Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN CIDERA KEPALA

DISUSUN OLEH :
1. EEN HUSNUL FEBRIANTI (194201416023)
2. FITRI MILENIA (194201416050)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Cidera kepala ”.
Dalam melaksanakan pembuatan Makalah ini penulis telah mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ns Tommy J.Wowor,MM,M Kep., . selaku dosen
Mata kuliah Kepawaratan Keperawatan Kritis dan seluruh teman-teman yang telah memberikan
dukungan dan semangat sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dalam kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat Penulis harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun
yang telah menyusun Makalah ini dan umumnya bagi pembaca Makalah ini, saya ucapkan
banyak terima kasih atas kesempatannya.

Jakarta, 18 maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................................2
1.3 Manfaat.................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4
2. 1 Anatomi Fisiologi ................................................................................................4
2. 2 Pengertian..............................................................................................................7
2. 3 Etiologi..................................................................................................................8
2. 4 Manifestasi Klinis...............................................................................................10
2. 5 Patoflowdiagram.................................................................................................11
2. 6 Pemeriksaan Penunjang......................................................................................13
2. 7 Komplikasi..........................................................................................................13
2. 9 Penatalaksanaan Medis.......................................................................................13
2. 9 Asuhan Keperawatan.......................................................................................13
BAB III PENUTUP...........................................................................................................18
3. 1 Kesimpulan.........................................................................................................18
3. 2 Saran....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cedera kepala atau trauma brain injury merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi
didunia dan terbanyak diantara penyebab utama mortalitas serta morbilitas pada semua
umur.1
Cedera kepala dapat menyebabkan luka di bagian kepala, luka pada kulit di bagian kepala,
ruptur meninges pada otak, serta kerusakan jaringan otak dan dapat mengakibatkan gangguan
fungsi neurologis.2
Cedera kepala merupakan kasus trauma yang paling sering terjadi setiap harinya. Bahkan
paling sering dijumpai di unit gawat darurat di setiap rumah sakit. Cedera kepala
didefinisikan sebagai penyakit non degenerative dan non kongenital yang disebabkan oleh
massa mekanik dari luar tubuh yang melibatkan scalp atau kulit kepala, tulang tengkorak,
dan tulang-tulang yang membentuk wajah atau otak.1,2,3
Cedera kepala adalah suatu kejadian adanya traumatik fungsi otak dengan atau tanpa
perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak
(Takatelide et al.2017).
1.2 Tujuan
1. Mampu memahami dan menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan
Cidera Kepala
2. Mampu melakukan simulasi asuhan keperawatan pada klien dengan Cidera Kepala.
3. Mampu mengintegrasikan hasil-hasil penelitian ke dalam asuhan keperawatan.
4. Mampu melakukan simulasi pengelolaan sistem asuhan keperawatan.
5. Mampu mendemontrasikan intervensi keperawatan pada kasus klien dengan Cidera
Kepala.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Fisiologi

2.2 Pengertian
Menurut (Aryani, R, 2016) mengatakan bahwa cedera kepala merupakan suatu trauma yang
mempengaruhi otak dan disebabkan oleh kekuatan eksternal yang mengubah tingkat
kesadaran dan merusak fungsi kognitif, fisik, perilaku dan emosional.
Cedera kepala adalah salah satu penyakit neurologis yang sering terjadi diantara penyakit
neurologis lainnya akibat kecelakaan, meliputi otak, tengkorak ataupun hanya kulit kepala
(Brunnner & Suddarth, 2016)
2.3 Etiologi
Etiologi cedera kepala dapat berasal dari berbagai sumber yaitu kekerasan tumpul; kasus
paling sering dalam etiologi ini ialah karena kecelakaan, pembunuhan, atau dapat juga
bunuh diri.7 Selain itu kekerasan tajam merupakan jenis kekerasan yang cukup banyak
terjadi. Benda penyebab tersering ialah batang besi atu kayu runcing, pecahan kaca, atau
bendabenda lain yang tajam. Cedera akibat tembakan juga dapat menyebabkan kematian
dimana dilihat dari kerusakan yang ditimbulkan, kaliber peluru dan jenis peluru yang
digunakan, jarak tembakan, deformitas yang terjadi pada tulang dan peluru, jalannya peuru
yang masuk pada otak.8
Cedera kepala akibat gerakan mendadak juga dapat dimasukan kedalam etiologi yang dapat
meyebabkan kematian meskipun tidak terdapat kekerasan yang nampak langsung pada
kepala cedera dapat terjadi oleh karena gerakan yang mendadak misalnya suatu
percepatan, perlambatan, atau perputaran. Kerusakan yang terjadi terutama pada
pembuluh darah otak dan jaringan sekitarnya.9
Menurut patomekanisme cedera kepala dapat terbagi atas cedera primer yang merupakan
cedera kepala sebagai akibat langsung dari suatu ruda paksa, dapat berupa benturan
langsung ataupun proses akselerasi-deselerasi gerakan kepala. Pada cedera primer dapat
diakibatkan oleh adanya peristiwa coup dan countrecoup. Cedera sekunder merupakan
cedera yang terjadi akibat berbagai proses patologik yang timbul sebagai tahap lanjutan dari
kerusakan otak primer berupa perdarahan, edema otak, kerusakan neuron yang
berkelanjutan, iskemia. dan perubahan neurokimiawi. Pada cedera sekunder terjadi
gangguan proses metabolisme dan homeostatis ion-ion sel otak, hemodinamika
intracranial, dan kompartemen cairan serebrospinalis (CSS) yang dimulai setelah terjadinya
trauma namun tidak tampak secara klinis segera setelah trauma.9
2.4 Manifestasi Klinik
1. Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit atau lebih
2. Kebingungan
3. Iritabel
4. Pucat
5. Mual dan muntah
6. Pusing kepala
7. Terdapat hematoma
8. Kecemasan
9. Sukar untuk dibangunkan
10. Bila fraktur, mungkin adanya ciran serebrospinal yang keluar dari hidung (rhinorrohea)
dan telinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal.
11. Peningkatan TD, penurunan frekuensi nadi, peningkatan pernafasan.
2.5 Patoflowdiagram

2.6 Pemeriksaan Penunjang


3. Pemeriksaan penunjang Menurut Manurung (2018) hasil pemeriksaan laboratorium
yang sering ditemukan pada pasien dengan cedera kepala sebagai berikut :
a. Foto Polos Foto polos indikasi meliputi jejas lebih dari 5 cm , luka tembus
(peluru/tajam), deformasi kepala (dari inspeksi dan palpasi), nyeri kepala yang menetap,
gejala fokal neurologis, dan gangguan kesadaran.
b. CT – Scan CT scan kepala adalah standart baku dalam penatalaksanaan cedera kepala.
Pemeriksaan CT scan kepala untuk memastikan adanya patah tulang, pendarahan,
pembengkakan jaringan otak, dan kelainan lain di otak. Indikasi CT Scan adalah :
1) Nyeri kepala menetap atau muntah-muntah yang tidak menghilang setelah pemberian
obat-obatan analgesia atau antimuntah.
2) Adanya kejang – kejang, jenis kejang fokal lebih bermakna terdapat pada lesi
intrakranial dibandingkan dengan kejang general.
3) Penurunan GCS lebih dari 1 dimana faktor – faktor ekstrakranial telah disingkirkan
(karena penurunan GCS dapat terjadi misalnya karena syok, febris, dll)
4) Adanya fraktur impresi dengan lateralisasi yang tidak sesuai.
5) Luka tembus akibat benda tajam dan peluru.
6) Perawatan selama 3 hari tidak ada perubahan yang membaik dari GCS
c. Untuk pemeriksaan laboratorium, umumnya pemeriksaan darah lengkap, gula darah
sewaktu, ureum-kreatinin, analisis gas darah dan elektrolit.
d. Pemeriksaan neuropsikologis (sistem saraf kejiwaan) adalah komponen penting pada
penilaian dan penatalaksanan cedera (Anurogo and Usman, 2014)
e. MRI Magnetic resonance imaging (MRI) biasa digunakan untuk pasien yang memiliki
abnormalitas status mental yang digambarkan oleh CT Scan. MRI telah terbukti lebih
sensitif daripada CT-Scan, terutama dalam mengidentifikasi lesi difus non hemoragik
cedera aksonal.
f. EEG Peran yang paling berguna EEG pada cedera kepala mungkin untuk membantu
dalam diagnosis status epileptikus non konfulsif. Dapat melihat perkembangan
gelombang yang patologis. Dalam sebuah studi landmark pemantauan EEG terus
menerus pada pasien rawat inap dengan cedera otak traumatik. Kejang konfulsif dan non
konfulsif tetap terlihat dalam 22%. Pada tahun 2012 sebuah studi melaporkan bahwa
perlambatan yang parah pada pemantauan EEG terus menerus berhubungan dengan
gelombang delta atau pola penekanan melonjak dikaitkan dengan hasil yang buruk pada
bulan ketiga dan keenam pada pasien dengan cedera otak traumatik.
g. Serebral angiography: menunjukan anomalia sirkulasi serebral , seperti perubahan
jarigan otak sekunder menjadi udema, perubahan dan trauma.
h. Serial EEG: dapat melihat perkembangan gelombang yang patologis.
i. X-Ray: mendeteksi perubahan struktur tulang (fraktur), perubahan struktur garis
(perdarahan / edema), fragmen tulang.
j. BAER: mengoreksi bats fungsi corteks dan otak kecil k. PET: mendeteksi perubahan
aktivitas metabolisme otak
l. CSF, lumbalis punksi : dapat dilakukan jika diduga terjadi perdarahan subarachnoid.
m. ABGs: mendeteksi keberadaan ventilasi atau masalah pernapasan (oksigenisasi) jika
terjadi peningkatan tekanan intrakranial
n. Kadar elektrolit: untuk mengkoreksi keseimbangan elektrolit sebagai akibat
peningkatan tekanan intrakranial
o. Screen toxicologi: untuk mendeteksi pengaruh obat sehingga menyebabkan penurunan
kesadaran (Rendy and Margaret Clevo, 2012)
p. Rontgen thoraks 2 arah (PA/AP dan lateral) Rontgen thoraks menyatakan akumulasi
udara/cairan pada area pleural
q. Toraksentesis menyatakan darah/cairan r. Analisa Gas Darah (AGD/Astrup) Analisa
gas darah adalah salah satu tes diagnostic untuk menentukan status repirasi. Status
respirasi yang dapat digambarkan melalui pemeriksaan AGD ini adalah status oksigenasi
dan status asam basa.
2.7 Komplikasi

2.8 Penatalaksanaan medis


2.9 Askep 3S PPNI 2016
BAB III PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Kumar R dan Mahapatra AK. A Textbook of Head Injury. Edisi ke New Delhi: JP Medical
Ltd; 2012.
2. Manarisip MEI, Oley M, Limpeleh H. Gambaran CT Scan Kepala Pada Penderita Cedera
Kepala Ringan di BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 2012-2013. J E-Clin.
2014;2(2) : 1-4.
1. American college of surgeons. Advanced Trauma Life Support (ATLS), student Course
Manual. Ed. 10; 2018: p. 104-24.
2. Wahjoepramono EJ. Cedera Kepala. Lippo Karawaci : Fakultas Kedokteran Universitas Pelita
Harapan; p. 1-6
3. Acuan Panduan Praktik Klinis Neurologi. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia
(PERDOSSI); 2016. p.165.
Aryani, R, D. (2016). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem.Trans Info
Media. Brunnner & Suddarth. (2016).Keperawatan Medikal Bedah.EGC.
8. Solmaz I, Kural C, Temiz C, Temiz C, Secer H. Traumatic brain injury due to gunshot wounds: a
single institution's experience with 442 consecutive patients. Turkish Neurosurgery.
2009;19:217.
9. Weisberg LA, Garcia CA, Strub RL. Head truma. In: Essentials of Clinical Neurology. Aspen
Publishers, 1989; p. 3-4, 10.

Anda mungkin juga menyukai