Anda di halaman 1dari 7

APLIKASI PEMBERIAN TERAPI ELEVASI KEPALA 300 DALA,M ASUHAN

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT TN.E DENGAN CEDERA KEPALA SEDANG


(CKS) DI RUANG IGD RSUD KRMT WONGSONEGORO

Disusun Oleh:

NAMA: MUHAMMAD ALFIN KHOIRUL RIZZA

NIM: G3A021191

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2022
BAB I

I. KONSEP TEORI TERKAIT EVIDENCE BASED NURSING

Cedera kepala adalah terjadinya gangguan pada bagian otak diakibatkan oleh

kekuatan atau benturan dari luar tubuh yang sifatnya lebih keras. Cedera kepala dapat

disebut juga dengan head injury ataupun traumatic brain injury (Dawodu, 2016; Manley

et al, 2016). Cedera kepala mengakibatkan penderita mengalami penurunan kesadaran,

kerusakan saraf, kerusakan pembuluh darah, pembendungan cairan otak, kecacatan

permanen hingga kematian. Penyebab dari cedera kepala adalah kecelakaan lalu lintas,

kecelakaan kerja, jatuh dari ketinggian, cedera saat berolahraga, kekerasan. Kecelakaan

lalu lintas menjadi penyebab terbanyak di dunia pada kasus cedera kepala.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh March et al., (2014) peningkatan

oksigen dapat ditunjang dengan elevasi kepala 30°, sehingga dapat secara efektif

memperbaiki saturasi oksigen, menurunkan intensitas nyeri kepala akibat peningkatan

tekanan intrakranial dan mencegah terjadinya perfusi jaringan serebral (Ginting L, Kuat

S, Renni A, 2020).
BAB III

APLIKASI JURNAL EVIDENCE BASED NURSING PRACTICE

A. Data fokus pasien (yang berkaitan dengan EBN)


1. Data Subjektif : Pasien mengeluhkan mual,pusing
2. Data Objektif
GCS: 11
Keadaan umum: Apatis
TD : 148/86 mmHg

B. Diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan jurnal evidence based nursing

practice yang diaplikasikan

Risiko perfusi serebral tidak efektif b.d cedera kepala

C. Analisa sintesa justifikasi / alasan penerapan Evidence Based Nursing Practice

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh March et al., (2014) peningkatan

oksigen dapat ditunjang dengan elevasi kepala 30°, sehingga dapat secara efektif

memperbaiki saturasi oksigen, menurunkan intensitas nyeri kepala akibat peningkatan

tekanan intrakranial dan mencegah terjadinya perfusi jaringan serebral (Ginting L, Kuat S,

Renni A, 2020).

Elevasi Kepala 300 adalah menaikkan kepala dari tempat tidur sekitar 30 derajat.

Elevasi kepala 30° dapat mempengaruhi saturasi oksigen pada pasien cedera kepala sedang

karena mampu memfasilitasi peningkatan aliran darah ke serebral dan mampu

memaksimalkan oksigenasi ke jaringan serebral. Pemberian elevasi kepala 30°

mempengaruhi venous return menjadi maksimal sehingga aliran darah ke serebral menjadi

lancar, meningkatkan metabolisme jaringan serebral dan memaksimalkan oksigenasi jaringan

otak, sehingga otak dapat bekerja sesuai fungsinya (Hasan A, 2018).


D. Mekanisme Penerapan Evidence Based Nursing Practice

Pasien Tn.N berumur 41 tahun , sebelum melakukan tindakan keperawatan terapi

Elevasi kepala 300 harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari pasien dan

keluarga .Anjurkan untuk menarik nafas dalam. Selanjutnya berikan tindakan keperawatan

terapi elevasi kepala 300 selama 2-3 menit. :

1. Melakukan bimbingan:

a. Kondisikan lingkungan yang aman

b. Letakkan tubuh senyaman-nyamannya

c. Ambil nafas melalui hidung, tahan sebentar, dan keluar melalui mulut

perlahan-lahan (sesuai bimbingan)

d. Memposisikan pasien dengan elevasi kepala 300

e. Minta respon klien

f. Kesimpulan dan support

g. Memberikan follow up

h. Salam
BAB IV

PEMBAHASANAPLIKASI EVIDENCE BASED NURSING

A. Hasil yang dicapai

Setelah di berikan tindakan keperawatan terapi elevasi kepala 30 0 selama 2-3 menit

didapatkan hasil sebelum dilakukan dengan GCS 11, muka meringis , dan gelisah, dan

sesudah pemberian tindakan keperawatan terapi elevasi kepala 300 GCS meningkat yaitu 14

(E3 V5 M6)

B. Kelebihan/manfaat EBN yang diaplikasikan

Kelebihan dari pemberian Terapi Elevasi kepala 300 yaitu dapat diterapkan dengan mudah

oleh keluarga dirumah mau pun di rumah sakit, caranya sangat mudah dan dapat dilakukan

secara mandiri oleh keluarga, serta dapat meningkatkan kenyamanan pada pasien.

Sedangkan

C. Kekurangan

kekurangannya adalah tidak dijelaskan penurunan nyeri hingga skala berapa.


Daftar Pustaka

Arif, Muttaqin., 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskular dan hematologi. Salemba Medika, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Standar Pelayanan


Keperawatan di ICU. Jakarta: Depkes

Hidayat AA. (2004). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Kemenkes. 2011. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan ICU di Rumah Sakit.

Kemenkes. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI; 2015.

Morton G.P. 2012, Keperawatan Kritis, Edisi 2, Jakarta: EGC Tamsuri

Muttaqin, Arif dan Sari, Kumala, 2009,Asuhan Keperawatan Perioperatif:Konsep, Proses,


dan Aplikasi, Salemba Medika, Jakarta.

Notoatmodjo, S. (2007). Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku


Kesehatan.Jakarta: PT.Rineka Cipta

Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G, 2002,Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner dan Suddarth(Ed.8, Vol. 1,2), Alih bahasa oleh AgungWaluyo...(dkk), EGC,
Jakarta

Sylvia. M, Lorraine. (2009). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta


: EGC
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil

Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tidakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai