Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

TEORI KEPERAWATAN
“FLORENCE NIGHTINGALE DAN SISTER CALISTA ROY”
Mata kuliah: Falsafah Teori Keperawatan

Dosen Pengampu: Bapak Rahmad Wahyudi, S.Kep., Ns., M.AP.,M.Kep

Disusun Oleh:

1. Jauhari (22142010126)
2. Dinda Hariyani (22142010113)
3. Lusi Anggraini Saputri (22142010135)
4. Mon Hidayatullah (22142010143)
5. Puji Annisa Rahayu (22142010147)
6. Alfiandra Setyo Prabowo (22142010109)
7. Kamila Desyifa Ikrimah (22142010131)
8. Jumaisah (22142010128)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NGUDIA HUSADA MADURA
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah dengan judul :

Falsafah Dan Teori Keperawatan

Florance Nithangle Dan Sister Calista Roy

Dibuat untuk melengkapi sebagian tugas Falsafah Teori keperawatan Program Studi
Keperawatan STIKes Ngudia Husada Madura. Makalah ini telah diperiksa, dikonsultasikan
dan siap untuk dipresentasikan.pada SGD pada tanggal dan dinyatakan memenuhi syarat sah
sebagai Tugas pada Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Ngudia Husada Madura.

Bangkalan, 12 April 2023

Pembimbing

Rahmad Wahyudi, S.Kep.Ns., M.AP., M.Kep

NIDN. 0705079003

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena Rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berisi “Teori Florence Nightinghale dan Sister Calista
Roy”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Falsafah keperawatan. Kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang membantu mengerjakan makalah ini,
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini jauh dari sempurna, untuk
itu kami mohon maaf yang sebesar-besar nya apabila ada kekurangan atau kesalahan
penulisan pada makalah ini. Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan
pemahaman kami tentang teori florence nightingale dan Sister Calista Roy menjadikan
keterbatasan kami pula, untuk itu kami meminta kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini. Harapan kami,
semoga karya tulis ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar membuka
cakrawala berpikir kita Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.

Bangkalan, 14 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 latar belakang....................................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................................2
1.3 Rumusan masalah.............................................................................................................2
1.4 Tujuan...............................................................................................................................2
a. Tujuan Umum.................................................................................................................2
b. Tujuan Khusus................................................................................................................3
1.5 Manfaat.............................................................................................................................3
BAB 2.........................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................4
2.1 Florence Nightingale........................................................................................................4
2.1.1 BIOGRAFI.................................................................................................................4
2.1.2 DEFINISI KONSEP KEPERAWATAN...................................................................5
2.1.3 KONSEP MAYOR....................................................................................................6
2.1.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN......................................................................7
2.1.5 STUDI KASUS MODEL KONSEPTUAL...............................................................8
2.2 Sister Calista Roy.............................................................................................................9
2.2.1 BIOGRAFI.................................................................................................................9
2.2.2 DEFINISI KONSEP KEPERAWATAN.................................................................10
2.2.3 KONSEP MAYOR..................................................................................................11
2.2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN....................................................................15
2.2.5 STUDI KASUS MODEL KONSEPTUAL.............................................................16
BAB 3.......................................................................................................................................18
PENUTUP................................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................18
3.2 Saran...............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................21

ii
Teori Lingkungan Florence Nightingale...........................................................................21
Teori Adaptasi Calista Roy...............................................................................................22

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Teori Merupakan sekumpulan konsep, definisi, dan usulan, yang memproyeksikan
sebuah pandangan sistematis tentang suatu fenomena dengan merancang hubungan khusus
antar-konsep guna menggambarkan, menjelaskan, memprediksi, dan atau mengendalikan
fenomena yang ada. Cakupan suatu teori bisa luas, sempit, atau terbatas, bergantung pada
fokus yang menjadi ruang lingkupnya. Grand theory memiliki cakupan yang luas dan
kompleks serta memuat banyak konsep.Karenanya Grand theory memerlukan spesifikasi
teoritis yang diturunkan sehingga tingkat middle range theory dan microtheory.Tujuannya
agar pernyataan yang termaktub dalam Grand teory dapat diuji dan dibuktikan kebenarannya.

Teori bukan sekedar pernyataan atau asumsi untuk dihafal kita sering kali mendengar
perkataan “Ah itu kan cuma teori, kenyataannya kan berbeda”. Ini merupakan pandangan
orang-orang yang sinis terhadap keilmuan karena kesalahan mereka sendiri dalam memahami
konsep teori.Pada dasarnya,teori dibentuk sebagai landasan bagi kita dalam melakukan
sesuatu.Teori sendiri dibentuk melalui proses metode metodologi ilmiah.
Secara umum,teori dapat dikelompokkan kedalam tiga kategori, yaitu kumpulan dalil
(Set of Laws), aksiomatic, dan proses sebab akibat (causal proses) (Zubair 2002).
Keperawatan sebagai sebuah ilmu tentu harus didukung oleh teori keperawatan.Teori
keperawatan di sini sangat penting artinya bagi pengembangan profesionalisme
keperawatan.Teori tersebut membedakan Ilmu Keperawatan dengan disiplin ilmu yang lain
dan berfungsi menggambarkan,menjelaskan,memperkirakan,serta mengontrol hasil Asuhan
Keperawatan yang diberikan.Karenanya salah satu manfaat teori keperawatan adalah
membantu menyampaikan pengetahuan dalam rangka memperbaiki praktik keperawatan
melalui upaya pengembaran,penjelasan,prediksi,dan pengendalian fenomena dalam ranah
keperawat Tujuan perkembangan teori keperawatan sendiri adalah untuk
menumbuhkan serta mengembangkan pengetahuan yang diharapkan mampu membantu serta
mengembangkan praktik keperawatan.

1
2

1.2 Tujuan
Agar mahasiswa/i mampu mengaplikasikan teori keperawatan menurut florence
nightingale dan sister calista roy.

1.3 Rumusan masalah


1. Bagaimana Biografi dari tokoh teori keperawatan Florence Nightingale dan Sister
Calista Roy?

2. Bagaimana Definisi keperawatan dari tokoh teori keperawatan Florence Nightingale


dan Sister Calista Roy ?

3. Jelaskan Konsep Mayor dari tokoh teori keperawatan Florence Nightingale dan Sister
Calista Roy?

4. Apa saja Kelebihan dan Kelemahan dari tokoh teori keperawatan Florence
Nightingale dan Sister Calista Roy?

5. Bagaimana Aplikasi teori dari tokoh teori keperawatan Florence Nightingale dan
Sister Calista Roy?

6. Bagaimana Studi kasus model konseptual dari tokoh teori keperawatan Florence
Nightingale dan Sister Calista Roy?

1.4 Tujuan

a. Tujuan Umum
1. Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk
memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan
kemudian dapat memberikan dasar dalam penyelesaian berbagai masalah
keperawatan.

2. Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian masalah dalam


keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan
keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
3

b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui Biografi dari tokoh keperawatan Florence Nightingale dan
Sister Calista Roy?

2. Untuk mengetahui Definisi keperawatan dari tokoh Florence Nightingale dan


Sister Calista Roy?

3. Untuk mengetahui Konsep Mayor dari tokoh Florence Nightingale dan Sister
Calista Roy?

4. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kekurangan teori keperawatan dari tokoh


Florence Nightingale dan Sister Calista Roy?

5. Untuk mengetahui Aplikasi teori keperawatan dari tokoh Florence Nightingale


dan Sister Calista Roy?

6. Untuk mengetahui Studi kasus model konseptual keperawatan dari tokoh Florence
Nightingale dan Sister Calista Roy?

1.5 Manfaat
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis dan
pembaca. Dapat dijadikan referensi bagi penulis selanjutnya dalam penulisan makalah
falsafah teori keperawatan.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Florence Nightingale

2.1.1 BIOGRAFI
Florence nightingale, pendiri keperawatan moderen, lahir lpada tanggal 14 mei 1820
di florence, itali, ketika orangtuanya sedang dalam perjalanan wisata ke eropa yang di
perpanjang. Dia di beri nama berdasarkan tempat kelahirannya. Keluarga nightingale
adalah keluarga yang terdidik, makmur, keluarga aristokrak victoria yang tinggal di
derbyshire dan hampshire.
Pada 1837, Nightingale menulis tentang "panggilan jiwanya" di buku hariannya:
"Tuhan berbicara kepada lagu dan memanggilku untuk melayaninya" (Holliday &
Parker, 1997, hal 491). Setelah dia mengerti bahwa dia dipanggil untuk menjadi perawat,
dia bisa menyelesaikan pelatihan perawatnya pada tahun 1851 di Kaiserwerth, Jerman,
sebuah komunitas agama Protestan dengan fasilitas Rumah Sakit. Hanya 2 tahun setelah
menyelesaikan pelatihannya (pada tahun 1853), ia menjadi pengawas di Hospital for
Invalid Gentlewomen di London.
Selama Perang Krimea, Nightingale menerima permintaan dari Sidney Herbert
(seseorang teman keluarga dan Sekretaris Perang) untuk melakukan perjalanan ke
Scutari, Turki, bersama sekelompok perawat untuk merawat tentara Inggris yang terluka.
Kerja Nightingale dalam memperbaiki kondisi menyedihkan ini membuatnya populer
dan dihormati oleh tentara, tapi dukungan dari dokter dan perwira militer kurang
antusias. Dia disebut The Lady of the Lamp , karena dia berkeliling bangsal pada malam
hari, memberikan kenyamanan emosional kepada para prajurit.
Setelah perang, Nightingale kembali ke Inggris untuk menerima penghargaan yang
besar. Dia dianugerahi sejumlah dana sebagai pengakuan terhadap hasil kerjanya ini,
yang kemudian digunakan untuk membangun sekolah-sekolah untuk pelatihan
Keperawatan di St.

4
5

2.1.2 DEFINISI KONSEP KEPERAWATAN


Teori Florence nightingale berfokus pada lingkungan. pembahasan konsep mencakup
ventilasi, suhu, lingkungan, cahaya, diet, kebersihan dan ketenangan.Selama melakukan
perawatan tentara yang sakit akibat perang, Florence berupaya memperbaiki lingkungan
yang buruk yang jauh dari kriteria sehat, Florence meyakini bahwa kesehatan lingkungan
sangat penting untuk asuhan keperawatan yang layak untuk mengembalikan atau
mempertahankan kesehatan.Ada 5 komponen penting yang pada lingkungan yang sehat
yang masih relevan dengan kesehatan zaman sekarang yaitu udara yang segar dan bersih,
air bersih,drainase yang efisien, kebersihan dan cahaya (Alligood,2014)

Kelima faktor lingkungan tersebut dijabarkan sebagai berikut.

1. Udara yang segar.

Ventilasi yang memadai menjadi perhatian besar Florence saat melayani di barak
tentara kepada para perawat Florence menekankan bahwa pertukaran udara sangat
baik dengan tetap mempertahankan pasien tetap merasa hangat tanpa
kedinginan.Udara yang dihirup dalam ruangan harus segar seperti udara luar dengan
membuka jendela. Para perawat perlu mengobservasi suhu tubuh pasien dengan cara
memeriksa dengan teknik perabaan pada ekstremitas untuk mencegah terjadi
kehilangan panas tubuh. Florence menyadari bahwa lingkungan dapat menjadi
penyebab penyakit dan dapat mendukung proses penyembuhan pasien sehingga
mengatur lingkungan menjadi hal yang sangat penting.

2. Air bersih

Penggunaan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari sangatlah penting.Sumber air


yang tercemar dapat mengakibatkan penyakit

3. Drainase yang efisien

Saluran pembuangan dapat menjadi sumber penyakit sehingga saluran


pembuangan di lingkungan atau di rumah harus dipertahankan bersih dan efektif

4. Kebersihan
6

Lingkungan yang kotor termasuk lantai ruangan dinding karpet dan linen atau alas
tempat tidur yang digunakan pasien merupakan sumber. Cairan tubuh pasien dapat
mencemari lingkungan sehingga perlu untuk dibersihkan.

5. Cahaya

Cahaya yang dimaksud adalah sinar matahari langsung yang berguna untuk
membantu penyembuhan. Sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan sangat
penting. Perawat diminta untuk memindahkan dan memposisikan pasien untuk
terpapar sinar matahari

Florence nightingale juga memasukkan konsep ketenangan dan diet dalam


teorinya. Perawat perlu memperhatikan kebutuhan pasien akan lingkungan yang
tenang. Perawat perlu menjaga ketenangan dan jangan pernah membangunkan pasien
secara sengaja atau tidak sengaja saat tertidur. Perawat juga membuat jadwal makan,
dan mengobservasi dan mencatat asupan makanan serta efeknya pada pasien.

2.1.3 KONSEP MAYOR


Model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan sebagai fokus asuhan
keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit model konsep
ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Orientasi
pemberian asuhan keperawatan/tindakan keperawatan lebih diorientasikan pada
pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi
yang adekuat (jumlah vitamin atau mineral yang cukup), dengan dimulai dari
pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan pengobatan semata, upaya teori
tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik keperawatan mandiri tanpa
tergantung dengan profesi lain.
7

Model konsep ini memberikan inspirasi dalam perkembangan praktik keperawatan,


sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam tindakan
keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan adalah kurang benar, akan tetapi
lingkungan dapat mempengarui proses perawatan pada pasien, sehingga perlu
diperhatikan. Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam konteks
lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psiklologis dan
lingkungan sosial.

2.1.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


 Kelebihan Teori Keperawatan Florence Nightingale :

1. Salah satu kisah fakta yang mencetuskan teori modern dalam dunia
keperawatan.

2. Pada zaman keperawatan Florence Nightingale memandang pasien dalam


kontek keseluruhan lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial.
8

3. Florence Nightingale memandang perawat tidak hanya sibuk dengan masalah


pemberian obat dan pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi pada pemberian
udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi
adekuat.

4. Pengkajian atau observasi yang dilakukan Florence Nightingale bukan demi


berbagai informasi atau fakta yang mencurigakan, tetapi demi penyalamatan
hidup dan meningkatkan kesehatan dan keamanan.

5. Semua tindakan yang dilakukan penuh kasih sayang dan bekerja untuk Tuhan
Y.M.E.

6. Asuhan keperawatan yang diberikan penuh dengan semangat sematamata


untuk kesembuhan pasien.

 Kelemahan Teori Keperawatan Florence Nightingale :

1. Teori Keperawatan Florence Nightingale sempat diragukan kemampuannya.

2. Perawat pada saat itu dianggap pekerjaan remeh dan disepelekan oleh banyak
orang.

3. Kurangnya dukungan dari perawat lain dalam proses pelayanan dan


perkembangannya saat itu.

4. Kurangnya sarana dan pra-sarana yang menunjang

2.1.5 STUDI KASUS MODEL KONSEPTUAL


Perawat Lia seorang perawat kesehatan masyarakat baru saja mengunjungi pasien r
berumur 80 tahun yang terkena rematik yang tinggal sendirian di sebuah komunitas
pedesaan sejak pasien r mengalami kesulitan berambulasi tetangganya sering
mengunjunginya dan membantu dengan cara apapun yang mereka bisa salah satu tangga
ini meminta agar perawat Lia mengunjunginya untuk melihat situasi.

Pada saat memasuki rumah pasien r perawat dia sadar akan kekurangan udara segar
kegelapan lingkungan yang disebabkan oleh tirai berdebu tua yang menutupi jendelanya
9

dan di kamar tidur.Setelah kunjungan itu, perawat Lia menghubungi tetangga pasien R
untuk mengatur rencana untuk memperbaiki lingkungannya. Tirai itu harus dilepas dan
ganti dengan tirai sederhana yang akan membiarkan matahari pagi memasuki ruangan,
pintu harus tetap terbuka selama udara masih diperlukan dalam periode tertentu dalam
sehari. Nightingale berpendapat lingkungan pasien sangat mempengaruhi meskipun ia
tidak secara khusus membedakan antara lingkungan fisik, sosial, maupun psikologis. Ia
berbicara tentang ketiganya dalam praktik keperawatan. Penekanan ditempatkan pada
lingkungan pasien dalam konteks waktunya hal ini tepat sebagai sebuah profesi dan etika
sebuah lingkungan fisik yang optimal perhatian yang lebih besar dapat diberikan dengan
kebutuhan emosional pasien serta pencegahan penyakit pada pasien perlu dilakukan
adanya diet seimbang entilsi, garis kebutuhan,udara, keramaian,cahaya, air kebutuhan
tempat tidur, drainase, kehangatan, pola makan.

2.2 Sister Calista Roy

2.2.1 BIOGRAFI
Sister Callista Roy, anggota susteran Saint Joseph, Carondelet, dilahirkan pada
tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles, California. Ia mendapatkan gelar sarjana
keperawatan di Mount Saint Mary's college di Los Angeles tahun 1963 dan gelar
magister dari University of California, Los Angeles, tahun 1966. Setelah mendapatkan
gelar keperawatan, Roy mengawali pendidikannya di bidang sosiologi, menerima gelar
master sosiologi tahun 1973 dan gelar doktor sosiologi tahun 1977 dari University of
California

Pada waktu menjalani program masternya, dalam sebuah seminar, Roy ditantang oleh
Dorothy E. Johnson untuk mengembangkan model konseptual keperawatan titik ketika
ia bekerja sebagai perawat di bagian pediatric coma Ray menyadari bahwa anak-anak
memiliki ketahanan dan kemampuan adaptasi yang baik dalam menghadapi perubahan
fisik dan psikologis yang besar. Terkesan dengan "adaptasi" sebagai suatu Kerangka
kerja konseptual yang sesuai bagi keperawatan. Mengembangkan konsep dasar model ini
pada saat ia menjadi mahasiswa pasca sarjana di University of California Los Angeles,
dari tahun 1964 sampai 1966. Raimuna mengoperasionalisasikan modelnya pada tahun
1968 ketika mount Saint Mary's college mengadopsi Kerangka kerja adaptasi sebagai
landasan filosofis pada kurikulum keperawatannya. Model adaptasi Android pertama
10

kali diterbitkan dalam bentuk artikel di jurnal Nursing outlook tahun 2970 dengan judul
"Adaptation: A Conseptual Framework of Nursing" (Roy 1970).

Roy adalah Profesor asosiet dan ketua Departemen keperawatan dan ketua
Departemen keperawatan di Mount Saint Mary's Collage 1982. Iya diangkat menjadi
Profesor pada tahun 1983 oleh Mount Saint Mary's College dan University of Portland.
Roy merupakan anggota Sigma Theta Tahu, dan pada tahun 1981 ia menerima
penghargaan dari pendiri bangsa atas prestasinya dalam mengembangkan standar
keperawatan profesional. Pencapaian lainnya termasuk gelar doktor kehormatan Humane
Latters dan Alverno Collage (1984), Doktor kehormatan dari Eastern Michigan
University (1985) dan St. Joseph's Collage di Maine (1999), dan penghargaan buku
tahun ini dari American Journal of Nursing untuk Essential of the Roy Adaptation Model
(Andrews & Roy, 1986).

2.2.2 DEFINISI KONSEP KEPERAWATAN


Keperawatan adalah berbasis teori (Kneisl & Trigoboff; 2004). Dalam merawat
pasien, seorang perawat akan menghadapi pasien yang berbeda karakteristiknya antara
yang satu dengan yang lain dan harus dirawat berdasarkan Kebutuhan individu pasien
tersebut. Dalam dunia keperawatan banyak fenomena dan masalah yang terjadi yang
relatif sulit untuk dijelaskan yang diselesaikan.
Namun, keperawatan memiliki teori-teori keperawatan yang bisa digunakan untuk
menjelaskannya dan memberi solusi yang tepat untuk menyelesaikannya. Teori
keperawatan didefinisikan sebagai konseptualisasi beberapa aspek realitas keperawatan
yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena, menjelaskan hubungan antar
fenomena, memprediksi risiko dan menetapkan asuhan keperawatan. Menurut Budioni
(2016) teori keperawatan merupakan sekelompok konsep yang menjelaskan tentang
suatu proses, peristiwa atau kejadian mengenai keperawatan yang didasari oleh fakta-
fakta yang telah diobservasi.
Para ahli teori keperawatan mengemukakan berbagai solusi yang bisa
diterapkan diberbagai lingkup keperawatan. Teori-teori tersebut terus dikembangkan
sehingga akan lebih meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan keperawatan. Salah satu
ahli teori keperawatan yang terkenal dan banyak digunakan dalam tatanan pelayanan
11

keperawatan adalah Sister Callista Roy. Perawat harus fleksibel untuk memberikan
perawatan terbaik bagi pasien mereka. Bagaimanapun, setiap pasien berbeda dan harus
dirawat berdasarkan Kebutuhan individu pasien tersebut. Untuk lebih memahami sifat
adaptif keperawatan, maka akan sangat membantu jika perawat mempelajari teori Model
Adaptasi Keperawatan yang dikemukakan oleh Sister Callista Roy.

2.2.3 KONSEP MAYOR

Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan


informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan
respon, dimana dibagi dalam tiga tingkatan yaitu input, proses dan output.

1. Input

Input atau masukan terdiri dari stimulus dan level adaptasi. Stimulus terdiri dari:

a. Stimulus fokal

yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan seseorang, efeknya segera,


misalnya infeksi .

b. Stimulus kontekstual

yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang baik internal maupun eksternal
yang mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur dan secara subyektif
12

dilaporkan. Rangsangan ini muncul secara bersamaan dimana dapat menimbulkan


respon negatif pada stimulus fokal seperti anemia, isolasi sosial.

c. Stimulus residual

yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan situasi yang ada tetapi
sukar untuk diobservasi meliputi kepercayan, sikap, sifat individu berkembang
sesuai pengalaman yang lalu, hal ini memberi proses belajar untuk toleransi.
Misalnya pengalaman nyeri pada pinggang ada yang toleransi tetapi ada yang tidak.
Level adaptasi dapat menjadi data masukan yang akan mempengaruhi respon
adaptasi seseorang. Menurut Roy level adaptasi seseorang dibagi menjadi 3,yaitu:
integrated , compensatory, compromised.

2. Proses

Mekanisme kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping


yang digunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator yang
merupakan subsistem.

a. Subsistem regulator.

Input stimulus berupa internal atau eksternal.Transmiter regulator sistem


adalah kimia, neural atau endokrin. Refleks otonom adalah respon neural dan
brain sistem dan spinal cord yang diteruskan sebagai perilaku output dari
regulator sistem. Banyak proses fisiologis yang dapat dinilai sebagai perilaku
regulator subsistem.

b. Subsistem kognator.

Stimulus untuk subsistem kognator dapat eksternal maupun internal. Perilaku


output dariregulator subsistem dapat menjadi stimulus umpan balik untuk
kognator subsistem.

Kognator kontrol proses berhubungan dengan fungsi otak dalam


memproses informasi, penilaian dan emosi. Persepsi atau proses informasi
berhubungan dengan proses internal dalam memilih atensi, mencatat dan
mengingat. Belajar berkorelasi dengan proses imitasi, reinforcement (penguatan) dan
13

insight (pengertian yang mendalam). Penyelesaian masalah dan pengambilan


keputusan adalah proses internal yang berhubungan dengan penilaian atau analisa.
Emosiadalah proses pertahanan untuk mencari keringanan, mempergunakan
penilaian dan kasih sayang.

Dalam memelihara integritas, kognator dan regulator saling bekerjasama dan


menguatkan. Selanjutnya Roy mengembangkan proses internalseseorang sebagai
sistem adaptasi dengan menetapkan sistem efektor, yaitu 4 mode adaptasi meliputi
fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.

A. Mode Fungsi Fisiologi

Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy


mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi fisiologis
tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses
yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :

1) Oksigenasi: Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi,


pertukaran gas dan transpor gas.

2) Nutrisi: Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk


mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan
yang injuri.

3) Eliminasi : Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari instestinal dan ginjal.

4) Aktivitas dan istiraha: Kebutuhankeseimbangan aktivitas fisik dan istirahatyang


digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologisdalam memperbaiki dan
memulihkan semua komponen-komponen tubuh.

5) Proteksi/perlindungan: Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses imunitas


dan struktur integumen (kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai
fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu.
14

6) The sense/perasaan: Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau


memungkinkan seseoran berinteraksi dengan lingkungan Sensasi nyeri penting
dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.

7) Cairan dan elektrolit: Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk


air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik.
Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis dapat menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit.

8) Fungsi syaraf /neurologis : Hubungan-hubungan neurologis merupakan bagian


integral dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi
untuk mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan
proses emoskognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh .

9) Fungsi endokrin: Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan


fungsi neurologis, untuk menyatukan dan mengkoordinasi fungsi tubuh.
Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress.

B. Model Konsep Diri

Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik


pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini
berhubungan dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan
ekspresi perasaan. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the
physical self dan the personal self.

1) The physical self,

yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan dengan sensasi


tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada
saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang
kemampuan seksualitas.

2) The personal self,


15

yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan
spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut
merupakan hal yang berat dalam area ini.

3) Mode Fungsi Peran

Mode fungsi peran mengenal pola–pola interaksi sosial seseorang dalam


hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer,
sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan
dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya.

4) Mode interdependensi

adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya
adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang,
perhatian dan saling menghargai.

5) Interdependensi

yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima


sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan ditunjukkan dengan kemampuan untuk
afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan
berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat
dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.

3. Output

Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapt di amati, diukur atau secara
subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar. Perilaku ini
merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan output sistem sebagai
respon yang adaptif atau respon yang tidak efektif/maladaptif. Respon yang adaptif
dapat meningkatkan integritas seseorang yang secara keseluruhan dapat terlihat
bila seseorang tersebut mampu melaksanakan tujuan yang berkenaan dengan
kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi dan keunggulan. Sedangkan
respon yang mal adaptif perilaku yang tidak mendukung tujuan ini.
16

Tingkat adaptasi seseorang sebagai sistem adaptasi dipengaruhi oleh


perkembangan individu itu sendiri, dan penggunaan mekanisme koping. Penggunaan
mekanisme koping yang maksimal mengembangkan tingkat adaptasi seseorang dan
meningkatkan rentang stimulus agar dapat berespon secara positif.

2.2.4 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


 Kelebihan

Menurut angelo gonzalu 2021 kelebihan model adaptasi roy sebagai berikut:

1. Model adaptasi calista roy menunjukkan pengaruh berbagai penyebab dalam


suatu situasi yang merupakan kekuatan ketika berhadapan dengan manusia
multifacetet.

2. Urutan konsep dalam model roy mengikuti secara logis dalam presentasi masing-
masing konsep kunci ada ide adaptasi berulang untuk menjaga integritas setiap
konsep diidentifikasikan secara operasional. konsep model rok dinyatakan dalam
istilah yang relatif sederhana.

3. Kekuatan utama model ini adalah memandu perawat untuk menggunakan


keterampilan observasi dan wawancara dalam melakukan penilaian individual
untuk setiap orang konsep model roy dapat diterapkan dalam banyak pengaturan
praktik keperawatan.

 Kelemahan

Menurut angelo gonza lu 2021 kelemahan model adaptasi roy sebagai berikut:

1. Penerapan model yang sungguh-sungguh membutuhkan waktu dan usaha yang


signifikan sebagai salah satu kelemahan teori yang menerapkannya memakan
waktu penerapan model untuk keadaan darurat yang membutuhkan tindakan
cepat sulit untuk diselesaikan. model roy memiliki banyak elemen sistem struktur
dan banyak konsep.

2. Analisis dari angelo gonzales 2021: ketika seorang individu menunjukkan respon
yang tidak efektif selama proses adaptasi peran perawat tidak didiskusikan
dengan jelas poin utama dari konsep tersebut adalah untuk mempromosikan
17

tetapi tidak ada yang menyatakan tentang pencegahan dan penyelesaian mall
adaptasi.

2.2.5 STUDI KASUS MODEL KONSEPTUAL


Teori adaptasi Calista Roy merupakan model keperawatan yang menguraikan
bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan
perilaku adaptasi serta mampu merubah perilaku yang inadaptif. Penerapan teori akan
membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan fisiologis, konsep
diri, fungsi peran, dan interdependensi selama sehat dan sakit (Tomey & Alligood,
2010). Pendekatan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan teori
adaptasi Calista Roy dipandang sangat ideal untuk diterapkan dalam memberikan
pelayanan asuhan keperawatan profesional terutama pada pasien dengan penyakit kista
ovarium yang memerlukan adaptasi panjang terhadap perubahan status kesehatannya
Jenis studi kasus ini adalah studi kasus Kista Ovarium dengan aplikasi teori Calista Roy
dengan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan
tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara
obyektif dan memusatkan perhatian pada objek tertentu.
Keefektifan aplikasi teori Roy pada pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien
kista ovarium yaitu dapat meningkatkan perilaku yang baik pada penderita kista ovarium
dalam melakukan upaya penanganan dan upaya pencegahan terhadap terjadinya kista
ovarium. Sehingga dapat disimpulkan bahwa teori Roy dapat meningkatkan kesehatan
pasien secara optimal baik jangka pendek maupun jangka panjang. Kepada pihak
pelayanan kesehatan diharapkan dapat menerapkan aplikasi keperawatan pada pasien
dengan aplikasi yang ada seperti dengan menggunakan aplikasi teori Calista Roy,
ataupun dengan aplikasi teori lainnya yang sesuai dengan keadaan pasien dan teori yang
ada sehingga didapatkan hasil perawatan yang optimal.
BAB 3

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Florence Nightingale Ibu adalah sosok yang unik dalam sejarah dunia. Fotonya
muncul di uang Inggris 10-pound selama 100 tahun. Tidak ada wanita lain yang telah dan
masih dipuja sebagai ikon oleh begitu banyak orang di begitu banyak lokasi geografis yang
beragam. Beberapa tokoh lain terus terangsang minat, kontroversi, dan interpretasi dalam
kehidupan dan pekerjaan mereka. Profesi keperawatan melibatkan nya sebagai pendiri
keperawatan modern.
Nightingale mendefinisikan keterampilan, perilaku, dan pengetahuan yang diperlukan
untuk keperawatan profesional. Sisa-sisa deskripsi ini melayani profesi keperawatan
dengan baik pada hari ini, meskipun asal-usulnya mungkin tidak diketahui oleh perawat
masa sekarang. Perawat, baik mahasiswa maupun praktisi, akan bijaksana untuk menjadi
akrab dengan tulisan asli Nightingale dan untuk meninjau banyak buku dan dokumen yang
tersedia (McDonald, 2001 sampai sekarang). Jika anda telah membaca Notes on Nursing,
membacanya ulang akan mengungkapkan ide-ide baru dan inspiratif serta memberikan
sekilas rasa masam humornya. Logika dan akal sehat yang terwujud dalam tulisan-tulisan
Nightingale berfungsi untuk merangsang pemikiran produktif bagi perawat secara
individual dan profesi keperawatan. Meniru kehidupan Nightingale adalah cara menjadi
warga negara yang baik dan pemimpin yang baik dalam masyarakat, negara, dan dunia.
Adalah benar bahwa Nightingale seharusnya terus diakui sebagai pendiri keperawatan
modern yang brilian dan kreatif akan ahli teori keperawatan yang pertama. Apa yang akan
Nightingale katakan tentang keperawatan saat ini? Apapun yang akan dikatakan, mungkin
dia akan menetapkan tujuan, logika, serta mengungkapkan analisis dan kritik.

Sedangkan Model adaptasi Roy telah berpengaruh besar terhadap profesi


keperawatan. Model ini adalah salah satu model yang paling banyak digunakan untuk
memadu penelitian, pendidikan, dan praktik keperawatan. Model ini juga diajarkan sebagai
bagian dari kurikulum program sarjana, magister, dan doktor keperawatan. Pengaruh model
adaptasi Roy pada penelitian keperawatan dibuktikan dengan banyaknya penelitian
kualitatif
18
19

dan kuantitatif dengan menggunakan landasan model tersebut. Model adaptasi Roy telah
menginspirasi pengembangan banyak teori middle-range keperawatan dan berbagai
adaptasi instrumen. Sister Callista Roy terus menyempurnakan model adaptasi untuk
penelitian pendidikan dan praktik keperawatan. Tujuan keperawatan adalah untuk
meningkatkan respon adaptif. Ini dapat dicapai melalui enam langkah proses keperawatan
yaitu: pengkajian perilaku, Pengkajian stimulus, diagnosis keperawatan, penetapan tujuan,
intervensi, dan evaluasi. Intervensi keperawatan berfokus pada pengelolaan stimulus
lingkungan dengan "mengubah, meningkatkan menurunkan, memindahkan, atau
mempertahankan stimulus lingkungan tersebut" (Roy & Andrews, 1999, hal 86) Meleis
(1985) mengajukan berikufokus dari teori keperawatan kedalam tiga jenis berikut :

1. Teori yang berfokus pada kebutuhan

2. Teori yang berfokus pada interaksi

3. Teori yang berfokus pada hasil

Meleis (1985, 2007) mengklasifikasikan model adaptasi Roy sebagai teori hasil.
Pada penerapan konsep sistem dan adaptasi terhadap manusia sebagai fokus dari
keperawatan, Roy menyampaikan bahwa manusia adalah perangkat untuk praktik,
pendidikan, dan penelitian bagi perawat. Konsep tentang manusia dan proses keperawatan
telah berkontribusi pada ilmu dan seni keperawatan. Model adaptasi Roy layak dipelajari
dan dikembangkan lebih lanjut oleh perawat pendidik, peneliti, maupun praktisi.

3.2 Saran
Florence nigtingale merupakan seorang perawat yang perlu ditiru dalam proses
keperawatan dan proses penyembuhan penyakit. Dia merupakan lady with the lamp bagi
pasien yang sakit. Maka kita sebagai perawat hasuslah sebagi penerang bagi pasien yang
kita rawat. Marilah kita sebagai perawat berusaha untuk meringankan penderitaan pasien
yang kita rawat. Rawatlah pasien seperti kita merawat orang yang paling kita sayang. Agar
pasien merasa nyaman pada saat di sakit bukan menderita lagi. jangan pantang menyerah
dan berputus asa dalam merawat pasien. Menjadi perawat bukanlah pekerjaan yang mudah,
tetapi kalau kita tidak menacoba kita tidak akan pernah bisa. Di dunia ini tidak ada yang
tidak mungkin kalau kita mempunyai tekad untuk melakukannya dengan gigih dan rajin.
Dan juga karena itu, perawat/mahasiswa keperawatan perlu untuk mengetahui dan
20

mengkaji lebih jauh tentang penerapan model keperawatan yang sesuai dengan teori
Callista Roy di lapangan atau rumah sakit, sehingga dapat diketahui apakah teori Roy dapat
diaplikasikan dengan baik dalam pelayanan keperawatan/asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Hidayat,A. Aziz Alimul. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:Selemba


Medika

Alligood, Martha Raile. (2017). Pakar Teori Keperawatan Dan Karya Mereka. Singapura:
Pte Ltd

Milinti. Yunus Elon Evelin, Sihombing. Riama Marlyb, Rukmi. Dwi kartika, Rahmi. Abigail
Asfas Tandilangi Upik, Damayanti. Dewi, Manula. Novita Verayantu, Manurung.
Aprida, Shintiya. Andy, Widodo. Zulfa Khusniyah Dyah. (2021). Teori dan model
keperawatan. Yayasan menulis

https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=C3g6EAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA163&dq=teori+florence+nightingal
e&ots=lqYLkqdCaR&sig=RhX9SDk61GcBheh2zL9O3Qsmoi8&redir_esc=y -
v=twopage&q=teori%20florence%20nightingale&f=true (Diakses pada 7 april 2022).

Teori Lingkungan Florence Nightingale.


https://simet10.blogspot.com/2020/03/florence-nightingale-environmental.html (Di
akses pada 7 april 2022)

kekurangan dan kelebihan teori Florence Ninhtingale.

https://pdfcoffee.com/florence-nightingale-8-pdf-free.html (Di akses pada 7 april 2022)

Didik, Sasyono. Jamaluddin, Ahmad. Fahrora, Aida Yudia. (2017). Teori Florence
Nightingale.

https://ahmadjamal09.blogspot.com/2017/12/teori-florence-nightingale.html (Di akses


pada 8 april 20220)

21
Teori Adaptasi Calista Roy
(PDF) Teori Dan Model Adaptasi Sister Calista Roy: Pendekatan Keperawatan
(researchgate.net)

Contoh Kasus Calista Roy

https://pdfcoffee.com/makalah-calista-roy-pdf-free.html

22

Anda mungkin juga menyukai