Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

"MENJELASKAN PRINSIP PERUBAHAN PERILAKU"

DOSEN PENGAMPUH : ERIKE SEPTA PRAUTAMA,S,.Kep,M.Kes

Disusun oleh : Kelompok 2

1. Rizka Wasila Barokah NIM : 135.21.005


2. Vina susanka NIM : 135.21.006
3. Devi nurzakiah putri NIM : 135.21.007
Dayang anggesta NIM : 135. 21.008

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


STIKES PONDOK PESANTREN ASSANADIYAH
PALEMBANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“MENJELASKAN PRINSIP PERUBAHAN PERILAKU”
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Menjelaskan prinsip perubahan perilaku ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Palembang, 23 Juni 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian perubahan perilaku.............................................................
B. Pengertian karena terpaksa ( compllance ) ..........................................
C. Pengertian karena ingin meniru ( identification ) ................................
D. Pengertian karena ingin menghayati manfaatnya ( internalization ) ...
E. Pengertian proses perubahan perilaku..................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran …………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang prinsip perubahan perilaku melibatkan pemahaman tentang teori dan konsep yang
mendasari perubahan perilaku. Beberapa teori yang relevan dalam konteks ini termasuk:
1. Teori Kognitif Sosial (Social Cognitive Theory): Teori ini, dikembangkan oleh Albert
Bandura, menekankan bahwa perilaku dipengaruhi oleh interaksi antara faktor kognitif,
lingkungan, dan perilaku itu sendiri. Prinsip-prinsip seperti observasi dan modeling,
penguatan dan hukuman, serta keyakinan diri dan efikasi diri (self-efficacy) berperan
penting dalam perubahan perilaku.
2. Model Transteoritis (Stages of Change Model): Model ini, dikembangkan oleh Prochaska
dan DiClemente, menggambarkan perubahan perilaku sebagai serangkaian tahapan yang
melibatkan prakontemplasi, kontemplasi, persiapan, tindakan, pemeliharaan, dan
terminasi. Model ini menekankan pentingnya pemahaman tahapan-tahapan ini dalam
merencanakan dan memfasilitasi perubahan perilaku.
3. Teori Motivasi Diri (Self-Determination Theory): Teori ini, dikembangkan oleh Deci dan
Ryan, menyoroti pentingnya motivasi intrinsik dan kebutuhan psikologis individu dalam
mendorong perubahan perilaku yang berkelanjutan. Konsep seperti otonomi, kompetensi,
dan hubungan sosial yang mendukung merupakan faktor penting dalam memotivasi
perubahan perilaku.
4. Teori Pembelajaran Sosial (Social Learning Theory): Teori ini, juga dikembangkan oleh
Albert Bandura, menekankan pentingnya pengamatan dan pembelajaran dari orang lain
dalam mengadopsi perilaku baru. Prinsip-prinsip seperti peran model, penguatan dan
hukuman, dan penguatan diri (self-reinforcement) berperan dalam perubahan perilaku.
5. Teori Perubahan Perilaku (Behavior Change Theory): Teori ini mencakup berbagai
pendekatan dan model yang mempelajari proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan perilaku. Beberapa contoh teori dalam kategori ini termasuk teori pilihan
rasional (rational choice theory), teori sikap (attitude theory), dan teori sosial (social
theory).
Latar belakang prinsip perubahan perilaku ini didasarkan pada penelitian dan pengembangan
teori yang dilakukan oleh para ahli dalam bidang psikologi, sosiologi, dan ilmu perilaku lainnya.
Mempelajari prinsip-prinsip ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku dan membantu dalam merancang intervensi atau
program perubahan perilaku yang efektif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perubahan perilaku?
2. Apa itu karena terpaksa ( compllance )?
3. Apa itu karena ingin meniru ( identification ) ?
4. Apa itu karena menghayati manfaatnya ( internalization )?
5. Apa itu peroses perubahan perilaku
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perubahan perilaku
2. Untuk mengetahui karena terpaksa ( compllance )
3. Untuk mengetahui karena ingin meniru ( identification )
4. Untuk mengetahui karena menghayati manfaatnya ( interlnalization )
5. Untuk mengetahui proses perubahan perilaku
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perubahan perilaku


Prinsip perubahan perilaku adalah panduan atau konsep-konsep dasar yang dapat
digunakan untuk memahami dan mengelola perubahan perilaku individu atau kelompok. Prinsip-
prinsip ini membantu dalam merancang strategi yang efektif untuk mencapai perubahan perilaku
yang diinginkan. Berikut adalah penjelasan singkat tentang prinsip-prinsip tersebut:
Kesadaran (Awareness): Prinsip ini menekankan pentingnya memiliki kesadaran yang baik
tentang perilaku yang perlu diubah. Individu atau kelompok perlu menyadari masalah atau
konsekuensi dari perilaku yang tidak diinginkan sebelum mereka dapat mengambil langkah-
langkah untuk mengubahnya.
A. Pengetahuan (Knowledge): Prinsip ini berkaitan dengan memberikan pengetahuan yang
tepat tentang alternatif perilaku yang diinginkan. Hal ini melibatkan penyediaan
informasi yang jelas dan mudah dipahami mengenai manfaat dan cara-cara untuk
melakukan perubahan perilaku.
B. Motivasi (Motivation): Prinsip ini menekankan pentingnya memiliki motivasi yang kuat
untuk mengubah perilaku. Motivasi dapat berasal dari faktor internal (seperti keinginan
untuk meningkatkan kualitas hidup) atau faktor eksternal (seperti ganjaran atau
hukuman).
C. Kemampuan (Ability): Prinsip ini menekankan pentingnya memiliki kemampuan atau
keterampilan yang diperlukan untuk melakukan perubahan perilaku. Jika individu atau
kelompok tidak memiliki kemampuan yang cukup, perubahan perilaku yang diinginkan
mungkin sulit dicapai. Oleh karena itu, perlu disediakan sumber daya dan dukungan yang
diperlukan untuk meningkatkan kemampuan tersebut.
D. Dukungan sosial (Social Support): Prinsip ini menekankan pentingnya mendapatkan
dukungan dari orang-orang di sekitar untuk membantu mencapai perubahan perilaku.
Dukungan sosial dapat berupa dukungan emosional, dukungan informasional, atau
dukungan praktis yang membantu individu atau kelompok dalam mengatasi hambatan
dan menjaga motivasi untuk perubahan.
E. Penguatan (Reinforcement): Prinsip ini menekankan penggunaan penguatan positif atau
negatif sebagai cara untuk memperkuat perilaku yang diinginkan dan mengurangi
perilaku yang tidak diinginkan. Penguatan positif berupa pemberian hadiah atau
penghargaan, sedangkan penguatan negatif berupa mengurangi konsekuensi negatif dari
perilaku yang tidak diinginkan.
F. Pembiasaan (Habit): Prinsip ini menekankan pentingnya mengubah perilaku menjadi
kebiasaan yang tetap. Dengan melibatkan dan mengulangi perilaku yang diinginkan
secara konsisten, perilaku tersebut menjadi lebih otomatis dan menjadi bagian dari
rutinitas sehari-hari.
Prinsip-prinsip ini dapat digunakan dalam berbagai konteks, baik itu dalam perubahan perilaku
individu, kelompok, atau bahkan dalam perubahan perilaku organisasi. Penerapan prinsip-prinsip
ini dapat membantu dalam merancang strategi yang efektif untuk mencapai

2.2 karena terpaksa ( compllance )


Prinsip perubahan perilaku "karena terpaksa" atau "compliance" mengacu pada situasi di
mana individu mengubah perilakunya karena adanya tekanan atau kewajiban dari pihak lain,
bukan karena keyakinan atau motivasi internal yang kuat. Dalam konteks ini, individu mungkin
tidak sepenuhnya meyakini atau mengadopsi perubahan perilaku yang diminta, tetapi mereka
melakukannya karena ada ancaman atau konsekuensi negatif jika mereka tidak patuh.
Meskipun compliance bisa menghasilkan perubahan perilaku yang sementara, namun biasanya
tidak berkelanjutan dalam jangka panjang. Ketergantungan pada tekanan eksternal atau
kewajiban yang dipaksakan dapat mempengaruhi motivasi dan pengambilan keputusan individu.
Secara umum, perubahan perilaku yang didasarkan pada keinginan dan motivasi internal
cenderung lebih efektif dan berkelanjutan.
Namun, dalam beberapa situasi, compliance dapat memiliki kegunaan sementara. Misalnya,
dalam situasi darurat atau dalam kepatuhan terhadap peraturan yang penting untuk menjaga
keselamatan atau kesehatan individu dan orang lain. Compliance juga dapat menjadi langkah
awal dalam memperkenalkan individu pada perilaku baru, dan kemudian diharapkan bahwa
individu akan secara bertahap menginternalisasi perubahan perilaku tersebut.
Penting untuk diingat bahwa tujuan akhirnya adalah mendorong adopsi perilaku yang diinginkan
berdasarkan pemahaman, kepercayaan, dan motivasi individu. Oleh karena itu, dalam jangka
panjang, penting untuk mencari cara-cara untuk memperkuat motivasi internal dan menciptakan
dukungan yang memadai agar perubahan perilaku menjadi lebih berkelanjutan dan bermakna
bagi individu tersebut.

2.3 karena ingin meniru ( identification )


Prinsip perubahan perilaku "karena ingin meniru" atau "identification" mengacu pada
situasi di mana individu mengubah perilakunya karena mereka mengamati dan meniru perilaku
orang lain yang mereka anggap sebagai model atau teladan. Identifikasi merupakan proses di
mana individu mengadopsi perilaku orang lain yang dianggap penting, relevan, atau dihormati
oleh mereka.
Proses identifikasi melibatkan perasaan keterkaitan atau afinitas dengan orang yang dijadikan
model, serta persepsi bahwa perilaku model tersebut memiliki nilai positif atau menguntungkan.
Ketika individu merasa terhubung dengan model yang mereka kagumi dan menganggap
perilakunya sebagai sesuatu yang bernilai atau diinginkan, mereka cenderung untuk meniru atau
mengadopsi perilaku tersebut.
Identifikasi sebagai prinsip perubahan perilaku dapat digunakan sebagai strategi yang efektif
dalam beberapa situasi. Misalnya, dalam konteks pendidikan atau pembelajaran, ketika individu
melihat guru atau teman sebaya mereka sebagai model yang sukses dalam perilaku atau
pencapaian tertentu, mereka cenderung meniru perilaku tersebut untuk mencapai hasil yang
sama. Identifikasi juga dapat digunakan dalam konteks perubahan perilaku yang lebih luas,
seperti perilaku kesehatan atau perilaku sosial yang dianggap positif oleh masyarakat.
Namun, penting untuk dicatat bahwa identifikasi tidak selalu menghasilkan perubahan perilaku
yang positif atau diinginkan. Individu juga dapat meniru perilaku negatif atau tidak sehat dari
model yang mereka identifikasi. Oleh karena itu, penting untuk memilih model atau teladan yang
tepat dan menyediakan panduan yang jelas tentang perilaku yang diinginkan.
Selain itu, identifikasi seringkali menjadi langkah awal dalam perubahan perilaku. Setelah
individu mengadopsi perilaku melalui identifikasi, penting untuk memperkuat motivasi internal
dan memberikan dukungan yang berkelanjutan agar perubahan perilaku menjadi lebih
berkelanjutan dan lebih otentik bagi individu tersebut.
2.4 karena menghayati manfaatnya ( internalization )
Prinsip perubahan perilaku "karena menghayati manfaatnya" atau "internalization"
mengacu pada situasi di mana individu mengubah perilakunya karena mereka sepenuhnya
memahami dan meyakini manfaat yang terkait dengan perubahan perilaku tersebut. Internalisasi
terjadi ketika individu benar-benar mengadopsi perilaku baru sebagai bagian dari nilai-nilai,
keyakinan, dan identitas mereka.
Dalam internalisasi, individu merasakan bahwa perilaku baru tersebut memiliki nilai intrinsik
dan sesuai dengan tujuan hidup atau prinsip-prinsip mereka. Mereka mungkin memahami
manfaat jangka panjang yang terkait dengan perilaku tersebut, seperti meningkatkan kesehatan,
meningkatkan kualitas hidup, atau mencapai tujuan yang lebih besar. Perilaku yang
diinternalisasi tidak lagi bergantung pada dorongan eksternal atau tekanan sosial, tetapi
dipandang sebagai bagian yang integral dari individu tersebut.
Internalisasi adalah bentuk yang lebih kuat dan lebih berkelanjutan dari perubahan perilaku
dibandingkan dengan compliance atau identifikasi. Ketika individu menginternalisasi perilaku,
mereka cenderung mempertahankan perilaku tersebut dalam jangka panjang dan melibatkan diri
secara aktif dalam pemeliharaan dan pengembangan perilaku tersebut.
Untuk mendorong internalisasi, penting untuk menyampaikan informasi yang mendalam tentang
manfaat yang terkait dengan perubahan perilaku tersebut. Dukungan sosial dan lingkungan yang
mendukung juga dapat membantu dalam proses internalisasi. Selain itu, perlu memberikan ruang
bagi individu untuk mempertanyakan dan memahami sendiri manfaat yang terkait dengan
perubahan perilaku, sehingga mereka dapat membangun pemahaman yang mendalam dan
pribadi tentang nilai-nilai dan manfaatnya.
Dalam perubahan perilaku yang melibatkan internalisasi, individu memiliki motivasi internal
yang kuat dan lebih mungkin untuk mempertahankan dan menerapkan perilaku baru dalam
berbagai konteks dan situasi kehidupan.
2.5 proses perubahan perilaku
Proses perubahan perilaku melibatkan serangkaian langkah atau tahapan yang dijalani
individu untuk mengadopsi perilaku baru atau meninggalkan perilaku yang tidak diinginkan.
Terdapat beberapa model atau teori yang menggambarkan proses perubahan perilaku, dan
salah satu yang paling terkenal adalah Model Transteoritis atau Stages of Change Model
yang dikembangkan oleh Prochaska dan DiClemente. Berikut adalah tahapan umum dalam
proses perubahan perilaku berdasarkan model ini:
A. Tahap Pra-kontemplasi (Precontemplation): Individu pada tahap ini tidak menyadari atau
tidak mengakui adanya masalah dalam perilaku mereka dan tidak memiliki niat untuk
mengubahnya. Mereka cenderung menolak atau tidak peka terhadap informasi yang
menunjukkan adanya konsekuensi negatif dari perilaku tersebut.
B. Tahap Kontemplasi (Contemplation): Pada tahap ini, individu mulai menyadari adanya
masalah dalam perilaku mereka dan mempertimbangkan untuk melakukan perubahan.
Mereka menyadari manfaat dari perubahan perilaku, namun masih ragu dan belum siap
untuk mengambil tindakan konkret.
C. Tahap Persiapan (Preparation): Individu pada tahap ini memiliki niat yang kuat untuk
mengubah perilaku mereka dan sudah mulai merencanakan langkah-langkah konkret
untuk melakukan perubahan. Mereka mencari informasi, mengumpulkan sumber daya,
dan membuat rencana perubahan yang terperinci.
D. Tahap Tindakan (Action): Pada tahap ini, individu mulai menerapkan rencana perubahan
perilaku yang telah mereka buat. Mereka melakukan tindakan nyata untuk mengadopsi
perilaku baru atau meninggalkan perilaku yang tidak diinginkan. Tahap ini melibatkan
upaya dan komitmen aktif dalam mengubah perilaku.
E. Tahap Pemeliharaan (Maintenance): Setelah individu berhasil mengadopsi perilaku baru,
mereka memasuki tahap pemeliharaan. Pada tahap ini, individu berusaha menjaga dan
mempertahankan perilaku baru mereka dalam jangka waktu yang cukup lama. Mereka
menghadapi tantangan dan godaan untuk kembali ke perilaku lama, tetapi tetap
berkomitmen untuk melanjutkan perilaku baru.
F. Tahap Terminasi (Termination): Tahap ini tidak selalu ditemui oleh setiap individu. Pada
tahap ini, individu telah sepenuhnya menginternalisasi perilaku baru sebagai bagian dari
identitas dan tidak ada lagi keinginan atau godaan untuk kembali ke perilaku lama.
Perilaku baru telah menjadi kebiasaan yang kuat dan berkelanjutan.
Penting untuk diingat bahwa proses perubahan perilaku tidak selalu berjalan secara linear, dan
individu dapat berpindah antar tahapan atau mengalami kekambuhan (relapse). Perubahan
perilaku adalah proses yang kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor individu dan
lingkungan. Dukungan sosial, motivasi, pengetahuan, dan kemampuan individu memainkan
peran penting dalam membantu mereka melalui proses perubahan perilaku
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam kesimpulannya, perubahan perilaku melibatkan serangkaian tahapan yang
dijalani individu untuk mengadopsi perilaku baru atau meninggalkan perilaku yang
tidak diinginkan. Beberapa prinsip yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku
termasuk kesadaran, pengetahuan, motivasi, kemampuan, dukungan sosial, penguatan,
identifikasi, dan internalisasi. Tiap-tiap prinsip ini memiliki peran dan dampaknya
sendiri dalam mempengaruhi perubahan perilaku individu.
Proses perubahan perilaku dapat dimulai dari ketidaktahuan atau ketidakpedulian
terhadap masalah (pra-kontemplasi), menuju kesadaran dan pertimbangan untuk
mengubah perilaku (kontemplasi), persiapan untuk perubahan (persiapan), tindakan
nyata untuk mengubah perilaku (tindakan), pemeliharaan perilaku baru (pemeliharaan),
dan dalam beberapa kasus mencapai tahap di mana perilaku baru telah menjadi
kebiasaan yang berkelanjutan (terminasi).

B. SARAN
Dengan membaca makalah ini di harapkan kepada petugas pelayanan kesehatan agar
dapat memberikan pelayanan terhadap kesehatan msayarakat dengan kebutuhan
masyarakat agar dapat terpenuhi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Prochaska, J. O., & DiClemente, C. C. (1999). Perubahan perilaku: Merancang program


intervensi berdasarkan teori transteoritis. Pustaka Belajar.
Setiadi, B. (2016). Psikologi Sosial: Perspektif Indonesia. Kencana.
Fardiansyah, R., & Arifin, E. P. (2017). Perilaku manusia: Dasar-dasar psikologi. Pustaka
Pelajar.
Hamdani, D. (2014). Teori dan model perilaku kesehatan. Salemba Medika.
Alwasilah, C. (2002). Teori dan praktik komunikasi efektif. PT Rineka Cipta.
Santrock, J. W. (2014). Psikologi Pendidikan. Kencana.

Anda mungkin juga menyukai