Dosen Pembimbing :
Oleh Kelompok 2 :
TAHUN 2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmatNya sehingga
makalah kami yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Cedera Kepala
Sedang” dapat selesai tepat pada waktunya. Penulis mengharapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan terhadap penyakit
ini.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh sebab itu,
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah
yang telah penulis buat. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah
senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
C. Tujuan .............................................................................................................. 2
A. Definisi .............................................................................................................. 3
B. Etiologi .............................................................................................................. 3
C. Manifestasi ....................................................................................................... 4
D. Patofisiologi ...................................................................................................... 7
E. Pathway ............................................................................................................ 8
F. Klasifikasi ......................................................................................................... 8
G. Komplikasi ....................................................................................................... 9
I. Pencegahan ...................................................................................................... 10
J. Penatalaksanaan ............................................................................................. 10
A. Pengkajian ...................................................................................................... 12
ii
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan ................................................... 18
BAB 4 PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 26
B. Saran ............................................................................................................... 26
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama kematian pada pengguna
kendaraan bermotor karena tingginya tingkat mobilitas dan kurangnyakesadaran untuk
menjaga keselamatan di jalan raya (Baheram, 2007). Lebih dari 50% kematian
disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan bermotor. Setiap tahun, lebih
dari 2 juta orang mengalami cedera kepala, 75.000 diantaranya meninggal dunia dan lebih
dari 100.000 orang yang selamat akan mengalami disabilitas permanen
(Widiyanto,2007).
Cedera kepala akan memberikan gangguan yang sifatnya lebih kompleks bila
dibandingkan dengan trauma pada organ tubuh lainnya. Hal ini disebabkan karena
struktur anatomic dan fisiologik dari isi ruang tengkorak yang majemuk, dengan
konsistensi cair, lunak dan padat yaitu cairan otak, selaput otak, jaringan syaraf,
pembuluh darah dan tulang (Retnaningsih,2008).
1
Angka kejadian cedera kepala pada laki-laki 58% lebih banyak dibandingkan
perempuan. Hal ini disebabkan karena mobilitas yang tinggi di kalangan usiaproduktif
sedangkan kesadaran untuk menjaga keselamatan di jalan masih rendah disamping
penanganan pertama yang belum benar benar rujukan yang
terlambat(SezanneC.Smeltzer&BrendaG.Bare,2013).
Melihat masalah di atas dan peran perawat dalam menangani masalah cedera
kepala sedang, maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus asuhan keperawatan
pada pasien dengan masalah cedera kepala sedang.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Untuk mengetahui asuhan keperawatan gawatdarurat pada pasien cedera kepala sedang
2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Cedera kepala adalah cedera kepala terbuka dan tertutup yang terjadikarena, fraktur
tengkorak, kombusiogegar serebri, kontusiomemar, leserasi dan perdarahan serebral
subarakhnoid, subdural, epidural, intraserebral, batang otak (Doenges, 2000). Cedera
kepala sedang adalah cedera kepala dengan skala koma glassgow9 -13, lesio peratif dan
abnormalitas dalam CT-scan dalam 48 jam rawat inap di Rumah Sakit(Torner,1999).
Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama
pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu
lintas(Arif,2000).Cedera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung atau
deselerasi terhadap kepala yang menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak (Pierce
&Neil.2006).
Cedera kepala merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat menyebabkan
gangguan fisik dan mental yang kompleks. Gangguan yang ditimbulkan dapat bersifat
sementara maupun menetap, seperti defisit kognitif, psikis, intelektual, serta gangguan
fungsi fisiologis lainnya.Hal ini disebabkan oleh karena trauma kepala dapat mengenai
berbagai komponen kepala mulai dari bagian terluar hingga terdalam, termasuk
tengkorak dan otak (Soertidewi,2006).
Cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat congenital atau
pundegeneratif, tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik dari luar, yang dapat
mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan
kognitif dan fungsi fisik(Brain InjuryAssosiation ofAmerica, 2009). Cedera kepala
adalah cedera yang terjadi pada kulit kepala, tengkorak dan otak
(SezanneC.Smeltzer&BrendaG.Bare,2013).
B. Etiologi
1. Trauma tajam
3
Trauma oleh benda tajam: menyebabkan cedera setempat dan menimbulkan cedera
lokal. Kerusakan local meliputi contusion serebral, hematom serebral, kerusakan otak
sekunder yang disebabkan perluasan masa lesi, pergeseran otak atau hernia.
2. Trauma tumpul
2) Cedera kontra cup adalah kerusakan cedera berlawanan pada sisi desakan
benturan.
d. Lokasi benturan
e. Rotasi: pengubahan posisi rotasi pada kepala menyebabkan trauma regangan dan
robekan substansia alba dan batang otak. Depresi fraktur: kekuatan yang mendorong
fragmen tulang turun menekan otak lebih dalam. Akibatnya CSS mengalir keluar ke
hidung, kuman masuk ke telinga kemudian terkontaminasi CSS lalu terjadi infeksi dan
mengakibatkan kejang.
C. Manifestasiklinis
a. Oedema pulmonal
4
Edema paru adalah suatu kondisi saat terjadi penumpukan cairan diparu-paru yang
dapat mengganggu fungsi paru-paru. Biasanya ditandai dengan gejala sulit
bernafas.
b. Kejang infeksi
Kejang infeksi adalah kejang yang disebabkan oleh infeksi kumandi dalam saraf
pusat.
Herniasi otak adalah kondisi ketika jaringan otak dan cairan otak bergeser dari
posisi normalnya. Kondisi ini dipicu oleh pembengkakan otak akibat cedera
d. Hemiparase
Hemiparase adalah kondisi ketika salah satu sisi tubuh mengalami kelemahan
yang dapat mempengaruhi lengan, kaki, dan otot wajah sehingga sulit untuk
digerakkan.
1. Gangguan otak
2) Muntah-muntah
3) Pusing
5
6) Tidak sadar >10 menit, jika area yang terkena luas dapat berlangsung >2-3
hari setelah cedera
7) Muntah-muntah
8) Amnesia
a. Suatu akumulasi darah pada ruang tulang tengkorak bagian dalam dan
meningen paling luar. Terjadi akibat robekan arteri meningeal
b) Ptosis
3. Hematom subdural
4. Hematom intrakranial
akselerasi-deselerasi tiba-tiba
6
5. Fraktur tengkorak
2) Jika garis fraktur meluas kearah orbital atau sinus paranasal (resiko
perdarahan)
b. Fraktur basiler
D. Patofisiologi
Cedera kepala menyebabkan sebagian sel yang terkena benturan mati atau rusak
irreversible, proses ini disebut proses primer dan sel otak disekelilingnya akan
mengalami gangguan fungsional tetapi belum mati dan bila keadaan menguntungkan
sel akan sembuh dalam beberapa menit, jam atau hari. Proses selanjutnya disebut
proses patologi sekunder.
Proses inflamasi terjadi segera setelah trauma yang ditandai dengan aktifasi
substansi mediator yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah, penurunan aliran
darah, dan permeabilitas kapiler yang meningkat. Hal ini menyebabkan akumulasi
cairan (edema) dan leukosit pada daerah trauma. Sel terbanyak yang berperan dalam
respon inflamasi adalah sel fagosit, terutama sel leukosit Polymorphonuclear (PMN),
yang terakumulasi dalam 30 - 60 menit yang memfagosit jaringan mati. Bila
penyebab respon inflamasi berlangsung melebihi waktu ini, antara waktu 5-6 jam
akan terjadi infiltrasi sel leukosit mononuklear, makrofag, dan limfosit. Makrofag ini
membantu aktivitas sel polymorphonuclear (PMN) dalam proses fagositosis (Riahi,
2006).
7
E. Pathway
Benturan kepala
Trauma kepala
Luka terbuka
Gangguan rasa nyaman Nyeri Akut
Risiko Infeksi
F. Klasifikasi
8
Gangguan fungsi neurologi ringan tanpa tanpa adanya kerusakan struktur otak,
terjadi hilangnya kesadaran kurang dari 10 menit atau tanpa disertai amnesia
retrograde, mual, muntah, nyeri kepala.
Gangguan fungsi neurologi disertai kerusakan jaringan otak tetapi kontinuitas otak
masih utuh, hilangnya kesadaran lebih dari 10 menit.
c. Laserasio serebri
Gangguan fungsi neurologi disertai kerusakan otak yang berat dengan fraktur
tengkorak terbuka. Massa otak terkelupas keluar dari rongga intra kranial.
Jika GCS antara 13-15, dapat terjadi kehilangan kesadaran kurang dari 30 menit,
tidak terdapat fraktur tengkorak, kontusio atau hematom.
Jika nilai GCS antara 9-12, hilang kesadaran antara 30 menit sampai dengan 24 jam,
dapat disertai fraktur tengkorak, disorientasi ringan.
Jika GCS berada antara 3-8, hilang kesadaran lebih dari 24 jam, biasanya disertai
kontusio, laserasi atau adanya hematom, edema serebral.
G. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada pasien cedera kepala menurut Wahjoepramono (2005)
antara lain :
cedera otak sekunder akibat hipoksia dan hipotensi, edema Serebral, peningkatan tekanan
intrakranial, herniasi jaringan otak, infeksi, hidrosefalus.
9
H. Pemeriksaan Penunjang
a). CT Scan. CT-Scan (dengan atau tanpa kontras): mengidentifikasi luasnya lesi,
perdarahan, determinan ventrikuler, dan perubahan jaringan otak. Catatan : Untuk
mengetahui adanya infark / iskemia jangan dilekukan pada 24 - 72 jam setelah injuri;
b). Adanya nyeri kepala, mual, muntah, kejang, penurunan kesadaran, mengidentifikasi
adanya hemoragi, pergeseran jaringan otak;
g) Test Orientasi dan Amnesia Galveston (TOAG). Untuk menentukan apakah penderita
trauma kepala sudah pulih daya ingatnya.
I. Pencegahan
J. Penatalaksanaan
10
Penderita cedera kepala ditentukan atas dasar beratnya cedera dan dilakukan
menurut urutan prioritas. Pasien dengan cedera kepala harus ditangani dan dipantau terus
sejak tempat kecelakaan, selama perjalanan dari tempat kejadian sampai rumah sakit,
diruang gawat darurat, kamar radiologi, sampai ke ruang operasi, ruang perawatan atau
ICU, sebab sewaktu-waktu bisa memburuk akibat aspirasi, hipotensi, kejang dan
sebagainya.
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. DATA UMUM
1. Nama : An.G
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : Sma
6. Pekerjaan : Pelajar
9. No. Rm : 0129
2. RIWAYAT KESEHATAN
Pasien datang dengan keluhan utama pusing dan terdapat luka memar pada wajah
di bagian mata kiri.
Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas dan langsung di bawa ke RS. Harapan &
Doa dan langsung mendapatkan perawatan karena pasien mengalami perdarahan lewat
hidung dan muntah disertai darah. Luka memar di bagian wajah kiri. Kemudian pasien
dirujuk ke RSUD.Jakarta Medika untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
12
Keluarga mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan. Pasien adalah anak
kedua dari empat orang bersaudara.
B. ANALISA DATA
13
3. - Klien - klien tampak Gangguan rasa Gejala Penyakit
mengeluh sulit meringis nyaman
tidur - Nadi : 72x
- klien /menit
mengatakan
nyeri yang di
rasakan hilang
timbul
- klien
mengeluh tidak
nyaman
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
14
- kesulitan tidur -Identifikasi respons
menurun nyeri non verbal
-Identifikasi faktor
yang memperberat
dan memperingan
nyen
-Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri Identifikasi
pengaruh nyeri pada
kualitas hidup -
Monitor efek
samping
penggunaan
analgetik
T:
-Berikan teknik
nonfarmakologi
untuk mengurangi
rasa nyeri
-Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
-Fasilitasi istirahat
dan tidur -
Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
15
E:
-Jelaskan
penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
-Jelaskan strategi
meredakan nyeri
-Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
K:
-Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu
2. Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan O:
Kerusahan Integritas tindakan keperawatan -Monitor tanda
Kulit d.d kulit di sekitar 2x24 jam didapatkan gejala infeksi lokal
muka kemerahan kriteria hasil : dan sistemik
- kemerahan menurun
- nyeri menurun T:
-Batasi jumlah
pengunjung edema -
Berikan perawatan
kulit pada daerah
edema
-Cuci tangan
sebelum dan
sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien -
Pertahankan teknik
16
aseptik pada pasien
berisiko tinggi
E:
-Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
-Ajarkan cara
memeriksa luka -
Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
K:
-Kolaborasi
pemberian
imunisasi, Jika perlu
3. Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan O:
b.d Gejala Penyakit d.d tindakan keperawatan -Identifikasi adanya
mengeluh sulit tidur 2x24 jam didapatkan nyeri atau keluhan
kriteria hasil : fisik lainnya -
- keluhan tidak Identifikasi toleransi
nyaman menurun fisik melakukan
- keluhan sulit tidur pergerakan
menurun -Monitor frekuensi
jantung dan tekanan
darah sebelum
memulai mobilisasi
-Monitor kondisi
umum selama
melakukan
mobilisasi
T:
17
-Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan
alat bantu
-Fasilitasi
melakukan
pergerakan, jika
perlu
-Libatkan keluarga
untuk membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
E:
-Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
-Anjurkan
melakukan
mobilisasi dini
-Ajarkan mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
(mis. Duduk di
tempat tidur)
18
fisiologis d.d nyeri Identifikasi pusing bagian
mengeluh nyeri skala nyeri kepala
2. Mengidentifikasi - Klien
respons nyeri non mengeluh
verbal nyeri pada
3. Mengidentifikasi bagian wajah
faktor yang O:
memperberat dan - Klien
memperingan nyen mengeluh
4. Mengidentifikasi pusing bagian
pengetahuan dan kepala
keyakinan tentang - Klien
nyeri Identifikasi mengeluh
pengaruh nyeri pada nyeri pada
kualitas hidup bagian wajah
5. Memonitor efek P :
samping Kecelakaan
penggunaan lalu lintas
analgetik Q : Tertusuk-
6. Memberikan teknik tusuk
nonfarmakologi R : Kepala
untuk mengurangi (wajah)
rasa nyeri S : Skala nyeri
7. Mengkontrol 7
lingkungan yang T : Hilang
memperberat rasa Timbul
nyeri
A:
8. Memfasilitasi
- Masalah
istirahat dan tidur
teratasi
9. Mempertimbangkan
sebagian
jenis dan sumber
P:
nyeri dalam
- Intervensi
dilanjutkan
19
pemilihan strategi
meredakan nyeri
10. Menjelaskan
penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
11. Menjelaskan
strategi meredakan
nyeri
12. Mengajarkan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
13. Mengkolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu
Selasa, 02 S:
Mei 2023 / - Klien
09.00 WIB mengeluh
pusing bagian
kepala
berkurang
- Klien
mengeluh
nyeri pada
bagian wajah
berkurang
O:
- Klien
mengeluh
pusing bagian
kepala
berkurang
20
- Klien
mengeluh
nyeri pada
bagian wajah
berkurang
P :
Kecelakaan
lalu lintas
Q : Tertusuk-
tusuk mulai
mereda
R : Kepala
(wajah)
S : Skala nyeri
0
T : Hilang
A:
- Masalah
teratasi
P:
- Intervensi
dihentikan
2. Resiko infeksi Senin, 01 Mei 1. Memonitor tanda S:
b.d Kerusahan 2023 / 09.00 gejala infeksi lokal - Pasien
Integritas Kulit WIB dan sistemik mengatakan
d.d kulit di 2. Membatasi jumlah terasa nyeri
sekitar muka pengunjung edema pada bagian
kemerahan 3. Memberikan wajah akibat
perawatan kulit luka memar
pada daerah edema O:
4. Mencuci tangan - tampak luka
sebelum dan kemerahan
sesudah kontak pada bagian
21
dengan pasien dan wajah akibat
lingkungan pasien luka memar
5. Mempertahankan A:
teknik aseptik pada - Masalah
pasien berisiko teratasi
tinggi sebagian
6. Menjelaskan tanda P:
dan gejala infeksi - Intervensi
7. Mengajarkan cara dilanjutkan
memeriksa luka
8. Menganjurkan
meningkatkan
asupan cairan
9. Mengkolaborasi
pemberian
imunisasi, Jika
perlu
Selasa, 09 S:
Mei 2023 / - Pasien
09.00 WIB mengatakan
nyeri pada
bagian wajah
akibat luka
mulai mereda
O:
- tampak luka
kemerahan
pada bagian
wajah akibat
luka mulai
membaik
A:
22
- Masalah
teratasi
P:
- Intervensi
dihentikan
3. Gangguan rasa Senin, 01 Mei 1. Mengidentifikasi S:
nyaman b.d 2023 / 09.00 adanya nyeri atau - Klien
Gejala Penyakit WIB keluhan fisik mengeluh sulit
d.dmengeluh lainnya tidur klien
sulit tidur 2. Mengidentifikasi mengatakan
toleransi fisik nyeri yang di
melakukan rasakan hilang
pergerakan timbulklien
3. Memonitor mengeluh
frekuensi jantung tidak nyaman
dan tekanan darah O:
sebelum memulai - klien tampak
mobilisasi meringis
4. Memonitor kondisi - Nadi : 72x
umum selama /menit
melakukan A:
mobilisasi - Masalah
5. Memfasilitasi teratasi
aktivitas mobilisasi P:
dengan alat bantu - Intervensi
6. Memfasilitasi dihentikan
melakukan
pergerakan, jika
perlu
7. Melibatkan
keluarga untuk
membantu pasien
dalam
23
meningkatkan
pergerakan
8. Menjelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
9. Menganjurkan
melakukan
mobilisasi dini
10. Mengajarkan
mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
(mis. Duduk di
tempat tidur)
Selasa, 02 11. Mengidentifikasi S:
Mei 2023 / adanya nyeri atau - Klien mulai
09.00 WIB keluhan fisik tidur teratur
lainnya klien
12. Mengidentifikasi mengatakan
toleransi fisik nyeri yang di
melakukan rasakan
pergerakan meredaklien
13. Memonitor mulai merasa
frekuensi jantung nyaman
dan tekanan darah O:
sebelum memulai - Nadi : 80x
mobilisasi /menit
14. Memonitor kondisi A:
umum selama - Masalah
melakukan teratasi
mobilisasi P:
- Intervensi
dihentikan
24
15. Memfasilitasi
aktivitas mobilisasi
dengan alat bantu
16. Memfasilitasi
melakukan
pergerakan, jika
perlu
17. Melibatkan
keluarga untuk
membantu pasien
dalam
meningkatkan
pergerakan
18. Menjelaskan tujuan
dan prosedur
mobilisasi
19. Menganjurkan
melakukan
mobilisasi dini
20. Mengajarkan
mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
(mis. Duduk di
tempat tidur)
25
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cedera kepala adalah cedera kepala terbuka dan tertutup yang terjadikarena, fraktur
tengkorak, kombusiogegar serebri, kontusiomemar, leserasi dan perdarahan serebral
subarakhnoid, subdural, epidural, intraserebral, batang otak (Doenges, 2000). Cedera
kepala sedang adalah cedera kepala dengan skala koma glassgow9 -13, lesio peratif dan
abnormalitas dalam CT-scan dalam 48 jam rawat inap di Rumah Sakit(Torner,1999).
Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama
pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu
lintas(Arif,2000).Cedera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung atau
deselerasi terhadap kepala yang menyebabkan kerusakan tengkorak dan otak (Pierce
&Neil.2006).
B. Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar
penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
26
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Agus Yudawijaya, Sp.S., M.Si.Med “Tatalaksana Cedera Kepala” Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia Jakarta 2022
Haryono, R., & Utami, M. P. S. (2019). Keperawatan Medikal Bedah II. Yogyakarta: PT.
Pustaka Baru
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta
selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Inonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). KMB 2 (Keperawatan Medikal Bedah). Yogyakarta:
Nuha Medika.
27