STROKE
Disusun Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki naskah ini.
Akhir kata kami berharap semoga pembelajaran dalam makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Ririn Putri D
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan
peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan
di otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau
kematian. Stroke masih merupakan masalah medis yang menjadi masalah
kesakitan dan kematian nomor 2 di Eropa serta nomor 3 di Amerika
Serikat. Sebanyak 10% penderita stroke mengalami kelemahan yang
memerlukan perawatan.(Batticaca, 2008)
Secara global, penyakit serebrovaskular (stroke) adalah penyebab
utama kedua kematian. Ini adalah penyakit yang dominan terjadi pada
pertengahan usia dan orang dewasa yang lebih tua. WHO memperkirakan
bahwa pada tahun 2005, stroke menyumbang 5,7 juta kematian di seluruh
dunia, setara dengan 9,9 % dari seluruh kematian. Lebih dari 85 % dari
kematian ini akan terjadi pada orang yang hidup di negara-negara
berpenghasilan rendah dan menengah dan sepertiga akan pada orang yang
berusia kurang dari 70 tahun. Stroke disebabkan oleh gangguan suplai
darah ke otak, biasanya karena pembuluh darah semburan atau diblokir
oleh gumpalan darah. Ini memotong pasokan oksigen dan nutrisi,
menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.(Organization, 2015)
Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia
dengan penderita stroke cukup tinggi. Penderitanya melebihi prevalensi
stroke di daerah perkotaan secara nasional. Singkawang merupakan kota
di Kalimantan Barat dengan prevalensi stroke yang terus meningkat dari
tahun ke tahun. Berdasarkan penelitian di lima rumah sakit yang ada di
Kota Singkawang menunjukkan, adanya peningkatan jumlah pasien stroke
yang dirawat. Jumlah tersebut belum termasuk pasien stroke yang dirujuk
dan dirawat di rumah sakit selain di Singkawang serta pasien yang berobat
ke puskesmas. Jumlah kekambuhan stroke juga menunjukkan angka yang
tinggi.(Hutapea, 2015)
B. Rumusan Masalah
.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan
defisit neurologis mendadak sebagai akbat iskemia atau hemoragi sirkulasi
saraf otak. (Mansjoer, 2007)
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan
peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan
di otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau
kematian.(Batticaca, 2008)
Stroke dapat juga diartikan sebagai gangguan fungsional otak yang
bersifat:
1. Thrombosis Cerebral
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan oedema dan kongesti
di sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau
bangun tidur.Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan
penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral.Tanda dan
gejala neurologis memburuk pada 48 jam setelah trombosis.
Beberapa keadaan di bawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak:
a. Aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan suatu proses dimana terdapat suatu penebalan dan
pengerasan arteri besar dan menengah seperti koronaria, basilar, aorta dan arteri
iliaka (Hutapea, 2015). Aterosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta
berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.Manifestasi
klinis atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat terjadi melalui
mekanisme berikut:
1. Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah.
2. Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi trombosis.
3. Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan kepingan
thrombus (embolus).
4. Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan
terjadi perdarahan.
b. Hyperkoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental, peningkatan viskositas/ hematokrit meningkat dapat
melambatkan aliran darah serebral.
c. Arteri (Radang pada arteri )
d. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan
darah, lemak dan udara.Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung
yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral.Emboli tersebut berlangsung
cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini
dapat menimbulkan emboli:
a. Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease (RHD).
b. Myokard infark
c. Fibrilasi. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan
ventrikel sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu
kosong sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.
d. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya
gumpalan-gumpalan pada endocardium.
2. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam
ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri.Perdarahan ini dapat
terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah
otak menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat
mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang
berdekatan, sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga
terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.
3. Hipoksia Umum
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia umum adalah:
Hipertensi yang parah.
Cardiac Pulmonary Arrest
Cardiac output turun akibat aritmia
4. Hipoksia Setempat
Beberapa penyebab yang berhubungan dengan hipoksia setempat adalah:
Spasme arteri serebral, yang disertai perdarahan subarachnoid.
Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Angiografi serebral
Membantu menunjukkan penyebab stroke secara spesifik, misalnya
pertahanan atau sumbatan arteri.
2. Skan Tomografi Komputer (Computer Tomography scan – CT-scan)
Mengetahui adamya tekanan normal dan adanya trombosis, emboli
serebral, dan tekanan intrakranial (TIK). Peningkatan TIK dan cairan yang
mengandung darah menunjukan adanya perdarahan subarakhnoid dan
perdarahan intrakranial. Kadar protein total meningkat, beberapa kasus
trombosis disertai proses inflamasi.
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Menunjukan daerah infark, perdarahan, malformasi arteriovena
(MAV).
4. Ultrasonografi doppler (USG doppler)
Mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah sistem arteri
karotis [aliran darah atau timbulnya plak]) dan arteriosklerosis.
5. Elektroensefalogram (Electroencephalogram-EEG)
Mengidentifikasi masalah pada otak dan memperlihatkan daerah
lesi yang spesifik.
6. Sinar X tengkorak
Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pienal daerah yang
berlawanan dari massa yang meluas, klasifikasi karotis interna terdapat
pada trombosis serebral; klasifikasi parsial dinding aneurisma ada
perdarahan subarakhnoid.
7. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan cara memeriksakan
darah rutin, gula darah, urine rutin, cairan serebrospinal, analisa gas darah
(AGD), biokimia darah, dan elektrolit. (Batticaca, 2008)
F. Penatalaksanaan Medik
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS,
nomor register, diagnose medis.
2. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo,
dan tidak dapat berkomunikasi.
3. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada
saat klien sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual,
muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan
separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
4. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia,
riwayat trauma kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat
anti koagulan, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan.
5. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes
militus.
B. Pengumpulan data:
a. Aktivitas/istirahat
Klien akan mengalami kesulitan aktivitas akibat kelemahan, hilangnya
rasa, paralisis, hemiplegi, mudah lelah, dan susah tidur.
b. Sirkulasi
Adanya riwayat penyakit jantung, katup jantung, disritmia, CHF,
polisitemia.Dan hipertensi arterial.
c. Integritas Ego.
Emosi labil, respon yang tak tepat, mudah marah, kesulitan untuk
mengekspresikan diri.
d. Eliminasi
Perubahan kebiasaan Bab. dan Bak.Misalnya inkoontinentia urine, anuria,
distensi kandung kemih, distensi abdomen, suara usus menghilang.
e. Makanan/caitan :
Nausea, vomiting, daya sensori hilang, di lidah, pipi, tenggorokan,
dysfagia
f. Neuro Sensori
Pusing, sinkope, sakit kepala, perdarahan sub arachnoid, dan
intrakranial.Kelemahan dengan berbagai tingkatan, gangguan penglihatan,
kabur, dyspalopia, lapang pandang menyempit. Hilangnya daya sensori
pada bagian yang berlawanan dibagian ekstremitas dan kadang-kadang
pada sisi yang sama di muka.
g. Nyaman/nyeri
Sakit kepala, perubahan tingkah laku kelemahan, tegang pada otak/muka.
h. Respirasi
Ketidakmampuan menelan, batuk, melindungi jalan nafas.Suara nafas,
whezing, ronchi.
i. Keamanan
Sensorik motorik menurun atau hilang mudah terjadi injury.Perubahan
persepsi dan orientasi Tidak mampu menelan sampai ketidakmampuan
mengatur kebutuhan nutrisi.Tidak mampu mengambil keputusan.
j. Interaksi sosial
Gangguan dalam bicara, Ketidakmampuan berkomunikasi. (Santosa,
2007)
C. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d Gangguan neurologis
2. Gangguan persepsi sensori b.d hipoksia serebral
3. Gangguan komunikasi verbal b.d gangguan neuromuskuler
D. Rencana Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif b.d gangguan neurologis.
SLKI: Pola napas
Frekuensi napas
Keseimbangan asam-basa
Konservasi energi
Status neurologis
Observasi:
Terapeutik:
Edukasi:
Kolaborasi:
Dukungan sosial
Fungsi sensori
Kesadaran diri
Proses informasi
Status neurologi
Statuskognitif
SIKI: Dukungan kepatuhan program pengobatan
Observasi:
Terapeutik:
Edukasi:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan
peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan
di otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau
kematian. Stroke masih merupakan masalah medis yang menjadi masalah
kesakitan dan kematian nomor 2 di Eropa serta nomor 3 di Amerika
Serikat. Sebanyak 10% penderita stroke mengalami kelemahan yang
memerlukan perawatan. Pengkajian yang sangat diperhatikan dalam
asuhan keperawatan stroke ini adalah pemeriksaan fisik 12 saraf kranial.
Diagnosa yang dapat diangkat pada asuhan keperawatan pasien dengan
stroke ini adalahGangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
tidak adekuatnya sirkulasi darah serebral, Kerusakan mobilitas fisik
berhubungan dengan gangguan neuromuskular, Defisit perawatan diri
berhubungan dengan gangguan neuromuskular, Defisit pengetahuan:
keluarga berhubungan dengan keterbatasan kognitif, Kerusakan
komunikasi verbal behubungan dengan kerusakan neuromuskular,
Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan trauma neurologis,
Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan psikososial dan
Resiko tinggi terhadap menelan behubungan dengan kerusakan
neuromuskular.
B. Saran
Agar pengetahuan tentang “Askep pada Klien Stroke” dapat di
pahami dan dimengerti oleh para pembaca sebaiknya makalah ini di
pelajari dengan baik karena dengan mengetahui “Askep pada Klien
Stroke” dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam ilmu medis.
Karena dengan bertambah nya pengetahuan dan wawasan tersebut maka
kita akan temotivasi lagi untuk belajar menjadi orang yang lebih baik
dalam hal ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, M. (2010). Pengkajian Keperawatan Pada Praktik Klinik. . Jakarta: Salemba Medika.
Hutapea, R. (2015). Kalimantan Barat, Penderita Stroke Tertinggi. Depok: tersedia dalam
www.sinarharapan.co/news/read/150513024/kalimantan-barat-penderita-stroke-
tertinggi%20o (diunggah pada tanggal 13 Mei 2015 pukul 14:15 WIB, diakses pada
tanggal 4 Mei 2020
Smeltzer, d. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8
Vol 2. alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih. Jakarta:
EGC.