Anda di halaman 1dari 26

KONSEP KEHILANGAN DAN

BERDUKA
(PERTEMUAN KEDUA)

By
Rosdawati ,.MKM
TUJUAN PEMBELAJARAN
 Mahasiswa mampu memahami :
 Pengertian kehilangan

 Jenis-jenis kehilangan

 Tipe-Tipe Berduka (NANDA)

 Faktor-faktor yang mempengaruhi kehilangan

 Tanda dan gejala proses kehilangan

 Rentang respon Kehilangan

 Peran perawat pada keluarga yang berduka


CONTOH KASUS :
Sebuah keluarga yang bahagia sedang menantikan
kehadiran anak pertama mereka. Sang ibu telah
mengandung dua bulan. Namun, suatu saat ibu mengalami
perdarahan dan menurut dokter kehamilan tersebut tidak
bisa dipertahankan. Oleh karena itu dilakukan aborsi untuk
menyelamatkan jiwa ibunya.
DEFINISI
 Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian
menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan
(Lambert dan Lambert,1985).
 Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami
oleh setiap individu dalam rentang kehidupannya. Sejak
lahir individu sudah mengalami kehilangan dan
cenderung akan mengalaminya kembali walaupun dalam
bentuk yang berbeda.
Berduka(“Grieving”)
 Respons emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan yang
dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak
nafas, susah tidur, dan lain-lain.
 Respon emosi yang normal terhadap suatu yang hilang / akan
hilang setelah beberapa saat.
Kesedihan merupakan manifestasi dari :
 Perasaan

 Sensasi fisik

 Pilihan kognitif

 Perubahan tingkah laku

 Pencarian spiritual

 Kesulitan dalam bersosialisasi


JENIS-JENIS KEHILANGAN
1. ACTUAL LOSS
Diakui orang lain dan sama-sama dirasakan bahwa hal
tsb merupakan suatu bentuk kehilangan.
misal : kehilangan anggota badan , kehilangan suami/
istri , kehilangan pekerjaan.
2. PERCEIVED LOSS
Dirasakan seseorang, tetapi tidak sama dirasakan orang lain.
Misal :
kehilangan masa muda, keuangan, lingkungan yang berharga
LANJUT
3. PHICHICAL LOSS.
Kehilangan secara fisik.
Misal :
seseorang mengalami kecelakaan dan akibat luka yang parah
tangan atau kaki harus diamputasi.
4. PSYCHOLOGIS LOSS.
Kehilangan secara psikologis.
Misal :
orang yang cacat akibat kecelakaan membuatnya merasa tidak
percaya diri, gambaran dirinya terganggu, menarik diri dari
sosial dan HDR
LANJUTAN
5. ANTICIPATORY LOSS.
Kehilangan yang bisa dicegah.
Misal : orang yang menderita ‘penyakit terminal’ yang
rutin menjalani pengobatan.
TIPE KEHILANGAN & BERDUKA (NANDA):
 Berduka Antisipasi
Suatu status yang merupakan pengalaman individu
dalam merespon kehilangan yang aktual ataupun yang
dirasakan seseorang, hubungan /kedekatan, obyek
/ketidakmampuan fungsional sebelum terjadinya
kehilangan (tipe ini masih dalam batas normal).
 Berduka disfungsional
Suatu status yang merupakan pengalaman individu yang
responnya di besar-besarkan saat individu kehilangan
secara aktual maupun potensial, hubungan, obyek dan
ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang menjurus
ketipikal, abnormal
FAKTOR - FAKTOR YANG BERPENGARUH

Menurut Marthochio (1985) :


 Status sosial ekonomi yang rendah

 Kesehatan yang buruk

 Kematian yang tiba-tiba atau sakit yang mendadak

 Merasa tidak adanya dukungan sosial yang memadai


(Kurangnya dukungan dari keluarga atau seseorang yang tidak
dapat menghadapi ekspresi berduka).
 Kurangnya dukungan dari kepercayaan keagamaan
1. TAHAP TUMBUH KEMBANG USIA :
a. Anak-anak
 Belum mengerti seperti orang dewasa, belum bisa
merasakan.
 Belum menghambat perkembangan.

 Bisa mengalami regresi

b. Dewasa
 Kehilangan membuat orang menjadi mengenang
tentang hidup, tujuan hidup,
 Menyiapkan diri bahwa kematian adalah hal yang
tidak bisa dihindari.
2. Keluarga
Keluarga mempengaruhi respon dan ekspresi kesedihan.
Anak terbesar biasanya menunjukan sikap kuat, tidak
menunjukan sikap sedih secara terbuka.
3. Faktor sosial ekonomi
Apabila yang meninggal merupakan penanggung jawab
ekonomi keluarga, berarati kehilangan orang yang dicintai
sekaligus kehilangan secara ekonomi. Dan hal ini bisa
mengganggu kelangsungan hidup.
4. Pengaruh Kultural
Kultur mempengaruhi manifestasi fisik dan emosi. Kultur
‘barat’ menganggap kesedihan adalah sesuatu yang sifatnya
pribadi sehingga hanya diutarakan pada keluarga, kesedihan
tidak ditunjukan pada orang lain. Kultur lain menggagap
bahwa mengekspresikan kesedihan harus dengan berteriak
dan menangis keras-keras.
5. Agama
Dengan agama bisa menghibur dan menimbulkan rasa aman.
Menyadarkan bahwa kematian sudah rasa aman.
Menyadarkan bahwa kematian sudah ada dikonsep dasar
agama. Tetapi ada juga yang menyalahkan Tuhan akan
kematian.
6. Penyebab Kematian .
Seseorang yang ditinggal bersama anggota keluarga dengan
tiba-tiba akan menyebabkan shock dan tahapan kehilangan
yang lebih lama. Ada yang menganggap bahwa kematian
akibat kecelakaan diasosiasikan dengan kesialan
TANDA & GEJALA :
1. Efek fisik
Kelelahan, kehilangan selera, masalah tidur, lemah,
berat badan menurun, sakit kepala, pandangan kabur,
susah bernapas, palpitasi dan kenaikan berat badan.
2. Efek emosi
Mengingkari, bersalah , marah, kebencian, depresi,
kesedihan, perasaan gagal, sulit untuk berkonsentrasi,
gagal dan menerima kenyataan , iritabilita, perhatian
terhadap orang yang meninggal.
3. Efek sosial
a. menarik diri dari lingkungan
b. isolasi (emosi dan fisik) dari istri, keluarga dan teman.
RENTANG RESPON BERDUKA
DENIAL = PENOLAKAN

ANGER = MARAH

BERGAINING = TAWAR MENAWAR

DEPRESI

ACCEPTENCE = MENERIMA
(KuBBLER ROSS,1969)
TAHAPAN BERDUKA
(MENURUT KUBBLER ROSS)
1. DENIAL
 Reaksi pertama adalah syok, tidak mempercayai kenyataan

 Verbalisasi ” itu tidak mungkin”, “ saya tidak percaya itu


terjadi ”.
 Perubahan fisik: letih, lemah, pucat, mual, diare, gangguan
pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah.
 Secara intelektual seseorang dapat menerima hal-hal yang
berkaitan dengan kematian, tetapi jauhberbeda dengan
tingkat emosi.
 Implikasi asuhan yang harus diberikan adalah dengan
memberikan support secara
2. ANGER
 Marah kepada Sang Pencipta.

 Merupakan tahap tersulit yang dilalui keluarga.

Kadang- kadang pasien rewel, mengkritik orang yang


berhubungan dengannya.
 Timbul berbagai pertanyaan : “ mengapa harus saya? apa
dosa saya ? “.
 Asuhan yang diberikan dengan membantu untuk mengerti
bahwa marah adalah sesuatu respon normal terhadap
perasaan kehilangan, hindari menarik diri dan membalas
dengan marah dan izinkan klien mengekspresikan
kemarahannya sepuas mungkin dibawah pengawasan agar
tidak membahayakan dirinya maupun orang lain
3. BERGAINING ( TAWAR MENAWAR ).
 Menuju tahap menerima. Pasien tawar menawar untuk
berbuat baik jika diperpanjang hidupnya.
 Timbul pernyataan: “kalau ini bisa ditunda saya akan lebih
menjaga kesehatan saya”.
 Pasien menangis dan menyesal.(perawat : diam,
mendengarkan dan memberikan sentuhan terapeutik.)
 Dengarkan dengan penuh perhatian pada apa yang
pasangan sampaikan dan mendorong pasangan untuk
berbicara karena dengan melakukan hal tersebut akan
membantu mengurangi rasa bersalah dan perasaan takut
yang mereka rasakan.
LANJUT
4. DEPRESI
 Menunjukan sikap menarik diri, tidak mau bicara atau putus
asa. Gejala ; menolak makan, susah tidur, letih,
dorongan libido menurun. Bila depresi meningkat, pasien
menjadi semakin lemah, kurus atau terjadi gangguan tanda-
tanda vital.
 Pasien merasa sepi ,merasa bahwa semua orang
meninggalkannya, pasien merasa tidak berguna.
 Fokus pikiran pada orang yang dicintai.” Apa yang akan terjadi
dengan istri dan anak saya., bila saya sudah tiada…??”
LANJUTAN
Pada tahapan ini biarkan pasangan mengekspresikan kesedihannya
dan dalam hal ini komunikasi non verbal dengan duduk yang
tenang disampingnya, memberikan suasana yang tenang tanpa
mengharapkan adanya suatu percakapan yang berarti bahkan
sentuhan. Berikan pengertian pada keluarga bahwa sangat penting
pasangan berada dalam kesendirian untuk sementara waktu.
LANJUT
5. Acceptence
 Masa depresi sudah berlalu.

 Takut ditinggal sendiri.

 Kadang ingin ditemani.

 Pikiran pada objek yang hilang berkurang.

 Verbalisasi ;” apa yang dapat saya lakukan agar saya cepat


sembuh”, “ yah, akhirnya saya harus operasi “
 Dalam tahap ini, dukung dan bantu pasangan untuk
berpartisipasi aktif dalam program pemulihan.
PERAN PERAWAT ???
 Bina hubungan saling percaya dengan klien
 Mengeksplorasi respon koping adaptif dan mal adaptif terhadap
masalahnya.
 Dengarkan klien dengan penuh empati, beri respon dan tidak
menghakimi.
 Berikan motivasi klien untuk mendiskusikan fikiran dan perasaannya.
 Berikan motivasi klien untuk menyadari aspek positif dan negatif dari
dirinya.
 Membantu klien mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah.
 Membantu klien untuk melakukan tindakan yang penting untuk
merubah respon maladaptif dan mempertahankan respon koping yang
adaptif.
 Mengevaluasi perilaku dan aktivitas yang dialami klien.
PENUGASAN
 Carilah teori-teori yang menjelaskan tentang rentang respon
(tahap) kehilangan (selain teori Kubbler Rose) sebanyak-
banyaknya !!!
 Bagaimana sikap Anda sebagai perawat profesional dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang berduka???
 Tugas dikumpulkan 1 minggu setelah penugasan, diketik (spasi
1.5, tipe tulisan Time New Roman, kertas Kwarto)
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai