Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN

CEDERA KEPALA

Disusun oleh:

Nama : Wahyuningtias Nurul Kurnia Sari

NIM : PO.71.20.3.18.073

Semester : V.B

Dosen Pembimbing : H. Jhon feri S.Kep,Ns, M.Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI KEPERAWATAN KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt. atas limpahan
rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta salam
tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul asuhan
keperawatan cedera kepala ini adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan
demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.
Tidak lupa ucapan terimakasih kami tujukan kepada pihak-pihak yang
turut mendukung terselesaikannya makalah ini,
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik
selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat
bagi pembaca sekalian.

Lubuklinggau, Oktober 2020

Wahyuningtias

ii
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................ Error! Bookmark not defined.

BAB I ........................................................................................................................................... - 1 -

PENDAHULUAN .................................................................................................................... - 1 -

A. Latar Belakang................................................................................................................. - 1 -

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... - 1 -

C. Tujuan .............................................................................................................................. - 1 -

BAB II .......................................................................................................................................... - 2 -

LAPORAN PENDAHULUAN.................................................................................................. - 2 -

A. Definisi ........................................................................................................................... - 2 -

B. Etiologi ........................................................................................................................... - 2 -

C. Manifestasi klinis ............................................................................................................ - 2 -

D. Patofisologi ..................................................................................................................... - 3 -

E. Woc ................................................................................................................................ - 4 -

F. Pemeriksaan Penunjang ................................................................................................... - 5 -

G Penatalaksanaan Medis ..................................................................................................... - 5 -

BAB III ......................................................................................................................................... - 7 -

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI ....................................................................................... - 7 -

BAB IV ...................................................................................................................................... - 10 -

PENUTUP .............................................................................................................................. - 10 -

A. Kesimpulan.................................................................................................................. - 10 -

B. Saran ........................................................................................................................... - 10 -

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. - 11 -

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cedera kepala adalah cedera yang terjadi pada kulit kepala, tengkorak dan otak,
sedangkan Doenges, (1999) cedera kepala adalah cedera kepala terbuka dan tertutup
yang terjadi karena, fraktur tengkorak, kombusiogegarserebri, kontusiomemar, leserasi
dan perdarahan serebral subarakhnoid, subdural, epidural, intraserebral, batang
otak.Berdasarkan tingkat keparahannya cedera kepala dibagi menjadi tiga yaitu
cedera kepalaringan, sedang dan berat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan cedera kepala?
2. Apa saja penyebab dari cedera kepala?
4. Apa saja tanda dan gejala seseorang yang menderita cedera kepala?
5. Apa saja komplikasi yang akan terjadi pada penderita cedera kepala?
6. Bagaimana penatalaksanaan medis pada pasien cedera kepala?
7. Pemeriksaan apa saja yang tepat untuk penderita cedera kepala?

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah bagaimana mahasiswa dapat memahami
tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan cedera kepala dan agar dapat
memberikan asuhan keperawatan yang baik dan benar kepada pasien dengan cedera
kepala.
BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Cedera kepala adalah trauma yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak dan
otak. cedera kepala sering dan penyakit neurologik yang serius diantara penyakit
neurologik, dan merupakan proporsi epidemik sebagai hasil kecelakaan jalan raya.
Cedera kepala adalah cedera kepala dengan GCS (Glasgow Coma Scale) antara
9 sampai 13.
Cedera kepala sedang adalah cedera kepala dengan Glasgow coma scale antar 9
sampai 12 dengan kehilangan kesadaran atau amnesia lebih dari 30 menit, tetapi kurang
dari 24 jam serta dapat mengalami fraktur tengkorak (Wijaya dan putri, 2013).

B. Etiologi

Penyebab dari cedera kepala antara lain:

1. Kecelakaan sepeda motor atau lalu lintas


2. Jatuh, benturan dengan benda keras
3. Karena pukulan dengan benda tajam, tumpul dan perkelahian
4. Cedera karena olahraga.
Berbagai macam penyebab dari cedera kepala diantaranya karena adanya
percepatan mendadak yang memungkinkan terjadinya benturan atau karena
perlambatan mendadak yang terjadi jika kepala membentur objek yang tidak
bergerak. Kerusakan otak bisa terjadi pada titik benturan pada sisi yang berlawanan.

C. Manifestasi klinis
Gejala-gejala yang sering muncul pada cedera local tergantung pada jumlah
dan distribusi area otak. Nyeri yang menetap dan setempat, biasanya menunjukan
adanya fraktur.

1. Fraktur kubah krinal menyebabkan bengkak pada sekitar fraktur, dan atas alas
an ini diangosa yang akurat tidak dapat ditetapkan tanpa pemeriksaan dengan
sinar-x.

-2-
2. Fraktur dasar tengkorak

Cenderung melintas sinus paranasal pada tulang frontal atau lokasi tengah
telingah temporal, dimana daapat menimbulkan tanda seperti :

- Hemoragi dari hidung, faring, atau teliga dan darah terlihat dibawah konjungtiva.
- Ekimosis atau memar, mungkin terlihat diatas mastoid.

3. Laserasi atau kontusio otak ditunjukkan oleh cairan spinal berdarah


4. Penurunan kesadaran
5. Sakit kepala
6. Mual, muntah
7. Pingsan

D. Patofisologi
Sebagian besar cedera otak tidak disebbkan oleh cedera langsung terhadap
jarigan otak, tetapi terjadi sebagian akibat kekuatan luar yang membentur sisi luar
tengkorak kepala atau dari gerakan otak itu sendiri dalam rongga tengkorak. Pada
cedera deselarasi, kepala biasannya membentuk suatu objek, sehingga terjadi
deselarasi tengkorang yang berlangsung tiba-tiba. Orak tetap akan bergerak kearah
depan, membentur bagian dalam tengkorak tepat dibawah titik bentur kemudian
berbalik arah membentur sisi yang berlawanan dengan titik bentur awal. Oleh sebab
itu, cedera dapat terjadi pada daerah benturan (coup) atau pada sisi sebaliknya( contra
coup).

Patofisologi cedera kepala dapat digolongkan menjadi 2 proses yaitu cedera


kepala primer dan cedera kepala sekunder. Cedera kepala primer merupakan suatu
proses biomekanik yang dapat terjadi secara langsung saat kepala terbentur dan
member dampak cedera jaringan otak. Pada cedera kepala sekunder terjadi akibat
cedera kepala primer, misalnya akibat hipoksemia, iskemia, dan pendarahan.
Pendarahan serebral menimbulkan hematoma, misalnya pada epidural hematoma
yaitu berkumpulnya antara periosteum tengkorak durameter, subdural hematoma
akibat berkumpulnya darah pada ruang antara dura meter dengan sub arakhnoiddan
intra serebral hematoma adalah berkumpulnya darah didalam serebral. Kematian pada
cedera kepala disebabkan karena hipotensi karena gangguan autoregulasi, ketika

-3-
terjadi auto regulasi menimbulkan perfusi jaringan serbral dan berakhir pada iskemia
jaringan otak.

E. Woc

Kecelakaan, terjatuh,
Terkena peluru trauma persalinan,
benda tajam penyalahgunaanobat/
alkohol

Trauma tajam CEDERA KEPALA Trauma tumpul

Ekstra kranial / Tulang Kranial Intra Kranial/


kulit kepala JaringanOtak

Breathing Blood Brain Bladder Bone

Pendarahan, Pendarahan Penumpukandarah Perdarahan Gangguan


hematoma, di otak saraf motorik
Alirandarahke
kerusakan
otak Penurunankesadar
jaringan
ansensori Penurunan
sirkulasi Gangguan
volume darah koordinasi
Penekanan Hipoksia keginjal gerak
syaraf sistem jaringan Kemampuan eksremitas
pernafasan mengenai
stimulus
MK :Gangguan
Perfusi Jaringan Penurunan Hemiparase/
Perubahan Serebal Hemiplgeia
produksi
pola nafas MK: urine
Gangguan
RR Persepsi MK:
sensori Oligouria Gangguan
Mobilitas
MK :Pola Nafas Fisik
Tidak Efektif MK: Perubahan
Pola Eliminasi
Urine

-4-
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Diagnostik

a). CT Scan

- hematom serebral

- edema serebral

- perdarahan intra kranial

- fraktur tulang tengkorak

b). MRI :dengan atau tanpa menggunakan kontras

c). EEG :Memperlihatkan keberadaan atau perkembangan gelombang patologis

d). Angiografi serebral :menunjukkan kelainan sirkulasi serebral

2. Pemeriksaan Laboratorium

a). Elektrolit serum :cedera kepala dapat dihubungkan dengan gangguan regulasi Natrium,
retensi Na berakhir dapat beberapa hari, di ikuti dengan diuresis Na.

b). Hematologi :leukosit,Hb,albumin,protein serum,globulin.

c). CSS :menentukan kemungkinan adanya Perdarahan sub arakhnoid (warna,komposisi


dan tekanan)

G. Penatalaksanaan Medis
1. Pedoman resusitasi dan penilaian awal

- Menilai jalan nafas : bersihan jalan nafas


- Menilai sirkulasi :frekuensi denyut jantung dan tekanan darah
- Obati kejang :kejang konvoisi dapat terjadi dan harus di obati

2. Pedoman penatalaksanaan

- Cairan IV NaCl 0,9%


- CT Scan
- Pada pasien dengan GCS kurang, hiperventilasi, monitol 20%

-5-
3. Penatalaksanaan khusus cedera kepala ringan pasien umumnya dapat di pulangkan
kerumah tanpa pemeriksaan CT Scan bila pemeriksaan neurologis dalam batas
normal,poto servikal normal.

-6-
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI

A. Pengkajian
1. Identitas klien meliputi ,nama ,alamat ,umur , pekerjaan, agama ,suku, No RM,
tanggal masuk RS ,dan diagnosis medis
2. Riwayat Kesehatan
- Keluhan utama :biasanya klien dating ke RS karena terjadinya penurunan kesadaran
akibat trauma pada kepala
- Riwayat Penyakit Sekarang: biasanya klien dating ke RS karena mendapat trauma
kepada kepala baik oleh benda tumpul ataupun tajam dengan keluhan pusing atau
sampai terjadi penurunan kesadaran
- Riwayat penyakit dahulu: Apakah sebelumnya klien pernah mengalami cidera kepala,
riwayat hipertensi, riwayat DM dan apakah klien mempunyai alergi obat.
3. Pemeriksaan Fisik
- Kepala : Terdapat memantau luka robekan pada kulit klien,ada benjolan pada kepala
ada nyeri tekan pada kepala .
- Wajah : Mengkaji apakah terdapat memar diwajah , kelainan pada mata ,hidung,
telinga,dan mulut ,apakah terdapat massa ,lesi dan nyeri tekan.
- Abdomen :Apakah ada benjolan (kelainan pada abdomen ) lesi atau luka dan nyeri
tekan.
- Ekstremitas :Mengkaji apakah ada fraktur ,keutuhan kulit ,ada lesi meraba akral .
4. Pemeriksaan penunjang
- CT-scan kepala :Melihat adanya hematom serebral ,edema serebral ,
perdarahan,intraksional dan fraktur tulang tengkorak
- MRI :Sama dengan CT -Scan dengan tau tanpa menggunakan kontras
- EEG :Untuk memperlihatkan keberadaan atau berkembangnya gelombang patologis .
- Fungsi Lumbal ,CSS : dapat menduga kemungkinan adanya perdarahan subaroknoid.

B. Diagnosa Keperawatan

1.Pola napas tidak efektif b.d gangguan neurologis ( cedera kepala)

2.Resiko perfusi serebral tidak efektif b.d cedera kepala

-7-
C. Intervensi Keperawatan
1) Dx.1 Pola nafas tidak efektif b.d gangguan neurologis (cedera kepala)

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x1 jam diharapkan pola nafas tidak
efektif teratasi dengan kriteria hasil :

SLKI : Pola nafas

Kriteria hasil 1 2 3 4 5
Dispnea 1 2 3 4 5√
Frekuensi nafas 1 2 3 4 5√

Intervensi:

SIKI : Pemantauan respirasi dan manajemen jalan nafas

1. Monitor frekuensi nafas


2. Monitor pola nafas (seperti :bradipnea, lakipnea, kussmaul)
3. Monitor adanya sumbatan jalan nafas
4. Monitor saturasi oksigen
5. Berikan oksigen, jika perlu

2) Dx. 2 resiko perfusi serebral tidak efektif b.d cedera kepala

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x1 jam diharapkan resiko perfusi
serebral tidak efektif teratasi dengan criteria hasil :

SLKI : Status neurologis

Kriteria hasil
Tingkat 1 2 3 4 5√
kesadaran
Tekanan darah 1 2 3 4 5√
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5√
Frekuensi nafas 1 2 3 4 5√

-8-
Intervensi :

SIKI : Pemantauan neurologis Dan pencegahan perdarahan

1. Monitor tingkat kesadaran


2. Monitor tanda-tanda vital
3. Monitor status pernafasan
4. Monitor tanda dan gejala perdarahan
5. Pertahankan bed rest selama perdarahan

-9-
BAB IV

PENUTUP
A. Kesimpulan
Cedera kepala adalah cedera yang terjadi pada kulit kepala, tengkorak dan
otak, sedangkan Doenges, (1999) cedera kepala adalah cedera kepala terbuka dan
tertutup yang terjadi karena, fraktur tengkorak, kombusiogegarserebri,
kontusiomemar, leserasi dan perdarahan serebral subarakhnoid, subdural, epidural,
intraserebral, batang otak.Berdasarkan tingkat keparahannya cedera kepala dibagi
menjadi tiga yaitu cedera kepalaringan, sedang dan berat.

1. Pedoman resusitasi dan penilaian awal

- Menilai jalan nafas :bersihan jalan nafas

- Menilai sirkulasi : frekuensi denyut jantung dan tekanan darah

- Obati kejang : kejang konvoisi dapat terjadi dan harus di obati

2. Pedoman penatalaksanaan

- Cairan IV NaCl 0,9%

- CT Scan

- Pada pasien dengan GCS kurang, hiperventilasi, monitol 20%

3. Penatalaksanaan khusus cedera kepala ringan pasien umumnya dapat di pulangkan ke


rumah tanpa pemeriksaan CT Scan bila pemeriksaan neurologis dalam batas
normal,poto servikal normal.
B. Saran

Sehat merupakan sebuah keadaan yang sangat berharga, sebab dengan kondisi fisik
yang sehat seseorang mampu menjalankan aktifitas sehari-harinya tanpa mengalami
hambatan. Maka menjaga kesehatan seluruh organ yang berada didalam tubuh menjadi sangat
penting mengingat betapa berpengaruhnya sistem organ tersebut terhadap kelangsungan
hidup serta aktifitas seseorang.

- 10 -
DAFTAR PUSTAKA

Wijaya, A.s danyessie, M.p (2013). Keperawatan medical bedah.Yogyakarta :Nuha Medika.

PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia definisi tindakan keperawatan.


Jakarta Selatan : DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar luaran keperawatan Indonesia definisi dan criteria hasil keperawatan,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.

PPNI. (2016). Standar diagnosis keperawatan Indonesia definisi dan indicator diagnostik
ed.1. Jakarta Selatan :DPP PPNI.

https ://Id. Scribd.com/doc/205973252/Askep-cks. diakses di Lubuklinggau pada tanggal 14


Maret 2020.

- 11 -

Anda mungkin juga menyukai