Anda di halaman 1dari 12

Contoh kasus komunitas

Dari hasil pengkajian keperawatan komunitas di RW 2 tanah baru didapatkan data sebagai
berikut: jumlah penduduk balita sebanyak 30% dari total penduduk, mayoritas tingkat
pendidikan SD 32% dan buta huruf 3%, rata-rata pekerja adalah swasta sebagai pedagang dan
buruh 57%, suku bangsa mayoritas betawi 75%, sosial ekonomi rata-rata menengah ke
bawah. Data pengkajian pemberian makan didapatkan; umur mulai diberikan makanan
pendamping ASI kurang 4 bulan 62% jenis makanan yang diberikan adalah pisang dan nasi
tim 45% jumlah porsi makan yang diberikan rata-rata kurang dari 3 sendok makan. Rata-rata
orang memberikan jajan bila anak malas makan, rata-rata anak mengeluh sakit perut. Data
penimbangan posyandu; 20% balita pada garis kuning, 10% pada garis merah; kunjungan
posyandu rata-rata 40% dari jumlah balita yang ada. Kunjungan ke pelayanan kesehatan
hanya 20%. Dari angket menunjukkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang gizi masih
rendah. Jumlah kader posyandu 5 orang dan yang terlatih baru 1 orang. Dari hasil observasi
didapatkan banyak lahan kosong yang tidak ditanami sayuran maupun buah-buahan.

Buat asuhan keperawatan komunitas


1. Analisa data

Data subjektif Data objektif Diagnose keperawatan


komunitas
Ds : Do :
 Berdasarkan hasil  Berdasarkan Data
pengkajian penimbangan Perilaku kesehatan cenderung
komunitas di RW 2 posyandu; 20% balita berisiko (D.0099)
tanah baru pada garis kuning,
Rata-rata orang 10% pada garis
memberikan jajan merah; kunjungan
bila anak malas posyandu rata-rata
makan, rata-rata 40% dari jumlah
anak mengeluh sakit balita yang ada.
perut.  Kunjungan ke
 Bersadarkan Data pelayanan kesehatan
pengkajian hanya 20%.
pemberian makan  Berdasarkan hasil
didapatkan; umur pengkajian
mulai diberikan keperawatan
makanan komunitas di RW 2
pendamping ASI tanah baru
kurang 4 bulan 62% didapatkan data
jenis makanan yang sebagai berikut:
diberikan adalah jumlah penduduk
pisang dan nasi tim balita sebanyak 30%
45% jumlah porsi dari total penduduk,
makan yang mayoritas tingkat
diberikan rata-rata pendidikan SD 32%
kurang dari 3 dan buta huruf 3%,
sendok makan. rata-rata pekerja
adalah swasta
sebagai pedagang
dan buruh 57%, suku
bangsa mayoritas
betawi 75%, sosial
ekonomi rata-rata
menengah ke bawah.
 Berdasarkan data
angket menunjukkan
tingkat pengetahuan
masyarakat tentang
gizi masih rendah.

2. Diagnose keperawatan komunitas


Berdasarkan pengkajian yang dilakukan maka dapat dirumus diagnose adalah sebagai
berikut : Perilaku kesehatan cenderung berisiko (D.0099)

3. Intervensi Keperawatan Komunitas


Diagnosa Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan
Keperawata Indonesia Indonesia
n Kode Kode
Perilaku (L.12107) Setelah dilakukan Intervensi Primer
kesehatan tindakan Promosi perilaku upaya
cenderung keperawatan hari (I.12472) kesehatan (I.12472)
beresiko diharapkan Observasi:
(D.0099) perilaku kesehatan 1) Identifikasi perilaku upaya
membaik. kesehatan yang dapat
digunakan
Kriteria Hasil : Terapeutik:
1) Penerimaan 2) Berikan lingkungan yang
terhadap perubahan mendukung kesehatan
status kesehatan 3) Orientasi pelayanan
meningkat kesehatan yang dapat
2) Kemapuan dimanfaatkan
melakukan
tindakan Edukasi
pencegahan maslah 1) Anjurkan persalinan ditolong
kesehatan oleh tenaga kesehatan
meningkat 2) Anjurkan memberi ASI
3) Kemampuan eksklusif
peningkatan 3) Anjurkan menimbang balita
kesehatan setiap bulan
meningkat 4) Anjurkan menggunkan air
bersih
5) Anjurkan mencuci tangan
dengan air bersih dan sabun
6) Anjurkan menggunkan
jamban sehat
7) Anjurkan memberantas
jentik dirumah senin sekali
8) Anjurkan makan sayur dan
buah setiap hari
9) Anjurkan melakukan
I.14502
aktivitas fisik setiap hari.

Intervensi Sekunder
Identifikasi Risiko
Tindakan
Obsevasi
1) Identifikasi risiko biologis,
lingkungan dan perilaku
2) Identifikasi risiko secara
berkala di masing-masing unit
3) Identifikasi risiko baru sesuai
perencanaan yang telah
ditetapkan
Terapeutik
1) Tentukan metode
pengelolaan resiko yang baik
dan ekonomis
2) Lakukan pengelolaan risiko
secara efektif
3) Lakukan Update
perencanaan secara reguler
(mis. bulanan, triwulan,
tahunan)
4) Buat perencanaan tindakan
yang memiliki timeline dan
(I.12435) penanggungjawab yang jelas
5) Dokumentasikan temuan
risiko secara akurat

Intervensi Tersier
Edukasi Perilaku Upaya
Kesehatan
Observasi:
1. Identifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
Terapeutik:
1. Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan
3. Gunakan pendekatan promosi
kesehatan, dengan
memperhatikan pengaruh,
hambatan dari lingkungan,
sosial serta budaya
Edukasi:
1. Jelaskan penanganan masalah
kesehatan
2. Informasikan sumber yang
tepat yang tersedia di
masyarakat
3. Anjurkan menggunakan
fasilitas kesehatan
4. Ajarkan program kesehatan
dalam kehidupan sehari-hari
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 02 TANAH BARU
Diagnosa Sasaran Tujuan Rencana Strategi Hari/Tgl Tempat Kriteria Standar Evaluasi
Keperawatan (SLKI) Kegiatan (SIKI)
Komunitas
Perilaku RW 2 Setelah Intervensi Kegiatan Senin/ 20 Posyandu - Pengetahuan - Ibu
kesehatan tanah komunitas April di RW 2 ibu tentang mengetahui
dilakukan Primer
cenderung baru melalui 2022 tanah baru gizi tentang gizi
beresiko tindakan Promosi perilaku promosi - Pengetahuan pada balita
(D.0099) kesehatan ibu tentang - Ibu
keperawatan upaya kesehatan
kepada ibu pencegahan mengetahui
hari (I.12472) dengan gizi buruk tentang
balita yaitu pada balita pencegahan
diharapkan Observasi:
Gerakan - Pengetahuan gizi buruk
perilaku 1) Identifikasi Tuntas ibu terhadap pada balita
Gizi Buruk jumlah - Ibu
kesehatan perilaku upaya
(RESTU asupan gizi mengetahui
membaik. kesehatan yang IBU) yang cukup jumlah
pada balita asupan gizi
dapat digunakan
yang cukup
Kriteria Hasil Terapeutik: pada balita
: - Ibu mampu
2) Berikan
menerapkan
1) lingkungan yang pemberian
Penerimaan gizi yang
mendukung
cukup pada
terhadap kesehatan balita.
perubahan 3) Orientasi
status pelayanan
kesehatan kesehatan yang
meningkat dapat
2) dimanfaatkan
Kemampuan Edukasi
melakukan 1) Anjurkan
tindakan persalinan
pencegahan ditolong oleh
masalah tenaga kesehatan
kesehatan 2) Anjurkan
meningkat memberi ASI
3) eksklusif
Kemampuan 3) Anjurkan
peningkatan menimbang balita
kesehatan setiap bulan
meningkat 4) Anjurkan
menggunkan air
bersih
5) Anjurkan
mencuci tangan
dengan air bersih
dan sabun
6) Anjurkan
menggunkan
jamban sehat
7) Anjurkan
memberantas
jentik dirumah
senin sekali
8) Anjurkan
makan sayur dan
buah setiap hari
9) Anjurkan
melakukan
aktivitas fisik
setiap hari.

Intervensi
Sekunder
Identifikasi
Risiko
Tindakan
Obsevasi
1) Identifikasi
risiko biologis,
lingkungan dan
perilaku
2) Identifikasi
risiko secara
berkala di
masing-masing
unit
3) Identifikasi
risiko baru sesuai
perencanaan yang
telah ditetapkan
Terapeutik
1) Tentukan
metode
pengelolaan
resiko yang baik
dan ekonomis
2) Lakukan
pengelolaan
risiko secara
efektif
3) Lakukan
Update
perencanaan
secara reguler
(mis. bulanan,
triwulan,
tahunan)
4) Buat
perencanaan
tindakan yang
memiliki timeline
dan
penanggungjawab
yang jelas
5)
Dokumentasikan
temuan risiko
secara akurat

Intervensi
Tersier
Edukasi Perilaku
Upaya Kesehatan
Observasi:
1. Identifikasi
kesiapan dan
kemampuan
menerima
informasi
Terapeutik:
1. Sediakan
materi dan media
pendidikan
kesehatan
2. Jadwalkan
pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
3. Gunakan
pendekatan
promosi
kesehatan,
dengan
memperhatikan
pengaruh,
hambatan dari
lingkungan, sosial
serta budaya
Edukasi:
1. Jelaskan
penanganan
masalah
kesehatan
2. Informasikan
sumber yang
tepat yang
tersedia di
masyarakat
3. Anjurkan
menggunakan
fasilitas
kesehatan
4. Ajarkan
program
kesehatan dalam
kehidupan sehari-
hari

Anda mungkin juga menyukai