Anda di halaman 1dari 48

DESI ARIYANA RAHAYU

LOSS, GRIEF, AND BEREAVEMENT


DEFINISI
Kehilangan adalah penarikan sesuatu dan atau
seseorang atau situasi yang berharga/bernilai, baik
sebagai pemisahan yang nyata maupun yang
diantisipasi.

Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang


berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada,
kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian
atau keseluruhan (Lambert dan
Lambert,1985,h.35).
Loss, Grief, Dying, and Death
 Loss
 An aspect of self no longer available to a person
 Death
 Cessation of life
 Grief
 Pattern of physical and emotional responses to bereavement
 Grief Work
 Adaptation process of mourning a loss
 Mortality
 The condition of being subject to death
GEJALA
 Shock & tidak percaya (Sulit menerima yg
telah terjadi)
 Sedih (Timbul perasaan sendirian, putus asa,
menangis).
 Guilt (Perasaan menyesal dan merasa bersalah
karena tidak melakukan sesuatu yg berguna)
 Anger (Marah pada diri sendiri, orang lain,
Tuhan, dokter. Merasa harus menyalahkan
seseorang atas apa yg telah terjadi)
 Fear ( Merasa cemas, tidak aman, panik)
 Physical symptoms (fatigue, nausea, lowered
immunity, weight loss or weight gain, aches
and pains, and insomnia)
JENIS KEHILANGAN (LOSS)
 ACTUAL LOSS
Diakui orang lain dan sama-sama dirasakan bahwa hal tsb merupakan suatu bentuk
kehilangan.misal : kehilangan suami/ istri , kehilangan pekerjaan
 PERCEIVED LOSS
Dirasakan seseorang, tetapi tidak sama dirasakan orang lain. Misal : kehilangan masa muda,
keuangan, kehilangan impian/harapan .
 PHYSICAL LOSS
Kehilangan secara fisik. Misal : seseorang mengalami kecelakaan dan akibat luka yang parah
tangan atau kaki harus diamputasi.
 PSYCHOLOGICALL LOSS
Kehilangan secara psikologis. Misal : orang yang cacat akibat kecelakaan membuatnya merasa
tidak percaya diri, gambaran dirinya terganggu.
 ANTICIPATORY LOSS
Kehilangan yang bisa diantisipasi Misal : orang yang menderita penyakit ‘ terminal’. Respon
emosi yang normal terhadap suatu yang hilang / akan hilang setelah beberapa saat disebut
berduka / grief.
GRIEF AND GRIEVING
 Grief
 The subjective response of emotional pain to actual or anticipated loss

 The total process of reacting and responding to the losses in one’s life

 Bereavement
 A common depressed reaction to the death of a loved one

 Mourning
 A reaction activated by a person to assist in overcoming a great personal loss

 Morbidity
 An illness or an abnormal condition or quality

 Both physical and mental morbidity after significant loss

 Increased incidence of divorce after the loss of a child or after a partner loses

a body part or function


Grief and Grieving
 Tasks of Grief to Facilitate Healthy Adjustment to
Loss
 Accepting the reality of the loss
 Experiencing the pain of grief
 Adjusting to an environment that no longer includes the
lost person, the object, or the aspect of self
 Reinvesting emotional energy into new relationships
 These tasks are not sequential; may work on all four
tasks simultaneously, or only one or two may be
priorities
Grief and Grieving
 Nurse’s Role
 Assess for grieving behaviors.
 Recognize the influence of grief on behavior.
 Provide empathetic support.
(From Potter, P.A., Perry, A.G. [2005]. Fundamentals of nursing. [6th ed.]. St. Louis: Mosby.)

Nurses assist family members in finding resources to help with the


grieving process.
Grief and Grieving
 Anticipatory Grief
 This type of grief is to expect, await, or prepare oneself
for the loss of a family member or significant other
 It is somewhat easier to cope with loss if it is expected.
 Having time for anticipation does not necessarily ease
the pain of loss.
 Emotions expressed at this time can make the loss less
conflicted.
Grief and Grieving
 Sudden death of someone who is not “supposed to”
die is the most difficult grief to bear.
 Parents and siblings are often wracked by powerful and
personal emotions of guilt, denial, and anger, as well as
sorrow.
 Blame and guilt can destroy a family just when family
members need each other most.
Grief and Grieving
 Nurse’s Grief
 Nurse must come to grips with
 Understanding the grief process
 Appreciating the experience of the dying patient
 Using effective listening skills
 Acknowledging personal limits
 Knowing when there is a need to get away and take care of
the self
(From Potter, P.A., Perry, A.G. [2005]. Fundamentals of nursing. [6th ed.]. St. Louis: Mosby.)

Nurses benefit from support of colleagues during their time of loss.


Grief and Grieving
 Bereavement Overload
 The initial loss was compounded with an additional
loss before resolution of the initial loss
 When nurses experience multiple losses and fail to
adequately process them
 Burnout
 The stresses exceed the rewards of the job and the
individual nurse lacks the support of peers
Grief and Grieving
 Stages of Grief and Dying
 Kübler-Ross stages of grieving/dying
1. Denial and isolation
2. Anger
3. Bargaining
4. Depression
5. Acceptance
RENTANG RESPON
KEHILANGAN
Tahapan berduka menurut ELIZABETH KUBLER ROSS
( 1969 ).

DENIAL ANGER BARGAINING DEPRESI ACCEPTANCE


LANJUTAN RENTANG
RESPON
DENIAL (PENGINGKARAN)
“INI TAK MUNGKIN TERJADI PADAKU”

Klien mencoba untuk melupakan atau menutupi


kenyataan.
Pengalaman yang diterima berdampak shock dan rasa
tidak percaya.
Secara intelektual seseorang dapat menerima hal-hal
yang berkaitan dengan kematian, tetapi berbeda dengan
tingkat emosi.
Denial merupakan defense mekanisme pertahanan diri
terhadap rasa cemas.
RENTANG RESPON KEHILANGAN
AKIBAT KEMATIAN
 DENIAL
Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok,
tidak percaya atau mengingkari kenyataan bahwa kehidupan itu
memang benar terjadi, dengan mengatakan “ Tidak, saya tidak
percaya itu terjadi “ atau “ itu tidak mungkin terjadi “. Bagi
individu atau keluarga yang didiagnosa dengan penyakit terminal,
akan terus mencari informasi tambahan.
Reaksi fisik yang terjadi pada fase ini adalah : letih, lemah, pucat,
diare, gangguan pernafasan, detak jantung cepat, menangis, gelisah,
dan tidak tahu harus berbuat apa. Reaksi ini dapat berakhir dalam
beberapa menit atau beberapa tahun.
 ANGER ( BERONTAK DAN MARAH ).
“ Mengapa harus saya ? Apa dosa saya ? “

Berontak ,merasa Tuhan ‘ tidak adil ‘ atau tidak


berperasaan terhadap kenyataan harus dihadapi.
Marah kepada Sang Pencipta.
Merupakan tahap tersulit yang dilalui keluarga.
Kadang- kadang pasien rewel,mengkritik orang
yang berhubungan
 ANGER
Fase ini dimulai dengan timbulnya suatu kesadaran
akan kenyataan terjadinya kehilangan Individu
menunjukkan rasa marah yang meningkat yang
sering diproyeksikan kepada orang lain atau pada
dirinya sendiri. Tidak jarang ia menunjukkan
perilaku agresif, berbicara kasar, menolak
pengobatan, menuduh dokter-perawat yang tidak
becus. Respon fisik yang sering terjadi antara lain
muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur,
tangan mengepal.
 BARGAINING ( TAWAR MENAWAR ).
“Andai ini tidak terjadi, aku akan berubah
menjadi …”

Menuju tahap menerima. Pasien tawar menawar


untuk berbuat baik jika diperpanjang hidupnya.
Pasien menangis dan menyesal.
Tindakan perawat : diam, mendengarkan dan
memberikan sentuhan terapeutik.
 BARGAINING
Individu telah mampu mengungkapkan rasa
marahnya secara intensif, maka ia akan maju ke
fase tawar-menawar dengan memohon kemurahan
pada Tuhan. Respon ini sering dinyatakan dengan
kata-kata “ kalau saja kejadian ini bisa ditunda,
maka saya akan sering berdoa “. Apabila proses ini
oleh keluarga maka pernyataan yang sering keluar
adalah “ kalau saja yang sakit, bukan anak saya”.
 DEPRESI
“Saya sedih, saya sudah tidak bisa berbuat apa-
apa”

Pasien sadar bahwa kematian tidak dapat ditolak.


Bila depresi meningkat, pasien menjadi semakin
lemah, kurus atau terjadi gangguan tanda-tanda vital.
Pasien merasa sepi ,merasa bahwa semua orang
meninggalkannya.
Merasa tidak berguna.
Fokus pikiran pada orang yang dicintai:
”Apa yang akan terjadi dengan istri
dan anak saya., bila saya sudah tiada?”
 DEPRESI
Individu pada fase ini sering menunjukkan sikap
menarik diri, kadang sebagai pasien sangat penurut,
tidak mau bicara, menyatakan keputusasaan,
perasaan tidak berharga, ada keinginan bunuh diri,
dsb. Gejala fisik yang ditunjukkan antara lain :
menolak makan, susah tidur, letih, dorongan libido
menurun.
 ACCEPTANCE ( MENERIMA)
“Saya menerima yang sudah terjadi”

Masa depresi sudah berlalu.


Takut ditinggal sendiri.
Kadang ingin ditemani.
Peran Perawat :
* Menemani pasien
* Bila mungkin bicara dengan pasien.
* Tanyakan apa yang dibutuhkan.
* Apakah butuh pertolongan perawat.
* Pintu kamar jangan ditutup
 ACCEPTANCE
Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan
kehilangan. Pikiran yang selalu berpusat kepada obyek
atau orang yang hilang akan mulai berkurang atau
hilang. Individu telah menerima kehilangan yang
dialaminya. Gambaran tentang obyek atau orang yang
hilang mulai dilepaskan dan secara bertahap
perhatiannya akan beralih kepada obyek yang baru.
Fase ini biasanya dinyatakan dengan “ saya betul-betul
kehilangan baju saya tapi baju yang ini tampak manis “
atau “apa yang dapat saya lakukan agar cepat sembuh”.
Grief and Grieving
 Stages of Grief and Dying
 Mustachio's manifestations of grief and bereavement
 Shock and disbelief
 Yearning and protest
 Anguish, disorganization, and despair
 Identification in bereavement
 Reorganization and restitution
Grief and Grieving
 Unresolved, Dysfunctional Grief
 Bereavement is a state of great risk physically, as well
as emotionally and socially.
 Unresolved grief
 There have been some disturbances of the normal progress
toward resolution.
 Dysfunctional grieving
 There is a delayed or exaggerated response to a perceived,
actual, or potential loss.
Grief and Grieving
 Unresolved, Dysfunctional Grief
 Dysfunctional grief occurs when an individual
 Gets “stuck” in the grief process and becomes depressed
 Is unable to express feelings
 Cannot find anyone in daily life who acts as the listener he
or she needs
 Suffers a loss that stirs up other, unresolved losses
 Lacks the reassurance and support to trust the grief process
and fails to believe that he or she can work through the loss
Grief and Grieving
 Signs, Symptoms, and Behaviors of Dysfunctional
Grieving
 Acquisition of symptoms belonging to the last illness of the
deceased
 Alteration in relationships with friends and relatives
 Lasting loss of patterns of social interaction
 Actions detrimental to one’s social and economic well-being
 Agitated depression with tension, insomnia, feelings of
worthlessness, bitter self-accusation, obvious needs for
punishment, and even suicidal tendencies
Grief and Grieving
 Signs, Symptoms, and Behaviors of Dysfunctional
Grieving (continued)
 A feeling that the death occurred yesterday, even though the
loss took place months or years ago
 Unwillingness to move the possessions of the deceased after
a reasonable amount to time
 Inability to discuss the deceased without crying, particularly
more that 1 year after the loss
 Radical changes in lifestyle
 Exclusion of friends, family members, or activities
associated with the deceased
PROSES KEPERAWATAN
Grief and Grieving
 Supportive Care during the Dying and Grieving
Process
 ASSESMENT (PENGKAJIAN)
 To give compassionate nursing care and support to the family
and patient during the grieving and dying process, the nurse
should consider the five aspects of human functioning:
 Physical
 Emotional
 Intellectual
 Sociocultural
 Spiritual
Grief and Grieving
 Supportive Care during the Dying and Grieving
Process
 Physical assessment
 Sleeping patterns
 Body image
 Activities of daily living (ADLs); mobility
 General health
 Medications
 Pain
 Basic needs: nutrition, elimination, oxygenation, activity,
rest, sleep, and safety
Grief and Grieving
 Supportive Care during the Dying and Grieving
Process
 Emotional assessment
 Patient’s and family’s anxiety level, guilt, anger, level of
acceptance, and identification
 Major fears: abandonment, loss of control, pain and
discomfort, and the unknown
Grief and Grieving
 Supportive Care during the Dying and Grieving
Process
 Intellectual assessment
 Evaluation of the patient’s and family’s educational level,
their knowledge and abilities, and expectations they have in
regard to how and when death will occur
Grief and Grieving
 Supportive Care during the Dying and Grieving
Process
 Social assessment
 Assessment of the patient’s and family’s support systems is
valuable.
 Ascertain whether family members desire to assist in the
patient’s daily care. Never assume they do; many do, others
do not.
 When families choose to take the patient home for care, be
sure that they are well-prepared before discharge for what
they need to know and do.
Grief and Grieving
 Supportive Care during the Dying and Grieving
Process
 Spiritual assessment
 Assess the spiritual dimension by gaining insight into the
patient’s philosophy of life, religious resources, and how
the rituals of the particular faith group have significance in
dealing with his or her death.
PROSES KEPERAWATAN
Grief and Grieving
DIAGNOSA KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL &
GANGGUAN JIWA
1. Harga diri rendah situasional
2. Koping individu tak efektif
3. Defisit perawatan diri
4. Berduka disfungsional
5. Penampilan peran tidak efektif
6. Gangguan citra tubuh
HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL

TINDAKAN KEPERAWATAN

Bina hubungan saling percaya dengan klien.


Berikan motivasi klien untuk mendiskusikan fikiran dan perasaannya
Jelaskan penyebab dari harga diri yang rendah.
Dengarkan klien dengan penuh empati, beri respon dan tidak
menghakimi.
Berikan motivasi klien untuk menyadari aspek positif dan negatif dari
dirinya.
Beri dukungan, Support dan pujian setelah klien mampu melakukan
aktivitasnya.
Ikut sertakan klien dengan aktifitas
KOPING INDIVIDU TDK EFEKTIF
INTERVENSI:
Merespon kesadaran diri dengan cara membina hubungan saling percaya dan keterbukaan.
Mengevaluasi diri dengan cara :
Membantu klien menerima perasaan dan pikiran.
Mengeksplorasi respon koping adaptif dan mal adaptif terhadap masalahnya.
Membuat perencanaan yang realistik :
Membantu klien mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah.
Membantu klien menkonseptualisasikan tujuan yang realistik.
Membantu klien untuk melakukan tindakan yang penting untuk merubah respon
maladaptif dan mempertahankan respon koping yang adaptif.
Mengobservasi tingkat depresi.
Mengamati perilaku klien.
Bersama klien membahas perasaannya.
Membantu klien mengurangi rasa bersalah.
DEFISIT PERAWATAN DIRI

INTERVENSI:
1. Libatkan klien untuk makan bersama diruang makan.
2. Menganjurkan klien
3. Menganjurkan pasien untuk mencuci baju.
4. Membantu dan menganjurkan klien untuk menghias diri.
5. Membantu klien untuk merawat rambut dan gigi.
 
BERDUKA
DISFUNGSIONAL

 Tujuan:
 Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan

perawat
 Klien dapat mengenali peristiwa kehilangan yang dialami

klien
 Klien dapat memahami hubungan antara kehilangan yang

dialami dengan keadaan dirinya


 Klien dapat mengidentifikasi cara-cara mengatasi berduka

yang dialaminya
 Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung
Tindakan KEPERAWATAN :
 Membina hubungan saling percaya dengan klien
 Berdiskusi mengenai kondisi klien saat ini (kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial, dan
spiritual sebelum/ sesudah mengalami peristiwa kehilangan dan hubungan antara
kondisi saat ini dengan peristiwa kehilangan yang terjadi).
 Berdiskusi cara mengatasi berduka yang dialami
 Cara verbal (mengungkapkan perasaan)
 Cara fisik (memberi kesempatan aktivitas fisik)
 Cara sosial (sharing melalui self help group)
 Cara spiritual (berdoa, berserah diri)
 Memberi informasi tentang sumber-sumber komunitas yang tersedia untuk saling
memberikan pengalaman dengan seksama.
 Membantu klien memasukkan kegiatan dalam jadual harian.
 Kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa di Puskesmas
PENAMPILAN PERAN TIDAK EFEKTIF

 Tujuan khusus:
 Klien dapat membina hubungan saling percaya
 Klien dapat mengidentifikasi perannya dalam keluarga.
 Klien dapat mengidentifiksi ketidakmampuan spesifik
yang berhubungan dengan harapan peran
 Klien dapat mengidentifikasi konflik yang nyata dalam
keluarga.
 Klien dapat mengidentifikasi strategi koping yang lebih
adaptif.
  
 Tindakan keperawatan

 Mengidentifikasi peran klien yang biasanya dalam sistem keluarga dan peran
anggota keluarga yang lainnya.
 Mengkaji ketidakmampuan spesifik yang behubungan dengan harapan-harapan
peran. serta hubungan antara ketidakmampuan dengan kondisi fisik.
 Mendorong klien untuk mendiskusikan konflik-konflik yang nyata dalam sistem
keluarga serta tanggapan klien dan anggota keluarga lainnya memiliki terhadap
konflik ini.
 Membantu pasien mengidentifikasi perubahan yang diinginkannya dalam sistem
keluarga.
 Mendorong partisipasi keluarga dalam pengembangan perencanaan untuk
mempengaruhi perubahan yang positif, dan bekerja untuk mengubah konflik yang
dengannya peran sakit pasien dikurangi.
 Mendiskusikan strategi koping yang lebih adaptif yang mungkin digunakan untuk
mencegah kelainan dnegan penampilan peran selama saat stress.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai