomi-finansial -politik,perubahan dalam tujuan strategis, dan tingginya
vested interest.

1. Tahap perubahan menurut Kurt Lewin


Menurut pandangan Kurt Lewin, 1951 seseorang yang akan mengadakan suatu
perubahan harus memiliki konsep tentang perubahan yang tercantum dalam tahap
proses perubahan agar proses perubahan tersebut menjadi terarah dan mencapai tujuan
yang ada.
Tahapan tersebut antara lain :
a. Tahap Pencairan (Unfreezing)
Pada tahap ini yang dapat dilakukan bagi seseorang yang mau mengadakan
proses perubahan adalah harus memiliki motivasi yang kuat untuk berubah dari
keadaan semula dengan merubah terhadap keseimbangan yang ada. Disamping
itu juga perlu menyiapkan diri dan siap untuk berubah atau melakukan
melakukan adanya perubahan.

b. Tahap Bergerak (Moving)


Pada tahap ini sudah dimulai adanya suatu pergerakan kearah sesuatu yang baru
atau perkembangan terbaru. Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila
seseorang telah memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan
untuk berubah, juga memiliki kemampuan dalam memahami masalah serta
mengetahui langkah-langkah dalam menyesuaikan masalah.

c. Tahap Pembekuan (Refrezing)


Tahap ini merupakan tahap pembekuan dimana seseorang yang mengadakan
perubahan telah mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan keseimbangan
yang baru. Berdasarkan langkahlangkah menurut Kurt Lewin dalam proses
perubahan ditemuan banyak hambatan.Karena itu diperlukan kemampuan yang
benar-benar ada dalam konsep perubahan sesuai dengan tahapan berubah.

6
2. Tahap perubahan Rogers E (1962)
Menurut Rogers E untuk menandakan suatu perubahan perlu ada beberapa langkah
yang ditempuh sehingga harapan atau tujuan akhir dari perubahan dapat tercapai.
Langkah-langkah tersebut antara lain :
1) Tahap Awareness
Tahap ini merupakan tahap awal yang mempunyai arti bahwa dalam mengadakan
perubahan diperlukan adanya kesadaran untuk berubah apabila tidak ada
kesadaran untuk berubah, maka tidak mungkin tercipta suatu perubahan.

2) Tahap Interest
Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul perasaan minat
terhadap perubahan yang selalu memperhatikan terhadap sesuatu yang baru dari
perubahan yang dikenalkan. Timbulnya minat akan mendorong dan menguatkan
kesadaran untuk berubah.

3) Tahap Evaluasi
Tahap ini terjadi penilaian tarhadap sesuatu yang baru agar tidak terjadi hambatan
yang akan ditemukan selama mengadakanperubahan. Evaluasi ini dapat
memudahkan tujua dan langkah dalam melakukan perubahan.

4) Tahap Trial
Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap sesuatu yang baru atau hasil
perubahan dengan harapan sesuatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesaui
dengan kondisi atau situasi yang ada, danmemudahkan untuk diterima oleh
lingkungan.

5) Tahap Adoption
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses penerimaan
terhadap sesuatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya
manfaat dari sesuatu yang baru sehingga selalu mempertahankan hasil perubahan.

7
3. Tahapan perubahan menurut LippitHavelock
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewis dengan menekankan perencanaan
yang akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai perubahan menurut
Havelock.
1) Membangun suatu hubungan.
2) Mendiagnosis masalah.
3) Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan.
4) Memilih jalan keluar.
5) Meningkatkan penerimaan.
6) Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri.

D. Reaksi terhadap perubahan


Bagi sebagian individu perubahan dapat dipandang sebagai suatu motivator dalam
meningkatkan prestasi atau penghargaan.Tapi kadang-kadang perubahan juga dipandang
sebagai sesuatu yang mengancam keberhasilan seseorang dan hilangnya penghargaan
yang selama ini didapat.apakah seseorang memandang perubahan sebagai suatu hal yang
penting atau negatif. Umumnya dalam perubahan sering muncul resistensi atau adanya
penolakan terhadap perubahan dalam berbagai tingkat dari orang yang mengalami
perubahan tersebut. Menolak perubahan atau mempertahankan status quo ketika
berusaha melakukan perubahan, bisa saja terjadi.Karena perubahan bisa merupakan
sumber stress.Oleh karenanya timbullah perilaku tersebut. Penolakan sering didasarkan
pada ancaman terhadap keamanan dari individu, karena perubahan akan mengubah
perilaku yang ada. Jika perubahan menggunakan pendekatan pemecahan masalah maka
harus diberitahukan mengenai dampak yang mungkin timbul akibat perubahan.
Respon Terhadap Perubahan
1. Menerima dan mendukung.
2. Tidak menerima – tidak mendukung.
3. Menolak.
4. Takut akan sesuatu yang tidak pasti (loss of predictability).
5. Takut akan kehilangan pengaruh.
6. Takut akan kehilangan ketrampilan & proficiency.
7. Takut kehilangan reward, benefit.
8. Takut akan kehilangan respect, dukungan, kasih sayang.
9. Takut gagal.
8
E. Ekologi Perubahan
Ada empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap,
perilaku,individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang
kekuatannya,maka pemahaman tentang tingkat-tingkat perubahan dan siklus
perubahan akan dapat berguna.Hersey dan Blanchard (1977) menyebutkan dan
mendiskusikan empat tingkatan perubahan.Perubahan peratama dalam pengetahuan
cenderung merupakan perubahan yang paling mudah dibuat karena bisa merupakan
akibat dari membaca buku, atau mendengarkan dosen. Sedangkan perubahan sikap
biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara yang positif dan atau negatif.Karenanya
perubahan sikap akan lebih sulit dibandingkan dengan perubahan pengetahuan.
Tingkat kesulitan berikutnya adalah perilaku individu.Misalnya seorang
manajer mungkin saja mengetahui dan mengerti bahwa keperawatan primer jauh lebih
baik dibandingkan beberapa model asuhan keperawatan lainnya, tetapi tetap tidak
menerapkannya dalam perilakunya karena berbagai alasan, misalnya merasa tidak
nyaman dengan perilaku tersebut. Perilaku kelompok merupakan tahap yang paling
sulit untuk diubah karena melibatkan banyak orang .Disamping kita harus merubah
banyak orang, kita juga harus mencoba mengubah kebiasaan adat istiadat,dan tradisi
juga sangat sulit.
Bila kita tinjau dari sikap yang mungkin muncul maka perubahan bisa kita
tinjau dari dua sudut pandang yaitu perubahan partisipatif dan perubahan yang
diarahkan. Perubahan Partisipatif akan terjadi bila perubahan berlanjut dari masalah
pengetahuan ke perilaku kelompok. Pertamatama anak buah diberikan pengetahuan,
dengan maksud mereka akan mengembangkan sikap positif pada subjek. Karena
penelitian menduga bahwa orang berperilaku berdasarkan sikap-sikap mereka maka
seorang pemimpin akan menginginkan bahwa hal ini memang benar.
Sesudah berprilaku dalam cara tertentu maka orang-orang ini menjadi guru
dan karenanya mempengaruhi orang lain untuk berperilaku sesuai dengan yang
diharapkan. Siklus perubahan partisipatif dapat digunakan oleh pemimpin dengan
kekuasaan pribadi dan kebiasaan positif. Perubahan ini bersifat lambat atau secara
evolusi, tetapi cenderung tahan lama karena anak buah umumnya menyakini apa yang
merekan lakukan. Perubahan yang terjadi tertanam secara instrinsik dan bukan
merupakan tuntutan eksterinsik.
Perubahan diarahkan atau paksaan Bertolak belakang dengan perubahan
partisifatif, perubahan ini dilakukan dengan menggunakan kekuasaan, posisi dan
9
manajemen yang lebih tinggi memberikan tengatng aarah dan perilaku untuk system
dari masalah : aktualnya seluruh organisasi dapat menjadi fokus. Perintah disusun dan
anak buah diharapkan untuk memenuhi dan mematuhinya.Harapan mengembangkan
sikap positif tentang hal tersebut dan kemudian mendapatkan pengetahuan lebih
lanjut.Jenis perubahan ini bersifat berubah-ubah, cenderung menghilang bila manajer
tidak konsisten untuk menerapkannya.

F. Perubahan Dalam Keperawatan


Dalam perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan seiring
dengan kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam keperawatan
antara lain:
1. Keperawatan Sebagai Profesi
Keperawatan sebagai profesi yang diakui oleh masyarakat dalam memberikan
pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan tentu akan dituntut untuk selalu
berubahkearah kemandirian dalam profesi keperawatan, sehingga sebagai profesi
akan mengalami perubahan kearah professional dengan menunjukan agar profesi
keperawatan diakui oleh profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan
kesehatan.

2. Keperawatan Sebagai Bentuk Pelayanan Asuhan Keperawatan


Keperawatan sebagai bentuk pelayanan asuhan keperawatan professional yang
diberikan kepada masyarakat akan terus memenuhi tuntutan kebutuhan
masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam penerapan model asuhan
keperawatan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktek keperawatan.

3. Keperawatan Sebagai Ilmu Pengetahuan


Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan terus selalu berubah dan berkembang
sejalan dengan tuntutan zama dan perubahan teknologi,karena itu dituntut selalu
mengadakan perubahan melalui penelitian keperawatan sehingga ilmu
keperawatan diakui secara bersama oleh disiplin ilmu lain yang memiliki landasan
yang kokoh dalam keilmuan.

4. Keperawatan Sebagai Komunikasi

10
Keperawatan sebagai komunikasi dalam masyarakat ilmiah harus selalu
menunjukkan jiwa professional dalam tugas dan tanggung jawabnya dan selalu
mengadakan perubahan sehingga citra sebagai profesi tetap bertahan dan
berkembang.

G. Penerapan Proses Berubah


Penerapan proses berubah Dalam beberapa aspek :
1. Pendidikan
Karena kemajuan zaman maka setiap periode tertentu dalam dunia pendidikan ada
pergantian kurikulum untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

2. Pelayanan keperawatan
Pelayanan keperawatan di rumah sakit a yg dulunya kurang professional,setelah
pasien yg datang kesana menjadi sedikit maka rumah sakit tersebut akan
melakukan perubahan dengan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang
lebih berkualitas lagi.

3. Individu
Mahasiswa yang dulunya malas belajar dan ketika ujian mendapat nilai d, maka
dia bisatermotivasi untuk belajar lebih giat agar mendapat nilai b atau bahkan a,
maka terjadi perubahan dalam diri mahasiswa tersebut.

4. Masyarakat
Masyarakat yang dulunya kurang menyadari tentang pentingnya akan kebersihan
lingkungan sekitar setelah ada salah seorang warga nya menderita penyakit DBD
maka masyarakat mulai sadar dan mau berubah untuk meningkatkan pola hidup
bersih.

H. Perubahan Profesi Keperawatan Di Indonesia


Era kesejagatan oleh tenaga keperawatan hendaknya dipersiapkan secara benar
dan menyeluruh, mencakup seluruh aspek keadaan dan kejadian atau peristiwa yang
terjadi atau sedang dan akan berlangsung dalam era tersebut. Dalam beberapa tahun
terakhir dan menghadapi masa depan, khususnya memasuki Milenium III,

11
perkembangan iptek terjadi dengan sangat cepat. Proses penyebaran iptek, serta
penyebaran berbagai macam barang dan jasa menjadi bertambah cepat, bahkan terjadi
dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan adanya perkembangan pesat dari teknologi
transportasi dan telekomunikasi serta perkembangan teknologi lainnya. Hal ini
mencerminkan terjadinya proses pensejagatan dengan segala ciri dan konsekuensinya.
Keperawatan sebagai pelayanan/asuhan profesional bersifat humanistik,
menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
berorientasi pada kebutuhan objektif klien, mengacu pada standar profesional
keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntutan utama.
Demikianlah kira-kira secara umum tentang keperawatan profesional yang merupakan
tanggung jawab seorang perawat professional yang selalu mengabdi kepada manusia
dan kemanusiaan. Perawat dituntut untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan
dengan benar atau rasional dan baik atau etikal. Apabila ditinjau dari perkembangan
iptekkep dan ditinjau dari etika keprofesian dan sosial, bertolak dari pengertian
singkat di atas, empat faktor yang terkait erat dengan proses profesionalisasi adalah:
1. Pengembangan Pendidikan Tinggi Keperawatan.
2. Pengembangan Pusat Penelitian Keperawatan.
3. Penataan standar praktik keperawatan profesional melalui Undang-undang
Praktik Keperawatan.
4. Pendayagunaan Konsil Keperawatan-Pokja Keperawatan.

I. Dampak Perubahan Terhadap Keperawatan


Perubahan sosial ekonomi dan politik, kependudukan, dan iptek akan berdampak
terhadap perubahan praktik keperawatan, pendidikan keperawatan dan perkembangan
iptek keperawatan. Perawat pada abad mendatang akan menghadapi suatu kesempatan
dan tantangan yang sangat luas sekaligus suatu ancaman (Chitty, 1997: 470).
1. Praktik Keperawatan
Tantangan terhadap praktik keperawatan dapat diidentifikasi sebagai tantangan
terhadap:
I. Pengurangan anggaran dalam sistem pelayanan kesehatan.
Pengurangan anggaran Perawat Indonesia saat ini dihadapkan pada
suatu dilema,disatu sisi dia harus terus mengupayakan peningkatan
kualitas layanan kesehatan, di lain pihak pemerintah memotong alokasi

12
anggaran untuk pelayanan keperawatan. Dalam melaksanakan tugasnya,
sering kali perawat jarang mengadakan hubungan interpersonal yang
baik karena mereka harus melayani pasien lainnya dan dikejar oleh
waktu. Keadaan tersebut sebagai suatu tantangan bagi perawat dalam
berpegang terus dalam nilai-nilai moral dan etik

II. Otonomi dan akuntabilitas


Melibatkan perawat dalam pengambilan suatu keputusan di
Pemerintahan merupakan hal yang sangat positif dalam meningkatkan
otonomi dan akuntabilitas perawat Indonesia. Peran serta tersebut perlu
terus ditingkatkan dan dipertahankan. Kemandirian perawat dalam
melaksanakan perannya sebagai suatu tantangan. Semakin
meningkatnya otonomi perawat berarti semakin tingginya tuntutan
kemampuan yang yang harus dipersiapkan.

III. Perkembangan teknologi


Teknologi Penguasaan dan keterlibatan dalam perkembangan iptek
dalam praktik keperawatan bagi perawat Indonesia merupakan suatu
keharusan. Penguasaan IPTEK juga akan berperan dalam menepis dan
meyeleksi iptek yang sesuai dengan kebutuhan dan sosial budaya
masyarakat Indonesia yang akan diadopsi. Apabila kita tetap tidak
mampu menerapkan teknologi yang ada, maka kita akan menjadi orang
yang tertinggal dan ditinggalkan oleh konsumennya.

IV. Tempat praktik


Tempat praktik keperawatan di masa depan meliputi pada tatanan klinik
(RS); komunitas; dan praktik mandiri di rumah/berkelompok (sesuai SK
Menkes R.I 1239/2001 tentang registrasi dan praktik keperawatan dan
diharapkan sudah berlakunya tentang Undang-undang Praktik
Keperawatan bagi perawat Indonesia).

2. Tantangan Pendidikan Keperawatan


Di masa depan, pendidikan keperawatan dihadapkan pada suatu
tantangan dalam meningkatkan kualitas lulusannya. Para lulusan pendidikan
13
keperawatan ini juga dituntut untuk menguasai kompetensi-kompetensi
profesional. Isi kurikulum progam pendidikan ke depan, juga harus
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Misalnya, tren
bertambahnya umur penduduk juga akan menjadi isu sentral dalam
pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan di masa depan. Dengan
demikian, isi kurikulum harus menyentuh aspek asuhan keperawatan gerontik,
home care, penyakit-penyakit kronis, dan AIDS. Tantangan lain adalah
menjadikan bahasa asing, khususnya bahasa Inggris menjadi kompetensi wajib
yang harus dimiliki bagi lulusannya dan ini merupakan suatu keharusan.

3. Tantangan Perubahan Iptek


Riset keperawatan akan menjadi suatu kebutuhan dasar yang harus
dilaksanakan oleh perawat di era global. Meningkatnya kualitas layanan,
sangat ditentukan oleh hasil kajian-kajian dan pembaharuan yang dilaksanakan
berdasarkan hasil penelitian. Berkembangnya ilmu keperawatan akan
berpengaruh signifikan terhadap kualitas dan kemandirian perawat dalam
melaksanakan tugasnya. Uraian di atas membawa implikasi terhadap
perubahan system pelayanan kesehatan/keperawatan dan sebagai tantangan
bagi tenaga keperawatan Indonesia dalam proses profesionalisme.
Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses
mewujudkan keperawatan sebagai profesi, yaitu suatu proses berjangka
panjang, ditujukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat
Indonesia. Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling
berhubungan, saling bergantung, saling memengaruhi, dan saling
berkepentingan. Inovasi dalam aspek perkembangan keperawatan merupakan
fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses profesionalisasi. Keadaan
ini akan bisa dicapai apabila para perawat Indonesia menguasai pengelolaan
keperawatan secara profesional.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Konsep berubah merupakan bahan ajar yang memudahkan kami sebagai Seorang
mahasiswa perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Sistem akan berjalan lancar apabila digerakkan secara bersama- sama tanpa
mengesampingkan yang lainnya. Begitu juga dengan konsep perubahan. Karena
dalam kehidupan kita di dunia ini kita harus senantiasa mengadakan perubahan
menuju pada kehidupan yg lebih baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kuntoro, Agus.2010. Buku ajar manajemen keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika


Dafid. 2008. Konsep Berubah. Jakarta: Wikipedia.
Kozier dkk. 2006. Praktek Keperawatan Profesional. Edisi 4.
jakarta :buku kedokteran EGC.

16

Anda mungkin juga menyukai