Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era globalisasi yang pesat, kepadatan penduduk serta mobilisasi yang

tinggi dari setiap penduduk yang tidak diimbangi dengan sarana dan

prasarana transportasi yang baik akan meningkatkan angka kejadian dari

kecelakaan yang sangat berdampak pada meningkatnya kasus cedera kepala,

baik yang ringan (comusio cerebri) ataupun yang berat (contusio cerebri).

Cedera kepala adalah gangguan fungsi otak normal karena trauma (trauma

tumpul atau trauma tusuk). Defisit neurologis terjadi karena robeknya

subtansi alba, iskemia dan pengaruh masa karena hemoragi, serta edema

serebral disekitar jaringan otak (Bruner & Sudarth, 2000).

Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat

kecelakaan lalu lintas (Mansjoer, 2006). Diperkirakan 100.000 orang

meninggal setiap tahunnya dan lebih dari 700.000 mengalami cedera cukup

berat yang memerlukan perawatan dirumah sakit, dua pertiga berusia dibawah

30 tahun dengan jumlah laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah wanita,

lebih dari setengah semua pasien cedera kepala mempunyai signifikasi

terhadap cedera bagian tubuh lainnya (Bruner & Sudarth, 2000).

Menurut WHO di dunia diperkirakan sebanyak 1,2 juta jiwa nyawa

melayang setiap tahunnya sebagai akibat kecelakaan bermotor, diperkirakan

1
2

sekitar 0,3-0,5% mengalami cedera kepala. Di Indonesia diperkirakan lebih

dari 80% pengendara kendaraan mengalami resiko kecelakaan. 18%

diantaranya mengalami cedera kepala dan kecederaan permanen, tingginya

angka kecelakaan lalu lintas tidak terlepas dari makin mudahnya orang untuk

memiliki kendaraan bermotor (Bruner & Sudarth, 2000).

Berdasarkan data yang diperolel dari dari sub bagian rekam medis ba-

gian RSUD Selong, Lombok Timur, terdapat angka kejadian cedera kepala 3

tahun terakhir yaitu sebagai berikut : jumlah pasien yang dirawat pada tahun

2014 sebanyak 412 pasien terdiri dari 235 pasien laki-laki, dan 177 passien

perempuan, dan pasien yang meninggal dunia sebanyak 16 pasien. Pada tahun

2015 sebanyak 373 pasien yang terdiri dari 241 pasien laki-laki dan 132

pasien perempuan, dan pasien yang meninggal dunia sebanyak 12 pasien

(Rekam Medik RSUD Dr. R. Soedjono Selong, 2016).

Berdasarkan uraian diatas kasus cedera kepala semakin meningkat

yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, jatuh, kecelakaan industri, ke-

celakaan olahraga dan luka pada persalinan.dampak dari cedera kepala

mengakibatkan penurunan kesadaran, pendarahan otak, bahkan kematian.

(Muttaqin, 2008).

Cedera kepala akan memberikan gangguan yang sifatnya lebih

kompleks bila dibandingkan dengan trauma pada organ tubuh lainnya. Hal ini

disebabkan karena struktur anatomik dan fisiologik dari isi ruang

tengkorak yang majemuk, dengan konsistensi cair, lunak dan padat yaitu
3

cairan otak, selaput otak, jaringan syaraf, pembuluh darah dan tulang

(Mansjoer, 2006).

Di samping penanganan di lokasi kejadian dan selama transportasi

korban ke rumah sakit, penilaian dan tindakan awal di ruang gawat darurat

sangat menentukan penatalaksanaan dan prognosis selanjutnya. Tindakan

resusitasi, anamnesis dan pemeriksaan fisik umum serta neurologis harus

dilakukan secara serentak. Pendekatan yang sistematis dapat mengurangi

kemungkinan terlewatinya evaluasi unsur vital. Tingkat keparahan cedera

kepala, menjadi ringan segera ditentukan saat pasien tiba di rumah sakit

(Muttaqin, 2008).

Mengingat dampak yang ditimbulkan cedera kepala dapat mengancam

jiwa, perlu adanya penanganan yang lebih optimal dari tugas kesehatan, teru-

tama dalam upaya perawatan, penanganan dan pencegahan penyakit melalui

upaya preventif, kuratif, dan rehabilytatif. Upaya preventif yang dilakukan

dengan cara menggunakan pengaman seperti helm untuk melindungi kepala

dari benturan baik tumpul maupun tajam. Sedangkan kuratif dan rehabilita-

tive melalui wawasan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada

klien yang menderita cedera kepala serta bagaimana cara mencegah tim-

bulnya komplikasi-komplikasi dari cedera kepala yang mengancam jiwa.

Tindakan resusitasi, anamnesis, dan pemeriksaan fisik umum serta neurolo-

gis harus dilakukan secara serentak. Pendekatan yang sistematis dapat men-

gurangi kemungkinan terlewatinya unsur vital (Mansjoer, 2006).


4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas permasalahan yang dirumuskan

sebagai berikut: "Bagaimanakah Asuhan Keperawatan pada Klien

dengan Diagnosa Medis Cedera Kepala Sedang dengan Nyeri Akut diru-

ang Bedah Rumah Sakit Umum Dr. R. Soedjono Selong Lombok Timur

?.

C. Tujuan Penulisan

Bagian ini mengemukakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses

penelitian. Tujuan penelitian harus jelas dan tegas. Tujuan penelitian dapat

dibagi menjadi:

1. Tujuan Umum

Penyusun dapat menerapkan Asuhan Keperawatan pada pasien

dengan diagnosa medis cedera kepala sedang dengan Nyeri Akut me-

lalui pendekatan proses keperawatan sesuai standar

2. Tujuan Khusus

Diharapakan penuis mampu memberikan asuhan keperawatan pada

klien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meli-

puti tahap-tahap sebagai berikut :

a) Menjelaskan tentang pengertian konsep dasar penyakit cedera

kepala sedang mulai dari pengertian, penyebab, pathofisiologi /

clinical pathwas, tanda dan gejala, pemeriksaan penunjang, pe-

natalaksanaan dan komplikasi.


5

b) Menjelaskan Konsep dasar asuhan keperawatan pada Klien dengan

diagnosa medis cedera kepala sedang dengan Nyeri Akut

c) Melakukan pengkajiian pada Klien dengan cedera kepala sedang

Nyeri Akut diruang Bedah Rumah Sakit Umum Dr. R. Soedjono

Selong Lombok Timur.

d) Merumuskan diagnosa keperawatan pada Klien dengan cedera

kepala Sedang dengan Nyeri Akut diruang Bedah Rumah Sakit

Umum Dr. R. Soedjono Selong Lombok Timur

e) Menyusun rencana asuhan keperaawatan pada Klien cedera kepala

Sedang dengan Nyeri Akut diruang Bedah Rumah Sakit Umum Dr.

R. Soedjono Selong Lombok Timur

f) Melaksanakan tindakan asuhan keperawatan pada Klien cedera

kepala Sedang dengan Nyeri Akut diruang Bedah Rumah Sakit

Umum Dr. R. Soedjono Selong Lombok Timur.

g) Mengevaluasi asuuhan keperawatan yang telah diberikan pada

Klien cedera kepala Sedang dengan Nyeri Akut diruang Bedah

Rumah Sakit Umum Dr. R. Soedjono Selong Lombok Timur.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a) Manfaat Bagi Mahasiswa

Memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa mengenai

asuhan keperawatan Cedera Kepala Sedang dengan Nyeri Akut.


6

b) Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini kiranya dapat menambah

pengetahuan bagi peneliti selanjutnya di Akademi Perawat

Kesehatan Nusa Tenggara Barat dan dapat digunakan sebagai

literatur, acuan/pendidikan bagi penelitian selanjutnya khususnya

keperawatan medikal bedah.

2. Manfaat Praktis

a) Manfaat Bagi Lahan Praktik dan Masyarakat

Sebagai bahan masukan dalam penerapan asuhan keperawatan

khususnya pada pasien yang menderita masalah utama khususnya

dalam diagnosa medis cedera kepala Sedang dengan Nyeri Akut

diruang Bedah Rumah Sakit Umum Dr. R. Soedjono Selong

Lombok Timur.

b) Manfaat Bagi Pasien

Meningkatkan pengetahuan pasien khususnya keluarga dalam

perawatan dan pencegahan khususnya mengenai cedera kepala

Sedang dengan Nyeri Akut.

Anda mungkin juga menyukai