Disusun Oleh:
NIM: G3A021191
2022
BAB I
Cedera kepala adalah terjadinya gangguan pada bagian otak diakibatkan oleh
kekuatan atau benturan dari luar tubuh yang sifatnya lebih keras. Cedera kepala dapat
disebut juga dengan head injury ataupun traumatic brain injury (Dawodu, 2016; Manley
permanen hingga kematian. Penyebab dari cedera kepala adalah kecelakaan lalu lintas,
kecelakaan kerja, jatuh dari ketinggian, cedera saat berolahraga, kekerasan. Kecelakaan
lalu lintas menjadi penyebab terbanyak di dunia pada kasus cedera kepala.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh March et al., (2014) peningkatan
oksigen dapat ditunjang dengan elevasi kepala 30°, sehingga dapat secara efektif
tekanan intrakranial dan mencegah terjadinya perfusi jaringan serebral (Ginting L, Kuat
S, Renni A, 2020).
BAB III
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh March et al., (2014) peningkatan
oksigen dapat ditunjang dengan elevasi kepala 30°, sehingga dapat secara efektif
tekanan intrakranial dan mencegah terjadinya perfusi jaringan serebral (Ginting L, Kuat S,
Renni A, 2020).
Elevasi Kepala 300 adalah menaikkan kepala dari tempat tidur sekitar 30 derajat.
Elevasi kepala 30° dapat mempengaruhi saturasi oksigen pada pasien cedera kepala sedang
mempengaruhi venous return menjadi maksimal sehingga aliran darah ke serebral menjadi
Elevasi kepala 300 harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pasien dan
keluarga .Anjurkan untuk menarik nafas dalam. Selanjutnya berikan tindakan keperawatan
1. Melakukan bimbingan:
c. Ambil nafas melalui hidung, tahan sebentar, dan keluar melalui mulut
g. Memberikan follow up
h. Salam
BAB IV
Setelah di berikan tindakan keperawatan terapi elevasi kepala 30 0 selama 2-3 menit
didapatkan hasil sebelum dilakukan dengan GCS 11, muka meringis , dan gelisah, dan
sesudah pemberian tindakan keperawatan terapi elevasi kepala 300 GCS meningkat yaitu 14
(E3 V5 M6)
Kelebihan dari pemberian Terapi Elevasi kepala 300 yaitu dapat diterapkan dengan mudah
oleh keluarga dirumah mau pun di rumah sakit, caranya sangat mudah dan dapat dilakukan
secara mandiri oleh keluarga, serta dapat meningkatkan kenyamanan pada pasien.
Sedangkan
C. Kekurangan
Hidayat AA. (2004). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002,Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth(Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh AgungWaluyo...(dkk), EGC,
Jakarta