Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Tentang

“ PENANGANAN PERTAMA PADA CEDERA KEPALA “

Dosen Pengampu :

dr. Eldawaty, MH.Kes

Dr. Ardo Okilanda, M.Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

Muhammad dhio demesta Nim : 22086236

KAYANI CAHYA Nim : 22086061

DEPARTEMEN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT. Atas rahmat dan hidayahnya, penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “PENANGANAN PERTAMA PADA CEDERA
KEPALA” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi sebuah tugas dari dosen mata
kuliah P3K dengan dosen pengampu dr. Eldawaty, MH.Kes dan Dr. Ardo Okilanda, M.Pd
Makalah ini juga dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan
pada mata kuliah yang sedang dipelajari.

Dengan tersusunnya makalah ini saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan dan
kelemahan. Demi kesempurnaan makalah ini saya sangat berharap perbaikan, krtik dan saran
yang sifatnya membangun apabila terdapat kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi saya
sendiri dan umumnya para pembaca makalah ini. Terima kasih

Padang, 21 Maret 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1-2

B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3

A. Penanganan Pertama Pada Cedera Kepala ............................................................. 3-8

B. Cara Mencegah Cedera Kepala ........................................................................... 8-10

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 11

A. Kesimpulan ................................................................................................................. 11

B. Saran ........................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Cedera kepala merupakan suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai
atau tanpa disertai perdarahan interstiil dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya
kontinuitas otak (Muttaqin, 2008). Menurut Haryono & Utami, (2019) cedera kepala
merupakan istilah luas yang menggambarkan sejumlah cedera yang terjadi pada kulit
kepala, tengkorak, otak, dan jaringan di bawahnya serta pembuluh darah di kepala.
Penyebab dari cedera kepala adalah adanya trauma pada kepala, trauma yang dapat
menyebabkan cedera kepala antara lain kejadian jatuh yang tidak disengaja, kecelakaan
kendaraan bermotor, benturan benda tajam dan tumpul, benturan dari objek yang
bergerak, serta benturan kepala pada benda yang tidak bergerak (Manurung, 2018).
Pada tahun 2014 di Amerika Serikat cedera kepala yang diakibatkan oleh kejadian
jatuh yang tidak disengaja memiliki prevalensi tertinggi yaitu 52,3%, sedangkan cedera
kepala yang diakibatkan oleh kecelakaan kendaraan bermotor memiliki prevalensi 20,4%
dari total keseluruhan pasien rawat inap dengan diagnosa cedera kepala (Peterson et al.,
2019). Berdasarkan GCS (Glasgow Coma Scale) cedera kepala dapat dibagi menjadi 3,
yaitu cedera kepala ringan dengan GCS 13-15, cedera kepala sedang dengan GCS 9-12,
dan cedera kepala berat dengan GCS kurang atau sama dengan 8.
Cedera kepala sedang (CKS) merupakan cedera kepala dengan angka GCS 9-12,
yang mengalami kehilangan kesadaran (amnesia) lebih dari 30 menit namun kurang dari
24 jam, dapat mengalami fraktur tengkorak, dan diikuti oleh contusia serebral, laserasi,
dan hematoma intrakranial. (Nurarif & Kusuma, 2013).
Cedera kepala sedang memiliki tanda dan gejala sebagai berikut, yaitu disorientasi
ringan, amnesia post traumatik, sakit kepala, mual muntah, vertigo dalam perubahan
posisi, gangguan pendengaran (Wijaya & Putri, 2013). Selain tanda dan gejala tersebut,
konfusi, kejang, serta adanya tanda kemungkinan fraktur kranium (tanda battel, mata
rabun, hemotmpanum, otore, atau rinore cairan serebrospinal) juga merupakan tanda dan
gejala yang muncul pada pasien dengan cedera kepala sedang (Manurung, 2018) Menurut
Surveillance Report of Traumatic Brain Injury tahun 2014, di Amerika Serikat terdapat
sekitar 2,87 juta pasien cedera kepala. Diantaranya sekitar 2,53 juta orang datang ke
Instalasi Gawat Darurat yang didalamnya lebih dari 812.000 pasien merupakan anak-
anak. Terdapat sekitar 288.000 pasien cedera kepala yang mengalami rawat inap dan
sekitar 23.000 diantaranya merupakan anakanak.
Pasien cedera kepala yang meninggal dunia terdapat sekitar 56.800 orang yang
2.529 didalamnya merupakan anak-anak (Peterson et al., 2019). Menurut Riskesdas 2018,
prevalensi kejadian cedera kepala di Indonesia berada pada angka 11,9%. Cedera pada
bagian kepala menempati posisi ketiga setelah cedera pada anggota gerak bawah dan
bagian anggota gerak atas dengan prevalensi masing-masing 67,9% dan 32,7%. Kejadian
cedera kepala yang terjadi di provinsi Bali memiliki prevalensi sebesar 10,7%, dimana
provinsi dengan cedera kepala tertinggi yaitu provinsi Gorontalo dengan prevalensi
17,9% (Kementerian Kesehatan RI, 2019).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana Penanganan Pertama Pada Cedera Kepala?

2. Bagaimana Cara Mencegah Cedera Kepala?

C. TUJUAN

1. Mengetahui Bagaimana Penanganan Pertama Pada Cedera Kepala.

2. Memahami Bagaimana Cara Mencegah Cedera Kepala.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Penanganan Pertama Pada Cedera Kepala

Cedera kepala adalah trauma pada kepala yang terjadi baik secara langsung atau
tidak langsung yang kemudian dapat berakibat pada gangguan fungsi saraf, fungsi fisik,
kognitif dan psikososial, yang dapat bersifat temporer ataupun permanent. Cedera kepala
merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia
produktif (15-64 tahun) dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas. Hal ini
diakibatkan karena mobilitas yang tinggi di kalangan usia produktif sedangkan kesadaran
untuk menjaga keselamatan di jalan masih rendah.

Menurut Brain Injury Association of America, cedera kepala adalah suatu


kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi disebabkan
oleh serangan atau benturan fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah
kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
Terlepas dari mekanisme cedera kepala, pasien diklasifikasikan secara klinis sesuai dengan
tingkat kesadaran dan distribusi anatomi luka. Kondisi klinis dan tingkat kesadaran setelah
cedera kepala dinilai menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS), merupakan skala
universal untuk mengelompokkan cedera kepala dan faktor patologis yang menyebabkan
penurunan kesadaran. Berdasarkan nilai GCS, maka penderita cedera kepala dengan nilai
GCS. Cedera kepala dapat bersifat tertutup atau terbuka (penetrasi).

 Cedera kepala tertutup berarti Anda menerima pukulan keras di kepala akibat
membenturkan suatu benda, namun benda tersebut tidak mematahkan tengkorak.
 Cedera kepala terbuka atau tembus berarti Anda dipukul dengan benda yang
mematahkan tengkorak dan masuk ke otak. Hal ini lebih mungkin terjadi saat Anda
bergerak dengan kecepatan tinggi, seperti melewati kaca depan saat terjadi
kecelakaan mobil. Bisa juga terjadi akibat tembakan di kepala.

Cedera kepala adalah alasan umum untuk kunjungan ruang gawat darurat. Banyak
orang yang mengalami cedera kepala adalah anak-anak. Cedera otak traumatis (TBI)
menyumbang lebih dari 1 dari 6 pasien yang dirawat di rumah sakit terkait cedera setiap
tahunnya.

1. Gejala Cedera Kepala


• Tidak sadar
• Muntah dan mual
• Sakit kepala
• Pupil tidak merespons
• Kejang
• Kelumpuhan
• Konfusi dan hilang ingatan
• Shock
• Ansietas atau gelisah
• Mudah lelah dan mengantuk
• Sulit tidur
• Sensitif terhadap cahaya
• Gangguan persepsi sensori
• Perubahan perilaku dan suasana hati (Krapp, 2002)
Cedera kepala dapat menyebabkan perdarahan pada jaringan otak dan lapisan
yang mengelilingi otak (perdarahan subarachnoid, hematoma subdural, hematoma
epidural).Gejala cedera kepala dapat terjadi segera atau berkembang secara perlahan
selama beberapa jam atau hari. Sekalipun tengkorak tidak retak, otak dapat
membentur bagian dalam tengkorak dan menyebabkan memar. Kepalanya mungkin
terlihat baik-baik saja, tapi masalahnya bisa jadi disebabkan oleh pendarahan atau
pembengkakan di dalam tengkorak.
Sumsum tulang belakang juga kemungkinan besar akan cedera akibat jatuh dari
ketinggian atau terlempar dari kendaraan.Beberapa cedera kepala menyebabkan
perubahan fungsi otak. Ini disebut cedera otak traumatis. Gegar otak adalah cedera
otak traumatis. Gejala gegar otak bisa berkisar dari ringan hingga berat.

2. Komplikasi Cedera Kepala


Penderita cedera kepala biasanya rentan mengalami komplikasi, baik
komplikasi langsung setelah terjadi kecelakaan maupun tidak langsung yang terjadi
beberapa minggu setelah setelah kejadian. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi
adalah sebagai berikut :

1. Infeksi otak

Infeksi otak terjadi karena patah tulang tengkorak bisa merobek lapisan
lapisan tipis pelindung otak, sehingga bakteri bisa masuk ke dalam luka dan
menyebabkan infeksi. Infeksi pada selaput otak (meningitis) bisa menyebar ke
seluruh sistem saraf dan berdampak negatif pada kondisi tubuh jika tidak segera
terobati.

2. Gangguan kesadaran

Seperti koma, yaitu kondisi ketika pengidap trauma kepala berat tidak
resnponsif meskipun dalam keadaan sadar. Ketidaksadaran ini disebabkan oleh
penurunan aktivitas dalam otak.

3. Cedera otak

Ditandai dengan meningkatnya resiko epilepsi, tergangguanya


keseimbangan dan koordinasi tubuh, berkurangnya produksi hormon, disfusi
indra pengecap dan penciuman, perubahan prilaku dan emosional,serta kesulitan
dalam memproses informasi dan memecahkan masalah.

3. Pertolongan Pertama Pada Cedera Kepala Dengan Komplikasi

a. Primary Survey

1. Airway (Cek Jalan Napas),Lakukan dengan teknik “Lihat Dengar Rasakan”


selama 5-10 detik.Waspadai masalah yang muncul seperti sumbatan jalan
napas.

2. Breathing (Cek Pernapasan),Hitung frekuensi napas, lihat pergerakan dada,


berikan bantuan resusitasi jika perlu

3. Circulation (Cek Sirkulasi Nadi),Identifikasi tingkat kesadaran, warna kulit


dan frekuensi nadi

4. Disability (Cek Kesadaran),Periksa skala GCS (hanya untuk orang terlatih),


dan refleks cahaya pada pupil

b. Secondary Survey

 Lakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Hati-hati saat pemeriksaan


bagian kepala

 Periksa apakah ada perdarahan dan fraktur (patah tulang)

 Tekan daerah perdarahan dengan kain bersih, jangan lepaskan sampai


perdarahan berhenti

 Waspada jika terdapat fraktur atau cedera spinal (cedera pada saraf tulang
belakang)

 Jangan beri makan dan minum

 Pindahkan korban dengan posisi sejajar, perhatian penuh daerah kepala

 Hubungi tenaga medis segera untuk penanganan lebih lanjut


Belajar mengenali cedera kepala serius dan memberikan pertolongan pertama
dasar dapat menyelamatkan nyawa seseorang. Untuk cedera kepala sedang hingga
parah, SEGERA HUBUNGI 911 ATAU NOMOR DARURAT
SETEMPAT.Dapatkan bantuan medis segera jika orang tersebut:

 Menjadi sangat mengantuk


 Berperilaku tidak normal, atau ucapannya tidak masuk akal
 Mengembangkan sakit kepala parah atau leher kaku
 Mengalami kejang
 Memiliki pupil (bagian tengah mata yang gelap) dengan ukuran yang tidak
sama
 Tidak dapat menggerakkan seluruh atau sebagian lengan atau kaki
 Kehilangan kesadaran, meski sebentar
 Muntah lebih dari satu kali

Kemudian lakukan langkah-langkah berikut:

1. Periksa jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi orang tersebut. Jika perlu,
mulailah penyelamatan pernapasan dan CPR.
2. Jika pernapasan dan detak jantung orang tersebut normal, namun orang tersebut
tidak sadarkan diri, perlakukan seolah-olah ada cedera tulang belakang.
Stabilkan kepala dan leher dengan meletakkan tangan Anda di kedua sisi
kepala orang tersebut. Jaga agar kepala tetap sejajar dengan tulang belakang
dan cegah gerakan. Tunggu bantuan medis.
3. Hentikan pendarahan dengan menekan kuat kain bersih pada luka, kecuali jika
Anda mencurigai adanya patah tulang tengkorak. Jika cederanya serius, hati-
hati jangan sampai menggerakkan kepala orang tersebut. Jika darah merembes
melalui kain, jangan dikeluarkan. Letakkan kain lain di atas kain pertama.
4. Jika Anda mencurigai adanya patah tulang tengkorak, jangan memberikan
tekanan langsung pada tempat pendarahan, dan jangan menghilangkan kotoran
apa pun dari luka. Tutupi luka dengan kain kasa steril.
5. Jika orang tersebut muntah atau hendak muntah, untuk mencegah tersedak,
gulingkan kepala, leher, dan badan orang tersebut sebagai satu kesatuan sambil
menstabilkan kepala dan leher ke samping. Ini masih melindungi tulang
belakang, yang harus selalu Anda asumsikan terluka jika terjadi cedera kepala.
Anak-anak sering muntah satu kali setelah cedera kepala. Ini mungkin tidak
menjadi masalah, namun hubungi dokter untuk panduan lebih lanjut.
6. Oleskan kompres es pada area yang bengkak (tutupi es dengan handuk agar
tidak langsung menyentuh kulit).

B. Cara Mencegah Cedera Kepala

Ikuti tindakan pencegahan berikut:

 JANGAN membasuh luka di kepala yang dalam atau mengeluarkan banyak darah.
 JANGAN singkirkan benda apa pun yang menonjol dari luka.
 JANGAN pindahkan orang tersebut kecuali benar-benar diperlukan.
 JANGAN goyangkan orang tersebut jika ia terlihat linglung.
 JANGAN melepas helm jika Anda mencurigai adanya cedera kepala serius.
 JANGAN mengangkat anak yang jatuh dengan tanda-tanda cedera kepala.
 JANGAN minum alkohol dalam waktu 48 jam setelah cedera kepala serius.

Cedera kepala serius yang melibatkan pendarahan atau kerusakan otak harus dirawat
di rumah sakit.Untuk cedera kepala ringan, pengobatan mungkin tidak diperlukan. Namun,
segera hubungi dokter dan perhatikan gejala cedera kepala yang mungkin muncul di
kemudian hari.Dokter atau penyedia layanan kesehatan Anda akan menjelaskan apa yang
mungkin terjadi, cara mengatasi sakit kepala, cara mengatasi gejala Anda yang lain, kapan
harus kembali berolahraga, sekolah, bekerja, dan aktivitas lainnya, serta tanda atau gejala
yang perlu dikhawatirkan.

 Anak-anak perlu diawasi dan melakukan perubahan aktivitas .


 Orang dewasa juga memerlukan observasi ketat dan perubahan aktivitas .

Baik orang dewasa maupun anak-anak harus mengikuti petunjuk dokter atau
penyedia layanan tentang kapan diperbolehkan untuk kembali berolahraga.Tips untuk
mencegah cedera kepala yaitu dengan cara aman berlalu lintas.

1. Rutin cek kendaraan


Rutin cek kendaraan secara berskala merupakan langkah pertama agar
terhindar dari kecelakaan lalu lintas. Jika tidak diberi perawatan yang optimal
kendaraan juga akan terkendala saat dalam perjalanan sehingga bisa
membahayakan diri sendiri dan pengemudi lainnya.
2. Jaga Kecepatan
Jaga kecepatan, jangan tergesa gesa dalam berkendara. Selalu jaga
kecepatan dan patuhi rambu rambu lalu lintas.
3. Menggunakan alat pelindung diri
Menggunakan helm atau sabuk pengaman ketika sedang mengendarai
kendaraan sangat penting yang dapat menyelamatkan nyawa saat terjadi hal-hal
yang tidak diinginkan seperti kecelakaan. Seperti hal nya di rumah sakit seorang
Tenaga Kesehatan menggunakaan alat pelindung diri seperti masker dan sarung
tangan sedangkan kita dijalan sebagai pengemudi kita juga harus menggunakan
helm atau sabuk pengaman sebagai pelindung diri.
4. Hindari Menggunakan Telepon Genggam
Menggunakan telpon genggam harus dihindari saat mengendarai kendaraan
karena bisa mengalihkan pandangan pada jalan sehingga risiko terjadinya
kecelakaan, sebaiknya menepi terlebih dahulu untuk menghindarkan kecelakaan.
5. Jaga Jarak Aman
Agar terhindar dari hal yang tidak diinginan seperti mobil didepannya
berhenti secara tiba- tiba sehingga mengakibatkan kecelakaan, sebaiknya selalu
memperhatikan jarak aman saat berkendara.

Tidak semua cedera kepala dapat dicegah. Langkah-langkah sederhana berikut dapat
membantu menjaga Anda dan anak Anda tetap aman:

 Selalu gunakan peralatan keselamatan selama melakukan aktivitas yang dapat


menyebabkan cedera kepala. Ini termasuk sabuk pengaman, helm sepeda atau sepeda
motor, dan topi keras.

 Pelajari dan ikuti rekomendasi keselamatan bersepeda.


 Jangan minum alkohol dan mengemudi, dan jangan biarkan diri Anda dikemudikan oleh
seseorang yang Anda kenal atau curigai telah minum alkohol atau mengalami gangguan
kesehatan lainnya.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Cedera kepala adalah alasan umum untuk kunjungan ruang gawat darurat. Banyak
orang yang mengalami cedera kepala adalah anak-anak. Cedera otak traumatis (TBI)
menyumbang lebih dari 1 dari 6 pasien yang dirawat di rumah sakit terkait cedera setiap
tahunnya.

Cedera kepala serius yang melibatkan pendarahan atau kerusakan otak harus dirawat
di rumah sakit.Untuk cedera kepala ringan, pengobatan mungkin tidak diperlukan. Namun,
segera hubungi dokter dan perhatikan gejala cedera kepala yang mungkin muncul di
kemudian hari.Dokter atau penyedia layanan kesehatan Anda akan menjelaskan apa yang
mungkin terjadi, cara mengatasi sakit kepala, cara mengatasi gejala Anda yang lain, kapan
harus kembali berolahraga, sekolah, bekerja, dan aktivitas lainnya, serta tanda atau gejala
yang perlu dikhawatirkan.

B. SARAN
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini, oleh karena
itu penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini agar penulis
dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian harinya semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Ida Sholihatun Nisa.2020.pertolongan pertama cedera kepala


https://ners.unair.ac.id/site/index.php/news-fkp-unair/30-lihat/508-pertolongan-
pertama-cedera-kepala-dan-mencegah-cedera-kepala
https://ufhealth.org/conditions-and-treatments/head-injury-first-aid
Ns. Arlies Zenitha Victoria, M.Kep, 2022.cedera kepala
https://www.stikestelogorejo.ac.id/2022/07/18/cedera-kepala-kenali-perhatikan-
prinsip-pertolongan-pertamanya/
Sudira PG. Perdarahan Epidural dan Encepalopati Paska Cedera Kepala. 2015.

Anda mungkin juga menyukai