Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN

PENDIDIKAN DAN PENILITIAN KEPERAWATAN

DosenPembimbing:
Ns. Tiara Fatma Pratiwi., S.Kep.,M.Tr.Kep

Disusun oleh: Kelompok 2

Muslihatul Mahmuda (202014401045)


Eka Fitri Maharani (202014401015)
Herlina Dwi Novitasari (202014401024)
Irma Say Anggraini (202014401029)
Adellia Rahma Arini (202014401002)
LutfiatulRohmah (202014401039)
Tania YesikaWantania (202014401083)
Inge Sheila Amanda (202014401085)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN BAHRUL ULUM
TAMBAKBERAS, JOMBANG
TAHUN 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-
Nya yang telah dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pendidikan dan Pelayanan Keperawatan”.
Makalah ini bertujuan untuk memberikan laporan kepada dosen atau mahasiswa
yang bersangkutan, Dalam makalah ini disajikan informasi mengenai hasi diskusi
yang telah kami lakukan mengenai pembahasan tema yang telah ditentukan.
Adapun makalah ini kami susun berdasarkan pengamatan kami dari internet
dalam bentuk PDF dan sumber-sumber yang telah kami ambil dari buku yang ada
kaitannya dengan makalah yang dibuat. Dalam penyusunan makalah ini tentunya
tidak lepas dari adanya bantuan dari pihak tertentu, oleh karena itu kami tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan kelemahannya serta jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, harapan kami agar tulisan ini dapat diterima dan dapat berguna bagi
semua pihak.Untuk itu kami mengharapkan adanya kritikan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami
ucapkan banyak terima kasih.

Jombang, 28 Maret 2021

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................1
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB 1....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................4
Latar Belakang Masalah .......................................................................................................4
Rumusan Masalah..................................................................................................................4
Tujuan Penulisan....................................................................................................................4
BAB 2....................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................5
1.Pendidikan Keperawatan.................................................................................................5
1.1Pengertian Perawat................................................................................................5
1.2 Definisi Pendidikan Keperawatan .......................................................................5
1.3 Sistem Pendidikan Keperawatan di Indonesia.....................................................6
1.4.Tujuan Pendidikan Keperawatan.........................................................................7
1.5.Pendidikan Berkelanjutan Perawat......................................................................7
1.6.Tujuan Pendidikan Berkelanjutan .......................................................................8
2.Penelitian Keperawatan...................................................................................................8
3.Pelayanan Keperawatan...................................................................................................9
4.Organisasi Keperawatan..................................................................................................11
5. Profesi Keperawatan.......................................................................................................12
5.1 Karakteristik profesi keperawatan.......................................................................12
6.Kode Etik...........................................................................................................................13
6.1 Pengertian Kode Etik ..........................................................................................13
6.2 Teori dan Konsep Kode Etik Menurut Nasrullah (2014).....................................13
6.3 Macam macam Kode Etik Keperawatan..............................................................14
6.4 Kode Etika Keperawatan menurut ANA.............................................................15
BAB III..................................................................................................................................17
PENUTUP.............................................................................................................................17
Kesimpulan............................................................................................................................17
Saran .....................................................................................................................................17
Daftar Pustaka........................................................................................................................18

3
BAB II
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan keperawatan merupakan bagian dari pendidikan kesehatan
sebagaimana halnya pendidikan kedokteran, kesehatan masyarakat, farmasi,
kedokteran gigi dan lain-lain.Pendidikan keperawatan merupakan pendidikan
profesi dimana polanya harus dikembangkan sesuai dengan kaidah ilmu dan
profesi yang dilandaskan oleh akademik dan keprofesian.
Orientasi pendidikan keperawatan dilakukan dalam upaya meningkatan
kualitas tenaga perawat yang profesional melalui jenjang pendidikan, oleh karna
itu maka pendidikan keperawatan meliputi pendidikan akademik dan
profesi.Sebenarnya pengembangan sistem pendidikan tinggi sangat berperan
dalam pengembangan pelayanan keperawatan secara professional, tekhnologi
keperawatan serta pembinaan keprofesiaan, karena pendidikan keperawatan
sebagai sarana mencapai profesionalisme keperawatan.
Selain itu sebagai institusi pendidikan tinggi, keperawatan harus mampu
membina dan menumbuhkan sikap dan tingkah laku professional sesuai dengan
tuntutan profesi, memberi landasan pengetahuan yang kokoh baik kelompok ilmu
keperawatan atau ilmu dasar atau penunjang asuhan keperawatan, membina
keterampilan professional yang mencakup keterampilan intelektual, tekhnikal dan
interpersonal serta membina landasan etik keperawatan sebagai dasar dalam
kehidupan keprofesian.
B. Rumusan Masalah
1.Apa pengertian pendidikan keperawatan
2.Tujuan dari Penelitian dan Pelayanan Keperawatan
3.Apa saja Organisasi Keperawatan
4. Apa saja profesi keperawatan
5.Jelaskan kode etik menurut ICN dan ANA
C.Tujuan Penulisan
1.Memenuhi tugas etika keperawatan
2.Memahami materi tentang pendidikan, pelayanan dan penelitian
keperawatan
3. Memahami organisasi dan profesi keperawatan
4. Memahami kode etik menurut ICN dan ANA

4
BAB II
PEMBAHASAN

1.Pendidikan Keperawatan
1.1Pengertian Perawat
Perawat adalah orang yang mengasuh, merawat dan melindungi, yang
merawat orang sakit, luka dan usia lanjut (Robet, 2002). Florence Nightngale
dalam bukunya what it is, and what it is anot,menyatakan bahwa peran perawat
adalah menjaga pasien mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap masalah
kesehatan yang menimpa dirinya.Perawat adalah seseorang yang mempunyai
profesi berdasarkan pengetahuan ilmiah, ketrampilan serta sikap kerja yang
dilandasi oleh rasa tanggung jawab dan pengabdian (Lumenta 2007). Departemen
kesehatan mendefinisikan perawat adalah seseorang yang memberikan pelayanana
kesehatan secara profesional dimana pelayanan tersebut berbentuk pelayanan
biopsiko sosial dan spiritual yang ditujukan kepeda individu keluarga dan
masyarakat. Proses keperawatan merupakan metode suatu konsep diterapkan
dalam praktek keperawatan (Nursalam, 2001). Proses keperawatan ini juga
merupakan pendekatan problem solvingyang memerlukan ilmu, tehnik dan
ketrampilan interpersonal serta ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien atau
keluarga.

Menurut Nursalam (2001), proses keperawatan memiliki arti penting bagi kedua
belah pihak yaitu perawat dan klien. Bagi perawat proses keperawatan dapat
digunakan sebagai pedoman dalam penyelesaian masalah klien, dan dapat
menunjukan profesi yang memiliki profesionalitas yang tinggi. Bagi pasien proses
keperawatan memberikan kebebasan kepada klien untuk mendapatkan pelayanan
yang cukup sesuai dengan kebutuhannya.

1.2 Definisi Pendidikan Keperawatan

Pendidikan adalah suatu proses penyadaran yang terjadi karena interaksi


berbagai faktor yang menyangkut manusia, lingkungan, dan potensinya.
Pendidikan dalam bidang keperawatan merupakan proses penyadaran dan
penemuan jati diri sebagai insan keperawatan yang memiliki kematangan dalam
berfikir, bertindak, dan bersikap sebagai perawat yang profesional, sehingga ia
mampu menjawab berbagai tantangan dalam kehidupan pribadi maupun
profesinya (Kusnanto, 2003). Berdasarkan pilar strategi pembangunan kesehatan
yang ditetapkan Depkes, pada poin yang kedua : profesionalisme, yaitu melalui “
pengembangan Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan” dalam upaya
mewujudkan keperawatan sebagai profesi di indonesia. Hal ini bertujuan untuk
memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata,
terjangkau, dan perlu didukung oleh sumber daya pelaksana kesehatan, temasuk
didalamnya tenaga keperawatan yang cukup, baik. dalam jumlah maupun kualitas

5
melalui pendidikan tinggi keperawatan (Nursalam, 2008). Pendidikan Ners di
indonesia pada saat ini sudah mulai berkembang, yang dalam pelaksanaanya
terdiri dari 2 tahapan yaitu pendidikan akademik dan profesi. Program pendidikan
ini mengacu pada paradigma keperawatan yang telah disepakati di indonesia dan
mempunyai landasan ilmu pengetahuan dan landasan keprofesian yang kokoh
(Pusdiknakes, 2008).

1.3 Sistem Pendidikan Keperawatan di Indonesia


Hasil lokakarya Nasional dalam bidang keperawatan tahun 1983 telah
menghasilkan kesepakatan nasional secara konseptual yang mengakui
keperawatan di Indonesia sebagai profesional dan pendidikan keperawatan
sebagai pendidikan profesi. Sejalan dengan perkembangan IPTEK, pendidikan
keperawatan juga mengalami peningkatan baik jenjang maupun mutu pendidikan.
Pendidikan keperawatan yang dahulu adalah pendidikan dasar atau menengah kini
telah meningkat pada jenjang pendidikan tinggi. Di Indonesia saat ini masih
banyak variasi pendidikan keperawatan, jenjang pendidikan keperawatan yang
utama adalah Sekolah Keperawatan atau Politehnik dengan 3 tahun program
diploma keperawatan, dan Program Studi Ilmu Keperwatan yang menawarkan
program strata 1 keperawatan (S1 Keperwatan) dan S2 terkait dengan
keperawatan (Priharjo R, 2008).
Menurut Nursalam (2008), sistem pendidikan tinggi di Indonesia
dijelaskan sebagai berikut:
a. Program Pendidikan DIII PerawatProgram DIII keperawatan yang
meluluskan perawat generalis sebagai perawat vokasional (Ahli Madya
Keperawatan) berlandaskan keilmuan dan keprofesian yang kokoh. Sebagai
perawat vokasional atau profesional pemula harus tetap memiliki tingkah laku
dan kemampuan profesional serta mampu melaksanakan asuhan keperawatan
dasar secara mandiri dibawah supervisi. Selain itu, memiliki kemampuan
mengelola praktek keperawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia dengan
memanfaatkan IPTEK keperawatan yang maju dan tepat guna.
b. Program Pendidikan Ners Program pendidikan Ners menghasilkan lulusan
perawat Sarjana Keperawatan dan Profesional (Ners= “ First Profesinal
Degree”) dengan sikap, tingkah laku, dan kemampuan profesional, serta mampu
melaksanakan asuhan keperawatan dasar (sampai dengan kerumitan tertentu)
secara mandiri. Sebagai perawat profesional, yang dilakukan sesuai dengan
kebutuhan objektif klien dan melakukan supervisi praktek keperwatan yang
dilakukan oleh perawat profesional pemula. Selain itu, juga dituntut untuk
mempunyai kemampuan dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan
keperawatan dengan memanfaatkan IPTEK, serta melakukan riset Fakultas Ilmu
Kesehatan UMP, 2013

6
keperawatan dasar dan penerapan sederhana. Program pendidikan Ners
memiliki landasan keilmuan yang kokoh dan landasan keprofesian yang mantap
sesuai dengan sifat pendidikan profesi.
c. Program Magister KeperawatanProgram magister keperawatan menghasilkan
perawat ilmuan dengan sikap dan tingkah laku dari kemampuan sebagai ilmuan
keperawatan. Sebagai perawat ilmuan diharapkan memiliki kemampuan berikut
ini :
1)Meningkatkan pelayanan profesi dengan penelitian dan pengembangan.
2)Berpatisipasi dalam pengembangan bidang ilmunya.
3)Mengembangkan penampilannya yang lebih luas dengan mengaitkan ilmu
profesi yang serupa.
4)Merumuskan pendekatan penyelesaian berbagai masalah masyarakat dengan
cara penalaran ilmiah (keputusan Mendikbud No.056/U/1994-pasal 2 ayat3).
d. dan profesional (ners spesialis, second profesional degree) dengan sikap,
tingkah laku, dan ketrampilan profesional, serta mampu untuk melaksanakan
pelayanan asuhan keperawatan spesialistik

1.4.Tujuan Pendidikan Keperawatan


Tujuan dari pendidikan keperawatan menurut (Nursalam, 2008) adalah:
a.Menumbuhkan dan membina sikap serta tingkah laku profesionalyang sesuai
dengan tuntunan profesi keperawatan.
b.Membangun landasan ilmu pengetahuan yang kokoh, untuk melaksanakan
pelayanan asuhan keperawatan profesional, mengembangkan diri pribadi dan
ilmu keperawatan.
c.Menumbuhkan ketrampilan profesional mencakup ketrampilan intelektual,
tehnikal dan interpersonal.
d.Menumbuhkan dan membina landasan etik keperawatan yang kokoh.

1.5.Pendidikan Berkelanjutan Perawat


Pendidikan berkelanjutan perawat didefiniskan oleh ANA (American
Nurse Association) dalam Perry & Potter (2005) adalah sebagai aktifitas
pendidikan yang direncanakan bertujuan untuk membangun dasar pendidikan dan
pengalaman dari perawat profesional utnuk meningkatkan praktek, pendidikan,
adminitrasi, penelitian, atau pengembangan teori sampai akhirnya perbaikan
kesehatan masyarakat.Pengembangan pendidikan tinggi keperawatan sebaiknya
disusun secara berkesinambungan, berjenjang, dan bekelanjutan agar sesuai
dengan prinsip belajar seumur hidup bagi perawat yang mengabdi kepada
masyarakat. Pendidikan berkelanjutan inidimaksudkan untuk mempertahankan
profesionalisme perawat baik melalui pendidikan formal maupun nonformal
(Perry & Potter,2005).
Dari pengertian tersebut, pendidikan berkelanjutan perawat merupakan sesuatu hal
yang dinamis untuk pengembangan teori dan praktik perawat sebagai perawat

7
profesional yang bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas
dalam diri seorang perawat.
1.6.Tujuan Pendidikan Berkelanjutan
Tujuan pendidikan berkelanjutan adalah untuk menyiapkan perawat klinik
agar dapat meningkatkan asuhan keperawatan melalui perluasan ilmu
keperawatan, membantu perawat untuk mengembangkan ketrampilan, pengetahun
dan teori keperawatan terkini, untuk meningkatkan dan mempertahankan praktik
keperawatan, promosi, dan uji coba kepemimpinan dalam melakukan perubahan
yang efektif dalam sistem pelayanan kesehatan serta menjawab kebutuhan
profesional (Perry & potter, 2005).

2.Penelitian Keperawatan
Penelitian keperawatan adalah suatu proses penyelidikan atau usaha yang
sistematis, terkendali, empiris, teliti dan kritis terhadap fenomena-fenomena untuk
mencari suatu fakta-fakta, teori baru, hipotesis dan kebenaran. dengan
menggunakan langkah-langkah tertentu untuk menciptakan teknologi baru yang
secara langsung berpengaruh terhadap praktek keperawatan. Melalui penelitian di
bidang keperawatan, seorang perawat akan dapat menjelaskan karakteristik
situasi, fenomena yang dihadapi dalam asuhan keperawatan, memprediksikan
kemungkinan yang akan terjadi pada pasien, mengendalikan kejadian yang tidak
diharapkan oleh pasien, menginisiasikan kegiatan yang dapat menghasilkan
perilaku klien yang positif. Pada intinya dengan adanya penelitian keperawatan
maka diharapkan akan memperbaiki praktik profesi keperawatan khususnya bagi
perbaikan mutu asuhan keperawatan, penemuan, dan pengembangan ilmu
keperawatan.
Pengertian Riset atau penelitian adalah suatu usaha yang sistematis,
terkendali dan empirisdalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelesaian
masalah. Penelitian terapan adalah penelitian yang diarahkan untuk tujuan
mengatasi masalah melalui metode ilmiah. Proses penelitian diawali dengan
penyusunan proposal penelitian yang dimulai dari identifikasimasalah dibidang
keperawatan melalui penelitian keperawatan sampai penyajian hasil penelitian
penelitian menurut (Nursalam, 2016)ada dua yaitu, rancangan penelitian
studi kasus dan rancangan penelitian survey. Penelitian study kasus merupakan
sebuah rancangan penelitian yang mencangkup pengkajian satu unit penelitian
secara intensif misalnya Menurut (Nursalam, 2016)jenis rancangan penelitian
keperawatan dibedakan menjadi emat bagian, yaitu penelitian deskritif, penelitian
faktor yang berhubugan (relationship), penelitian faktor yang berhubungan
(sosial), penelitian pengaruh (causa). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
teknik penelitian deskritif.Penelitian deskritif adalah penelitian yang bertujuan
untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi
dimasa kini.Deskripsi dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada
data actual daripada penyimpulan.Jenis rancangan satu pasien, keluarga,
kelompok, kominitas, dan istitusi. Meskipun jumlah subjek cenderung sedikit
akan tetapi jumlah variabel yang akan diteliti cukup luas sedangkan penelitian

8
survey merupakan suatu rancangan penelitian yang dipergunakan untuk
menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi dengan prevalensi,
distributor, dan hubungan antar variabel dalam suatu populasi. Dalam penelitian
ini peneliti ingin menggambarkan studi kasus tentang Asuhan Keperawatanpada
Pasien Hipertensi dengan masalah keperawatan resiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah.
33Desain penelitian ini dapat berarti satu orang, kelompok penduduk yang terkena
suatu masalah. Unit yang menjadi masalah tersebut secara mendalam dianalisa
baikdari segi yang berhubungan dengan kasusnya sendiri, faktor resiko, yang
mempengaruhi, kejadian yang berhubungan dengan kasus maupun tindakan serta
reaksi dari kasus terhadap suatu perlakuan atau pemaparan tertentu, meskipun
yang diteliti dalam kasus tersebut hanya berbentuk unit tunggal, namun dianalisis
secara mendalam (Setiadi, 2013).
3.Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan merupakan sektor pelayanan jasa yang senantiasa
mengikuti perkembangan global. Setelah tahun 2000 pasar duniakhususnya
Indonesia memasuki era globalisasi dan pada tahun 2003 era dimulai adanya pasar
bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional keluar dan masuk kedalam
negeri. Salah satu tenaga professional yang sering mengikuti perkembangan
global dunia adalah tenaga keperawatan. Sehingga halyang menjadi tantangan
utama saat ini dan masa mendatang adalah meningkatkan daya saing dan
keunggulan kompetensi disektor keperawatan untuk menyiapkan sumberdaya
manusia yang berkualitas di mata internasional.(Dipublikasikan Organisasi
Persatuan Perawat Nasional Indonesia, 2005)Perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya dalam bidang keperawatan semakin meningkat dan perkembangan
IPTEK tiap rumah sakit juga semakin meningkat. Hal tersebut dapat di lihat dari
tuntutan masyarakat maupun tuntutan akreditasi untuk pelayanan profesional dan
pendidikan perawat yang harus berkembang, bukan hanya dari peralatan medis
yang digunakan tapi sumberdaya manusia juga perlu ditingkatkan karena
meningkatnya persaingan antara rumah sakit yang lebih mengutamakan
pelayanan.
Di lihat dari segi pendidikan, perawat dengan pendidikan SPK maupun D
III dituntut untuk bisa mengembangkan diri dan meningkatkan profesionalitas
kerja.Pendidikan keperawatandi Indonesiatingkat professional akan sulittercapai
apabila pendidikan vokasional lebih banyakdaripada pendidikan profesioanal.
Oleh sebab itudiperlukan standarisasi kebijakantentang pendidikan keperawatan
khususnya di Indonesia.Pendidikan keperawatan di Indonesia mengacu kepada
undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
mencakup pendidikan vokasional, pendidikan akademi dan pendidikan profesi
sedangkan jenjang pendidikan tinggi diantaranya diploma, sarjana, megister,
spesialis keperawatan dan doktor keperawatan (Kemendiknas). Menurut UU RI
No.23 tahun 1992 tentang kesehatan, perawat adalah mereka yang mempunyai
kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu
yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Terkait itu Direktorat Pendidikan

9
Tinggi mengeluarkan SK No.427/Dikti/Kep/1999 tentang landasan dibentuknya
pendidikan keperawatan di Indonesia berbasis SI keperawatan, SK ini didasarkan
karena keperawatan yang dimiliki “body of knowledge” yang jelas dan profesi
keperawatan memiliki dasar pendidikan yang kuat, sehingga dapat dikembangkan
setinggi-tingginya. (Dipublikasikan Organisasi Persatuan Perawat Nasional
Indonesia, 2005).
Untuk mencapai tujuan global tersebut seorangperawat profesional dan
berpendidikan harus mempunyai motivasi dalam mengembangkan 3 ilmu
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.Motivasi merupakan suatu tindakan
yang dilakukan oleh manusia yang dimulai dengan niat atau sejumlah proses yang
bersifat internal atau eksternal bagi seorang individu yang menyebabkan
timbulnya sikap, antusias, persintesi dalam hal melaksanakan kegiatan tertentu
(Winardi, 2002dalam buku Ahmad Sudrajat). Sistem pendukung dan
penghargaanterhadap perawat akan memberikan pengaruh yang cukup baik bagi
kinerja perawat, disamping itu lingkungan kerja yang memprioritaskan budaya
penghargaan (reward) akan lebih baik untuk mengembangkan intelektual dan
kepribadian yang dapat dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan
yangberkesinambungan (Porter, 1974 dalam buku Anwar Kurniadi
2013).Berdasarkan studi pendahuluan dari bagian kepala bidang keperawatan dan
personaliadidapatkan data bahwa perawat yang berpendidikan DIII sebanyak 253
(85,18%) orang(dalam proses belajar 6 orang), tenaga keperawatan dengan
kualifikasi S1/Sarjana Keperawatan sebanyak 5 (1.68%) orang, Sarjana
Keperawatan Ners 9 (3,03%) orang, D IV sebanyak 3 (1,01%) orang,
PKPK(Pendidikan Kesehatan Panjenang Keperawatan) 3 (1,01%) orang dan SPK
(Sekolah Pendidikan Keperawatan) sebanyak 24 (8,08%) orang, jadi total
keseluruhan perawat yang bekerja diRumah Sakit Islam Surakarta sebanyak
297orang. Dari data hasil wawancara yang dilakukan kepada 10perawat di Rumah
Sakit Islam Surakartadari ruangan yang berbeda,pada bulan Februari 2014
didapatkan data bahwa perawat termotivasi atau berkeinginan untuk melanjutkan
pendidikan karena ingin meningkatkan pengetahuan, tuntutan perkembangan
keperawatan dan penunjang jabatan dalam keperawatan.
Sedangkan4perawatmengatakantidak ingin melanjutkan pendidikan
karenabeberapa alasan diantaranyatidak mau berfikir, banyaknya pekerjaan
rumah, mengurus anak, dan alasan yang tidak kalah penting adalah keterbatasan
biaya serta faktor usia. Dalam hal ini dapat dilihat ada beberapa faktor yang
mempengaruhi motivasi perawat selain dalam diri perawat juga tuntutan akreditasi
rumah sakit. Adapun dari pihak Rumah Sakit Islam Surakartaselama
inimemberikan izin dalam melanjutkan pendidikan, tetapi masih belum optimal
dalam memberikan dukungan baik secara materiil maupun
support.Pendidikanperawat di Rumah Sakit Islam Surakarta dalam
mengembangkan diri khususnya dalam pendidikan, ada beberapa perawat yang

10
berkeinginan melanjutkan pendidikan tapi belum bisa terlaksana karena adannya
alasan tertentu.
4.Organisasi Keperawatan
1) International Council of Nurses (ICN)
Merupakan organisasi profesional wanita pertama didunia yang didirikan
tanggal 1 Juli 1899 yang dimotori oleh Mrs. Bedford Fenwick. ICN
merupakan federasi perhimpunan perawat nasional diseluruh dunia. Tujuan
pendirian ICN adalah memperkokoh silaturahmi para perawat diseluruh
dunia, memberi kesempatan  bertemu bagi perawat diseluruh dunia untuk
membicarakan berbagai maslah tentang keperawatan, menjunjung tinggi
peraturan dalam ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam pelayanan,
pendidikan keperawatan berdasarkan dan kode eik profesi keperawatan.
Kode etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa
keperawatan bersifat universal. Keperawatan menjunjung tinggi kehidupan,
martabat dan hak asasi mnausia. Keperawatan tidak dibatasi oleh perbedaan
kebangsaan, ras, warna kuliut, usia, jenis kelamin, aliran politik, agama, dan
status sosial. ICN mengadakan kongres setiap 4 tahun sekali. Pusatnya di
Geneva, switzerland.
2) American Nurses Association (ANA)
ANA adalah organisasi profesi perawat di Amerika Serikat. Didirikan
pada akhir tahun 1800 yang anggotanya terdiri dari organisasi perawat dari
negara-negara bagian. ANA berperan dlm menetapkan standar praktek
keperawatan, melakukan penelitian untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan serta menampilkan profil keperawatan profesional dengan
pemberlakukan legislasi keperawatan.
3) Canadian Nurses Association (CNA)
CNA adalah asosiasi perawat nasional di Kanada. Mempunyai tujuan
yang sama dengan ANA yaitu membuat standar praktek keperawatan,
mengusahakan peningkatan standar praktek keperawatan, mendukung
peningkatan profesionalisasi keperawatan dan meningkatkan kesejahteraan
perawat. CNA juga berperan aktif meningkatkan mutu pendidikan
keperawatan, pemberian izin bagi  praktek keperawatan mandiri.
4) National League for Nursing (NLN)
NLN adalah suatu organisasi terbuka untuk semua orang yang
berkaitan dengan keperawatan meliputi perawat, non perawat seperti asisten
perawat (pekarya) dan agencies. Didirikan pada tahun 1952. Bertujuan
untuk membantu pengembangan dan peningkatan mutu  pelayanan
keperawatan dan pendidikan keperawatan.
5) British Nurses Association (BNA)
BNA adalah asosiasi perawat nasional di Inggris. Didirikan pada
tahun 1887 oleh Mrs. Fernwick. Bertujuan untuk memperkuat  persatuan

11
dan kesatuan seluruh perawat di inggris dan berusaha memperoleh
pengakuan terhadap profesi keperawatan.
5). Profesi Keperawatan
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai
dasar untuk pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak
tantangan baru, memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta
memiliki kode etik dengan fokus utama pada pelayanan.
Profesi keperawatan adalah profesi yang sudah mendapatkan pengakuan
dari profesi lain, dituntut untuk mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif
dalam sistem pelayanan kesehatan agar keberadaannya mendapat pengakuan dari
masyarakat.

5.1 Karakteristik profesi keperawatan


Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper
(1993) serta Berger dan Williams (1992), keperawatan sebagai suatu profesi
memiliki karakteristik sebagai berikut :
a) Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk menyelesaikan
masalah dalam tatanan praktik keperawatan. Pada awalnya praktik
keperawatan dilandasi oleh ketrampilan yang bersifat intuitif. Sebagai suatu
disiplin, sekarang keperawatan disebut sebagai suatu ilmu dimana
keperawatan banyak sekali menerapkan ilmu-ilmu dasar seperti ilmu perilaku,
social, fisika, biomedik dan lain-lain. Selain itu keperawatan juga
mempelajari pengetahuan inti yang menunjang praktik keperawatan yaitu
fungsi tubuh manusia yang berkaitan dengan sehat dan sakit serta pokok
bahasan pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada klien.
b) Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada masyarakat.
Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada sesorang dalam
melakukan kegiatan untuk menunjang kesehatan dan penyembuhan serta
membantu kemandirian klien.
c) Pendidikan yang memenuhi standart dan diselenggarakan di perguruan
tinggi atau universitas. Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi
pendidikan tinggi memberikan kesempatan kepada perawat untuk
mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan intelektual, interpersonal dan
tehnikal yang memungkinkan mereka menjalankan peran dengan lebih
terpadu dalam pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan.
Disampingg itu perawat dituntut untuk mengembangkan Iptek keperawatan.
d) Pengendalian terhadap standart praktik. Standart adalah pernyatan atau
criteria tentang kualitas praktik. Standart praktik keperawatan menekankan
kepada tangung jawab dan tangung gugat perawat untuk memenuhi standart
yang telah ditetapkan yang bertujuan menlindungi masyarakat maupun
perawat. Perawat bekerja tidak dibawah pengawasan dan pengendalian
profesi lain.

12
e) Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang
dilakukan.
Tangung gugat accountable berarti perawat bertanggung jawab pelayanan
yang diberikan kepada klien. Tanggung gugat mengandung aspek legal
terhadap kelompok sejawat, atasan dan konsumen. Konsep tangung gugat
mempunyai dua implikasi yaitu bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari
tindakan yang dilakukan dan juga menerima tanggung jawab dengan tidak
melakukan tindakan pada situasi tertentu.
f) Karir seumur hidup. Dibedakan dengan tugas/job yang merupakan bagian
dari pekerjaan rutin. Perawat bekerja sebagai tenaga penuh yang dibekali
dengan pendidikan dan ketrampilan yang menjadi pilihannya sendiri
sepanjang hayat.
g) Fungsi mandiri. Perawat memiliki kewenangan penuh melakukan asuhan
keperawatan walaupun kegiatan kolaborasi dengan profesi lain kadang kala
dilakukan dimana itu semua didasarkan kepada kebutuhan klien bukan
sebagai ekstensi intervensi profesi lain.
6.Kode Etik
6.1 Pengertian Kode Etik
Etika merupakan terminologi dengan berbagai makna yang berhubungan
dengan bagaimana seseorang harus bertindak dan bagaimana melakukan
hubungan dengan orang lain (potter dan perry,11997). Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, etika memiliki 3 pengertian yakni : 1) ilmu tentang yang baik
dan buruk serta adanya kewajiban moral, 2) kumpulan asa atau nilai yang
berkenan dengan akhlak, dan 3) nilai tentang benar atau salah yang dianut oleh
suatu golongan dan masyarakat.
Koeswadji dalam Praptianingsih (2008) mengatakan bahwa kode etik
dapat ditinjau dari empat segi, yaitu segi arti, fungsi,isi dan bentuk :
a. Arti kode etik atau etika adalah pedoman perilaku bagi pengemban
profesi. Perilaku yang dimaksud adalah perilaku yang berisikan hak dan
kewajiban yang didasarkan moral dan perilaku yang sesuai dan atau
mendukung standar profesi.
b. Fungsi kode etik adalah sebagai pedoman perilaku bagi para pengemban
profesi, dalam hal in perwat, sebagai 5 tenaga kesehatan dalam upaya
pelayanan kesehatan dan atau kode etik juga sebagai norma etik yang
berfungsi sebagaai sarana kontrol sosial, sebagai pencegah campur tangan
pihak lain, dan sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik yang
terjadi.
c. Isi kode etik berprinsip dalam upaya pelayanan kesehatan adalah prinsip
otonomi yang berkaitan dengan prinsip veracity, non-maleficence,
beneficence, confidentiality dan justice.

13
d. Bentuk kode etik keperawatan indonesia sendiri adalah Keputusan
Musyawarah Nasional IV Persatuan Perawat Nasional Indonesia pada
tahun 1989 tentang pemberlakuan kode etik keperawatan.

6.2 Teori dan Konsep Kode Etik Menurut Nasrullah (2014)


konsep etik keperawatan menegaskan bahwa perawat harus mempunyai
kemampuan yang baik, berfikir kritis dan rasional, bukan emosional dalam
membuat keputusan etis. Teori- teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan
apabila terjadi konflik antara prinsip dan aturan dalam keperawatan.Terdapat
beberapa teori terkait prinsip kode etik keperawatan, diantaranya :
1. Teologi adalah suatu tindakan ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi
yang menekankan pada pencapaian hasil dengan 6 kebaikan maksimal dan
ketidakbaikan sekecil mungkin bayi manusia seperti halnya bayi-bayi yang
baru lahir cacat lebih baik diizinkan meninggal daripada nantinya menjadi
beban masyarakat.
2. Deontologi adalah teori yang berprinsip pada aksi atau tindakan dan
tidak menggunakan pertimbangan, misalnya seperti tindakan abortus
dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu, Karena setiap tindakan yang
mengakhiri hidup (dalam hal calon bayi) merupakan tindakan yang secara
moral buruk.
3. Keadilan (justice) adalah teori yang menyatakan bahwa mereka yang
sederajat harus diperlakukan sederajat, sedangkan yang tidak sederajat
harus diperlakukan tidak sederajat sesuai dengan kebutuhan mereka.
4. Otonomi adalah setiap individu memiliki kebebasan untuk memilih
tindakan sesuai dengan rencana yang mereka pilih. Akan tetapi, pada teori
ini mengalami terdapat masalah yang muncul dari penerapannya yakni
adanya variasi kemampuan otonomi pasien yang mempengaruhi banyak
hal seperti halnya kesadaran, usia dan lainnya.
5. Kejujuran (veracity) adalah kejujuran merupakan dasar terbinanya
hubungan saling percaya antara perawat dan pasien. Kejujuran berarti
perawat tidak boleh membocorkan data 7 pasien atau informasi penting
terkait pasien tanpa sepertujuan pasien.
6. Ketaatan (fidelity) adalah pada dasarnya ketaatan berprinsip pada
tanggung jawab untuk tetap setia pada suatu kesepakatan bersama antara
perawat dan pasien serta keluarga pasien yang meliputi tanggung jawab
menjaga janji, mempertahankan dan memberikan perhatian.

6.3 Macam macam Kode Etik Keperawatan


1. Kode etik keperawatan menurut ICN Menurut Ismani (2007)
ICN atau International Council of Nurse adalah federasi perhimpunan perawat
nasional di seluruh dunia yang didirikan pada tanggal 1 juli 1989 dengan uraian
kode etik keperawatan sebagai berikut :

14
a. Tanggung jawab utama perawat Tanggung jawab utama perawat adalah
meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya penyakit, memelihara
kesehatan dan mengurangi penderitaan. Untuk 10 melaksanakan tanggung
jawab utama tersebut, perawat harus menyakini bahwa kebutuhan terhada
pelayanan keperawatan diberbagai tempat adalah sama.
b. Perawat, individu dan anggota kelompok masyarakat Tanggung jawab
utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu dalam menjalankan
tugas, perawat perlu meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan dengan
menghargai nilai-nilai yang ada di masyarakat, menghargai adat kebiasaan
serta kepercayaan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
menjadi pasien atau kliennya. Perawat dapat memegang tegus rahasia
pribadi dan hanya dapat memberikan keterangan bila diperlukan oleh
pihak yang bersangkutan atau berkepentingan atau pengadilan.
c. Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan Perawat memegang
peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar praktik
keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar
pendidikan keperawatan.
d. Perawat dan lingkungan masyarakat Perawat dapat memprakarsai
pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif dan dapat berperan serta
secara aktif 11 dalam menentukan masalah kesehatan dan masalah sosial
yang terjadi dimasyarakat.

e. Perawat dan sejawat Perawat dapat menopang hubungan kerjasama


dengan teman kerja, baik tenaga keperawatan maupun tenaga profesi
lainnya yang dapat melindungi dan menjamin seseorang bila dalam masa
perawatannya merasa terancam.

f. Perawat dan profesi keperawatan Perawat memainkan peran yang besar


dalam menentukan pelaksanaan standar praktik keperawatan dan
pendidikan keperawatan. Perawat diharapkan ikut aktif dalam
mengembangkan pengetahuan dalam menopang pelaksanaan perawatan
secara profesional dan berpartisipasi dalam memelihara kestabilan sosial
dan ekonomi sesuai dengan kondisi pelaksanaan praktik keperawatan.

6.4. Kode etik keperawatan menurut ANA


A. Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat
kemanusiaan dan keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan status
sosial atau ekonomi, atribut personal atau corak masalah kesehatan.
B. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh
informasi yang bersifat rahasia
C. Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya
terancam oleh praktek seseorang yang tidak berkompoten, tidak etis atau ilegal
D. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan
yang dijalankan masing-masing individu

15
E. Perawat memelihara kompetensi keperawatan
F. Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan
kompetensi dan kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan
konsultasi, menerima tanggung jawab dan melimpahkan kegiatan keperawatan
kepada orang lain.
G. Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan
pengetahuan profesi
H. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan
meningfkatkan standar keperawatan
I. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan
membina kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang
berkualitas
J. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik
terhadap informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas
perawat
K. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga
masyarakat lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional
untuk memenuhi kebutuhan kesehatan publik

16
BAB III
PENUTUP

A.Penutup
Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa:Pendidikan
keperawatan merupakan pendidikan profesi dimana polanya harus
dikembangkan sesuai dengan kaidah ilmu dan profesi yang dilandaskan oleh
akademik dan keprofesian.
B.Saran
Semoga makalah ini bermanfaat untuk semua kalangan terutama bagi kami
sendiri sebagai penulis dari makalah ini. Dan diharapkan dengan adanya
makalah ini rekan mahasiswa perawat lebih memahami tentang
perkembangan pendidikan profesi keperawatan serta untuk lebih menambah
wawasan mahasiswa sehingga bermanfaat dimasa yang akan datang.

17
DAFTAR PUSTAKA

Haryati, T, S. (2014). Perencanaan, pengembangan dan utilisasi tenaga


keperawatan.Jakarta :
Rajawali Pers.
Hidayat, A, A. (2011). Riset keperawatan & teknik penulisan ilmiah. Jakarta:
Salemba
MedikaKurniadi, A. (2013). Manajemen keperawatan dan prospektifnya : teori,
konsep dan
aplikasi. Jakarta : FKUI.
Kusnanto. (2004). Pengantar profesi dan praktik keperawatan profesional.Jakarta :
EGC.Kumajas, W, Fisella, W.
Hidayat, A.aziz Alimul .2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC.
Simamora, Roymond H. 2009. Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : EGC.

18

Anda mungkin juga menyukai