“TERAPI DOKTER-DOKTERAN”
Dosen pembimbing :
Ns. Dera Alfiyanti.,M.Kep
Disusun Oleh:
1. Muh Hidayatullah
2. Samsul
3. Mardiana Khoiril Islam
4. Edo Japung S
A. LATAR BELAKANG
Anak yang masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan
pengalaman traumatik pada anak, yakni ketakutan dan ketegangan atau stress
hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya perpisahan
dengan orang tua, kehilangan kontrol dan perlakuan tubuh akibat tindakan invasif
yang menimbulkan rasa nyeri. Akibat perpisahan pada anak usia sekolah akan
menimbulkan berbagai reaksi seperti menolak makan, menangis, teriak, memukul,
menyepak, tidak kooperatif terhadap aktifitas sehari-hari serta menolak tindakan
keperawatan yang diberikan.
Pada usia pra sekolah sekadang anak merasa takut bila mengalami perlukaan,
karena ia menganggap bahwa tindakan dan prosedur yang dilakukan di rumah sakit
semuanya dapat mengancam integritas tubuhnya. Anak masuk rumah sakit akan
bereaksi dengan agresif, ekspresi verbal dan dependensi. Maka sulit bagi anak untuk
percaya bahwa mengukur suhu, mengukur tekanan darah, mendengarkan suara napas
dan prosedur lainnya tidak akan menimbulkan perlukaan. Jika hal ini berlanjut maka
tindakan keperwatan dan pengobatan tidak akan berhasil sehingga masalah anak tidak
teratasi.
Manfaat play Therapy Program dalam penanganan anak yang dirawat di rumah
sakit maka akan memudahkan anak menyatakan rasa kecemasan dan ketakutan lewat
permainan, mempercepat proses adaptasi di rumah sakit, anak dapat berkumpul
dengan teman sebayanya di rumah sakit sehingga tidak merasa terisolir, anak mudah
diajak bekerja sama dengan metode pendekatan proses keperawatan di rumah sakit.
Karena pentingnya mamfaat play Therapy Program dalam penanganan anak sakit
dan perawat harus mampu melaksanakan hal ini maka rencana penerapan terapi
bermain terhadap anak usia sekolah yang dirawat di ruang Melati RSUD Tugurejo ini
perlu segera dilaksanakan.
B. TUJUAN
a.Tujuan Umum:
Dengan bermain dokter-dokteran anak merasa aman dan mau mengikuti program
pengobatan dan keperawatan yang diberikan di rumah sakit.
b.Tujuan Khusus:
- Dapat menerapkan sarana permainan dokter-dokteran yang tepat sehingga anak
dan orang tua secara pro aktif dapat menerima program pemeriksaan
kesehatannya.
- Dapat menerapkan tempat yang tepat untuk bermain di rumah sakit, sehingga
anak tidak merasa takut dengan lingkungannya.
- Dapat menerapkan waktu yang tepat untuk melakukan permainan sehingga anak
tidak kehilangan waktu bermain.
- Dapat menerapkan sosialisasi yang tepat sehingga anak butuh terhadap program
terapi di rumah sakit dan tidak merasa terisolir.
C. LANDASAN TEORITIS
Anak yang berusia 60 bulan sampai 72 bulan merupakan anak usia prasekolah
(Menkes RI, 2014). Tahap usia anak prasekolah yaitu berkisar antara usia 4 sampai
dengan 6 tahun (Soetjiningsih & Ranuh, 2013). Anak usia prasekolah ialah anak yang
berusia 3 sampai 5 tahun berada didalam masa keemasan atau golden age (Putri &
Irdawati,2016). Fase ini penting untuk diperhatikan oleh orang tua karena pada fase
ini pertumbuhan anak berkembang begitu pesat. Pada masa golden age otak
bertumbuh secara maksimal, begitu pula pertumbuhan fisik. Selain itu, masa tersebut
juga terjadi perkembangan kepribadian anak dan pembentukan pola perilaku, sikap,
dan ekspresi emosi.
Aktifitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak.
Dengan aktifitas bermain anak juga akan memperoleh stimulasi mental yang
merupakan cikal bakal dari proses belajar pada anak untuk pengembangan,
kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreatifitas, agama, kepribadian, moral, etika
dan sebagainya.
Bermain secara garis besar dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu : aktif dan
pasif (hiburan). Bermain harus seimbang artinya : harus ada keseimbangan antara
bermain aktif dan yang pasif yang biasa disebut hiburan. Adapun bermain aktif
kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat mereka sendiri sedangkan bermain
pasif kesenangan didapat dari orang lain.
1.Bermain Aktif
A.Bermain mengamati/menyelidiki
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut. Anak memperhatikan alat, mengocok-ngocok apakah ada
bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
B.Bermain Konstruksi
Misalnya dengan menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
C.Bermain Drama
Misalnya main sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan saudara-
saudaranya atau teman-temannya.
2.Bermain Pasif
Dalam hal ini anak berperan pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar bermain pasif adalah ideal, apabila anak sudah lelah bermain aktif
dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
M Keterangan : P = Moderator
A = Anak
F A A F F = Fasilitator
A
G. Kegiatan
No. Langkah- Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan
langkah Sasaran
1. Pendahuluan 5 menit a.-Salam pembuka Menjawab
-pemberian hormat Salam
b.Memperkenalkan diri Mendengarkan
c.Tujuan umum: Dengan
bermain dokter-dokteran anak Memperhatikan
merasa aman dan mau
mengikuti program pengobatan
dan keperawatan yang diberikan
di rumah sakit.
d.Tujuan Khusus:
- Dapat menerapkan
sarana permainan dokter-
dokteran yang tepat sehingga
anak dan orang tua secara pro
aktif dapat menerima
program pemeriksaan
kesehatannya.
- Dapat menerapkan
tempat yang tepat untuk
bermain di rumah sakit,
sehingga anak tidak merasa
takut dengan lingkungannya.
- Dapat menerapkan waktu
yang tepat untuk melakukan
permainan sehingga anak
tidak kehilangan waktu
bermain.
- Dapat menerapkan
sosialisasi yang tepat
sehingga anak butuh terhadap
program terapi di rumah sakit
dan tidak merasa terisolir.
2. Penyajian 10 menit a. Memaparkan permainan Memperhatikan
tentang tujuan khusus yang akan
dicapai
3. Evaluasi 10 menit a. Memberikan apresiasi Menjawab
terhadap kemampuan saat pertanyaan
bermain Memperhatikan
b. Mengajak anak bermain
kembali
4. Penutup 5 menit Menutup permainan dengan Menjawab
membaca hamdallah dan salam
mengucapkan salam
H. Metode
Ceramah dan bermain
I. Media
Alat pemainan medis stetoskop dan obat-obatan
J. Rencana Evaluasi Kegiatan (struktur, proses, hasil)
4. Evaluasi struktur
Kesiapan permainan
Kesiapan sap
Kesiapan media
Anak kooperatif saat bermain
5. Evaluasi proses
Diharapkan permainan dilakukan sesuai dengan waktu yang di rencanakan anak
merasa senang saat bermain suasana permainan tertib.
DAFTAR PUSTAKA
Kliegman, Robert M., 2022, Ilmu Keshatan Anak Nelson Vol 3, Editor Bahasa Indonesia:
A. Samik Wahab-Ed.15. Jakarta: EGC.
Setya, Proposal Penerapan Terapi Bermain "Dokter-Dokteran" Pada Anak Usia Pra
Sekolah Yang Di Rawat Di Ruang Dahlia Rsud Dr.Hs, 2017.
LEMBAR HASIL TERAPI BERMAIN
A. Laporan pelaksanaan
1. Persiapan
- Setting tempat sesuai dengan yang direncanakan
- Semua alat dan bahan penyuluhan ada semua dan siap
- Waktu penyuluahan tepat waktu
- Sasaran dapat dikondisikan dengan baik
2. Pelaksanaan
- Sasaran memperhatikan dan melaksanakan terapi dengan antusias dan
koperatif.
- Sasaran aktif dalam mempermaikan maianan yang digunakan sebagai terapi
bermain
3. Hasil
Sasaran mampu melakukan terapi bermain dokter-dokteran dengan baik yaitu
sasaran dapat menyebutkan alat, memperagakan alat-alat yang ada, juga dapat
menyusun sesuai kelompok dan fungsi. Sasaran tampak bahagia dan fokus serta
penuh antusias dalam bermain.
B. Faktor penghambat
Selama terapi bermain dilaksankan tidak ada factor penghambat
C. Faktor pendukung
Ibu pasien atau sasaran, mainan dokter-dokteran dan perawat.
D. Dokumentasi Pelaksanaan