PENDAHULUAN
penyebab utama disabilitas dan mortalitas dalam suatu negera. Cedera kepala
luka pada kulit kepala, fraktur tulang tengkorak, dan kerusakan jaringan otak
Sampai saat ini kasus cedera kepala ini masih merupakan penyebab
tahun 2014, di Amerika Serikat terdapat sekitar 2,87 juta pasien cedera kepala.
Diantaranya sekitar 2,53 juta orang datang ke Instalasi Gawat Darurat yang
288.000 pasien cedera kepala yang mengalami rawat inap dan sekitar 23.000
(Peterson et al 2019).
kejadian cedera kepala di Indonesia berada pada angka 11,9%. Cedera pada
bagian kepala menempati posisi ketiga setelah cedera pada anggota gerak bawah
dan bagian anggota gerak atas dengan prevalensi masing-masing 67,9% dan
32,7%. Kejadian cedera kepala yang terjadi di provinsi Bali memiliki prevalensi
sebesar 10,7%, dimana provinsi dengan cedera kepala tertinggi yaitu provinsi
Gorontalo dengan prevalensi 17,9% .
korban cedera dibagian kepala. Tingginya angka akibat cedera kepala ini
dikarenakan oleh penggunaan helm pada saat mengendarai sepeda motor dengan
menjadi tiga, yaitu cedera kepala ringan dengan GCS 13-15, cedera kepala
sedang dengan GCS 9-12, dan cedera kepala berat dengan GCS kurang atau
sama dengan 8. Cedera kepala sedang (CKS) merupakan cedera kepala dengan
angka GCS 9-12, yang mengalami kehilangan kesadaran (amnesia) lebih dari 30
menit namun kurang dari 24 jam, dapat mengalami fraktur tengkorak, dan diikuti
oleh contusia serebral, laserasi, dan hematoma intracranial (Nurarif and Kusuma
2013).
diakibatkan oleh edema serebri maupun perdarahan di otak. Tanda dari adanya
tekanan intrakranial yang meningkat salah satunya yaitu nyeri kepala. Nyeri
kepala terjadi karena adanya peregangan pada struktur intrakranial yang peka
batuan pernafasan seperti oksigen dan elevasi kepala 30º (Ginting, Sitepu, and
Ginting 2020).
intrakranial pada pasien cedera kepala. Selain itu posisi tersebut juga dapat
meningkatkan oksigen ke otak (Arif and Atika 2019). Posisi ini lebih efektif
up 30° juga efektif untuk homeostasis otak dan mencegah kerusakan otak
untuk menurunkan tekanan intrakranial pada pasien cedera kepala. Selain itu
posisi tersebut juga dapat meningkatkan oksigen ke otak. Hal ini akan
menambah rileks serta memindahkan fokus perhatian pada nyeri yang dialami
seseorang. Sejalan dengan penelitian (Ginting, Sitepu, and Ginting 2020) yang
elevasi kepala 30º terhadap tingkat kesadaran pada pasien cedera kepala sedang.
Keperawatan Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif Pada Pasien Cedera Kepala
Efektif Pada Pasien Cedera Kepala Sedang di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr.
Soedono Madiun?.”
1.3 Tujuan
Gawat Darurat Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif Pada Pasien Cedera
pada pasien cedera kepala sedang di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr.
Soedono Madiun
pada pasien cedera kepala sedang di Instalasi Gawat Darurat RSUD dr.
Soedono Madiun
1.4 Manfaat
asuhan keperawatan risiko perfusi serebral tidak efektif pada pasien cedera
a. Bagi Penulis
serebral tidak efektif pada pasien cedera kepala sedang di Instalasi Gawat
Darurat
keperawatan risiko perfusi serebral tidak efektif pada pasien cedera kepala
c. Bagi Institusi
tidak efektif pada pasien cedera kepala sedang di Instalasi Gawat Darurat
1.1 A
1.2 Z
1.3